Silver Cross and Draculea (Indonesia):Jilid03 Bab4

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Chapter 4 - Mimpi Buruk di Pagi Hari[edit]

Setelah Hisui pergi, dia menemukan Rushella jauh lebih mudah daripada yang dia bayangkan.

Setelah meninggalkan penginapan, Rushella barada di jalan utama, berjalan kearah pantai.

Namun, dia tidak mengenakan yukata yang dia pakai setelah keluar dari kamar mandi. Sebaliknya, dia telah pergi ke suatu tempat untuk berganti pada baju renang yang dia pakai selama siang hari.

Saat Hisui mengejar dia, dia sudah melintasi pantai dan sampai pada tepi ombak.

"Berpakaian seperti itu, apa kamu berpikir untuk berenang? Hati-hati atau kamu hanya akan mengulangi apa yang terjadi pada Kariya, berhenti membuat keributan."

"....Kau sungguh berisik."

"Meskipun ini sudah malam, tidak apa-apa jika kamu ingin memakai baju renangmu... tapi jika kamu tenggelam, aku tidak akan menyelamatkan kamu. Aku bukan seorang perenang handal juga."

"....Diam."

Saat suara ombak samar-samar memenuhi udara, secara tiba-tiba... mereka berdua mulai berjalan-jalan.

"Oh... Ngomong-ngomong."

"Apa?"

"Uh.... Aku mengakui aku telah salah."

"Kamu salah apa?"

"Yah... Umm, aku tidak terlalu yakin juga."

Jawaban mengerikan ini membuat Rushella semakin tidak senang.

"Apa ini terhitung sebagai meminta maaf? Tidakkah orang tua asuhmu itu mengajarimu dengan benar?"

"Itu benar-benar kasar, kamu tahu...."

Hisui menyadarinya secara samar-samar.

Setiap kali orang tua asuhnya disebutkan, tuannya yang arogan ini akan melempar kemarahan.

Melihat mereka berdua sama-sama vampir, terutama 'Leluhur Sejati' juga, jelas-jelas pembicaraan yang berhubungan dengan Miraluka mungkin mengarah pada suatu tempat yang berhubungan dengan hilangnya ingatan Rushella—namun, dia selalu merajuk.

"Tentang apa yang terjadi selama siang hari."

"Huh?"

"Tentang... tabir surya itu."

"Berterimakasihlah pada senpai jika kamu mau berterimakasih pada seseorang. Dia membuat itu khusus untukmu, menyibukkan diri."

"....!"

Seketika, Hisui menderita pukulan lain.

Rushella tidak menggunakan kekuatan penuhnya, tapi tingkat kekuatan yang hangat ini sebenarnya mengekspresikan ketidaksenangan batinnya yang bahkan lebih jelas.

"Kenapa kamu memukul aku?"

"Kamu sungguh berisik jadi diamlah. Selain itu, aku tidak peduli bahkan jika aku tidak bisa berjemur di siang hari. Cara manusia menyembah matahari, memperlakukan berkah matahari sebagai eksistensi tertinggi, itu adalah suatu sudut pandang yang sempit. Vampir tak mampu hidup dibawah sinar matahari, kami juga tidak menghargai betapa berharganya matahari, tetapi karena itu—"

"Mereka mengerti keindahan malam hari, kan?"

Rushella berbalik.

Sebuah gerakan biasa dan sederhana. Namun, Hisui tidak bisa tidak berhenti berjalan.

Wajah cantik itu, diterangi oleh pencahayaan yang dikenal cahaya bulan; tubuh menawan itu, terbalut dalam kain tipis; kulit bersih seputih salju itu—semuanya begitu sempurna dan tanpa cacat.

Daripada Rushella bertindak sebagai penyedap pada keindahan malam hari, itu akan lebih baik untuk mengatakan bahwa malam hari ada untuk dia—ilusi semacam itulah yang dia rasakan.

Ini adalah vampir—bukan, Rushella—dibawah langit malam.

Entah itu seorang vampir dibawah langit malam atau seorang vampir yang sangat cantik, Hisui harusnya telah terbiasa pada pemandangan ini meskipun kehidupannya relatif muda. Namun, pemandangan Rushella di malam hari, dari malam pertama mereka bertemu sampai sekarang—dia selalu begitu menakjubkan.

"Aku tak pernah menyangka bahwa kamu begitu cantik."

"Apa yang baru saja kau katakan?"

Rushella bertanya dengan curiga.

Tatapan merahnya tidak menyala dengan cahaya dari mata mistik. Meskipun mata mistik tidak berpengaruh pada Hisui, dia bisa melihat matanya berkilauan karena kekuatan magis yang berbeda dari mata mistik.

Berbicara tentang pesona seorang vampir di malam hari, ini adalah kualitas godaan yang menarik manusia kedalam dunia iblis.

Oleh karena itu, Hisui tidak menatap secara langsung.

"Kamu datang mengejar aku, namun kamu menolak untuk menatap mataku. Sungguh seorang pria yang tak bisa dimengerti. Siapa yang tahu bagaimana orang tuamu mengajarimu."

"Sayang sekali, aku dibesarkan oleh seorang vampir."

"Itu tidak seperti aku membenci dia."

".....?"

"Aku hanya membenci fakta... bahwa itu tampak seperti aku selalu selangkah dibelakang."

"....."

"Tak peduli apa yang telah dikatakan, apa yang telah dilakukan, nama wanita itu selalu muncul."

Rushella berbicara dengan perasaan sedih saat dia mulai berjalan lagi.

Hisui tak punya kata-kata untuk menjawab dan hanya bisa mengikuti dibelakangnya.

'Itu wajar saja karena aku telah tinggal dengan dia untuk waktu yang lama.' 'Aku tahu sangat jelas kamu bukanlah dia.'—penjelasan semacam ini sangat logis dan siapapun bisa dengan mudah mengatakannya. Tapi untuk beberapa alasan, Hisui tak bisa menyuarakannya.

Oleh karena itu dia hanya memilih untuk melarikan diri dari mood ini.

"...Kenapa kamu percaya Touko-san?"

"...."

"Dia mungkin tidak berbohong. Mungkin dia sedikit obsesif. Mungkin dia meninggal dalam kematian yang salah. Tapi tetap saja, kamu memutuskan untuk membantu dia. Dia hanya manusia. Dan manusia mati saat itu, namun kamu telah keluar dari caramu untuk memenuhi harapan lamanya, kenapa begitu?"

"Kamu sebenarnya sudah tahu, kan?"

Rushella menjawab dengan sebuah pertanyaan, bahkan tidak melihat kebelakang.

Hisui menjawab tegas melalui keheningan sementara menyimpulkan niat Rushella yang sebenarnya.

Memang, di ruang kelas diawal, ketika Rushella telah mengusulkan membantu Touko, dia sudah merasakan itu samar-samar.

Kenapa Rushella secara khusus keluar dari caranya untuk membantu manusia?

Karena—

"Itu karena... Aku beresonasi dengan dia. Tak punya ingatan cukup menyakitkan, ya?"

"Aku berpikir begitu juga."

Sesama penderita dari penderitaan yang sama... Menerapkan suatu deskripsi akan sangat mudah.

Rasa sakit yang ditimbulkan oleh amnesia yang sesekali Rushella ungkapkan adalah sesuatu yang Hisui tak pernah bisa memahami.

Pada hari itu, tiba-tiba bangun pada sebuah kejutan di dunia aneh dan asing, tanpa kerabat disampingnya, bahkan tidak mengetahui identitasnya sendiri— situasi Touko sebenarnya jauh lebih baik daripada dia.

"Jadi itu sebabnya... kamu memutuskan untuk membantu dia?"

"Itu bukan satu-satunya alasan, kamu tahu? Umm... Vampir yang menggigitnya, dia menyinggung aku."

"....."

"Meminum darah bisa dimengerti, ya.... tapi etika tidak bisa di abaikan, kan? Entah itu menjadikan korban sebagai pelayan atau hanya membunuh mereka, umm... tapi untuk membiarkan mereka terikat bahkan setelah kematian, itu tak bisa diterima...."

Rushella terdengar seolah-oleh membuat alasan.

Hisui juga bisa mengumpulkan sedikit tanda-tanda bahwa Rushella mencoba untuk menguji apa yang dia rasakan.

Rushella sendiri mungkin menyadari ini, oleh karena itu dia tidak menghadap Hisui ketika berbicara dengan dia.

"Tentang Touko-san, aku pikir dia tidak bisa pergi karena obsesinya sendiri. Tidak pergi ke kehidupan berikutnya adalah kerena itu. Luka di lehernya adalah sebuah pengingat pada dirinya sendiri untuk tidak lupa... Itulah perasaanku."

"....Bahkan jika itu masalahnya, penyebabnya masih terletak pada anggota kerabatku, kan? Digigit oleh seorang vampir adalah masalah serius."

"Untuk berpikir kamu akan mengatakan itu begitu tak tahu malu ketika kamu terus meminum darahku sepanjang waktu."

"K-Kamu adalah masalah yang berbeda, oke!? Meminum darahmu tidak menyebabkan masalah buatmu. Yang lebih penting lagi, kamu milikku!"

Rushella berbalik dan menggeram.

Secara tak sengaja, sebuah ombak menghantam kakinya, menyebabkan Rushella kehilangan keseimbangan.

Meskipun itu adalah ombak tenang yang tak lebih tinggi dari mata kaki, "air mengalir" adalah ancaman besar bagi para vampir, terutama air laut yang mengandung garam dengan sifat-sifat eksorsis dan pemurninya. Setelah terciprat, air laut menyebabkan kelumpuhan lokal.

"Ah.....!"

Hisui tak mampu menangkap dia tepat waktu. Rushella jatuh dan mendarat.

Tubuhnya juga tersiram oleh air laut.

"Ooh, ooooooooooooh....."

Tubuh halusnya gemetar, Rushella memeluk dirinya sendiri erat-erat.

Dia merasakan dingin sampai ke tulang dan rasa lumpuh menyebar ke seluruh tubuhnya.

Sebagai seorang vampir murni, dia lebih sensitif pada air mengalir daripada Eruru.

Bahkan jika itu tidak fatal, dalam kasus terburuk, itu akan membuat dia dalam keadaan mati suri sementara.

"Ini telah terjadi sebelumnya, kan. Hari kedua kita bertemu, kamu basah kuyub dalam hujan besar."

"K-Kamu sungguh berisik, diam....!"

Hisui tersenyum masam dan menutupi Rushella dengan jaket yang dia ambil ketika dia meninggalkan penginapan.

Itu seharusnya membantu dia tetap hangat sampai batas tertentu.

"Sini, bisakah kamu berdiri?"

"....Ya."

Rushella dengan patuh memegang tangan Hisui yang diulurkan dan meninggalkan air laut.

"A-Aku tidak akan berterimakasih, oke!"

"Aku memang tidak mengharapkan."

"K-Kamu bertanggung jawab melayani aku, menunjukan kepedulian hati itu wajar saja!"

"Aku mengerti."

"B-Berapa lama kamu akan memegang tanganku!?"

"....."

Memang, Hisui telah memegang tangan Rushella sepanjang waktu ini.

Dan dalam pegangan yang cukup kuat.

"Kenapa... kamu memegang tanganku? M-Mungkinkah, itu... kamu mau... berpegangan tangan dengan aku?"

Rushella berbicara dengan sebuah ekspresi yang sama sekali tidak menunjukan tidak senang.

Bagi seorang vampir, terutama di malam hari, mengibaskan tangan ramping Hisui akan sangat mudah.

Tetapi dia tidak melakukannya.

"B-Biarkan aku mengatakan ini padamu... Sebagai hadiah untuk usahamu setiap hari... aku akan mengijinkan kamu sedikit... umm... untuk menyentuh sedikit. Di masa depan ketika aku menghadiri pesta dansa, itu juga tanggung jawabmu untuk menemani aku sebagai pendampingku..."

Menemukan alasan yang logis, Rushella tidak melepaskan tangannya.

Melihat penampilan malunya, Hisui berbicara.

Tetapi suaranya agak aneh.

"Aku bisa menyentuh?"

"T-Tentu..."

Dengan segera, tangan kiri Hisui yang kosong meraih payudara Rushella.

"Eh......?"

Teriakan terkejut keluar dari mulut Rushella dan Hisui.

"B-Berani-beraninya kau!?"

Sebelum dia bisa menghentikan dia... tangan kiri Hisui sudah meremas payudara Rushella, lima jarinya terkubur dalam-dalam kedalam daging lenturnya.

"A-Apa yang kau lakukan!? Ke-Kelakuan ini....!"

"Karena kamu bilang aku bisa menyentuh."

Nada suara aneh itu lagi, tapi tak salah lagi, itu adalah suara Hisui.

Namun, Rushella tidak menyadari tanda-tanda mencurigakan ini tetapi hanya memerah dan memutar tubuhnya.

"L-Lepaskan aku sekarang.... ini....!"

"....."

Tangan kiri Hisui bergerak.

Tanpa menyebabkan Rushella kesakitan, tapi cukup tegas untuk menyakiti jika dia berusaha untuk melarikan diri—menggunakan tingkat kekuatan luar biasa yang disetel dengan baik ini, Hisui memegang dia... atau lebih tepatnya, dia meraba-raba dia.

"H-Hentikan... hal semacam ini... tak bisa diterima.... ini...."

Bagian atas bikini tersebut sangat minim. Saat ini, itu bisa dikatakan bahwa tangan Hisui tengah menyentuh kulitnya secara langsung.

Siapa yang tahu apakah itu karena payudaranya yang tak terjaga sedang diraba-raba oleh Hisui, atau karena beberapa alasan lain—Rushella memohon dengan nada suara yang manis.

Draculea V03 - BW07.PNG

"L-Lepaskan sekarang! Ini... tidak..."

Air mata muncul disudut mata Rushella.

Tetapi perhatian Hisui tengah diarahkan ke tempat lain.

Dia mati-matian memegang tangan kirinya dengan tangan kanannya, berusaha menarik tangan kirinya dari payudara Rushella.

"K-Kamu... apa yang kamu lakukan? Cepat, lepaskan....!"

"....Aku sedang berusaha sekarang ini....! Tanganku bergerak sendiri....!!"

"Huh....?"

"Mulutku tidak mendengarkan aku juga dan mengatakan hal aneh sendiri! Apa-apaan sih yang terjadi....!?"

Memang... Dia tidak bercanda. Tangan kirinya benar-benar bergerak sendiri.

Bukan karena semacam dorongan pubertas yang tak terkendali... tetapi itu benar-benar bergerak sendiri.

Dan mulutnya mengucapkan kata-kata yang bertentangan dengan keinginannya.

Dalam kondisi panik atas tubuh ini yang bukan miliknya, Hisui tidak punya waktu luang untuk menikmati sensasi lembut yang dialami tangan kirinya.

"Hei hei, situasi ini benar-benar cukup serius!?"

"Bagaimana aku bisa tahu!? Cepat lepaskan! H-Hentikan itu... jangan menggunakan kukumu untuk meremas melalui kain!"

Rushella akhirnya mencapai batas rasa malunya dan mengayunkan tinjunya pada wajah Hisui.

Meski demikian, tangan kirinya yang keras kepala terus meremas payudara Rushella dengan tegas, menolak melepaskan.

"Sepertinya kamu tidak berpura-pura.... Apa sebenarnya yang terjadi!?"

"Mana aku tahu! Hei, kamu lebih baik segera bantu aku memikirkan jalan juga! Sedikit kekerasan tidak apa-apa, jauhkan tanganku!"

"Jangan beri aku perintah sementara kamu bermain-main dengan payudaraku! Tetapi jika ini berlanjut, ini sudah pasti tak termaafkan!"

Rushella memegang tangan kiri Hisui dengan kedua tangan.

Mengingat situasinya, dia berniat untuk menggunakan kekuatan penuhnya—tepat saat dia hendak menarik, dia menemukan tangan lain pada tangan kiri Hisui.

Bahkan dengan kulit lebih putih daripada Hisui—lebih akuratnya, itu tembus pandang, diantara alam "putih".

Tangan tembus pandang dan tangan Hisui bertumpang tindih dan Rushella menyadarinya.

Bertukar pandang dengan Hisui, mereka berdua mengetahui kebenarannya.

"Apa yang kamu lakukan, Touko-san!?"

Hisui mengarahkan pertanyaannya kesampingnya dimana Touko tengah tersenyum dengan ekspresi nakal.

"Oh sayang, aku tertangkap basah sekarang?"

"Apa kamu benar-benar berpikir kau tidak akan tertangkap!? Tindakan macam apa yang coba kau lakukan disini?"

"Ini adalah apa yang disebut 'merasuki.' Aku mencobanya dan itu bekerja. Meskipun itu tidak bekerja pada para gadis, tampaknya baik-baik saja dengan Hisui-kun."

"Apa... seberapa menyeluruh kamu akan merasuki tubuhku!?"

"Hmm.... Sepertinya batasnya adalah mengendalikan sisi kiri tubuhmu dan mengatakan beberapa kata. Aku akan berlatih lagi dan berusaha lebih keras ♪"

"Bisakah kamu tidak mengatakan hal gelap seperti itu dengan wajah manis!? Kenapa kamu melakukan ini!?"

"Itu benar, aku tidak peduli jika kau mengendalikan pria ini, tapi kenapa kau membuat dia meremas payudaraku!?"

"Menonton kalian berdua membuat aku begitu tidak sabar. Kalian berdua berjalan di pantai tanpa ada orang lain lagi... Tidak bisakah kamu berusaha lebih keras mengingat latar belakang yang indah ini? Terutama kamu, Hisui-kun...."

"Tidak tidak, aku datang hanya untuk membawa dia kembali......"

"Dengar, kalian berdua hidup dan punya tubuh, kenapa tidak membuat kisah asmara yang menggairahkan? Setelah kamu mati, itu akan sangat terlambat, kan?"

"Uh, itu......."

Kata-katanya terdengar begitu meyakinkan tak peduli apa.

Seperti yang diduga dari ceramah orang mati.

"...Hei, jangan mengubah topik! Bisakah kamu berhenti memutuskan sendiri untuk mengendalikan tubuh orang lain, oke!?"

"Itu benar, aku seorang vampir, pria ini seorang manusia... Kami tuan dan pelayan! Tidak... Tidak dalam hubungan... semacam itu...."

Meskipun kata-kata sanggahan, suara Rushella menjadi semakin dan semakin pelan, nadanya juga menjadi ragu.

Touko menyilangkan lengannya dan memeriksa mereka berdua, akhirnya mengangkat bahu putus asa.

"Yah, terserahlah. Sejujurnya, daripada menghawatirkan tentang hubungan kalian, aku lebih suka merasakan pahit manis musim semi masa muda secara pribadi."

"Selain itu, karena aku mengikuti tubuh Hisui-kun, apapun yang kamu lakukan, aku akan mengikutimu secara otomatis."

"Wah, ini begitu merepotkan!"

"Serius, bukan hanya aku akan di tatap sepanjang hari, bahkan tubuhku akan direnggut...."

Bukankah lebih baik untuk segera mengadakan pelayanan untuk membantu dia pergi—Rushella dan Hisui berkomunikasi dengan mata mereka. Touko mulai tersenyum nakal lagi.

"Katakanlah.... Umm, karena aku bisa berbicara normal dengan kalian berdua, itu artinya bahwa Hisui-kun telah mendapatkan kembali kebebasannya, kamu tahu? Selain itu, aku tidak bisa mengendalikan dia untuk waktu yang lama."

"Apa!?"

Saat diberitahu oleh dia, Hisui menyadari.

Memang, karena Touko tak lagi didalam tubuh Hisui, kendalinya seharusnya tak lagi terpengaruh.

Jelas-jelas tidak dibawah kendali siapapun juga—namun tangan kiri Hisui terus meremas payudara Rushella.

"Ah."

Hisui akhirnya mendapatkan kembali akal sehatnya.

Kemudian mempersiapkan dirinya untuk yang terburuk, dia menutup matanya.

Selamat tinggal, dunia yang kejam.

"Kau idiot!!"

Sebuah tinju yang sepenuhnya tanpa ampun menghantam wajahnya, mengirim Hisui yang menyedihkan jatuh ke pasir.

Meskipun dia jatuh, tangan kirinya masih mempertahankan posturnya dalam bentuk payudara Rushella.

"Bagaimana rasanya?"

Touko mendekat dan bertanya. Dalam keadaan pikiran yang linglung, Hisui meninggalkan kata-kata terakhirnya.

"Sebuah kombinasi sempurna dari volume dan kelembutan...."

"Aku senang kamu menikmatinya ♪. Awalnya, aku harus menggunakan tubuhku sendiri untuk berterimakasih, tapi itu memalukan bahwa bahkan tulangku tidak tersisa."

Touko tersenyum lembut dan membuat lelucon dengan humor gelap. Hisui tidak tahu apakah dia harus tertawa atau menangis.

Tetapi kalimat selanjutnya yang dia dengar menyebabkan semua ototnya menegang.

"Bercumbu dengan seorang vampir, hobi apa yang kau punya disana eh?"

"Itu kau...."

Hisui berdiri.

Seorang wanita tinggi tengah berdiri dengan punggungnya menghadap bulan.

Oogami Rangetsu.

"Berkencan dengan seorang vampir dimalam hari tidak benar-benar terpuji. Kau harus sedikit waspada."

"Siapa itu?"

Tidak mengenali dia, Rushella bertanya pada Hisui.

"Rekan kerja Kariya. Katanya dia seorang detektif resmi. Jadi... apa urusan yang kau punya disini?"

"Aku datang untuk memperingatkan kamu. Sepertinya kau membantu Kariya Eruru, jadi aku ingin menyarankanmu untuk mengurus urusanmu sendiri. Tak ada vampir di peti mati itu. Itulah seluruh situasinya, ya?"

"Meski begitu, bukankah bantuan sukarela?"

"Biarkan aku mengingatkanmu bahwa itu lebih cerdas untuk tidak melawan kepentingan negara, oke? Jika penyelidikan tak resmi semacam ini berjalan salah, keselamatan pribadimu tidak terjamin. Selain itu, kau mungkin tidak tahu, tapi dia sebenarnya—"

"Seorang dhampir. Apa ada masalah?"

Hisui memotongnya.

Rangetsu menampilkan keterkejutan tapi dengan segera mendapatkan kembali ketenangannya dan mengejek kasar.

"Jadi kau sebenarnya tahu.... Namun kau masih bisa berkeliaran disekitar dia sepanjang waktu. Ditambah vampir ini juga. Apa kau benar-benar manusia?"

"Siapa yang tahu...."

Rangetsu tidak tahu tentang konstitusi Hisui.

Oleh karena itu, meskipun mengejek dia, dia sebenarnya khawatir akan keselamatan Hisui.

"Jika kau mau menyelidiki aku, aku menyambutmu kapanpun. Tapi itu akan benar-benar membuang-buang uang."

"...Sungguh bocah sombong. Baiklah, aku akan melewatkannya. Jika kau bukan lagi manusia, Kariya Eruru pasti akan langsung mengeksekusimu. Namun, aku tak pernah menyangka dia untuk mengungkapkan identitasnya padamu... Dari pengamatanku, dia selalu menyembunyikannya dengan baik."

"Dia tak mempercayai aku sebanyak itu. Aku menemukannya sendiri."

"Oh sayang.... Sungguh tak terduga. Sepertinya kau punya sedikit bakat pada dirimu. Dia mungkin mengijinkanmu untuk menemani dia karena dia menghargai kecerdasanmu? Dan hantu disampingmu itu, kau pasti benar-benar punya indra supranatural, eh?"

(....Dia bisa melihatnya?)

Kata-kata Rangetsu jelas-jelas mengindikasi bahwa dia bisa melihat Touko.

Bagaimanapun juga, sebagai seorang anggota dari Badan Investigasi Supranatural, kemampuan tingkat ini tampaknya standart.

"Meskipun aku tidak yakin kenapa dia merasukimu, apa kau membutuhkan seorang pengusir setan? Aku punya profesional dalam timku."

"Tidak perlu. Meskipun menggigil merepotkan aku untuk sementara waktu, aku sudah terbiasa sekarang."

"Benarkah.... Jika kau bersebrangan dengan Kariya Eruru, jangan sungkan-sungkan untuk menghubungi aku kapanpun. Aku mau berbicara denganmu."

Mengatakan itu, dia melempar kartu namanya lurus terhadap Hisui, terbang melalui malam yang gelap.

Gerakannya seperti melempar sebuah kartu poker, tetapi sebelum itu bisa mencapai Hisui, Rushella telah melempar pedang pendeknya untuk menjatuhkannya ke pasir.

"....Apa yang kau lakukan?"

"Jika kau mau merekrut pelayanku, kau harus melewati aku dulu. Seberapa tidak menyenangkan kau itu."

Rushella berbicara tidak senang.

Rangetsu tertawa ringan dan dengan gesit melompat dari pasir.

Dalam sekejap mata, wajah tegas dan dinginnya telah muncul tepat didepan wajah Rushella.

Meskipun mobilitas tak menguntungkan diatas permukaan berpasir dari pantai, dia telah menutup jarak mereka dengan lompatan sederhana.

"......!"

Rushella bereaksi secara reflek.

Karena dia secara naluri menilai wanita ini sebagai sebuah ancaman.

Dia menjangkau lurus pada jantung target.

Mengingat panjang dan ketajaman jari-jari Rushella, dikombinasikan dengan kecepatan dan kekokohannya, menembus sebuah tubuh daging akan sangat mudah.

".....Ha?"

Stelah tertawa mengejek, barulah Rangetsu bereaksi.

Tidak, lebih akuratnya, dia hanya mulai bergerak setelah mengkonfirmasi pergerakan Rushella.

Serangan balasannya mengayunkan tendangan sangat sederhana menyampaikan pada tingkat pertengahan.

Dia pertama menarik dan melipat kaki panjang dan rampingnya, kemudian menendang seperti pegas.

Pertukaran tersebut hanya terjadi dalam sekejap mata, menghasilkan kemenangan instan dan menentukan.

Pecundangnya—adalah Rushella.

Serangannya meleset dan dia menderita tendangan pada perutnya, mengirim dia terbang ke udara, akhirnya mendarat pada air yang dangkal.

"Kau.....!!"

"Ini bukan apa-apa bagi seorang vampir, kan? Tak ada bahaya yang sebenarnya yang dilakukan. Selain itu, ini bahkan malam hari juga. Oh benar, tetapi bukankah pantai agak merepotkan? Ada bahaya tenggelam."

Rangetsu hanya berbicara acuh tak acuh, sepenuhnya tidak khawatir dengan keselamatan Rushella.

"Aku sangat membenci vampir. Tentu saja, dhampir tidak terkecuali. Jika para petinggi membuat keputusan, aku akan menghancurkan mereka kapan saja."

"......!"

Hisui menatap Rangetsu tanpa mengucapkan sepatah kata.

Matanya berkobar dengan permusuhan yang tajam, sebuah kesempatan yang langka. Tapi Rangetsu berbalik, tak terpengaruh.

"Aku akan menyarankan padamu untuk tidak mendapatkan gagasan yang aneh. Satu-satunya alasan kenapa vampir ini hidup adalah karena tak ada catatan nyata dia menyerang manusia... itu saja. Tak peduli apa alasannya, setelah dia membuat pergerakan, dia akan ditambahkan pada daftar pemusnahan kami. Tolong sampaikan itu pada dia."

Mengatakan itu, Rangetsu pergi dengan santai.

"Hisui-kun......."

"Aku tahu."

Mendengar suara sedih Touko, Hisui mengangguk. Daripada mengejar Rangetsu, menyelamatkan Rushella adalah yang lebih penting.

Rangetsu tidak berbohong, serangan tumpul sederhana tidak akan membunuh vampir di malam hari.

Bukannya menyebabkan kerusakan langsung, tendangannya dimaksudkan untuk mengirim Rushella jatuh ke laut.

Apa yang mengejutkan adalah kecepatannya yang melampaui seorang vampir dimalam hari.

"Apa kamu tidak apa-apa....?"

Di lokasi Rushella, air laut setinggi pinggang.

Hisui menggendong dia pelukannya. Rushella sudah sepenuhnya pucat, bibirnya biru, kehilangan semua kekuatannya dalam tubuhnya.

Setelah mengambil pedang pendeknya yang tertancap di pasir, Hisui dalam diam membawa Rushella pada punggungnya dan kembali ke penginapan.

Touko mengikuti dibelakangnya, menatap serius pada punggung Hisui.

Untuk beberapa alasan, dia tidak berputar didepan mereka.

Touko tidak mau melihat wajah Hisui pada saat ini.

"Aku berpikir tentang menjemputmu tetapi ini terjadi? Apa yang terjadi sampai menjadi seperti ini?"

Segera setelah Hisui melangkah kedalam penginapan, Eruru bertanya dengan terkejut.

Bagaimanapun juga, itu wajar saja untuk terkejut pada pemandangan Rushella sepenuhnya basah, dibawa dipunggung Hisui.

"Ini semua kesalahan rekan kerjamu, si Rangetsu."

"Oogami-san....? Kenapa!?"

"Aku juga ingin tahu."

Setelah menyerahkan Rushella pada Mei Dan Kirika untuk mengurus dia, Hisui memberitahu Eruru tentang semuanya yang terjadi dipantai barusan.

"...Aku mengerti. Sepertinya dia melacak vampir itu juga."

"Bukankah dia menyimpulkan sendiri bahwa tidak ada vampir dalam peti mati itu? Kenapa dia datang kesini kalau begitu?"

"Aku menebak itu adalah apa yang para petinggi inginkan. Sudah jelas tidak ada vampir di peti mati itu tetapi mungkin ada peti mati lain. Atau mungkin ada petunjuk lain yang berhubungan dengan vampir. Kesampingkan kebenaran, seseorang didalam para petinggi dengan hubungan yang dekat dengan dia pasti telah memutuskan dan mengirim dia kesini untuk menyelidiki. Kemudian mengikuti jejak yang jelas, dia menemukan kita—mungkin sesuatu seperti itu."

"Persaingan faksi, perebutan kekuasaan, semua orang diam-diam bersaing untuk dominasi. Ketika dia meremehkan kamu di fasilitas bawah tanah saat itu, apa dia mengejek faksi lawan?"

"Mungkin membawa signifikansi tingkat itu. Bagaimanapun juga, memang benar bahwa tak ada vampir yang ditemukan. Tak ada yang bisa dikatakan faksi lawan. Orang yang memegang kekuasaan dalam organisasi pada dasarnya mengerti dengan sangat baik."

Sepertinya keterampilan sosial Rangetsu cukup halus dan licin, dalam cara yang berbeda dengan Eruru.

Lebih jauh lagi, dalam hal berurusan dengan vampir, dia juga memiliki kemampuan yang sesuai.

Hisui benar-benar tidak mau membuat seorang musuh seperti dia.

"Dia sepertinya benar-benar membenci vampir. Apa kelompok garis keras berniat untuk menangkap vampir tersebut terlebih dulu kemudian diam-diam menghancurkan dia?"

"Meskipun itu adalah pengetahuan umum bahwa dia membenci para vampir, bosnya sebenarnya konservatif. Mungkin perintahnya adalah untuk memprioritaskan penangkapan diatas pemusnahan."

"Itu tidak terdengar sangat konservatif sebenarnya. Alih-alih mendukung hidup berdampingan dengan para vampir.... menangkap mereka dan melakukan penelitian.... apa itu artinya menjadi konservatif?"

"Memang. Sebaliknya, kelompok garis keras mendukung eksekusi langsung dari segalanya yang membahayakan manusia, tak peduli apa. Sebagai sebuah kesepakatan dari dua kubu ini, kebijakan saat ini mengatur toleransi bagi para vampir yang tidak menyerang manusia."

"Jadi... pihak mana kamu berada?"

Eruru tidak menjawab.

Ketika mereka pertama kali bertemu, sudah pasti dia akan menyatakan dirinya sendiri dalam kubu kelompok garis keras tanpa ragu-ragu.

Lalu bagaimana dengan... sekarang?

"Kamarmu sepertinya sudah siap. Aku akan mengantarmu kesana, ikuti aku."

"Ya—"

Hisui tidak menekan masalah tersebut lebih lanjut. Dia mengikutinya.

"Tetapi aku merasa agak buruk. Sebuah kamar untuk aku sendiri? Kalian tidak mendapat kamar yang besar tetapi kalian harus memasukan empat orang disana?"

"Jenis kalamin berbeda harus tidur di kamar yang terpisah, kan? Ini tidak seperti kita tidak bisa memecah kelompok menjadi setengah. Sudah jelas ini adalah satu-satunya jalan."

"Itu benar."

"Kita sampai."

Eruru berhenti dan membuka pintu.

Muncul dihadapan mata mereka adalah ruangan remang-remang bergaya jepang. Seluruh lantainya penuh dengan selimut.

"Ini... mungkin?"

"Penyimpanan tempat tidur."

Eruru menyatakan dengan sederhana.

Penyimpanan tempat tidur—tepat seperti apa yang namanya siratkan, ini adalah ruangan penyimpanan untuk menyimpan selimut dan persediaan tempat tidur yang lain.

Meskipun melayani berbagai tujuan dalam penginapan yang berbeda, itu selalu punya fungsi umum sebagai gudang untuk barang-barang yang lainnya, dan itu tidak seharusnya disewakan bagi pelanggan untuk menginap.

"Eh——lelucon macam apa ini!? Kenapa mereka membuka ini untuk pelanggan!?"

"Awalnya, aku satu-satunya orang yang berencana menginap di penginapan ini. Sekarang jumlah kita meningkat sekaligus, tetapi kamar-kamar mereka sudah sepenuhnya dipesan, mau bagaimana lagi.... Jadi inilah situasinya."

"Apa kau serius... Tak ada tempat untuk berbaring disini. Ruangan ini sepenuhnya ditempati oleh selimut."

"Mau bagaimana lagi. Ini adalah penyimpanan tempat tidur."

"...Aku mengerti."

"Juga, sewanya tidaklah murah. Aku sudah membayar untuk bagianmu, kamu harus sepenuhnya mengembalikan padaku nanti."

"Eh, aku harus membayarnya dengan sakuku sendiri!? Dan begitu mahal!? Menginap di penyimpanan tempat tidur!?"

"Bagaimanapun juga, kita tidak dalam penyelidikan resmi. Selain itu, ini awalnya tidak tersedia untuk tamu. Mereka hanya mengijinkan kamu untuk menginap didalamnya setelah aku bernegosiasi dengan mereka. Mahal itu wajar saja."

"Uh, ini... tidak apa-apa......."

Meskipun penjelasan Eruru masuk akal, Hisui tidak bisa menerima keseluruhannya.

Sudah jelas, harga sebuah kamar seharusnya dalam proporsi langsung dengan kualitasnya.

Meskipun dia punya lebih banyak keluhan, Hisui hanya bisa menelannya, takut pada resiko bahwa Eruru mungkin menendang dia keluar. Bagaimanapun juga, dia memutuskan untuk terlebih dulu memastikan dia punya tampat untuk tidur. Hisui memasuki ruangan tersebut.

"Ini sangat gelap... Dimana tombol lampunya?"

"Aku pikir itu akan lebih baik untuk membiarkan lampunya mati, ya? Mungkin ada percikan noda darah.... tepatnya, karena ruangan ini tidak dimaksudkan untuk orang menginap, mungkin ada banyak noda kotor. Jika kamu tidak melihat, itu tidak akan mengganggu kamu."

"Hei, apa kamu baru saja mengatakan percikan noda darah? Kamu mengatakan itu, kan!?"

"Aku mengatakannya."

"Eh, sekarang kamu mengakuinya secara langsung!? Aku mengira kamu mungkin akan sedikit membantahnya dulu!?"

"Singkirkan fantasi-fantasi itu."

"Kenapa kau menasihati aku... Ngomong-ngomong, ruangan ini adalah tipe ruangan yang kau sebutkan, bukan!?"

"Karena ini adalah penyimpanan tempat tidur."

"Penyimpanan tempat tidur = sebuah ruangan dengan masa lalu yang tak terkatakan, apa persamaan semacam itu ada!? Dan begitu mahal juga, apa-apaan ini!?"

"Itu semua karena biasanya tidak ada yang menginap di ruangan ini. Selain itu, penginapan setuju hanya karena aku bernegosiasi. Harap mengertilah."

Ekspresi Eruru tampak seolah-olah dia tengah mendengarkan orang gila sedang mengoceh.

Wajah manisnya tak menunjukan emosi apapun sementara dia hanya mengucapkan kata-kata yang berat dengan nada suara acuh tak acuh.

"T-Tapi, bukankah itu serius dengan percikan noda darah....? Bukankah ada beberapa mantra eksorsisme?"

"Jangan khawatir, mereka telah disingkirkan."

"Itulah penyebab kekhawatiran terbesar! Jangan melakukan mantra pelepasan!!"

"Memiliki mantra eksorsisme dalam ruangan dimana seseorang menginap akan sangat tidak tepat, kan? Apa kau mencoba mengungkapkan ketidakpuasanmu pada layananku yang bijaksana?"

"Kenapa kau marah!? Penginapan ini bermasalah jika punya sebuah ruangan berlumuran darah, bukan!?"

"Meskipun penginapan ini tidak terlalu bersedia, mereka akhirnya setuju. Yah, dalam kenyataannya, menyewakan ruangan ini sendiri sudah peregangan yang cukup. Pada akhirnya, aku memaksa masalah ini dengan meminta berulang kali bahwa 'Orang ini bersikeras untuk menginap disini' jadi penginapan tersebut akhirnya menyerah."

"Sekarang bahkan penginapan membenci aku!! Jangan menggunakan kemampuan negosiasimu dalam area semacam ini!!"

"Jangan khawatir. Meskipun aku mencoba, mantra eksorsisme tak seluruhnya hilang. Bagaimanapun juga, mereka sangat utuh dibawah tatami."

"Tentu saja aku khawatir!! Bukankah itu membuatnya bahkan lebih menakutkan!!"

Itu tampak seperti hal-hal telah melampaui masalah apakah dia bisa tidur atau tidak.

Apakah dia bisa meninggalkan ruangan ini hidup-hidup di pagi hari, itu akan menjadi sebuah pertanyaan serius.

"Apa benar-benar tidak apa-apa...? Aku benar-benar merasa seperti ada masalah besar, oke?"

"Kau telah dirasuki, kan? Apa perbedaannya, lebih satu atau kurang satu? Bukankah ada pepatah tua, 'dihantui oleh satu hantu adalah seburuk dihantui oleh dua hantu,' kan?"

"Perbedaannya sangat besar..... Astaga, terserahlah, aku tidak akan menyalakan lampu kalau begitu. Aku hanya akan tidak memikirkan tentang apapun dan tidur secara langsung!!"

Hisui mendesah dengan sepenuhnya mengabaikan diri sendiri dan memasuki ruangan gelap tersebut.

Agar tetap tidak menyadari keadaan sekelilingnya, dia dengan santai menutup kepalanya dengan selimut.

"Kalau begitu selamat malam. Mimpi indah."

"...Aku tidak akan melupakan ini."

Menggerutu dibawah selimut, Hisui menutup matanya dan menuju negeri mimpi.

Siapa yang tahu apakah itu berkah atau kutukan, tetapi Hisui dengan cepat jatuh tertidur.

Dia mungkin kelelahan dari kejadian ini dan itu.

Tak ada mimpi buruk. Ataupun dia terbangun dipertengahan malam. Dia tidur pulas dimalam hari dan pagi akhirnya datang.

Meskipun dia tidak mengatur alarm di ponselnya, dia masih bangun pada jam seperti biasanya.

Dan tepat seperti biasanya, sensasi hangat dan lembut tengah menekan dadanya.

Aroma manis.

Perasaan lehernya digigit.

Serta—rasa sakit tajam.

Membuka matanya, dia menemukan Rushella berbaring diatas dirinya, menghirup saat dia meminum darah dari lehernya.

".....Kamu bahkan melakukan ini selama dalam perjalanan!!"

"Berhenti menjadi begitu berisik, kamu membuat keributan dipagi hari!!"

Mungkin pulih setelah istirahat malam, ekspresi Rushella tak mengungkapkan apa-apa tentang cidera yang dia derita dari malam tersebut.

Seperti biasanya, dia memeluk Hisui erat-erat, sedang makan harian.

"Ouch——!! Sialan, kamu menghisap terlalu banyak sekaligus!!"

"Kau sungguh berisik jadi diamlah! Aku telah ditendang oleh wanita itu dan jatuh ke laut, kan!? Jadi sekarang ini, aku harus minum sepuasnya! Tetap berbaring diam dan jangan membuat keributan!"

"Aku tidak mau~!!"

"Perhatikan aku menempatkan kamu di tempatmu......!!"

Laki-laki dan perempuan, keduanya mangenakan yukata, tengah bergulat satu sama lain.

Pakaian semacam ini sangat rentan untuk terbuka.

Dalam kenyataannya, kerah Hisui sudah dikacaukan oleh tangan Rushella, membuat dadanya terbuka lebar, hampir setengah telanjang.

Dan sebagai hasil dari perjuangan Hisui, pakaian Rushella telah menjadi sedikit.... berantakan.

Juga karena ini adalah pertama kalinya dia memakai pakaian gaya jepang, ikat pinggangnya tidak terikat dengan aman.

Oleh karena itu, ketika Hisui meronta dengan tangan dan kakinya, dia meraih kerah dan menyebabkan bagian dada dari yukata Rushella meluncur turun.

"Ah..... Maaf."

Payudara yang berlimpah melompat keluar tepat didepan matanya.

Mungkin karena mereka menginap diluar semalam, atau mungkin karena dia tidak memakai kemeja Hisui seperti biasanya dirumah, itu beruntung bahwa Rushella memakai bra dengan benar.

Meski begitu—terbungkus dalam bra putih dan berenda, payudaranya sepenuhnya menarik perhatian Hisui melalui volume luar biasa mereka.

"Tidak diijinkan untuk melihat——!!"

Tangan kanan dan kirinya mengirim serangkaian tamparan, merubah kepala Hisui menjadi drum mainan.

Tentu saja, tenaga intens Rushella juga menyebabkan dadanya untuk bergoyang dan memantul dari sisi ke sisi, tanpa henti.

Naluri seorang pria memberi Hisui penglihatan luar biasa meskipun kepalanya bergerak dengan kecepatan tinggi. Bergoyang-goyang intens ke segala arah, matanya menangkap jelas sosok dari buah yang menggantung tersebut.

"Aku sudah bilang, tidak diijinkan untuk melihat!!"

"Kalau begitu tutupilah!"

"Kau sungguh berisik jadi diamlah!!"

Dalam usaha untuk menyembunyikan payudaranya yang terbuka, Rushella secara langsung menekankan dadanya terhadap dada Hisui.

Ya, itu tersembunyi sekarang, tetapi ini menyebabkan masalah baru.

"Hei hei, Rushella-san.... bisakah kamu menghentikan itu? Menekan seperti ini bersama-sama, ini benar-benar.... Meskipun ada handuk mandi memisahkan kita terakhir kali... aku setengah telanjang dengan dadaku telanjang hari ini, bahkan dengan bramu ada diantaranya, ini benar-benar berbahaya......"

"Apa yang begitu berbahaya!? Terlepas dari darah di seluruh tubuhmu bergegas turun dan terkonsentrasi pada tubuh bagian bawahmu!?"

Rushella mampu membaca aliran darah seseorang yang dia sentuh. Oleh karena itu dia membalas setelah menganalisa.

Memang, semua darah dalam tubuhnya berkumpul disana.

Bahkan jika itu bukan niatnya, ini juga pagi hari.

Dan bahkan ada seseorang yang menekan payudaranya pada dia.

Oh kesengsaraan dari seorang pria.

"Umm, maaf.... mari kita bicarakan tentang meminum darah dan meminta maaf lain kali. Bisakah kamu berhenti mengunci aku dengan kakimu? Dengan kulit cantikmu, itu sangat berbahaya bagiku untuk terperangkap diantara kaki halus dan indah itu....."

Draculea V03 - BW08.PNG

"Mengoceh omong kosong apa kamu!? Meminum darah harus didahulukan!! Setelah aku selesai dengan darahmu, tutup matamu, lalu aku akan memperbaiki pakaianku dan pergi!!"

"Bisakah kita membicarakan urutan ini lagi....?"

"Sungguh berisik, diam!!"

Tidak memikirkan apa-apa selain menggigit lehernya dan meminum darah, Rushella menekankan berat badannya lebih keras untuk mencegah Hisui melarikan diri.

Mereka berdua terjalin erat bersama-sama, dengan hanya payudara lembut diantara mereka.

"Hei, serius.... Ini sangat buruk......"

Rushella menjilat bibirnya dan mendekat.

Hisui menutup mulutnya, jatuh kedalam keputusasaan, memfokuskan pikirannya berusaha setidaknya untuk menenangkan tubuh bagian bawahnya yang tidak patuh.

Tepat pada saat ini, seorang penyelamat tiba-tiba turun.

Selimut yang menutupi tubuh bagian bawah Hisui dan Rushella sebenarnya menonjol dengan sesuatu yang mereka berdua tidak sadari.

" "Eh—!?" "

Dibawah tatapan terkejut mereka, tonjolan tersebut menggeliat seperti ulat raksasa—kemudian Mei muncul keluar.

"Eh—!? Sejak kapan kamu ada disana!?"

"Aku datang lebih dulu daripada gadis ini! Aku sebenarnya berencana untuk meluncurkan serangan malam ketika waktunya sudah tiba, tetapi berakhir ketiduran, jadi sekarang sudah fajar ♪, itu akan membuatnya sebuah 'serangan pagi', kan?"

"Kau dan serangan sialanmu! Apa yang kau rencanakan sekarang!?"

"Oh sayang, bukankah sudah jelas? Mari. membuat. bayi."

Mei tersenyum menggoda dan bergabung dalam keadaan intim diantara dua orang.

Bukannya yukata, dia memakai gaun malam babydoll. Pakaian dalam tembus pandang ini secara alami berpegang teguh pada tradisi yang sangat baik dari desain minim dan erotis.

"...jadi, bisakan kamu menyingkir?"

"Siapa yang kau suruh untuk menyingkir!? Pria ini milikku!!"

Diatas tubuh Hisui, pertempuran antara vampir dan manusia buatan hendak dimulai.

Tetapi sebelum pertempuran tersebut secara resmi dimulai, Mei secara mengejutkan menawarkan jalan tengah.

"Atau bagaimana dengan ini, bagaimanapun juga, karena tujuan kita berbeda, mari kita membaginya. Kau lakukan saja dan hisap darah dari leher Hi-kun sementara aku menikmati bagian bawahnya dengan benar...."

"Aku mengerti.... Itu benar, aku ingin memperbaiki pakaianku lebih cepat. Jika kita melakukannya bersama-sama, menundukan pria ini akan jauh lebih mudah!!"

"Bagaimana bisa kalian berdua bersekutu bersama-sama!? Hei, hentikan!!"

"Tak masalah, santai saja....."

Mei dengan cepat melepaskan lapisan luar dari babydoll-nya dan melemparkannya kesamping.

Sosoknya yang berkembang dengan baik ditampilkan didepan mata Hisui.

Sebuah payudara besar pada tingkat milik Rushella. Paha dan bokong yang menggairahkan.

Hisui jelas-jelas telah melihat semua ini sebelumnya, tetapi sifat merangsang dari pakaiannya begitu kuat.

Selain itu, memburu bagian bawah tubuhnya, Mei merangkak.... seperti seekor macan tutul betina yang siap untuk menerkam mangsanya.

Tetapi itu bukanlah semua yang ada pada itu.

Jika itu hanyalah rangsangan visual, Hisui masih bisa menekan.

Tetapi Mei telah mengeluarkan sebuah senjata yang bahkan lebih dahsyat.

Hisui tidak tahu apakah itu kebetulan atau dirancang.

Mungkin hadiah Tuhan atau pengorbanan Iblis.

Pantat menggairahkan miliknya mengarah lurus pada wajah Hisui.

Tidak apa-apa, meski begitu, dia masih berhasil untuk mempertahankan sedikit kewarasannya. Mati-matian menghimpun kekuatan terakhirnya, dia memutuskan untuk memalingkan wajahnya.

Namun, mungkin karena dia menghabiskan malam jauh dari rumah atau karena dia selalu berpikir tentang memiliki bayi setiap saat.... dipantatnya adalah apa yang akan disebut orang pakaian dalam kemenangan.

Itu adalah sebuah tali kulit merah muda.

Potongan kecil dari kain, terkubur pada lembah dari bagian belakangnya, sepenuhnya gagal untuk menutupi kehadiran luar biasa dari pantat untuk melahirkan anak tersebut.

Lapisan penyimpan lemak yang tebal, pantat itu halus dan berkilauan.

Melihat objek fatal mengayun didepan matanya, otak Hisui terhubung pendek. Itu adalah sebuah keajaiban bahwa darahnya tidak menyembur keluar dari hidungnya.

Dia tak bisa menahannya lebih lama lagi.

Meninggalkan martabat dan kesucian manusia, Hisui memejamkan matanya.

"....Kalian harusnya berperilaku dengan benar!!"

Suara dingin membuat Hisui membuka matanya.

Itu adalah.... Kirika.

Memang, dia tidak bertarung dalam pertempuran dalam isolasi.

Bukankah wakil presiden ada disini juga?

"Senpai, aku sangat senang kamu disini.... Cepat singkirkan mereka berdua menjauh...."

Saat Hisui menyampaikan sebuah pesan bantuan, dia langsung menyadari sesuatu yang salah.

Suara Kirika datang dari dalam ruangan, bukan dari pintu.

"....Dimana kamu?"

"Tidak, umm.... Kamu lihat, kamu tidak punya jendela, jadi aku berpikir itu pasti cukup pengap disini, dan bertanya-tanya apakah kamu akan merasa haus, jadi aku membuat teh herbal... teh dingin. Tetapi aku menemukanmu masih tidur... sebelum aku mengetahuinya, aku tengah menunggu di sudut ruangan...."

Kirika malu-malu mengangkat sebuah cangkir dan menjelaskan.

Dia berpakaian dalam yukata yang benar dengan rambutnya melingkar dibelakang kepalanya, sangat sesuai untuk pakaian jepangnya dan sangat feminim.

Tetapi apa yang dia lakukan adalah berada pada tingkat yang sama dengan tindakan Rushella dan Mei.

Dengan kata lain... Dia telah datang bahkan lebih awal daripada mereka berdua.

Dan mengagumi adegan dari wajah tidurnya sepanjang waktu.

Sepenuhnya menyembunyikan kehadirannya.

Meskipun tidak menyimpan niat jahat, dia bahkan lebih buruk.

Yang disebut penguntit tak berdosa.

"Tidak tidak tidak, itu mengerikan! Maka tidak bisakah kamu meletakkan cangkir tersebut dan pergi!? Meninggalkan sebuah catatan atau sesuatu!"

"Oh benar......"

Hanya setelah mendengar pengingat Hisui, dia menyadarinya. Tampak seperti seorang gadis sopan, tepat dan cerdas namun sedikit lambat diarea ini.

"...Itu masuk akal juga. Hei, lihatlah dirimu sendiri, kalian berdua, ada apa dengan pakaian itu!? N-Ngomong-ngomong, cepat menyingkir dari Kujou-kun......!"

"Hei.... Senpai, tidakkah kamu mau bergabung dengan kami?"

Mei mengguncang pantatnya yang menggoda saat dia berbicara.

Dalam situasi seperti ini, merekrut Kirika sebagai seorang sekutu akan lebih nyaman.

"B-Bergabung dengan kamu..... Ini tidak seperti..... aku juga......."

"Rushella menginginkan darah, aku menginginkan tubuh bawahnya, dan wajah Hi-kun... masih bebas, kamu tahu?"

Kirika menelan ludah setelah mendengar dia kemudian menatap wajah Hisui.

Matanya tampak sedikit berbahaya.

"Uh, umm.... Senpai?"

"I-Itu benar.... Hal semacam ini, tidak seharusnya dilakukan secara langsung...... Seseorang harus mengikuti urutan yang alami......"

"Kamu tidak perlu untuk melakukan mulut dangan mulut secara langsung. Bagaimana dengan pipi atau kening? Senpai, kamu seperempat orang inggris.... Ini hanya akan dihitung sebagai sapaan, kan?"

"I-Itu benar. Itu hanya sebuah sapaan pagi....."

Kirika meyakinkan dirinya sendiri dan memposisikan dirinya disebelah wajah Hisui.

Kemudian mengangkat wajah hisui dalam tangannya, bibirnya—

"Hei hei senpai, ini sedikit..... Jelas-jelas kamu satu-satunya yang biasa aku percaya!!!"

"J-Jangan bergerak..... Ini hanya, umm.... sapaan inggris, hanya sebuah sapaan!"

"Apakah Kerajaan Inggris benar-benar punya tradisi semacam ini.....?"

"Karena kamu meronta, kamu menyentuh bibirku secara tak sengaja, ini hanya sebuah kecelakaan....!!"

"Kamu melakukannya dengan sengaja!! Arghhh—cukup sudah!!"

Hisui mengerahkan semua kekuatannya, mencoba menyingkirkan ketiga gadis itu.

Tetapi dia tak berdaya.

Secara khusus—bagian kiri tubuhnya.

".....Eh?"

Sebuah lengan tembus pandang tumpang tindih dengan tangan kirinya.

Lebih akuratnya.... Keseluruhan tubuhnya bertumpang tindih dengan sebuah tubuh tembus pandang.

"T-Touko-san?"

"Ya, selamat pagi."

Dari dalam tubuhnya, hantu tersebut tersenyum polos.

Dia dengan senang melibatkan diri dalam kondisi kerasukannya.

"A-Apa yang kamu lakukan?"

"Hisui-kun.... Aku mati sebelum aku mendapat kesempatan untuk merasakan kisah asmara. Sebelum aku mati, aku berpikir aku telah bertemu dengan seorang pria baik, tetapi berakhir dengan dibunuh oleh seorang vampir."

"Ya, aku turut berbelasungkawa.... Kami semua melakukan yang terbaik demi kamu."

"Jadi apa itu cinta, apa itu artinya tumbuh menjadi seorang yang dewasa....? Aku ingin mengalami itu. Menggunakan tubuhmu."

"Itu terlalu aneh, ini adalah tubuh laki-laki!? Bahkan jika kamu mengalaminya, itu tidak akan benar!? Selain itu, cinta macam apa ini, ini jelas-jelas adalah nafsu! Meskipun milik Rushella bukanlah nafsu!!"

"Aku... ingin menjadi dewasa!"

"Carilah orang lain!!"

Permohonan Hisui jatuh pada telinga tuli. Touko terus menduduki tubuhnya.

Karena tubuh bagian kirinya tidak mendengarkan dia, perjuangan lebih lanjut adalah sia-sia.

Taring tajam menusuk dalam-dalam pada lehernya.

Tangan bejat menjangkau diantara kakinya.

Bibir mendekati wajahnya.

Hantu menyelinap dalam tubuhnya.

Selamat tinggal, berbagai hal yang berharga milikku.

Sebelum tetesan air mata bisa meluncur turun dari wajah Hisui, seseorang tertentu masuk melalui pintu, didampingi oleh nada suara dingin yang akrab.

"Kalian sungguh berisik. Apa yang kalian lakukan di pagi-pagi begini? Sarapan sudah siap......"

Melihat adegan didalam ruangan, wajah Eruru membeku.

Sekelompok gadis mengelilingi Hisui yang setengah telanjang.

Rushella juga setengah telanjang menekankan payudara raksasanya pada dia, menghisap darah pada lehernya.

Mei, mengenakan pakaian dalam yang mesum dan bejat, tengah menginvasi selangkangan Hisui.

Memegang wajah Hisui di tangannya, Kirika membawa bibirnya lebih dekat dan lebih dekat.

Touko bersandar erat pada sisi Hisui. Pemandangan itu mirip dengan berbaring di ranjang dengan seorang kekasih.

Komposisi kejam dari adegan ini benar-benar tak bisa dipahami oleh Eruru, melemparkan pikirannya kedalam keadaan jatuh.

Namun, pikirannya dengan cepat pulih. Mengambil sebuah bantal didekatnya, dia mengeluarkan pistol suci favoritnya "Argentum" dari yukatanya dan mengarahkan moncongnya pada Hisui.

"U-Umm.... Kariya-san, jadi kamu benar-benar terus membawa pistol itu tak peduli apa yang kamu kenakan.... Bantal yang kamu pegang itu, apa itu artinya menjadi sebuah peredam?"

"Selamat tinggal."

"Hei, t-tunggu, aku korbannya.....!"

Sebelum dia bisa menjelaskan dirinya sendiri, Eruru telah menekan pelatuknya.

Dengan peluru tersebut ditembakkan melalui bantal, kisah nyatanya tersembunyi dari para tamu yang lainnya di penginapan tersebut.

Beberapa menit kemudian, seorang pelayan wanita datang untuk memindahkan beberapa tempat tidur dan menemukan seorang anak laki-laki seperti zombi, dipukuli diluar pengakuan. Oleh karena itu, cerita baru telah lahir mengenai ruangan ini dengan masa lalunya yang rindang.

Ini tidak benar, aku tidak melakukan apapun yang salah, mereka memaksaku dan menekan aku kebawah.... Zombi itu, atau lebih tepatnya, anak laki-laki itu terus bergumam tak bisa dipahami, mencari pertolongan dari orang lain.

Ketakutan oleh penampilannya, si pelayan perempuan itu bergegas keluar ruangan. Kabarnya, selanjutnya, ruangan tersebut digunakan hanya untuk penyimpanan tempat tidur dan tak ada lagi tamu yang menginap disana.

※ ※

"Ini lezat, makanan disini! Memakan 'makanan jepang' ini sekali-kali tidaklah buruk!"

Rushella pada dasarnya mengikuti diet barat, terutama dengan memakan roti di pagi hari. Saat ini, dia dengan senang hati mengambil gigitan besar dan menikmati sarapan gaya jepang murni.

"Hmm, meskipun itu sangat sederhana, mereka memberi banyak perhatian pada rinciannya. Sup miso ini juga lezat."

Mei mencicipi sup miso dalam tegukan kecil.

Lokasi sarapan adalah di aula resepsi. Selain Touko, semua orang duduk pada bantal dalam postur seiza, menikmati sarapan sederhana namun indah.

"Aku rasa aku harus membuat sup miso dari waktu ke waktu. Sepertinya pria cenderung menyukai masakan semacam itu."

Kirika menikmati sup miso dengan hati-hati.

Karena keterampilan memasaknya cukup maju, dia berbicara dengan ekspresi yang sangat serius.

"Sarapan selalu menjadi urusan santai bagiku. Sudah lama sejak aku terakhir makan begitu mewah."

Eruru menikati makanannya dengan puas.

Pada pandangan pertama, suasana harmonis tampak menggantung diatas meja sarapan.

Namun, anak laki-laki tertentu jauh dari suasana harmonis, duduk disamping sendirian, sambil sarapan.

".....Aku tidak akan pernah lagi menginap diluar dengan kalian para gadis gila."

Hisui bersumpah dengan tegas dalam hatinya dan dalam diam memakan nasinya.

Berkat konstitusinya, pendarahan dalam telah berhenti dan luka-lukanya telah sembuh. Namun, cedera dari pukulan brutal Eruru masih tertinggal dalam hatinya.

Dengan wajah kaku, dia bersiap untuk pulang, berjalan kearah stasiun bus terdekat dengan semua orang.

Bus kira-kira setengah jam lagi datang, jadi mereka duduk pada bangku dan menatap langit tanpa malakukan apa-apa.

"Ini berakhir sia-sia...."

Mei memecah keheningan, mendesah dan menggantung kepalanya dengan sedih.

Meskipun emosi Rushella dan Kirika tidak ditampilkan pada wajah mereka, seseorang masih bisa melihat perasaan menyedihkan dari kembali tangan kosong.

"Maaf, ini kesalahanku karena tidak ingat...."

Touko menundukkan kepalanya dan berbicara dengan ekspresi meminta maaf.

Karena dia sudah tak berwujud, dia tampak lebih transparan ketika dia mengatakan kata-kata itu.

"Tidak, ini bukan salahmu, Touko-san. Namun.... apa situasi sebenarnya, Kariya? Kau pasti telah menemukan sesuatu dibelakangku, kan? Kau memilih penginapan ini karena itu sudah dalam bisnis sejak lama, kan?"

Mendengar Hisui berbicara, semua orang menatap Eruru.

Eruru mengangkat bahu dan menatap tajam pada Hisui.

"Kau tajam seperti biasanya. Ya. Terlepas dari harga murah, aku memilih penginapan tersebut karena alasan yang kau sebutkan."

"Jika kau memberitahu kami sebelumnya, maka kita bisa membantu dengan bertanya pada sekeliling. Hal semacam ini akan lebih mudah dengan lebih banyak orang."

"Itu benar, Eruru-chan, kesampingkan senpai dan Hi-kun, aku akan membantumu jika kamu meminta. Itu sudah pasti akan membantu."

Mei mencoba untuk membantu, tetapi Eruru tidak menghargai sikap tersebut.

"Ini adalah sebuah penyelidikan tak resmi, jadi aku tidak seharusnya melibatkan orang lain. Kalian seharusnya hanya memperlakukan ini sebagai kesempatan untuk menginap diluar semalam dan bersantai."

"Kau mungkin berpikir itu tepat tapi itu tidak adil bagi Touko-san. Baiklah, apa yang kau hasilkan? Apa kau mendapatkan sesuatu?"

"....itu disayangkan. Aku bertanya apakah ada tamu aneh atau terjadi sesuatu yang aneh disekitar waktu kematian Touko-san... Tapi tampaknya mereka tidak tahu. Lebih jauh lagi, ada hujan deras yang tiba-tiba yang berlangsung beberapa hari saat itu. Laut sangat bergelora jadi penginapan tersebut tak punya banyak urusan."

"Hujan deras.....?"

Touko menutup matanya kemudian menggernyit.

Dengan sebuah ekspresi rumit, dia tampaknya sedang berkonsentrasi dan mencari-cari suatu macam ingatan.

"Ada apa? Apa kamu mengingat sesuatu?"

"....."

Touko tidak menjawab.

Dia tetap diam, mati-matian berpikir kembali, memikirkan kembali pada saat ketika dia kehilangan hidupnya sepuluh tahun yang lalu.

Tak seorangpun mencoba mananyai dia dan hanya berputar untuk menatap dia.

Apa tepatnya yang dia lihat atau dengar?

Ini adalah apa yang semua orang ingin tahu.

Akhirnya, touko berbicara serius.

"Hujan deras.... Itu benar, itu hujan. Hari itu.... hari ketika aku mati.... diatas perahu, berhadapan dengan vampir tersebut, tiba-tiba hujan! Laut menjadi bergelora dan badai datang, perahu tersebut juga.... terguncang keras. Vampir itu bersembunyi didalam peti mati.... mungkin karena itu. Lalu perahu tersebut kehilangan keseimbangan dan berakhir.....!"

"Oh aku mengerti. Sebuah badai huh... Hujan deras yang tak terduga.... Tetapi sejujurnya, poin ini......"

Mei menyilangkan tangannya dan merenung.

Semuanya juga melakukan hal yang sama. Sesaat kemudian, Eruru mengutarakan sudut pandangnya.

"Memang, mungkin poin ini bukan fakta yang menentukan, tetapi kurang lebih, itu memberi kita pemikiran yang jelas dari situasi saat itu. Touko-san sendiri tidak punya ingatan mengunci vampir tersebut didalam peti mati dan menenggelamkannya ke laut. Karena dia sudah mati sebelum itu. Namun, peti mati dan jasadnya ditemukan di dasar laut. Kemungkinan besar setelah kematiannya, ombak menelan perahu tersebut dan menyapunya kebawah laut. Dengan itu, bahkan jika Touko-san tidak melakukannya sendiri, perahu dan peti mati itu masih akan tenggelam dalam laut."

Mendengar analisanya yang logis, semua orang mengangguk setuju.

Namun, kesimpulan ini tidak menjelaskan akar misterinya.

"Tiba-tiba tersapu oleh ombak.... Dalam hal itu, vampir tersebut seharusnya masih didalam peti mati, tetapi kenyataannya dia tidak ada. Juga, peti mati tersebut tidak bisa dibuka dari dalam. Jika ingatan Touko-san benar, maka peti mati tersebut tiba-tiba jatuh ke laut dan dia tidak mendapat kesempatan untuk melarikan diri. Apa sebenarnya yang terjadi......"

Hisui merenungkan misteri yang membingungkan.

Disamping dia, Rushella berbicara seolah-olah dia menatap orang bodoh.

"Berbicara tentang vampir itu, sungguh seorang pria yang tak tahu bagaimana untuk mengambil tindakan pencegahan. Bukan hanya dia punya perahu tetapi dia juga berlayar ke laut, tetapi dia tidak memikirkan tentang meningkatkan peti matinya?"

"Dengan meningkatkan..... maksudmu menambahkan fitur tahan air atau membuatnya mengambang... Jenis perangkat tambahan semacam itu?"

Rushella mengangguk sebagai balasan pada pertanyaan Kirika.

Sebagai satu-satunya pengguna "peti mati" yang hadir, Rushella tampaknya punya pemikirannya sendiri pada konstruksi peti mati.

"Ketika kami para vampir tidur, meskipun futon atau ranjang akan cukup, untuk mendapatkan tidur yang benar-benar tenang, sebuah 'peti mati' sangat diperlukan. Terutama ketika lelah. Sebaliknya, tak punya peti mati akan menjadi masalah yang cukup merepotkan bagi kami. Dikombinasikan dengan hilangnya pasokan darah segar, itu sangat mengurangi kekuatan kami."

"Bagaimanapun juga, bagi para vampir, 'peti mati' adalah sebuah perangkat untuk memulihkan kekuatan spiritual. Justru karena itu, mereka akan menuangkan jumlah besar waktu dan uang pada konstruksi peti mati untuk menghasilkan sebuah karya yang mereka sukai. Untuk menangani musuh menyerang mereka dalam tidur mereka, beberapa bahkan melakukan sejauh untuk memasang berbagai perangkap dan mekanisme."

Eruru dengan santai menampilkan pengetahuannya yang luas.

Untuk tujuan memusnahkan para vampir, dia benar-benar memahami erea ini.

"Memang, ambil contoh peti matiku. Bukan hanya bisa mengapung di air, tetapi jika kau menutupnya dengan rapat, itu juga bisa menghentikan masuknya air. Sebagai seorang vampir, kami harus bersikeras pada persyaratan dasar semacam itu dalam peti mati kami. Tapi untuk berpikir vampir itu akan menggunakan sesuatu tanpa peningkatan dan bahkan membawanya kelaut, sungguh sangat bodoh."

Rushella mengejek dengan bangga untuk menunjukan keunggulan dirinya sendiri.

Mungkin tersinggung oleh ekspresi diwajahnya, Mei menembak jatuh dia.

"Ya, mungkin peti matimu baik-baik saja jika itu jatuh ke air... Tetapi apa gunanya jika kau tidak memasukinya sebelum kau pergi ke laut? Jelas-jelas kau ditendang ke laut oleh si Oogami itu tadi malam, namun disini kau membual."

"Grrrrrrr......!"

Terserang ditempat yang menyakitkan, Rushella tak punya pilihan selain diam.

"Dia adalah vampir setidaknya. Mungkinkah dia punya kekuatan khusus? Seperti.... dalam legenda, mereka bisa berubah menjadi kabut atau sekawanan kelelawar. Bahkan jika seseorang menendang mereka, mereka tidak akan terlempar seperti ikan mati dan berakhir dalam keadaan menyedihkan semacam itu, kan?"

"K-Kau benar-benar berisik jadi diamlah! Apa yang kau katakan, tidak bisa dilakukan!"

"Eh~~ apa kau benar-benar seorang 'Leluhur Sejati'?"

"Hiks, hiks hiks........."

Kalah dalam pertarungan lisan, Rushella mulai menangis.

Hisui tidak bisa menahan pemandangan tersebut dan mengulurkan bantuan tangan.

"Kekuatan khusus dari para vampir diwarisi dari orang tua mereka, atau diturunkan dari tuan pada pelayan. Meskipun ada kemampuan standart seperti kekuatan fisik dan mata mistik yang dimiliki oleh semua vampir, jenis lain dari kekuatan khusus pasti datang dari 'Leluhur Sejati' pada akar garis keturunan mereka. Selain itu, masing-masing Leluhur Sejati punya kekuatan mereka sendiri yang berbeda. Adapun untuk Rushella, yah, dia hanya seorang 'Leluhur Sejati' tanpa kekuatan yang kau sebutkan."

"I-Itu benar! Kami para vampir punya kekuatan dan spesialisasi yang berbeda!"

"Baiklah. Ah, tetapi itu artinya ada lebih dari satu 'Leluhur Sejati', kan? Aku telah berpikir, apakah semua vampir diturunkan dari satu vampir?"

"Hipotesis itu ada. Tetapi jika itu yang terjadi, semua vampir akan memiliki kekuatan yang sama, meskipun berbeda dalam kekuatan, sehingga itu tidak terbang. Entitas yang dikenal sebagai 'Leluhur Sejati' sudah jelas lebih dari satu. Tentu saja, kamu mungkin bisa menghitung mereka dengan satu tangan."

"Yah, memang benar. Jika dia benar-benar akar leluhur dari semua vampir, maka bukankah dia seorang wanita yang sudah menikah yang telah menghisap darah dari manusia yang tak terhitung jumlahnya, dengan puluhan keturunan?"

"O-Omong kosong apa yang kau katakan....!? A-Aku tidak pernah....."

Rushella menggerutu pelan, sembunyi-sembunyi melirik Hisui.

Sudah jelas, wajahnya merah semua.

"Bukankah aku mengatakan itu adalah sebuah hipotesis? Kesampingkan pelayan, aku tak pernah mendapat kesan kamu adalah seorang vampir yang punya suami, melakukan pergerakan membuat bayi, atau memberi kelahiran pada seorang anak 'berdarah murni'. Itu tak terbayangkan."

"I-Itu benar, bahkan tanpa ingatan, hal semacam itu.... aku tak pernah melakukannya!!"

"Bagaimana bisa kamu tahu? Bahkan seorang kekasih akan sangat wajar......"

"T-Tidak, tidak, tidak pernah!!"

Rushella membantah dengan keras lalu terdiam. Dia menyelinap melirik Hisui lagi tapi dia hanya merenggangkan dalam cara yang bosan.

"Oke oke, aku mengerti sekarang. Jadi seperti ini, terlepas dari kemampuan standart, apakah berbagai kekuatan dari legenda itu dapat digunakan tergantung pada garis keturunan vampir.... Tuan atau orang tua, pada akhirnya diputuskan oleh 'Leluhur Sejati', apa itu benar?"

"Itu benar. Jadi mungkin ada vampir yang bisa berubah menjadi kabut atau kelelawar...."

Segera setelah dia mengatakan ini, Hisui terdiam.

Sebuah pemikiran melintas dalam benaknya.

Sebuah peti mati kosong.

Badai yang tiba-tiba.

Kekuatan khusus.

Seorang vampir yang tenang dan santai.

Juga.... juga—cepat ingatlah.

Berpikir hati-hati.

Teringat segalanya yang telah terjadi sampai sekarang.

Mencari yang tidak biasa.

Pasti ada sesuatu, sebuah petunjuk yang terlewatkan.

Dari awal insiden tersebut, mencari segalanya—dari pertemuan Touko, segalanya yang telah terjadi.

"A-Ada apa denganmu?"

Rushella bertanya dengan khawatir.

Pada saat ini, tatapan Hisui bertemu dengan dia.

Kemudian Hisui mendekatkan wajahnya, hampir menyentuh bibir masing-masing.

"A-Apa yang kamu lakukan!?"

"—aku mengerti sekarang."

Hisui menggumamkan sebuah jawaban yang tidak menjawab pertanyaannya dan berdiri.

Bus kebetulan sampai.

"Mari kita bergegas kembali. Jika tidak itu akan sangat terlambat."

"Apa yang kau temukan?"

Eruru bertanya serius. Hisui punya kilasan pemikiran khusus ini dari waktu ke waktu, dia tahu mereka lebih baik daripada siapapun juga.

Tetapi Hisui hanya menggeleng ringan.

"Ini semua hanya spekulasi pada tahap ini. Aku punya teori tetapi tidak yakin. Mungkin aku terlalu khawatir, meskipun ini akan lebih baik jika aku salah dan tak ada apa-apa disana. Tetapi melihat seberapa tak beruntungnya aku di pagi ini, aku harap nasib buruk tidak menyebar kesini."

"...Apa sebenarnya yang coba kau katakan?"

"Mari kita bicara di bus. Sebelum aku menjelaskan, cepat hubungi Badan Investigasi Supranatural, tak masalah siapapun yang ada disana."

"Menghubungi mereka sekarang. Tapi instruksi apa yang harus aku berikan?"

"Sangat sederhana. Karantina 'peti mati' itu segera."


Sebelumnya Bab 3 Kembali Ke Halaman Utama Selanjutnya Bab 5