Sword Art Online Bahasa Indonesia:Jilid 13 Bab 10

From Baka-Tsuki
Revision as of 16:30, 23 March 2015 by Nameless angel (talk | contribs)
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)
Jump to navigation Jump to search

Bab 10 - Komandan Integrity Knight Bercouli (Bulan ke-5 Kalender Dunia Manusia 380)[edit]

Aku tidak pernah merasakan terisolasi seperti ini untuk waktu yang lama.

Eugeo berguman seperti itu di dalam hatinya saat dia memanjat tangga panjang itu seorang diri.

Eugeo telah melewati hari-harinya dengan menenggelamkan dirinya mengayun kapak di hutan, mata, telinga, dan hatinya tertutup, semenjak musim panas delapan tahun ketika dia tidak dapat melakukan apapun selain melihat Alice terikat di kaki naga terbang dan diambil pergi.

Tidak ada satupun orang yang di desa, termasuk keluarganya, menyampaikan insiden besar dari anak perempuan kepala desa diambil pergi oleh Integrity Knight padanya, yang bisa dibilang menganggap perbuatan itu sendiri adalah taboo—atau sepertinya, itu bisa saja seperti itu saat mereka menghindari Eugeo yang merupakan teman masa kecil Alice.

Tetapi, hampir sama seperti penduduk desa, Eugeo juga menyimpan itu, bersamaan dengan ingatan dari insiden itu, di suatu tempat yang jauh. Tidak mengakui kelemahan dan kepengecutannya, dia mencoba untuk mengalihkan pandangannya dari masa lalu dan masa depan dengan menenggelamkan diri pada rawa berlumpur yang bernama penyesalan.—Tapi.

Seorang anak laki-laki, yang berkelana tanpa ada satupun barang yang ada padanya kecuali namanya di musim semi dua tahun yang lalu, menarik keluar Eugeo dari rawa tak berdasar dengan semua kekuatannya. Mereka berhasil mengalahkan kelompok goblin dan menebang jatuh Gigas Cedar bersama-sama, dia memberikan keyakinan dan tujuan pada Eugeo untuk sekali lagi.

Dia selalu berada di sampingnya ketika mereka berpetualang dari Desa Rulid, ketika mereka melanjutkan menu pusat melalui Kota Zakkaria, dan ketika mereka berlatih hari demi hari di Akademi Master Pedang—Kirito ada disana. Meskipun itu sangat jauh dari rencana awal mereka, mereka berhasil menyusup pada tujuan terakhir mereka, Katedral Pusat Gereja Axiom, dan melewati berbagai rintangan yang datang dari pemimpin tertinggi tidak ada kesalahan bahwa itu berkat dari patner berambut hitamnya yang membantu dan menghiburnya.

Dan walaupun begitu, meskipun bagaimana lantai tertinggi hanya beberapa lantai jauhnya, Kirito telah menghilang dari pandangan Eugeo. Di tengah-tengah pertarungan melawan Integrity Knight Alice Synthesis Thirty, diciptakan dari teman masa kecilnya, Alice Schuberg, dengan ingatan, palsu yang tertanam padanya, full armament control art Kirito tercampur dengan full armament control art knight itu dan menimbulkan kekuatan abnormal dan membuat lubang besar di dinding katedral.

Mereka berdua terhisap keluar dari menara ini dalam sekejap mata dan lubang besar itu kembali menjadi dinding yang semula dengan segera setelah itu terjadi. Dinding marbel itu tidak menunjukkan tanda-tanda bergerak sedikitpun bahkan setelah diserang dengan art menyerang thermal element yang memiliki kekuatan yang tinggi.

Kemungkinan, dinding luar katedral memiliki art untuk memperbaiki sendiri secara permanent yang digunakan padanya. Sacred art berangking tinggi yang sangat hebat yang bahkan membuat Eugeo tidak dapat memikirkan kalimat pertama untuk itu dalam sebatas pengetahuannya. Karena itu, bahkan jika dia menggerakkan dinding batu itu hanya beberapa cen setelah usaha kerasnya, itu mungkin akan kembali pada keadaan yang semula. Membuka lubang di dinding, bahkan untuk sesaat, pasti itu disebabkan oleh full control arts Kirito dan Integrity Knight Alice menyembunyikan kekuatan yang melebihi apa yang pengguna art duga dari art memperbaiki sendiri dari dinding luar menara itu.

Untuk mengatakan hal itu secara lain, mereka tidak dapat mati dengan hanya terlempar keluar jika mereka memiliki kekuatan seperti itu. Terutama Kirito, yang pasti memiliki kemampuan untuk bereaksi terhadap situasi tidak terduga bahkan ketika dibandingkan dengan Integrity Knight berangking tinggi, Dia pasti telah menahan kejatuhannya dan telah memulai memanjat dari luar menara. Dan itu kelihatannya berlaku pada Integrity Knight Alice juga.

Alice yang sekarang adalah penjaga dari Gereja Axiom yang mutlak, jadi dia tidak dapat membayangkan dia bekerja sama dengan Kirito, tapi setidaknya, dia seharusnya mengejar dibelakangnya jika dia memanjat dinding. Kesempatan untuk menggunakan pisau pendek yang diberikan oleh Cardinal seharusnya akan muncul dengan sendirinya jika dia dapat bertemu dengan mereka di suatu tempat di lantai lebih tinggi.

Mempercayai itu, Eugeo membuka pintu di bagian ujung selatan dari lantai kedelapan puluh, «Cloudtop Garden», dan mulai menaiki tangga besar itu seorang diri. Semua anak tangganya sementara menyingkirkan perasaan kesepian dan ketidakberdayaan yang kelihatannya merayap di punggungku bahkan semenjak dia menjadi seorang diri.

Itu tidak akan aneh untuk terseret pada pertarungan baru di setiap waktu, jadi dia menghentikan larinya dan berjalan dengan waspada, tapi dia tidak merasakan keberadaan manusia bahkan setelah melewati lantai kedelapan puluh satu dan kedelapan puluh dua.

Mereka telah mengalahkan «Frost Scale Whip» Eldrie, «Conflagrant Flame Bow» Deusolbert, murid knights, Fizel dan Linel, «Heaven Piercing Sword» Fanatio dan anak buahnya, «Four Oscillation Blades», itu akan membuat hitungan menjadi sembilan Integrity Knight secara keseluruhan, tapi seseorang yang dipanggil «Komandan Integrity Knight» dan «Kepala Pemimpin» masih berada di dalam menara, dan tentu saja, pemimpin tertinggi, Administrator, terbaring menunggu juga.

Dia sangat sulit untuk membayangkan seseorang yang paling suci di Gereja Axiom, dan lebih jauh lagi, dunia, tiba-tiba akan muncul, tapi Komandan Integrity Knight dan Kepala Pemimpin tidak akan membiarkannya lewat menuju lantai tertinggi tanpa perlawanan. Karena itu, dia menajamkan inderanya hingga batasnya dan dengan hati-hati menaiki tangga dengan Blue Rose Sword di tangan kanannya, tapi pikirannya tidak dapat memikirkan apapun selain memikirkan pikiran yang berlebihan itu.

Apa yang Kirito dan Integrity Knight Alice lakukan pada saat sekarang?

Apa Alice mengejar Kirito saat dia memanjat dinding luar menara? Atau mungkin pertarungan mereka terus berlanjut hingga sekarang bahkan pada saat bergelantungan di dinding menara? Atau mungkin...kebaikan misterius dari manusia yang dikenal sebagai Kirito bahkan telah membuat Alice, menjadi terdiam saat dia, menarik kembali pedangnya...?

Eugeo merasakan perasaan yang tidak dikenalnya muncul di dadanya pada saat dia memikirkan itu. Itu berperan sebagai pendorong, pertentangan yang dia rasakan ketika dia mengayun pedangnya pada Integrity Knight Deusolbert yang terbaring beberapa jam yang lalu menusuknya sekali lagi.

Menyadari bahwa Deusolbert adalah seseorang yang mengambil pergi Alice dari Desa Rulid delapan tahun yang lalu, kemarahan dan kebencian mondorong Eugeo menjadi perbuatan saat dia mencoba untuk menusuk knight yang terbaring itu. Tetapi, pada saat itu Kirito menahannya, Eugeo merasakan perasaan kebaikan yang kuat pada teman dekatnya.

Kau tidak akan hanya melihat seperti aku pada saat itu. Kau seharusnya tidak akan mempedulikan peraturan dan menyerang Integrity Knight dan mencoba untuk menyelamatkan Alice, dia berpikir seperti itu.

Kekuatan dan kebaikan dari Kirito bahkan mungkin akan mencapai hati Integrity Knight, Alice. Tentu saja, Alice yang ada sekarang, dapat disebut palsu dengan ingatannya diambil oleh pemimpin tertinggi. Tapi...Jika itu adalah Kirito, yang mencoba untuk menolong Deusolbert dan bahkan Wakil Komandan Integrity Knight Fanatio, yang membuat dia hampir diambang kematian...Mungkin...

"——Itu tidak mungkin."

Berguman seperti itu, Eugeo memaksakan pemikirannya untuk berhenti.

Tidak ada gunanya untuk memikirkannya lebih jauh lagi. Saat mendapatkan «bagian ingatan» yang tersimpan di lantai tertinggi dari katedral dan mengembaikan itu pada jiwa Integrity Knight Alice, maka Alice yang sekarang akan menghilang bersamaan dengan semua ingatannya. Dan Alice yang sebenarnya, orang yang terpenting bagi Eugeo, akan kembali.

Aku akan memeluk dengan erat gadis yang terbangun itu dan pasti mengatakan itu untuk waktu ini juga. Bahwa aku akan melindungimu...Bahwa aku akan melindungimu selamanya. Kejadian itu akan datang besok, atau malam ini jika keadaan memperbolehkan itu.

Karenanya, itu tidak perlu untuk memikirkan hal seperti itu untuk sekarang, ini adalah waktunya untuk tidak melakukan apapun selain dari untuk terus maju.

Pada saat bel jam tujuh berbunyi di malam hari dari suatu tempat di katedral, tangga itu menjadi terhenti.

Itu membuat hitungan yang dia ingat, setiap lantai yang dilewatinya, mencapai sekitar sepuluh lantai. Dengan kata lain, ini adalah lantai kesembilan puluh. Dia telah melangkahkan kakinya pada bagian penting dari Gereja Axiom pada akhirnya.

Tidak ada tangga menuju ke atas yang dapat terlihat di ruangan luas itu. Hanya ada satu pintu besar di ujung dinding utara. Tidak ada kesalahan bahwa ruangan luas yang menggunakan seluruh lantainya, seperti lantai kelima puluh dan kedelapan puluh, terbentang di depan.

Dan dengan itu, musuh yang jauh lebih kuat dari sebelumnya pasti terbaring menunggu.

—Dapatkah aku menang? Memenangkan semua pertarungan hanya dengan diriku sendiri?

Masih berdiri di ujung dari aula itu, Eugeo bertanya pada dirinya sendiri. Hanya bagaimana dia dapat bertarung dengan seseorang yang lebih kuat dibandingkan dengan Fanatio, yang membuat Kirito hampir diambang kematiannya, dan Alice, yang mereka tidak bisa kalahkan, bahkan saat mereka berdua melawannya.

Tetapi, pada saat dia memikirkan tentang itu untuk sekarang, Kirito telah menahan semua serangan musuhnya hanya dengan dirinya sendiri dalam pertarungan hingga sejauh ini. Eugeo hanya bersembunyi di belakang punggung patnernya dan hanya mengaktifkan full control artnya.

Kirito telah mengatakan bahwa ini adalah strategi normal memikirkan sifat dari skill mereka, tapi dengan dia telah terpisah dariku, Eugeo tidak memiliki pilihan lain selain dari untuk bertarung dari awal hingga akhir.

Perlahan menarik Blue Rose Sword di pinggang kirinya, dia memastikan sensasi dari ganggang dan penahannya. Dia mungkin dapat menggunakan full control art hanya untuk satu kali lagi, tapi dia tidak dapat menahan musuh dengan sulur es hanya dengan mengaktifkannya secara membabi buta. Dia pertama harus melawan musuh hingga terpojok melalui ilmu pedang murni dan menciptakan celah.

"...Sudah waktunya."

Dengan membisikkan itu pada pedang kesayangannya, Eugeo mengangkat tangan kanannya dan dengan kuat mendorong pintu putih itu hingga terbuka.

Apa yang segera mendekat adalah sebuah asap putih, sangat terang, yang tebal, dan suara keras, yang tidak berhenti.

—Sacred arts penyerangan!?

Berpikir seperti itu secara insting, Eugeo mencoba untuk melompat menjauh, tapi dia menyadari kabut putih yang mengalir keluar bukanlah asap, tapi uap. Tangan dan lengan bajunya hanya menjadi basah saat menyentuhnya, tidak ada rasa sakit. Dia menilai interior disekitar uap panas yang menyebar itu.

Seperti yang diduga, itu benar-benar luas yang menghabiskan seluruh area dari satu lantai katedral. Tak terhitung lampu telah terpasang di langit-langit yang tinggi juga, jadi itu kelihatannya memiliki nama yang menyerupai «Cloister of Spiritual Light» atau «Cloudtop Garden» tapi dia memiliki keinginan untuk mencari tahu itu sekarang. Permukaan lantainya tidak dapat terlihat melalui uap yang menghalanginya, tapi kelihatannya tidak ada keberadaan manusia.

Eugeo hanya melangkahkan kakinya beberapa langkah ke dalam ruangan dan mencoba untuk menemukan sumber dari uap itu, Ketika dia melakukannya, dia menyadari dengan telinganya, daripada matanya, suara percikan air. Tidak ada kesalahan bahwa itu adalah suara dari sejumlah besar air yang terjatuh ke air, datang dari suatu tempat yang jauh.

Itu adalah ketika udara dingin yang mengalir dari pintu yang masih terbuka dan menyingkirkan uap yang ada di sekitarnya.

Lantai marbel dengan kira-kira ukuran sedikitnya lima mel memanjang lebih dalam menuju ruangan dari posisi Eugeo. Sisi dari jalan itu terdapa lubang ke bawah dengan pijakan dan terisi di sana, adalah air murni—tidak air panas. Itu kelihatannya memiliki kedalam lebih dari satu mel, dan Eugeo bahkan tidak dapat untuk mulai membayankan berapa banyak lil dari air panas secara keseluruhan untuk mengisi seluruh ruangan ini.

"...Tepatnya, ruangan apa ini sebenarnya..."

Suara serak Eugeo keluar saat melihat pemandangan yang jauh dari yang dia duga.

Suhu dari air di sini terlalu panas bagi kolam untuk memelihara ikan atau hewan lainnya dan kelembapannya tidak cukup nyaman untuk menjadi taman untuk dikagumi. Itu akan jauh lebih nyaman untuk melepas pakaian dan melompat menuju air—

"Ah......Jangan bilang padaku kalau ini..."

Setelah berguman seperti itu sekali lagi, dia belutut di sisi dari jalan itu dan memasukkan tangan kanannya pada air panas. Itu tidaklah panas maupun hangat, itu adalah suhu yang Kirito akan berkata "Suhu air yang bagus" jika di di sini.

Dengan kata lain, ini adalah pemandian besar.

"........."

Bahkan tidak ada kata-kata yang lebih jauh lagi keluar darinya, Eugeo menghela nafas dengan dalam sambil berlutut.

Rumahnya yang hanya sampai dua tahun lalu menggunakan bak besar sebagai tempat mandi dan pada waktu itu Eugeo memasukinya sebagai orang terakhir, hanya setengah dari air panas yang seharusnya telah tersisa. Karena itu, dia menjadi tercengang pada saat dia pertama kali melihat pemandian besar di asrama akademi dan memikirkan bagaimana air panas sebanyak itu dapat dipanaskan.

Tetapi, pemandian besar ini benar-benar dalam tingkatan yang berbeda. Seharusnya akan masih ada ruangan bahkan jika semua murid di Akademi Master Pedang memasuki itu secara bersama-sama. Tidak, tentu saja, murid laki-laki tidak mungkin untuk dapat memasuki pemandian besar itu bersama dengan murid perempaun, bagaimanapun juga.

Setelah menghela nafas lagi, Eugeo mengambil kesempatan untuk mencuci kedua tangannya pada air panas dan berdiri, menahan keinginannya untuk mencuci mukanya juga. Dia mulai untuk berjalan di lantai marbel yang kelihatannya menuju lebih dalam dari ruangan itu, ke arah tangga menuju lantai ke atas. Tidak peduli bagaimana hal yang ada di sini, mendapat di serang di pemandian itu akan menjadi terlalu—

Atau seperti itu yang dia pikirkan sebelum dia menyadarinya meskipun terlambat.

Jalannya melebar menjadi lingkaran di bagian tengah dari ruangan yang luas ini, pemandian besar. Ketika dia mendekat, Eugeo akhirnya merasakan bayangan seseorang dibalik uap yang berada di atas permukaan air, di sebelah kanan.

"—!?"

Secara insting melompat ke belakang, dia menaruh tangannya pada gagang pedangnya.

Dia tidak dapat melihatnya secara jelas dengan uap yang menghalanginya, tapi orang itu memiliki tubuh besar yang terlatih. Rambut pendek dan tidak feminim. Berendam hingga sampai di bahunya pada air panas, dia merentangkan keempat anggota tubuhnya.

Orang itu kelihatannya hanya mandi daripada terbaring menunggu, tapi dia tidak dapat menurunkan pertahanannya. Tidak peduli keadaaannya, itu tanpa kesalahan adalah musuh, jadi mungkin dia seharusnya mencoba untuk melakukan serangan lebih dahulu sementara musuhnya masih berada di dalam air.

Itu terjadi ketika Eugeo perlahan menarik keluar pedang kesayangannya dari sarungnya.

"Maaf, tapi bolehkah kau menunggu untuk sebentar saja? Maksudku, aku baru saja sampai di pusat beberapa saat yang lalu, jadi tubuhku menjadi kaku dari menaiki naga terbang."

Suaranya sangat rendah dan tidak bertenaga, tapi memiliki kekuatan. Perkataan yang jauh lebih sederhana dibandingkan dengan semua orang yang pernah dia temui di katedral dan tanpa disadarinya membuat dia terdiam. Kurangnya sopan santun mengingatkan dia pada petani di kampung halamannya dibandingkan dengan knight.

Sementara Eugeo masih tidak dapat menentukan reaksinya, suara percikan terdengar dan uap yang menutupi pemandian besar itu terpisah ke kiri dan ke kanan.

Pemilik dari suara itu memiliki tetesan air yang menetes dari seluruh tubuhnya seperti air terjun sementara dia berdiri. Dengan punggungnya membelakangi Eugeo, dia menaruh kedua tangannya pada pinggangnya dan memutar lehernya, mengeluarkan suara pelan. Dia kelihatannya penuh dengan celah, tapi Eugeo tidak mengambil langkah dengan tangannya masih memegang pedangnya.

Tubuhnya benar-benar sangat besar. Bagian dibawah lututnya masih berada di bawah air panas, tapi meski begitu, itu sangat jelas bahwa tinggi orang itu mendekati dua mel. Lebih jauh lagi, bahu yang menghubungkannya benar-benar sangat lebar. Lengannya, pada tingkatan yang keras, pasti mampu untuk mengayun pedang dengan mudah, tidak peduli bagaimana beratnya itu.

Apa yang paling menarik perhatian matanya adalah punggungnya, yang ditutupi dengan lapisan otot. Gorgolosso Baltoh, yang Eugeo layani sebagai valet, dapat membanggakan tubuhnya yang terlatih juga, tapi seseorang di pemandian ini telah mencapai tingkatan baru dari ukuran tubuhnya. Meskipun dia tidak kelihatan muda, tidak ada pengenduran sama sekali di sekitar pahanya.

Saat pandangannya terpaku pada posisi berdiri dari seseorang itu, yang kelihatan seperti dewa perang kuno, Eugeo gagal untuk segera menyadari luka lama yang tak terhitung jumlahnya membujur di seluruh tubuhnya. Melihatnya secara baik-baik, dia melihat bahwa itu adalah luka dari panah dan pedang. Bekas luka, bahkan dari luka yang parah, seharusnya tidak akan tersisa jika itu disembuhkan dengan sacred arts berangking tinggi, jadi itu berarti dia pasti selalu bertarung di medan pertempuran yang bahkan menyebabkan perbuatan itu menjadi mustahil, untuk jangka waktu yang lama.

Seseorang yang berada di pemandian itu, kemungkinan besar, adalah seseorang yang dipanggil Komandan Integrity Knight.

Dengan kata lain, seseorang paling kuat diantara semua Integrity Knight. Rintangan terbesar yang mampu menggagalkan perjalanan Eugeo menuju puncak Katedral—

Jika memang begitu, itu akan jauh lebih baik untuk menebas dan mengalahkan orang itu sementara dia tidak memiliki senjata dan armor. Kirito pasti akan melakukan itu. Bahkan sementara pikirannya memikirkan itu, Eugeo masih tetap terdiam.

Dia tidak dapat menduga apakah punggung seseorang itu penuh dengan celah atau atau tanpa celah dengan penuh persiapan. Dia bahkan dapat membayangkan orang itu akan memancingnya untuk menyerang.

Tidak mempedulikan pada keraguan Eugeo, orang itu selesai merenggangkan tubuhnya, lalu mulai berjalan menuju utara saat dia keluar dari air panas. Keranjang yang ditaruh sedikit jauh di depan jalan yang kelihatannya memiliki pakaian di dalamnya.

Setelah mengambil beberapa langkah dan berdiri di dekat ujungnya, orang itu mengambil keluar celana pendek dari keranjang dan memakainya melalui kakinya. Lalu, dia membuak lebar pakaian yang tipis dan mengenakannya, itu kelihatannya pakaian itu dibuat dari kerajaan utara dan sementara melilitkan kain lebar yang ada dengan pakaian sebelumnya, orang itu akhirnya membalikkan wajahnya pada Eugeo.

"Yo, maaf karena membuatmu menunggu."

Dia memiliki penampilan kuat yang cocok dengan suara dalam, yang tidak bertenaga juga.

Kerutan yang terlihat di dekat mulutnya tampaknya menunjukkan orang itu berumur lebih dari empat puluh ketika dia menjadi Integrity Knight, tapi pipinya yang terbagi oleh batang hidung tingginya tidak mengendur dalam berbagai hal. Tetapi, apa yang meninggalkan kesan dalam adalah cahaya yang dilepaskan oleh matanya dari bawah alis menonjolnya.

Meskipun kekurangan apa yang dapat dikatakan sebagai haus darah pada mata, biru terang yang pucat, dia merasakan tekanan kuat dari hanya berhadapan dengannya pada jarak lima belas mel jauhnya. Pandangannya kelihatannya memiliki ketertarikan murni pada lawan yang akan saling menyilangkan pedang, dan kegembiraan dari pertarungan itu sendiri? Seseorang yang dapat melihat musuhnya dengan mata seperti itu adalah seseorang yang memiliki kepercayaan diri yang hebat pada ilmu pedang mereka. Dengan kata lain, orang ini menyerupai Kirito entah bagaimana.

Setelah selesai mengikat ikat pinggang di depan tubuhnya, orang itu menggerakkan tangan kanannya pada keranjang pakaian. Dengan itu, pedang panjang perlahan keluar dari dasar keranjang, memegang itu pada tangan kekarnya. Membawa itu pada bahunya, dia mulai berjalan pada lantai marbel dengan kaki telanjangnya yang basah.

Masih berdiri setelah mendekat sampai hanya delapan mel atau seperti itu dari Eugeo, orang itu mengusap dagu kerasnya yang memiliki janggut kecil tumbuh pada itu dan berbicara.

"Kau. Dapatkah kau memberitahuku sesuatu sebelum kita bertarung?"

"...Apa?"

"Sebenarnya, itu...apakah Wakil Komandan Integrity Knight...Apakah Fanatio mati?"

Nada kaku, seolah-olah meminta menu untuk makan malam, membuat Eugeo merasa seperti menyangkal dengan "Apa kau berbicara tentang wakilmu?" Tetapi, dia dengan segera menyadari kekakuan yang terlihat samar-samar dari ekspresi orang itu saat dia mengalihkan pandangannya menuju ke samping. Meskipun benar-benar sangat khawatir tentang itu, dia kelihatannya dengan enggan untuk memperlihatkannya. Itu, juga, membawa pikiran pada patnernya yang tidak ada.

"...Dia masih hidup. Dia menerima perawatan untuk sekarang...aku yakin."

Setelah mendengar jawaban Eugeo, orang itu dengan lega mengeluarkan nafas dalam dan mengangguk.

"Aku mengerti. Aku tidak akan mengambil hidupmu kalau begitu."

"Apa......"

Sekali lagi, dia kehilangan kata-kata. Itu kebanggaan yang sangat besar bahwa tidak ada ruang untuk curiga pada itu adalah gertakan.

Kepercayaan diri adalah senjata terbesarnya untuk sekarang, atau seperti itu yang Kirito pernah bilang, tapi bahkan dia tidak dapat menunjukkan ketenangan sebesar ini di depan musuh yang kuat. Sumber dari harga diri sekeras batu yang dimiliki oleh orang yang besar dihadapan matanya munkin mustahi untuk baik, Kirito dan Eugeo untuk dapatkan—pengalaman memenangkan pertarungan hebat yang tak terhitung jumlahnya, yang sudah cukup dari setiap dari semua luka pada tubuhnya.

Tetapi, bahkan jika jumlah secara besar lebih rendah dibandingkan dengan dia, Eugeo telah mengalahkan Integrity Knight, persis seperti orang ini, yang berjumlah lebih dari satu selama perjalanannya menuju ke sini. Menunjukkan kelemahan sebelum mereka saling menyilangkan pedang akan menjadi tidak dapat dimaafkan pada Integrity Knight yang telah kalah, pada Gorgolosso dan instruktur akademi yang melatih Eugeo, dan tentu saja, pada patner berambut hitamnya.

Mengumpulkan semua semangat bertarung yang dia punya, Eugeo menatap pada orang itu secara langsung. Dia berbicara dengan kekuatan di perutnya, agar suaranya tidak bergetar.

"Aku tidak menyukainya."

"Oh?"

Dengan tangannya masih berada di bagian depan dari pakaian oriental, orang itu mengeluarkan suara yang senang.

"Apa yang kau tidak sukai, anak muda?"

"Fanatio bukanlah satu-satunya dari anak buahmu, bukan? Masih ada Eldrie-san dan «Four Oscillation Blades»...dan apakah kau sama sekali tidak peduli apakah Alice mati atau hidup juga?"

"Aah...Jadi itu adalah hal yang kau permasalahkan."

Orang itu melihat ke atas dan mengusap sisi dari kepalanya dengan ganggang pedang panjang yang dipegang di tangan kirinya.

"Aku rasa itu seperti ini...Eldrie adalah murid nona Alice dan Four Oscillation Blades, Dakira, Jeis, Hobren, dan Giro, adalah murid Fanatio. Jadi, itu membuat Fanatio menjadi muridku, kau tahu? Aku bukanlah seseorang yang menyimpan dendam, tapi setidaknya, aku akan membalas dendam jika muridku terbunuh, jika semuanya hanya untuk itu."

Dia tersenyum dengan lebar, lalu menambahkan sesuatu yang baru saja dia ingat.

"...Sebenarnya, nona Alice mungkin menganggapku sebagai gurunya, walaupun begitu...sejujurnya sekarang, aku tidak tahu siapa yang lebih kuat sekarang di pertarungan sebenarnya. Itu bahkan tidaklah sulit pada enam tahun lalu ketika nona kecil itu menjadi murid knight, bagaimanapun juga."

"Enam tahu lalu...murid knight...?"

Melupakan tentang jawaban yang dia tanyakan pada orang itu untuk sesaat, Eugeo berguman.

Enam tahun lalu berarti dua tahun setelah dia diambil pergi dari Rulid. Kirito telah mengajarkannya bahwa nama Integrity Knight itu termasuk «angka» di Pengucapan Suci saat mereka memanjat tangga dan itu kelihatannya Alice adalah tiga puluh, Eldrie adalah tiga puluh satu, dan Deusolbert adalah tujuh. Itu seharusnya tidaklah terlalu lama ketika Alice menjadi knight, menilai dari nomornya yang cukup baru, tapi—

"...Tapi Alice adalah thirty[1]...Integrity Knight ketiga puluh, bukan?"

Orang itu perlahan memiringkan kepalanya pada pertanyaan Eugeo, tapi dengan segera mengeluarkan suara "aah".

"Secara umum, kita tidak memiliki kebiasaan untuk memberikan angka pada murid. Nona kecil itu menjadi thirty tahun lalu ketika dia secara resmi diangkat sebagai Integrity Knight. Dia jauh lebih memenuhi syarat sebagai satu dengan kemampuannya bahkan saat enam tahun lalu, tapi dia terlalu muda dan seperti itu..."

"Tapi...Fizel dan Linel memiliki nomor meskipun masih menjadi seorang murid."

Pada saat dia mendengar nama itu, mulut orang itu menjadi berubah seolah-olah dia baru saja digigit oleh serangga.

"...Itu memang hanya menjdai seperti itu ketika anak kecil itu menjadi knight. Mereka adalah pengecualian, mendapatkan nomor sementara masih murid. —Apa kau bertarung dengan mereka berdua? Hidup setelah melewati itu sudah mengejutkan dalam hal yang sangat berbeda dari mengalahkan Fanatio."

"Kita telah dilumpuhkan dengan «poison steel dari Ruberyl». Dan hampir di penggal kepala, bagaimanapun juga."

Eugeo memikirkan lebih jauh sementara menjawab.

Orang itu mengetahui Alice ketika dia masih seorang murid knight. Karena itu, ingatan Alice telah di segel melalui «Synthesis Ritual» pada enam tahun lalu...Ketika dia masih tiga belas tahun, kelihatannya. Kemudian, Alice mempercayai bahwa dirinya adalah keberadaan yang dipanggil dari Celestial World agar untuk menjadi Integrity Knight dan terus tinggal di katedral ini...?

Menatap pada Eugeo yang tenggelam pada keheningan, orang besar itu mengangkat bahunya.

"Sebenarnya aku tidak memiliki rencana untuk kalah darimu, jadi aku ragu nona kecil yang sekuat diriku telah kalah olehmu. Dari yang aku dengar dari Kepala Pemimpin sialan itu, kau memiliki patner, huh? Jika orang itu tidak ada, dia mungkin bertarung dengan nona kecil itu di suatu tempat, eh?"

"...Pada dasarnya seperti itu."

Setelah mendapati dirinya mengangguk, Eugeo kembali menggenggam erat pada pedangnya. Dia tidak dapat melakukan apapun selain untuk mendapati rasa permusuhannya berkurang oleh perkataan orang itu, tapi ini bukanlah situasi dimana dia kehilangan kosentrasinya. Mengkosentrasikan matanya lebih jauh, dia meneriakkan ejekan.

"Kalau boleh tahu, siapa yang akan membalaskan dendam berikutnya padaku setelah aku menebasmu?"

"Hehe, jangan khawatir. Tidak ada guruku yang ada di sekitar sini."

Dia tersenyum dan perlahan menarik pedang panjangnya dari punggungnya dengan tangan kanannya. Dia dengan sembarangan memasukkan sarung pedangnya pada ikat pinggangnya dengan tangan kiri.

Pedang besar, yang sedikit kehitaman telah dipoles dengan teliti, tapi noda lama berjumlah tak terbatas samar-samar tersisa pada seluruh pedangnya yang berkelap-kelip di cahaya yang bersinar dari langit-langit. Penahan dan gagangnya kelihatannya dibuat dari metal yang berkualitas sama, seperti pedangnya, tapi tidak seperti sacred tools yang dipegang oelh Integrity Knight yang kita telah lawan hingga sejauh ini, tidak ada satupun hiasan yang menghiasi pada itu.

Itu dapat dikatakan, bahwa itu sudah jelas bahwa itu bukanlah senjata yang dapat dianggap remeh, bahkan dari kejauhan. Itu pasti telah mengambil sejumlah besar dara selama periode waktu yang tidak terbatas, dengan suatu jenis keberadaan mengelilingi di sekitar pedang hitam keabu-abuan.

Eugeo, juga, menarik keluar pedang kesayangannya dari sarungnya pada pinggang kirinya sementara mengambil nafas tipis, yang dalam. Ini bukanlah full control state, tapi pedang biru terangnya mengeluarkan hawa dingin yang samar-samar, mungkin merespon pada tekanan pemiliknya, itu membentuk kristal es yang berkelap-kelip di sekeliling uap.

Dengan gerakan hebat yang cocok dengan tubuh besar itu, orang itu menarik kaki kanannya sementara memegang pedangnya di tangan kanannya yang terlihat vertical dan terlihat merendahkan pinggangnya. Itu menyerupai posisi dari Norkia-style secret move, «Lightning Flash Slash», tapi sedikit berbeda. Membuat pedangnya lurus akan menghasilkan gerakan yang berlebihan yang dibutuhkan agar untuk mengaktifkan skill itu.

Eugeo mengambil posisi untuk mengaktifkan Aincrad-style secret move, «Sonic Leap», dengan pemikiran itu.

Sejauh yang Eugeo tahu, Aincrad style yang misterius, dengan penggunanya sendiri, patnernya, Kirito, memiliki nama skill dengan Pengucapan Suci untuk semua secret movesnya. Pengucapan Suci adalah bahasa suci yang diturunkan pada pembuat Gereja Axiom oleh tiga dewi pada saat penciptaan dunia, dengan tidak ada kamus untuk itu di perpustakaan Akademi Master Pedang—atau bahkan istana dimana empat raja tinggal di dalamnya, menurut apa yang dia telah dengar dari instruktur.

Pengetahuan dari arti dibalik dari kosa katanya hanya terbatas pada kata yang digunakan pada upacara sacred art. Karena itu, bahkan Eugeo yang belajar dengan rajin di akademi, hanya mengetahui arti dari kata seperti «element» atau «generate» dari kosa kata yang terbatas.

Tetapi, meskipun bagaimana dia kehilangan ingatan sebelumnya sebelum muncul di hutan Rulid dua tahun lalu, Kirito kelihatannya mengetahui sedikit Pengucapan Suci yang Eugeo tidak ketahui. Kosa kata yang digunakan pada nama secret moves bukanlah pengecualian, dia mengatakan Sonic Leap memiliki arti «melompat dengan kecepatan suara». Dia sama sekali tidak tahu bagaimana sebenarnya cepatnya suara bergerak, tapi itu adalah skill hebat yang hidup dengan namanya, menyerbu ke depan atau ke belakang pada jarak panjang sekitar sepuluh mel dengan kecepatan mengerikan. Serangan pertama berhasil dengan efektif jika itu diaktifkan ketika musuh mengambil langkah pertama untuk memperpendek jarak.

Sebuah kerutan vertical yang baru terlihat dengan sendirinya pada dahi orang itu ketika dia melihat tekanan, yang dilepaskan Eugeo dari tubuhnya dan pedangnya yang ditaruh di atas bahu kanannya.

"Sekarang itu adalah posisi yang tidak umum, anak muda...Apa kau pernah berlatih Continual Sword[2], bukan begitu?"

"......!"

Pada saat da mendengar pertanyaan lemah itu, Eugeo menarika nafas dalam.

Untuk lebih lengkapnya, Sonic Leap yang Eugeo gunakan akan melakukan secret move satu tebasan. Tetapi, itu sama seperti skill tebasan beruntun yang merupakan inti dari Aincrad style, dalam hal bagaimana itu tidak ada pada style yang diturunkan di Dunia Manusia. Seperti yang diduga, orang ini bukanlah orang biasa, untuk dapat mengerti hanya dari satu posisi.

Tetapi, bahkan jika dia dapat menebak bahwa Eugeo dapat menggunakan skill tebasan beruntun, dia seharusnya tidak dapat untuk merasakan batasan dari Aincrad style. Selama orang ini tidak pernah bertarung dengan Kirito sebelum dia kehilangan ingatan.

"...Apa itu akan menjadi masalah bahkan jika aku menggunakan skill tebasan beruntun?"

Saat menjawab dengan suara rendah, orang itu mendengus.

"Nah, ada beberapa diantara Darkness Knight yang tinggal di Dark Territory yang menggunakan Continual Sword juga, dan aku melawan mereka yang banyak. Itu benar-benar bukanlah kenangan bagus...Setelah semua, kami dari sisi ini tidak dapat menggunakan satupun skill hebat yang bebas sama sekali, kau tahu?"

"...Apa kau memintaku untuk bertarung dengan traditional style?"

"Tidak, tidak, apakah itu Continual Sword atau apapun itu, aku tidak peduli apa itu, gunakanlah. Aku tidak mengatakan bahwa ini adalah pengganti dari itu atau apapun itu, tapi aku akan memulai dengan kartu trufku juga."

Setelah mengubah satu sisi mulutnya menjadi senyuman, orang itu mengangkat ke atas pedang panjangnya, mengayunkan ke depan dengan tangan kanannya, bahkan lebih tinggi.

Nafas Eugeo telah diambil pergi sekali lagi dengan segera setelahnya. Pedang abu-abu yang lama itu bergetar seperti uap panas. Dia berpikir bahwa itu disebabkan oleh uap yang mengalir di dalam pemandian besar, tapi tidak peduli seberapa kerasnya dia melihatnya, dia hanya dapat merasakan saat pedang itu sendiri telah kehilangan kepadatannya.

—Apakah pedang itu sudah dalam keadaan full control state?

Dia berpikir dengan kebingungan sementara dalam posisi mengaktifkan secret move.

Dia mungkin hanya diajar mengenai «armament full control art» oleh penyihir misterius, Cardinal, sebelumnya, tapi dia telah mendapat pengertian yang cukup bagus pada sacred art ini melalui berbagai kasus dalam pertarungan sebenarnya.

Itu menyerupai secret moves dalam hal bagaimana itu memberikan kekuatan lebih kuat pada senjata, tapi pada akhirnya, full control art adalah sacred art, jadi itu membuat pengucapan benar-benar dibutuhkan. Karenanya, itu memperbolehkan untuk mempertahankan posisi standby diantara mengucapkan kalimat utama art itu dan mengaktifkan itu dengan kalimat terakhir "Enhance armament", seperti sacred arts normal.

Jumlah waktu dari mengaktifkan posisi standby pada sacred arts untuk dapat dipertahankan dengan dipengaruhi pengalaman dan sifat penggunanya. Eugeo hanya dapat mempertahankan itu untuk beberapa menit jika dia menutup mulutnya dan mengfokuskan pikirannya, tapi Kirito telah menunjukkan bahwa dia dapat menahan art sementara berbicara dengan kosentrasi mengejutkan yang dia punya pada waktu seperti ini.

Dia sama sekali tidak mengetahui jenis skill apa yang ada pada full control art orang besar dihadapannya, tapi itu adalah bukti bahwa dia berpengalaman, hanya menilai dari bagaimana dia dapat menahan percakapan panjang saat mengaktifkan posisi standby. Sebaliknya, Eugeo tidak memiliki waktu untuk mengucapkan art sekarang dan satu hal atau lainnya, art mawar es tidak dapat menunjukkan kemampuan sebenarnya di ruangan yang dipenuhi dengan air panas.

Jika memang begitu, dia hanya memiliki satu cara. Dia hanya dapat menebas orang itu dengan Sonic Leap pada celah yang diciptakan olehnya saat melakukan secret move—atau mengaktifkan full control artnya, dan mengakhiri pertarungan. Musuhnya seharusnya menduga serangan Eugeo adalah skill tebasan beruntun, jadi itu kelihatannya dia dapat bereaksi pada serangan menyerbu dengan kecepatan yang sangat tinggi.

Bertekad seperti itu, Eugeo menaruh semua kosentrasinya pada kedua matanya dan memeriksa keadaan di sekitar orang itu.

Jaraknya kira-kira sekitar delapan mel.

Norkia style, dan juga sekolah diatas itu, High Norkia style, tidak memiliki skill yang dapat mencapai dari jarak ini. Jadi, jika orang itu bermaksud untuk mengayunkan pedangnya dari posisinya tanap bergerak, «kartu truf» yang dia maksudkan pasti adalah armament full control bersamaan dengan jalur yang memperpanjang jangkauan tebasannya. Dia harus menghindari itu entah bagaimana dan mengakhiri itu dengan satu serangan balasan.

Saat Eugeo membayangkannya, orang itu melanjutkan berdiri di tempat itu dan perlahan menggenggam pedangnya, dalam posisi vertical dengan tangan kanannya, menuju ke atas. Mulutnya kehilangan senyumannya dan menegluarkan teriakan yang menggetarkan pemandian besar.

"Aku adalah Komandan Integrity Knight—Bercouli Synthesis One!!"

Dimana aku pernah mendengar nama itu—pikiran itu terlintas di pikirannya dalam sekejap, tapi Eugeo menghilangkan pikiran tidak berartinya dan memfokuskan seluruhnya pada memahami kemampuan musuh.

Sebuah suara berat terdengar, seseorang yang menamai dirinya Komandan Integrity Knight melangkahkan kaki kirinya pada lantai marbel itu. Uap di sekelilingnya tersebar pada saat itu juga.

Pinggang, dada, bahu dan tangan kekar itu bergerak dengan cepat dan mengerikan, tetapi dengan gerakan yang tenang. Pedang yang pertama kali diangkat lurus ke atas digerakkan ke kanan, lalu diayun horizontal. Eugeo merasa bahwa itu bentuk terkuat dari sword skills yang diturunkan diantara traditional styles. Gerakan yang hanya dapat dirasakan melalui latihan yang ada pada jangka waktu yang sangat panjang, baik bentuk maupun kesempurnaannya.

Tetapi, semua traditional sword skills memiliki kelemahan yang umum. Sebagai ganti dari «bentuk» yang terlalu hebat, lintasan serangannya menjadi dapat diprediksi. Pada saat pedang Komandan Integrity Knight itu memulai untuk menebas uap putih secara horizontal, Eugeo telah melompat maju, menuju ke kiri. Itu seharusnya cukup untuk menghindari secara tipis serangan apapun dari pedang yang melepaskan full control statenya, apapun itu yang akan keluar.

Udara bergetar di dekat telinga kanannya. Tapi dia tidak merasakan rasa sakit maupun hantaman.

—Aku menghindarinya!

Mempercayai itu, Eugeo mengaktifkan secret move, Sonic Leap, pada langkah berikutnya.

"O...oooh!"

Pedangnya bersinar hijau kekuning-kuningan saat dia berteriak. Seluruh tubunya menjadi lebih cepat, didorong oleh kekuatan yang tidak terlihat, dan Eugeo menjadi secepat hembusan angin, menyerbu menuju Komandan Integrity Knight yang telah mengayunkan pedangnya.

Di belakangnya, tekanan udara dari tebasan pedang yang sebelumnya dia hindari mengenai pintu dari pemandian besar itu dan mengeluarkan suara—

Tidak.

Tidak ada apapun yang terdengar. Dia tidak dapat merasakan sedikitpun getaran.

Apakah tebasan yang dikeluarkan Komandan Integrity Knight itu benar-benar cepat? Atau mungkin itu menghilang sebelum itu mencapai pintu di belakangnya?

Mustahil. Jika itu benar, armament full control art dari Komandan Integrity Knight, seseorang yang jauh lebih kuat dari Deusolbert dan Fanatio, bahkan akan lebih rendah dibandingkan dengan full control art Eldrie, meskipun bagaiamana dia hanya baru menjadi knight satu bulan yang lalu. Serangan «Frost Scale Whip» Eldrie sangat cepat seperti petir, mencapai sejauh kira-kira sepuluh mel.

It benar-benar tidak mungkin. Jika memang begitu, apakah skill Komandan Integrity Knight itu bukanlah serangan bertipe jarak jauh? Tapi pada kenyataannya, Eugeo belum mendapatkan satupun luka.

Jika memang begitu, orang itu hanya melakukan tebasan latihan? Menampilkan suatu bentuk, yang sama sekali tidak berbeda dari apa yang siswa lakukan saat ujian masuk Akademi Master Pedang.

—Apa dia membuatku terlihat seperti orang bodoh?

—Atau mungkin dia berpikir bahwa dia dapat menakuti seorang anak yang masih duduk di bangku sekolah dengan hanya satu tebasan latihan? Bagian tengah kepalanya menjadi panas dengan sekejap saat dia merasakan itu.

Dia terlambat menyadarinya, dan sebagai hasilnya.

Ada sesuatu tepat di depan orang itu yang baru saja mengayunkan pedangnya, di jalan Eugeo saat dia menyerbu ke depan sementara meninggalkan garis cahaya di belakangnya dari secret move. Guncangan transparan yang menebas secara horizontal di udara. Kelihatan seperti uap panas yang menutupi pedang orang itu tepat sebelum dia memulai tebasan itu.

—Tempat itu...dimana dia melakukan tebasan latihan sebelumnya...

Hawa dingin yang dalam mengalir di punggungnya. Meskipun dia secara insting mencoba untuk membatalkan serangannya, secret move tidak dapat dihentikan dengan mudah setelah diaktifkan. Dia menarik pedangnya dan kaki kanannya tersandung pada kakinya, tapi kecepatannya hanya menurun sedikit dan—

Tubuh Eugeo dengan segera bersentuhan dengan uap panas yang tersisa di tengah udara.

Sebuah hantaman panas yang membakar terkena pada dada kirinya hingga siku kanannya. Eugeo telah terlempar seperti kain tua yang berkibar di tengah badai, beputar beberapa kali saat dia terlempar di udara. Sejumlah besar darah yang membentuk spiral saat itu mengalir keluar dari luka dalam yang tertebas di dadanya.

Dia terjatuh dengan punggung yang terkena duluan pada pemandian di kiri dari jalan itu. Air terangkat tinggi dan sekelilingnya menjadi berwarna merah pada saat itu telah berakhir.

"Gu...haaa..."

Sword Art Online Vol 13 - 091.jpg

Dia memuntahkan keluar air panas yang telah memasuki tenggorokannya dan itu juga, menyemburkan darah merah. Itu kelihatannya lukanya telah mencapai paru-parunya. Jika dia tidak menghentikan gerakannya, meskipun itu hanya sedikit lebih terlambat, dengan segera sebelum bertabrakan dengan uap panas, itu bahkan tidak terlalu aneh untuk tubuhnya telah terbelah dua sekarang.

"System... call. Generate...luminous element..."

Tubuhnya mengapung di pemandian, dia mengucapkan art penyembuh pada aliran air yang terhenti itu. Untungnya, dia dikelilingi oleh air hangat berjumlah sangat banyak. Itu seharusnya memiliki jumlah sacred power yang jauh lebih banyak dibandingkan dengan yang air dingin punya. Itu dapat dikatakan, Eugeo tidak dapat menyembuhkan lukanya secara menyeluruh yang sangat parah dalam periode waktu sependek itu dengan kemampuannya, bagaimanapun juga.

Komandan Integrity Knight yang berdiri di tengah jalan dengan tenang melihat ke arah bawah pada Eugeo yang entah bagaimana berhasil menghentikan pendarahannya dan mengangkat tubuhnya dengan keadaan sedikit pusing. Dia telah menyarungkan pedangnya pada sarungnya di pinggang kirinya dan memasukkan tangan kanannya pada bagian dada dari bajunya.

"Itu benar-benar sangat berbahaya, maksudku, aku tidak pernah berpikir bahwa kau akan menyerang dengan kecepatan seperti itu. Maaf tentang itu, aku hampir membunuhmu."

Kata-katanya hanya sedikit yang penting bahkan sampai sekarang, tapi Eugeo tidak memiliki kekuatan untuk menjawabnya sama sekali dan memaksakan suara serak dari paru-parunya yang terluka.

"Ap...Apa sebenarnya...skill itu."

"Aku telah mengatakan bahwa aku menggunakan kartu trufku. Aku tidak hanya menebas udara dengan tebasan latihan, yeah? Jika dapat diartikan...aku menebas masa depan sedikit ke depan."

Itu membutuhkan waktu sedikit lama untuknya untuk menyadari makna jelas dari perkataan dari Komandan Integrity Knight itu. Lukanya bergetar, seolah-olah es telah mendorong pada lukanya meskipun di sekelilingnya air panas, merampas pikirannya.

—Masa depan...telah ditebas?

Itu benar-benar deskripsi yang tepat pada fenomena itu.

Tidak ada kesalahan bahwa Eugeo mengaktifkan Sonic Leap setelah Komandan Integrity Knight mengayunkan pedangnya. Tetapi, pada saat pedang telah menyerangnya dari masa lalu, Eugeo menderita dari luka yang parah pada saat dia menyentuh lintasan dari tebasan itu.

Tidak—Untuk mengatakan itu lebih akurat, itu seharusnya dikatakan bahwa kekuatan dibalik tebasan pedang itu tersisa di tengah udara. Eugeo telah melihat sesuatu seperti uap panas bergetar di udara sebelum dia terlempar.

«Tempat yang tepat» dan «Waktu yang tepat» dibutuhkan untuk tebasan pedang untuk terkena. Tebasan pedang itu akan meleset dari musuh jika waktu dan tempatnya salah.

Kemungkinan, full control art Komandan Integrity Knight itu memperpanjang kondisi yang terakhir, waktu. Kekuatan yang tersisa di lintasan bahkan setelah pedang itu diayunkan. Untuk mengatakan itu secara lain—itu menebas musuh di posisi itu di masa depan.

Itu adalah yang paling biasa, dari penampilannya, diantara semua armament full control dari knight yang dia telah hadapi hingga sejauh ini, tapi meski begitu, itu adalah kemampuan yang menakutkan. Dimana pedang yang melewatinya akan diubah menjadi serangan yang mematikan.

«Jangkauan» yang lebih jauh melebihi durasi dari tebasan beruntun dari skill tebasan beruntun yang dapat dibanggakan. Pertarungan jarak dekat dari pedang melawan pedang akan benar-benar mustahil.

—Jadi aku harus membawa ini menjadi pertarungan jarak jauh?

Bahkan jika full control art Komandan Integrity Knight dapat memperpanjang waktu, itu tidak dapat memperpanjang jangkauan tebasan. Sebagai perbandingan, jarak dari «sulur es» yang dibawa oleh full control art Eugeo melebihi tiga puluh mel.

Pertanyaannya adalah apakah Blue Rose Sword dapat memperlihatkan potensi aslinya di tempat ini dengan air panas sebanyak ini. Setidaknya, dia seharusnya sudah siap dengan sedikit keterlambatan pada efek setelah pengaktifannya. Dengan kata lain, dia harus menarik musuh pada jarak yang tidak mungkin untuk melarikan diri melewati jangkauan art sulur es bahkan jika sifatnya telah ketahuan.

Itu akan sangat sulit, tapi tidak ada pilihan lain.

Mempersiapkan dirinya untuk keadaan berenang atau tenggelam, Eugeo menyentuh dadanya dengan tangan kirinya. Rasa sakit tajam, yang mengejutkan mengalir di sana, tapi itu kelihatannya luka itu tidak akan terbuka bahkan jika dia sedikit bergerak. Tentu saja, itu jauh dari sepenuhnya sembuh dan Lifenya kelihatannya berkurang lebih dari tiga puluh persen, tapi dia masih dapat berdiri dan bahkan mengayunkan pedangnya.

"System call."

Suaranya tergabung dengan suara keras dari air mengalir dari pancuran yang dipasang di empat ujung dari pemandian itu, Eugeo mulai mengucapkan art. Seorang yang ahli seperti Komandan Integrity Knight tidak mungkin dapat melewatkan itu, tapi daripada menghambat pengucapannya, dia bahkan berani untuk melanjutkan berbicara santai di jalan dengan tangannya terlipat, seolah-olah memberikan Eugeo waktu.

"Pertama kali aku melihat Continual Sword dari Darkness Knight kira-kirs tepat setelah aku mendapat tugas sebagai Integrity Knight, kau tahu? Aku tertebas dengan keras saat pertama kali bahkan aku tidak dapat membuat suara. Aku berlari dengan panik, lalu berpikir tentang kenapa aku kalah dengan otak payah milikku untuk beberapa waktu lamanya."

Bekas luka di dagunya yang Komandan Integrity Knight usap dengan ujung jarinya berasal dari waktu itu, mungkin.

"Sebenarnya, itu tidak terlalu sulit untuk memikirkan tentang itu. Intinya, dibandingkan dengan ilmu pedang yang tubuhku terlatih dengan itu, yang akan terhenti setelah melakukan satu serangan. Continual Sword hanya untuk menahan lintasan yang jelas pada serangan musuh dan mensukseskan serangan lainnya, semuanya hanya itu. Aku tidak perlu mengatakan yang mana yang jauh lebih berguna. Tidak peduli bagaimana kuatnya serangan itu, itu hanya akan seperti sedikit angin ringan yang meniup tubuh jika itu tidak terkena, yeah..."

Ujung dari mulutnya menjadi bengkok dan dia mengambil nafas pendek, yang dapat terdengar.

"—Tapi bahkan jika aku mengetahui sebanyak itu, aku tidak terlalu bagus hingga aku dapat mulai mempelajari Continual Sword pada saat itu juga, kau tahu. Ya ampun, jika pemimpin tertinggi memanggil Integrity Knight, dia seharusnya memilih seseorang dengan gerakan yang jauh lebih fleksibel."

Eugeo tidak menyukai perkataan itu saat dia melanjutkan mengucap.

Seperti yang diduga, orang yang menamai dirinya Komandan Integrity Knight memiliki ingatan sebelum dia menjadi Integrity Knight telah terhapus juga. Tetapi, bahkan jika dirinya telah kehilangan ingatan itu, akankah itu mungkin untuk setiap orang di dunia, tanpa pengecualian, untuk melupakan tentang seseorang dengan kehebatan seperti itu dengan pedangnya? Bahkan semenjak orang itu mengatakan namanya sangat jelas sebelumnya, Eugeo sendiri merasakan keingintahuan yang besar di ujung pikirannya, seolah-olah itu mengingatkannya pada seseorang.

Bercouli Synthesis One. Itulah bagaimana orang itu memanggil dirinya.

Dia pasti pernah mendengar nama itu di suatu tempat. Juara dari Turnamen Persatuan Empat Kerajaan, atau mungkin suatu jendral hebat dari Imperial Knight Orders.

Beraksi seolah-olah pandangan Eugeo tertuju padanya dan art yang dia ucapkan dengan suara pelan sama sekali tidak mengganggunya, Komandan Integrity Knight itu melanjutkan berbicara, seolah-olah terpisah dari situasi.

"Dan jadi, aku memeras otak payahku dan berpikir tentang bagaimana aku menebas musuh dengan pedangku. Dan pedang ini adalah jawabannya."

Dia membuat suara metal dengan pedang asli yang sepenuhnya berwarna biru besi, yang masih ada di sarungnya.

"Pedang ini awalnya merupakan bagian dari sacred tool yang disebut «jam» yang pernah dipasang di dinding Katedral Pusat, yang kau tahu. «Bel Penunjuk Waktu» di tempat yang sama dengan penunjuk waktu melalui suara, tapi benda jam itu memiliki jarum besar yang menunjuk angka yang dipasang di sekitarnya pada waktu yang lalu, kau tahu. Maksudku, itu adalah sesuatu yang telah ada semenjak penciptaan dunia... pemimpin tertinggi menyebut itu «System Clock»...atau sesuatu yang aneh seperti itu, aku pikir begitu."

Itu mungkin adalah Pengucapan Suci, tapi kata-kata itu tidak terlalu asing bagi Eugeo. Itu juga berlaku pada «jam» yang kelihatannya merupakan Pengucapan Umum. Mata Komandan Integrity Knight Bercouli menyipit seolah-olah dia hendak mengingat waktu di masa lalu dan menggerakkan mulutnya sekali lagi.

"Mengutip perkataan pemimpin tertinggi, 'Jam tidak hanya menunjukkan waktu, itu mencpitakannya'...dia mengatakan itu. Aku benar-benar tidak mengetahui maksudnya, bagaimanapun juga. Lagipula, pedang ini terbuat dari menempa jarum jam menjadi pedang. Berbalik dengan «Fragrant Olive Sword» nona Alice yang menebas ruang secara horizontal, pedang ini menebas waktu secara vertical. Namanya adalah «Time Piercing Sword»...Pedang yang menembus waktu."

Dia mengetahui bahwa itu sangat sulit untuk membentuk bayangan jelas dari benda yang disebut jam, tapi Eugeo entah bagaimana mengerti apa yang Komandan Integrity Knight coba untuk katakan. Kekuatan yang dibawa dengan sekejap pada saat pedang itu diayun kelihatannya memiliki kemampuan untuk memotong waktu dan mempertahankannya sendiri, dalam fakta sebenarnya. Jika itu mungkin, itu benar-benar tidak diperlukan lagi untuk menghubungkan tebasan beruntun seperti Aincrad style. Ketika ditanya alasan kenapa skill tebasan beruntun menggunakan tebasan beruntun, maka tidak ada alasan lain selain dari memperpanjang durasi tebasan. Jika Time Piercing Sword Bercouli digabungkan dengan kemampuan menyerang skill satu tebasan dan akurasi dari skill tebasan beruntun, sword style itu tidak dapat dikalahkan. Selama itu berada dalam jangkauannya, seperti itu.

Seperti yang dikatakan Bercouli sendiri, hanya ada satu cara untuk melawannya. Dia hanya dapat bertsrung, dengan memanfaatkan memperpanjang jarak, daripada waktu.

"Jadi kau akan menyerang dari jarak jauh, itu adalah hal yang kau pikirkan, bukan? Hal sama juga berlaku pada seseorang yang melihat kemampuanku, semua orang diantara mereka."

Dia terkejut pada saat pikirannya terbaca, tapi dia tidak dapat dengan mudah menghentikan pengucapannya sekarang. Dia mungkin telah memprediksikan bahwa Eugeo akan menggunakan serangan jarak jauh, tapi dia seharusnya tidak memiliki cara untuk mengetahui sifat skillnya.

Entah dia mengerti apa yang Eugeo pikirkan atau tidak, Komandan Integrity Knight itu perlahan mengangkat bahunya.

"Termasuk Fanatio dan Alice, beberapa Integrity Knight yang dipanggil setelah diriku cenderung untuk memilih full control arts dengan jangkauan panjang karena mereka melihat skillku...Pasti ada seseorang yang melakukannya karena alasan itu. Tapi pertama aku akan mengatakan ini, aku tidak pernah kalah dalam satu pertarungan dengan mereka. Siapapun yang mengalahkanku akan bagus untuk menjadi Komandan Integrity Knight yang baru dari sekarang, setelah semua. Sebenarnya, nona Alice mungkin akan melakukannya cepat atau lambat, bagaimanapun juga. Karena itu, aku berharap pada itu juga. Aku ingin tahu skill apa sebenarnya yang mengalahkan mereka satu demi satu."

"...Kau benar-benar santai, bukan begitu."

Setelah selesai mengucapkan art beberapa detik yang lalu, Eugeo berguman seperti itu tanpa berpikir. Tetapi, mungkin karena ketegangannya, full control art berada dalam status standby pada Eugeo tanpa menjadi batal.

Itu kelihatannya Bercouli membuat pembicaraan yang sangat panjang agar memberi Eugeo waktu untuk mengucapkan full control artnya. Dia kelihatannya memiliki keyakinan untuk menghancurkannya pada pertemuan pertamanya apapun skill itu.

Dan meskipun dia membenci untuk mengakuinya, bahkan jika art mawar es berhasil untuk mengekang Bercouli, dia benar-benar tidak memiliki keyakinan bahwa dia dapat mengurangi Lifenya dengan cara seperti ini. Sejak awal, itu adalah art yang berspesialisasi untuk menghentikan gerakan musuh. Tidak, bahkan itu tidak terlalu meyakinkan akan sukses dengan orang itu sebagai targetnya. Dia mungkin dapat mengambil kebebasan bergerak untuk beberapa detik paling lama. Cara dia menggunakan waktu itu akan menentukan aliran pertarungan.

Dengan tetesan air yang menetes ke bawah dari seluruh tubuhnya, Eugeo berdiri dari pemandian. Hanya memanjat tiga langkah di lantai marbel di sisinya sudah cukup untuk membuat luka dadanya bergetar. Menderita luka lainnya dengan kekuatan yang sama kelihatannya bahkan akan membuat dia tidak memiliki kekuatan untuk menyembuhkan diri.

"Heh-heh, kau datang, anak muda? Biarkan aku mengatakan ini untuk pertama kali, aku tidak akan menahan diriku lagi."

Dengan erat menggenggam gagang metal dari Time Piercing Sword, Komandan Integrity Knight itu tersenyum lebar.

Di atas jalan itu, yang terpisah dua puluh mel, Eugeo juga menggenggam Blue Rose Sword ke depan. Pedang yang dalam posisi standby telah terbungkus dengan es, membentuk kristal es di uap yang melayang di sekitarnya.

Kirito kelihatannya akan berkata dengan suatu perkataan pada situasi seperti ini, tapi mulutnya menjadi kering dan kelihatannya itu sangat sulit untuk menggerakkannya secara mudah. Mengambil nafas dalam, Eugeo dengan hati-hati mengucapkan kalimat terakhir dari armament full control art.

"Enhance...armament."

Byuu! Hawa dingin yang berputar di sekitar kakinya dan menyebar ke segala arah. Eugeo menusukkan pedang kesayangannya yang dia genggam dengan bagian belakang gagangnya pada lantai batu dengan semua yang dia punya.

Hawa dingin yang membuat permukaan marbel yang sangat halus itu membeku seperti cermin dengan sekejap. Membuat suara keras seperti kayu yang retak, gelombang dingin bergerak maju menuju Bercouli di depannya.

Meskipun jalannya memiliki jarak kira-kira sekitar lima mel, hawa membeku yang dibawa oleh Blue Rose Sword terbentang hingga mendekati sepuluh mel. Lapisan es yang melebar hingga kolam yang dipenuhi oleh air panas di sisinya juga, tapi seperti yang diduga, kecepatannya menjadi lebih lambat disebabkan oleh panas. Tetapi, ini bukanlah waktunya untuk mengeluh.

Memindahkan semua kekuatan mentalnya pada tangan kanannya, Eugeo menggenggam pedangnya lebih erat dibanding dengan sebelumnya. Dengan teriakan keras, tak terhitung duri mawar, daripada sulur es, menjangkaunya dari lantai yang membeku.

Itu berganti menjadi es tebal dengan sekejap mata dan ujung tajamnya berkilauan di seluruh jalan sementara menyerbu menuju Bercouli, meluncur di atas tanah. Tetapi, mulut Komandan Integrity Knight itu hanya sedikit menjadi kaku, tidak bergerak lagi setelah merendahkan pinggangnya dengan posisi yang sama. Itu kelihatannya dia tidak memiliki keinginan untuk berlari menuju ke sisi pemandian itu.

Eugeo menguatkan tekadnya pada saat melihat sosok yang berdiri itu, seperti penjaga kastil. Dia bukanlah musuh yang dapat dikalahkan tanpa menempatkan hidup seseorang pada batasnya.

Menarik keluar Blue Rose Sword dari lantai, dia mulai berlari di belakang barisan tombak es. Tujuannya celah sekekap yang sepuluh tombak es itu ciptakan saat Bercouli menahan itu.

Dia kelihatannya melihat Eugeo menyerbu juga, tapi Komadan Integrity Knight itu tidak menunjukkan sedikitpun sedikitpun tertekan. Dia membuka lebar kakinya dan mengirimkan kekuatan pada pedangnya yang berada di sisi kiri pinggangnya.

"Nuuhn!!"

Menemani teriakan dalam itu adalah, satu tebasan hebat. Barisan tombak itu yang hampir mencapainya dan pedang itu menebas secara horizontal melalui udara kosong, tapi Time Piercing Sword menebas masa depan.

Satu detik kemudian, tak terhitung semua es itu hancur pada saat bersamaan dengan teriakan keras, nyaring dari "gashaan". Tidak ada satupun tombak yang melewati tebasan Bercouli yang ditinggalkan beberapa saat yang lalu. Komandan Integrity Knight itu mengembalikkan pedangnya pada posisi ke atas dengan sikap acuh yang penuh kebencian dan bersiap pada serangan Eugeo yang selanjutnya.

Tetapi, Eugeo akhirnya berhasil mencapai pada jangkauan musuh dan mengacungkan pedang di tangan kanannya tinggi ke atas. Banyak pecahan es kecil, melayang yang memantulkan cahaya dari langit-langit, tapi itu juga berlaku pada musuhnya.

"Seaaa!!"

"Ouhh!!"

Kedua teriakan mereka terdengar pada saat bersamaan.

Lintasan biru muda dari pedang yang ditarik Eugeo berhadapan dengan lintasan hitam keabu-abuan yang ditarik oleh pedang Bercouli.

Pada saat berikutnya.

Pedang yang Eugeo genggam hancur dengan suara keras yang singkat.

Kedua mata Bercouli sedikit terbuka. Dia pasti telah terkejut pada kurangnya daya tahannya. Tangan kanan Eugeo, juga, tidak dapat merasakan hantaman apapun ketika pedang itu hancur berkeping-keping.

Itu hanyalah hal yang normal. Eugeo telah melempar Blue Rose Sword yang dia genggam menuju sisi kanan sebelum dia mulai menyerbu, menghancurkan es untuk membuat itu sebagai pedang pengganti.

Tebasan ke bawah Bercouli akan menjadi tebasan yang akan menangkis pedang Eugeo. Dia seharusnya akan dikalahkan dan di dorong ke belakang jika pedangnya tidak terbuat dari es. Tetapi, es yang digenggam dengan tangan kanannya tersebar tanpa perlawanan sama sekali dan Eugeo meneruskan kecepatan dari serbuannya dan melewati pedang musuh, menjatuhkan diri menuju dadanya.

"Ooohh!"

Memutar tubuhnya dengan teriakan kedua, dia dengan keras menabrak pada perut Komandan Integrity Knight itu dengan bahu kirinya. Itu adalah secret move bernama Meteor Break, dari Aincrad style «martial arts». Arti dari skill itu adalah «meteor penghancur». Itu tidak sepenuhnya aktif disebabkan oleh tidak adanya pedang, tapi dengan pusat gravitasi menjadi tidak menentu oleh serangan yang tidak terduga dan seluruh tubuh besarnya melayang di udara.

Ini normalnya akan dilanjutkan dengan tebasan horizontal ke arah kanan, tapi Eugeo membuka lebar kedua tangannya dan memeluk di sekitar pinggang Komandan Integrity Knight sebagai gantinya.

"Nuhh..."

Bahkan seseorang yang besar itu tidak dapat melakukan apapun selain untuk mendapati posturnya goyah oleh rencana dua lapis yang membuat bagian atas tubuhnya menjadi sangat tidak seimbang.

"Uoooohh!!"

Menghapus rasa sakit dari lukanya dengan teriakan itu, Eugeo mengeluarkan setiap bagian kekuatannya dari seluruh tubuhnya dan melemparkan dirinya ke pemandian di sebelah kanan dengan Komandan Integrity Knight. Bercouli mencoba untuk menahan dirinya dengan kaki kirinya, tapi kaki telnjangnya tergelincir di atas lantai yang membeku itu. Mengikuti sensasi mengapung yang dirasakan tubuhnya, hantaman dari mendarat di air menggetarkan luka di dadanya.

Tetapi, itu adalah masalah yang kecil ketika dibandingkan dengan hawa dingin yang tak terlihat yang menyelimuti seluruh tubuhnya.

"Apa...!?"

Sementara Eugeo terus menahannya, teriakan keterkejutan yang ketiga keluar dari Bercouli. Air panas yang mendidih di pemandian beberapa menit yang lalu telah berubah menjadi air dingin diambang membeku tanpa dia sadari. Keterkejutannya hanyalah normal.

Sementara menahan orang besar itu, yang mencoba untuk berdiri, dengan tangan kirinya, Eugeo mencari di dasar pemandian dengan tangan kanannya. Aku seharusnya telah melempar itu di sekitar—

Dibantu oleh setengah dari perhitungan akurat dan setengah dari keberuntungan yang baik, ujung jarinya menyentuh gagang pedang kesayangan, yang dikenalnya.

Dengan segera setelahnya, Bercouli mencoba untuk berdiri, berusaha melepaskan Eugeo dengan semua kekuatannya.

Dan sesaat sebelum itu, Eugeo menusuk Blue Rose Sword pada dasar dari pemandian itu dan berteriak.

"Mem...Bekuuuuuu."

Itu adalah apa yang akan menentukan pertarungan.

Semua yang Blue Rose Sword dinginkan hanyalah bagian dari air panas yang memenuhi pemandian besar itu. Seharusnya masih ada air panas di sekitar mereka. Itu kelihatannya membutuhkan sepuluh menit untuk sepuluh pengguna sacred arts untuk membekukan itu semua, bahkan jika mereka membuat cryogenic elements secara terus menerus. Tapi dia tidak memiliki pilihan lain.

Armament full control art adalah art yang membangunkan kekuatan hebat yang awalnya mustahil dengan melepaskan ingatan pedang.

Penyihir misterius, Cardinal, adalah seseorang yang mengatakan itu. Dalam upaya untuk menyelesaikan full control art untuk Blue Rose Sword dan pedang hitam, dia membuat Eugeo dan Kirito mengikuti ingatan pedang mereka masing-masing.

Sacred tool yang Eugeo miliki, Blue Rose Sword, awalnya adalah lapisan es yang melapisi di puncak gunung tertinggi di Puncak Barisan Pegunungan. Di sana sangatlah dingin bahkan saat puncak musim panas dan es tidak akan pernah mencair sepanjang tahun, tapi pada saat yang sama, tidak ada satupun mahluk hidup yang mendekat. Lapisan es abadi yang menghabiskan puluhan tahun terisolasi.

Tetapi, di suatu musim semi, angin yang bertiup melalui gunung tinggi itu menjatuhkan benih kecil tepat di samping dari lapisan es abadi. Es itu melelehkan dirinya sendiri hari demi hari, meneteskan sedikit air yang diciptakannya pada bibit itu. Pada akhirnya bibit itu bertunas dan kuncup bunga mengembang keluar, menahan dingin yang kuat, dengan sederhana, tapi bunga indah mekar dengan awal musim panas.

Itu jauh lebih biru dibandingkan dengan langit di utara, satu mawar.

Sangat gembira karena akhirnya mendapat teman, lapisan es abadi menghabiskan hari demi hari berbicara dengan mawar itu. Tapi pada hari bahkan setelah musim gugur berlalu, mawar biru itu berbicara seperti ini. Aku tidak dapat menahan dinginnya musim dingin. Jadi, ini akan menjadi waktunya kita untuk berpisah, dia mengatakan itu.

Es itu menjadi menyesal. Air matanya mengalir karena kesedihan dari kehilangan teman pertamanya dan tubuhnya mulai menghilang. Melihat pada keadaan es dalam kondisi itu, mawar biru itu berbicara sekali lagi. Maukah kau mengurungku di dalam dirimu sebelum aku layu dengan tidak pantas? Bahkan jika aku kehilangan hidupku, tubuhku akan tersisa selama-lamanya.

Lapisan es abadi mengabulkan permintaan mawar biru itu. Menghabiskan semua untuk bergerak pada genangan air yang dibuat dari air matanya, itu mendekap dekat pada mawar biru, dia berdoa. Membeku, membeku, membeku untuk selama-lamanya, itu doanya. Doa itu sangat kuat, sangat kuat bahkan es itu mendapati hatinya telah membeku juga.

Pada saat mawar biru menyerahkan hidupnya di dalam es, es itu, juga, tidak berbicara atau berpikir lagi. Semua yang tersisa di puncak musim dingin adalah es, mengeras tipis seperti pedang dengan semua air matanya megalir, dan satu mawar biru terkurung di dalamnya.

Itu mungkin adalah mimpin yang Eugeo lihat di Ruangan Perpustakaan Besar. Dia sama sekali tidak mengerti bagaimana es yang berbentuk sederhana dapat berubah bentuk menjadi pedang sebenarnya atau bagaimana itu bergerak ke gua bawah tanah dari puncak dan dijaga oleh naga putih, dan sejak awal, dia meragukan suatu lapisan es atau mawar memiliki hati.

Tetapi, bahkan jika itu adalah mimpi, keinginan yang tersisa dari es itu bersemayam di dalam Eugeo. Untuk membekukan apapun, kesedihan, rasa sakit, bahkan hidup dan waktu mereka—itu adalah doanya.

...Berikan aku kekuatan Blue Rose Sword!

Teriakan baru datang dari Eugeo pada saat dia dengan kuat memohon untuk itu.

"—Release...recollection!!"

Tahap kedua dari armament full control art. Kalimat upacara untuk melepaskan semua kekuatan yang tertidur di dalam pedang, perintah untuk «melepaskan ingatannya». Cardinal telah mengatakan bahwa itu terlalu cepat untuk Eugeo untuk menggunakannya, tapi sekarang—itu akan bekerja sekarang dan hanya sekarang.

Pedang di tangan kanannya bergetar dengan hebat.

Dengan segera setelahnya, tak terhitung suara kera yang bergema sepanjang seluruh pemandian besar itu seperti tak terhitung kaca jendela yang pecah. Dengan tangan kanan Eugeo sebagai penghubung, lingkaran cahaya biru keputih-putihan meluas dengan kecepatan tinggi. Air panas apapun yang menyentuh dengan itu menjadi membeku dalam sekejap, menyisakan bentuk riak.

Meskipun bagaimana seluruh dari pemandian luas itu telah membeku dengan warna putih murni, itu hanya membutuhkan waktu beberapa detik.

Eugeo menghembuskan nafas pada hawa dingin yang absurd dan menyelimuti seluruh tubuhnya yang sekarang membuatnya tidak dapat bergerak sama sekali. Itu tidak akan sedingin ini bahkan jika dia berdiri kedinginan tanpa baju di Hutan Rulid pada puncak musim dingin. Dia bahkan tidak dapat untuk mengatakan jika itu adalah es yang ada di kulitnya, atau besi yang terbakar, jika dia menutup matanya.

Dia ingin untuk menyeka es putih yang melekat di alisnya, tapi dia menahan Bercouli dengan tangan kirinya ke dalam pemandian itu dan terus menggenggam ganggang terbalik dari Blue Rose Sword dengan tangan kanannya, keduanya terjebak pada tempat dimana itu berada. Dengan berat hati mengedipkan mata dengan semua yang dia punya dan mengibaskan kristal es, Eugeo memeriksa keadaan musuh melalui kabut tebal.

Komandan Integrity Knight Bercouli memiliki badan hingga setengah dari lehernya telah tenggelam di dalam es. Disebabkan oleh usahanya untuk bangun beberapa saat yang lalu, baik tangan kiri dan tangan kanannya, yang seharusnya menggenggam Time Piercing Sword, berada di dalam pemandian, dekat dengan dasarnya. Dengan itu, dia tidak dapat bergerak lagi, sama seperti Eugeo.

Bunyi lemah terdengar dari es kecil yang menempel di alis dan rambutnya, Komandan Integrity Knight itu mengerang.

"Aku tidak pernah berpikir bahwa sebenarnya akan ada swordsman yang melempar pedangnya di depan musuhnya...Kau adalah seseorang yang menemukan dengan cara bertarung seperti itu?"

"...Tidak. Patnerku yang mengajariku. Bahwa semua benda yang ada di medan pertarungan dapat digunakan sebagai senjata atau jebakan."

Eugeo entah bagaimana menjawab dengan mulutnya yang kaku dari dingin yang berlebihan. Bercouli beberapa saat menutup mata dan mulutnya seolah-olah dia memikirkan tentang sesuatu, tapi kemudian menunjukkan senyuman yang aneh. Melepaskan bagian es yang terjatuh dari mlutnya.

"Hmm, aku mengerti. Menggunakan apa yang ada di sana, huh...Baiklah, aku akan mengakui bahwa kau berhasil mendapatkanku, tapi aku tidak dapat kalah dengan cara seperti ini."

Dia mengambil nafas dan menahannya.

Apa yang dapat dia rencanakan pada waktu seperti ini, yang memberatkan pada pikiran Eugeo. Dia kelihatannya harus segera mempersiapkan diri dari serangan balasan pada kesempatan lepas saat dia memulai pengucapan untuk sacred art.

Mata biru muda Bercouli terbuka dengan cepat. Dari ruangan diantara giginya, yang menyeringai seperti hewan buas, suara yang memekakkan telinga terdengar.

"Nuuuuuuuhn!!"

Tak terhitung pembuluh darah tebal terlihat pada dahi Komandan Integrity Knight pada saat itu juga. Beberapa kumpulan otot sedikit terlihat pada leher yang terbuka, warna kulitnya yang hampir menghilang menjadi merah terang.

"Apa..."

Eugeo tidak dapat melakukan apapun selain dari mengeluarkan teriakan keterkejutan. Bercouli secara nekat mencoba untuk menerobos es tebal dengan kekuatan ototnya saja.

Itu tidak mungkin. Bahkan dengan gerakan yang tidak ditahan dan ruangan yang cukup, lapisan es dengan ketebalan seperti itu seharusnya akan sangat sulit untuk dihancurkan dengan tangan kosong. Lupakan dengan kondisi Komandan Integrity Knight yang sekarang, terjebak di tempat bahkan tanpa sehelai rambut yang dapat bergerak.

Gigi putih itu digeretakkan secara bersamaan, membuat suara seperti besi yang retak. Mata biru itu yang memperlihatkan cahaya kuat, seolah-olah itu memancarkan cahayanya sendiri.

Meskipun hawa dingin yang membungkusnya berada di bawah titik beku, bergemetar di balik gerakan itu bersamaan dengan punggung Eugeo. Tepat setelah itu samar-samar, tapi suara tegas terdengar.

Retakan yang dibuat di dalam es memisahkan mereka berdua. Retakan lainnya dari itu. Dan terus berlanjut, satu demi satu.

Eugeo sekali lagi dipaksa untuk mengerti bahwa orang besar yang ada dihadapan matanya bukanlah manusia biasa. Dia adalah seseorang yang berdiri di puncak yang melewati kelompok kuat dari Integrity Knight yang dipilih dari swordsman terbaik diantara empat kerajaan—orang terkuat di Dunia Manusia. Dia mungkin menghabiskan waktu sejumlah seratus atau dua ratus tahun di tengah-tengah pertarungan, legenda yang hidup.

Pertarungan melawan musuh seperti itu yang bahkan tidak membiarkan kesalahan untuk sekejap. Eugeo benar-benar tidak mempercayai pertarungan ini dapat berakhir hanya dengan membekukan musuh dan dirinya di dalam es, dari sejak awal. Tujuan sebenarnya terletak pada—untuk memaksakan itu menjadi pertarungan bersama-sama untuk Life.

Dengan erat menggenggam pedang kesayangannya pada ganggangnya di bawah es, yang masih dalam kondisi release recollection sekarang, Eugeo menajamkan inderanya.

Jika ingatan yang Eugeo lihat terbukti benar, Blue Rose Sword memiliki asal yang sedikit berbeda ketika dibandingkan dengan pedang hitam Kirito, Time Piercing Sword Komandan Integrity Knight, atau Heaven Piercing Sword Fanatio. Itu akan menjadi bagaimana ada dua keberadaan yang digunakan sebagai asal dari pedang ini. Lapisan es abadi dan satu mawar yang terkurung di dalamnya.

Kemampuan lapisan es membekukan apapun dan segalanya. Dan kemampuan mawar—membuat hidup menjadi bermekaran.

"Mekarlah—Blue Rose Sword."

Merespon pada teriakan Eugeo, tak terhitung kelopak bunga menjadi tumuh di permukaan es. Itu terbuka lebar sementara berputar, menyebarkan kelopak biru, seperti pisau yang samar-samar transparan.

Dipimpin oleh satu mawar, yang mekar dengan suara denting yang menyerupai lonceng—melebihi beberapa ratus—mawar bermekaran satu demi satu. Itu luar biasa indah, tapi itu pemandangan yang kejam. Setelah semua, mawar besar ini hanya sepenuhnya mekar dengan menghisap Life Eugeo dan Bercouli.

Energi telah meninggalkan anggota tubuhnya dan pandangannya mulai menjadi gelap. Dia tidak lagi memiliki sensasi sentuhan dari es di kulitnya, lupakan hawa dingin. Dia hanya dapat membiarkan mati rasa yang melumpuhkannya menyelimuti seluruh tubuhnya.

Tidak berdaya seperti dia, bahkan Bercouli sekarang akan mendapati kekuatan yang dibutuhkan untuk menghancurkan penjara es itu dihisap dari sumbernya, kulit merah tuanya terlihat menjadi putih, warnanya mengalir keluar. Ketenangan telah menghilang dari raut wajah gagahnya untuk pertama kalinya semenjak pertarungan dimulai.

"Kau sialan...Jangan bilang padaku kalau kau telah bertujuan untuk seri...semenjak awal, anak muda."

"Jangan...salah paham."

Memberikan semua yang dia punya untuk mengangkat kelopak matanya yang menjadi lebih berat, Eugeo memaksakan keluar suara serak.

"Hanya ada satu hal yang aku harapkan untuk menang melawan kau...Itu adalah...Jumlah Life kita. Fanatio-san menderita dengan jumlah luka yang hampir sama dengan patnerku dan mereka terjatuh pada saat yang bersamaan...Dengan kata lain, bahkan jika kalian Integrity Knight tidak mati karena umur, jumlah Life kalian sama sekali tidak berbeda dengan kita...Apa aku benar...?"

Bahkan saat mulutnya bergerak, manik cahaya yang berkilauan mengalir keluar dari mawar es yang terus bermekaran. Fakta bahwa dia sudah tidak mendengar suara keras dari air panas yang mengalir ke bawah hingga sekarang pasti sudah menjadi bukti bahwa tempat itu sudah membeku.

Es tebal telah membungkus baik Bercouli dan Eugeo tanpa ada seorangpun menyadarinya, hanya meninggalkan bagian tengah dari wajah mereka. Jika Stacia Windows mereka hendak dibuka, seseorang seharusnya mampu untuk melihat penurunan Life mereka dengan kecepatan mengerikan. Menahan dorongan kuat untuk tertidur, Eugeo dengan susah payah melanjutkan berbicara.

"...Menilai dari penampilanmu, kau seharusnya memiliki umur lebih dari empat puluh sebelum kau menjadi Integrity Knight...Normalnya, jumlah maksimum dari Lifemu telah menurun. Sebagai perbandingan, Lifeku telah mendekati maksimum...Bahkan jika menderita hantaman tebasan pedang, aku seharusnya memiliki Life lebih banyak. Itulah hal yang aku pertaruhkan."

Kedua mata Bercouli sulit terbuka pada saat setelah Eugeo selesai berbicara. Seluruh wajahnya sama sekali berubah, memecahkan es yang menempel dari dahi dan hidungnya pada saat yang bersamaan.

"Anak muda...Apa yang baru saja kau katakan sekarang?"

Meskipun bagaimana itu seharusnya sulit untuk terus menjaga kesadarannya pada situasi seperti ini, cahaya kuat terlihat di mata Komandan Integrity Knight.

"Menjadi Integrity Knight...kau bilang...? Kenapa kau mengatakan sesuatu seperti kau mengetahui bagaimana kita di kehidupan sebelumnya?"

Sword Art Online Vol 13 - 111.jpg

Eugeo mengedipkan matanya sekali sebelum mengumpulkan semua kekuatan yang dia punya dan menjawab.

"Itu...Hal yang aku tidak dapat maafkan tentang kalian semua."

Emsoi kuat keluar dari dalam pikirannya yang membuat dia melupakan tentang keputusasaan di seluruh tubuhnya, bahkan jika itu hanya untuk sekejap.

"Melupakan semua tentang siapa kalian sebenarnya...mengabdikan pedangmu pada Gereja Axiom bahkan tanpa mengetahui bentuk sebenarnya... menempatkan wajah yang menganggap kalian adalah keadilan, bahwa kalian seseorang yang menjalankan hukum...Kalian bukanlah knight suci yang dipanggil dari Celestial World oleh pemimpin tertinggi. Ibumu melahirkanmu dan memberimu nama, Bercouli, kau adalah manusia sama seperti diriku."

Itu lalu terjadi, pada saat ketika dia meneriakkan itu keluar—

Eugeo akhirnya mengingat «siapa» sebenarnya orang besar di hadapan matanya.

Keterkejutan yang sangat besar menekan nafas pendek darinya. Bercouli...Itu adalah nama seseorang yang muncul di cerita lama yang pernah dia dengar dari kakeknya ketika dia masih anak-anak. Swordsman terkenal yang mendirikan Desa Rulid tiga ratus tahun lalu dan menjadi pemimpin penjaga pertama. Pahlawan yang menjelajahi gua di Puncak Barisan Pegunungan dan mencoba untuk mencuri pedang berharga dari samping naga putih yang tertidur...Blue Rose Sword yang Eugeo genggam tepat sekarang.

Dia mempertimbangkan jika ini adalah keturunan dari Bercouli asli, yang memiliki nama yang sama, tapi menyangkal itu dengan sekejap. Integrity Knight yang memiliki pengurangan alami Life mereka telah dibekukan tidak akan bertambah tua. Dengan kata lain, orang ini adalah orang itu sendiri. Karakter utama dari dongeng, "Bercouli dan Naga Putih dari Utara" yang dia sukai pada saat dia anak-anak...Dan seseorang yang dia dapat ingat tidak melebihi dibandingkan dengan musim panas saat Alice diambil pergi, sekarang dihadapan mata Eugeo.

Dengan ingatan saat dia di Rulid hilang, dan sebagai Integrity Knight.

Memulihkan diri, entah bagaimana, dari keterkejutan yang sementara tapi sangat besar, Eugeo berbicara dengan perkataan yang terputus-putus.

"...Bercouli. Kau...Seharusnya mengingat untuk melihat pedangku di suatu tempat."

Blue Rose Sword, yang sekarang dengan semua kekuatan yang disimpannya telah terbangun, terus menyinarkan cahaya dingin kira-kira sepuluh cen di bawah permukaan es.

Komandan Integrity Knight, yang juga karakter utama dari dongeng di tiga ratus tahun yang lalu, merendahkan pandangannya untuk menatap pada es. Dagu kekarnya menjadi kaku dan dia memaksakan keluar suara serak diantara gigi uang digemeretakknya. Tetapi, perkataan Eugeo membantah dugaan Eugeo.

"...Itu benar...Di suatu tempat... —Pada saat lalu...Pada waktu itu..."

Kelopak matanya yang tertutup perlahan terbuka dan Komandan Integrity Knight itu berkata.

"—Pedang seperti itu berada di dekat sarang ketika aku membunuh naga penjaga di utara..."

Diserang oleh gelombang keterkejutan lainnya, dia mengeluarkan kata-katanya, pemikiran tentang hawa dingin yang membekukan seluruh tubuhnya beberapa saat meninggalkan dia.

"Kau...Membunuhnya...?"

Pemandangan yang Alice dan dia lihat ketika mereka menjelajahi gua utara bersama-sama delapan tahun lalu muncul kembali di pikirannya.

Tak terhitung, tulang raksasa tertumpuk di ruangan luas bagian tengah dari gua itu. Luka tajam telah terukir pada itu dari semua sudut.

Luka yang disebabkan bukan dari taring atau cakar hewan, tapi oleh pedang yang diayun oleh tangan manusia.

"Tulang naga itu...Kau adalah seseorang yang melakukan itu...? Kau...bahkan membunuh...naga yang muncul di ceritamu sendiri...?"

Tidak menahan emosi gelisah yang mengalir di dadanya meskipun hawa dingin memotong seluruh tubuhnya, Eugeo berkali-kali menggelengkan kepalanya. Sesuatu mengalir dari kedua matanya juga, mengaburkan pandangannya.

"Jadi kau benar-benar melupakannya...apapun dan segalanya...Bercouli, kau adalah pahlawan yang semua orang tahu di desa yang aku tinggal, di Rulid, entah mereka tua atapun muda. Kau membuat petualangan panjang dan keras menuju utara dari pusat dan mendirikan desa di tanah liar, kau adalah leluhur kami. Pemimpin tertinggi menangkapmu, menyegel ingatanmu, dan membuat kau menjadi Integrity Knight pertama. Kau bukanlah satu-satunya. Fanatio-san sama, Eldrie-san juga, dan bahkan Alice...Itu terjadi pada semua orang. Sebelum mereka diubah menjadi Integrity Knight, semua orang sama seperti kita...semua orang adalah manusia..."

"Menyegel...Ingatanku, kau bilang...?"

Mata Bercouli, yang telah terbukti tidak tergoyahkan selama pertarungan, kehilangan fokusnya seolah-olah itu melihat ke arah suatu tempat yang sangat jauh. Suara pelan, yang hampir tidak dapat terdengar, mengalir keluar dari mulutnya yang kehilangan kekuatannya.

"......Aku benar-benar tidak dapat mempercayai ceritamu dengan mudah...Tapi...Aku juga berpikir...Cerita tentang aku telah dipanggil dari Celestial World sebagai knight dari dewi... tidak kupercayai untuk waktu yang lama..."

Semua kekuatan Bercouli telah meninggalkannya semenjak beberapa saat yang lalu. Es tetap berada di lapisannya pada raut wajah gagahnya sekali lagi. Air mata mengalir di pipi Eugeo, juga, beberapa saat kemudian dan itu telah terhisap di lapisan es yang merambat pada wajahnya, dan menghilang.

Dongeng yang dia dengar tak terhitung jumlahnya semenjak dia anak-anak, Bercouli dan Naga Putih. Kenyataan bahwa pahlawan yang berperan sebagai karakter utama telah membunuh naga yang berperan sebagai karakter utama lainnya membawa perasaan kehilangan dan kegagalan yang tidak dapat dideskripsikan pada Eugeo.

Pemimpin tertinggi, Administrator, memiliki kekuatan yang jauh melebihi apa yang dia dapat bayangkan. Setelah semua, dia bahkan dapat memanipulasi seorang swordsman hebat dengan mudah, mengubah mereka menjadi knight setianya. Dia mungkin bukan keberadaan yang hanya dua elite swordsmen-in-training dapat harapkan untuk melawannya sejak awal. Pemimpin tertinggi...Dan Gereja Axiom juga.

Eugeo merasakan, di suatu tempat di kepalanya, yang hanya memiliki sedikit Lifenya dimana mawar es itu terus menghisapnya yang tersisa di dalam dirinya. Bercouli juga sama. Mata biru keabu-abuan, yang setengah terbuka dibalik es memiliki semua cahayanya hampir menghilang.

—Ini berakhir seri?

Pada saat dia memikirkan itu, percikan kecil bergematar untuk hidup di dalam dadanya, keinginan untuk tidak kalah di sini dan sekarang. Tapi dia bahkan tidak dapat menggerakkan jarinya. Kekuatannya perlahan mulai meninggalkan tangan kanannya, yang memegang Blue Rose Sword di bawah es...

Pada saat itu.

"Ho-hooo, indah, ini benar-benar indah."

Suara mengganggu, seperti menggores garpu pada piring metal dengan kekuatan, terdengar luas melalui pemandian besar itu.

Eugeo menggerakkan mata kaburnya dan melihat sesosok orang yang berbentuk aneh bergoyang sepanjang jalan saat itu mendekat.

Itu seharusnya manusia, tapi dia memiliki bentuk lingkaran yang berlebihan untuk seseorang. Anggota tubuhnya, yang mengembang keluar dalam lingkaran sempurna, memiliki anggota gerak pendek lucu yang melakat padanya. Lehernya benar-benar tidak dapat terlihat dan kepalanya, lingkaran juga, terletak langsung di atasnya. Itu kelihatan sama seperti boneka salju yang anak-anak buat di musim dingin.

Tetapi, pakaian yang dikenakannya, sangat penuh dengan warna, itu cukup sakit untuk melihatnya. Berpakaian dengan kostum yang berwarna merah gelap di kiri dan biru gelap di kanan, perutnya yang berlebihan itu memiliki kancing emas yang sulit untuk dapat menahannya. Dan juga, celananya memiliki warna yang berbeda di kiri dan kanan serta detail yang diperhatikan itu tetap sama bahkan untuk sepatunya.

Tidak ada satupun helai rambut yang ada di kepala lingkarannya dan topi emas kecilnya terpasang di bagian atas yang mulus. Bentuknya menyerupai topi yang Cardinal, penyihir dari Ruangan Perpustakaan Besar, pakai, tapi itu jauh lebih berselera buruk. Dan untuk menambahkannya, tingginya tidak lebih dari sedikit melebihi satu mel.

Pakaian sama yang badut menyeimbangkan tubuh di atas bola diantara rombongan pemain sandiwara yang menunjukkan berbagai akrobat di plaza distrik keenam Centoria pada saat festival pertengahan musim panas. Tetapi, itu cukup membuktikan dari raut wajah yang orang kecil itu miliki tidak memiliki kualitas yang halus sama sekali.

Dia tidak dapat menghitung umur orang itu. Kulitnya benar-benar putih, hidungnya berbentuk lingkaran, pipinya kendur, dan mulut merahnya yang tidak masuk akal terbagi menjadi bagian dalam senyuman lebar. Matanya panjang dan sipit dalam bentuk bulan sabit, melengkung ke atas seolah-olah itu sedang tertawa, tapi cahaya di mata yang terlihat dari celahnya benar-benar sangat dingin.

Badut yang mengenakan pakaian merah dan biru meloncat saat dia melewati jalan marbel itu, lalu melompat ke pemandian yang membeku dengan kuat. Sepatunya, yang menunjukkan ujungnya, menghancurkan dua mawar es dengan suara tersebar.

"Ho, hoo! Hoo, hoo, hoo!"

Kelihatannya telah menemukan sesuatu yang menggembirakan, orang kecil itu bertepuk tangan dan tertawa nyaring untuk sebentar, lalu mulai menginjak mawar yang ada di sekitarnya, mengubah itu menjadi pecahan kaca satu demi satu. Membuat keributan saat dia menghamburkan pecahan itu, dia mendekati Eugeo dan Bercouli yang terkurung di dalam es.

Masih berdiri beberapa meter, orang kecil itu menginjak satu mawar terakhir menjadi bagian sebelum akhirnya memalingkan wajahnya pada mereka. Mulut merah itu terbuka lebar dan suara yang mengganggu bergema sekali lagi.

"Oho...Tidak dapat diterima, ini benar-benar tidak dapat diterima. Tuan Komandan Integrity Knight. Aku tidak merasa kau memikirkan kau hanya dapat meninggal dunia seperti itu? Itu jelas akan menjadi pengkhianatan, kau tahu, kepada Pemimpin Suci, pemimpin tertinggi yang gemerlap. Aku sangat yakin dia akan sangat marah ketika dia bangun, kau tahu?"

Pada itu, dengan kesadarannya kelihatannya diambang menghilang, mulut Bercouli bergemetar dan suara pelan dan serak mengalir keluar.

"Kepala Pemimpin...Chudelkin...Jangan ikut campur pada pertarungan diantara swordsman...kau sombong..."

"Hoo, hohoo!"

Saat mendengar perkataan Bercouli, badut kecil itu meloncat tiga langkah sementara bertepuk tangan dengan keras.

"Swordsman! Pertarungan! Kau membuatku tertawa, hoohoohooo!"

Tawa nyaring yang tidak kelihatan seperti milik manusia tersebar keluar.

"Kau yakin untuk dapat berbicara, bahkan setelah sangat bermurah hati bersikap lunak melawan pengkhianat kotor itu! Tuan Komandan Integrity Knight, kau bahkan belum menggunakan «sisi lain» dari Time Piercing Swordmu, bukan begitu? Kau bahkan dapat membunuh anak muda itu sebelum dia mengatakan sesuatu jika kau merasa menyukai itu! Itulah yang kumaksud dengan pengkhianatan kepada pemimpin tertinggi sejak awal!!"

"Diaaam...Aku telah bertarung dengan semua yang aku punya...Di samping itu, kau berbohong kepadaku...Kriminal ini...Bukanlah seorang Darkness Knight dari Dark Territory...Dia jauh lebih baik dibandingkan dengan suatu gumpalan daging jelek sepertimu..."

"Tutuuuuup mulutmuuuu! Atau aku akan menarik keluar rambutmuuuu!!"

Kedua matanya terbuka dengan lebar tiba-tiba dan orang kecil itu melompat ke atas dan ke bawah seperti suatu bola, lalu menghentakkan kaki secara keras pada kepala Bercouli dengan kaki pendeknya. Berayun ke kiri dan ke kanan di atas kepala Komandan Integrity Knight itu, dia melanjutkan berteriak dengan suara keras.

"Sejak awal, ini karena kalian knight sialan melakukan pekerjaan sialan seperti ini maka itu berakhir menyusahkan seperti ini. Kau membuatku tertawa keras ketika kalian telah dikalahkan oleh hanya dua anak kecil yang membuat perutku menjadi pecah. Pada saat Pemimpin Suci bangun, aku sangat yakin setiap semua knight...Atau setidaknya, baik kau dan Wakil Komandan Integrity Knight akan diproses kembali!"

"Apa...yang, apa...yang akan kau..."

"Ah, huh, diam, diam. Itu sudah cukup untukmu, pergilah untuk tidur."

Orang kecil itu mengulurkan jari kecilnya di tangan kanannya dengan gerakan berlebihan sementara menaiki kepala Bercouli. Menjilat mulutnya dengan lidah merah gelapnya, dia mulai mengucapkan sacred art dengan suara menusuk.

"System caaaaall! Deep freeee—eeze! Integrator unit, ID zero zero oneeeee!"

Itu adalah sacred art yang belum pernah dia dengar sebelumnya. Art itu sendiri benar-benar pendek dan bahkan jika itu adalah art menyerang, itu tidak akan menimbulkan efek besar—atau seperti itu yang dia pikirkan.

"Guh..."

Bercouli merintih dengan lemah. Dengan segera setelahnya, tubuh—rambut, kulit, bahkan pakaian yang dia kenakan, mulai semakin berwarna abu-abu, gelap. Daripada hendak dibekukan, itu kelihatannya dia hendak diubah menjadi batu.

Cahaya benar-benar menghilang dari kedua matanya dan tubuhnya, yang terkurung oleh es, berganti warnanya seperti lumpur dari ujungnya, dihadapannya orang kecil—badut yang dipanggil Kepala Pemimpin Chudelkin—akhirnya melompat dari kepala Komandan Integrity Knight Bercouli dengan kuat.

"Hoh, hohi, hohihi...sebenarnya aku sudah tidak memerlukan seorang tua sepertimu lebih lama lagi, kau tahu, nomor satu. Maksudku, aku sudah menemukan pion yang sepertinya dia akan sangat berguna...bukan?"

Badut itu berguman seperti itu saat lubang kecil, mata kecilnya menatap terus-menerus pada Eugeo. Rasa takut, yang lebih dingin dibandingkan dengan es yang mengelilinginya, mengalir di punggungnya.

Tetapi, Eugeo telah mencapai batasnya pada saat itu. Dia berusaha menatap padasepatu merah dan biru yang mendekatinya saat itu menginjak mawar es, tapi pemandangan itu dengan segera menghilang menuju kegelapan kelam.

—Kirito.

——Alice...

Kesadaran Eugeo terpotong saat dia memanggil keluar kedua nama mereka dari dalam hatinya.


Catatan Penerjemah[edit]

  1. Eugeo mengucapkannya dalam Pengucapan Suci atau dalam Bahasa Inggris
  2. itu cara orang itu mengatakan skill tebasan beruntun