Shinigami wo Tabeta Shoujo Indo:Bab 08

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search
The printable version is no longer supported and may have rendering errors. Please update your browser bookmarks and please use the default browser print function instead.

Chapter 8 - Roti Yang Diberikan Sebagai Hadiah Mungkin Rasanya Lezat

Ibukota Kerajaan Yuze, Blanca. Setelah mengalami kekalahan pada Pertempuran Alucia dan jatuhnya Kastil Antigua Branch, para jenderal dari Pasukan Pertama mengadakan debat dengan menyuarakan kebijakan-kebijakan mereka untuk kedepannya.


"Meskipun dia diberi prajurit berjumlah dua kali lipat, kudengar dia kalah dalam pertempuran. Jenderal Yalder sungguh mengecewakan!"


"Yang selamat dari Pasukan Ketiga, termasuk para penjaga, jumlahnya 40.000. Mereka saat ini melakukan perekrutan dari area disekitar Belta, tetapi mereka gelisah tentang persediaan, sebuah permintaan bahwa kita harus mengirim barang-barang dan anak panah telah datang."


"Kita tidak akan mengirim apapun. Kirim arahan pada mereka untuk melakukan rekuisisi dari desa-desa perkebunan terdekat. Barang-barang disini untuk Pasukan Pertama yang mempertahankan Ibukota Kerajaan. Kita telah mengirim barang persediaan pada Pasukan Ketiga lebih banyak daripada yang mereka butuhkan ketika kita mengerahkan pasukan itu!"


Letjen Barbora yang jengkel memukul mejanya. Dia adalah salah satu Jenderal yang berafiliasi dengan Pasukan Pertama. Dia bersikeras bahwa penundukan pasukan pemberontak harus diserahkan pada Pasukan Pertama sejak awal. Barbora yang mendengar berita tentang kekalahan Pasukan Ketiga, mengeluarkan kritik keras terhadap Yalder berulang kali, seolah dia berada dikubunya sendiri. Dia telah tertinggal dalam kecepatan promosi, sehingga dia menunggu datangnya suatu peluang serta celah untuk menjatuhkan Yalder.


"Yang terburuk, kita harus mempertimbangkan meninggalkan Zona Perbatasan Tengah. Di arah tenggara adalah Pasukan Keempat dan Kelima. Kita tak punya cadangan untuk merebut kembali Antigua."


Pasukan Kedua bertanggung jawab atas pertahanan wilayah tenggara Kerajaan. Menekan Kekaisaran di barat laut adalah dua Korp Pasukan, Pasukan Keempat dan Kelima.


Dinding kokoh dari benteng dibangun pada wilayah barat laut yang cukup berbahaya untuk menghalangi jalan utama.


Alasan kenapa pertimbangan yang serius dimasukkan kedalam pertahanan dari barat laut sangatlah sederhana. Tanpa area itu, seseorang bisa mengikuti jalan utama yang mengarah langsung ke Ibukota Kerajaan.


"Itu benar-benar tidak masuk akal. Pasukan pemberontak akan gembira jika kita pergi begitu saja. Zona Perbatasan Tengah dengan tanah yang subur adalah sebuah wilayah penting bagi Kerajaan. Kita harus mempertahankannya sampai akhir!"


"Tetap saja, bukankah memang benar kita tidak punya kekuatan militer tambahan dimanapun!? Kau berencana menghasilkan prajurit dimana sih?"


"Kita kekurangan uang, prajurit, dan persediaan. Kita tidak bisa begitu saja melakukannya! Kita harus melapor ke Yang Mulia untuk meningkatkan anggaran militer!"


Para jenderal senior yang tidak tau kondisi urusan finansial saat ini mengungkapkan pemikiran mereka sendiri sesuka mereka. Mereka ditatap dengan dingin oleh para perwira sipil yang mengetahui kondisi urusan finansial yang sebenarnya, tetapi mereka tidak menyadarinya.


"Anu, itu, semuanya adalah salah Jenderal Yalder karena kalah! Kita harus memanggil dia dan mengadili dia!"


Barbora sangat mendukung hal itu sambil mengeluarkan ludah.


"Aku setuju dengan Letnan Jenderal Barbora! Itu sangat menyakitkan bagiku, tetapi ini adalah untuk memperbaiki gangguan dalam regulasi militer. Yang Terhormat Sharov, apa keputusanmu?"


Mereka bertanya, mengalihkan pada pendapat dari jenderal pasukan veteran yang mendengarkan pendapat semua orang dengan kedua mata tertutup. Dia adalah seorang prajurit tua dengan rambut putih dan kerutan yang jelas, tetapi dia masih mempertahankan tubuhnya yang kokoh. Tidak diragukan lagi bahwa pria dengan dengan wajah serius ini adalah komandan dari Pasukan Pertama, Sharov Bazarov.


Dalam Perang Besar yang sebelumnya, satu-satunya orang yang mengatasi perlawanan dari Kekaisaran dan Union setelah operasi mereka yang gagal dan membalik situasi sampai perjanjian gencatan senjata ditandatangani adalah kakek buyut Sharov.


Oleh karena itu, Keluarga Bazarov terus menghasilkan banyak prajurit, dan ada banyak yang dipromosikan pada posisi-posisi yang tinggi.


Sharov juga dengan bebas menampilkan kecerdasannya dan dipromosikan menjadi Panglima Besar, peringkat tertinggi dalam Pasukan Kerajaan. Saat ini, dia adalah garis pertahanan terakhir milik Ibukota Kerajaan dan mengemban tugas mengamati perbatasan Ibukota.


".....Sekarang ini, jika kita membebas tugaskan Yalder, Belta akan jatuh. kita harus menahan diri dari perilaku ceroboh."


"Namun, apa itu bukan masalah bahwa Antigua telah jatuh? Kurasa Jenderal Yalder tak bisa mempertahankan Belta!"


"Ada laporan bahwa musuh memanfaatkan suatu senjata baru pada pertempuran yang sebelumnya. Ada kemungkinan yang tinggi dari hasil yang sama tak peduli siapa yang kita kirim. Kita telah meremehkan Pasukan Pemberontak."


"Apa maksudmu adalah Ranjau Sihir yang disebutkan sebelumnya?"


Ranjau yang dibawa oleh Schera dikirim ke Ibukota Kerajaan dan diserahkan pada kelompok peneliti. Saat ini ranjau itu sedang dibongkar, kemungkinan untuk menemukan suatu cara untuk mereplikasinya melalui percobaan. Strukturnya sederhana, dan membongkarnya tidaklah sulit, itulah yang dikatakan laporannya. Bahayanya terletak pada kekuatan magis yang sangat besar. Asalkan ranjau itu tidak meledak, itu tak lebih dari drum besi biasa.


"Selain itu, mereka kalah, tetapi mereka tak membiarkan musuh mendekati Belta sejauh ini. Yalder mungkin sembrono, tetapi dia adalah seorang jenderal pemberani. Namanya bahkan menyebar diseluruh Zona Perbatasan Tengah. Karena dialah, para penguasa feodal tetangga tetap setia pada dia meskipun mengetahui kekalahan dia. .....Jika kita memindahkan pos-pos sekarang dan mengganggu rantai komando, celah itu akan diserang. Pasukan Pemberontak menunggu peluang untuk membinasakan kita."


"M-Meski begitu!"


"—Aku yakin bahwa lebih baik aku sendiri berangkat bersama prajurit Pasukan Pertama dari Ibukota Kerajaan dan menghancurkan musuh bersama dengan Pasukan Ketiga."


"............."


"....Ini mungkin perkataan dari Panglima Besar Yang Terhormat, tetapi masalah Jenderal Yalder telah dilaporkan pada Raja melalui Tuan Menteri Utama. Aku yakin bahwa pembebasan tugasnya hanyalah masalah waktu saja."


"Apa benar begitu?"


Barbora menanyai perwira sipil itu dengan suara tajam.


"Ya pak-, tidak salah lagi."


Mendengar jawaban itu, Barbora terkikih. Dengan ini, satu perusak pemandangan akan hilang. Pembebasan tugas diragukan. Dia akan mengadil Yalder secara militer, dan dia bahkan ingin menyudutkan Yalder dan mencopot peringkatnya. Dalam kenyataannya, dia tak akan keberatan jika Yalder mati. Saingan harus dihancurkan sepenuhnya.


"Yang Terhormat. Dengan ini, telah diputuskan. Pembebasan tugasnya terlalu toleran. Kita harus mengangkat regulasi militer dan menyuruh untuk bertanggung jawab secara tepat!"


“…………”


"Yang Terhormat Sharov!"


"Yang Terhormat! Silahkan ambil keputusan!"


"Aku akan menemui Yang Mulia, dan mengkonfirmasinya sendiri. Sampai saat itu, aku akan menunda keputusan pada kasus ini!"


Menyatakan dengan tegas, dan mulut-mulut dari para perwira yang koar-koar pada dia langsung terdiam. Setelah desahan yang dalam, Sharov meninggalkan ruang pertemuan.


* * * * * *


Istana Kerajaan Blanca, Ruang Tahta.


Lewat tengah dari para penjaga istana yang berbaris, Sharov pergi menemui sang Raja.


Duduk di singgasana adalah sang Raja Kerajaan Yuze, Kristoff Yuze Unimat. Dia memiliki masa depan yang cerah yang menantinya, dan dia adalah seorang pria muda yang memiliki banyak kebijaksanaan. Namun, karena dia terlibat dalam perebutan pewaris yang terjadi secara tiba-tiba, Kristoff telah berubah. Ditengah-tengah pengadilan yang rumit, dia telah mengorbankan banyak manusia dan memperoleh tahta.


Tetapi, dia secara perlahan menghentikan kekhawatiran dirinya mengenai politik, dan itu seperti dia mengasingkan dirinya sendiri didalam istana paling dalam. Setelah putra tercintanya meninggal karena penyakit, dia menjadi seperti itu.


Dia memuja religius, dan disekitar waktu itulah dia mulai menuangkan kekayaan dalam jumlah yang besar kedalam donasi dan mendirikan kuil.


Dia menjauhkan para perwira sipil yang menegur dia, dan kadang-kadang menahan mereka, dan satu-satunya orang yang tetap ada didekatnya adalah orang istana yang membisikkan kebohongan manis pada telinganya. Pria kurus ini, yang menonjol di samping sang Raja, bisa dianggap yang pertama pada daftar orang istana.


Dia adalah Menteri Utama dari Kerajaan, Farzam. Alasan kenapa dia yang berusia muda, 35 tahun, mendapatkan posisi perwira sipil tertinggi sangatlah sederhana. Pria ini telah melayani Raja sejak usia yang sangat muda, dan dia menggunakan hal itu untuk keuntungan terbesarnya. Dia membisikkan kata-kata yang menguntungkan dan membersihkan semua yang tidak mengikuti pemikirannya. Dia mencabut gelar kebangsawanan mereka, atau membuang mereka, dan tak ada kekurangan dari orang-orang yang telah dia bunuh.


Sejak awal, pria inilah yang menentang pemimpin dari salah satu yang mengujungtombaki Pasukan Pembebasan, Putri Altura. Sharov yakin bahwa Farzam lah yang merupakan dalang dibalik konflik domestik.


"—Yang Mulia. Aku, Sharov, datang menghadap untuk menanyakan tentang suatu masalah."


Sharov berlutut dan meminta pendapat sang Raja. Menteri Utama Farzam melangkah maju dan bertanya mengenai urusannya.


"Bukankah itu Yang Terhormat, Panglima Besar Sharov. Urusan apa yang kau miliki?"


"Aku ingin berbicara dengan Yang Mulia secara langsung. Maaf, tapi aku ingin Tuan Menteri Utama untuk mundur dulu."


"Kasar sekali. Panglima Besar Yang Terhormat, tampaknya baru-baru ini menutup hatinya rapat-rapat. Harap perhatikan dirimu."


Kata Farzam, tersenyum dan merendahkan kepalanya dengan hormat. Sharov memandang penuh amarah pada dia dengan mata yang disipitkan dan memalingkan tatapannya pada sang Raja.


"—Yang Mulia. Apakah benar bahwa Yalder akan dibebastugaskan?"


"....Itu benar. Yalder tak bisa menang. Meskipun aku mengirim surat penyemangat pada dia beberapa saat yang lalu untuk mempertahankan moral. Tak ada gunanya mengirim bala bantuan jika Belta jatuh."


Dengan segala hak, dia ingin segera membebas tugaskan Yalder, tetapi ada suatu kekurangan dari personil berbakat untuk meneruskan dia. Semua peringkat Mayor Jenderal dari Pasukan Ketiga telah tewas dalam pertempuran. Mereka saat ini berada dalam keadaan yang sulit dimana hanya ada para staff perwira saja yang tersisa. Sampai seorang penerus bisa diberangkatkan, peran tersebut hanya bisa dipercayakan pada Yalder saja.


"Apakah ada kesempatan untuk dipertimbangkan ulang?"


"......Tidak ada. Masalah ini sudah diputuskan."


Jawab sang Raja dengan nada lesu pada Sharov. Wajahnya pucat, dan ada bayangan gelap dibawah matanya. Itu sulit untuk menyebut sang Raja sehat-sehat saja, dan tampaknya dia kebiasaan mengabaikan kesehatannya.


"Baiklah kalau begitu, silahkan tunjuk aku, Sharov, pada Pasukan Ketiga. Limpahkan juga kesalahan karena kehilangan Alucia padaku, Sharov. Aku, bersama Yalder, pasti akan menghancurkan Pasukan Pemberontak, akan aku tunjukkan padamu."


"Yang Mulia. Panglima Besar Sharov adalah jenderal yang paling terkenal di seluruh kerajaan. Tak seorangpun selain dia yang bisa tinggal untuk mempertahankan Ibukota Kerajaan. Terlebih lagi, Jenderal Yalder tidak setara dengan Panglima Besar."


Farzam menyela, dan dia menganjurkan bahwa hanya Yalder yang dibebas tugaskan. Sharov harus menjadi "dekorasi" di Ibukota Kerajaan. Bagaimanapun juga, ketenaranya masih berguna.


".....Sharov. Kau memang baik seperti biasanya. Adapun untuk penekanan Pasukan Pemberontak, Pasukan Keempat akan ditarik dari wilayah barat laut dan dikirim ke Belta. Pasukan Ketiga akan bekerja sama dengan Pasukan Keempat."


"Jika demikian perlindungan di barat laut tidak akan memadai. Sangat diragukan Kekaisaran akan mengabaikan peluang ini. Aku yakin itu menyedihkan untuk meninggalkan hanya Pasukan Kelima untuk bertahan."


"Jika kita memusnahkan Pasukan Pemberontak dengan cepat, maka tak akan ada masalah. Dan juga, sampai sekarang tak ada pergerakan militer dalam skala yang besar dari Kekaisaran. Apakah ini bukan bukti bahwa mereka tidak memiliki banyak surplus juga? Meskipun mereka bergerak, pasukan kebanggaan kita dari benteng, dinding besi, akan bisa menahan mereka."


Jawab Menteri Utama menggantikan sang Raja. Ditengah-tengah keuangan yang mengalami kesulitan, sejumlah besar modal dimasukkan kedalam barisan pertahanan ini. "Jika kita tidak menggunakan mereka sekarang, kapan lagi kita menggunakannya?" pikir Menteri Utama Farzam.


"Menteri Utama Farzam. Area barat laut adalah suatu area dengan ketegangan yang sangat tinggi. Jika kita menggerakkan potensi perang kita, Kekaisaran pasti akan bergerak. Kita harus menyangga area itu. Garis pertahanan kita yang solid adalah garis penghadangan terakhir kita."


"Apa kau mau mengatakan bahwa kita harus mengivestasikan semua pajak kita yang berharga pada penangkalan? Apa kau pikir kita bisa begitu saja meningkatkan dana perang?"


"Itu dibuat untuk memblokir serangan dari Kekaisaran. Jika kita berperang melawan Kekaisaran, kita harus mengeluarkan lebih banyak uang. Dan bahkan lebih banyak darah mungkin akan ditumpahkan."


"Pertama-tama, jika kita tidak mengirim bala bantuan ke Belta, itu akan membuat Pasukan Pemberontak sibuk dengan pertimbangan mereka sendiri. Aku ingin mendengar bagaimana rencanamu untuk mengalahkan para pemberontak. Aku tidak menyangka bahwa rencana semacam itu adalah pemikiran dari Panglima Besar."


Kata Farzam, bersikap angkuh dan menekan Sharov.


"Dalam hal itu, aku ingin persetujuan untuk mengerahkan pasukan dari Ibukota Kerajaan. Pasukan Pertama akan menjadi skuadron terbang. Setengahnya akan dikirim ke Zona Perbatasan Tengah. Jika terjepit oleh Pasukan Ketiga dan bala bantuan dari Ibukota Kerajaan, meskipun musuh tidak mengharapkannya, mereka pasti membagi pasukan mereka."


Pada kata-kata Sharov, Farzam membuka matanya lebar-lebar.


"Membagi pasukan penjaga Ibukota Kerajaan, Blanca, kurasa kau sudah tidak waras. Apa yang kau rencanakan untuk dilakukan jika ada orang yang merencanakan pemberontakan di wilayah yang kekurangan prajurit!? —Yang Mulia. Pasukan Pertama benar-benar tidak boleh dikerahkan."


"Tak ada yang lain lagi yang bisa kita gunakan untuk memusnahkan Pasukan Pemberontak selain Pasukan Pertama sembari secara terus-menerus mengawasi Kekaisaran. 30.000 prajurit reguler dan semua tentara cadangan akan cukup untuk mempertahankan Ibukota Kerajaan."


—Dinding kastil raksasa dibangun disekitar Blanca, Ibukota Kerajaan, mengitarinya. Disekitar garis lingkarnya terbentang sebuah parit, dan itu dikelilingi lebih jauh lagi oleh benteng-benteng tinggi. Untuk menyerangnya mungkin akan membutuhkan pasukan militer dan senjata perang yang cukup besar. Bahkan dengan semua itu, pastinya itu akan ada banyak korban. Banyak menara pengintai dibangun disekitar garis luar dan pengawasan yang tepat bisa dilakukan.


Pada barisan pengawasan tinggi dari Istana Kerajaan kearah Timur menjulang Benteng Sāyeh yang dibangun selama Perang Besar yang sebelumnya. benteng ini dibangun pada posisi yang strategis, bagian belakang Istana Kerajaan yang lemah yang hanya mengundang serangan bisa dilihat dengan jelas.


Dalam keadaan darurat, itu akan bekerjasama dengan Istana Kerajaan dan akan menampilkan kemampuan bertahan terbesar, atau begitulah kira-kira. Jika benteng ini diabaikan, maka serangan penjepit akan datang dari bagian belakang musuh. Jika musuh memutuskan untuk menyerang benteng ini dengan pasukan utama mereka, banyak waktu dan prajurit akan disia-siakan. Sudah pasti tepat untuk dijadikan benteng terakhir Kerajaan.


Selain itu, di pegunungan selatan ada sebuah benteng kecil yang sedang dibangun, meskipun benteng itu tidak sebesar Benteng Sāyeh. Istana Kerajaan, Sāyeh, dan kemudian benteng kecil ini akan terawasi secara triangulasi dan sepenuhnya melindungi Ibukota Kerajaan.


—Meskipun, dana perang dalam jumlah yang besar dimasukkan kedalamnya.


"Harap maafkan aku, tetapi sebagai Menteri Utama, aku tidak bisa mengikuti kata-katamu, Panglima Besar. Mengurangi pertahanan dari Ibukota Kerajaan dimana Yang Mulia tinggal adalah rencana terburuk dan yang paling konyol!"


".....Sharov. Pasukan Pertama akan standby sebagaimana mereka sekarang. Pasukan Keempat akan menuju ke Belta. Sebelum kedatangan, kita akan menggantikan Yalder dan memanggil dia kembali. ....Masalah ini, sudah diputuskan. Kau juga, kerahkan semua energimu dan perkuat pertahanan dari Ibukota Kerajaan."


"—Yang Mulia."


".......Percakapan ini selesai. Aku agak lelah. Aku akan kembali ke kamarku. Temanku, Farzam, aku serahkan sisanya padamu."


"Tentu, Yang Mulia. Nikmatilah istirahatmu."


".........."


"—Panglima Besar Sharov. Pertemuan ini sudah mencapai kesimpulan. Segeralah kembali pada tugas-tugas militermu. Aku juga harus menangani urusan-urusan lain, jadi harap maafkan aku."


Farzam menatap remeh secara berlebihan pada Sharov, pergi bersama para Penjaga Kerajaan, dan keluar dari ruang singgasana.


Selama beberapa saat, Sharov terus berlutut dalam diam.


* * * * * *


Setengah tahun setelah kekalahan dalam Pertempuran Alucia–Kastil Belta, Kantor Sidamo.


Mengenakan kacamata, Sidamo sedang serius mengurusi dokumen-dokumen penting ketika ketukan tak diundang mengganggu dia. Sidamo memalingkan pandangannya dari dokumen-dokumen itu, melepaskan kacamatanya, dan menanggapi,


"—Siapa?"


"Saya Mayor Schera Zade[1]. Saya diberitahu bahwa anda punya perintah untuk saya."


Schera berbicara dengan cara yang dia sendiri masih belum terbiasa. Masih belum lama sejak dia memiliki nama keluarga.


"Masuk."


"—Permisi!"


Tak seperti yang sebelumnya, fisik Schera sepenuhnya tertutup armor. Dia memasuki ruangan itu dan memberi hormat. Seperti yang akan seseorang duga, dia sedang tidak memegang sabit besar miliknya.


"Aku tak keberatan jika kau gelisah. ....Namun, aku tak bisa mengatakan hal yang sama dalam hal makan. Kendalikan dirimu didepan perwira yang lebih tinggi. Harus berapa kali aku mengatakannya agar kau paham?"


Dia memarahi Schera yang telah mengeluarkan beberapa kacang setelah memberi hormat.


"Saya minta maaf."


"Jangan cuma ngomong saja, tapi laksanakan juga. Tunjukkan ekspresi yang sesuai ketika kau meminta maaf. Kau telah dipromosikan menjadi Mayor, pelajari bagaimana caranya berasosiasi dengan orang lain."


“Siap pak-!”


Schera dengan cepat mengunyah kacangnya dan menelannya.


"Kau keluar untuk tugas patroli, jadi aku tidak tau apakah kau mengetahui hal ini, tetapi instruksi untuk suatu perubahan skala besar telah sampai pada kita."


"Bagaimana, akankah itu dilanjutkan?"


"......Jenderal Yalder mengalami penurunan kesehatan yang "tiba-tiba", dan menjalani pemulihan di Ibukota Kerajaan. Telah ditetapkan bahwa Pasukan Ketiga akan bergabung dengan Pasukan Keempat dari Utara. Segera, kita akan mengalami perubahan dalam kepemimpinan pada saat bala bantuan tiba."


“……siap.”


Jenderal Yalder sangat ribut dan penuh semangat sampai kemarin. Yalder, yang telah menerima arahan dari Ibukota Kerajaan, mendapati itu adalah hal yang sulit untuk di tanggung dengan kemarahannya dan penggunaan dan amukannya yang keras. Ruangan Penguasa dari istana berada dalam kekacauan yang mengerikan, dan itu seolah musuh telah menyerang tempat itu. Dia pada akhirnya menyadari bahwa surat penyemangat yang dikirim dari Kerajaan setelah kekalahan itu hanyalah sekedar pelipur lara. Adapun untuk Pasukan Ketiga yang dia kelola, adapun dirinya sebagai seorang komandan, layaknya mendapati anaknya sendiri diculik.


"Setidaknya dia bisa merasa lega karena tidak dibebastugaskan,"
pikir Schera. Sejujurnya, dia tidak benar-benar peduli, jadi terserahlah.


Jenderal Yalder memanjakan Schera layaknya dia adalah cucunya sendiri, dan bahkan membuat dia mewarisi keluarga dari Mayor Jenderal Jira yang tewas dalam pertempuran. Yalder, yang memiliki pemikiran bahwa itu akan memalukan bagi garis keturunan Jira yang tanpa penerus untuk berakhir, memiliki ide brilian dari membuat seorang prajurit muda dan pemberani menjadi penerus.


Sidamo dengan kecerdasannya berakhir mendapatkan lebih banyak pekerjaan yang asing lagi. Sejak awal, Jira Zade tidak memiliki seorang penerus, masih ada kerabat sedarah. Dia masuk kedalam situasi yang sulit seperti yang diduga, tetapi setelah terus bernegosiasi dengan teguh, dia mendapatkan persetujuan mereka. Setelah dia memainkan kartu terakhirnya, emas yang dipersiapkan Yalder, kerabat Zade, memahami situasinya, menerima sepenuh hati. Wilayah keluarga Zade sudah dihilangkan, dan nama keluarga mereka sekarang tak lebih dari suatu posisi kehormatan. Ini adalah zaman dimana uang diatas kehormatan.


(Aku tau bahwa semuanya sangat baik. Tetapi, ada hal yang tak boleh dikesampingkan.)


Sambil mencemooh dirinya sendiri karena termanipulasi oleh nama keluarganya, Sidamo telah menyelesaikan inti pewarisannya. Schera tak mengetahui bahwa itu adalah suatu masalah yang merepotkan. Memiliki nama keluarga yang dia bahkan tidak peduli diberikan padanya, orang yang bersangkutan mengeluarkan suatu ekspresi yang sangat jengkel. Ketika dia mengingat semua kerja kerasnya untuk bernegosiasi, Sidamo ingin menampar Schera, tetapi jika Schera membalas secara serius, Sidamo mungkin akan mati, jadi Sidamo menahannya.


".....Aku akan terus menjalankan tugasku sebagai seorang staff perwira. Meskipun aku telah kehilangan peringkatku sebagai Kepala Staff Perwira. Kau juga. Teruslah mengabdikan dirimu untuk kerajaan."


"86."


"Dan, aku tidak meragukan lagi bahwa kau adalah seorang prajurit hebat, tetapi aku memiliki beberapa keraguan tentang komandomu pada prajurit. Dengan demikian, aku sudah memutuskan bahwa aku akan menugaskan dua ajudan untuk membantumu dalam mengkomando."


"Ajudan?"


"Tepat. Mereka sendiri yang ingin bergabung dengan unitmu. Ada posisi untuk Danton yang kosong, tetapi mereka menolaknya. Mereka adalah orang-orang luar biasa yang telah mempelajari strategi militer dari akademi militer Kerajaan. Aku tak punya keraguan bahwa mereka melampauimu dalam hal kepemimpinan, taktik dan kelicikkan."


Sidamo tidak lupa untuk menambahkan beberapa sindiran pada Schera pada saat yang sama dia mengatakan keunggulan dari para ajudan. Aku ingin dia memiliki rasa tanggung jawab, pikir Sidamo.


"Ya, memang, saya juga berpikir demikian."


Meskipun dia disebut idiot secara gak langsung, Schera sama sekali tak keberatan. Sidamo mengernyitkan alisnya, menatap wajah Schera yang pada dasarnya mengatakan, "Aku nggak keberatan, aku senang asalkan aku bisa makan."


"Unit kavaleri milikmu telah menjadi yang paling elit dan terkenal disini di Belta. Agar kau tidak mencemarkan reputasi itu, pergunakan dengan baik para ajudan itu. Terima nasehat mereka dan layani Kerajaan lebih baik lagi."


"86."


Perhatian Schera mulai berkeliaran karena Sidamo terus menumpuk pernyataan diatas pernyataan pada dia. Itu membutuhkan segala yang dia miliki hanya untuk memeras keluar kata, "86."


"Jangan pernah ada lagi seorang penunggang kuda tunggal mengejar-kejar musuh. Sama halnya dengan memeriksa 'Kekuatan Pengintaian', dan kemudian memimpin unit kavaleri kedalam wilayah yang dikuasai musuh. Jika kau bertarung secara idiot dan terbunuh, moral semua orang akan terpengaruh. Itulah artinya menjadi 'elite'. Aku tak akan membiarkan kau mati sesukamu. Apa kau mengerti?"


“Mengerti pak.”


—Tentu saja dia tidak mengerti.


Misalkan, tepat didepan matanya, makanan musuh tengah diangkut dengan lamban, tentu saja dia akan segera menyerangnya. Dia mendapatkan rejeki nomplok, dan perutnya kenyang. Itu adalah hal yang benar-benar bagus. Meskipun, setelah hal ini terjadi beberapa kali, musuh menerapkan perjagaan ketat pada pengangkutan persediaan makanan mereka. Itu adalah keahliannya, sehingga tak ada masalah.


—Itulah pemahaman Schera.


".....Apa kau benar-benar mengerti? Apa kau mendengarkan aku dengan seksama? Jika kau sudah paham betul, maka akuilah."


Sidamo melatih matanya yang mengatakan keraguan yang tak terbantahkan pada Schera. Penilaiannya terhadap Schera adalah, "Dia memang kuat, tetapi kepalanya dungu." Jenderal Yalder, yang segera akan menjadi mantan Jenderal Yalder, berpikir demikian juga.


Seorang staff perwira membutuhkan banyak keberanian untuk menangani orang-orang yang terampil. Sidamo, yang tak mampu menangani mereka, mendapati jabatan Kepala Staff Perwira dicopot darinya. Setelah itu, Pasukan Keempat akan memiliki kekuasaan tertinggi, dan akan tepat kalau mengatakan bahwa jalannya menuju kesuksesan akan sirna. Hati Sidamo suram, tapi dia belum menyerah. Sampai keluarganya dipulihkan, dia tidak akan pernah menyerah.


"Saya, Mayor Schera, Sepenuhnya Paham!"


"Aku akan menempatkan para ajudan itu dibawah pengawasanmu nanti. Aku sudah berbicara dengan mereka mengenai masa depan sebelumnya, jadi seharusnya tidak ada masalah. ......ini adalah kesimpulan dari urusan kita. Kau boleh pergi."


Kelelahan secara mental, Sidamo segera kembali mengerjakan pekerjaannya. Suatu macam kelelahan yang berbeda dari ketika Yalder yang menjadi lawan bicaranya. Jika dia berbicara dengan Dewa Kematian itu lebih lama lagi, dia mungkin akan berakhir sama dengan mendiang kakak laki-lakinya. Atau mungkin juga, dia akan menjadi gila seperti kakak perempuannya.


"Siap pak-, saya, Mayor Schera, akan kembali mengerjakan tugas saya!"


Schera, yang berdiri sambil memperhatikan percakapan panjang itu, tampak pusing dibandingkan dengan yang sebelumnya.


Tetapi, mungkin lega bahwa dia tak lagi harus memasang formalitas, dia mengeluarkan desahan panjang setelah meninggalkan ruangan itu. Dan dia berkata, "Ahh- aku capek," dengan suara keras.


—Pada saat itu, suatu benda bersuara tumpul dilemparkan pada pintu kantor.


Karena pintu itu kuat, tak ada retakan sedikitpun.


Mungkin disayangkan, rasa stres telah terkumpul dalam diri mantan Kepala Staff Perwira, dan dia melemparkan sebuah vas bunga. Sudah pasti dia lapar, tak diragukan lagi. Schera merasa kasihan pada dia.


"....Seperti yang aku duga, tampaknya kepala tak bisa bekerja dengan baik dan tumpul ketika lapar."


Schera mengeluarkan sepotong roti dari tas yang dia bawa, meninggalkannya didepan pintu kantor, lalu pergi. Itu seperti memberi makan seekor hewan, atau meninggalkan sebuah sesaji untuk mendiang.
Tak perlu dikatakan lagi bahwa setelah menemukan roti itu, rasa jengkel Sidamo menjadi semakin kuat.


—Pasukan Ketiga dari Kerajaan di Kastil Belta dan Pasukan Pembebasan Ibukota Kerajaan di Kastil Antigua Branch tengah mengalami kebuntuan. 3.000 kavaleri milik Schera sekali lagi dikerahkan, dan melakukan pergerakan terbaik mereka, tugas utama mereka adalah patroli dan menundukkan musuh terdekat.


Itulah yang terjadi, tetapi dia kadang-kadang mengambil tindakan sendiri, melakukan pengintaian, dan menyerang pengangkutan persediaan milik Pasukan Pembebasan. Dengan segala hak, ini adalah suatu pelanggaran regulasi militer, tetapi saat dia memperoleh prestasi militer yang besar, pelanggaran yang dia lakukan menjadi tak berlaku. Pasukan Pembebasan tersiksa oleh peperangan gerilya ini yang lebih menyusahkan daripada yang diprediksi, dan mau tak mau harus memperkuat penjagaan dari pengiriman persediaan.


Disekitar waktu inilah nama Schera mulai dikenal oleh Pasukan Pembebasan.

Catatan Penerjemah

  1. nama Schera mengacu pada Scheherazade dari Seribu Satu Malam
Sebelumnya Halaman Utama Selanjutnya