Skeleton Knight Going Out to the Parallel Universe (Indonesia): Jilid 1 Bab 7

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

「Mencari Pekerjaan Sebagai Petualang」 - Bagian 2[edit]


Meskipun ini adalah dunia lain, di sini kurang akan rasa fantasi. Bisa dibilang, di sini hanya memberikan kesan sebagai dunia pada Zaman Pertengahan. Di sini tak ada benua terapung, para elf, atau bahkan monster biasa seperti goblin. Kudengar di sini ada monster, tapi kelihatannya mereka kebanyakan hanyalah binatang biasa berukuran lebih besar.


Saat ini, hal yang paling mirip fantasi adalah aku. Meskipun aku menjadi seonggok manusia tulang, aku tetap bisa makan, berjalan, berbicara, dan bahkan menggunakan sihir.


Kelihatannya satu-satunya hal yang menandakan ini adalah dunia lain adalah hewan buas yang mirip monster.


Tiba-tiba, aku merasa sesuatu mendekat dari dalam hutan. Dengan suara jejak kaki yang semakin mendekat, suara erangan babi menjadi lebih terdengar.


Dari kedalaman semak belukar muncul tiga babi berkaki dua dengan tinggi sekitar seratus enam puluh sentimeter.


Mereka juga mempunyai postur tubuh tegap, tangan yang tebal, dan membawa pentungan yang terbuat dari balok kayu. Mereka juga memiliki bulu berwarna kemerahan dan tak berpakaian. Berdiri dengan kaki pendeknya, perut mereka menggembung di depan mereka.


Akhirnya fantasi muncul juga.


Para orc di dalam game juga mempunyai perawakan yang sama, tapi memiliki sedikit perbedaan. Kecerdasan mereka sepertinya lebih rendah dibanding yang ada di game, dilihat dari mereka tak punya senjata logam atau pelindung. Mereka adalah jagoannya monster rendahan di dalam game untuk pemain berlevel 20-40.


Kalau hanya ini sih, mestinya aku bisa mengatasinya dengan sedikit ruang. Tubuhku saat ini berada pada level tertinggi, 255 karena gaya mainku yang gila.


Batas normal levelnya adalah 250, tapi batas itu bisa dilewati dengan menyelesaikan persyaratan khusus. Level setelah menghilangkan batas memberikan hingga sepuluh kali penambahan status normal dari perolehan level biasa, jadi kemampuanku saat ini mestinya sama dengan sebuah karakter level 300.


Ketiga orc tersebut kelihatannya sedang berbincang dengan erangan mereka. Salah satunya menunjuk ke dua babi yang berada di sungai dan mengatakan sesuai. Dia mengaba-aba sesuatu seperti ‘tangkapan bagus’.


Saat mereka akhirnya menyadari sosokku yang tengah duduk di dekat batu, salah satunya berteriak kencang.


“Pigii~!!”

“Buhitsu!? Hugotsuhugotsubuhi!!”


Kelihatannya ia memanggil untuk memperingatkan temannya, karena mereka mengangkat pentungan dan mulai berlari ke arahku secara bersamaan. Kecepatan lari mereka sangat lambat. Aku bahkan bisa melihat getaran yang mereka buat dari perut mereka yang berguncang saat mereka berlari.


Memakai kembali helmku, dengan cepat aku berteleportasi ke belakang mereka. Kulanjutkan dengan mengayunkan pedangku, dan menebas leher orc yang paling lamban.


“Buhiyutsu!?”


Kepala orc itu terpisah dari lehernya.


Orc lainnya terkejut karena musuhnya menghilang, dan mencarinya dengan putus asa. Lalu akhirnya keduanya menyadari sesuatu.


Kuayunkan pedangku dari kanan ke kiri, dan tak merasakan hambatan apapun saat menebas kepala orc terlamban dan menjatuhkannya. Darah mengucur keluar dari tubuh mayat orc tersebut.


“Pigitsu!!? Pigii~!!!”


Dua orc yang tersisa berteriak, dan mulai berlari ke dalam hutan.


Aku tak mengejar mereka karena aku telah mendapatkan 2 kepala babi hutan dan 1 kepala orc.


Kujatuhkan kepalanya ke air, untuk membersihkan darahnya. Walaupun itu adalah orc, tapi terlihat sama seperti kepala babi bagiku. Lagi pula tetap kutaruh ke dalam tas juga.


Kepala mereka mestinya sudah cukup menjadi bukti tangkapan.


Aku pergi ke dua babi hutan di sungai, dan mengikat keduanya dengan semacam tali tombak yang kupunya. Keduanya berbobot sekitar 100 kg, namun berkat level tubuhku, aku nyaris tak merasakan apapun.


Aku berjalan melewati pepohonan dan mulai meninggalkan hutan. Aku sedikit berputar-putar saat berjalan, namun akhirnya berhasil sampai ke jalan utama.


Di jalan utama, kulihat matahari mulai terbenam. Mungkin ini sekitar jam 3 sore, ya?


Melihat sekeliling sembari aku berpindah, akhirnya aku tiba di Rubierute. Ketika aku baru saja tiba di pertigaan jalan, aku melihat orang-orang tengah berjalan menuju kota. Kurasa dari sini hingga ke kota, aku harus berjalan kaki.


Setelah satu jam kemudian, aku tiba di gerbang kota. Kutunjukkan suratku ke para penjaga untuk masuk.


Orang-orang yang datang sebelumku terkejut, saat mereka melihat ke hasil buruan yang kubawa. Lagi pula hal semacam ini bukanlah sesuatu yang bisa dibawa seorang pengelana biasa dengan satu tangan.


Ketika aku sampai di guild petualang, aku berjalan masuk melalui sepasang pintu. Tak ada perubahan dengan tadi pagi, pria beruang bermata satu terduduk di dalam kandangnya. Tak ada orang lain di sini kecuali seorang pria tengah mengerjakan sesuatu di belakang.


Bibir paman mirip beruang itu menggulung saat aku berjalan menuju counter.


Awalnya kukira kandang itu bertujuan untuk melindungi orang di counter, tapi setelah melihat paman itu, kurasa tujuan awalnya adalah untuk menjaga agar binatang berbahaya tidak lepas dari sana.


“Lumayan cepat. Kau sudah berburu sesuatu?”


Sebagai balasannya, kuangkat babi hutan dari pundakku dan menaruhnya di lantai. Lalu kutaruh tas buruanku di atas counter dan mengeluarkan kepala orcnya.


“Tiga tangkapan. Bisakan aku mendapat sebuah sertifikat petualang?”

“Yah, kukira akan mustahil untuk mendapat tiga buruan ini dalam setengah hari. Itu satu orc dan dua burba liar. Bagaimana dengan daging dan batu sihir dari orc tersebut?”


Babi hutan ini kelihatannya disebut burba. Kelihatannya daging orc itu juga bisa dimakan. Sepotongnya dijual sekitar 5 sek.


Pada akhirnya, karena orc adalah monster, sepertinya mereka mempunyai semacam batu sihir sebagai inti mereka. Ketika kukatakan padanya aku tak mengambil batu sihirnya, pria tersebut tertawa dan berkata “Kau sungguh tak berhasrat dengan uang”. Batu sihir dari seekor orc berukuran sekitar jari kelingking, dan dihargai dengan 1 sek. Sepertinya aku kehilangan satu koin perak.


Sepertinya agak menyesal juga saat kupikirkan tentang biaya penginapan murah satu malamnya. Lain kali, aku harus mengumpulkannya sebanyak mungkin.


Setelah pemeriksaan hasil buruannya, sebuah piringan logam seukuran kalung tentara ditaruh di atas counter.


“Ini adalah bukti dari sertifikat petualang. Kau harus membayar biaya pendaftaran 3 sek dan memberikan namamu.”

“Arc.”


Setelah menyebutkan namaku, kuberikan 3 koin perak kepada paman itu, dan mengambil piringan sertifikat petualang tersebut. Di sini terukir sebuah nomor 5 digit dalam angka seperti Romawi, juga ukiran 3 bintang.


Saat kutatap piringan tersebut, tulisan yang tak kuketahui diterjemahkan ke dalam kepalaku. 『”Kerajaan Rhoden, Petualang cabang Rubierute”』 tertulis di tanda tersebut. Ini hal yang aneh.


Hal ini mengingatkanku. Aku bisa mengerti pembicaraan orang dengan baik. Apakah benar......


Tak ada masalah juga dalam membaca ataupun menulis.


“Untuk apa bintang-bintang ini?”

“Mereka digunakan untuk menandakan kesanggupan petualang tersebut. Tiga bintang artinya kau bisa mengatasi orc sendirian. Level yang tertinggi adalah bintang tujuh, tapi sangat jarang menemukan seseorang seperti itu.”


Paman mirip beruang bermata satu itu mengeluarkan semacam aura tak menyenangkan, saat dia tersenyum lalu tertawa.


Di antara ketujuh peringkat, kelihatannya tiga bintang tak buruk juga tak terlalu bagus. Ini terlihat seperti peringkat 『Normal』 di dalam guild.


“Biasanya para petualang mengambil pekerjaan dari papan pengumuman di sana.”


Di dekat pintu masuk terdapat sebuah papan pengumuman, yang dipenuhi dengan plakat kayu. Plakat tersebut mirip seperti plakat persembahan yang ada di kuil.


Kuambil salah satu plakat dengan tanganku. Terjemahan tulisannya meresap dalam kepalaku, dan kalimat penjelasannya muncul dalam benakku.


Setiap plakat kayu ini sepertinya menampilkan sebuah permintaan. Kupelajari plakatnya, kelihatannya setelah permintaannya dipenuhi, mereka mengampelasnya sehingga permintaan lainnya bisa diukir lagi. Mungkin di sini kertas adalah benda yang mewah.


Kuputuskan untuk melihat-lihat permintaan yang ada.


“Sebuah permintaan pekerjaan negeri ajaib.”


Kebanyakan permintaannya adalah sebuah tugas, membersihkan hama lahan, mengumpulkan hasil panen di sawah, membereskan bahan bangunan, membersihkan saluran air. Akan lebih tepat kalau guild petualang ini disebut sebagai persatuan buruh. Upahnya juga terbilang sedikit.


“Sebuah permintaan berupah besar biasanya membutuhkan banyak orang, jadi guild lokal sering menolak permintaan tersebut. Kalau kau mencari pekerjaan yang lebih menantang, maka kau harus mencari lagi di bagian tentara bayaran yang disediakan guild. Para petualang yang mengambil pekerjaan tersebut disebut-sebut memiliki banyak uang, dan itu adalah cara yang bagus untuk membangun reputasimu.”


Tak diragukan lagi, kemungkinan akan sosokku yang sebenarnya akan lebih mudah terungkap jika aku melakukan pekerjaan tentara bayaran.


Aku harus melakukan pekerjaan sederhana untuk sementara ini, untuk menyesuaikan diri dengan keadaan di sini. Setelah kupikir-pikir, kuambil salah satu plakat permintaan dari papan dan menaruhnya di counter.


Itu adalah sebuah permintaan dari Desa Rita untuk mengawal sebuah pengumpulan tanaman obat. Upahnya terbilang sedikit, hanya satu koin perak. Aku mengambilnya karena aku sedikit tertarik dengan tanaman obat.


Paman mirip beruang itu memasang tampang heran, saat dia membaca kontak pemintanya.


“Sungguh, apa kau serius? Asal kau tahu, ini adalah pekerjaan yang tak sebanding dengan upahnya.”

“Tak masalah. Aku hanya tertarik dengan pengumpulan tanaman obatnya saja.”

“Apa kau gila. Kau takkan lancar bersama klien permintaan ini. Akan lebih baik kalau kau ambil yang lain saja.”


Begitulah kata si paman mirip beruang tersebut, saat dia memulai prosedur penerimaan permintaan tersebut. permintaan tersebut berasal dari seorang gadis desa berusia 13 tahun.


“Saat pekerjaannya selesai, mintalah plakat penyelesaian permintaannya pada kliennya. Setelah kau mengumpulkan plakat permintaan dan penyelesaiannya, kau akan dibayar penuh.”


Kutinggalkan gedung guild setelah mendengar jalan menuju desa tersebut dan berterima kasih pada paman mirip beruang tersebut.


Lalu aku masuk ke gedung serikat pedagang. Beberapa saat yang lalu, paman mirip beruang itu berkata bahwa aku harus membawa hasil buruanku kemari, jadi mereka akan membelinya.


Gedung serikat pedagang lebih besar dari gedung guild petualang, dan di dalamnya terdapat lebih banyak pegawai yang mengurus banyak pengunjung.


Counter gedung serikat pedagang dipisahkan oleh jendela bertralis besi, dan terdapat banyak pegawai yang bekerja di belakang sana. Saat kupanggil stafnya, seorang pria paruh baya keluar dan menyambutku.


“Halo. Ada yang bisa saya bantu?”

“Aku kemari untuk menjual barang-barang ini.”


Kutunjukkan dua burba di pundakku pada resepsionis. Si resepsionis lalu menunjukkanku ke perwakilan gudang. Keluar dari gedung, sebuah kereta kuda berhenti di seberang jalan, dan kubongkar hasil buruanku sebelum ditaruh dalam gudang untuk melihat harga dagangannya.


Seorang pemuda kurus berdiri dari mejanya dan mendatangiku. Lalu dia mulai memeriksa hasil buruanku. Aku juga mengeluarkan kepala orcnya.


“Semuanya 7 sek dan 5 sok untuk burbanya, dan 1 sek untuk kepala orcnya. Jumlahnya menjadi 1 suk dan 6 sek.”


Burbanya dihargai 7 keping perak dan 5 keping perunggu per bijinya, sedang kepalanya dihargai satu perak. Saat aku memikirkan hal ini, anggota stafnya mengeluarkan satu koin emas dan lima koin perak. Juga ditambahkan dengan satu perunggu tambahan.


Kutaruh uangku di dompet lalu pergi.


Matahari sudah lama terbenam, dan langit petang mulai mewarnai area ini.


Aku akan menginap di sini lagi, lalu berangkat menuju Desa Rita besok pagi.


Mundur ke Bab 6 Kembali ke Halaman Utama Teruskan ke Bab 8