Seirei Tsukai no Blade Dance (Indonesia):Jilid 4 Bab 10

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Chapter 10 : Pertarungan Penghabisan dengan Masa Lalu[edit]

Bagian 1[edit]

Di dalam hutan yang gemersik karena api-

"........ Kamito adalah seorang assassin yang dilatih di Sekolah Istruksional?"

Tercengang, Claire menggerutu.

Ellis, Fianna, dan Rinslet saling bertukar pandang ketika tergeletak di tanah.

Sekolah Istruksional - jika bertanya kepada orang kerajaan, tidak akan ada yang tidak pernah mendengar nama itu.

Empat tahun lalu. Pada saat ketika pemberontakan Ratu Bencana, sisi gelap kerajaan terungkap.

Di berbagai daerah antar benua, anak yatim yang muncul dan memiliki sifat khusus dikumpulkan dan dilatih sebagai assassin dengan suatu perkumpulan para fanatik.

"Hal semacam itu........"

Hal itu bukanlah sesuatu yang bisa langsung dipercayai.

Tapi, jika itu benar -

Kekuatan Kamito yang tidak biasa.

Itu bisa menjelaskan kenapa Kamito susah payah menyembunyikan masa lalunya.

....... Jadi, itu yang terjadi. Itulah mengapa Kamito -

Claira berdiam diri dan menutup mulutnya rapat-rapat.

"Aha, mengejutkan, bukan? Onee-chan."

Muir mengatakannya sambil mengejek.

"Nii-sama adalah seorang monster seperti aku. Dia bukan manusia."

Tiba-tiba, naga tanah Tiamat mulai meneriakkan sihir roh.

Tanaman yang mengerikan dengan sulur-sulur tumbuh dari dalam tanah dan menyerang Claire dan lainnya.

Mereka berempat yang sudah kehabisan tenaga diangkat ke udara.

"Tidaaaaaaak!" "Apa-apaan nih!" "Si-Sialan kau, makhluk mesum!"

tumbuhan berlendir itu mencabik gaun para gadis dan menyentuh kulit mereka seperti tentakel.

Mereka berusaha keras melawan perasaan yang tidak mengenakkan, tapi mereka tidak bisa menahannya.

"Fufufufu, penampilan yang bagus. Onee-chan."

"Nnnn, fuaaa....... ini.....!"

Claire mengayunkan Flame Tounge nya berusaha untuk membakar tumbuhan itu, tapi-

Apinya menghilang seperti asap dan benar-benar padam.

...... Aku kehilangan kekuatan suci!

Roh yang tidak bisa digunakan siapapun kecuali putri yang suci. Meskipun kau punya ikatan dekat dengan roh terkontrak, hal itu tidak bisa diubah.

Upacara pensucian itu bertujuan agar roh tidak bisa menjalin kontrak dengan si putri, sebelum ritual suci atau Blade Dance mencapai kondisi seperti ini.

Perlakuan yang senonoh ini bukannya tanpa maksud. Muir merusak tubuh mereka sehingga mereka tidak bisa menggunakan roh terkontrak mereka.

Tapi, tidak ada waktu untuk merasa malu karena menunjukkan perilaku memalukan bagi perempuan terhormat ketika tanaman itu meraba-aba tubuh mereka.

Bernafas menjadi sulit seiring suara gretakan dari tulang mereka.

".........A, guuuu......"

"Kau menangis dengan suara yang bagus. Aku ingin Nii-san mendenganya juga."

Kata gadis itu tertawa polosnya.

Kami....... to.....

Di dalam lubuk hatinya yang semakin melemah -

Claire memanggil nama itu.

- Selamatkan aku, Kamito!

Saat itu juga, kilatan pedang.

......... Eh?

Mendadak terasa mengapung.

Kemudian, Claire jatuh ke dalam lumpur.

Ellis, Fianna, dan Rinslet juga bebas dari tanaman itu.

".........."

Claire bekedip.

Di sana-

"Maaf, aku membuatmu menunggu."

Kamito berdiri di sana sambil memegang pedang keperakan yang mengkilap.



Bagian 2[edit]

Nafas Kamito berat dan dia berdiri tidak jauh dari Tiamat.

Wajahnya pucat seperti kekurangan darah dan tubuhnya basah dengan keringat dingin. Berkat Est yang menjaga kondisinya, Kamito bisa terus berdiri.

"Kamito...."

Claire mengeluarkan suara terkejut.

"...... Jadi, kau sudah dengar tentang diriku?"

"........"

Claire terdiam.

Kamito pun paham.

Mereka sudah tahu tentang masa lalu Kamito.

"Kamito, apakah itu benar? kalau kau....."

"Ya, itu benar."

Kamito berpaling dari Claire dan mengangguk.

"Aku sama seperti Muir, seorang yatim-piatu dari Sekolah Instruksional."

Kamito mendengar nafas yang tersentak.

Bukan hanya Claire. Ellis, Fianna, dan Rinslet juga begitu.

Mereka melbarkan matanya karena kenyataan pahit tentang profil Kamito.

Seorang anak menyedihkan dari kegelapan. Bisa juga disebut seekor Raksasa yang menjijikkan.

Kamito tidak tahu mana yang lebih bagus.

Apapun yang terjadi, hubungan mereka akan berubah dari sekarang.

..... yah, cepat atau lambat pasti akan terungkap.

Kamito menghela nafas dengan lemas-

Dan tetap berdiri di depan Muir Alenstarl dan Tiamat.

"Claire, maaf karena sudah menyembunyikan hal itu sampai sekarang. Tapi -"

Kamito menggenggam Terminus Est dengan kedua tangannya.

"Aku pasti akan melindungi kalian semua! Hal itu tidak akan berubah!"

"Ka-Kamito... Ka-Kau...."

Lalu.

Suara gemetaran Claire-

"Kau bodoh!"

"Hah!?"

Kamito pun mengatakan suara yang menolak pernyataan Claire.

Di sana - suara cambuk terdengar.

Seperti biasanya, cambuk kulit menghantam punggungnya.

"Sakit tahu! Maksudmu apa!?"

Sambil teriak, Kamito berbalik-

Gogogogogogoogogogogogogo..........!!!!!

Bahu calire gemetaran.

Twintails nya berdiri seperti api.

"........ O-Oi, Claire!?"

Keringat dingin mengalir di pipi Kamito.

........ Gadis itu marah. Ojou-sama cerewet itu marah besar!

"Ka-Ka-Kau....... Apa maksudmu, hah!?"

Dengan cepat Claire menuju Kamito.

Mata rubinya melotot ke arah Kamito.


"Ada apaan?"

"Kenapa kau tidak mau bercerita tentang masa lalumu!"

Perlahan air mata keluar dari sudut mata Claire.

"Jika aku tahu tentang masa lalumu, kau berfikir kalau aku akan memandangmu sebelah mata?"

"Bu-Bukan, itu karena aku berasal dari Sekolah Istruksional...."

Kamito kewalahan dan mundur.

"Jadi!?"

"Eh!?"

"Yah, pastinya aku sedikit terkejut, kau tahu? Aku terkejut, tapi -"

Claire menunjuk dada Kamito.

"Kamito tetaplah Kamito. Bukankah kekhawatiranmu itu sangat bodoh?

"......."

Kamito tercengang dan-

"Kamito-san..... Masalah itu sangat konyol."

"Ya, itu benar. Bodohnya parah, sangat bodoh."

"ah, Kamito-kun, bodoh sekali ♪"

Ketiga Ojou sama lainnya juga mengatakan hal yang sama dengan ekspresi terheran.

"Ka-Kalian....."

"Dengar baik-baik, Kamito."

Claire melototi Kamito dengan mata mengadah.

".....!?"

Wajah Claire sangat dekat. Bahkan bibir mereka akan berciuman kalau lebih dekat lagi.

Atau lebih tepatnya, jika Kamito benar-benar menyadarinya, Claire sudah telanjang dan hanya terisa celana dalamnya.

Bahkan dalam keadaan seperti ini, jantungnya berdegup kencang.

Claire menatap Kamito dengan ekspresi serius.

"Yang terpenting, kau adalah teman kami dan kau adalah-"

"..............Claire?"

Wajah Claire memerah karena malu. Kamito menelan ludahnya.

Lalu-

"Karena kau budak roh ku!"

Teriak Claire.

"...... Ya, itu benar."

Kamito tersenyum kecut.

..... Aku melakukan hal yang sangat bodoh.

Kamito merasa dia harus percaya lagi dengan teman-temannya.

Walaupun hanya 2 bulan sejak Kamito bertemu dengan Claire dan Ojou-sama lainnya.

Tapi mereka sudah menjalaninya bersama-sama.

Meskipun mereka mengetahui masa lalunya, waktu bukanlah sesuatu yang bisa diubah begitu saja.

Terlepas dari kenyataan kalau Kamito tahu hal itu-

".......Claire, maaf."

"Hmph, budak roh yang merepotkan."

Claire mengalihkan pandangannya dengan malu-malu.

"Nii-sama........"

Gumam Muir Alenstarl.

"Apa yang kau katakan? Nii-sama sama seperti Muir, seorang monster!"

"Muir..."

Kamito menatap gadis yang menunggangi Tiamat.

"..... Aku sudah berbeda dengan yang dulu."

"Itu bohong, Nii-sama tidak mungkin....."

Muir melebarkan matanya dan -

Melotot, bukan ke arah Kamito, melainkan ke arah Claie dan lainnya.

"....... Aku mengerti, Nii-sama. Kau sudah dipermainkan oleh mereka."

"-Muir!"

Segel Persenjataan Terkutuk yang berada di tangan kanan Muir mulai bersinar.

Tiamat meraung dengan marahnya dan tubuhnya mulai membesar.

Sisik yang menutupinya lepas dan beterbangan tanpa arah.

"Nii-sama milik Muir~ tidak bisa dimaafkan. Aku akan menghancurkan semuanya!"

".................."

Muir Alenstarl - Seorang gadis, yang untuk beberapa alasan memanggilnya Nii-sama, adalah sesuatu yang Kamito sayang.

Dia masih memiliki wajah lucu kekanak-kanakan, sama sekali tidak berubah.

Rasa sakit sedikit melukai hatinya.

Namun-

"Maaf, Muir. Sekarang, aku harus melindungi mereka semua."

Kamito mengangkat pembantai iblis - Terminus Est di kedua tangannya.

"Kau tidak bisa meninggalkan masa lalumu, Nii-sama."

"Ya, aku tidak berniat meninggalkannya. Pedang ini-"

Pedang di tangannya bersinar -

"Untuk melindungi mereka yang berharga bagiku dan menunjukkan jalan ke masa depan!"

Kamito melompat.

Pada saat yang sama, Naga Api Tiamat melepaskan nafas api!

Kamito tidak bisa menghindarinya - Dengan mengeluarkan kekuatan sucinya, dia menghempaskan api itu.

........ Muir Alenstarl, seorang kontraktor roh militer yang ahli.

Dengan kekuatan yang bisa memaksa kekuatan roh hingga batasnya- pengguna Jester Vise.

Seorang yang tidak ada tandingannya dalam hal penghancuran besar-besaran, nomor dua di Sekolah Instruksional.

Dan roh itu sudah dia kendalikan, si roh pemusnah, Tiamat, roh tingkat atas.

melawan Kamito yang luka parah.

Kamito bukanlah Ren Ashbell si Blade Dancer terkuat, tapi apakah dia bisa menang dengan kemampuannya?

- Masa bodo!

Kamito menghempaskan dan mempercepat dirinya.

Untuk beberapa alasan, di tidak merasa kalu dia akan kalah. Tidak ada tanda-tanda kalau dia akan pingsan di tanah.

Semuanya sudah mempercayaiku- hal itu membuat tubuhku serasa sangat ringan.

"Woooooooogh!"

Naga Angin mulai mengucapkan sihir roh kepada Kamito.

Pisau angin yang sangat banya dilepaskan. Jika benda itu mengenai Kamito, salah satu bagian tubuhnya akan hilang.

"- Angin O, kepada prajurit pemberani, berikanlah perlindungan sucimu!"

Dari belakang, dia bisa mendengar mantra dari sang Kapten Ksatria.

Sebuah angin puyuh berkumpul dan melindunginya. Ellis handal di roh tipe terbang. Kamio melompat dan mempercepat lagi- dia menghindari semua pisau angin dengan melompatinya.

Pedang putih berkilau di kegelapan malam. Lalu, kepala Naga Angin terbang ke udara.

Satu-

Muir tercengang.

Dengan amarah yang menggila, Tiamat lepas kendali dan menyerang Kamito dengan ganasnya.

Naga Tanah membuka mulut kerasnya yang berisi gigi-gigi tumpul. Dia mengarahkan kepalanya ke Kamito dan seketika, Kamito-

- sebuah kilatan pedang yang melengkung, lalu kepala Naga Tanah jatuh seperti palu besi.

Dua-

"Kenapa!? Nii-sama, nii-sama bahkan belum bangkit-"

"Muir, ketika kita di Sekolah Instruksional, apakan kau pernah menang melawanku?"

"........!?"

Vise Jester Muir yang dipasang ke roh Tiamatannihilation merupakan senjata yang tak tertandingi.

Tapi, hanya dalam hal penghancuran massal.

Melawan Kamito, yang ahli dalam pertarungan satu lawan satu, pertandingan ini tidak menguntungkan bagi Tiamat.

Jika kelima kepala dipotong satu per satu - Tiamat bukan lagi musuh yang tak terkalahkan.

Naga Air dan Naga Api bersamaan menyerang dari kedua arah. Kamito merundukkan badannya- dan terbang menggunakan kekuatan armor angin. Dan seketika mengitari kedua kepala itu, dia memenggal keduanya sekaligus.

Dengan itu, sudah empat-

Teknik pedang itu untuk latihan assassin di Sekolah Instruksional. Teknik pedang Kamito yang sesungguhnya. Gerakan yang dilarang di pertempuran akademi.

Kamito langsung membetulkan kuda-kudanya - kemudian.

Leher Naga Air bergerak-gerak sambil melepaskan nafas air.

Memenggal kepala naga tidak cukup untuk membunuhnya. Karena nafas air utu, tubuh Kamito terhempas ke tanah.

Kuu.........!"

Kamito berusaha secepatnya berdiri, tapi-

Di dalam mulut Naga Suci, cahaya berkumpul untuk Holy RayJudgment Flash.

Itu adalah serangan yang akan memusnahkan manusia dalam sekejap.

"-Kamito!"

Flame Tongue yang membara menarik garis merah di langit.

Cambuk itu mengenai leher Naga Suci dan seketika naga itu menghentikan pergerakannya.

Lalu-

"Taring beku, tembuslah- Freezing Arrow, Demon Ice Arrow!"

Panah es Rinslet mengenai mulut naga yang masih terbuka itu dan membekukannya.

Bukan. Benda itu bukan sekedar panah pembeku-

"- Tanpa menunggu untuk musin dingin dan semi, Ice Break, Ice Break Flower!"

Dengan kata-kata Rinslet, es itu pun hancur.

Pisau es mengiris seluruh tubuh Tiamat.

"Woooooooooooghhhh!"

Tubuh naga itu berhenti bergerak, dan dalam sepersekian detik-

Pedang pembunuh iblis milik Kamito menghancurkan kapala Naga Suci.


Back to Bab 9 - Tanda Kegelapan Return to Halaman Utama Forward to Epilog