Seirei Tsukai no Blade Dance:Jilid6 Bab 6

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Bab 6 - Serbuan Malam[edit]

Bagian 1[edit]

Tertimbun didalam tanah, roh kristal api menyala merah.

Kamito dan Milla yang bersembunyi dibalik batu, menghangatkan diri. Tidak seperti api unggun, sebuah roh dengan roh api yang tersegel tidak menghasilkan api atau asap, mudah menghindari deteksi oleh orang lain.

Seharusnya mereka sudah bertemu Claire dan yang lainnya sekarang, namun karena bahaya hutan dimalam hari, mereka tidak bisa melanjutkan perjalanan secara sembarangan.

Kamito akan baik-baik saja jika sendirian tapi saat ini dia didampingi oleh seorang gadis berusia tiga belas tahun.

"Kamito, apa kamu kedinginan?"

Kembali ke bentuk seorang gadis, Est dengan erat mencengkeran lengannya.

"Ah. Aku baik-baik saja."

Saat Kamito membelai kepalanya, Est menutup matanya dalam kenikmatan.

Meskipun dia masih tetap tanpa ekspresi seperti biasanya, mungkin karena dia tetap pada bentuk pedang untuk waktu yang lama, Est sekarang mencoba menjadi sedikit manja.

"Kamito, begitu hangat..."

Est terus menggosokkan wajah lembutnya pada lengan kamito.

STnBD V06 158.png

Duduk berhadapan dengan Milla yang melempar tatapan dingin pada kamito.

"Kamu membuat roh terkontrakmu melakukan hal semacam ini salama ini?"

"Tidak, ini tidak seperti itu--"

"Aku adalah pedang Kamito. Permintaanmu adalah perintah untukku."

Est mengangguk tanpa ekspresi.

"Aku mengerti. Sebuah paksaan manis dan roh polos untuk memuaskan gairah mu..."

Tatapan Milla menjadi semakin dan semakin dingin.

...Ini tidak bagus. Kesalahpahaman menjadi semakin buruk.

"J-Jadi, kalian berdua pasti lapar, kan? Jika kamu tidak keberatan, bagaimana kalau aku menyiapkan beberapa makanan?"

Kamito mencoba mengubah topik pembicaraan.

"Ya, aku lapar."

"Itu bukan saran yang buruk."

Keduanya mengangguk.

...Mereka berdua, entah bagaimana mereka terlihat sedikit mirip.

Kamito diam-diam tersenyum kecut pada dirinya sendiri.

Lalu beberapa saat kamudian--

Dari belakang batu, aroma lezat datang melintas.

Itu adalah masakan sederhana yang menggunakan roti keras yang Milla bawa sebagai bekal, ditambahkan sedikit irisan daging yang diasapi, sedikit dibumbui dengan beberapa bumbu dan dipanaskan dengan api.

Meskipun begitu, untuk Kamito dan kelompoknya yang sangat lapar, ini sudah cukup sebagai makanan mewah.

"Kamito, cepat dan biarkan aku mencoba itu."

"Apa yang harus aku lakukan pada kamu, Est..."

Tersenyum kecut, Kamito mengulurkan sepotong roti dan meletakkan dimulut Est.

"Ini lezat, Kamito"

Est mengunyah tanpa ekspresi... Dia benar-benar seperti peliharaan yang manis.

"Menyuapi roh eh."

Milla melotot dengan dingin pada mereka.

"Baiklah, kamu tidak harus menjadi formal, hanya makan ini cepat."

Kamito menyajikan roti yang mengepulkan uap dihadapannya.

"...aku tidak akan bisa disuap dengan makanan."

"Aku tidak menyuap kamu dengan makanan, ini hanya ucapan terima kasih untuk menyembuhkan aku."

Milla menerima roti itu dan menggigit sedikit dengan manis.

"...lezat."

"Itu sungguh mengagumkan."

Kamito berseru kecut.

Pemandangan dua gadis manis memakan roti tanpa ekspresi terasa agak janggal.

"Lukamu..."

"Hmm?"

Menelan roti itu, Milla sengan pelan berbicara.

"Penyembuhan yang sangat cepat berkat kemampuan pemulihanmu sendiri, sihir roh ku sebenarnya tidak memiliki efek."

"Ah ya, aku mengerti memiliki bentuk itu adalah sulit untuk sihir roh suci untuk mengambil efek."

Bahkan meskipun dia tidak tahu apa yang menyebabkan itu, itulah apa yaang dikatakan Fianna padanya, jadi seharusnya itu akurat.

"...? Pada kasus itu, bagaimana kamu biasanya menyembuhkan lukamu?"

Milla berseru terkejut, Kamito menggaruk kepelanya, sedikit bermasalah.

"Ah, bagaimana aku harus menjelaskan itu. Salah satu anggota kelompokku adalah princess maiden, umm, dia menggunaan tubuhnya untuk mentransfer sihir secara langsung..."

"...cukup. Pada dasarnya aku sudah mengerti."

Milla menatap Kamito dengan mata yang memandang rendah.

"Jelasnya, rumor tentang teman tim Kamito menawarkan tubuh mereka dalam pelayanan untuk dia itu benar."

"Tunggu sebentar, jangan salah paham."

"Kamito, apa maksutnya menawarkan tubuh mereka dalam pelayanan?"

Est memiringkan kepala tanpa ekspresi dalam kebingungan.

"Est, kamu tidak memerlukan untuk tahu hal yang semacam itu."

"Daripada melalui kat-kata, kamu akan mengajari dia menggunakan tubuhmu?"

"Milla, apa yang sebenarnya kamu katakan?"

Tatapan Milla menjadi semakin dan semakin pedas, Kamito dengan penuh rasa sesal mencengkeram kepalanya.

Bagian 2[edit]

"Fuah..."

"Makan malam selesai. Jadi sekarang waktunya Est untuk tidur."

Kamito dengan lembut membelai kepala Est.

Est hampir selalu tidur diwaktu seperti ini setiap malam.

"Ya, Kamito. Memasuki mode tidur standby. Selamat malam."

Est menempatkan kepalanya dipangkuan Kamito seolah-olah meminta untuk dimanjakan.

Sosoknya melebur menjadi partikel-partikel cahaya di udara, menjadi bentuk pedang yang indah.

Kamito menyandarkan «Demon Slayer» yang tertidur dengan lembut pada batu.

"Kamu tidak pergi tidur, Milla?"

"Apa kamu menganggap aku sebagai anak kecil?"

"Tidal seperti itu. Dengan begitu banyak yang terjadi hari ini, kamu pasti lelah."

"Tidak peduli bagaimana aku berpikir tentang hal ini, kamu pastinya lebih lelah daripada aku."

"Aku tidak bisa tidur duluan sementara seorang gadis masih terjaga, kan?"

"...gadis?"

Milla memiringkan kepalanya dengan heran.

"Kamito?"

"Hmm?"

"Karena aku tidak bisa tidur, berbicaralah tentang sesuatu yang menarik."

Entah bagaimana... Rasanya aku terus mendapatkan permintaan yang tidak masuk akal akhir-akhir ini.

"Maafkan aku. Aku jenis pria yang membosankan."

Kamito mengangkat bahu.

Mengenai betapa membosankannya dia, Claire mengetahui lebih baik.

"Itu tidak penting. Aku yang akan menjadi orang yang memutuskan apakah itu menarik atau tidak."

"...aku mengerti."

Kamito mendesah, mengalah--

"Diwaktu yang dulu sekali, ada roh disegel kedalam sebuah lampu ditempat tertentu--"

Sama seperti saat Claire menyuruh dia, Kamito mulia menceritakan cerita yang didengarnya dari Restia. Seketika itu, mata Milla melebar dengan ketertarikan.

"...umm, kamu tidak menemukan ini membosankan?"

"Tidak, terus lanjutkan."

Milla menggelengkan kepalanya, Kamito melanjutkan.

Secara obyektif, teknik mendongeng Kamito adalah sangat polos. Meskipun begitu, mengingat dan menirukan gerakan tubuh dan nada yang digunakan oleh Restia ketika dia masih muda. Kamito melanjutkan cerita itu.

Segera setelahnya--

"Fufu---"

"...!?"

Kamito berhenti karena kaget.

...Sulit dipercaya. Milla tampaknya berusaha untuk tidak tertawa.

"Kamu..."

"...apa?"

Menyadari tatapan Kamito, Milla dengan panik menghindari kontak mata.

"Kamu sangat manis ketika tertawa."

"A-Apa yang kamu katakan?"

Milla merendahkan pandangannya seolah-olah mencoba menyembunyikan wajahnya.

...Mungkinkah, dia malu?

Tiba-tiba, Kamito menanyakan pertanyaan yang telah mengganggunya.

"Ngomong-ngomong, kamu menyebut dirimu sendiri sebagai alat saat dihutan tadi?"

"...terus kenapa?"

Milla kembali pada ekspresi dingin yang biasanya.

"Apa sebenarnya yang kamu maksudkan dengan itu?"

"Persis seperti apa yang tersira pada kata itu. Karena itu sebuah eksistensi yang lebih dikenal sebagai elementalist."

"Kontraktor roh bukanlah alat. Setidaknya, tidak pada akademi darimana aku datang."

"Itu secara sederhana adalah penilaianmu sendiri. Aku adalah alat yang dilatih untuk memenangkan festival «Blade Dance» ini. Itu sepenuhnya adalah penilaianku."

Milla Bassett -- hanya berumur tiga belas tahun, sebua penampilan ekspresi seolah-olah dia terlihat memikirkan segala sesuatu.

Itu adalah ekspresi yang sama denga masa mudanya dimasa lalu.

Perlakuan macam apa yang dia terima dinegara asalnya, tu mudah dibayangkan.

Seorang gadis yang hidup hanya bertujuan untuk memenangkan «Blade Dance»...

Sangat kejam -- Kamito berbisik marah pada dirinya sendiri.

Kampung halamannya adalah negara kecil yang mendapatkan kemerdekaan dari kerajaan suci Lugia belum lama ini. Apakah dari kekuatan militer atau ekonomi, masih berada sedikit dibelakang dibandingkan negara-negara sekitar. Oleh karena itu mereka dengan teguh untuk meningkatkan kehormatan negara mereka melalui hasil yang menakjubkan pada festival «Blade Dance» ini.

Milla Bassett adalah alat yang dilatih untuk tujuan ini.

-- oleh karena itu sungguh berakar dari keyakinan ini, dia secara bertahap membuang emosinya sebagai manusia.

Itu hampir mirip dirinya sendiri, sebelum dia bertemu Restia.

Aku punya Reastia disampingku, tapi gadis ini ---

Kamito tidak bisa membantu tapi berbicara.

"Apa kamu benar-benar, sepenuhnya percaya itu?"

"...?"

"Penilaianmu, apakah hanya ada pada memenangkan fetival «Blade Dance» ini?"

"Lebih dari itu, aku tidak tahu cara lain untuk hidup."

Milla menggelengkan kepalanya, pada momoent ini---

Tiba-tiba. Kamito menyadari perubahan suasana disekitar.

"Kamito?"

"...serius. Ini sudah terlambat dan kita mendapat pengunjung."

Mendengar kata-kata Kamito itu, Milla akhirnya bereaksi.

Dengan waspada, mereka mengawasi sekeliling--

"Sungguh mengejutkan. Aku sepenuhnya menghilangkan jejak dari kehadiranku."

Suara seorang gadis datang daring belakang batu.

"Bahkan meskipun timmu adalah yang ketiga, kamu masih perwakilan dari akademi roh Areishia."

Disaat yang sama, suara lain datang dari sisi berlawanan. Berdasarkan dari suara langkah disana ada dua orang.

Sebuah peluang menghadapi --- iti tentu saja mustahil.

Kamito menjilat bibirnya dan meraih Est yang ada di batu.

Sepertinya, ini adalah tim yang mengirim roh bola api pengintai sebelumnya.

Ada satu orang dikanan dan dua di kiri. Sebuah serangan menjepit dari dua arah.

"...ksatria dengan kesetiaan pada keberanian raja, anugerahkan aku cahaya kemenangan!"

Milla melafalkan sebuah mantra bahasa roh, mewujudkan sebuah pedang dari sihir roh di tangannya.

Berdiri dengan dia, punggung dengan punggung, Kamito bertanya.

"Kamu tidak memanggil roh terkontrakmu?"

"Roh terkontrakku membutuhkan ritual pemanggilan khusus. Itu tidak bisa dilakukan disini."

"...sebuah roh dengan tipe ritual pemanggilan eh."

Pasti roh berkekuatan tinggi yang membutuhkan ritual pemanggilan. Misalnya, kerumunan roh binatang buas milik «tim Cernunnos». Roh terkontak milik Milla sepertinya sama. Dalam pertukaran kekuatan besar, banyak waktu dan energi yang dikeluarkan dan karena itu tidak cocok untuk duel tarian pedang daintara individual.

Diterangi oleh cahaya pedang, penampilan musuh. Menjadi jelas.

Dua dari gadis-gadis itu memakai seragam yang serupa dengan Milla. Sebuah warna dasar merah dengan dekorasi garis putih, mereka berlawanan dengan seragam «Rupture Division».

"«Sacred Spirit Knight» dari kerajaan suci Lugia.

Mata Milla melebar.

Jadi itu masalahnya. Setelah semua, kerajaan Rossvale memperoleh kemerdekaannya dari kerajaan suci Lugia. Dalam hal ini, memiliki kemiripan pada seragam mereka itu adalah alami.

Ngomong-ngomong, bukankah «Sacred Spirit Knight» adalah timnya Paladin Luminaris?

Luminaris adalah elementalis tingkat ace yang mencapai final di festival «Blade Dance» tiga tahun yang lalu.

Menggunakan roh suci, dia menyajikan Kamito dengan tantangan yang dahsyat selama final.

Meskipun dia sepertinya tidak muncul saat ini, «Sacred Spirit Knight» terkanal sebagai salah satu tim terkuat dari daratan, semua hal dipertimbangkan.

Bertarung dengan lukanya saat ini sementara melindungi Milla akan menjadi sedikit merugikan.

"--ah, kamu tidak mundur? Jika kamu lari sekarang juga, kami mungkin akan membiarkan kamu."

"Berhenti bercanda. Siapa yang akan menyiakan sebuah kesempatan bagus?"

Ksatria itu mencemooh.

Lebih seperti, mereka telah menerima berita kehancuran «Rupture Division».

Bahkan fakta kelompok Milla Bassett hanya seorang elementalis laki-laki termasuk pada tim lemah benar-benar jelas untuk mereka.

Selanjutnya, kerajaan suci Lugia dan kerajaan Rossvale adah musuh berseteru, itu adalah umum untuk konflik politik antara negara-negara yang akan dibawa ke kompetisi «Blade Dance».

...Pilihan kita hanya bertarung, kan?

Kamito mengankat pedangnya dengan jengkel.

"Kamu juga, jika kamu menyerahkan «mata» Milla Bassett, kami akan melepaskan kalian berdua."

"Mata Milla?"

"Oh oh, kamu bersekutu dengan dia tanpa mengetahui apapun?"

"..."

Melirik sekilas pada Milla, Kamito menemukan dia melotot dalam diam pada ksatria dihadapannya.

"«Mata» Milla Bassett semula adalah harta negara kami. Kami sederhanya akan mengambil itu."

"Apa sebenarnya ini?"

"Kamu tidak perlu tahu, mengingat kamu akan jatuh disini."

Kamito mengangkat bahunya tak berdaya... Rupanya sudah tidak ada ruang untuk percakapan.

Tiba-tiba, ketiga ksatria memperketat pengepungan.

"Milla, jangan meninggalkan sisiku."

"Jangan meremehkan aku. Tidak peduli apa, aku masih tetap pimpinan dari «Rupture Division»."

"...mengerti. Kemudian aku akan percayakan punggungku padamu."

Seketika, tiga ksatria menyerang bersamaan.

Suara pedang beradu menggema. Percikan api intens tersebar di malam yang gelap.

Serangan kapak tempur berat itu diblokir oleh kamito menggunakan Terminus Est.

"...guh!"

Rasa sakit intens datang dari lengannya. Seperti luka yang terus menerus dari jatuhnya dari tebing itu terbuka.

...Jelas ini adalah master. Aku tidak bisa sembarangan sama sekali!

Melompat kesamping, Kamito memegang pedangnya pada satu tangan.

"Kamu pikir kamu bisa lari---"

"...?"

Memotong udara, kapak tempur besar terbang diudara--

Karena serangan ini tak terduga, Kamito bereaksi sedikit terlalu lambat.

"...mengelilingi subyek malam, mempercepat maju untuk membantai musuh-musuh kamu."

Seketika, kapak tempur melayang berubah menjadi sekelompok besar kelelawar.

"...I-Ini adalah roh Legion?"

«Legion» adalah istilah untuk roh terkontrak yang terdiri dari penggabungan dari bebrapa roh. Meskipun mereka tidak cocok untuk melekukan perintah biasa, mereka sangat efektif melawan musuh yang tidak mengarah pada perterungan beberapa lawan.

Jika itu terjadi, Terminus Est milik kamito adalah elemental waffe tipe pedang, tidak cocok untuk melawan beberapa lawan.

Kamito mengayunkan pedangnya pada segerombolan roh yang menyerupai awan gelap.

Tebasan dari «Demon Slayer» langsung menghancurkan gelombang roh---

Namu, itu hanya menghancurkan sebagian kecil dari jumlah total. Sekelompok roh kelelawar mengeluarkan teriakan saat mereka menyerang Kamito.

Cakar tajam merobek luka diseluruh tubuhnya. Darah merah mengalir keluar dari kulitnya yang terbuka.

"Guh..."

Peraturan «Blade Dance» melerang untuk membunuh seorangpun dari elementalist peserta. Tapi sebaliknya, selama kehidupan mereka masih tetap utuh, sejumlah cedera fisik dan penyiksaan diijinkan,

Mereka pasti mencoba menguras staminaku secara bertahap.

Jika lidah api milik Claire ada disini, mereka bisa dibakar dalam sekejap...

Kamito tidak bisa menggunakan sihir roh untuk penghancur area luas. Meskipun segerombolan roh memblokir pandangannya, dia yakin Milla seharusnya sedang bertarung dengan elementalist lainnya.

Mencoba untuk membunuh satu per satu akan memakan waktu yang lama...

Meningkatkan «Demon Slayer», Kamito berlari ke pusat dari segerombolan roh. Dengan tekat mengorbankan diri, dia menembus dengan kekuatan, berniat untuk mengalahkan elementalist musuh secara langsung --!

"--tentu saja aku tidak akan membiarkan rencanamu berhasil. Tangkap kejahatan itu, «Shackles. Of the Criminal»!"

"...!?"

Tiba-tiba, cahaya belenggu muncul diudara dan mengunci kaki Kamito.

Detengah-tengah kekacauan dan keganasan gerombolan roh, Kamito dilumpuhkan.

"Mereka yang mencoba melarikan diri dari legion akan tertangkap oleh «Shackles of the Criminal». Serangan terkoordinasi dari roh ksatria suci sangat sempurna."

Ksatria lain mencemooh dengan kemenangan.

Aku mengerti. Seperti yang diharapkan dari tim kuat dan terkenal--

Kamito mengutuk diam-diam situasinya yang buruk sekali. Menggunakan legion untuk menghalangi pandangannya sementara menyembunyikan elemental waffe tipe penangkap «Shackless of the Criminal» didalamnya -- ini adalah serangan terkoordinasi yang memenfaatkan kecocokan diantara roh terkontrak mereka.

Legion tanpa belas kasiha menyerang Kamito saat dia berdiri tidak bisa bergerak--

"...rencanamu itu sendiri tidaklah buruk. Tapi sangat disayangkan, kamu meremehkan Est ku."

Berteriak, Kamito mengalirkan divine power pada «Demon Slayer».

"...bagaimana mungkin?"

Ksatria itu berteriak terkejut.

Memancarkan cahaya menyilaukan dengan intens, belenggu dari elemental waffe yang menehan kakinya terpotong menjadi dua.

Memegang pedang suci yang memncarkan cahaya menyilaukan yang luar biasa, Kamito menyerang maju.

Gerombolan roh legion dihancurkan saat membuat kontak dengan aura pedang milik Terminus Est.

"Sialan... Cepat dan kembali!"

Ksatria di depan Kamito dengan panik mencoba mengubah legion kembali pada bentuk kapak tempur -- tapi sayangnya, itu sudah sangat terlambat.

Kamito dengan cepat menghadap dia dan memotong pada perut ksatria.

"Gaaaah...!"

Dengan teriakan keras, ksatria itu tumbang. Namun, didalam «Astral Zero» semua kerusakan yang disebabkan oleh elemental waffe melampaui apa yang tubuh bisa tahan semua akan diubah menjadi sakit psikologis. Oleh karena itu gadis itu hanya kehilangan kesadaran.

Disaat yang sama, legion yang seperti awan hitam menghilang menjadi partikel cahaya.

"Haah...haah..."

Menancap pada tanah pedangnya yang kehilangan kecerahannya, Kamito mengistirahatkan pundaknya pada pedang itu saat dia terengah-engah.

Ini benar-benar melelahkan...

Terminus Est memiliki kelas terkuat dari elemental waffe.

Oleh karena itu, menggunakan itu dengan cara seperti sekarang akan menguras divine power delam sekejap.

Memutuskan itu dia tidak akan menang satu lawan satu, «shackless» yang digunakan ksatria itu melangkah kembali dengan mendecakkan lidahnya.

Disisi lain dari batu, Milla saat ini melawan ksatria dengan pedang tipis di sebuah pertempuran.

Memegang pedang ringan, dia membelokkan serangan mematikan milik musuh satu demi satu, menciptakn percikan kapanpun pedang mereka berbenturan secara intens.

Keahlian pedang Milla sudah pasti tidak biasa. Dalam akademi, tingkat keahlian pastinya mencapai nilai top.

Namun di «Blade Dance» ini tahap dimana elementalis kelas top berkumpul, kekuatannya terlihat sedikit kurang memadai dalam perbandingan.

Dalam istilah dari kemampuan sebagai seorang elementalist, lawannya secara jelas superior untuk dia.

Menggunakan tubuhnya yang masih tidak bisa berdiri dengan tegak, kamito menyiapkan pedang di tangannya.

Namun, «Demon Slayer» hanya mengeluarkan cahaya redup.

"Sudah jelas kekuatanmu habis, elementalist laki-laki."

"Hmph, sepertinya...!"

Memaksa tubuhnya yang goyah, Kamito mulai berlari untuk membantu Milla--

"--rencanamu. Tidak akan berhasil, «Shackless of the Criminal»!"

Ksatria itu melepaskan kumpulan rantai belenggu dari tangannya. Kamito melompat untuk menghindar -- tapi belenggu itu hanya sebuah haring merah.

Kumpulan belenggu yang lain dilepaskan dari arah yang berlawanan menangkap lengan kanan Kamito.

"Kamu tidak lagi memiliki kekuatan untuk terbebas dari «Shackless» sekarang."

Dalam sekejap gerakan Kamito dihentikan--

Ksatria lain yang bertarung dengan Milla bergegas.

"--Kamito!"

"Semua yang aku butuhkan hanya satu lengan."

Membalas pada teriakan Milla dengan senyuman, kamito menukar untuk memegang pedangnya dengan tangan kirinya.

Itu adalah tangan kiri dalam sarung tangan hitam legam. Dia masih merasa rasa sakit menyengat dari segel roh Restia.

"--sangat disayangkan untuk kamu, tapi aku sangat kuat."

Dengan satu lengan dihentikan oleh «Shackless», Kamito menendang tanah.

Menggunakan satu kaki sebagai poros untuk memutar tubuhnya, dia memukul dengan sebuah serangan balik dalam menanggapi dorongan musuh.

Dorongan pedang melewati wajahnya--

Tapi disaat yang sama, pedang kamito menembus lebih dalam pada jantung lawan.

"Guah...!"

Penderitaan besar kerusakan psikologi, ksatria itu kehilangan kesadaran dan jatuh ketanah.

Kamito memegang bahunya karena rasa sakit dari sedikit kian tinggi saat dia bertanya pada pengguna «Shackless» dibelakangnya.

"--- jadi, kamu satu-satunya yang tersisa... Apa yang akan kamu lakukan?"

"..."

Ksatria itu menggigit bibirnya menyesal.

"Jangan lupakan ini, Luminaris-sama pasti akan mengurus kamu!"

Meninggalkan kata-kata kekalahan ini, dia menghilang ke kedalaman hutan.

Disaat yang sama, «Shackless» yang menahan Kamito juga lenyap.

Tiga elementalist pada tingkat itu-- jika itu diriku toga tahun yang lalu, aku akan menangani meraka seorang diri dalam sekejap.

Saat dia berbisik pada dirinya sendri dalam mencemooh diri, Kamito terbatuk darah.

Tubuhnya sebenarnya tidak cukup baik untuk menggunakan Terminus Est dengan kekuatan penuh.

... Tapi untuk berpikir aku akan berakhir seperti ini.

Tubuhnya berguncang dia tumbang ke tanah seolah-olah kehilangan semua lekuatan.

"...Kamito, Kamito!"

Saat kesadarannya luntur, dia mendengar suara Milla.

Bagian 3[edit]

"--- A-Apa itu?"

"Mungkinkah itu, sebuah roh legion!?"

Bayangan besar meluap-luap dihadapan mereka yang menginjak-injak pohon-pohon dihutan.

Tim negara kecil hanya menjerit dan lari kedalam hutan saat mereka melihat kehancuran dari «benteng» mereka.

Roh dalam bentuk binatang buas menyerbu dan menyerang «raksasa» itu tapi raksasa itu mengayunkan tinjunya yang berat, menghantam sekelompok roh sampah masyarakat untuk dilupakan dalam serangan tunggal.

"Ahahaha, kamu menyebut dirimu peserta perwakilan dalam «Blade Dance», dan semua yang bisa kalian semua lakukan hanya ini?"

Di bahu dari raksasa -- roh militer kelas strategi «Colossus», ada seorang gadis dengan rambut abu-abu.

«Monster» kedua dari «Instruksional School» --- Muir Alenstarl

Ditengah meningkatnya asap hitam dan api terbakar dengan inten--

Seorang gadis menggunakan topeng merah tatapan tanpa belas kasihan di adegan penghancuran ini.

Elementalist negara kecil itu berjuang mati-matian tetapi mengingat kekuatan Muir, mereka akan segera kalah bersama dengan «benteng» mereka.

"Ren Ashbell-sama, jika ini berlanjut, roh itu akan hancur oleh penggunaan kekuatan Muir."


Disampingnya, Lily Flame berlutut ditanah, berkata dengan cemas.

"Tidak masalah. Digunakan karena akan membuang roh militer untuk menaklukan «benteng» adalah senilai."

"Tapi «Colossus» itu dirikan oleh militer Alpha Theocracy--"

"Dalam kasus apapun, itu bukanlah sebuah roh yang bisa tetap dibawah kendali orang-orang itu. Daripada pebgeluaran upaya untuk memilikinya dibatalkan, kita mungkin akan memecahkan itu melalui penggunaan «Jester Vise»."

Reb Ashbell mengangkat bahu dan berbalik kepada Lily.

"Selain itu, apakah kamu menemukan lokasi Roh kegelapan dan Nepenthes Lore?"

"P-Permisi... Aku sangat minta maaf, masih belum..."

Lily menggigit bibirnya menyesal.

Roh kegelapan telah dibawa pergi oleh Nepenthes Lore tanpa otorisasi, mengambil divine power dari elementalist tanpa pandang bulu -- tindakan itu merupakan penghianatan pada Ren Ashbell.

"Aku mengeri. Lalu teruslah mencari."

"Ya---"

"Itu mengatakan, bahkan jika roh kegelapan merencanakan sesuatu, rencanaku tidak akan berubah sedikitpun."

"Ren Ashbell-sama, boleh saya menanyakan sebuah pertanyaan...?"

Lily mendongak dan bertanya dengan cemas.

"Apa itu?"

"Orang macam apa Nepenthes Lore itu?"

Dia sadar betul bahwa monster ksatria hitam bukanlah manusia biasa.

Hal itu dihidupkan kembali oleh master sebelum dia menggunakan sihir terlarang, sebuah eksistensi yang seharusnya tidak ada didunia ini.

Tapi pada akhirnya, apa identitasnya yng sebenarnya ---?"

Jauh dibelakang topeng merah, mata merah terbakar seperti menembus melewati Lily.

"Tolong maafkan saya karena melangkahi batas saya!"

Tatapan sederhana sudah cukup untuk memberikan dia perasaan takut seolah-olah jantungnya sedang dipegang dengan erat.

"--- Nepenthes Lore itu adalah penerus raja iblis dimasa lalu."

"Penerus raja iblis...?"

"Dengan kata lain, perwujudan dari kehendak «Ren Ashdoll» yang dimakamkan di zaman kuno --"

Sebuah bayangan gelap melintas dimatanya yang berapi-api.

"-- sebuah eksistensi yang identik dengan aku."


Back to Bab 5 - Malam Mereka yang Saling Bertautan Return to Halaman Utama Forward to Bab 7 - Kembali