Silver Cross and Draculea (Indonesia):Jilid04 Bab5

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Chapter 5 - Festival Olahraga[edit]

Eruru terbangun tetapi mendapati itu sulit untuk membuka matanya.

Dimulai dengan, darah vampir mengalir dalam tubuhnya menekan kegiatan selama siang hari. Selain itu, dia telah minum kopi hitam sebelum tidur terlepas dari konsekuensinya. Kafein menyebabkan tidur yang sangat ringan dan mencegah dia bangun pada awal yang menyegarkan.

Menguap secara menggemaskan, dia pergi ke kamar mandi untuk mencuci mukanya.

Bahkan setelah melakukan itu, dia masih merasa mengantuk.

Karena tidak memakai kacamata, dia mendapati ruang tengah terlihat cukup buram.

Dalam hal ini, dia mulai melepas piyamanya untuk berganti.

Meminum kopi akan memperbaiki keadaan.

...Segera setelah dia membuat rencana mental untuk membuat dirinya sendiri rapi, dia mendapati dia telah lupa untuk menyiapkan pakaian pengganti.

Terserahlah, melepas pakaian terlebih dulu kemudian kembali ke kamar tidur... Setelah melepas piyamanya, Eruru menyadari aroma yang akrab.

Aroma kopi yang menyegarkan dan memberi energi.

Ini adalah kopi yang dipersiapkan oleh keterampilan unggulnya sendiri.

Kesadarannya perlahan-lahan semakin bangun, Eruru melihat kearah dapur.

Dapur ini, yang jarang dia gunakan, saat ini sedang memenuhi tugasnya sementara seorang juru masak terampil sedang mempersiapkan sarapan didalam.

Hisui membuat sarapan sambil berusaha untuk tidak menatap Eruru, menyarankan secara acuh tak acuh.

"...Kamu lebih baik memakai pakaian terlebih dulu."

Kalimat ini membuat Eruru sepenuhnya bangun.

Merona, dia dengan panik memeriksa keadaannya.

Yang dia pakai adalah pakaian dalam.

Bra merah muda yang manis menutupi kurva dadanya yang lembut, disertai oleh celana dalam.

Piyamanya tergeletak sembarangan.

"K-Kau....!"

"Ya, aku tau, bagaimanapun juga, ini rumahmu sendiri... kan? Orang tuaku terbiasa telanjang sepanjang waktu... Ya."

Draculea V04 - BW08.jpg

Hisui membawa salad dan telur goreng ke meja makan dan menghibur dia.

Namun, matanya diam-diam melirik pada Eruru yang berpakaian dalam.

"H-Hapus ingatan itu dengan segera!!"

"Hei, jangan mengarahkan pistolmu padaku! Darimana sih kamu mengeluarkan itu!? Dimana kamu menyembunyikan pistol itu!?"

"Tutup mulutmu!!"

Meskipun dia tidak menembak, dia masih menggunakan Argentum sebagai senjata pemukul untuk memukul Hisui dengan keras.

Beberapa menit kemudian, wajah masih merah, Eruru telah berpakaian dan duduk pada meja makan dengan penampilan marah.

"Ingatlah pelajaranmu..."

"Tidak, tidak, itu adalah reaksi yang salah, kan? Aku satu-satunya yang terluka berat."

Memar di wajah, Hisui duduk berlawanan dengan dia.

Meskipun Eruru tidak menahan, Hisui sangat menderita dari luka luar dan pendarahan dalam, setelah kehilangan konstitusi istimewanya itu menyembuhkan luka-lukanya dengan cepat.

"Katakanlah, kamu benar-benar harus lebih memberi perhatian dengan anak laki-laki di rumah... Kamu benar-benar tanpa penjagaan ketika kamu bangun tidur, kamu tau?"

"T-Tutup mulutmu!! Kenapa kau terus menatap!?"

"Kamu adalah orang yang mendekat. Oh yah, itu cukup umum bagi orang-orang yang bertindak bisa diandalkan diluar untuk memiliki sisi tidak disiplin dirumah. Cepat makan, oke?"

Hisui berbicara dan mendesak Eruru untuk mulai makan.

Wajah Eruru masih merah tetapi dia akhirnya meminum kopi dan mengambil koran.

"...Rasanya tidak buruk, tetapi jika kamu berpikir ini sudah cukup untuk membuat aku memaafkan kamu, kamu salah besar... Ngomong-ngomong, kenapa kamu membuat semua ini?"

"Uh, karena kamu mengijinkan aku tinggal disini, aku hanya mengikuti arus. Katakanlah, kulkasmu benar-benar kosong dan dapurmu cukup tidak terpakai, bersih seperti baru. Kamu benar-benar harus melakukan lebih banyak pekerjaan rumah."

"Cerewet... Yang aku butuhkan adalah makanan minimum!"

"Dalam hal makanan, vampir itu yang terbiasa tinggal dirumahku jauh lebih mengkhususkan daripada kamu. Katakanlah, kenapa kamu tinggal sendirian? Aku mendengar kemarin bahwa kamu sudah bekerja."

"....Aku hidup terpisah dari ibuku. Kerena tak ada kebutuhan untuk tinggal bersama."

"Ayahmu?"

"...Aku tidak punya ayah. Tolong jangan menyebutkan kata ini lagi."

Dengan wajah penuh kebencian, Eruru menghabiskan minuman pahit dalam cangkirnya dengan sekali teguk.

Melihat reaksinya, itu sudah jelas orang tua yang mana yang adalah vampir.

Untuk keamanannya sendiri, Hisui memutuskan akan lebih baik tidak menyebutkan ayahnya.

"...Mau kopi lagi?"

"Satu cangkir."

Masih jengkel, Eruru menyerahkan cangkir yang kosong tersebut.

Hisui tersenyum masam sambil mengisi cangkir Eruru, kemudian membersihkan peralatan untuk dicuci.

Dari cara yang terlihat, Hisui benar-benar menguasai dapur.

"Jadi... apa rencanamu?"

"Rencana apa... Aku berpikir kemarin, pada akhirnya, sebuah permintaan resmi harus dibuat kepada Badan Investigasi Supranatural. Tindakan terbaik adalah untuk meminta mereka melacak doppelganger mu. Hal ini juga cukup mengkhawatirkan perlakuan apa yang mungkin diterima Rushella... Dalam skenario terburuk, aku secara pribadi akan mengawasinya terus-menerus untuk mencegah orang lain secara sewenang-wenang mengeluarkan perintah pembasmian."

"Tentu... Terimakasih."

"Kenapa kamu terdengar begitu tidak peduli!? Apa kamu memahami situasimu saat ini!?"

"Kurang-lebih aku paham. Aku sudah memikirkannya semalam dan mengatur semuanya. Juga, kamu adalah orang yang baik. Itulah satu poin yang berhasil aku dapatkan."

"....."

Eruru menggertakkan giginya tanpa mengatakan apa-apa, wajahnya merah.

Hisui sepertinya telah mengatakan itu dimasa lalu.

Seperti yang diduga, kepribadian sejati seseorang tidak akan berubah.

"Jadi, aku akan meninggalkan sisa piring-piring padamu. Aku akan terlambat jika aku tidak segera pergi."

"....? Tunggu, mau pergi kemana kamu!?"

"Hmm, sekolah. Tentu saja, maksudku SMA, bukan SMP."

"Apa yang kamu bicarakan....? Kamu saat ini...!"

"Aku tidak punya pengetahuan dan ingatanku saat ini. Tetapi aku masih seorang siswa SMA. Aku yakin uang sekolahku dibayar menggunakan uang Miraluka, jadi aku tidak bisa melewatkan pelajaran."

"Tetapi....!"

"Jika aku merasakan desakan untuk minum darah, aku akan menggigit bibirku dan meminum darahku sendiri. Meskipun itu adalah upaya terakhir, itu bisa bekerja sampai beberapa batas bagi seseorang seperti aku yang berada di pertengahan berubah menjadi vampir. Bisakah kamu memberitahu orang-orang yang aku temui di sekolah kemarin, untuk membantu dalam kasus darurat."

Hisui menyelesaikannya, tidak menunjukkan niat untuk melewatkan sekolah.

Menghentikan dia itu mudah.

Meskipun dia dalam proses perubahan menjadi vampir, dia sama sekali bukan tandingan Eruru.

Ada puluhan cara untuk menghentikan dia.

Tetapi Eruru menyetujui dengan enggan.

"Lakukan sesukamu. Namun... harap jangan meninggalkan sisiku di sekolah."

"Iya iya."

Dengan demikian.... keduanya meninggalkan rumah dan berjalan bersama.

Mereka berdua menderita karena penderitaan yang sama—korban vampir dan setengah vampir. Dibawah sinar matahari secara langsung, mereka bergegas ke ruang kelas saat bel berbunyi, menahan wajah yang kelelahan.

Rushella sudah ada di ruang kelas. Melihat mereka berdua dengan dengan mata tertekan, dia kemudian mengalihkan tatapannya.

Hisui duduk di kursinya, disebelah dia.

"....Selamat pagi."

Hisui menyapa dia, tetapi Rushella tidak membalas.

Pada akhirnya, mereka tidak mengobrol sampai pulang sekolah hari itu.

Hisui tidak punya ingatan dari ruang kelas atau klub.

Tetapi menurut Eruru, si hantu dan wakil presiden dewan mahasiswa berkeliling demi dia sehingga dia harus datang untuk mendengarkan laporan dari temuan mereka setidaknya. Adapun untuk situasi yang lain, Eruru tidak menyebutkannya.

Rushella.... sepertinya tidak datang.

Bagaimanapun juga, dia saat ini adalah tersangka kriminal. Mei bertanggung jawab tentang pengawasan dia dan sehingga tidak hadir juga.

Meskipun Hisui tidak punya ingatan... masalah Rushella membuat dia sangat khawatir.

Ekspresi yang dia tunjukan ketika dia menyadari Hisui berubah menjadi vampir...

Meskipun selain dari orang tuanya, Hisui tidak pernah bertemu vampir lain. Tetapi sudah pasti, tak akan ada vampir lain yang akan menunjukkan wajah semacam itu.

Bahkan jika dia benar-benar memiliki konstitusi semacam itu untuk setahun terakhir... Seorang vampir tidak akan membuat ekspresi semacam itu terhadap mangsa.

Hisui tidak bisa mengetahuinya, sehingga dia menggaruk kepalanya.

Hisui dan Eruru akhirnya sampai di ruang kelas, Hisui mendorong pintu dan masuk...

"Ah...!"

Seseorang sedang berganti didalam.

Dia tidak tampak seperti seorang siswa SMA, tetapi tidak seperti guru juga, seorang wanita dengan fisik yang ramping dan singset. Dia baru saja melepaskan pakaian wanitanya, meninggalkan bra hitam dan celana dalam yang sesuai.

"...Apa yang kamu lakukan? Oogami-san."

Eruru yang pertama berbicara.

"Hmm, seperti yang bisa kamu lihat, aku dalam pertengahan berganti pakaian.... Hei, apa yang kamu lihat?"

"Aku tidak melihat."

Hisui menjawab dengan tenang kemudian dengan panik mengalihkan tatapannya.

Mmm, tubuh atletik yang berotot.

Anggun dan lentur.

Mungkin ada orang-orang dengan hal seperti itu.

Tetapi Hisui tidak punya fetish semacam itu.

"K-Kenapa kamu bertindak begitu tidak tertarik!? Ah... mungkin kamu malu? Yah, kamu adalah anak laki-laki bagaimanapun juga, yah? Masih pelajar SMA? Mau bagaimana lagi... Karena kamu ingin melihat, ini tidak seperti kamu tidak bisa...."

"Ayo keluar, Kariya."

"Ya. Maaf karena mengganggu kamu saat kamu berganti pakaian."

"Apa, wajah bosan itu sebagai sebuah reaksi? Berhenti disana...."

...Rangetsu baru saja hendak mengejar keluar pintu ketika dia tiba-tiba ingat seberapa bodohnya itu untuk hanya memakai pakaian dalam, tak memberi dia pilihan selain mundur dengan wajah yang merah.

Hisui menutup pintu dan mengucap selamat tingga pada tubuh Rangetsu yang terekspose, bertanya pada Eruru:

"Hmm, siapa itu?"

"Aku percaya tak ada perlunya bagimu untuk mengingat. Sebaliknya, itu akan lebih baik untuk langsung melupakan."

"Ya, aku mendapat perasaan yang sama."

Saat Hisui menyilangkan lengannya dan mengangguk setuju, dia dicengkeram pada belakang kerahnya dan diseret masuk ke ruang kelas.

"Hei, apa-apaan ini!?"

"Aku sudah berganti. Bagaimana, apa cocok dengan aku?"

Rangetsu membuat sebuah pose di tengah-tengah ruangan.

Itu tampak cukup bagus.... Tetapi pakaiannya sangat bermasalah.

Dia mengenakan setelan olahraga hitam polos tanpa hiasan apapun.

Biasanya, ini pakaian guru PE. Sekarang ini dengan festival olahraga datang, semua guru dan siswa tengah berlatih dan bersiap sehingga guru mata pelajaran lainnya bersedia memakai pakaian semacam ini.

"Eh, apa situasinya?"

"Sebuah penyamaran penyelidikan... Yah, hal ini tidak berlebihan, aku hanya mengganti pakaian untuk membaur sehingga aku bisa bergerak lebih bebas didalam sekolah, kamu mangerti? Secara nominal, aku seorang instruktur yang disewa dari luar untuk periode festival olahraga.sekolah sudah menginformasikan. Meskipun aku tidak bisa ditempatkan di sekolah sepanjang waktu, sampai festival olahraga akhir pekan ini, aku sudah merencanakan untuk mengintai disini, kamu tau?"

"Ya, kerja bagus...."

"Ada apa dengan jawaban tanpa motivasi itu? Apakah kamu tidak ingin diajari oleh guru cantik seperti aku?"

Rangetsu memamerkan tubuh rampingnya dan mendekat tetapi Hisui tidak bergeming.

"Tidak... Umm, ini tampak sangat cocok dengan kamu."

"Oh my, bukankah kamu sangat jujur hari ini?"

"Meskipun aku mendapati wanita yang cocok dengan pakaian olahraga sedikit tidak biasa."

"Kesampingkan suasana seorang atlet, kamu benar-benar tidak menarik sebagai seorang wanita."

Eruru memasuki ruangan dan menyatakan pandangannya dengan tidak senang.

Rangetsu merengut kejam, mengungkapkan gigi taringnya yang panjang tetapi Eruru tidak terpengaruh. Dalam kontes taring, dia punya sendiri lagian.

"....ngomong-ngomong, Kujou-kun... aku mencium darah di lehermu? Ada apa?"

Rangetsu menatap perban di leher Hisui dan bertanya dengan tajam.

Seperti yang diharapkan dari seorang detektif dari Badan Investigasi Supranatural. Kondisi Hisui saat ini tidak akan lepas dari indera penciumannya, menyaingi anjing polisi.

"Sebenarnya...."

Eruru mendesah dan menjelaskan masalahnya pada dia.

"...Aku mengerti, aku memahami situasinya sekarang. Tetapi itu tidak terpuji bahwa kamu tidak melapor ke Badan Investigasi Supranatural, kamu tau?"

"...Aku tau."

Ini adalah tindakan Eruru sendiri dan tidak bisa diamggap sebagai sebuah rencana yang bijaksana.

Hisui dan Rushella seharusnya dikarantina.

"Bisa dibilang, kami saat ini kekurangan tenaga kerja dan kamu tampaknya memiliki perlindungan minimum... Terserahlah, Kujou-kun, jika kamu punya seseorang untuk mengawasimu, aku mengijinkan kamu bergerak bebas. Juga, tentang vampir yang dipanggil Rushella..."

"Tak masalah. Jangan pedulikan dia."

Sebagai korban, Hisui tampak tidak peduli.

Rangetsu yang dulu sudah pasti tidak akan berkompromi begitu mudah, tetapi tak bisa dipercaya, dia sekarang menerima.

"Begitukah...? Sebenarnya, situasinya tetap sama, hanya saja tubuhmu menghasilkan gejala. Dalam hal ini, ada Sudou-san yang bertanggung jawab atas pengawasan... Namun, jika sesuatu terjadi, kamu akan mengambil tanggung jawab penuh, apa itu jelas?"

Rangetsu menatap Eruru dengan cara yang mengerikan sambil bertanya.

Mereka berdua awalnya adalah musuh dalam pertarungan antar faksi tetapi dikirim ke medan perang yang sama hanya kerena misi mereka. Membuat mereka bekerja sama sepenuhnya akan menjadi permintaan yang berlebihan.

Sekarang dia meminjamkan Eruru sebuah dukungan dan bisa menggunakan ini sebagai pengaruh untuk membuat Eruru jatuh dan ditendang keluar jika situasi memburuk, Rangetsu berdiri untuk mendapatkan sudut pandang untuk dikembangkan.

"Tak masalah. Aku sudah memutuskan sendiri untuk mengambil tanggung jawab itu. Tetapi meski demikian, aku benar-benar tidak menduga kamu untuk setuju begitu mudah."

Rangetsu mendengus hmph dan menatap Hisui kemudian mengubah topik pembicaraan sambil mengistirahatkan wajahnya ditangannya.

"...lalu apa? Apa rencanamu selanjutnya?"

"Dengarkan gadis-gadis ini terlebih dulu."

Pendengaran tajam Eruru sudah mendengar langkah kaki mendekati ruang kelas itu.

Meskipun itu adalah langkah kaki satu orang, tetapi ada dua orang yang masuk.

Kirika dan Touko.

"Eh, kamu... Oogami-san, kan?"

"Oh, itu si gadis pesuruh."

"Siapa yang gadis pesuruh!?"

Rangetsu memprotes komentar Touko sebelum menghadap Eruru lagi.

"Mereka adalah kolaborator yang kamu sebutkan?"

"Ya. Duduklah, kalian berdua. Mari kita mengkonfirmasi banyak rencana yang kita miliki didepan kita."

Kirika mengangguk dan duduk sementara Touko melayang di sekeliling seperti biasa.

Mengabaikan Touko, Eruru memulai rapat gabungan Badan Investigasi Suprantural + Klub Investigasi Supranatural.

"Saat ini, festival olahraga sedang diadakan seperti yang dijadwalkan. Jadi... apa ada surat ancaman lagi?"

Eruru bertanya pada Kirika. Si wakil presiden menggeleng.

"Tak ada yang diterima. Karena insiden tenda sebelumnya, para guru dan siswa dalam klub olahraga lebih waspada. Tak ada fasilitas dan perlengkapan yang menunjukan kerusakan sejauh ini."

"Oh, aku juga berkeliaran disekitar sekolah untuk membantu mengawasi, kamu tau?"

"...Adapun untuk penampakan Touko-san, saksi telah sangat meningkat, sungguh merepotkan...."

Kirika menggerutu pahit.

Hantu dengan inisiatif besar benar-benar tidak menghemat upaya apapun.

"....Namun, kehadiran Touko-san benar-benar sangat membantu. Tentang masalah doppelganger, aku sudah bertanya pada grandma. Jenis kasus tubuh setengah nyata ini cukup sulit untuk ditangkap. Namun, jika Touko-san melakukannya, dia harusnya mampu merasakan si doppelganger. Bagaimanapun juga, doppelganger dianggap entitas spiritual semu, mereka pasti bisa saling mengganggu satu sama lain."

"Sebaliknya, pihak lain akan waspada terhadap Touko-san. Sampai hari ini, dia tidak datang kesekolah, mungkin karena ada Touko-san?"

Hisui berbicara pelan.

Meskipun dia kehilangan ingatan dan berada dalam proses perubahan menjadi vampir, kemampuan pengamatannya dan pengetahuan pada entitas supranatural tetap tidak berubah.

Rangetsu menunjukan penampilan terkesan setelah mendengarkan.

"Kamu cukup tajam. Lalu apa yang kamu rencanakan untuk dilakukan?"

"Tidak banyak. Tetapi karena itu sulit bagi dia untuk berinteraksi dengan sekolah sebelum festival olahraga, dia mungkin akan membuat keributan pada hari festival, benar.... katakanlah, doppelganger dari ketua kelas yang duduk disebelahku, apa ada berita tentang itu?"

"Satu-satunya yang melihat dia secara langsung adalah kamu dan Uno-san. Saat ini, ingatanmu tidak jelas. Apa kamu mengingat sesuatu?"

"Tidak ada. Tetapi.... aku tau ketua kelas adalah orang yang baik dan sangat baik padaku."

Hisui menjawab pertanyaan Eruru sambil tenggelam kedalam pemikiran mendalam.

Melihat dia tengah berpikir keras, Eruru kembali ke topik hari festival olahraga.

"Sekarang ini, kita harus menjaga kewaspadaan dan masalahnya adalah hari yang sebenarnya dari festival olahraga. Saat ini, ada bantuan Oogami-san dan Touko-san juga bisa berkontribusi... Juga... kita akan menangani semuanya saat situasi berubah, aku rasa. Masalah terbesarnya.... adalah mengkonfirmasi doppelganger Sera-san dan Kujou-san. Meskipun mereka pasti ada didekat sini, jika keadaan pemisahan terus berlanjut, mereka semua akan menghilang pada akhirnya.... Aku tidak khawatir secara berlebihan, kan?"

Menyadari gawatnya situasi tersebut, Rangetsu mengangguk serius.

"Memang, menemukan doppelganger itu adalah prioritas utama... Tetapi bagaimana melakukannya?"

"Oh, grandma memberi tahu ini. Karena mereka pasti ada didekat sini, sebuah penghalang bisa dibuat untuk perlahan-lahan mengurangi area pergerakan mereka. Tetapi penghalang tipe ini mempunyai batasnya, sehingga aku tidak terlalu yakin seberapa kecil area mereka yang bisa dipaksakan..."

Kirika menopang wajahnya sambil menggernyit dan menatap Hisui dengan khawatir. Proses vampirisasi dan melemahnya yang disebabkan oleh doppelganger menyebabkan Hisui sangat menderita.

"...Coba saja, buatlah area itu sekecil mungkin. Apa yang akan menjadi yang terbaik dalam hal ini.... Paksa mereka ke dalam sekolah."

Hisui menanggapi Kirika dan berharap dia bisa memberi rencana yang spesifik.

"Hal itu masih memungkinkan, tetapi.... kenapa sekolah?"

"Mendapatkan lokasi yang tepat adalah yang terbaik. Kesampingkan doppelganger-ku, ketua kelas yang satunya harusnya mudah dipancing, bagaimanapun juga, ini adalah dimana tujuannya berada."

"...Mungkin. Pihakku akan mengurus tenaga kerja dan perlengkapan pada penghalang. Akhirnya, satu lagi pertanyaan yang ingin aku tanyakan... Apakah vampir itu benar-benar baik-baik saja?"

Tepat saat rencana telah ditetapkan, Rangetsu mengangkat unsur yang tidak pasti.

Meskipun doppelgangger adalah masalah yang rumit, masalah Rushella juga menghawatirkan.

"Menurut Kariya-san, dia tidak menghisap darah dari siapapun selain dari Kujou-kun. Tetapi itu tak lagi menjadi sebuah pilihan dalam insiden ini. Jika dia menghisap darah orang lain, dia pasti akan menjadi sasaran pemusnahan."

"Kami belum mengkonfirmasi fakta itu. Jika memang dia menghisap darah orang lain, aku sendiri secara pribadi akan mengeksekusi dia."

Eruru berbicara dengan dingin.

Bagaimanapun juga, dia telah mengarahkan pistolnya pada Rushella sebelumnya.

"Aku berpikir iya, aku tidak perlu khawatir tentang hal itu. Tetapi masalahnya adalah apakah dia bersikeras pada prinsipnya dan menekan dorongan, menekan sangat menyakitkan, kan?"

Tak ada yang mengatakan apapun.

Selain Hisui, semua yang hadir mengetahui kepribadian Rushella, dengan kata lain, mereka memiliki suatu kepercayaan tertentu pada dia.

Kemungkinan besar, Rushella tidak akan menghisap darah siapapun selain darah Hisui.

Dia akan memilih untuk menahan.

Tetapi setelah penahanan mencapai batasnya, vampir akan mengamuk.

"Darah Kujou-san telah dikumpulkan secara teratur untuk digunakan untuk transfusi pada Kujou-san sendiri dan sebagai persediaan darurat milik Rushella. Dia punya persediaan tingkat tertentu dirumah, sehingga itu harusnya cukup untuk bertahan sampai insiden ini diselesaikan."

"....Baiklah."

Mendengar penjelasan Eruru, Rangetsu juga menerima rencana yang tak terduga itu dan berdiri.

"Kalau begitu aku akan berjalan-jalan santai disekolah. Sebelum festival olahraga tiba, semua orang lakukan pekerjaan mereka dengan baik."

"....Ya."

Kemudian rapat gabungan berakhir.

Waktu untuk sekolah sudah berakhir, Hisui berjalan pulang.

Namun, dia pergi ke rumah Eruru bukannya rumahnya yang tua dan akrab itu.

Menatap kearah rumahnya, mata Hisui memantulkan matahari yang terbenam.

Bagaimana keadaan Rushella sekarang?

※ ※

"Katakanlah, kamu...."

"Apa?"

Mei saat ini sedang menyiapkan makan malam sementara Rushella berada disamping, telentang di meja makan.

Meskipun Rushella tidak membantu sama sekali, bosan dengan tidak ada yang bisa dilakukan, dia hanya menunggu didekatnya.

"....Tidakkah kamu perlu minum darah? Darah Hi-kun... ada persediaan yang disimpan, kan?"

Mei menunjuk kulkas kecil disamping kulkas normal dan bertanya.

Hal ini sangat penting dalam setiap rumah vampir atau dhampir, sebuah kulkas untuk menyimpan paket darah.

"....ngomong-ngomong, jika menggunakan paket darah bisa memuaskan vampir, kenapa mereka masih perlu menyerang manusia? Tentu akan menghemat kerumitan."

"Meskipun itu memuaskan rasa haus, rasanya mengerikan! Setelah mencobanya sekali, aku ingin muntah setiap kali aku teringat rasanya! Bahkan darah Hisui juga sama. Aku mau menghisap darah secara langsung dan itu harus di leher! Meskipun bagian lain masih lebih baik daripada paket darah, hal itu masih tidak memuaskan!"

"...Sungguh pemilih. Kamu terdengar benar-benar seperti semacam ego pengkritik pencicip makanan."

"Bukankah manusia mencari makanan yang lezat, tidak puas dengan hanya menyambung hidup!? Jika tidak, bisakah manusia hanya memakan sedikit 'suplemen' itu!?"

"Kamu sungguh tau bagaimana memilih pada titik lemah. Mungkin apa yang kamu katakan itu benar... Tetapi manusia tidak menyerang orang lain."

"...."

"Jika kamu menahan sedikit pada saat itu, Hi-kun tidak akan berakhir seperti ini."

".....Diam."

Rushella berteriak kemudian terdiam.

Mei tidak menekan masalahnya dan beralih pada hal-hal yang lebih praktis.

"Meskipun aku paham bahwa kamu tidak harus minum setiap hari, kamu hampir pada batasmu, kan? Oh, tetapi semakin tinggi peringkat seorang vampir, semakin kuat penahanannya, kan?"

"Menurut Hisui, bahwa orang tuanya menggunakan kalkun dingin selama satu tahun sebagai rekor terbaiknya. Tetapi itu akan cukup jauh pada batasnya. Beruntungnya dia meminum darah cadangan yang disimpan untuk keadaan darurat. Terlambat sedikit dan dia kemungkinan besar akan mulai menyerang orang tanpa pandang bulu."

"Sungguh menakutkan. Aku tidak berpikir kamu punya pengendalian diri setingkat itu, jadi cepatlah minum. Jika kamu menyebabkan masalah, kamu pasti akan dieksekusi, kamu tau?"

"....diam dan cepatlah dengan makan malamnya."

"Seperti yang aku bilang, bukankah itu baik-baik saja bahkan jika kamu tidak makan ini? Ya ampun, kenapa aku harus memasak untuk kamu.... Oh, bagaimana kalau aku membuat bekal makan siang untuk Hi-kun pada hari festival olahraga~ bagaimanapun juga, Eruru-chan sudah pasti tidak akan melakukan itu, mungkin ini adalah sebuah kesempatan?"

"Pria itu.... akankah dia datang?"

Rushella bergumam pada dirinya sendiri.

Festival olahraga sudah dekat.

Pertama-tama Hisui tidak terlalu termotivasi dan sekarang dengan kesehatannya dalam kondisi ini... Akankah dia tetap ikut serta?

Dibiarkan bebas berkeliaran ditempat diantara kerumunan.... akankah Eruru mengijinkan itu?

"Siapa yang tau.... Tetapi bukankah kalian semua bersemangat karena itu? Kamu masih harus berlatih pagi dengan ketua kelas, kan?"

"....Ya. Tetapi dia tampaknya cukup lelah. Apakah itu karena efek doppelganger...."

"Kamu harus melakukan yang terbaik juga. Tentu saja, aku akan menyiapkan dengan benar sebuah bekal makan siang untuk Hi-kun♪"

Mei dipenuhi dengan antisipasi untuk festival olahraga yang akan datang.

Rushella pertama-tama menatap dia tidak senang, kemudian memikirkan sesuatu dan berdiri dari kursinya.

"Bekal makan siang.... huh."

"...Apa? Kamu tidak memintaku untuk membuatkan kamu juga, kan? Serius, bukankah itu lebih baik jika kamu meminum darah pada hari itu? Meskipun kamu punya perantara pemblokir cahaya, berada dibawah matahari masih tidak menyenangkan, kan?"

Draculea V04 - BW09.jpg

"Sungguh berisik, diam. Yah, umm... hanya berpikir itu sebagai pengalaman praktek. Ini tidak seperti aku tidak bisa membantu kamu memasak, kamu tau?"

Tak bisa dipercaya, Rushella berkompromi dan berjalan mendekat.

Meskipun dia masih menyilangkan tangannya dan wajahnya terangkat tinggi.

"Lupakan itu, bantuanmu tidak diperlukan. Dapur ini tidak bersalah."

"Apa masalahnya!? Jangan malu-malu!!"

"Tidak, ini benar-benar tidak diperlukan! Tunggu, hei, aku memegang pisau dapur disini!!"

"Apa masalahnya!?"

Beberapa menit kemudian, karena Rushella bersikeras membantu, keadaan dapur yang malang itu hanya bisa digambarkan sebagai sebuah medan perang.

"Seperti yang aku bilang, jangan mendekat! Bukan hanya pancinya meluap, tetapi itu juga hampir meledak!?"

"Oke, mari kita panaskan....!"

"Arghhh, cukup sudah!!!"

....Pada akhirnya, makan malam mereka malam itu berakhir berantakan.

Sementara itu, di rumah Eruru.

"....Aku merasa seperti sesuatu yang besar terjadi dirumah. Pasti karena itu, bahwa indera apalah itu yang menghubungkan antara vampir dan korban, mungkin sedikit lebih bisa diandalkan daripada firasat."

"Jika dia memotong hubungan, itu sia-sia saja, kan? Ini murni hanya firasatmu sendiri. Meskipun aku merasa bahwa firasat cenderung menjadi nyata."

"Katakanlah, Kariya, kenapa aku satu-satunya yang memasak dan selalu mencuci piring? Meskipun kamu menyediakan atap untuk aku, tidak bisakan kamu memasak sekali-kali?"

"Pizza dan sushi bisa dipesan. Toko juga dekat. Jika kamu berjalan sedikit lebih jauh, ada banyak restoran disana."

"Aku mulai mengerti kenapa pertumbuhanmu terhambat."

Sebagai hasilnya, Eruru memberi Hisui sebuah tendangan saat dia mencuci piring.

Akhir pekan pertama dalam kehidupan terpisah Hisui dan Rushella telah tiba.

Biasanya hari libur, minggu ini juga membawa arti khusus pada festival olahraga. Para siswa berbaris ke sekolah.

Mengumumkan pembukaan festival olahraga, kembang api terbang ke langit sementara semua siswa berbaris di upacara pembukaan.

Bediri tidak stabil, Hisui tampak seperti orang aneh.

Mei berdiri didekat dia dan bertanya dengan khawatir.

"Hei.... Apa kamu baik-baik saja?"

"...sepertinya... sesuatu yang kecil naik. Meskipun aku bisa mengatasi kesadaran yang kabur dan pikiran bingung yang disebabkan proses vampirisasi.... sinar matahari sangat mengerikan. Aku rasa aku harus mendapatkan transfusi terlebih dulu....? Juga, doppelgangerku... jika tidak ditemukan, tampaknya itu akan berbahaya..."

"Oogami-san dan Touko-san telah berkeliling ke seluruh sekolah. Aku mendengar bahwa Uno-san harus tinggal di markas penyelenggara festival. Setelah festival berakhir, dia akan bergabung dalam pencarian. Katakanlah.... kamu seharusnya beristirahat dirumah hari ini, kan? Kenapa kamu datang kesini dengan sengaja?"

Eruru membungkuk juga, membisikkan kepedulian dan teguran.

Hisui merasa sedikit meminta maaf tetapi masih menjawab dengan wajah berani.

"....Jika aku tidak hadir, Rushella akan merasa buruk, kan?"

Mengatakan itu, dia melirik diam-diam pada Rushella, tetapi dia kebetulan menatap Hisui juga.

Tetapi segera setelah mata mereka bertemu, Rushella langsung memalingkan tatapannya dan menundukkan kepalanya.

"Kamu sungguh seorang yang idiot."

"Aku tau, oke. Waktunya untuk berlari. Cepat ke tempatmu."

Mei dan Eruru tak punya pilihan selain kembali ke posisi mereka.

Para guru di panggung utama memberi perintah dan seluruh siswa bergerak ke posisi mereka yang ditugaskan dan berdiri menurut tahun dan kelas.

Festival olahraga mengangkat tirainya secara resmi.

Tak lama setelah dimulai, stamina Hisui sudah mencapai batasnya.

Meskipun event sebenarnya yang dia ikuti adalah berlari di pagi hari dan estafet sekelas penuh pada akhir sore hari, karena langit memberi hari yang cerah yang ideal sebagai hadiah untuk festival olahraga, dia merasa buruk bahkan ketika duduk.

Hal itu tidak mengejutkan bahwa dia ditempat terakhir pada event lari.

Lari jarak pendek membuat Hisui dengan cepat menguras energinya yang tersisa. Datang ke tenda tertentu di area peristirahatan, dia ambruk di sebuah tumpukan seperti mayat.

Bahkan ketika bel berbunyi untuk menandakan istirahat makan siang, dia tetap sepenuhnya diam.

"Umm... Apa kamu baik-baik saja, Kujou-kun?"

Ketika dia menyadarinya, Reina berada disamping, menatap dia dengan khawatir.

"Oh bukan apa-apa. Ketua kelas, apa kamu baik-baik saja? Aku lihat wajahmu tidak tampak begitu baik?"

"Hmm, aku baik-baik saja..."

Tak seperti Hisui, dia tidak dibawah vampirisasi, tetapi sama juga, dia mengalami setengah jiwanya terpisah.

Juga, dia berpartisipasi dalam event yang lebih banyak daripada Hisui pada pagi hari.

Hal ini kemungkinan adalah kelelahan fisik sekarang ini.

"Berikutnya... Aku hanya punya estafet yang tersisa."

"Benarkah....? Oh, itu siang, apa kamu sudah makan? Apa orang tuamu membawakan kamu bekal makan siang?"

"Orang tuaku tidak datang.... Kalau begitu aku akan pergi? Kamu benar-benar harus berhati-hati."

"Ya...."

Setelah SMA berlangsung, banyak wali sah tidak repot-repot untuk menghadiri festival olahraga lagi.

Masalah makan siang sebagian besar ditangani oleh kelompok-kelompok teman bersama-sama.

Jadi kemana Reina berjalan sangat mudah untuk ditebak.

Hisui masih memaksa dirinya sendiri untuk berdiri dan mengejar dia.

Setelah itu, Rushella datang ke tempat Hisui.

Dia membawa dua bekal makan siang...penampilan khawatir ada diwajahnya.

Tetapi Hisui sudah pergi.

Setelah mencari disekitar, dia berlari untuk menemukan Hisui juga.

Setelah berpisah dengan Hisui, Reina datang ke tempat sepi dibelakang gedung sekolah.

Tubuhnya terasa sangat buruk.

Sangat lelah, tidak punya kekuatan.

Untuk menghindari serangan panas, dia sering meminum air hari ini, berhati-hati untuk menghindari sinar matahari secara langsung.

Namun, staminanya terus terkuras tanpa henti.

Tak ada nafsu makan dan itu terasa seperti semuanya yang dia telan langsung menguap.

Reina menghela nafas dan mulai melakukan pemijatan sendiri dan hanya melakukan perenggangan untuk meringankan kelelahannya.

Masih ada estafet di sore hari.

Dia harus membuat sebagian besar waktunya untuk memulihkan energinya dan berlari untuk performa yang baik.

"Aku tidak boleh gagal lagi."

Awalnya, dia berpikir bahwa kelelahannya berasal dari tekanan mental dari kegagalan dimasa lalu, tetapi dia tidak tampak terobsesi dengan masa lalu.

Berkat mendampingi Rushella dalam latihan pagi, pola pikirnya sangat santai.

Sangat luar biasa... Meskipun itu adalah kasus serius dari trauma mental.

"Apakah aku terlalu berlebihan memikirkan sesuatu?"

"Tidak."

"Eh?"

Sebuah suara yang akrab terdengar.

Suara yang dia dengar setiap hari.

Suaranya sendiri.

Berbalik, dia melihat dirinya sendiri.

Yang satu mengenakan seragam, yang satu memakai pakaian olahraga—dua orang seperti gambaran cermin tetapi dengan pakaian yang berbeda.

Sebelum Reina bisa berteriak, dirinya yang lain mengayunkan lengan kanannya.

"....!"

Tongkat besi ditangannya memukul kaki Reina, menghasilkan suara tumpul.

Ini adalah kekerasan yang berasal dari dirinya yang lain.

Reina mencengkeram kaki kanannya dan ambruk ke tanah.

Tidak patah tulang ataupun luka luar yang jelas... tetapi itu begitu menyakitkan hingga dia tidak bisa berjalan.

"A-Apa yang kamu lakukan?"

"Ini adalah keinginanmu, kamu tau? Tidak mau berlari, ingin melarikan diri... itu sebabnya aku terlahir. Berkurangnya beban dihatimu adalah berkat aku."

"....!? Apa yang kamu bicarakan? Aku....!"

"Tak masalah. Aku adalah bayanganmu. Kamu hanya perlu bersantai. Ini berakhir disini. Kamu bisa menyerah pada estafet sepenuhnya."

Reina yang lain berbicara, mengangkat tongkat besi diatas kepalanya.

Dia mengarahkan pukulan kedua pada kepala Reina.

Reina menutup matanya dalam ketakutan, menahan rasa sakit dan teror.

Namun, pukulan akhir tidak datang.

"Kujou-kun....!"

Dia mendongak dan melihat Hisui memegang lengan dirinya yang lain.

"Kamu....!"

"Hentikan sekarang, itu sudah cukup, kamu tau?"

"Lepaskan aku... Ini adalah masalah kami....!"

"...Memang benar. Itu sebabnya kamu memukul dirimu sendiri."

Reina yang lain langsung menjadi tanpa ekspresi.

Tetapi dia dengan cepat pulih, bukannya wajah ganas yang dipenuhi dengan emosi negatif, itu adalah ekspresi aslinya yang kalem.

"Bahkan tanpa menghancurkan festival olahraga, ada banyak cara untuk membuat ketua kelas tidak harus berlari. Sebenarnya, dia hanya perlu untuk menyerah sendiri. Jika dia cidera, tak ada yang akan menyalahkan dia. Metode ini bukan menyakiti orang lain tetapi menyakiti dirinya sendiri dalam-dalam. Sehingga itulah kesimpulan yang kamu capai, itu benar, karena kamu juga ketua kelas."

"Jangan berbicara seperti kamu tau segalanya....!"

"Aku tidak tau. Maaf, aku saat ini kehilangan ingatanku. Tetapi bahkan hanya berinteraksi dengan kamu selama beberapa hari ini, aku tahu kamu adalah orang yang baik. Jangan menyakiti dirimu sendiri lagi."

Reina yang lain menggigit keras bibirnya.

Tongkat besi jatuh dari tangannya ke tanah.

"Aku tidak akan mengatakan hal-hal yang tidak sensitif seperti mengatakan padamu untuk menghadapi trauma mentalmu dengan berani. Bagaimanapun juga, kamu sudah menemani gadis itu latihan pagi untuk waktu yang lama, kamu tidak memerlukan siapapun juga untuk menghibur kamu. Jadi... jangan menanggung beban tersebut sendirian. Mendapati kalian berdua saling melengkapi kekuatan dan kelemahan masing-masing adalah yang terbaik."

Hisui menunjuk Reina yang berlutut di tanah.

Itu adalah dirinya yang lain.

"Meskipun.... aku tidak cukup paham.... Namun, maaf."

Gadis yang telah melakukan kekerasan menundukkan kepalanya karena malu.

"Umm.... Ini adalah kesalahanku, aku rasa? Jadi... aku akan mempertimbangkan kamu mulai dari sekarang."

Akhirnya, dia tersenyum sambil berbicara.

Pada saat itu, seolah-olah sesuatu yang merasuki dia telah pergi, Reina yang lain ambruk.

Bahkan garis tubuh tersebut menghilang. Dengan cara ini, dia jatuh pada tubuh sejatinya.

Dan Reina menangkap dia.

Bertumpang tindih, kedua tubuh menjadi satu.

Dalam sekejap mata, hanya ada satu Reina yang tersisa.

"Aku...."

Reina memegang kakinya sambil menatap Hisui.

Karena bingung dalam ingatan, dia tampak tidak mengerti apa yang terjadi dihadapannya.

Hanya memegang kaki kanannya, dia duduk dalam posisi jongkok tidak stabil di tanah.

"Hei, apa baru saja yang terjadi!?"

Mengenakan pakaian olahraga, Rangetsu berlari mendekat secara altetis.

Dia tampaknya telah mencium sesuatu selama patrolinya.

"Kamu datang disaat yang tepat. Bisakah kamu membawa ketua kelas ke ruang perawatan. Doppelgangernya sudah kembali ke tubuhnya."

"Benarkah!? Syukurlah.... Bagaimana dengan milikmu?"

"Yang itu, aku punya sebuah firasat disuatu tempat. Aku akan pergi mencoba keberuntunganku."


Sebelumnya Bab 4 Kembali Ke Halaman Utama Selanjutnya Bab 6