Seirei Tsukai no Blade Dance:Jilid7 Bab 6

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Bab 6 - Penculikan Putri Kerajaan[edit]

Bagian 1[edit]

Bouncy. Bouncy.

"Mmm, hmm ...?"

Kamito terbangun untuk mendapati dirinya dikelilingi oleh sensasi lembut dan nyaman.

Bidang pandangnya yang kabur secara bertahap diperluas. Ini rupanya interior tenda.

(Benar, aku kehilangan kesadaran setelah tarian pedang melawan «Four Gods» ...)

Dia mungkin dibawa kembali oleh Claire dan para gadis. Dalam keadaan kesadarannya yang kabur, Kamito berterima kasih pada gadis-gadis dalam hatinya.

Akibat dari menggunakan skill pedang asing, otot-otot seluruh tubuhnya menjadi begitu kaku bahkan dia tidak bisa mengangkat jarinya.

Bouncy. Bouncy.

Kamito sedang berbaring di sesuatu yang menyerupai sofa mewah ... Sangat nyaman.

(Rasanya seperti kepalaku sedang dibungkus oleh sesuatu lembut ...)

Menutup matanya, sebuah pertanyaan tiba-tiba muncul dalam pikiran Kamito.

(Tunggu sebentar, apakah tendaku memiliki sofa?)

Selain itu, hal semacam itu tidak mungkin dibawa ke «Blade Dance».

(Sensasi ini sebenarnya ...)

Kamito memutar tubuhnya dengan bingung.

"... Ahnn!"

Segera, jeritan manis membawa pikirannya untuk terbangun sepenuhnya.

"F-Fianna!? Woah ..."

Karena terkejut, Kamito berguling dari tempat tidur, sikunya dengan keras membentur tanah.

"Aduh ..."

"A-Apakah kamu baik-baik saja, Kamito-kun?"

Fianna membuka matanya yang berwarna senja lebar-lebar dan memeriksa Kamito dengan ekspresi cemas.

"...!?"

Dihadapan matanya adalah seragam «Divine Ritual Institute» dengan desain berani berpotongan rendah.

Kamito tidak bisa mengalihkan pandangannya dari belahan diantara payudara yang bergetar.

"K-Kamu, a-a-apa yang kamu lakukan ..."

"Apa yang sedang kulakukan? Hanya bantal dada sederhana, Untuk menjaga Kamito-kun."

"Apa-apaan bantal payudara? Bukankah biasanya bantal pangkuan!?"

"Karena dada lebih lembut daripada pangkuan, tentu saja. Selain itu, Kamito-kun, kamu merasakan itu lebih nyaman juga, kan?"

"Uh ..."

Kamito langsung menjadi tak bisa berkata-kata. Memang, perasaan sekarang ini sangat nyaman. Itu sensasi bergoyang yang lembut pasti tidak bisa dialami jika hanya dipangkuan seseorang.

"Ara, apa kamu demam? Wajahmu sangat merah, tahu."

"Ini semua salahmu, Fianna, oke ..."

Dihadapkan dengan imperial princess yang nakal, Kamito menjawab kaku.

Fianna tersenyum dan berdiri.

"Aku sudah menerapkan sihir penyembuhan pada luka di lengan kananmu, tetapi nyeri otot mungkin akan berlangsung selama beberapa waktu."

"Aku paham..."

Kamito mencoba mengepalkan kedua tangannya. Segera, dia merasakan nyeri yang tajam. Dalam kondisi saat ini, dia mungkin masih tidak cocok untuk menggunakan skill pedang dari masa-masa Ren Ashbell.

"Fianna, terima kasih untuk semuanya selama ini."

Mendengar ucapan Kamito, Fianna tersipu.

"A-Apa yang kamu katakan? Akulah yang sudah dilindungi oleh kamu sepanjang waktu ini, Kamito-kun. Sampai sekarang, bukankah kamu yang melindungi setiap orang dalam tim?"

"Itu berlaku dua arah. Kita adalah tim setelah semua."

"Tapi, aku..."

Fianna menggigit bibirnya keras dan menurunkan tatapannya.

Dia tampaknya masih kesal tentang terian pedang sebelumnya. Untuk kartu truf nya tarian ritual dikalahkan, dia pastinya menderita pukulan sebagai hasilnya.

"Apakah kamu masih khawatir sampai sekarang --"

"Kamito-kun ..."

Fianna berbicara dengan lembut, kemudian dia tiba-tiba menyandar dirinya dengan erat pada Kamito.

"Fianna?"

"Maafkan aku, bisakah kamu biarkan aku bersandar seperti ini untuk sementara waktu?"

"... Ya."

Sepertinya dia tidak menggodaku seperti biasanya. Meskipun Kamito bisa merasakan jantungnya berdebar gelisah, dia mengangguk diam-diam.

Kemudian Fianna bersandar padanya seakan mempercayakan seluruh berat tubuhnya pada Kamito.

Unik untuk tubuh perempuan, dia terasa sangat halus dan lembut untuk disentuh. Saat rambutnya dengan ringan menyapu kulit Kamito, itu merasa sedikit geli.

"Ada cedera di sini juga."

"...!?"

Kamito tiba-tiba merasakan rasa nikmat yang membuat tubuhnya gemetar.

Fianna sedang menggunakan ujung lidahnya untuk menjilat tulang selangka Kamito itu.

"I-Ini semacam luka hanya membutuhkan dua jilatan air liur, oke!"

"Lalu ijinkan aku untuk membantu kamu... Hmm, smooch..."

Fianna menjilat luka seakan mengisap pergi sementara dia membacakan mantra bahasa roh.

Giginya dengan ringan menyapu kulitnya, menyebabkan geli. Itu hampir terasa seperti sedang mengambil gigitan lembut.

"Mmm ..., jangan, bergerak ... Smooch ..."

"T-Tunggu, tunggu sebentar! Bagaimana jika seseorang melihat kita melakukan ini --"

Saat Kamito berteriak --

...Clong. Tumble tumble tumble.

Sesuatu bergelinding didepan mata Kamito.

... Sebuah kaleng buah persik.

Kamito panik mendongak.

Berdiri di pintu masuk tenda adalah Claire dengan makanan kaleng ditangannya.

"K-Kamu, k-k-k-k-kamu, apa yang kalian berdua lakukan?"

Gogogogo...!

Kedua twintails berdiri secara vertikal seperti api berkobar saat suhu disekitarnya dengan cepat naik.

"C-Claire, ini tidak seperti apa yang kamu pikirkan, ini--"

"Ara, aku mengobati luka Kamito-kun. Aku harap kamu tidak akan mengganggu kami."

Fianna menjawab sedikit menantang.

Moosh. Kamito mendapati wajahnya tiba-tiba ditekan diantara payudaranya yang lembut.

"Uwah ... Fugu ... Fianna, a-aku tidak bisa bernapas ..."

"A-Apa yang kau lakukan!? B-Bagaimana kamu bisa begitu tak tahu malu!?"

"Oh, aku cukup malu tentang hal ini juga. Tapi tidak ada cara lain. Karena tubuh Kamito-kun, sihir tidak bisa berlaku kecuali metode semacam ini yang digunakan."

"U-Umm ..."

Meski alasannya tidak jelas, itu adalah fakta yang diketahui bahwa tubuh Kamito menolak sihir suci dan metode yang tidak biasa diperlukan -- yaitu, ritual sihir untuk penyembuhan harus dilakukan sementara tubuh mereka terkatup rapat.

Karena Claire juga tahu tentang kondisi ini, dia tidak bisa memarahi mereka tanpa alasan yang baik.

Dipenuhi dengan kekecewaan, Claire berteriak.

"D-Dalam hal ini maka biarkan aku melakukan sihir penyembuhan! Karena Kamito adalah roh budakku!"

Claire ... tidak masuk akal.

"Sihir penyembuhan... Aku pikir kamu hanya tahu bagaimana menggunakan sihir roh tipe api?"

Selain mantra sederhana seperti pencahayaan, pada prinsipnya, sihir roh hanya dapat digunakan jika itu milik kategori yang sama dengan atribut roh terkontrak.

... Jika ingatanku benar, kategori tipe api seharusnya tidak memiliki mantra penyembuhan.

"Pembakaran kuman pada luka masih mungkin!"

"Bukankah itu pengobatan darurat untuk medan pertempuran -- lagi pula, kamu akan membakar aku menjadi arang pastinya!"

Kamito menimpali tanpa ragu-ragu.

"Claire, kamu harusnya tahu bahwa Kamito-kun terluka. Jika kamu hanya akan mengganggu aku mengurus Kamito-kun, maka tolong pergilah."

"... ~!"

Ditegur oleh Fianna, mata Claire mulai dipenuhi dengan air mata.

"A-Aku tahu, oke, brengsek --!"

Menangis ... Claire berlari dengan ribut.

Di pintu masuk tenda, sejumlah besar buah persik kalengan berserakan, berguling-guling di tanah.

Kamito mengambil kaleng saat dia dengan pelan bergumam pada dirinya sendiri.

"Apakah dia datang ke sini untuk mengunjungi aku ..."

Imperial princess mendesah.

"...sampai sekarang, mungkin aku mengganggu dia terlalu banyak?"

"Oh yah, aku senang untuk diselamatkan dari dibakar menjadi arang."

"Kamito-san, makan malam sudah siap!"

Saat ini, suara Rinslet telah terdengar datang dari luar tenda.

Bagian 2[edit]

Malam datang saat matahari mulai terbenam. Suara sendok garpu bergesekan bisa didengar.

Kamito mencoba untuk berbicara dengan Claire saat dia membantu meletakkan di meja.

"U-Umm, Claire ..."

"Ada apa, budak mesum?"

"Yah, terima kasih untuk mengkhawatirkan aku sampai sekarang."

Saat Kamito menggaruk kepalanya dan berbicara, rambut Claire melonjak sedikit.

"Hmph, aku tidak mengkhawatirkan tentang kamu, brengsek ..."

Claire tampak memerah karena malu.

"Fufu, hari ini pesta."

Rinslet meletakkan panci ke meja dengan bunyi gedebuk, sementara dadanya memantul akibat benturan.

Ini adalah spesialis Rinslet, gaya Laurenfrost masakan hot pot.

Semua orang berkumpul dan duduk di tunggul pohon di sekitar meja. panci yang mendidih dipanaskan oleh pembakaran merah-panas roh kristal di bawahnya. Selain panci ada sejumlah besar sayuran yang dikumpulkan dari hutan, dipotong dadu dan irisan ikan, serta daging dari mangsa yang diburu.

"...eh Hot pot. Tampak benar-benar lezat."

Karena sup sudah mendidih, Kamito dimaksudkan untuk menempatkan daging kedalam, tetapi pada saat ini --

"Kamito-san, apa yang kamu lakukan!?"

Rinslet memukul lengan Kamito dengan sendok.

"Aduh ... A-Apa yang salah, kita masih belum bisa memasukkannya ke dalam?"

"Bumbu dapur seperti akar sayuran harus ditambahkan terlebih dahulu. Sebuah hot pot membutuhkan keseimbangan."

Rinslet melotot pada Kamito dengan matanya yang hijau menggemaskan.

Kamito diam-diam berbicara dengan Claire disampingnya.

"E-Entah bagaimana rasanya kepribadian Rinslet berubah?"

"Dia selalu seperti ini, segera setelah saat panci panas, dia suka pamer ..."

"Hot pot memang sebuah metode sederhana dalam memasak, tapi persis karena sederhana, itu mendalam. Jangan meremehkan pada masakan tradisional hot pot Laurenfrost!"

Nona Rinslet menyilangkan lengannya dan menatap semua orang.

...Dalam postur itu, dia mirip semacam penjaga hot pot.

"Kamito, aku ingin makan ikan segera."

Est menarik lengan Kamito dan berkata.

"Yah, serahkan saja kepada Rinslet."

Kamito tersenyum kecut sambil mengelus kepala Est.

Rinslet menambahkan daging dan sayuran ke dalam panci dengan gerakan terlatih.

Kamito dan yang lainnya menelan air liur mereka saat mereka menyaksikan tindakan Rinslet.

"Oke semua orang, mari kita mulai!"

Akhirnya menerima ijin dari penjaga, Kamito mengulurkan tangan ke panci dengan sumpitnya.

Dasar sup tidak dibuat dari air biasa tapi Rinslet yang secara khusus meramu sup obat.

Aroma lezat membantu merangsang selera. Saat Kamito menggigit sepotong daging yang dimasak, jus lezat memenuhi mulutnya, menghasilkan suatu perasaan kebahagiaan tak terlukiskan yang mulai menyebar dari hatinya.

"Wow, ini benar-benar lezat!"

"Hmph, sudah pasti!"

Rinslet membusungkan dadanya dengan bangga.

Semua wanita muda sedang menikmati makanan lezat karena mereka meniup makanan mereka untuk menghindari pembakaran mulut mereka.

"Tunggu, Claire, aku berencana untuk memberikan Scarlet sepotong daging!"

"Hei, berhenti memutuskan sendiri untuk memberi makan roh terkontrakku!"

Ellis dan Claire bertengkar saat sumpit mereka terlibat dalam tarian pedang diatas panci. Di bawah meja, roh terkontrak mereka sedang menunggu.

"Hei, hei, apa ini?"

Fianna mengerutkan kening saat dia menusuk bahan misterius ada di panci bagian bawah.

Kamito juga sangat tertarik.

"Ini disebut kembang tahu. Ini seperti puding yang terbuat dari kedelai yang digumpalkan. Aku mendengar bahwa itu datang dari tempat asal Kamito, jadi aku meneliti dalam buku dan mencoba membuatnya."

"Ini khusus dari tempat asalku ...?"

Kenangan masa kecil Kamito sangat kabur. Karena sejak dia bisa mengingat, dia menerima pelatihan pembunuh di «Instruksional School».

Yang dia tahu adalah bahwa tempat asalnya adalah sebuah negara kepulauan di perbatasan timur, salah satu yang bahkan tidak memiliki nama.

Tapi apa pun itu, hanya dari niat baik Rinslet dalam membuat hidangan ini khusus untuk Kamito yang sangat memuaskan baginya.

"Rinslet, terima kasih."

Kamito mengambil apa yang tampaknya seperti puding sangat elastis saat dia mengucapkan terima kasih pada Rinslet.

"I-Ini tidak seperti kamu membuatnya khusus untuk kamu sendiri, Kamito-san!"

Mencoba untuk menyembunyikan rasa malunya, Rinslet terlihat sangat lucu saat dia menggulung rambutnya di jarinya berulang kali.

"... Huff."

Kamito mencoba menggigit sedikit dengan gugup.

"Woah, ini benar-benar bagus!"

Dengan tekstur yang halus dan kaya rasa, itu benar-benar sangat lezat.

"Aku akan mencobanya juga ... Ah, itu benar-benar!"

"... Sungguh teksture yang menakjubkan. Aku tidak pernah punya sesuatu seperti itu bahkan di ibukota kekaisaran."

Est tampaknya sangat menikmati itu, tanpa ekspresi bergumam pada dirinya sendiri "kembang~tahu, kembang~tahu..." sambil makan kembang tahu dengan senang hati.

"Ayolah kalian, i-ini dibuat untuk Kamito-san!"

"Hmm ..."

Ellis, yang telah makan kembang tahu diam-diam, tiba-tiba matanya melebar kaget.

"Apa yang salah, Ellis?"

"T-Tidak, umm, aku hanya tiba-tiba menyadari..."

Dihadapkan dengan pertanyaan Kamito, Ellis tersipu dan tergagap.

"Hmm?"

"M-Makan hot pot bersama-sama, umm ... B-Bukankah itu merupakan sebagai ciuman tidak langsung?"

STnBD V07 141.JPG

"...!?"

Dihadapkan dengan pernyataan Ellis yang tiba-tiba --

Semua gadis-gadis disekeliling meja langsung membeku.

"Hei hei, apa yang kamu bicarakan, hal semacam itu --"

Kamito membuat ekspresi masam sambil melambaikan tangan dan berbicara.

"Y-Yah, y-ya itu benar, t-tingkat ini, semacam c-c-c-ciuman tidak langsung...!"

"S-Sungguh, s-sungguh, kamu berpikir seperti itu!"

...Tapi wajah semua orang sudah merah terang ketika mereka panik menghindari kontak mata dengan Kamito.

(A-Aku paham. Karena semua gadis nona kelas tinggi yang murni dan polos, mereka sangat khawatir tentang hal itu ...)

... Kamito merasa perasaannya menjadi sedikit terluka.

-- Setelah itu, makan secara langsung menjadi sunyi.

Claire diam-diam meletakkan sendok, berdeham dan berbicara.

"Semua orang pastinya sudah tahu, hanya ada dua hari tersisa di «Blade Dance». Jika kalian tidak ingin ada penyesalan, maka mari kita bertarung dengan memberikan semua yang kita miliki."

"Hmm, ya."

"Ya, kita pasti tidak akan menyerah untuk kemenangan."

Memang, akhir permainan segera dimulai. Dalam rangka untuk merebut inisiatif dalam kompetisi untuk beberapa «Magic Stones» yang tersisa, mereka perlu untuk menyerang tim yang bertahan di «benteng» mereka.

Lebih dari itu, ini juga diterapkan pada tim lain.

Sangat mungkin, tarian pedang yang bahkan lebih hebat sudah dekat.

"..."

Kamito tiba-tiba melihat kegelapan dalam ekspresi Fianna.

"Fianna, kamu baik-baik saja?"

"Eh iya, cukup baik ... Aku tampak hanya sedikit lelah."

"Yah, tarian ritual memang sangat melelahkan."

"Kamu harus berbaring di tempat tidur dan beristirahat."

Meskipun bertengkar dengan Fianna sebelumnya, Claire sekarang menunjukkan perhatian dan kepedulian.

Pada pemikiran lebih lanjut, kelelahan Fianna adalah wajar. Setelah melakukan tarian ritual di tarian pedang melawan «Four Gods», dia masih harus menggunakan divine power untuk menyembuhkan Kamito.

Sihir untuk memulihkan kelelahan memang ada, tapi itu hanya efek sementara yang diperoleh dari berkah roh. Oleh karena itu, solusi mendasar adalah tidur nyenyak.

"... Ya. Aku akan beristirahat seperti yang kalian semua sarankan. Aku sudah selesai dengan makanku."

Fianna berdiri dalam diam dan menuju ke tenda.

Bagian 3[edit]

Setelah makan malam, Kamito sedang membantu Rinslet mencuci peralatan dan alat makan di tepi sungai.

Claire dan Ellis telah pergi untuk patroli sementara Est sedang bermain dengan Scarlet.

"Karena kamu terluka, Kamito-san, kamu bisa pergi beristirahat, tidak apa-apa."

"Ini hanya mencuci piring sehingga tidak akan menjadi masalah sama sekali. Adapun kamu, Rinslet, apakah tak apa-apa seorang wanita berkelas seperti kamu mendapatkan tangan indahmu berkerut jika kamu terus mencuci piring seperti ini?"

"Fufu, jangan khawatir. Kulitku tidak akan berkerut. Ketahuilah bahwa Akulah Rinslet si iblis es, seorang dengan hubungan besar dengan roh air."

Jadi itulah apa yang sedang terjadi. Ember kayu dimana dia menenggelamkan tangannya dipenuhi dengan cahaya pemurnian saat sebuah roh yang seperti gel elastis sedang mencuci peralatan secara menyeluruh.

"Bagaimana kondisinya Fianna?"

"Baru saja, Claire pergi untuk mengambil beberapa herbal yang sangat efektif untuk menghilangkan kelelahan."

"Gadis itu tampaknya menjadi pekerja keras yang misterius setiap kali seseorang sakit atau terluka."

Claire jelas memerintah Kamito seperti seorang budak sepanjang waktu, tapi setiap kali Kamito terluka dalam pertandingan sekolah atau sesuatu seperti itu, Claire selalu mengunjunginya dan membawa buah persik kalengan.

"Hmm, dia benar-benar pandai merawat orang lain dengan cara tertentu. Kembali ke Akademi, dia sering merawat kucing liar di lingkungan sekitarnya. Mungkin berasal dari masa kecilnya ketika dia harus sering merawat Rubia-sama yang selalu sakit kronis di tempat tidur."

"Aku mengerti..."

... Oh yah, itu tidak mengejutkan.

Kamito juga tahu bahwa Claire adalah anak baik hati meskipun dia tidak terus terang tentang kejujuran.

"...ngomong-ngomong, kamu berteman sejak kecil dengan Claire, Rinslet?"

"Yah, meskipun kami sering bermain bersama-sama ketika kami masih muda ... N-Namun, kami hanya berbagi nasib yang tak terpisahkan dulu sekali."

"Apakah kalian berdua sering bertengkar ketika kalian masih kecil?"

"Tidak .. Dulu, dia adalah seorang pemalu yang cengeng."

Kamito menekan jarinya pada pelipisnya.

"... Aku tidak bisa membayangkan sama sekali."

"Dia mulai berubah setelah insiden Rubia-sama."

Rinslet menjelaskan saat dia mengarahkan tatapannya ke arah ember.

"Rubia Elstein."

«Calamity Queen» yang mengkhianati lord Elemental api dan menghilang tanpa jejak.

Claire berharap untuk mewujudkan «harapan»nya melalui festival Blade Dance untuk mengetahui kebenaran tentang apa yang terjadi empat tahun lalu.

Juga, ada pertanyaan tentang kemana kakaknya menghilang --

"Gadis itu sebenarnya menderita banyak hal ..."

Kamito bergumam sendiri sambil menatap pantulan bulan di sungai.

"... Uwah!"

Di tengah mencuci piring, Rinslet tiba-tiba melepaskan sebuah teriakan yang terdengar lucu.

"Apa yang terjadi!?"

"Yah ... Ah ... R-Roh air, masuk ke pakaianku ...!"

"Apa?"

Mata Kamito melebar karena terkejut.

Roh air elastis merayap di atas lengan Rinslet, menggeliat kedalam seragamnya.

"Yah, itu geli, ah ..."

Di dalam seragam basah, roh air memutari sekeliling secara acak.

Itu tampak seperti tidak membahayakan tetapi hanya mencoba untuk bertindak ramah dengan Rinslet.

"Ini tampaknya suka padamu."

"C-Cukup, Kamito-san, berhenti menatap dan bantu aku ... Uwah!"

Rinslet memohon kepada Kamito dengan air mata di matanya.

"M-Mengerti!"

(... Oh well, dalam situasi seperti ini harusnya sulit baginya untuk mencoba mengendalikan roh.)

Kamito panik mengulurkan tangan dan mencoba untuk meraih roh menggeliat.

Boing Boing Boing.

"O-Oke, aku menangkapnya!"

"Mmm, Uwah!"

Saat Kamito merasakan sesuatu yang lembut pada ujung jarinya, Rinslet membuat jeritan terdengar manis.

Roh air itu menggeliat di tangan Kamito, menjadi boing boing.

"Serius, berhenti bergerak secara acak!"

Boing Boing.

"Fuah ... K-Kamito-san, bukan itu!"

Seketika, roh air melompat keluar dari dada Rinslet.

...Kemudian memantul di tanah, dia lari ke arah sungai.

"Haaaah, sungguh roh yang nakal ..."

Kamito mengangkat bahu --

Kemudian dia segera menyadari masalah serius.

(... Hmm? Lalu apa yang saat ini aku raba di tanganku?)

Boing Boing.

"Mmm ..., ah!"

"M-Maaf!"

... Kamito akhirnya menyadari apa yang dia pegang dan dengan panik menarik tangannya.

"A-Aku tidak melakukannya dengan sengaja, sungguh -- Uwah!"

Sesuatu yang sedingin es terbang melewati leher Kamito.

... Sebuah panah es.

Woosh ...!

Angin dingin bertiup pada Kamito yang merasa seperti kulitnya akan segera dibekukan.

"Fu, fufu, fu ... Kamito-san, apakah kamu sudah mempersiapkan diri?"

Tersenyum, Rinslet mengarahkan busur sihir esnya pada titik mati alis Kamito.

Bagian 4[edit]

Di bawah cahaya bulan yang menerangi hutan, Fianna berdiri sendirian.

Teringat tarian pedang melawan «Four Gods» pagi ini, Fianna hanya bisa mendesah.

(... Aku harus menjadi lebih kuat. Aku tidak ingin menjadi beban semua orang lagi.)

Jika status nya saat ini tetap bertahan, dia tidak layak berpartisipasi dalam tarian pedang dengan rekan-rekannya.

Fianna merasa didorong oleh kecemasan tersebut.

(Pemandangan hari ini tidak akan pernah terulangi kedua kalinya. Tidak ada alasan lain selain fakta bahwa aku tidak akan mengizinkan diriku untuk membuat kesalahan yang sama ...!)

Fianna menggelengkan kepala untuk menjernihkan pikirannya, lalu meraih tanah dengan kedua tangan.

Wajahnya tidak menampilkan ketenangannya yang biasa.

"Engkau, hamba dari raja anak manusia, ksatria dan master pendekar pedang! Dengan kontrak darah lama, jadilah pedang yang melindungiku, maju dan lakukan perintahku --"

Fianna diam-diam menghela napas dan dengan khidmat melantunkan ritual untuk memanggil roh terkontraknya.

Segera, sosok roh ksatria muncul dalam lingkaran sihir yang digambar di tanah.

Bermandikan di bawah cahaya bulan, armor putih-perak bersinar cemerlang. Ksatria menundukkan kepalanya seolah-olah melayani seorang ratu.

Roh Ksatria, «Georgios», tentu saja roh yang sangat kuat. Namun, dalam rangka untuk sepenuhnya memanfaatkan kekuatan roh, itu perlu untuk melepaskan roh dalam bentuk «Elemental Waffe».

(Kalau saja aku bisa menggunakan «Elemental Waffe» --)

Kalau saja dia bisa melepaskan Elemental Waffe yang melampaui «Seraphim Feathers» milik imperial princess Linfa Sin Quina dari «Four Gods», maka Fianna akan mampu memberikan kontribusi lebih kepada potensi tempur tim.

Fianna meneguhkan diri, menutup matanya untuk melakukan lantunan pelepasan dari Elemental Waffe.

Namun, dia sudah dalam keadaan kelelahan.

Meski demikian --

"Engkau akan menjadi pedangku, engkau akan menjadi perisaiku, dengan pancaran cahaya tak terbatas, memurnikan dan mengusir mereka yang termasuk kegelapan --"

Armor roh ksatria bersinar saat menghilang menjadi partikel cahaya di udara.

Fianna bisa merasakan panas yang mengejutkan menyelimuti ujung jari terulur sementara rasa nyeri merayap ke seluruh tubuhnya.

"... Owww ... Ah ...!"

Meskipun rasa sakit yang mendistorsi wajahnya, Fianna terus menggertakkan giginya dan bertahan.

Pada saat ini -- sesuatu yang berbentuk seperti pedang langsung muncul di tangannya.

(... Sukses!?)

Saat Fianna merasa senang di dalam hatinya ...

Suara retakan bisa didengar di detik berikutnya saat pedang cahaya di tangannya terpecah menjadi kepingan-kepingan.

"- Yah"

Fianna terlempar oleh gelombang kejut dan terbanting keras ditanah.

"....... Ooh ...!"

Fianna mengerutkan kening karena rasa sakit. Melihat ke bawah untuk memeriksa tangannya, dia menemukan mereka ditutupi dengan luka bakar parah.

"Kenapa, kenapa ...!"

Fianna memukul tanah dengan tinjunya yang berdarah.

"Jika ini terus berlanjut, aku tidak layak berjuang bersama dengan semua orang --"

-- Tiba-tiba, suara gemerisik terdengar dari belukar. Bergetar di belakangnya.

"...!"

Fianna melihat kebelakang sambil terkejut -

"...ramah tamah yang baik, aku tahu kamu bertindak agak aneh, jadi itu yang terjadi."

"Claire ..."

Claire menatap tajam ke arahnya dari belakang.

"... Kenapa kamu di sini?"

"Aku berencana membawakan kamu beberapa herbal untuk mengurangi kelelahan tapi melihat kamu meninggalkan tenda. Aku merasa itu aneh sehingga aku mengikuti."

"..."

"Aku bingung memikirkan apa yang kamu coba lakukan -- Jadi ternyata kamu memaksa pelepasan sebuah «Elemental Waffe». Apakah kamu sadar betapa berbahayanya itu.?"

Claire mendekatinya dan berbicara dengan ekspresi yang keras.

"«Elemental Waffe» bukanlah sesuatu yang bisa dilatih untuk digunakan dalam semalam. Dengan Paksa mencoba untuk menggunakan roh sesuai dengan kehendakmu tidak bekerja karena Elemental Waffe seharusnya peralatan optimal yang diwujudkan setelah roh terkontrak telah benar-benar membuka hati untuk elementalist tersebut. Ditambah fakta bahwa kamu hanya memulihkan kekuatan roh terkontrakmu belum terlalu lama, kamu harus mencoba secara bertahap memperkuat ikatanmu dengan rohmu!"

Sebagai anggota bangsawan yang melayani keluarga kekaisaran, Ellis dan Rinslet terikat oleh etika untuk menahan pada apa yang bisa mereka katakan kepada Fianna sang imperial princess. Tapi karena keluarga Claire telah kehilangan gelar mereka, dia mampu berbicara dengan kejujuran lengkap dan kurangnya kebijaksanaan.

"A-Aku tidak butuh kamu untuk mengajari aku, Claire."

Fianna balas menantang.

Dia mengerti betul bahwa Claire benar-benar peduli dan khawatir tentang dia. Meski demikian, dia masih merasa perasaan pertentangan muncul secara alami.

"Aku mengerti perasaan kamu yang terlalu cemas tapi tidak perlu memaksa diri untuk menjadi lebih kuat dengan segera. Fianna, tarian ritualmu sudah sangat bisa diandalkan dan selain itu, bukankah kita memiliki Kamito? Dalam hal apapun, dia masih sangat kuat --"

"Lalu kamu berniat untuk tetap tergantung pada Kamito-kun?"

Fianna menginterupsi dengan tajam.

"Apa, itu bukan apa yang kukatakan."

"Aku tidak punya keinginan menjadi putri mungil yang hanya bisa dilindungi oleh orang yang aku cintai."

Fianna diam-diam menggeleng.

"-- Aku cinta Kamito-kun."

Dan mengeluarkan tantangan langsung ke Claire.

"Oleh karena itu aku ingin menjadi kuat -- Cukup kuat untuk berdiri di sisinya di medan perang"

"A-Aku paham ..."

Claire menunjukkan ekspresi yang goyah. Meskipun Fianna tidak pernah menyembunyikan kasih sayang nya pada Kamito, mengungkapkan niatnya secara langsung itu mungkin pertama kalinya.

"Bagaimana dengan kamu, Claire?"

"Eh ...?"

"Mengenai Kamito-kun, apa yang kamu pikirkan, Claire?"

"K-Kenapa kamu menanyakan pertanyaan seperti itu? Ini tidak ada hubungannya dengan apapun!"

Claire tersipu dan mulai panik.

"Aku ingin mendengar apa yang kamu pikirkan, Claire ... Apakah kamu mencintai Kamito-kun, Claire?"

Daripada berbicara dengan nada suara lucu yang biasanya, kata-kata Fianna setajam pisau.

"..."

Claire benar-benar terkejut.

Lalu seolah-olah mencoba untuk menghindari tatapan Fianna, dia tiba-tiba mengalihkan tatapannya.

"T-Tidak seperti itu. Seolah akan ada orang yang jadi sebodoh itu!"

"Tapi ketika Kamito-kun hilang setelah jatuh dari tebing, kamu meneriak namanya untuk yang entah siapa yang tahu berapa kali selama mimpimu."

"A-Aku hanya tidur dalam keadaan linglung, K-Kamito dan aku tidak --"

"... Apakah itu begitu? Aku mengerti."

Fianna diam-diam menggeleng dan berbalik untuk pergi.

"Hei, tunggu di sana, kamu, aku belum selesai --"

Seolah memotong panggilan Claire pada Fianna, pohon-pohon dan dedaunan menutup seperti pintu.

Bagian 5[edit]

(... Aku benar-benar kelewatan, huh. Benar-benar kacau.)

Fianna berjalan dengan cepat melalui hutan saat dia mendesah dengan penyesalan.

Secara tidak sengaja, dia memarahi orang lain dengan keparahan yang berlebihan.

...Ketika Claire jelas-jelas mengkhawatirkan tentang dia dengan tulus.

(Aku sungguh kekanak-kanakan untuk membuat hal-hal seperti ini. Aku harus minta maaf padanya nanti.)

Saat Fianna memikirkan ini pada dirinya sendiri, dia tiba-tiba menyadari.

(... Tapi bukankah ini sesuatu yang tidak dapat membantu?)

Justru karena dia mengatakan itu pada Claire, Fianna akhirnya menyadari perasaan terdalam nya.

Dan menemukan apa yang benar-benar dirasakan.

(... Memang, aku menjadi cemas.)

Tapi ini bukan hanya karena dia tidak ingin membebani tim.

Sebanyak dia berharap untuk menggunakan alasan itu sebagai penutup ...

Dalam kenyataannya, niatnya adalah tempat di dekat yang mulia.

(...Sungguh pandangan yang tidak sedap dari ku, berpikir aku akan cemburu pada gadis-gadis itu.)

Claire, Ellis, Rinslet, serta Est --

Kamito dikelilingi oleh gadis-gadis menarik.

Mereka dipercaya oleh Kamito dan mampu menjaga punggungnya.

(Tapi aku ...)

Fianna berhenti berjalan.

Angin malam yang dingin bertiup di pipinya yang terbakar, membantu pikirannya untuk mendinginkan dan menenangkan diri.

"... Aku harus kembali ke tenda."

Banyak roh jahat berkeliaran dalam hutan di malam hari.

Meskipun Fianna adalah saat ini didalam penghalang, tidak bisa menyatakan bahwa dia benar-benar aman.

Tiba-tiba, suara gonggongan binatang menakutkan datang dari jauh, menyebabkan Fianna gemetar.

(Kalau dipikir-pikir itu, pertama kali aku bertemu Kamito-kun, itu juga di hutan seperti ini...)

Pada saat itu, Kamito telah menyelamatkan Fianna dari serangan peri yang mengamuk, itu ketika dia aktif sebagai Ren Ashbell, «Penari Pedang Terkuat».

(... Itu adalah cinta pertamaku.)

Lubdub. Fianna bisa merasakan detak jantungnya semakin cepat.

(... I-Itu benar. Yang pertama jatuh cinta dengan Kamito-kun adalah aku.)

-- Tepat pada saat ini.

"Jadi kau di sini, Fianna."

"Eh?"

Fianna mendongak dengan terkejut.

"... Kamito-kun?"

Muncul di sisinya adalah pemuda yang baru saja dia pikirkan.

"... K-Kenapa kamu datang ke sini?"

"Aku datang untuk mencari kamu, Fianna. Hutan di malam hari cukup berbahaya."

"A-Aku tidak membutuhkan kamu khawatir tentang aku."

Fianna langsung tersipu.

"Hei Fianna, apakah kamu memiliki beberapa waktu luang sekarang?"

"...? Hmm, ya, sedikit. Kenapa?"

Apakah luka yang diobati sebelumnya pagi ini terbuka lagi?

"Mari kita berjalan-jalan untuk sementara waktu. Lihat ke sana. Bukankah ada musim semi yang indah? Ketika itu malam hari, roh air yang berkilauan akan berkumpul."

"... U-Ummm, ini ..."

Fianna menahan napas sesaat lalu melanjutkan.

"... Apakah kita akan kencan?"

"Hmm, kencan eh ... Yah, aku kira."

Kamito mengangkat bahu.

Itu adalah pertama kalinya bagi Kamito untuk mengatakan sebuah undangan ... Fianna bisa merasakan jantungnya berdebar-debar.

"N-Namun ..."

Fianna langsung tenang dan menggeleng.

"Tidak, itu akan berbahaya untuk meninggalkan «penghalang». Meskipun itu cukup memalukan --"

Setelah semua, «Blade Dance» saat ini sedang berlangsung. Tidak ada risiko yang layak diambil tidak peduli seberapa kecil.

"Tidak apa-apa, aku di sini dengan kamu."

Kamito tersenyum lembut sambil mengulurkan tangan ke arah Fianna.

Meskipun melihat kejanggalan seperti ekspresi lembut yang langka dari Kamito, Fianna menemukan tatapan mata hitam legam menyebabkan pikirannya menjadi kabur seolah-olah lapisan kabut mengambang di pikirannya.

(Memang, bersama-sama dengan Kamito-kun pasti akan cukup aman ...)

Kamito dikelilingi oleh banyak gadis yang menarik. Ini menyebabkan Fianna merasa kebingungan.

Jika dia melewatkan kesempatan ini, kesempatan yang lain mungkin tidak akan datang lagi.

(... Pada kesempatan ini, pastinya baik-baik saja untuk bertindak sesuai dengan perasaanku dengan cara yang jujur, kan?)

"Baiklah. Hanya sebentar harusnya baik-baik saja."

Fianna mengambil keputusan, mengambil tangan Kamito dan berjalan ke depan.

"Ngomong-ngomong, tidakkah kita harus bilang pada Claire dan yang lainnya bahwa kita akan keluar?"

"Hei hei, ini adalah kesempatan langka untuk kencan. Tidak perlu untuk mengatakan itu pada sekelompok orang, kan?"

"Eh ...?"

Seketika, Fianna membuat langkahnya berhenti mendadak.

-- kejanggalan yang dia rasakan mulai dari beberapa waktu lalu berubah menjadi fakta yang menentukan oleh pernyataan tunggal.

"Lepaskan!"

Fianna berteriak dan menepis tangan Kamito itu.

"A-Ada apa, Fianna!?"

"... Siapa kau?"

"Apa?"

"Kamito-kun tidak akan memanggil kawan-kawan kami 'sekelompok orang,' benar-benar tidak pernah!"

Fianna melotot dingin pada pemuda di depan matanya --

Ini hanyalah seseorang yang hanya berpenampilan Kamito.

"... Fufu, aku mengerti."

Nada suara pemuda -- tidak, seluruh suara menjadi benar-benar berbeda.

"Aku bahkan mencoba menggunakan sedikit sihir yang manipulasi mental ... Tapi hasilnya masih gagal."

Segera, sosok Kamito yang terdistorsi untuk mengambil pada penampilan seorang gadis.

Rambut biru terang. Pakaian erotis seperti seorang penari eksotis.

Dia adalah seorang gadis cantik. Namun, wajahnya menebarkan kesan seperti bunga beracun.

Mata merah tidak menyenangkan nya menyapu seluruh tubuh Fianna seolah-olah mata milik ular yang mengincar mangsanya.

"...!?"

"-- Aku datang untuk menyambut kamu, «Darkness Queen»."

Dalam sekejap, gadis itu merilis sebuah kilatan petir dari ujung-ujung jarinya --

Dengan demikian Fianna kehilangan kesadaran....


Back to Bab 5 Return to Halaman Utama Forward to Bab 7