Shin High School DxD (Indonesia):Jilid 2 Life.2

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Life.2 Pertarungan Sesungguhnya Rating Game World Tournament Dimulai![edit]

Bagian 1[edit]

Saat ini, sebuah panggung terbuka yang besar menjadi tuan rumah pertunjukan Tokusatsu [Chichiryuutei Oppai Dragon].

“Fuhahaha! Hei, Oppai Dragon! Dan juga, Darkness Knight Fang si pengkhianat! Hari ini, aku akan mengalahkan kalian berdua!”

Tema dari acara Oppai Dragon ini adalah—aku memerankan Oppai Dragon, bekerja bersama Darkness Knight Fang (diperankan oleh Kiba) yang telah bersekutu dengan Oppai Dragon untuk mengalahkan Evil Dragon General Bavo (diperankan oleh Bova). Aku berteriak di dalam armor crimsonku.

“Sial Bavo! Hari ini, aku, Super Oppai Dragon, akan mengalahkanmu!”

Oppai Dragon juga memiliki power-up dalam program yang disebut Super Oppai Dragon yang merupakan replika dari [Cardinal Crimson Promotion]-ku. Omong-omong, tiga bentuk [Illegal Move Triaina]-ku juga mendapatkan merchandise-nya sendiri yang populer di kalangan anak-anak, karena itu adalah bentuk Oppai Dragon yang diperkuat.

“Ayo, Fang!”

“Ya, pastikan kamu tidak menghalangi jalanku.”

Kiba (Darkness Knight Fang) dan aku melakukan kombinasi yang hebat bersama-sama, memainkan Evil Dragon General Bavo. Meskipun itu hanya akting, anak-anak menjerit bahagia ketika mereka melihat tubuh Bova yang terhuyung-huyung.

“Wow! Oppai Dragon, lakukanlah!”

“Kalahkan Bavo!”

Kiba (Fang) menerima banyak sorakan bernada tinggi dari para ibu dan gadis-gadis muda.

“Kyaaaaaaaaa! Fang-samaaaaaa!”

“Tolong lihat ke siniiiiii!”

Biarpun Bavo dalam keadaan darurat, dia tertawa dengan berani.

“Fufufu, jangan kamu berpikir bahwa kamu bisa menang dengan itu, Oppai Dragon! Hei, Fang! Aku juga punya seseorang yang kuat yang bisa membantuku!”

Seperti kata Bavo, panggung menjadi gelap dan anak-anak membuat keributan. Di dalam kegelapan, api menyala di panggung—. Dari langit-langit panggung, seseorang yang mengenakan jubah api dan armor bak pemimpin jahat turun ke panggung bersama dengan api. Itu adalah Riser Phoenix! Dia juga mengenakan topeng yang terlihat seperti burung abadi. Yap! Pertunjukan ini juga merupakan kemunculan pertama Marshal Phenex—musuh baru yang diperankan Riser! Riser membuat wajah jahat dan berkata padaku dan Fang.

“Fuhahahahahahahahahahaha! Oppai Dragon! Fang si Pengkhianat! Sekarang, Marshal Phenex telah datang, aku tak akan membiarkan kalian melakukan apa pun yang kalian mau!”

Aku tak bisa menganggapnya sebagai pemimpin orang jahat selain tawa dan aktingnya jelas menunjukkan karakternya sebagai orang jahat! Menyusul keberhasilan awal dari Keluarga Gremory dan keluarga lainnya, sepertinya Keluarga Phoenix juga mulai memberikan banyak tekanan pada bisnis karakter. Sebagai permulaan, kolaborasi dengan Oppai Dragon dari Keluarga Gremory sudah diputuskan. Jadi, Riser sekarang ada di sini. Mereka pasti telah memilih nama Marshal Phenex karena manusia kadang-kadang menyebut Iblis Phoenix, ‘Phenex’.

“Sial! Marshal Phenex ...! Ini buruk. Oppai Dragon, jangan lengah!”

Sementara Fang mengatakan itu, aku menyerang Marshal Phenex!

“Marshal Phenex! Aku takkan memaafkan siapa pun yang mencoba mengganggu kedamaian Dunia Bawah!”

Ketika Marshal Phenex dengan mudah menghindari pukulan yang terus kuberikan padanya, dia mengulurkan tangannya padaku. Saat berikutnya, bubuk mesiu dilemparkan ke atas panggung untuk membuatnya terlihat seperti aku diserang oleh api sambil terlempar.

“Guwaaaaa!”

Aku (Oppai Dragon) kini terbaring di atas panggung.

“Hahahahahaha! Jadi ini Oppai Dragon.”

Riser (Marshal Phenex) menginjakku sewaktu aku tengah berbaring. Sejujurnya, aku merasa dia sengaja mencoba untuk menginjak cukup keras padaku, tapi tetap saja itu tindakan yang baik. Anak-anak menunjukkan empati melihat ini.

“Uwaaaaaan! Oppai Dragon dikalahkan!”

“Burung itu kuat!”

Akan tetapi, ada seseorang yang turun tangan!

“Sudah cukup, Marshal Phenex!”

Orang yang muncul adalah Switch Princess yang diperankan oleh Rias! Meskipun dia malu di kali pertama dia berpartisipasi dalam acara itu, kini dia sudah terbiasa ketika dia melakukan pertunjukan yang hebat seusai sering berpartisipasi sebagai Switch Princess dalam bentuk gaunnya. Gadis-gadis memanggil menanggapi ini.

“Switch Princess, lakukanlah!”

“Selamatkan Oppai Dragon!”

Marshal Phenex berbicara kepada Switch Princess!

“Yah, baiklah, Switch Princess-sama. Tak kusangka kamu, yang biasanya dilindungi, akan berdiri di depanku ... kuharap kamu tidak berencana untuk melawanku, Marshal Phenex yang agung, bukan?”

Aku kagum dengan tindakan meremehkan Riser yang sempurna. Switch Princess (Rias) dengan berani berteriak.

“Betul! Aku juga akan ... bertarung bersama Oppai Dragon! Haaaaa!”

Switch Princess menembak dirinya sendiri dan berteriak, membiarkan cahaya menyelubungi tubuhnya pada saat yang sama. Saat cahaya memudar, Rias (Switch Princess) berubah menjadi sesuatu yang memungkinkannya untuk bergerak dengan mudah, tidak seperti bentuk gaun sebelumnya! Bentuk itu tampak seperti jersey Tim [Rias Gremory] di Azazel Cup. Itu mungkin digunakan untuk bentuk pertempuran Switch Princess di [Oppai Dragon] karena anak-anak juga tahu bahwa Rias juga berpartisipasi dalam Rating Game World Tournament. Bentuk itu, yang telah disiarkan di program TV juga, membuat anak-anak bersorak keras!

“Waaaaa! Switch Princess, itu keren!”

“Hajar dia, Switch Princess!”

Dukungan dan sorakan dari semua anak telah mencapai puncaknya, tanpa memandang jenis kelamin.

“Persiapkan dirimu, Ri ... Marshal Phoenix!”

Ups! Rias hampir memanggil Riser tadi. Aku ingin tahu apakah itu berhubungan dengan pertemuan mereka sebelumnya. Tetapi, dia datang untuk menyelamatkan aku yang dikalahkan dengan Riser sebagai lawannya ... sangat menarik karena dalam pertandingan Rating Game pertama melawan Riser dan pada saat aku masuk ke pesta pertunangan pasca pertandingan, itu adalah kebalikannya. Dan dengan ini, acara pertunjukan [Chichiryuutei Oppai Dragon] kali ini berakhir dengan kerumunan di lapangan yang panas—.

Kami beristirahat di ruang ganti setelah pertunjukan berakhir. Di ruang ganti pria, Kiba dan aku membuka armor kami dan berganti pakaian seperti biasa tanpa merias wajah kami. Kiba berkata sambil meminum tehnya.

“Fufufu, Rias-neesan menyerbu masuk setelah kemunculan Riser-san. Satu adegan tertentu itu tampak seperti sedang mencoba menggambarkan suatu peristiwa tertentu.”

“Ah, yang itu. maksudmu waktu aku menyerbu ke pesta pertunangan, kan? Tapi dalam pertunjukan posisinya terbalik. Yah, aku juga merasakan hal itu.”

Sepertinya Kiba juga ingat itu. Aku tersenyum masam dan berkata.

“Biarpun harus kukatakan, akting Riser sangat tepat. Dia seperti orang jahat asli, atau seperti dia memiliki bakat bawaan.”

“Kamu mungkin benar.”

Saat ini, Riser tengah melakukan penandatanganan penggemar seusai pertunjukan untuk para penonton. Meskipun kelihatannya mereka tidak populer di kalangan anak-anak, dia dan Bova masih muncul di acara penandatanganan penggemar karena ada beberapa anak laki-laki dan perempuan yang menyukai karakter jahat. Setelah ini, Akeno-san akan naik ke panggung dan menyanyikan [Lagu Oppai Dragon] bersama dengan anak-anak. Akeno-san tampaknya membidik Onee-san penyanyi lagu di acara ini saat dia berlatih menyanyikan [Lagu Oppai Dragon] secara rahasia. Juga, kami dari para pemeran utama akan melakukan acara penandatanganan penggemar sehabis istirahat ini ...

“...”

“...”

—Suasana segera menjadi canggung ketika Kiba dan aku tidak punya topik untuk dibicarakan. Sepertinya aku tak tahu apa yang harus dibicarakan ... karena timku dan tim Rias bertanding di babak pertama, percakapan antara aku dan Kiba terkadang terputus seperti ini, baik itu tentang kehidupan atau pekerjaan pribadinya. Saat ini, gadis-gadis yang tinggal bersamaku—Rias, Akeno-san, dan Koneko-chan, masih bisa berinteraksi secara normal dalam kehidupan pribadi kami meskipun mereka akan bersaing denganku, karena mereka dapat memisahkan pertandingan dari kehidupan pribadi kami. Bahkan mungkin aku yang canggung. Astaga, para gadis luar biasa dalam hal-hal seperti ini. Sekitar waktu itu, Gasper juga membuat perbedaan yang jelas saat dia mengatakan hal-hal seperti ini dengan antusias.

“Ise-senpai, ayo berlatih bareng!”

Di sisi lain, suasana dengan Kiba ... sangat canggung. Tidak, kami berdua telah berjanji untuk saling bertarung. Aku adalah [King], dan aku akan bersama budak-budakku dan timku, sementara Kiba, pedang [Crimson-Haired Ruin Princess] telah berjanji untuk menjadi [Knight] Rias seumur hidup. Aku sendiri juga percaya itu dan memberi tahunya bahwa dia adalah Knight dan Pedang Rias. Fenomena yang terjadi pada kota ini ... dan banyak hal yang terjadi setelah itu ... Kiba dan aku telah bertarung bersama melawan musuh yang kuat. Sejak pertarungan melawan Malaikat Jatuh, Kelompok Teroris, Dewa Jahat, dan bahkan putra Maou, kami bertarung bersama mereka semua. Kami bekerja keras bersama-sama untuk bertahan hidup, dan berdebat berkali-kali. Saat ini pun belum berubah. Dia adalah temanku, rekanku—. Tapi, dia juga rivalku. Dia salah satu targetku. Jika aku serius bertarung dengan Kiba—. Malahan, bukannya aku tidak pernah membayangkan itu. Dalam imajinasiku, aku melawannya sebagai seseorang yang harus kulampaui. Dan itu bukan hanya dalam imajinasiku lagi; kami harus bertukar pukulan dan tebasan dalam kehidupan nyata. Segera, aku akan memukulnya dan ditebas olehnya. Setelah menyesap tehnya, Kiba berkata.

“Turnamen akan segera datang.”

“Iya.”

“Saat ini, aku takkan banyak bicara. Maksudku, aku baru menyatakan perang terhadapmu tempo hari.”

Aku menerima pernyataan pada saat bagan diputuskan.

—Ise-kun, karena sudah begini, kamu adalah musuhku. Lagipula, aku adalah [Knight] Rias-neesan.

Kiba mengatakan itu padaku dan aku senang dia tidak menahan kata-katanya. Aku telah menjawabnya dengan [Aku akan mengalahkanmu dengan seluruh kekuatanku]. Aku membalas.

“Benar.”

Sekarang, yang tersisa adalah bertarung dengannya pada hari pertandingan. Aku meregangkan punggung dan mengambil naskah untuk pertunjukan sore. Hari ini, aku harus melakukan pertunjukan lain yang berbeda karena pertunjukan itu dibagi antara pagi dan sore.

“Kiba, haruskah kita membaca naskahnya?”

“Ya. Karakter lain akan ditambahkan dalam pertunjukan sore—”

Ada ketukan di pintu ruang ganti, menyela kata-kata Kiba.

““Ya?””

Saat Kiba dan aku menjawab bersama-sama, Ravel yang membuka pintu.

“Apa Ise-sama di sini?”

“Ya, aku di sini, ada apa?”

Ketika aku mengatakan itu, Ravel masuk ke ruangan dan mengeluarkan surat penggemar. Ravel tampak bingung dan berkata padaku usai aku menerima surat itu.

“Sebenarnya, surat penggemar ini dikirim dari tempat tertentu ...”

“Oh, dari mana?”

Usai aku melihat bagian belakang surat itu—hanya kata [Bal] yang ditulis dalam bahasa Iblis dengan buruk ... Ravel berkata.

“Sepertinya itu dari Alam Baka ...”

“Alam Baka!? Alam Baka adalah ... tempat di mana Dewa Hades dan Grim Reaper tinggal, kan?”

Sementara aku bertanya kepadanya dengan terkejut, dia mengangguk.

… Beneran? Dari Alam Baka ...? Alam Baka—tidak, Grim Reaper, dan orang-orang yang mengendalikan mereka, Hades dan penguasa Neraka, adalah lawan kami saat ini, mengingat bahwa kami adalah bagian dari [D×D]. Karena mereka terlihat seperti entah bagaimana terhubung dengan Iblis misterius yang muncul di Kota Kuoh, serta kejadian dengan sang Dewi Malam, Nyx. Meskipun itu adalah surat penggemar, aku masih harus berhati-hati karena itu dari Alam Baka. Ravel juga pasti sudah memikirkan itu. Tapi, Ravel berkata.

“Tapi surat penggemar ini melewati pemerintahan Iblis dan Gremory ... jadi para petinggi juga mesti menyelidiki ini ... jadi secara teori, surat ini bukan samaran atau mengandung kode apa pun, dan aku cenderung percaya bahwa surat ini hanyalah surat penggemar untuk [Oppai Dragon] dari seorang anak Grim Reaper ...”

—.

.... Beneran? Ada anak Grim Reaper yang menggemariku? A-Aku belum memikirkannya sampai sekarang ... aku tidak tahu bagaimana Grim Reaper meningkatkan jumlah mereka, tapi terkadang ada Grim Reaper Kelas Ultimate dan manusia membentuk ikatan, seperti dengan Bennia, yang merupakan bagian dari Keluarga Sitri. Apakah itu cara mereka dilahirkan? Ah, omong-omong, Bennia juga penggemar berat [Oppai Dragon]. Tak disangka-sangka, Oppai Dragon juga menjadi hit bagi para Grim Reaper? Ravel berkata.

“Sebagai manajermu, aku sudah memeriksa isinya tadi ... dan kurasa tak ada masalah dengan itu.”

Aku segera membuka surat itu dan membacanya .... Itu ditulis menggunakan kata-kata Iblis dengan tulisan tangan yang buruk. Surat itu pasti ditulis oleh seorang anak kecil. Ayo lihat ...  

“Untuk Oppai Dragon, Hyoudou Issei-san

Aku benar-benar tertarik pada Oppai Dragon. Alasannya adalah karena setiap kali aku melihat Hyoudou Issei-san, aku selalu merinding. Aku selalu menonton semua episode [Oppai Dragon] di TV. Aku benar-benar menyukainya.

Aku punya Ibu, tapi aku tidak punya Ayah. Setiap kali aku menonton Oppai Dragon, ada saat-saat ketika aku bertanya-tanya, apakah ini rasanya memiliki seorang Ayah? Kalau aku mengatakan bahwa aku menginginkan seorang Ayah, apakah Hyoudou Issei-san akan menjadi Ayahku?

Dari Penggemar Oppai Dragon, Bal” 

...

...

... Begitu, Grim Reaper Bal-kun, jadi itu yang kamu pikirkan tentangku. Aku tersentuh olehnya. Pertunjukan [Oppai Dragon] telah menjadi populer di berbagai dunia gaib. Aku terkejut bahwa ada anak-anak di Alam Baka yang menikmatinya juga. Aku berkata.

“Aku benar-benar tertarik pada Bal-kun ini ... dia bilang dia tidak punya Ayah. Lalu, dia bilang dia ingin aku menjadi Ayahnya.”

Ravel mengangguk.

“Yap ... meskipun rumit mengingat posisi kita ... aku sangat senang bahwa program Ise-sama menyelamatkan anak ini.”

“Yah, aku juga akan bekerja lebih keras untuk anak ini! Baik! Aku akan menulis surat kepadanya juga!”

Ravel berkata.

“Kurasa itu ide yang bagus. Kamu juga bisa menganggapnya sebagai cara untuk memperbaiki hubungan dengan Alam Baka.”

Yap! Persis seperti apa yang dikatakan Ravel. Aku dengan cepat meminta seseorang menyiapkan kertas untukku dan menulisnya saat ada waktu luang selama pertunjukan.

“Fufufu, Ise-kun memang hebat, itu jawaban yang sangat tulus.”

Kata Kiba, yang duduk di sebelahku. Selama istirahat, aku menulis surat balasan kepada Bal-kun—. Kuharap perasaanku sampai ke hatinya!

Pertunjukan sore berakhir dengan aman dengan aku melakukan pertunjukan kolaborasi bersama dengan [Leonyx Rex] yang diperankan Sairaorg-san. Ketika acara berakhir dalam satu hari penuh, ada pesta untuk orang-orang yang ikut serta dalam pertunjukan.

[Bersulang!]

Sehabis bersulang, tiba saatnya bagi semua orang untuk makan dan mengobrol. Sambil semua orang mengambil makanan mereka karena itu adalah prasmanan, Sairaorg-san memanggilku.

“Hmph, kudengar kamu menulis kembali ke surat penggemar yang datang dari Alam Baka. Seperti biasa, kamu benar-benar terlibat dalam berurusan dengan penggemarmu, Hyoudou Issei.”

“S-Sairaorg-san! Dari siapa kamu mendengar itu? I-Itu memalukan!”

“Berhentilah bersikap rendah hati. Sekarang, aku berada di bisnis ini, aku juga ingin belajar bagaimana menanggapi penggemarku.”

Karena Sairaorg-san mengatakan hal seperti itu kepadaku, itu pasti membuatnya canggung! Sambil menyantap makanan yang ada di piring, aku berkata pada Sairaorg-san.

“... Pertandingannya hampir dimulai, ya.”

“Pertandinganku adalah pertandingan kedua. Saat ini, pertandingan pertama akan menjadi pertempuran antara sesama Dewa. Para peserta pasti tidak punya pilihan selain bekerja keras agar penonton tidak bosan.”

Pertandingan pertama adalah pertempuran antara Tim [Vajra], yang dipimpin Sakra, dan tim yang dipimpin oleh Pangeran para Asura, Dewa Mahabali, [Asura]. Pertandingan mereka mendadak menarik perhatian semua orang, karena itu adalah pertempuran antara dua pemenang yang sama-sama sesama Dewa. Dapat dikatakan bahwa pertempuran itu sendiri ditakdirkan. Ayah Dewa Mahabali—Dewa Virochana dibunuh oleh Indra (Sakra) dalam perang, jadi ada perasaan kuat akan takdir yang menghubungkan mereka. Sepertinya dia menantang Sakra karena dia membunuh ayahnya. Setelah itu, pertandingan kedua akan menjadi milik Sairaorg-san dan lawannya adalah—tim pendatang baru, [Shooting Star].

Meskipun mereka adalah peserta dari Dunia Manusia, tim mereka adalah campuran berbagai makhluk yang berbeda. Selama penyisihan awal, mereka sama sekali bukan apa-apa karena mereka terus dikalahkan. Namun, selama penyisihan menengah, semua anggotanya mulai dari Shooting Star-senshu menjadi kuat dengan cepat, dan mereka bahkan mengalahkan makhluk Kelas Dewa. Pada akhirnya, mereka menjadi kuda hitam yang menarik perhatian semua mitologi. Ketika pikiran itu terlintas di benakku, aku berkata.

“Tim pendatang baru misterius. Menurut ahli strategiku—”

Ketika aku hendak memberi tahunya pendapat Ravel, Sairaorg-san menggelengkan kepalanya.

“Itu bukan kebiasaan yang baik. Kita adalah rekan melawan teroris, tapi kita berdua rival di turnamen. Membagikan informasimu seperti itu seperti menyelamatkan musuhmu.”

Betul. Seperti kata Sairaorg-san. Timku dan tim Sairaorg-san berada di panggung yang sama.

“Maaf, kegugupan membuatku buta.”

Aku meminta maaf dari lubuk hati. Sairaorg-san tersenyum masam dan berkata.

“Tidak perlu, kadang-kadang, aku juga lupa bahwa kita sama-sama rival di turnamen saat aku bersama kalian semua. Dan itu adalah bukti betapa aku sangat menghormatimu sebagai rekan pertempuranku.”

Tiba-tiba, ada seseorang yang bergabung dalam percakapan.

“Membagikan strategi itu tentu saja merupakan sesuatu, tapi bukankah bertukar pendapat itu normal?”

Rias yang muncul sambil memegang gelas anggur (meskipun aku yakin itu jus anggur). Lalu, ada satu lagi yang muncul sambil memegang tulang berdaging. —Itu Riser.

“Betul. Aku juga ingin mendengar tentang bahaya kekuatan tak dikenal [Shooting Star].”

“Riser-san. Terima kasih atas kerja samamu dalam acara hari ini.”

Ketika aku mengatakan itu, dia mengangkat tangannya dan menjawab dengan ‘Kamu juga’. Riser lalu melanjutkan topiknya.

“Kalian mungkin sudah tahu, tapi ada juga Iblis di Tim [Shooting Star]. Mereka adalah Iblis Kelas Rendah. Tapi, kekuatan mereka berada pada level yang sama dengan Iblis Kelas Atas ... bukan, Iblis Kelas Ultimate. Dan Iblis dengan kekuatan itu tetap sebagai Iblis Kelas Rendah dan tetap sederhana.”

Menanggapi hal ini.

“Ada juga Penyihir di tim itu. Tapi sepertinya nama keluarga orang itu tidak sepopuler itu dalam organisasi Penyihir ... ini seperti perubahan haluan total karena orang berbakat itu mendadak menonjol ...”

Sairaorg-san mengangguk.

“Ya, ada banyak orang seperti itu di Tim [Shooting Star]. Itu sebabnya, pada tahap awal, kekuatan mereka tidak dinilai tinggi dan mereka dipandang sebagai orang yang tidak dikenal oleh semua mitologi.”

Ravel mendengar percakapan kami dan bergabung. Memegang kue di piringnya, dia menambahkan.

“Pemimpinnya, Shooting Star-senshu, dalam beberapa tahun terakhir—tidak, beberapa tahun yang lalu juga tampaknya sudah membangkitkan Sacred Gear-nya. Selain itu, wajar baginya untuk tidak dikenal karena ia baru belajar menguasai kekuatan tersebut belakangan ini.”

Sairaorg-san menatapku dan Riser.

“Ada juga pengguna Longinus baru di timmu. Pewaris sah dari Keluarga Phoenix, Ruval-dono, membina seorang pengguna Longinus baru juga .... Aku hanya bisa menganggap ini pertanda.”

“Pertanda?”

Ravel menjadi penasaran dan bertanya balik. Sesudah itu, Sairaorg-san memikirkannya sebentar.

“… Sudahlah.”

Sairaorg-san mengubah topik pembicaraan dengan itu. Riser berkata.

“Pengguna Longinus di timku ... yah, orang itu aneh. Orang itu bukanlah budak-budakku atau budak-budak kakakku, karena dia baru diamati ... tapi, selagi begini, aku akan memperkenalkannya kepada kalian. Tak salah lagi bahwa dia kuat.”

Pengguna Longinus baru yang tidak biasa yang mengendalikan mesin, [Unknown Dictator], adalah anggota tim bersama Riser (dia bergabung dari main draw sebagai kontestan), [Phoenix]. Menurut rekaman pertandingan mereka yang kulihat, dalam Game di mana field-nya adalah kota, ia mengendalikan mobil yang berhenti di jalan dengan kekuatannya sendiri. Juga, dia membuat semua hal yang seperti mesin di field menjadi lebih dekat dengannya, membuat sayap secara paksa dan terbang ke langit. Dan yang lebih buruk, aku mendengar bahwa demonstrasi itu hanyalah sebagian kecil dari kemampuannya ... Sairaorg-san menatapku dan Rias.

“Omong-omong, sekarang turnamen sudah dimulai, yang harus kita pikirkan adalah tetap menang. Juga, pertandingan kamu dan Rias lebih memprihatinkan. —Pertandingannya setelah pertandinganku.”

Sairaorg-san berkata kepadaku.

“Aku ingin tahu apakah kamu benar-benar seseorang yang tidak akan mengatakan tidak untuk bertarung melawan pacarmu.”

“Tentu, aku juga tidak lunak. Jika aku melakukannya, aku akan dibenci oleh Rias seumur hidupku.”

Saat aku menoleh kepada Rias, wajahnya menjadi merah dan dia tersenyum dengan berani.

“Tentu saja. Aku tidak akan memaafkan pacarku kalau dia kalah karena dia bersikap lunak terhadapku. Kalau dia melakukan itu, aku akan membatalkan pertunangan.”

“Dengar? Rias sangat ketat. Itu sebabnya aku akan mengeluarkan seluruh kekuatanku.”

Riser dan Sairaorg-san tertawa ketika aku mengatakan itu pada mereka. Sairaorg-san berkata padaku dan Rias.

“Kepala Keluarga Nakiri berikutnya, Roygun-dono, Bina Lessthan, Kiba Yuuto, Crom Cruach, Vasco Strada ... mereka semua adalah orang-orang yang ingin kulawan. Aku senang melihat bagaimana mereka akan bergerak selama pertandingan di bawah Sekiryuutei dan Rias. Jangan kalah, Hyoudou Issei, Rias. Biarpun lawan kalian adalah Dewa, atau kalaupun itu adalah seseorang yang bertunangan denganmu.”

“Ya, Sairaorg-san.”

“Yeah. Jika kita bertemu di turnamen, aku berharap yang terbaik.”

Riser berbicara dan menyuarakan ketidakpuasannya.

“Hei, hei, aku juga di sini, tahu? Apa tak ada dorongan untukku?”

Sairaorg-san panik usai mendengar itu dan menambahkan.

“Ah, tentu saja, aku akan melihat pertandingan di mana Riser-dono akan berpartisipasi.”

Ravel menertawakan kakaknya dalam menanggapi hal ini.

“Maksudku, ini Riser-oniisama. Tak aneh jika seseorang lupa untuk menyemangatimu.”

“Hei, kamu harus menghormati kakakmu! Astaga ...”

Rias, Sairaorg-san dan aku juga tertawa karena interaksi kakak dan adik—. Seiring dengan percakapan yang dibagikan di antara kontestan turnamen, pesta acara pra-turnamen berlangsung hingga larut malam.

Bagian 2[edit]

Beberapa hari setelah pertunjukan [Oppai Dragon] berakhir, pertandingan pertama dari Rating Game World Tournament pun dimulai. Sebagian besar anggota tim [Sekiryuutei of the Blazing Truth] kami, serta Rias dan tim lainnya, [Rias Gremory], berkumpul di ruang pelatihan di lantai dasar lantai satu yang kami ubah menjadi ruang Audio Visual selagi kami duduk di depan monitor besar. Meskipun mereka kalah, Sona Sitri-senpai dan budak-budaknya juga hadir untuk melakukan penelitian. Jumlah orang ini ada di sini untuk menyaksikan pertandingan pertama turnamen. Saat ini, kecuali Bina-shi dari tim kami dan Crom Cruach dari tim Rias, semua orang hadir.

<<Sekarang! Pertandingan pertama main draw Rating Game World Tournament [Azazel Cup] akan segera dimulai!>>

<<Tim [Vajra] yang dipimpin Sakra-senshu dan Tim [Asura] yang dipimpin Mahabali-senshu! Karena keduanya adalah kandidat pemenang, Anda tidak mampu berpaling sesaat pun!>>

Para komentator yang ditampilkan langsung memegang mik. Saat teman-temanku memperhatikannya dengan saksama, pertandingan pertama—pertarungan antara Dewa, Tim [Vajra] vs Tim [Asura] yang dipimpin oleh Sakra dan Mahabali telah dimulai!

Aturan Game untuk main draw ini jelas dan sederhana. Itu untuk mengalahkan [King] lebih dulu—. Itu berarti aturan khusus yang bisa dilihat di penyisihan seperti [Dice Figure], [Object Break] sudah tidak ada. Hal ini mengakibatkan kedua tim bertarung langsung di field yang sudah disiapkan. Siapa pun yang mengalahkan [King] duluan yang akan menang ... pertandingan tidak bisa lebih sederhana. Tapi, sekarang setelah aturan yang rumit itu lenyap, kemampuan dan taktik menjadi sangat penting bagi setiap tim untuk mencari cara mengurangi kekuatan bertarung lawan. Ya, otak tim kami, Ravel, memang mengatakan bahwa solidaritas dan kemampuan individu akan berarti segalanya bagi semua tim kecuali untuk tim Kelas Dewa.

Yap, kecuali Kelas Dewa!!

Aku menyaksikan pertarungan yang tidak dapat dipercaya pada monitor raksasa. Mungkin karena anggota kedua tim semuanya adalah Dewa! Para peserta dari kedua tim bergerak dengan kecepatan super sehingga mungkin orang biasa tak bisa mengikuti gerakan mereka. Ketika salah satu dari mereka menunjukkan diri mereka dan menangani yang lain secara langsung, gelombang kejut menghasilkan begitu banyak kekuatan destruktif sehingga pukulan dahsyat diberikan ke field itu sendiri! Meskipun ada gunung di game field, karena tabrakan antara para Dewa, gunung dan hutan dihancurkan, dan kawah diciptakan di seluruh tanah yang luas.

Dooooon! Doooooooooooon!

—Ledakan yang terdengar intens bergema di layar saat gempa besar terjadi .... Seseorang dari salah satu tim membuat pemandangan menghilang hanya dengan melepaskan aura Dewa dari tangan mereka!

“Aura kuat itu membuatku merinding.”

Perkataan Sona-senpai sudah cukup untuk mewakili segalanya.

Tim [Vajra], yang [King]-nya Sakra, meminta bawahannya [Empat Raja Langit] ikut serta. [Empat Raja Langit]—keempat pria kuat ini sering muncul di manga atau game sebagai sekutu atau rival. Nama-nama itu berasal dari Empat Dewa Pelindung. Jikoku-ten, Koumoku-ten, Tamon-ten, dan Zouchou-ten; mereka adalah empat Dewa. Menjadi bawahan Sakra, Dewa Perang, mereka pasti memiliki kekuatan luar biasa. Seperti Sakra, mereka tetap tak terkalahkan di turnamen saat mereka mengalahkan lawan yang kuat pada saat yang sama. Tim [Vajra] awalnya terdiri dari Sakra dan Empat Raja Langit, dan bidak-bidak kosong diberikan kepada para Dewa Gunung Meru. Anggota lain, selain dari lima Dewa termasuk Sakra, bisa dikatakan bebas dan fleksibel .... Yah, aku yakin selama Sakra dan Empat Raja Langit hadir, mereka akan menginjak-injak turnamen. Atau setidaknya sampai penyisihan—. Tapi, karena Sakra akan bertarung melawan Pangeran para Asura dan yang lainnya, ia menggunakan bidak-bidak bebas itu pada anggota penting. Ravel berkata.

“... Bidak terakhir [Vajra] adalah Arjuna. Dia adalah putra Sakra—Indra, yang dikenal juga sebagai Pahlawan Besar.”

Pada saat yang tepat, putra Sakra juga ditampilkan di layar. Pria muda itu tidak seperti Sakra karena dia tampak menyegarkan. Dia tampak seperti seorang pria berusia awal dua puluhan dan dia sangat tampan! Tidak seperti ayahnya, yang biasanya mengenakan kacamata hitam dan kemeja aloha, Arjuna-san pergi bertarung dengan mengenakan armor. Sang putra juga pergi untuk bertarung melawan para Asura dari Tim [Asura] langsung dan tampil baik. Tim [Asura] yang dipimpin oleh Dewa Mahabali terdiri dari para Asura. Para anggotanya adalah Dewa Asura (semuanya memiliki enam tangan) yang berkumpul di sekitar Kakek Dewa Mahabali, Dewa Prahlada. Pemimpin [Asura], Dewa Mahabali, saat ini bertarung melawan Sakra di tengah field bersama dengan Dewa lainnya. Dewa Mahabali melepaskan aura dewata, berani dan mempesona sementara dia juga berubah menjadi bentuk 6-lengan dan memegang senjata di semua tangannya. Menurut desas-desus, dikatakan bahwa semua senjatanya adalah senjata Dewa yang kuat. Kali ini, Sakra tidak mengenakan kemeja aloha yang biasa. Sebagai gantinya, dia mengenakan armor Buddha dan memegang senjata Vajra yang menjadi nama tim mereka. Berbeda dengan Vajra ajaib yang digunakan para bhikkhu, yang dipegang Sakra adalah senjata dewa. Itu bisa digambarkan sebagai Vajra asli, peninggalan legendaris yang mengendalikan petir. Hanya dengan menggerakkan Vajra dengan ringan, Sakra bisa membuat petir raksasa yang menutupi hampir seluruh field muncul. Langit sepenuhnya tertutup petir. Jeritan bisa terdengar dari seluruh field saat retakan mulai muncul di semua tempat. Akeno-san menggigil dan berkata.

“... Petirnya berada pada level yang sangat berbeda dibandingkan dengan milikku dan Ayahku.”

Akeno-san adalah putri salah satu atasan dari kader Malaikat Jatuh yang bernama [Lightning]—Barakiel. Meskipun mereka berdua bisa melepaskan kilat petir yang cukup besar, memang benar bahwa petir yang dibuat Sakra menggunakan Vajra jauh lebih unggul dibandingkan dengan Akeno-san dan ayahnya. Tidak, aku bahkan mengatakan bahwa ukuran dan kekuatannya saat ini tak ada bandingannya. Kelas Maou atau bahkan Kelas Dewa pasti akan menderita cedera parah jika mereka disambar itu.

“... Omong-omong soal Dewa, Vritra pernah disambar sekali ...”

Salah satu dari Lima Great Dragon King, [Prison Dragon] Vritra yang tinggal di dalam Saji, disambar petir Sakra sekali. Petir yang membakar Dragon King Vritra—. Tapi, Pangeran para Asura, Dewa Mahabali berada ... pada level yang sama sekali berbeda. Bahkan setelah terluka dan menerima petir Sakra, dia masih berhasil melakukan serangan balik dengan marah. Semua serangan Dewa Mahabali sangat kuat sehingga gelombang kejut yang dihasilkan oleh tebasan Pedang Dewatanya cukup untuk meledakkan gunung di field! Xenovia berkata sambil menelan ludah.

“... Menyaksikan semua serangan ini, ini benar-benar terasa seperti pertempuran skala mitologis.”

Sama seperti apa yang dikatakan Xenovia, medan dan pemandangan field terempas oleh serangan dari mereka ... film dan grafik CG seperti lelucon dibandingkan dengan mereka. Rias berkata.

“Dan aku sudah mendengar bahwa mereka telah memperkuat daya tahan field sejak penyisihan. Jadi bagi mereka untuk dapat menghancurkan field ... sekali lagi, kita bisa melihat betapa menakutkannya Dewa Perang dan Dewa para Asura.”

... Sial. Setiap serangan mereka terasa sekuat gerakan andalan Dragon Deification-ku, [Infinity Blaster]! Ddraig, yang ada di dalam diriku, berkata.

[Partner. Orang-orang yang kamu tonton berdiri paling puncak di antara mitologi. Mereka adalah perwujudan yang terkuat. Tapi, kita sudah bertarung melawan Vidar dengan armor Midgardsormr dan Raja para Monster, Typhon, dan kita menang melawan mereka. Kita juga telah menaklukkan Evil Dragon, Apophis, dan Dewa Purba, Nyx. Percaya dirilah.]

... Yah, kamu ada benarnya ... pertarungan antara para Dewa yang unggul dalam pertempuran itu benar-benar hebat sekali ...

[Jangan cemas, aku akan ada di sana ketika saatnya tiba. Apa itu belum cukup?]

Aku tak tahu harus berkata apa kalau kamu mengatakan itu! Itu adalah keluhan dari salah satu dari Dua Heavenly Dragon terkuat—Sekiryuutei-sama.

[Tapi, yah, aku juga cukup kerepotan kalau ada beberapa yang datang.]

... Benar. Itu akan tergantung pada kombinasi denganku serta solidaritas antara rekan-rekanku.

[Kukuku.]

Ddraig tertawa. Kenapa kamu tertawa ...?

[Kalau itu kamu yang dulu, kamu akan gemetar dan kehilangan harapan setelah melihat ini. Tapi, sekarang, meskipun kamu takut, kamu masih berjuang untuk menemukan cara untuk mengalahkan mereka ... itu karena kamu masih percaya bahwa ada harapan, kan?]

... Jauh sekali. Itu masih jauh. Tapi kalau aku bersamamu .... Kalau aku dengan teman-temanku ...! —Aku merasa kita bisa menghadapi lawan mana pun!

[Itu keren. Siapa pun yang datang pada kita, kita hanya harus menunjukkan kepada mereka [Welsh Dragon], yaitu kamu dan aku, partner.]

Saat aku memperdalam ikatan dengan partnerku, pertarungan antara para Dewa juga akan segera berakhir. Sementara Dewa Mahabali menyerang Sakra, sepertinya dia akan mencapai batasnya juga ketika kekuatan dan frekuensi serangannya turun. Namun, mata Dewa Mahabali masih bersinar cemerlang saat dia mengisi aura dalam jumlah besar ke dalam pedang dewatanya dan melepaskannya ke arah Sakra. Kedua [King] bertemu di langit di tengah field! Dewa Mahabali berteriak.

[Indra!]

Pertarungan jarak dekat yang tak teramati antara Vajra milik Sakra dan senjata dari keenam lengan Dewa Mahabali telah dimulai! Setiap kali serangan terjadi, aura dewata menutupi seluruh langit. Ada saat ketika Sakra dihajar oleh pedang kuat Dewa Mahabali! —Lengan kiri Sakra terputus! Ooooh! Dewa Mahabali memotong lengan Sakra! Teman-temanku yang menonton menjadi bersemangat dan ada juga yang melompat! Aku juga terkejut dan berdiri! Sementara Sakra sudah memotong lengannya, dia masih mengayunkan Vajra ke arah Dewa Mahabali dan menyetrum seluruh tubuhnya! Sakra tampak—bahagia dari lubuk hatinya.

[HAHAHA! Kau memberiku perlawanan yang lumayan!]

Komentator berteriak.

<<Oohh! Mahabali-senshu! Dia memotong satu lengan Sakra-senshu!>>

Para penonton yang ditampilkan di layar juga sangat bersemangat—. Dewa Mahabali mungkin telah mencapai batasnya setelah mengambil lengan Sakra ketika tubuhnya goyah menerima petir Vajra. Sakra tidak membiarkan kesempatan itu begitu saja. Ketika dia mengisi jumlah maksimum aura dewata pada Vajra-nya, dia melepaskannya pada Dewa Mahabali sekaligus! Kilatan petir menutupi seluruh field—. Dewa Mahabali—menderita banyak kerusakan di seluruh tubuhnya. Asap keluar dari tubuhnya. Lalu, dia jatuh sambil kehilangan kesadaran. Sakra terbang ke bawah dengan tenang. Kamera menunjukkan tanah yang hancur sebagai hasil dari pertempuran mereka. Dewa Mahabali tengah berbaring di tanah dengan wajah tertunduk. Sakra berdiri di samping Dewa Mahabali yang dikalahkan dan berkata.

[—Ini skakmat, huh. Setidaknya sesuai dengan aturan Turnamen.]

Sakra mengambil lengannya yang terputus dan ketika dia meletakkannya kembali di tempat itu terputus—itu kembali normal. Dewa Mahabali tersenyum masam.

[... Itu masih belum cukup, huh.]

Pangeran para Asura diselimuti cahaya kekalahan. Sakra berkata kepada Dewa Mahabali, yang diselimuti cahaya pengunduran diri.

[Tapi kita tidak akan tahu hasilnya saat kita bertarung berikutnya.]

Dewa Mahabali tersenyum puas usai mendengar Sakra, yang seharusnya menjadi musuh ayahnya.

[... Hmph. Senang rasanya diberi tahu sesuatu seperti itu oleh musuh bebuyutan.]

Lalu, Dewa Mahabali menghilang ke cahaya pengunduran diri. Penyiar berkata.

<<Pengunduran diri [King] dari Tim [Asura] sudah dikonfirmasi.>>

Usai mendengar itu, komentator berteriak.

<<[King] dari Tim [Asura] Mahabali-senshu telah mengundurkan diri! Kemenangan jatuh ke tim [Vajra]! Tim yang telah memenangkan pertandingan pertama dari main draw adalah [Vajraaaaaaaaaaaaaa]!>>

[Yeaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaah!]

Usai komentator mengumumkan pemenangnya, para penonton juga benar-benar bersemangat. Kemenangan Sakra, ya. Tapi ... Sakra juga tidak keluar tanpa cedera. Sakra terlihat menderita beberapa luka di sana-sini di tubuhnya, seperti yang terlihat di layar. Demikian juga, bawahannya, Empat Raja Langit, dan Arjuna juga menderita luka. Pertandingan yang ditakdirkan itu bukan kemenangan satu sisi. Ravel berkata.

“Biarpun itu adalah tim Sakra yang belum pernah kalah sampai saat ini, mereka masih menerima luka pada main draw, huh.”

Irina menjadi bersemangat dan menambahkan.

“Aku bisa melihat tekad Pangeran para Asura.”

Yah, aku juga merasakan itu. Aku merasa bahwa selama pertandingan yang ditakdirkan ini, meskipun mereka adalah musuh, baik Sakra dan Dewa Mahabali saling menantang dengan sekuat tenaga. Saat pertandingan pertama berakhir, kami juga mengakhiri kumpul-kumpul kami. Ketika semua orang berdiri dari tempat duduk mereka, Ravel berkata kepadaku.

“Ise-sama, mari kita bersiap untuk kamp pelatihan.”

“Ah, benar.”

Lantas, pertandingan pertama Rating Game World Tournament [Azazel Cup] berakhir dengan kemenangan untuk Tim [Vajra], yang dipimpin oleh Sakra. Sekarang, sudah waktunya bagi kami untuk memulai persiapan kamp pelatihan untuk pertandingan mendatang!