Shinigami wo Tabeta Shoujo Indo:Bab 00

From Baka-Tsuki
Revision as of 14:09, 2 October 2019 by Narako (talk | contribs) (→‎Chapter 00 - Aku Mulai Makan)
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)
Jump to navigation Jump to search

Chapter 00 - Aku Mulai Makan[edit]

"Nii-chan, apa kau percaya kalau Shinigami itu ada?"


Prajurit dengan bekas luka dipipinya menanyai seseorang yang ada disampingnya, dibawah kereta yang bergoyang. Sambil minum, pria itu mengungkapkan senyum sarkas.


"Shinigami? Apaan itu?"


"Jangan balik tanya, jawab dulu apa kau percaya atau enggak."


"Aku nggak tau apa itu Shinigami, tapi apa itu adalah iblis yang menyerupai manusia, aku sering sekali melihatnya sampai aku muak. Karena aku muak melihat iblis, kalaupun Shinigami ada, tolong jangan tunjukkan padaku. Oleh karena itu kalau kau mau aku percaya, aku akan mempercayainya selama kau memberiku alkohol!"


Pria itu mengambil botol alkohol, dan mulai minum dari botolnya tanpa menunggu jawaban. Rembesan alkohol merembes dari sudut mulutnya.


Diatas kereta kuda adalah pasukan penembak yang disewa, yang mana merupakan para tentara bayaran. Demi uang, mereka bersedia melakukan apapun.


Berikutnya adalah suatu「tragedi」 yang akan segera berlangsung. Orang-orang yang ada disini, sudah pasti merupakan iblis yang memakai kulit manusia.


Meskipun itu adalah orang-orang yang nggak mengerjakan pekerjaan mereka, juga akan terlibat dalam tugas ini. Meski mereka juga nggak bisa menolak, inilah alasan kenapa tentara bayaran tetaplah tentara bayaran.


"Saat pahlawan gugur, akan ada seorang Valkyrie yang tiba. Seperti legenda terkenal ini, kampung halamanku juga memiliki legenda lain."


"Ya, itukah Shinigami?"


Setelah menegak alkohol itu, pria itu mulai bicara. Yang lainnya nggak punya pekerjaan yang harus dikerjakan, jadi ikut fokus mendengarkan.


"Ya, itu benar. Tapi para Shinigami nggak akan mendatangi semua orang, mereka cuma akan muncul didepan orang-orang yang punya ambisi atau keinginan yang besar——dan tewas sebelum mereka bisa mencapainya. Dengan kata lain. Para Shinigami mengunjungi orang-orang yang nggak menyerah sampai akhir."


"Apa, itu akan membantu mengabulkan keinginanmu sebelum mati? Maka itu harusnya seorang dewi! Aku juga ingin bertemu dengannya. Saat aku mati, aku juga ingin mati dibawah rok dari seorang wanita cantik. Hehe!"


Pria itu mengeluarkan tawa cabul. Prajurit dengan luka di pipinya melanjutkan perkataannya.


".....Memakai tudung hitam, seekor monster kerangka jelek yang memegang sebuah sabit. Aku nggak mau melihat itu. Para shinigami muncul karena mereka ingin mengambil emosi negatif yang kuat, dan untuk merasakan keinginan kuat yang membara. Para domba malang akan dibantai setelah sang Shinigami menikmati menyiksanya."


"Itu terdengar gak masuk akal. Cerita ini berasal darimana? Orang itu masih hidup kan?"


"Ya iyalah. Orang mati gak bisa ngomong."


"Sungguh, mendengarkan dengan serius kau bicara, membuatku seperti orang idiot."


"Singkatnya, setidaknya itu nggak akan datang mencarimu. Lihatlah dirimu, kau kelihatan seperti seekor anjing sekarat."


"Woi, cuma kau yang gak punya hak untuk mengomentari penampilanku.... Lihat, kita hampir sampai, mulai persiapan."


Beberapa kereta diparkir didekat desa terpencil, para tentara bayaran itu segera mulai mempersiapkan Bendera Pasukan Kerajaan, memakai helm dan armor mereka.


Bersama-sama mereka turun dari kereta, dan mengepung desa itu.


"Meskipun ini karena uang, tapi aku nggak punya dorongan apapun untuk melakukan ini. Mungkinkah itu karena kita harus menghancurkan sebuah desa?"


Dia bermain-main dengan tombak panjang yang digunakan sebagai senjata, tampak sepenuhnya gak berpikir demikian.


"Kalau kau nggak mau melakukan ini, pulang sana. Tapi kau gak dapat jatah hadiahnya."


"Woi woi, ini juga pekerjaan, cobalah menikmatinya. Karena ini disebut 『kebenaran』 jadi gak ada peluang lain."


"....Oke, ayo. Jangan biarkan siapapun lolos. Kalau kau mau bersenang-senang, gak masalah. Tapi setelah kau puas, kau harus menghabisinya."


Setelah pria itu memberi komando, para tentara bayaran yang menyamar sebagai Pasukan Kerajaan menyerbu kedalam desa itu.


Desa-desa miskin hancur karena serangan kriminal seperti bandit bukanlah hal yang jarang.


Kali ini ada suatu perbedaan, yang mana predatornya adalah 「Prajurit Kerajaan」.


Penduduk desa dibawah yurisdiksi Kerajaan tengah kelaparan karena gagal panen, namun para pengacau menyerang tanpa ampun. Para Prajurit Kerajaan yang seharusnya melindungi mereka, mengayunkan senjata ditangan mereka.


Pajak sudah dibayar, tapi mereka menuntut lebih banyak upeti. Jika kepala desa bilang mereka tak mampu memenuhinya seraya berlinang air mata, Prajurit Kerajaan akan menggunakan pedang ditangan mereka tanpa ragu-ragu.


Kehidupan yang menyedihkan, mereka bahkan tak bisa melakukan perlawan yang layak sebelum dibunuh. Para petani tanpa kemampuan bertarung hanya bisa melarikan diri dengan panik.


Tangisan dan jeritan menggema di seluruh penjuru desa, sebelum akhirnya menghilang. Didorong oleh keinginan mereka, setelah memerkosa dan merenggut segalanya, mereka membakar rumah, menghancurkan semuanya tanpa meninggalkan jejak.


Orang-orang yang mendapatkan kesempatan untuk melarikan diri dari desa, punggung mereka ditembak dengan banyak anak panah yang dibidik dengan sangat akurat, dan mereka jatuh ke tanah layaknya boneka yang benangnya putus.


Tak seorangpun bisa lolos dari neraka ini. Tak seorangpun bisa kabur.


Didalam api penyucian ini dimana segalanya terbakar––


Seorang cewek kecil dan mungil dengan mata kosong, didalam sebuah gubuk tua reot, memegang erat sepotong roti yang diambil dalam kekacauan ini. Dia bahkan nggak punya tenaga untuk melarikan diri.


Keluarga cewek ini berusaha meninggalkan dia dalam upaya melarikan diri, tapi mereka terbunuh. Setelah menyaksikan pemandangan ini, cewek yang ditinggalkan itu, lari ke gubuk kecil yang kotor ini.


Cewek itu bahkan nggak bisa membantu dalam perkebunan, dan bukan hanya penduduk desa, bahkan keluarganya merasa bahwa dia nggak berguna, menganggap bahwa lebih baik jika dia mati.


Oleh karena itu cuma dia yang ditinggalkan, dan selamat pada saat ini. Karena gak seorangpun yang bisa melarikan diri dari desa ini yang telah sepenuhnya dikepung.


Tapi hasilnya harusnya gak jauh beda. Apa yang menunggu dia adalah「kematian」.


Ditelantarkan, keputusasaan, Keluh kesah, dan kesedihan. Segala macam emosI bercampur aduk didalam hati cewek kecil itu.


––Namun, saat dia menatap sepotong roti yang dia pegang erat-erat ditangannya, wajah mungilnya yang kotor menunjukkan senyum bahagia.


".....Makanan. roti...ku. Roti yang hanya milikku seorang."


Kematian keluarganya, rasa takut akan kematian yang mendekat.


Hal semacam itu tidaklah penting.


Yang ada didalam benak cewek ini hanya ada satu.


Satu-satunya keinginan yang mengalahkan semua ini.


Itu adalah「rasa lapar」naluri binatang––keinginan yang disebut「nafsu makan」.


Sejak dia dilahirkan, dia gak pernah makan sampai「kenyang」.


Gak bisa berharap bahwa tanah tandus ini bisa menghasilkan gandum yang cukup, dan juga ada pajak yang berat. Para pria wajib militer mejadi prajurit, desa ini hanya berisikan orang tua, lemah dan cacat.


Sedikit makanan yang didapatkan disediakan bagi orang-orang yang bisa bekerja.


Seperti orang-orang yang pergi berburu, bertani, dan para orang tua.


Cewek kecil ini kurus dan gak punya tenaga, oleh karena itu gak bisa mengerjakan tugas-tugas ini dengan benar.


Hanya orang-orang yang bekerja yang dapat makanan, cewek itu cuma dapat makanan yang gak lebih baik daripada gak dapat.


Jumlah makanan yang sedikit menyebabkan kurangnya kekuatan fisik, oleh karena itulah gak bisa bekerja dengan baik, dan hal ini menyebabkan pengurangan makanan yang lebih jauh lagi sebagai hukuman. Lingkaran kejam ini terus berlanjut sampai akhir.


Cewek itu pernah lapar sekali sampai dia hampir gila, dan memasukkan rumput kedalam mulutnya. Bertahan hidup dalam situasi semacam itu, mungkin merupakan sebuah keajaiban. Warga yang lain sampai melakukan tragedi membunuh anak mereka sendiri untuk mengurangi jumlah orangnya. Cewek itu yang berada di gerbang kematian, bisa selamat.


––Meski para pengacau datang ke gubuk itu, cewek itu tetap diam. Meskipun si penyusup mengungkapkan senyum keji, cewek itu nggak memalingkan kepalanya. Meskipun prajurit kekar itu menangkap dan mendorong dia, cewek itu nggak melawan.


Dia gak punya kekuatan untuk melarikan diri. Jika demikian, roti satu-satunya itu gak boleh direbut.


Dia mati-matian mengumpulkan kekuatannya pada tangannya.


"Ada apa dengan bocah ini? Apa yang kau pegang itu? Woi, tunjukkan padaku!"


"––!"


"Jangan melawan! Kalau tidak aku akan membunuhmu!"


".....Ah!"


Pria itu memukul dia, dan cewek itu jatuh ke tanah.


"Apa, ini cuma roti biasa, kupikir itu sesuatu yang ada harganya. Ah, lagian gak ada yang bisa diharapkan sejak awal. Baiklah, lepasin bajumu, aku gak punya banyak waktu."


Pria itu mengambil roti milik cewek itu dan memasukkannya kedalam mulutnya sendiri, dan kemudian dengan kasar merobek pakaian lusuh cewek itu. Tubuh telanjang yang mungil cewek itu terpampang.


"Yang lainnya semua wanita tua, yang muda cuma kau. Meskipun kau kurus, tapi aku hanya perlu menahannya."


Pria itu melepas pakaiannya, dan mendorong cewek itu sebelum menindis dia, berpikir untuk membunuh cewek itu setelah dia puas.


".........."


Cewek itu benar-benar gak peduli tentang masa depannya. Dia gak bisa menahan rasa laparnya lagi.


Tapi, dia ingin membunuh pria baringan ini. Pria ini telah mencuri makanan terakhirnya. Dengan niat membunuh memenuhi hatinya, detak jantungnya perlahan mulai meningkat.


Bersama dengan emosi gelap yang memancar, rasa lapar yang hampir membuat dia gila. Apapun gak masalah. Asalkan itu adalah sesuatu yang bisa dimakan, dia ingin memakannya.


Apa ada sesuatu yang bisa dimakan? Cewek itu mencari dengan mata yang semerah darah.
Mengkonsentrasikan pandangannya, sambil membengkokkan sudut bibirnya, dia terus mencari 「sesuatu」 yang bisa dimakan.


Lalu––dia menemukannya. Dia menemukan mangsa yang lebih lezat daripada roti.


Tindakan aneh cewek itu menyebabkan prajurit yang menindis dia mengungkapkan ekpresi kebingungan. Saat dia hendak merobek celana dalamnya, pandangan prajurit itu bertemu dengan pandangan si cewek.


Pria itu langsung merinding.


Seorang tentara bayaran berpengalaman, yang telah membunuh banyak orang, terkejut oleh seorang bocah kecil. Dia nggak peduli apakah mangsanya menangis atau menjerit, tapi dia gak pernah melihat seseorang yang tersenyum saat mereka dihadapkan pada situasi semacam ini.


Itu nggak kelihatan seperti kegilaan karena keputusasaan. Cewek itu hanya tersenyum senang.


"A-Apaan? Apa yang kau tertawakan?"


"........."


Shinigami yang memegang sebuah sabit menatap cewek itu. Si cewek sama sekali gak merasa takut.


Apa ini sebuah ilusi? Atau ini Shinigami asli yang akan merenggut jiwaku?


Mengenakan jubah hitam, seorang Shinigami yang memakai sebuah topeng tengkorak. Memeluk pria itu tampak seperti dia menyatu dengan sang Shinigami.


Sepertinya pandangan cewek itu bermasalah. Didalam dunia yang semakin kabur, cewek itu hanya memfokuskan tatapannya pada satu tempat.


"A-Apa yang sebenarnya kau pandang?"


"....Lezat."


"A-Apa?"


"Kau kelihatan.... lezat."


Saat cewek itu menatap pria yang telah dirasuki sang Shinigami, suatu pemikiran muncul dalam benaknya.


Seperti seekor binatang buas yang menemukan mangsanya, membengkokkan sudut bibirnya sepenuh hati, dan mengungkapkan giginya. Pikirannya adalah––


"Leher orang ini, kelihatan begitu lembut begitu lezat."


Sebelum sabit sang Shinigami diayunkan, cewek itu sudah melompat kearah pria itu, menggigit lehernya.


Cewek itu menyeringai saat dia meludahkan daging manusia, dengan kuat menggigit sang Shinigami.


Menekan tubuh sang Shinigami yang meronta, gigi cewek itu berulang kali menusuk leher sang Shinigami.


Serangan balik tak terduga yang mengorbankan nyawa itu, menyebabkan sabit sang Shibigami jatuh dan kehilangan keseimbangan.


Meski begitu, cewek itu terus menggigitnya.


Pria tentara bayaran itu sudah mati saat pembuluh arteri karotidnya digigit, tapi pertarungan antara si cewek dan sang Shinigami masih berlanjut.


Akhirnya, sang Shinigami berjubah hitam itu jatuh, kelelahan. Menatap topeng tengkorak yang dilepaskan itu, gak ada apa-apa dibaliknya.


Shinigami yang memungut ambisi dan keinginan dari orang mati, telah kalah pada cewek yang dikuasai oleh nafsu makannya.


––Nama cewek itu adalah Schera.


Lahir di sebuah desa miskin, seorang cewek yang memiliki nafsu makan sedikit lebih besar daripada rata-rata orang.

Halaman Utama Selanjutnya