Suzumiya Haruhi~Indonesian Version:Seri Teater Suzumiya Haruhi Bagian 1

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Status: Incomplete

Yang membuatku benar-benar terkejut, aku tidak ingat bagaimana keadaan ini bisa terjadi. Setiap manusia dengan emosi normal pasti akan merasa simpati dengan keadaanku dan perasaan letihku. Dan mereka akan menanyakan hal yang sama denganku.

“Apa yang sedang terjadi di sini?”

“Kau bilang sesuatu?”

Di sampingku adalah Haruhi dengan senyum yang terlihat tidak sesuai dengansituasi ini. Sebuah senyuman senang mengelilingi sisi jahat yang merupakan petunjuk akan maksudnya untuk menghiraukan akal sehat dan menyerbu langsung pada apapun yang akan datang. Saat dia memiliki senyuman itu diwajahnya, kami cuma bisa mengikuti gadis nekat ini kemanapun dia pergi. Aku cuma bisa berdoa kalau kami tidak menuju ruang pembimbing murid atau kelas sekolah persiapan untuk orang yang tidak masuk universitas.

Tapi yah, sekarang bukan saatnya untuk berdoa.

“Aku tidak bilang apa-apa. Sebenarnya, aku lebih baik tidak berkata apapun untuk sementara waktu.”

Cuma itu yang bisa kukatakan.

“Aku mengerti. Kalau begitu diamlah. Serahkan ini padaku. Kau bisa menjadi salah satu karakter pendamping. Lagipula kau tidak cocok untuk negosiasi semacam ini.”

Aku lebih suka kalau dia tidak sewenang-wenang memutuskan apa yang harus dan tidak boleh aku lakukan dikehidupanku, tapi untuk sekarang, aku menutup mulutku rapat-rapat seperti kerang. Tentu saja, aku tidak yakin dengan siapa aku harus bicara dan apa yang harus kukatakan, jadi aku memilih untuk menghindari situasi yang lebih buruk karena membuka mulutku sembarangan dan mengatakan hal yang salah. Lagipula, siapapun yang menemukan dirinya tiba-tiba masuk dalam keadaan ini akan merasakan hal yang sama.

Ya, kau akan, jika kau tiba-tiba dibawa ke ruangan dengan singgasana di sebuah kastil di tengah suatu tempat yang tidak diketahui dan menemukan dirimu berada di depan orang tua yang terlihat seperti seorang raja duduk di singgasanannya.

“Oh pahlawan Haruhi yang berani.”

Orang tua yang terlihat seperti raja wajik berkata dengan suara berat dan dalam.

“Keselamatan untuk dunia ini hanya bisa dibawakan oleh seseorang yang terlahir sebagai seorang pahlawan, membawa darah pahlawan legendaris yang diwariskan melalu berbagai zaman. Kaulah satu-satunya harapan kami. Kumohon dengarkanlah permintaanku dan bunuh raja iblis yang berniat menggunakan ketakutan dan bencana untuk menguasai dunia yang indah ini.”

“Katakan, orang tua.”

Haruhi berkata dengan santai pada raja yang dipuja dan dipangil “Yang Mulia” oleh para orang tua yang terlihat seperti menteri.

Sepertinya praktek kekuasaan monarki yang absolut di abad pertengahan digunakan di sini, tapi mungkin kerajaan ini tidak mengikuti lese-majesty[1] karena meski aku menunggu tidak ada penjaga yang datang untuk memlempar Haruhi ke dalam ruangan bawah tanah. Meski, pastikan untuk memasukannya di sel tersendiri. Aku tidak ingin bergabung bersamanya.

Dan saat aku memikirkan hal itu, Nagato, Asahina-san, dan Koizumi juga mungkin tidak mau bergabung dengannya. Aku berharap fakta kalau kami semua berdiri di sini dalam satu barisan tidak akan membuat kami ikut terjerat karena kami bersamanya.

“Selamatkan dunia, benar kan? Yah, bukannya aku tidak mau. Aku berfikir permintaan apapun yang ditujukan padaku adalah permintaan yang masuk akal. Aku memuji. Kau mempunyai kemampuan yang bagus dalam memilih orang. Orang-orangku dan aku bisa menangani permintaan apapun dengan sekejap. Kami memiliki daftar panjang perbuatan luar biasa untuk membuktikannya.”

Kata-katanya amat sangat penuh dengan kebohongan sehingga aku berharap seseorang bisa langsung menghapusnya ditempat. Anggaplah hal itu tidak pernah terjadi.

Di sisi kiriku, Haruhi berdiri dengan postur yang patut dicontoh dan berwibawa sebelum menunjukkan jari telunjuk tagan kanannya pada raja di singgasananya dengan sebuah jentikan.

“Tapi tahukah kau, pekerjaan seharusnya dibayar dengan cukup. Apa yang aku dapatkan dari mengalahkan raja iblis atau apapun yang menyebabkan demam penguasaan dunia? Aku punya perasaan kalau menguasai dunia hanya berati orang lain yang akan berakhir mendapatkan hasil pendapatan pajak.”

Dia terdengar seperti ahlinya. Aku mengalihkan pandanganku dari wajah berserinya dan mengamati pakaiannya.

Oh pahlawan Haruhi yang berani—. Biasanya, kalau ada orang bodoh yang memanggilnya seperti itu, aku sudah akan memanggil ambulan dan membawa orang yang malang itu keluar dari sini secepatnya. Tapi untuk hal ini, sepertinya tidak perlu. Untuk pakaian yang dikenakan Haruhi sekarang, bagaimanapun kau melihatnya, sangat cocok dengan sebutan “pahlawan”. Bayangkan dipikiranmu kostum pahlawan yang biasa muncul di RPG yang bertema abad pertengahan. Aku yakin itu cukup mendekati. Pakaian semacam itulah yang sedang dikenakan Haruhi sekarang.

“Dengarkan aku, oh pahlawan Haruhi yang berani.”

Dia bisa saja segera mengusir kami keluar dari kastil. Tapi rupanya, raja itu bermaksud menanggapinya dengan serius.

“Di saat raja iblis yang jahat itu dikalahkan dan kedamaian dibawa ke dunia ini, namamu akan dipuji sebagai pahlawan sampai ujung dunia. Apakah maksudmu kejayaan semacam ini terasa tidak memuaskan?”

“Tentu saja.”

Haruhi mengayunkan jarinya di depan mukannya.

“Sebuah medali kehormatan tidak akan membawa makanan ke meja makan. Paling-paling yang bisa kulakukan cuma melelangnya.”

“O pahlawan Haruhi yang berani. Aku menawarkan putriku, sang putri untuk menikah—“

“Aku tidak butuh putri apapun.”

“—lalu bagaimana dengan menikah dengan pangeran dan berkuasa bersama? Akan tetapi, anak-anakku, sang pangeran dan sang putri, keduanya telah diculik oleh raja iblis. Mereka dikurung di kastil raja iblis. Kita bisa mendiskusikan hal ini lebih lanjut setelah kau menyelamatkan mereka.”

“Aku bilang aku gak butuh.”

Kau bisa mendengar kemarahan mulai bertambah di suaranya.

“Kalau kau berfikir aku akan terkesan dengan kesempatan menikahi orang-orang aneh. Aku akan bilang sejak awal. Kau salah! Seberapa salah? Bayangkan kau melewatkan satu pertanyaan di lembar jawaban dan membuat semua jawabanmu tidak cocok, lalu menyerahkannya tanpa menyadari hal itu! Bahkan lebih buruk, bukan saat latihan. Saat ujian akhir yang sebenarnya!”

Haruhi menyelesaikan teriakannya, Haruhi mendekatkankan diri ke telingaku.

“Katakan, Kyon. Kenapa kita tidak memulai pemberontakan dan meruntuhkan rezim ini? Aku cukup yakin orang tua ini akan patuh kalau kita mengancam akan menusuknya sdengan pedang sekali dua kali. Atau kalau kau mau, aku akan senang membuatmu naik tahta.”

Lakukan sendiri kalau kau mau. Aku tidak tertarik untuk memberontak, menurunkan rezim atau mengambil alih tahta. Aku ingin hidup dengan damai, kehidupan tanpa kejadian luar biasa apapun di pojok dunia. Aku rasa hampir semua dari kita, selain Haruhi, merasakan hal yang sama.

Dan karenanya, aku menghindari pandangan Haruhi dan memalingkan wajahku ke arah berlawanan. Apa yang kulihat di sana adalah pemandangan yang sangat elok. Aku mungkin menahan rasa sakit selama seminggu selama aku memiliki pemandangan wajah hampa Asahina-san di mataku.

“Ah.”

Asahina san menyadari pandanganku padanya dan ekspresi kebingungannya tadi digantikan dengan senyuman lembut. Dengan malu-malu dia membentangkan kedua tangannya. Tapi itu bukan bahasa tubuh untuk “Kau bisa datang ke pelukanku.”

“Apa ini terlihat bagus untukku?”

Terlihat bagus? Kalau ada pakaian yang terlihat buruk pada Asahina-san, itu pasti kesalahan pakaiannya, bukan modelnya. Pakaian semacam itu bisa digunakan untuk bahan bakar api unggun di malam yang dingin di kabin pegunungan.

“Kau terlihat sempurna seperti seorang penyihir. Tidak ada yang akan salah mengiramu dengan yang lain.”

Aku merasa kalau aku harus membuat pujianku sederhana, dan karenanya, aku mengungkapkan luapan emosiku dalam dua kalimat. Aku tahu pesanku diterima. Senyum Asahina semakin melebar.

“Kau juga terlihat cukup bagus dengan pakaian itu, Kyon-kun.”

“Benarkah? Terimakasih,” Aku berkata sambil tersenyum. Meski auku sedikit bimbang apakah aku seharusnya senang karena pujian itu. Tidak ada hal yang menyenangkan terlihat bagus saat mengenakan kostum yang sebenarnya aku tidak tertarik. Saat aku berjuang menemukan jalan untuk menyelesaikan hal ini, Tuan Raja Wajik, mungkin lelah adu mulut dengan Haruhi, berkata.

“O pejuang Kyon.”

Sekarang giliranku.

“Bagaimana denganmu? Aku bisa memberikanmu tahta sebagai suami dari sang putri kalau kau menyelamatkan dunia.”

“Pejuang.” Sepertinya itu peranku. Karena aku mengenakan baju besi dengan pedang panjang tergantung di pinggang, aku tidak lain dan tidak bukan adalah seorang pejuang. Setidaknya, penampilanku seperti seorang pejuang. Kebetulan, pengalamanku dengan pedang hanya terbatas pada mengayunkan pedang kayu di kelas olahraga saat smp, tapi kurasa itu bukan masalah.

“Aku mungkin melebih-lebihkan, tapi sang putri sangatlah cantik,” kata Yang Mulia, insting ke orang tuaannya yang buta pada sang putri mulai muncul ke permukaan. “Dia memenangkan ‘Kontes 100 Gadis Paling Cantik di dunia’ tahun lalu. Kalau raja iblis tidak menculiknya, dia pasti menang lagi tahun ini.”

“Benarkah?”

Aku menjawab dengan singkat. Sang putri mungkin pantas di lihat. Tapi sejujurnya, aku sulit menerima kalau ada seorang gadis yang belum kutemui yang lebih manis dari Asahina-san, lebih aktif dari Haruhi, dan lebih berguna dari Nagato. Hatiku sudah tidak bisa tergoyahkan dengan mudah.

Lagipula, kalau aku mengangguk di sini, aku akan menderita menerima hukuman dari sang pahlawan sebelum raja iblis itu mendapatkanku. Pemandangan masa depan itu muncul seperti gelembung sabun mengapung sekitar sepuluh senti di depan mukaku sebelum menghilang.

“Dia benar-benar raja yang keras kepala.”

Meski aku dapat mendengar Haruhi menggerutu.

“Uang ini tidak cukup untuk menutupi biaya perjalanan. Jangan pelit dan menawar harga untuk penyelesaian. Cukup berikan sebanyak mungkin. Kita lihat. 99999 emas seharusnya cukup.”

Itu mungkin bisa dilakukan kalau mereka menggunakan nilai tukar uang kertas di sini, tapi kalau kita masih di zaman orang menggunakan kin, mungkin beratnya sampai satu ton. Dan siapa yang akan berkeliling dengan peti harta tergantung di punggung mereka? Aku tidak mengatakannya keras-keras sih. Bakalan kedengaran bodoh. Ambil saja mahkotanya. Kau mungin bisa menghasilkan uang dengan menjualnya di suatu tempat.

Haruhi sampai bertanya tentang ‘’floating exchange rate’’[2] dan apakah mereka menggunakan standar emas atau tidak, meminta dampingan militer sepuluh ribu pasukan kavaleri dan lima puluh ribu pasukan pejalan kaki, dan membuat permintaan tidak masuk akal yang cuma membuat ekspresi Yang Mulia dan menterinya kebingungan.

Aku rasa ini akan memakan waktu, jadi aku akan menggunakan waktu ini untuk sejenak menjelaskan pakaian dua orang sisanya.

Nagato adalah pencuri. Koizumi seorang penyair yang membawa sebuah harp[3] Tamat. Tidak perlu dijelaskan lebih lanjut. Mereka terlihat sesuai.

Pandangan terpaku Nagato terarah pada sisi lain tembok batu. Koizumi yang memasang senyum santai, yang sayangnya kelihatan palsu bagiku terlihat tenang mengamati Haruhi yang sedang berbicara. Aku cukup lega bukan aku yang harus mengenakan kostum yang dikenakan Koizumi. Kostum itu terlihat sangat sempurna pada Koizumi sampai membuatku depresi.

Kelompok ini terdiri dari lima orang. Atau untuk mempermudahnya, cuma kelompok yang biasa. Hanya saja armband di lengan Haruhi bertuliskan pahlawan bukan chief brigade. Aku teman pejuangnya. Lalu sebagai penyihir Asahina-san, dan pencurinya Nagato. Koizumi memaikan perasn sebagai penyair. Penempatan pekerjaan yang sedikit menyedihkan. Seolah mereka tanpa sengaja memasukan karakter-karakter ini kedalam sebuah cerita secara tidak pas disaat pengembangan cerita.

Haruhi dan Yang Mulia, Raja Wajik, masih terlibat dalam perdebatan bodoh mereka, yang memberiku waktu untuk memahami situasi dunia ini. Akar dari permasalahannya adalah raja iblis yang jahat yang tiba-tiba muncul entah dari mana dan dianggap sangat jahat oleh para pemimpin negeri ini. Raja iblis itu juga merupakan penculik jadi mereka ingin kita pergi bertualang karenanya. Jadi ini pada dasarnya RPG. Dan terlebih lagi sangat buruk.

“Baiklah kalau begitu.”

Aku berkata sambil mencoba mengangkat pedang di pinggangku. Aku tidak yakin apa yang akan kami hadapi, tapi aku lebih suka kalau tidak ada dalam situasi dimana aku harus menggunakan benda ini. Kami tidak cocok dengan kegiatan liar dan serius semacam itu.

Negosiasi yang panjang itu akhirnya akan segera berakhir. Seperti perkiraanku. Peti-peti harta karun dipenuhi dengan koin-koin dibawa oleh Nagato dan Koizumi, dan aku tentu saja. Pengamat yang tidak tahu apa-apa pasti tidak akan menganggap kami sebagai sekelompok pahlawan. Lebih mirip pencuri. Tapi peti itu sangat berat sampai-sampai aku tidak punya kesempatan untuk memikirkannya lebih jauh. Seharusnya aku sudah terbiasa mengangkat barang ke sana ke mari, tapi peti kayu yang penuh dengan koin ternyata lebih berat dari benda lain yang biasanya aku bawa akhir-akhir ini. Aku pikir beratnya bahkan melebihi Haruhi. Kalau ada latihan menilai berdasarkan berat, kotak harta ini pasti akan menang.

“Permulaan yang cukup bagus. Ayo pertahankan langkah kita sampai akhir.”

Dengan Haruhi dengan cepat memimpin di depan, yang tersisa dari kami tersegal sambil melangkah mengikutinya. Atau cuma aku saja yang tersegal. Nagato dan Koizumi sepertinya tidak mendapat masalah membawa beban mereka. Nagati, aku bisa mengerti, tapi aku cuma tidak bisa mencerna bagaimana bisa Koizumi punya kekuatan seperti itu. Apa kau diam-diam melakukan latihan angkat berat, sialan? Ajak-ajak lain kali.

Tidak perlu kukatakan sih, tapinya Asahina san tentu saja tidak membawa beban tambahan. Yang dibawa olehnya hanya tongkat kayu dengan benjolan. Rupanya itu benda sihirnya. Aku tidak yakin sih. Dan juga sihir macam apa yang bisa digunakan Asahina-san? Masalah ini lebih sulit dari keraguan sederhana dan memasuki daerah misteri yang tidak terpecahkan. Aku benar-benar berharap kalau itu bukanlah sesuatu yang berhubungan dengan hal-hal basa-basi semacam cara baru yang lebih baik untuk menyeduh teh...

Pertama, kita harus mengisi perut kita. Pesan apapun yang kalian suka. Kita punya peti harta yang besar sekarang. Ayo kita mulai dengan pesta sebagai penyemangat!”

Haruhi berhenti di depan bangunan kayu dua lantai dengan sebuah papan penanda yang diukir dari kayu bertuliskan losmen sesuatu. Sebarisan kuda diikat di pinggir jalan. Mereka menatap kami berlima dengan pandangan lelah. Sepertinya mempertahankan penampilan tajam adalah standar di sini.

“Tapi ayolah, desa ini sangat tidak sesuai dengan jamannya.”

Aku membuat baju besiku bergemerincing saat melihat-lihat sekitar.

Kota ini terletak tepat di luar kastil. Sepertinya berada dalam masa peradaban Perang Ratusan Tahun[4], setidaknya atmosfernya semacam itu. Tentu saja, aku tidak mungkin akrab dengan kebiasaan di masa itu, jadi aku tidak bisa mengatakannya dengan yakin. Orang-orang yang lewat mengenakan pakaian yang cuma pernah kulihat dalam RPG. Atau sederhananya, bayangkan dunia yang penuh dengan “pedang dan sihir” untuk mempercepat penjelasan. Kalau kalian bisa mengingat hal itu, aku bisa memotong penjelasan yang tidak perlu, yang akan mempermudahkanku.

Dan saat aku sedang menjelaskan pemandangan ini sebaik mungkin dengan kemampuan menjelaskanku, Haruhi sudah membuka pintu yang rupanya adalah sebuah kedai minuman.

”Hey!”

Dia berteriak dengan nada senang. Semua orang di tempat itu menoleh ke arahnya. Pelanggan-pelanggan di sini terlihat agak lusuh. Sekelompok pria paruh baya berkerah biru dengan tampang preman, wajah mereka tertutupi gelas bir di siang bolong. Aku sudah mengerti situasi penempatan tenaga kerja di negeri ini. Mata-mata mereka yang terpaku pada peti harta yang aku bawa membuatku merasa tidak nyaman. Aku mulai ingin berlindung di belakang Nagato.

Tapi itu cuma sebentar.

“Pelanggan hari ini sedang beruntung! Aku akan membayar semua makanan dan minuman kalian. Aku yang traktir. Jangan khawatir soal uang. Raja yang membayarnya.”

Teriakannya menyelesaikan masalah. Sebuah sorakan senang mengguncang tembok kayu yang tipis, dan kedai minuman itu mulai ke mode pesta.

“Di mana pemiliknya? Ayo kita mulai dengan semua makanan dan minuman yang ada di menu. Masing-masing lima!”

Haruhi menghentak pada meja di dekat bagian belakang, dan seorang pria berjenggot keluar untuk mengambil pesanannya yang banyak. Dia lalu berputar.

“Apa yang sedang kau lakukan, Kyon!? Dan yang lainnya! Ayo duduk. Kita merayakannya di depan, perayaan di depan!”

Apa yang membuatmu sangat yakin sampai kita bisa merayakannya di depan? Pertanyaanku berhadapan dengan ketiadaan respon sampai lenyapdi udara.

“...”

Saat aku berdiri diam, Nagato, berperan sebagai pencuri, dalam diam melewatiku, membawa peti hartanya.

“Wow... Ada yang beraroma enak.”

Asahina-san menghirup udara dengan hidungnya yang tercipta sempurna.

“Wakya!”

Dia tersandung keliman jubahnya dan terjatuh dimukanya.

“Bagaimanapun juga, Suzumiya-san cukup dermawan. Tapi uang itu sejak awal emang berasal dari kekayaan kerajaan, jadi mengembalikan pada orang-orangnya adalah yang terbaik, benar?”

Koizumi membantu Asahina-san berdiri dan terseyum padaku. Dia memiliki senyuman santai-menyeringainya yang biasa di wajahnya. Wajah Nagato tanpa ekspresi, dan kekakuan tanpa dosanya sama dengan saat dia ada di ruang klub. Kekuatan berlimpah Haruhi sepertinya naik tanpa alasan yang jelas. Aku satu-satunya yang merasa kehilangan petunjuk. Semuanya tanpak santai dalam situasi ini.

“Whoa, ini enak! Daging ada ini? Mamoth?Aku belum pernah merasakan makanan semacam ini sebelumnya. Beritahu aku bahan dan resepnya nanti.”

Piring demi piring di antarkan ke meja kami, dan Haruhi sudah mulai mengecapkan bibirnya.

“Bagaimana kamu bisa menyebut dirimu seorang pahlawan?”

Aku bergumam sesudah menjatuhkan peti hartaku di lantai.

Hal pertama yang dilakukannya setelah keluar dari kastil menerima tugas membunuh raja iblis adalan melompat ke kedai minuman dan menghabiskan uang untuk bertarung yang sudah beruntung kita dapatkan, daripada menghabiskannya untuk peralatan dan item. Pahlawan macam apa yang akan melakukan hal seperti itu?

“Kyon, cepatlah ke sini! Beer rendah gandum ini cukup keras, tapi sangat enak! Aku akan menghabiskannya kalau kau tidak cepat-cepat!”

Haruhi berteriak padaku sambil mengayunkan mug keramik. Mau bagaimana lagi. Olok-olok pada pahlawan itu adalah pemimpin kami. Dan alasannya adalah itu kecuali sebuah perintah revolusi sudah diputuskan, seorang pejuang tidak bisa berbeda pendapat pada situasi ini. Aku tidak akan tahu mau kemana kalau pergi sendirian.

Kelompok pahlawan bergerak untuk menguasai meja, jadi aku mulai bergerak dari tempatku.



7/25

Catatan penerjemah[edit]

  1. penghinaan pada raja, hal ini dianggap sebagai tindakan kriminal dan bisa dijatuhi hukuman
  2. semacam kebebasan suatu negara untuk mengatur nilai uang mereka, tidak terpaku pada bank sentral atau semacamnya
  3. semacam kecapi
  4. Seri konflik di antara tahun 1337 sampai 1453 antara Raja-raja Perancis dan Raja-raja Inggris