To Aru Majutsu no Index ~ Bahasa Indonesia:Volume8 Chapter 1

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Chapter 1: After School of Girls. After_School_of_Angels.[edit]

Part 1[edit]

“Hal seperti itu terjadi barusan saja, Onee-sama.”

Sekolah Menengah Tokiwadai mempunyai tiga fasilitas untuk mandi.

Salah satunya adalah tempat bilas yang merupakan tunjangan dari sekolah. Tempat itu dinamakan "Pemandian Henie", dan ini tempat yang dibuat khusus bagi murid untuk merapikan dirinya. Pemandian ini dipenuhi oleh uap putih. Shirai berkata hal tersebut sementara dia menuangkan air yang hangat ke tubuhnya. Air tersebut mengalir kebawah kulitnya yang halus, mendorong busa sabun dari dadanya turun ke perut.

“Ah, air tersebut terguyur sampai ketempat kamu berada? Apakah hal seperti itu perlu diributkan, hanya dengan kekuatan seperti itu saja? Aku mencoba untuk menahan diri. Kalau saja aku menggunakan kekuatan penuh, kolam renang saja tidak akan mampu untuk membendung.”

Mikoto disisi lain papan berkata dengan datar. Pemandian ini mempunyai luas sebesar lima kelas dan disini ada hampir sembilan puluh kepala pancuran. Setiap pancuran dipisahkan oleh papan dan pintu sorong. Pintu ini tidak sebesar papan tersebut. Dengan tinggi dari perempuan smp biasa, mungkin papan ini hanya bisa untuk menutup dari bagian paha sampai ke dada. Jika gadis itu terlalu tinggi, dia tidak akan bisa menaati peraturan, dan harus membungkuk kebawah untuk tidak mengexpos dirinya.

“Disamping itu, kalau aku ingin 'menghentikan', aku akan menggunakan cara yang lebih rukun untuk menyelesaikannya. Dan hal ini bukanlah sesuatu yang besar, dan aku tahu bagaimana untuk memilih cara menyerang dengan melihat siapa lawanku. Satu-satunya orang yang bisa kulawan dengan kekuatan penuh hanya si idiot itu.”

Perasaan nyaman yang diungkapkan Misaka di kalimat terakhirnya membuat alis Shirai gemetaran. Busa sabun yang mengalir turun dari perut ke pahanya memberikan rasa yang gatal. Shirai tidak bisa menahan untuk berpikir,

Si idiot itu, untuk Onee-sama menyebut laki-laki itu lagi…

Satu dari alis Shirai terus bergerak ketika tangannya mencapai atas dari pintu sorong itu. Disanalah terletak pita rambut yang biasanya dia gunakan untuk mengikat kuncir kembarnya.

Shirai hendak menaruhkan salah satu dari pita tersebut di lantai. Karena air hangat yang terkumpul di lantai marmer putih itu, ketika pita tersebut jatuh ke lantai, benda tersebut mengalir ke arah air yang lebih dangkal, dan melintas ke kamar mandi tetangganya melalui celah.

“Ahhh, Aku sangat ceroboh! Untuk membiarkan pita rambut saya mengalir ke tempat telarang Onee-sana!”

“Jangan pakai alasan itu untuk menggunakan teleportasimu datang kesini!”

Shirai benar-benar berpikir untuk menggunakan teleportasinya, tetapi Mikoto hanya berteriak dan menghantam ke papan. Gadis-gadis lain yang berada di pemandian, yang sedang asik berbincang2, ketakutan ketika mendengar suara itu dan menghentikan pembicaraan mereka.

Karena terganggu oleh suara tersebut, Shirai tidak dapat melakukan teleportasinya. Ketika dia melakukan teleportasinya, dia harus menetapkan tiga dimensinya dengan teori dimensi yang kesebelas, dan menggunakan hasil nilai tersebut untuk mengkalkulasi ulang dan menetapkan nya. Proses ini sangat sulit, dan kadang2 gagal dikarenakan kejutan atau kegelisahan tiba-tiba.

“Hoho, tampaknya ini adalah cara perlawanan yang telah dipersiapkan dengan baik dan menunjukan bahwa proses pikiranku dan Onee-sama tersinkronisasi dengan sempurna. Ho… hohoho!”

“Aku tidak mau bermain permainan pikiran seperti ini dengan kamu... Ambil kembali pita rambutmu.”

Tangan Mikoto yang basah namun halus tersebut menjangkau melewati papan partisi, dengan pita rambutnya yang basah tersebut teruntai dari jarinya. Shirai berterimakasih kepada Mikoto, mengambil dan merasakan udara yang sedikit hangat dari pita tipis tersebut.

Shirai meraba badannya dari atas sampai kebawah, membersihkan sisa busa sabun, dan mematikan pancaran air.

“Oh ya Onee-sama, apakah kamu ada rencana setelah sekolah selesai?”

Shirai mengatakan ini sementara dia menghadap ke dinding partisi di sampingnya. Air yang mengalir ke bawah di tulang selangkanya terjatuh.

“Yeah, Aku punya rencana untuk tidur sepanjang tahun.”

Mikoto menjawabnya dengan santai, dan dalam waktu yang bersamaan, suara denting bisa terdengar. Sepertinya dia menggeledah tas mandinya, mencari botol shampoo kecil.

“Kalau itu bukan sebuah candaan, aku pasti akan mengambil kesempatan ketika kamu tidur...”

“Berhenti menghela dan mengatakan ini dengan serius; aku akan merinding. Apakah ada sesuatu untukku sehabis sekolah?”

Dari sisi yang lain, terdengar suara sabun yang diperas, bersamaan dengan aroma manis dari shampoo tersebut. Setelah itu, kelihatannya Mikoto memperkuat tekanan air, membuat suara pancaran air makin keras.

“Tidak terlalu mendesak.”

Shirai menyandarkan punggungnya di papan partisi.

Index v08 025.jpg

“Tetapi… tentang itu… Saya sedang berpikir untuk pergi keluar bersama Onee-sama untuk membeli sesuatu, makan sedikit kue. Belakangan ini, pekerjaan di Judgment telah bertambah, jadi aku tidak ada waktu untuk pergi keluar dengan Onee-sama. Sesungguhnya, aku sedikit bosan. Juga, bukankah Onee-sama berkata ingin membeli sesuatu?”

“Kuroko…”

Suara yang disisi lain partisi tersebut terdengar agak lembut.

Berrr… Berjuang! Hari ini, Kuroko tidak akan mundur dengan gampang! Aku tau kalau Onee-sama peduli dengan Kuroko meskipun dia keras kepala, dan suka menyelinap di lengannya, hoho… hehahahahaha—!

Shirai Kuroko menyingkapkan senyum licik secara diam2, dan karena partisi menghalangi dia, Mikoto tidak mengetahui apapun dan hanya mengatakan ke kouhainya dengan lembut,

"Kamu selalu lari ke toko permen untuk memanjakan dirimu setiap hari setelah pekerjaan Judgmentmu; tidak heran kalau perut kecilmu itu tetap ada meskipun kamu berdiet setengah mati."

Beberapa saat kemudian.

Dengan senyuman yang licik, Shirai Kuroko berteleportasi dimana Misaka Mikoto berada.

Lebih jelasnya, dia berada tepat di atas Mikoto.

Sebagai seorang gadis, dia pasti akan kalah, tetapi dia harus memberikan lawannya sebuah tendangan yang bisa membuat gadis itu terbang.


Part 2[edit]

"Taman Sekolah", yang merupakan kumpulan dari lima sekolah, adalah sebuah kota mini.

Mungkin seperti pangakalan angkatan laut Amerika yang ditempatkan di Jepang? Shirai berpendapat. Tentu saja, perbandingan ini mungkin agak aneh, tetapi sini ada barikade besar yang menghalangi orang lain untuk masuk. Barikade ini dibagi dalam beberapa area, contohnya seperti fasilitas untuk experiment dan area perumahan. Bahkan toko yang menyediakan keperluan sehari-hari, seperti kafe can toko baju, tersedia disini.

Shirai dan Mikoto sedang berjalan di "kota yang memiliki segalanya" tersebut.

Meskipun ini ada tempat tertutup yang dikelilingi oleh barikade, masih ada bis publik yang disetir oleh supir perempuan. Keramaian orang-orang yang berjalan memakai seragam sekolah yang berbeda, totalnya ada lima seragam dan melihat ke arah mereka. Mereka semua adalah gadis muda, yang membuat hal ini tidak bisa dijelaskan. "Taman Sekolah" ini memiliki lantai batu dan gedung berwarna putih yang terlihat seperti kota tua yang terletak di dekat laut Mediterranean. Gedung ini mempunyai suasana kebaratan, tetapi gedung tersebut berbentuk persegi panjang, seakan-akan atap segitiga tersebut dihancurkan dengan paksa oleh seseorang-- sungguh desain gedung unik yang khusus dipakai ditempat yang memiliki curah hujan rendah. Meskipun gedung-gedung disini modern, ada sedikit jiwa perasaan kuno tertanam didalamnya.

Tetapi, kalau dibandingkan dengan pemandangan di jalan di Barat, ada dua hal yang kurang di "Taman Sekolah" ini:

Pertama, sebuah gereja.

Kedua, ukiran agung.

Tidak perlu penjelasan dalam bagian depan. Untuk bagian yang belakang, karena kebanyakan ukiran agung yang ada biasanya orang kudus atau orang yang beragama, jadi seseorang tidak dapat melihatnya disini.

Jalan Barat(TL= Western street) yang tidak memiliki kedua benda ini terlihat sangat aneh karena kebanyakan kota disana berkembang dari sebuah tempat atau alun-alun keagamaan.

Disini, pengganti atas hal itu adalah sebuah sekolah.

Kalau disini ada pandangan burung, seseorang dapat mengerti semuanya dengan jelas. Banyak jalan yang tersebar dari lima sekolah layaknya jaring laba-laba. Kelima jaring ini berjalin satu sama yang lain, membuat sambungan yang tidak terhitung dalam prosesnya..

Dengan kata lain, bisa dikatakan kalau jalan di "Taman Sekolah" ini agak sempit. Ini disebabkan oleh banyaknya bangunan fasilitas percobaan di area yang terbatas dan ini membuat jalan disini terasa seperti sebuah labirin.

Dan sekarang,

Sepulang sekolah, dijalan yang begitu indah, dua gadis sedang berjalan bersama-sama.

Shirai Kuroko dan Misaka Mikoto.

Sebagai superstar dari semua gadis di Kota Akademi dan putri dari Sekolah Menengah Tokiwadai, rambut dari duo tersebut terlihat acak-acakan. Ini, tentu saja, akibat dari pertarungan besar-besaran.

Mikoto dengan capainya menyisir rambut dengan sisir yang berada ditangan dan berkata,

“…Untuk alasan apapun, bukankah sangat berlebihan untuk mengirim sebuah tendangan ke wajah seseorang tanpa mengenakan apapun? Aku melihat sesuatu yang harusnya tidak kulihat dengan jelas; tadi itu benar-benar membuatku ketakutan.”

“Hohoho, Aku sudah mengetahui itu akan terjadi. Untuk bertarung secara langsung dengan elektromaster terkuat tentu saja bodoh, tetapi di dalam pemandian, dimana air berhamburan, Onee-sama tentu saja tidak mau membuat orang-orang terkait dengan hal ini, jadi dia tidak akan menggunakan kemampuan listriknya. Miskalkulasiku satu-satunya adalah kalau Onee-sama mempunyai kemampuan beladiri yang sangat brutal.”

Shirai memberikan senyuman yang ironis, seakan-akan dia sudah menyerah. Pemandangan ini sangat tidak cocok untuk seorang murid Sekolah Menegah Tokiwadai, dimana misinya adalah "membuat talenta kelas dunia melalui edukasi".

Setelah itu, Shirai tertawa, dan menarik tasnya yang kendur. Sepertinya dia telah mendapatkan semangatnya kembali. Mikoto terlihat lelah dan berbicara kepada Shirai,

“Ngomong2, kamu benar2 ingin menurunkan berat badanmu?”

“Kenapa bisa Onee-sama tidak menanggap diet sebagai sesuatu yang penting tetapi bisa mendapatkan badan yang sempurna? Jangan bilang kalau kamu telah mengetahui cara untuk membakar lemak didalam tubuhmu dengan listrik—?!"!

"Tidak ada hal seperti itu dan jangan lihat aku dengan expresi yang geram itu... Cukup sudah! bukankan sudah kubilang kalau tidak ada hal seperti itu? Jangan menggoyang bahuku ah! Aku mengerti perasaanmu, tapi bukankah sekolah melarang murid-murid dari berdiet?"

Diet yang belebihan akan menghambat pertumbuhan murid dan ini juga termasuk dengan kekuatan espernya. Jadi sebagian sekolah melarang murid dalam melakukan diet.

Mendengar hal ini, Shirai berhenti menggeledah tasnya dan menghela nafas,

"Meskipun kekuatan itu penting, tapi haruskah mengorbankan kebahagiaan seorang gadis untuk hal itu? Aku tidak mau menjadi orang penuh dengan lemak berteleportasi kemana-mana"

"Tetapi, kudengar ketika berdiet, bagian lemak yang terbakar duluan adalah bagian dada. Juga, kalau kamu diet berlebihan, kulitmu akan kehilangan lemak dan menjadi kering dan kasat. Rambutmu juga akan kekuarangan nurtisi dan akan cepat rontok"

"AHHHH—! AKU TIDAK MAU MENDENGAR HAL KESEHATAN KECIL YANG AKAN MEMBUATKU SANGAT SEDIH!!"

Shirai menutupi telinganya dan bergeleng-geleng dengan cepat.

Kalau situasi ini berada di tempat lain Kota Akademi, perilaku hal ini terlihat sangat aneh. Tetapi sekarang, ketika gadis2 mendengar pembicaraan dua orang tersebut, mereka juga merasakan hal yang sama dan tidak melihat orang ini dengan aneh. Seorang gadis hendak memakan kentang goreng kedalam mulutnya tersenyum dan menaruh kentang itu kembali ke bungkusnya.

Shirai berpikir meskipun ini adalah Mikoto, dia tidak akan berbicara hal-hal seperti berat atau kosmetik. Meskipun wajahnya kelihatan datar, dia pasti akan merasa tidak enak kalau laki2 melihat dia. Tetapi, karena di "Taman Sekolah" tidak jauh berbeda dengan sekolah perempuan, mereka bisa berbicara semaunya.

Kedua orang itu berjalan melalui atmosphere barat yang dibuat secara artifisial.

Disini tidak ada toko besar seperti toserba atau mal. Semua barang yang diperlukan untuk kehidupan sekolah, seperti "Baju olahraga" dan "stasionary", mempunyai toko khusus. Jadi, jalan dipenuhi oleh toko-toko kecil yang menjual barang-barang tertentu. Untuk beberapa gedung yang besar, mereka adalah milik perusahaan yang melakukan experimen.

Seperti jejak di labirin, jalan berbelanja tersebar dimana-mana.

Shirai melihat merek dari toko tertentu, menarik tangan Mikoto dan berjalan kedalam toko itu.

Mikoto melihat isi dari toko itu, menghela nafasnya dan berkata,

"Kamu masuk kedalam untuk ini?"

"Oh, yaa, yup; ini keperluan sehari-hari"

Shirai membalas dengan santai.

Ini adalah toko lingerie.

Kecil tetapi terlihat complex, dengan desain interior yang kebanyakan dari kayu dan atmosfir yang terasa seperti toko cinderamata atau toko antik. Matahari terbenam menyinari jendela toko tersebut dan , dengan dua lampu, memberikan cahaya yang lembut. Seseorang dapat mengetahui kalau desainernya ingin membuat atmosfir yang tenang dan santai.

Tetapi, barang yang dipertunjukan disini adalah lingerie, semua dalam warna yang berbeda, dengan beranda dan pola yang berbeda pula. Ini sangat tidak cocok dengan suasana tenang di toko ini. Mungkin ini adalah suatu metoda untuk membuat barang mereka terlihat lebih diperhatikan dan memberikan konsumennya impresi yang lebih dalam terhadap barang mereka?

"Jujur saja, kurasa tempat seperti ini bukan tempat yang cocok untuk berjalan-jalan dengan teman. Pilihan pakaian dalamku di ketahui orang2 bukanlah sesuatu yang baik"

"Dengan hubungan kita sekarang, tidak perlu mempertimbangkan hal tersebut. Onee-sama menyukai pakaian dalam berwarna pink dan kekanak-kanakan; aku sudah menyelidikinya dengan seksama- Adududuh! Jangan tarik telingaku, Onee-sama!"

"Teleportasi sungguh kemampuan yang menyusahkan. Bicaralah, Kuroko: dimana kamu bersembunyi setiap hari ketika kamu melihatku berganti?"

"It.. Itu tidak penting kan, Onee-sama? Bukankah aku juga menunjukan pakaian dalamku ke Onee-sama setiap harinya?"

"Aku tidak melihat itu dengan sengaja! Sapa yang menyuruh kamu menggunakan piyama sutra yang transparan itu!? Bukankah kamu menunjukan itu dengan sengaja?!?!"

"Ara ara, Onee-sama, Aku benar-benar merasa kalau kesukaanmu dengan piyama pink yang agak longgar itu- Aduduh! Onee-sama, tahun ini kamu ingin menjadi ratu-- ADUUH!"

Meskipun Shirai dijewer, dia terlihat gembira.

Keduanya tetap melanjutkan keributannya, tetapi hal ini tidak mengambil perhatian orang-orang yang sedang berjalan. Selain kedua dari gadis itu, masih ada tiga murid dari sekolah megah lainnya dan seorang nenek tua yang merupakan pemilik toko tersebut dan seorang master menjahit yang sepertinya telah duduk di kasir bertahun-tahun, tetapi tidak ada seorangpun yang menyadari bahwa mereka membuat adegan. Wanita pemilik toko tersebut tetap membaca koran berbahasa Inggrisnya. Di "Taman Sekolah" ini, dimana semua murid disini adalah perempuan, keributan macam ini hanyalah sesuatu yang biasa saja.

"Ah, Onee-sama, kombinasi atasan dan bawahan disana terlihat cocok untukmu."

"Bagaimana bisa kamu dengan tenangnya memberikan saran meskipun telingamu dijewer sekarang... WA! Bagaimana bisa mereka memiliki pakaian dalam 80% transparan berbranda ini!? Apakah ini sebuah komedi!?"

"Ini toko lingerie, jadi sangat normal bagi mereka untuk menjual pakaian dalam kelas atas seperti ini."

"Kamu terdengar seperti pakar atau semacamnya"

"Aku adalah pakar dalam membuat Onee-sama tersipu karena malu... owowow! Oh oh, sepertinya aku menjadi lebih bersemangat sekarang. Hoho...hohoho. Di hari yang terang ini, kalau bagian dari badanku ditarik oleh Onee-sama, oh sungguh mengasikan."

"Kuroko, kalau kamu terus-terusan seperti ini. Aku tidak segan untuk menarik telingamu sampai putus, kamu tau?"

Mikoto tersenyum ketika dia menarik telinga Shirai, tetapi muka yang manis karena Mikoto tersipu dan mengelak ketika melihat pakaian dalan yang Shirai rekomendasikan tidak bisa lari dari mata Shirai. Shirai melihat muka Mikoto yang tersipu malu dan mengeluarkan senyum kebahagiaan yang tidak pernah ditunjukan sebelumnya.

Tiba-tiba, Koroko melihat kalau Mikoto terlihat agak syok, menatapi sesuatu dengan serius.

"Eh?"

Kuroko yang penasaran mengikuti pandangan Mikoto tersebut.

Dari jendela di samping jalan, dunia luar telah ditelan oleh matahari terbenam. Di angkasa nan jauh, sebuah kapal terbang terlihat mengambang dengan lambat. Dibawahnya ada sebuah layar besar dan sekarang, berita sedang disiarkan dilayar itu.

Topik siaran bisa terlihat dari sini: Amerika telah berhasil meluncurkan satelit luar angkasanya. Dan beberapa gambar satelit tersebut ditayangkan.

Mikoto sama sekali lupa tentang pakaian dalam ketika menonton siaran berita itu dengan serius. Ini membuat Shirai, disampingnya, merasa bosan.

"Sepertinya ada banyak siaran seperti itu baru-baru ini. Minggu lalu, sepertinya Prancis, Rusia dan Spanyol telah meluncurkan satelit mereka. Bulan ini, Pakistan dan Cina juga bersiap2 untuk meluncurkan milik mereka. Guru kita juga sering menyinggung hal ini pada saat pelajaran ekonomi ketika berbicara tentang keuntungan dan kerugian dari pengembangan industri penerbangan"

Shirai berkata hal ini ketika jarinya menyentuh lubang telinga Mikoto.

"WAA! Kuroko! Apa yang kamu lakukan!?"

Mikoto dengan panik berbalik ke Shirai.

"Betul... Betul juga, Kota Akademi juga meluncurkan satu minggu lalu. Kalau dipikir-pikir, mengapa kamu harus mengambil pelajaran tidak penting... berhenti menusuk telingaku... kamu... dan stop membelaiku!"

Sekolah Menengah Tokiwadai juga dikenal sebagai institute pelatihan elit, dengan filosofi 'membuat talenta kelas dunia melalui edukasi' . Jadi, kurikulum mereka berbeda dengan sekolah menengah biasa.

"Pada masa dahulu, roket dengan beberapa fase dan kendaraan luar angkasa memerlukan area yang sangat besar untuk peluncuran, jadi hanya beberapa negara atau organisasi yang memiliki dukungan finansial dan teknologi untuk menggunakannya. tetapi sekarang, waktu telah berganti... Aku harus menyerahkan laporan dalam minggu ini, jadi aku harus memeriksa beberapa hal..."

Shirai mengatakan ini sementara memilih kombinasi atasan-bawahan berenda yang berwarna hitam dan melemparkannya ke Mikoto.

"Sejujurnya, akupun merasa belajar ekonomi sosial sangat tidak penting, tapi karena kamu akan menyerahkan laporanmu, aku akan memberitahu kamu sesuatu. Sekarang, teknologi terbaru dalam menerbangkan roket ialag dengan menaruh roket di bawah pesawat dan menembakannya langsung di udara. Semenjak teknologi itu dikembangkan, jumlah tempat penerbangan roket telah berkurang, jadi hal itu tidak bisa dilihat di refensi lama. Kamu harus hati2 dalam mengumpulkan informasi"


Expresi Mikoto tidak bergeming ketika dia melemparkan pakaian dalam berenda tersebut kembali ke Shirai dan menghela nafasnya. Setelah itu, dia terlihat sangat tertarik dengan satu celana dalam berwarna kuning pucat.

"O...Onee-sama... tidakkah itu telihat sedikit kekanak-kanakan?"

Mikoto melotot ke arah Shirai dengan tidak senangnya, tetapi Shirai nampaknya tidak mundur. Mikoto tampaknya mendapatkan sinyal dari expresi Shirai yang kaku dan hanya bisa melihat set pakaian dalam yang lain sayangnya. Hanya saja untuk Shirai, pilihan lain itu masih terlihat sangat kekanak-kanakan.

"Haah... sekarang kamu sebutkan itu, sekali informasi dasar dari referensi di edit, semua informasi menjadi susah untuk ditafsirkan. Tetapi aku tidak mungkin meninggalkan semua referensi lama. Toh, sebagian infomasi hanya bisa di dapatkan dari referensi lama."

"Bukankah mempertimbangkan yang betul dan yang salah dari informasi baru dan lama menjadi salah satu yang harus kita pelajari? Toh, kalau kamu mengambil semuanya, nanti juga akan bertambah ruwet ketika perkembangan industri tersebut menjadi lebih complex dan pasti membuatmu pusing. Semenjak sektor privat bergabung, semua industri menjadi ramai, jadi makin banyak catatan baru dibuat , kronologipun juga harus diperbaharui secara regu... TUN! TUNGGU SEBENTAR, KUROKO! BUKANKAH ITU SEDIKIT TERLALU...!"

Shirai sedang memegang set pakaian dalam yang memiliki status pertahanan yang rendah, saking rendahnya sampai Mikoto tertegun.

"Ngh? Onee-sama, apakah kamu ada berbicara tadi?"

"Lu...Lup..Lupakanlah, semua orang mempunyai pilihannya pakaian dalamnya masing-masing. Tapi, tolong jangan sampai tertangkap oleh pengawas atau instruktor asrama."

Mikoto menghindari untuk melihat set pakaian dalam di tangan Shirai secara langsung dan mengatur nafasnya.

"Mes... meskipun situasi sekarang sangat merepotkan. Organisasi lama yang memiliki area peluncuran tidak ingin pendatang baru untuk mengacaukan segalanya ketika industri ini berkembang. Tetapi organisasi dengan teknologi yang baru ingin menunjukan kedunia bahwa teknologi ini jauh lebih murah dan aman dibandingkan oleh roket dan pesawat yang lama. Teknologi baru dan lama, kalau salah satu sisi mendapatkan dukungan, sisi yang lain akan kehilangan tertinggal. Inilah alasan dibalik orang-orang menerbangkan roketnya ke udara, untuk membuktikan kehandalannya kepada sponsor yang mendukung mereka."

Meskipun Mikoto mencoba untuk tidak melihat pakaian dalam yang dipegang oleh Shirai, dia tidak bisa menahan untuk mengintip dan bergumam, "Daripada mengenakan barang seperti itu, mendingan kamu tidak perlu memakai apa-apa..."

"Hn? Kenapa Onee-sama tidak ingin melihat kearahku?"

Shirai mengambil beberapa set pakaian dalam yang dia sukai dan dengan curiga berkata,

"Kota Akademi sendiri merupakan pengecualian, memiliki kedua teknologi baru dan lama jadi masalah tersebut tidak ada disini. Juga dengan 'Pemerintah Jepang' sebagai sponsor terbesar, mereka semestinya merasa baik-baik saja... ugh..."

Sebelum Shirai selesai berbicara, dia memegang bibir dengan jarinya.

Sepertinya bibir dia pecah. Melihat hal ini, Mikoto berkata,

"Kamu perlu lip gloss? Udara di toko ini agak kering karena AC."

"Tidak. Kemarin bibirku sudah pecah."

Dasarnya, Sekolah Menengah Tokiwadai tidak memperbolehkan muridnya untuk memakai make up dan peraturan ini sangat ketat-- lupakan lipstik atau maskara, barang-barang yang berguna seperti balsam bibir dan krim tangan juga dilarang.

Jadi untuk mereka, 'make up tipis yang nyaris tidak terlihat' menjadi sebuah tradisi. Terkecuali seseorang melihat dengan jarak dekat, orang-orang hanya bisa melihat kalau bibir Mikoto dan Shirai terlihat sedikit bersinar dan unik. Tetapi, ini adalah taktik untuk saat-saat terdesak dan anehnya sekarang ini telah menjadi tren kecil yang terjadi di Sekolah Menengah Tokiwadai. Julukan orang-orang untuk metode make-up yang konyol dan penting ini: upacara 'wanita'.

"Oke..."

Mikoto mengeledah tasnya dan mengeluarkan balsam bibir batangan dan berkata,

"Kita akan pergi ke toko obat untuk membeli balsamnya nanti, jadi sementara kamu tidak keberatan untuk menggunakan ini dulu, ok?"

"APA!?"

Shirai Kuroko takjub ketika Mikoto dengan santainya menggunakan balsam bibir biasa.

Matanya melebar, seluruh badannya gemetar.

(Bibir... balsam bibir! Onee-sama... Onee-samaaa... Oneeee-samaaa... balsam bibir yang telah dipakainya di bibirnya yang berharga! Ha...haaa.. Kuroko... haah.. Kuroko tidak bisa tahan lagi--!) (TN= i cant translate this part)

"Tunggu... tunggu sebentar, mengapa kamu menarik seluruh batangnya keluar? Benhenti! Berhenti!, KUROKO, KENAPA KAMU MEMBUKA MULUTMU LEBAR2!!? APAKAH KAMU INGIN MEMAKAN BALSAM BIBIR ITU!!??"

"AH... terlalu bersemangat, hampir saja kumakan..."

"Aku bisa menebak apa yang dipikiranmu sekarang tapi balsam bibir ini dijual dalam set berisi tiga buah jadi ini belum digunakan sama sekali. Orang-orang tentu tudak akan berpikir untuk menggunakan balsam yang dipakai sebelumnya, ya kan?"

"Eh... ini belum dipakai? Cheh... Sayang sekali. Ah! Tetapi kalau aku pakai dan mengembalikannya ke Onee-sama...!"

"Tak perlu mengembalikan barang itu. Toh aku membelinya dalam bundel tiga so tidak masalah untuk memberikan kamu satu. BERHENTI... CEPAT BERHENTI! JANGAN MEMAKSA AKU UNTUK MEMAKAI BALSAM BIBIR YANG KAMU PAKAI ITU KE BIBIRKU!"

Situasi Shirai dan Mikoto sekarang seperti hidup dalam film Hollywood, dimana protagonis dan antagonis sedang berkelahi demi sebuah pistol. Tiba2, Mikoto membeku.

Shirai sadar bahwa Mikoto tidak melihat dia, tetapi sesuatu dibelakang dia.

Dia berbalik dan terkejut.

Sumpalan dada.

Mereka didesain untuk dipakai wanita di dalam branya ketika mereka tidak percaya diri dengan dadanya, sebuah tipu daya untuk menjaga martabat dan harga diri. Pada kenyataannya, di "Taman Sekolah", dimana hanya perempuan yang ada-- yang berarti tidak ada seseorang untuk dirayu, jadi barang-barang seperti ini sangat tidak populer dan hanya bisa memancarkan rasa kesedihannya melalui penjualan yang sedikit.

Shirai berpikir untuk sementara dan ingat sesuatu.

Mikoto menyinggung hal tersebut ketika mereka berjalan di jalanan.

"Tetapi, aku dengar kalau sedang berdiet, bagian yang akan terbakar duluan ialah lemak yang ada di dada."

"Haha, jadi Onee-sama memperhatikan hal ini? Untuk sebuah payudara yang besar atau figur yang langsing, Onee-sama memilih pilihan pertama?"

"A.."

Expresi Mikoto langsung tegang.

"Tidak, tidak mungkin benar... Onee-sama orang yang tidak terlalu peduli tentang dada. Kalau begitu, berarti mungkin ini adalah keinginan yang abstrak, mungkin seperti, Onee-sama menginginkan sebuah badan yang matang dan tidak diperlakukan sebagai anak-anak? Ah, Onee-sama sedang jatuh cinta! Sapakah laki-laki beruntung yang membuat Onee-sama bertekad? Ini pasti seseorang yang lebih tua dari Onee-sama bukan? Coba dipikir-pikir lagi, pada hari terakhir liburan musim panas, bukankah Onee-sama bertemu dengan seseorang diluar asrama? Bukankah orang itu terlihat seperti murid dari sekolah menengah?"

Untuk membuat pernyataan yang begitu provokatif dititik penting ini.

Shirai sepertinya bersiap penuh untuk dipukuli, sampai dia telah menyediakan kata yang akan diucapkan setelah dia dihajar.

Tetapi...

Si esper level 5 di Kota Akademi itu, juga dikenal sebagai Kartu As dari Tokiwadai, Misaka Mikoto hanya tersipu, menundukkan kepalanya membisu.

"Eh? O.. Onee-sama...?"

Shirai tanpa sadar menjadi pucat.

Wajah laki-laki tertentu muncul di benak Shirai, sangat menyesal di dalam hati sementara dia mengigit saputangannya. Disaat Shirai akan mengigit sapu tangan itu sampai tersobek, Mikoto tersadar dan memperlihatkan wajah yang tidak peduli, namun melirik diam-diam sumpalan dada itu dari sudut matanya, bergumam, "Oh... untuk berpikir beberapa orang menggunakan alat yang aneh ini." Meskipun dia mencoba untuk terlihat acuh, dia mengakui kesalahannya.

"Jadi sumpalan dada terbuat dari bermacam-macam tipe dan tesktur, huh? Wah, yang ini seperti balon yang diisi oleh jus buah."

Index v08 041.jpg

Meskipun Shirai sangat terpukul oleh minat besar Mikoto, dia tidak tahan untuk menghiraukan kata-kata Mikoto. Dia hanya bisa menekan rasa cemburunya, sedikit menghela nafas dan berkata,

"Hn, Kudengar kalau operasi payudara itu cuman gel yang ditaruh ke sebuah kantong plastik dan diisi ke dada. Mungkin hal itu akan membuatnya lebih bergoyang."

"Begoyang...? Hoo... tapi ukurannya bisa berbeda."

"Karena semua orang itu berbeda. Ah, mungkinkah dada Onee-sama akan bertembah besar seperti itu setelah puberti?"

"Jangan main tunjuk! Disini ada pembeli lain!"

Mikoto dengan paniknya menurunkan jari Shirai, tetapi matanya tertarik dengan produk yang ditunjuk Shirai. Sebagai penonton, Shirai tidak bisa bertahan untuk menghela nafasnya. Kalaupun mungkin untuk menaruh sumpalan yang besar itu ke dalam bra, tak heran kalau samaran itu akan terexpos.

Untuk sejenak, Mikoto terlihat melupakan sesuatu ketika dia mengamati sumpalan dada di depan dia. Setelah beberapa saat, dia mundur, memiringkan kepalanya dan berkata,

"Tapi, meskipun aku bisa menggunakan ini, bukankah akan ketahuan ketika aku membuka baju?"

"...! O.. Onee-sama! Jangan... Jangan bilang kalau kamu telah memikirkan segalanya!?"

"Ah? Eh? Bukan... bukan itu yang kumaksud, Kuroko! Aku berbicara tentang Olahraga! Ketika aku berganti baju!!"

Mikoto dengan panik menyangkalnya, tetapi Shirai memperlihatkan expresi orang yang terkejut dengan petir seperti layaknya manga ketika dia terdiam di tempat.

Part 3[edit]

Kota Akademi sekarang ditelan oleh matahari terbenam.

Gedung di "Taman Sekolah" mempunyai dinding berwarna putih dan atmosfirnya kian berubah dengan warna langit. Bus terakhir akan datang sebentar lagi dan gadis-gadis dari 5 sekolah berbeda, menggunakan pakaian seragamnya masing-masing dan menuju kearah terminal bis. Seperti Shirai dan Mikoto, asrama mereka berada diluar 'Taman Sekolah' .

Meskipun sekolah tidak pernah memutuskan untuk harus menggunakan bis publik, para gadis yang manja ini memiliki rasa takut dengan Kota Akademi, dimana mereka terisolasi. Diantara mereka, ada juga orang yang tidak pernah menginjakkan kakinya kemanapun selain asrama, bis dan 'Taman Sekolah'.

Diantara suara keramaian orang-orang yang pergi kerumah, Shirai dan Mikoto sedang berjalan balik dengan santainya.

Mereka tidak melakukan ini dengan sukarela tapi, karena mereka tidak bisa mempercepat langah mereka. They’re not doing this voluntarily however, as they are unable to hasten their pace. Kantongan yang kering dan mengerut di tangan mereka bergoyang hampir tidak bergerak.

"Kamu... berapa kali aku harus memberitahu kamu... Aku membicarakan tentang ganti baju pada saat sebelum dan sesudah pelajaran olahraga... itu... itu tidak berhubungan... dengan orang yang kusukai...sama sekali..."

"Aku...aku harus menekankan.. untuk melepas bajumu di depan lelaki... sedikit terlalu dini..."

"RAHHHH--! SUSAH SEKALI UNTUK BERBICARA KEPADA ORANG YANG SUKA MEMBELI PAKAIAN DALAM YANG JOROK DAN MINIM!!"

"JOROK... MINIM!? O... ONEE-SAMA HANYA INGIN TERLIHAT MANIS DENGAN MENGGUNAKAN DALAMAN YANG KEKANAK-KANAKAN! SEBAGAI SESAMA WANITA, AKU TIDAK BISA MENERIMA ITU!!"

"APA YANG KAMU BILANG?"

"APA?"

Mikoto dan Shirai terus-terusan bertengkar, tetapi setelah berkelahi dengan waktu yang lama, merekapun di berhenti karena kecapekan. Duo itu akhirnya menghela nafas dan bersantai.

Mereka tidak naik bis untuk pulang, jadi mereka tidak terlalu peduli tentang timing bis terakhir. Dari sudut matanya, Shirai melihat satu toko tutup sementara murid-muridnya berjalan pulang kerumah dan berkata,

"Oh ya, Onee-sama, bisakah kita berdebat kenyataannya nanti, kemana kita akan pergi sekarang? Kita telah menghabiskan banyak waktu berdebat. Sebenarnya aku ingin kita berdua pergi kesuatu tempat untuk makan setelah membeli barang kita."

"Betul juga, kita bisa menyelesaikah kesalahpahaman ini nanti. Bukankah sudah terlambat hari ini? Apalagi toko di 'Taman Sekolah' tutup cepat."

"Ugh, tetapi setelah kita keluar dari 'Taman Sekolah' , ada banyak toko yang akan buka pada jam ini. Mungkin kita bisa pergi dan memesan set dessert dari 'Black-honey Hall'..."

"Ahhh, Kuroko, kamu sering kali tidak bisa menahan godaan. Nyata saja kalau sebagian anggota badanmu sangat... ugh!"

Ditengah-tengah Mikoto mempermainkan Shirai, dia bisa merasakan aura membunuh yang sangat tajam.

Shirai, yang berada disebelahnya, menundukkan kepalanya, menyembunyikan expresinya, mulutnya bergumam sesuatu.

"Kuro...Kuroko... Aku sebenarnya ingin menambahkan kalau itu 'sangat' normal kalau kamu rajin berolahraga."

"Onee-sama, kamu sangat suka mengatakan kata-kata yang menghancurkan hati seorang gadis muda. Aku mungkin akan menggunakan 'teleportasi' untuk melepaskan pakaianmu di siang bolong ini, ya?"

Shirai mengeliat ketika mengatakan hal ini. Kekuatan esper dia merupakan musuh terburuk untuk semua wanita. Selama dia memegangnya, tidak peduli itu adalah rok atau pakaian dalan, itu bisa diterbangkan ketempat yang lain. Dengan kata lain, apakag Mikoto akan berakhir telanjang bulat atau dada akan bergantung kepadanya.

Menghadapi bahaya yang akan datang ini, Mikoto tidak bisa menolong untuk gemetar ketakutan. Untung saja, sebuah ponsel berbunyi, menyelesaikan situasi yang intens ini.

Mendengar suara ini, Mikoto mengetahui kalau ini bukan punyanya.

"Kuroko...mengapa kamu selalu suka menggunakan ponsel multi-fungsi yang tidak praktis? Apakah ada gunanya dalam meningkatkan jumlah paduan nadanya?"

"Heheheh, bukan hanya itu saja. Ponsel ini juga memiliki banyak kekurangan seperti terlalu kecil, gampang hilang, susah untuk menekan tombol dan juga layar yang buram."

Shirai tertawa dengan lemah kemudian mengeluarkan ponselnya.

Desain ponsel dia sangat berbeda, karena berdiameter 1 cm, dan panjang silindernya yang 5cm membuat bentuknya seperti sebuah lipstik. Dia menekan tombol paling atas, yang menghentikan ringtone dan dari samping, keluar sebuah bahan kertas transparan yang tipis dan transparan. Inilah 'inti badan' dari ponsel tersebut.

"Terlihat sangat sci-fi, tetapi sangat susah digunakan. Terlihat sangat menipu."

"Tidak perlu kuatir tentang aku, Onee-sama, aku suka untuk mengejar teknologi terbaru dengan buta. Suatu saat, aku ingin menaiki tram transparan... ah, permisi."

Shirai berbalik dari Mikoto, melihat layarnya dan menaruh ponsel itu ke telinganya.

Si penelepon sudah teregister didalam nomor kontak Shirai.

Yang dilayar adalah assosiasi kantor dari pasukan sekuritas di Kota Akademi, 'Judgment'.

'Judgment' ini seperti polisi yang mempunyai tanggung jawab untuk menyelesaikan kasus yang disebabkan oleh kekuatan esper. Shirai adalah salah satu anggota dari mereka.

"Shirai disini. Aku akhirnya dapat berbelanja dengan Onee-sama dan suasananya sedang bagus. Jadi adakah keperluan penting untuk mengangguku?"

"WA! Jadi apakah aku memegang keperawanan Misaka-san? Sungguh lega."

Orang yang berada di telepon juga merupakan anggota Judgment. Suaranya terdengar sangat manis, saking manisnya seolah-olah mulut orang itu dipenuhi permen. Tetapi dalam mendengar ini, Shirai sanggat ingin untuk memutus sambungannya.

"Shirai-san, ada sesuatu terjadi sekarang dan aku tidak bisa menanganinya sedirian, jadi kalau kamu bebas, aku ingin mendapatkan saranmu sebagai seorang senpai."

"Hanya 'kalau' sedang bebas?"

"Yup."

"Apakah kamu tau kalau harapanku akhirnya terkabul juga untuk berjalan-jalan dengan Onee-sama?"

"Yup, timing ini terlalu bagus, sampai aku kaget. Sepertinya surga ingin aku mengeluarkan tangisan kemenangan. Wahahaha!"

Shirai memegang telepon itu dan dengan lambat mengetuk mikrofonnya ke dinding toko disamping dia.

"UGWAA! Telingaku...telingaku sakit! Apa-apaan dengan suara yang aneh itu..."

"Kalau kamu berkata sesuatu yang merepotkan, aku akan memberikan kamu suara goresan paku dikaca, oke?"

"Any–Anyway, tolong pergi ke devisi 177 dalam 30 menit. Situasi sekarang menjadi tambah buruk."

Orang itu terus memutuskan teleponnya.

"Haiz..."

Shirai Kuroko menyimpan telepon dia, terlihat bersalah ketika berkata kepada Misaka Mikoto,

"Maaf, Onee-sama. Aku tidak tau bagaimana untuk minta maaf. Judgment memberikan aku pekerjaan tanpa pengertian atas situasi sekarang..."

"Tidak masalah, tidak masalah. Aku akan mengucapkan selamat tinggal dengan senyuman cerah."

"Kamu tidak mengatakan sepatah kata hiburan sama sekali, rasanya aku ingin menangis... baiklah kalau begitu. Jaga dirimu, Onee-sama."

Shirai berbalik dan pergi kearah halte bis. Untuk menghemat waktu, dia memutuskan untuk menggunakan bis terakhir.

Ditengah jalan, Mikoto tiba-tiba berkata,

"Kuroko, Aku tau kalau pekerjaan ini diluar kemampuanmu, tapi aku memberikan nasehat untuk pulang lebih cepat. Malam ini mungkin akan hujan."

"Ah, Aku lupa untuk mengecek laporan cuaca, aku tidak tau tentang itu. Terima kasih untuk mengingatkan saya, Onee-sama. Kita akan bertemu kembali di asrama."

Shirai berbalik dan menunduk kearah Mikoto sebelum membalikan badannya lagi dan berlari ke halte bis. Dibelakang dia, langkah Mikoto menjauh dan menghilang dan pada akhirnya tidak bisa terdengar lagi.

Shirai agak waspada terhadap cuaca, jadi dia melihat langit disore hari. Tidak ada tanda-tanda hujan yang akan datang untuk beberapa saat.

(Eh…?)

Tiba-tiba, Shirai merasakan keanehan pada kata-kata Mikoto tadi.

Malam ini mungkin akan hujan.

Perkataan ini mungkin terasa normal, tetapi ini adalah Kota Akademi. Dimana disini memiliki tiga set satelit dan salah satu dari mereka adalah 'Tree Diagram' , dimana mempunyai kapabilitas simulasi sempurna. Dengan kata lain, penduduk di Kota Akademi tidak akan menggunakan kata 'mungkin' untuk menjelaskan cuaca.

(Kalau begitu, Onee-sama…)

Meskipun kata-kata Mikoto membuat Shirai agak gelisah, dia putuskan untuk melanjutkan pekerjaan yang ada ditangannya. Bis terakhir akan pergi dalam sepuluh menit. Shirai memegang tasnya yang kering dan mengerut itu dengan kuat sementara dia berlari ke tujuan yang tidak dapat ia lihat. Secara tidak sadar, keraguan kecil di hati Shirai hilang dengan sempurna.


Between The Lines 1[edit]

Distrik ketujuh di Kota Akademi.

Di sudut distrik ketujuh ini, ada sebuah asrama murid dimana Kamijou Touma tinggal. Meskipun mempunyai distrik yang sama seperti 'Taman Sekolah' , tempat ini terlihat sangat biasa dan jauh dari perhatian.

Tentu saja, tempat ini adalah asrama laki-laki, dengan pengecualian salah satu kamarnya. Dikamar ini ada seorang yang mempunya rambut berwarna silver, bermata hijau emerald, perempuan berumur 14-15 yang malas menggunakan pakaian putih layaknya seorang biarawati.

Gadis malas ini, Index, sekarang menempati tempat di depan televisi.

Televisi ini sekarang menayangkan laporan cuaca dengan background peta besar Jepang. Nee-chan ini tersenyum sementara kelembaban sedang dilaporkan. Beberapa waktu yang lalu masih laporan tentang sinar UV dan sekarang ini adalah tipuan yang baru lagi. Murid sma biasa Kamijou Touma bisa merasakan pergantian musim dari perbedaan yang kecil ini (meskipun cuaca masih sangat panas).

"Touma, Touma. Mereka hanya menggambar cincin di peta Jepang, bagaimana mereka bisa memperkirakan cuaca besok hari dengan ini?"

Index tidak memalingkan kepalanya ketika bertanya. Kamijou dengan suara yang frustasi membalas dari meja dapur. Makan malam hari ini adalah potongan ayam goreng dan dia akan melemparkan ayam yang sudah diasinkan itu ke panci.

"Index, tolong menjauh dari TV ketika kamu menonton. Juga, cincin itu disebut sebagai isobar. Dengan mengetahui pernaikan dan penurunan dari tekanan udara, kamu bisa memperkirakan apakah akan ada awan yang memproduksi hujan. Tetapi, hujan mungkin terjadi ketika awan menabrak pegunungan, jadi kita tidak bisa selalu menggunakan tekanan udara untuk meramalkan cuaca."

"Wooahh...eh? Tunggu...menggunakan dataran untuk meramalkan pergantian cuaca...ah! Jadi Kota Akademi telah mengetahui cara untuk menggunakan metode artifisial untuk mengukur fengshui?"

"Sepertinya kamu terlalu bersemangat jadi aku tidak akan mencegah antusiasme kamu. Aku akan memberikan kucing calico ini makan."

Kamijou menggunakan sumpit besi yang digunakan untuk mengambil sepotong ayam yang sudah masak dari panci dan menaruhnya ke piring sebelum menaruh piring itu ke lantai. Kucing calico yang bergulung disebelah Index langsung bereaksi dan dengan kecepatan bagai panas terbang berlari ke piring itu. Kucing itu menyamil ayam itu sebelum berguling di lantai, seolah-olah berkata, "Panas! Tapi aku harus memakannya! Ini benar-benar panas!" Kamijou terus mengambil piring yang lain, mengisinya dengan air dan menaruhnya ke lantai. Kucing calico ini sepertinya bukan kucing liar atau telah didomestikkan sebelumnya, karena ditidak takut dengan bunyi denturan panci.

Index, yang duduk didepan televisi, melihat hal ini dan langsung loncat.

"Jaa.. Jahat sekali! Touma pasti marah setiap kali aku makan ketika kamu tidak melihat! Mengapa Touma baik terhadap Sphinx saja?"

"Ah? Bukannya aku melarang kamu memakannya. Tapi karena kamu selalu memakannya sampai tak tersisa setiap kali aku tidak melihat... STOP STOP!! Yang ini masih mentah, baru diasinkan--!!"

Kamijou dengan hebatnya menggunakan sumpit besi itu untuk menahan gadis rakus yang menyerang dengan kekuatan penuh, menyelamatkan makan malam hari ini. Dalam kegaduhan ini, sudah ada dua potong ayam yang telah gosong.

Index v08 051.jpg

Seorang Index yang kelaparan tidak bisa memakan daging itu dan berakhir mengigit kepala belakang si Kamijou. Tiba-tiba, dia memiringkan kepalanya dan bertanya seperti anak-anak yang tidak bersalah,

"Tetapi, Touma, mengapa si nee-chan yang melaporkan cuaca sering salah? Apakah kebodohan terlihat seperti sesuatu yang menguntungkan?"

"Untuk dibilang oleh seseorang yang seperti itu juga, nee-chan si reporter cuaca adalah orang yang sangat menyedihkan... OWOWOW!"

Teriakan lelaki ini disertai oleh suara gigitan dari gigi yang tajam.

"Ka...karena laporan cuaca tidak 100% akurat! Dulu mereka akurat, tetapi sepertinya perangkat menghitungnya ada yang rusak."

Sepertinya masih banyak kebingungan dikepala Index, tetapi Kamijou tidak berpikir untuk menjelaskannya lebih lanjut.

'Tree Diagram'

Satu dari tiga satelit yang dipunyai oleh Kota Akademi, sebuah supercomputer yang dengan akuratnya bisa meramalkan kemana molekul udara akan berjalan. Tetapi, ini sekarang sudah tidak ada lagi.

Kamijou melihat ke layar.

Laporan cuaca yang telah kehilangan instrumen sempurnanya telah selesai dan digantikan oleh laporan trafik didalam Kota Akademi.


Back to Prolog Return to Main Page Forward to Chapter 2: Girls Facing Off. Space_and_Point.