Toaru Majutsu no Index ~ Bahasa Indonesia:Volume15 Chapter1

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search
The printable version is no longer supported and may have rendering errors. Please update your browser bookmarks and please use the default browser print function instead.

Bab 1: Senapan yang Tak Mungkin Meleset, Tidak Terdengar oleh Semua. Compass.


Part 1


9 Oktober.

Hari ini, hari kemerdekaan Academy City, adalah hari libur di dalam Academy City.

Suasana riang telah menyelimuti Academy City sejak pagi, bahkan di rumah sakit yang terletak di Distrik Sekolah ke 7. Sang dokter bermuka kodok telah melangkah keluar dari pintu depan, dan sedang berjemur dibawah cahaya matahari pagi yang lembut.

Seorang anak perempuan kecil berdiri di samping si dokter.

Seorang anak perempuan bernama Last Order.

Pada 30 September, dia dibawa pergi oleh Hound Dogs pimpinan Kihara Amata, dan mereka menggunakan Testament untuk menyuntikkan sebuah data spesial ke dalam otaknya. Penghapusan data tersebut telah dilakukan sampai saat ini; karena sudah selesai, dia diperbolehkan untuk pulang dari rumah sakit.

“Tidak ada yang datang bahkan ketika kamu akhirnya diperbolehkan pulang dari rumah sakit?”

Tanya si dokter dengan nada terkejut, tapi Last Order sepertinya tidak terlalu memikirkannya dan berkata,

"Misaka akan naik taksi sendiri, kata Misaka sambil Misaka mencoba untuk membusungkan dada saat mengumumkannya.”

"Yah, virus di dalam kepala kamu sudah seluruhnya hancur, jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Yomikawa-san sudah bayar biaya taksinya, jadi kamu langsung menuju ke apartemennya dia ya, oke?”

Saat itu juga, taksi yang dimaksud muncul menuju ke lingkaran rumah sakit.

Si dokter bermuka kodok memberhentikan taksinya, dan mengangkat Last Order yang dibebani barang bawaannya ke jok belakang.

Sambil si supir mengamati mereka, ia mengatakan,

"Penumpang, ingin kemana?"

"Taman hiburan di Distrik Sekolah ke 6! Kata Misaka sambil Misa—"

"Bangunan nomor dua dari apartemen bagian keluarga di Distrik Sekolah ke 7. Jangan lupa ya, oke?"

Dengan dia menghentikan Last Order berkata yang tidak-tidak, si dokter bermuka kodok ternyata memang terjebak untuk mengurus mereka.

Si supir tersenyum masam,

"Dimengerti."

"Apa saya perlu memberitahu detil lokasinya?"

"Tidak pak. Kota ini penuh dengan asrama pelajar jadi apartemen mudah ditemukan. Saya bisa mencarinya dengan navigasi mobil ini jika saya mengetahui nama apartemennya."

Saat dokter bermuka kodok menarik dirinya dari dalam taksi, pintu belakang taksi tertutup secara otomatis. Dengan Last Order—kedua tangannya ada di jendela dan sedang melihat keluar—di dalamnya, dengan hati-hati taksi tersebut bermanuver keluar dari wilayah rumah sakit.

Begitu taksi itu pergi, ia pun kembali ke pekerjaan rumah sakitnya. Berjalan melalui koridor yang bersih, ia memasuki area berkunjung dimana hanya ada sofa dan meja yang simpel yang tertata, dan membeli kopi di mesin penjual minuman terdekat.

Mesin penjual minumannya termasuk jenis yang menggunakan gelas kertas. Kopi cair tidak dituangkan ke boks metal, sebagai gantinya mesin itu menggiling biji-biji yang hampir matang. Butuh waktu lumayan, tapi kekuatan dan rasanya benar-benar baik.

Fuh, si dokter menghembuskan nafasnya,

(Nah, aku sedang menyelesaikan penyesuaian Sisters, jadi aku harus pergi dari sini secepat mungkin—)

Saat itu, pemikiran si dokter bermuka kodok tiba-tiba diinterupsi.

*Poke*

Punggungnya ditekan oleh pistol seseorang.

Si dokter bermuka kodok berhenti bergerak.

Suara nafas yang dangkal dan pelan dari belakang mencapai telinganya; dia terdiam sejenak, lalu berkata,

"Kau sudah kembali dari Avignon?"

"Tch. Jadi kau sudah mendengar beritanya."

Suara yang familiar. Accelerator.

Accelerator bersandar ke tongkat model baru dengan tangan kanannya, tapi mereka berada di kompleks rumah sakit sehingga dia tidak terlalu mencolok. Dan dia menggunakan badannya untuk mencegah orang lain melihat pistol di tangan kirinya.

Si dokter tidak mengangkat tangannya.

Demi pasien yang ada di belakangnya, ia tidak melakukan hal semencolok itu, dan berbisik,

"...Sambutan yang sangat hangat, heh?"

"Aku ingin info. Desain elektrodanya."

Accelerator membicarakan tentang choker[1] di lehernya. Itu terlihat seperti aksesori, tapi kenyataannya sebuah elektrode disisipkan di belakangnya, berkemampuan untuk mengubah gelombang otak Accelerator menjadi sinyal yang berbeda dan memungkinkan koneksi terbatas ke jaringan komunikasi elektronik spesial yang dikenal sebagai Misaka Network.

Si dokter bermuka kodok, orang yang menyiapkan elektroda tersebut, menjawab tanpa perubahan emosi,

"Kenapa kau butuh rencananya? Bukankah kau membiarkanku memperbaiki chokernya kalau rusak?"

"Berikan saja rencananya padaku."

"Last Order ingin bertemu denganmu. Akan lebih baik kalau tadi kau muncul sedikit lebih awal."

"Simpan itu. Ini gak ada hubungannya denganmu."

"Salah. Dan itu karena pasienku ingin menemuimu. Mengaturnya adalah pekerjaanku."

"Tch... Kalau saja aku tahu itu, aku gak akan menunggu momen ini. Bedebah."

Ucap Accelerator, ia terdengar sangat terganggu.

Si dokter bermuka kodok memasukkan tangannya ke salah satu kantung jas labnya lalu mengeluarkan sesuatu seperti tempat isi pensil[2]. Sebuah stik USB. Memegangnya erat-erat, ia menggerakkan tangannya ke belakang.

"Kau sudah siap, heh."

"Itu yang kubilang padamu, kan? Bersiap untuk kebutuhan pasien adalah pekerjaanku."

Kata sang dokter sambil memandang mesin penjual minuman yang melanjutkan operasinya.

"Meskipun begitu, bukankah akan sulit untuk mengaplikasikan isinya? Aku melakukan pembuatan bagian-bagian pentingnya sendiri, mengerti? Kalau kau ingin membuat elektroda yang identik, kau harus mulai dari memproduksi menggunakan peralatan mesin."

"..."

Accelerator mengambil stik USB nya dan pergi dari belakang dokter bermuka kodok tanpa suara.

Si dokter bermuka kodok berbalik.

Sudah tidak ada orang yang berdiri disana. Accelerator telah mengontrol vektor untuk lompat ke tangga terdekat, tidak meninggalkan apa-apa, bayangan sekalipun tidak.

"..."

Sang dokter menatap ruangan kosong tersebut selama beberapa saat.

Terdengar suara *beep* elektronik. Si dokter bermuka kodok menerima kopinya dari slot pengambilan mesin penjual minuman, lalu menghisap cairan pahit tersebut pelan-pelan.


Part 2


Unabara Mitsuki berada dalam sebuah kamar di dalam suatu apartemen di Distrik Sekolah ke 7.

Bangunan nomor dua dari gedung apartemen bagian keluarga.

Sebuah kamar 4LDK[3] lapang yang diperuntukkan untuk tempat tinggal. Tapi jika seseorang melihat interiornya, akan jelas terlihat hanya satu orang yang tinggal disana. Siapapun bisa menerkanya hanya dengan mengamati kamar-kamarnya yang tidak ditempati. Bahkan mungkin tetangga-tetangganya merasakan hal yang sama.

Unabara sedang memeriksanya sambil menggunakan ponselnya untuk bicara dengan Tsuchimikado.

"...Pertama-tama, aku sudah sampai di kamar Management. Aku akan mulai investigasinya dari sekarang. Tempat yang mungkin untuk menyimpan informasi...PC, HD video recorder, dan bahkan konsol game pun dilengkapi dengan media penyimpanan, kan?"

["Sekecil apapun kemungkinannya, ambil saja semuanya. Chip memori dari rice cooker dan mesin cuci sekalipun, bongkar mereka untuk menjaga setiap bit informasi."]

Sepertinya aku mendapat pekerjaan gak penting, gerutu Unabara.

"Oh iya, bantuan bisnis seperti apa sih yang dilakukan Management?"

["Aku sedang mengeceknya sekarang."]

Jawab Tsuchimikado, tampaknya ia bosan.

["Sekitar sepuluh jam yang lalu, sejenis organisasi kriminal telah diorganisir oleh Management. Mereka, sejak awal, adalah jenis yang menutupi kelemahannya. Dan mereka termasuk jenis yang membayar untuk mendapatkan daya serang yang siap dari "luar". Sebentar lagi insidennya pasti akan terjadi. Menginvestigasi dan menghentikan mereka sebelumnya adalah pekerjaan kita."]

"Apa GROUP benar-benar diperlukan untuk ini?"

["Sudah lakukan saja. Aku tahu kau ingin protes, tapi memang semua pekerjaan yang dikirim ke GROUP seperti itu. Bukan apa-apa kecuali sampah."]

Dimengerti, jawab Unabara.

Berjalan melewati kamar yang lapang, ia menempelkan penanda kecil ke alat seperti PC dan video recorder. Ia tidak berniat untuk membawa keluar benda seperti kulkas dan mesin cuci. Untuk sekarang ia akan menempelkan tanda ke bendanya, lalu ia akan menyuruh grup bawahannya untuk membawa benda-benda tersebut nanti.

(Nah, dari semua tempat.)

Hampir selesai dengan tugasnya, Unabara menemukan sesuatu yang mengganggunya.

Uang kertas.

Beberapa tumpuk uang kertas ditinggalkan di atas sebuah rak yang setinggi pinggang.

Sebenarnya itu tidak aneh, tapi ia merasa uang-uang itu disimpan terpisah dari dompet. Unabara memeriksa kamar tersebut untuk beberapa saat, mencari kartu kredit dan buku kuitansi bank.

Susunan barang-barang di dalam kamar tersebut cocok dengan gaya hidup penghuninya. Tetapi, menurut diagnosis Unabara, kemungkinan uang kertas yang ditinggalkan di rak itu tidak wajar. Karena mereka disimpan terpisah dari dompet, kemungkinan orang itu mencegah agar uang kertas yang lain tidak tercampur.

Unabara memandang uang kertas itu lagi, lalu menelpon balik Tsuchimikado,

"Tsuchimikado-san, kau punya peralatan untuk membaca informasi dari chip IC?"

["Memang kenapa?"]

"Aku menemukan lima tumpuk uang kertas. Pastinya, chip IC ditempelkan ke uang Jepang yang dikeluarkan percetakan uang Academy City. Aku yakin kita lebih baik memeriksa uang-uang ini juga."

["Mengerti, aku akan menyuruh mereka menyiapkannya...Tidak ada informasi berharga yang kutemukan disini. Aku akan menyelesaikan ruang kebersihan mal ini, lalu pergi ke—"]

Kata-kata Tsuchimikado tidak terdengar sampai selesai.

    • BOOM!!**

Sebuah roket tiba-tiba terbang masuk, menembus melalui jendela, dan meledak tepat di tengah ruangan.

Beberapa langkah kaki bergema *pit-pat!pit-pat!* dari jalan masuk.

Orang-orang berarmor abu-abu gelap masuk ke dalam kamar dengan tangkas sambil mencari perangkap. Kepala mereka ditutupi oleh penutup muka secara seragam, lima orang yang dilengkapi peralatan yang cocok ini tidak punya kepribadian.

Berkomunikasi tanpa suara melalui isyarat tangan, mereka berpencar menjadi dua grup dan menginvestigasi sisa-sisa bekas kamar 4LDK[3] yang telah terbakar hangus, yang mana telah bertambah lebar ketika dinding luarnya yang tipis runtuh di atas AC yang telah jatuh dari dinding ke lantai. Tidak hanya fasilitas pemadam kebakaran otomatis yang tidak berfungsi, bahkan alarm api biasa pun tidak. Mereka telah memutus sistem keamanan terlebih dahulu dengan baik.

Karena mereka tidak bertukar kata-kata sama sekali, hanya suara kecil metalik yang aneh *kacha kacha* yang menggema. Itu adalah suara dari armor keras yang membentur logam karena mereka membawa senjata api sambil bergerak.

(Sial...)

Unabara Mitsuki mengambil napas panjang ketika ia memeriksa situasinya. Dia bersandar ke dinding dapur, mengamati keadaan melalui pintu yang telah bengkok karena gelombang kejut yang merusak.

Ia telah melompat ke dalam kamar di saat yang bersamaan dengan saat roket menabrak jendela.

Seraya mengambil pisau obsidian dari sisinya,

(Dengan kamar yang telah hancur lebur, informasinya pasti telah hancur. Sepertinya orang-orang yang cemas informasi milik Management diperoleh telah keluar untuk menyambut kita.)

Dia di lantai tiga.

Bergerak tanpa suara, ia mendekati sisi jendela yang telah hancur. Melihat dari sini pun, ada sekitar lima belas pria berpakaian hitam. Mungkin lebih di tempat yang tidak terlihat; dia terkepung sepenuhnya.

Tombak sihir penghancur miliknya, Tlahuizcalpantecuhtli, adalah tombak sihir yang sangat amat kuat yang memancarkan cahaya yang menyilaukan, menghancurkan semua yang terkena cahayanya sepenuhnya.

Di sisi lain, ia hanya bisa menyerang satu sasaran di satu waktu.

Pendeknya, sebagai ganti dari "satu serangan, satu terbunuh, sekuat apapun mangsanya", itu menjadi "satu serangan, satu terbunuh, selemah apapun mangsanya".

(Lawanku memiliki mitraliur ringan 9mm dan pistol 9mm. Kalau mereka menembakkannya di tempat sempit ini, aku akan berubah menjadi boneka kain, apapun sihir yang kumiliki.)

Yang paling penting, ucap Unabara,

(Ini terlalu cepat. Banyak ikan teri yang keluar di saat seperti ini benar-benar terlalu cepat.)

Bahkan menerobos kerumunan pria berpakaian hitam dalam sekali jalan dengan cara apapun tidak berarti disebabkan koridor dan pintu keluar masuk apartemen berfungsi sebagai penghalang. Dia akan tertahan karenanya, menyebabkan kemacetan manusia.

Walaupun pihak penyerangnya berjumlah sedikit, sejumlah besar orang yang mengelilingi apartemen tersebut akan menutup segala kemungkinan bagi sasaran mereka untuk kabur. Dan juga, bahkan dalam kasus dimana tim penyerang pertama dimusnahkan oleh sasaran, tim penyerang selanjutnya bisa memilih untuk tidak membentuk formasi dan menyerbu masuk, karena mereka sudah tahu bahwa musuhnya belum terbunuh oleh roket, jadi tahap selanjutnya adalah meledakkan dan menghancurkan blok apartemen sepenuhnya.

(...Mereka terlatih dengan baik, heh? Walaupun misalkan mereka tertahan disini, itu tidak berarti mereka akan menghentikan pengepungannya. Sudah pasti jalan buntu...)

Unabara Mitsuki menggenggam pisau obsidiannya lagi.

Sebelum dia mengetahuinya, tangannya basah kuyup oleh keringat.

(Nah, sekarang gimana?)


Part 3


"Kebakaran di Distrik Sekolah ke 7. Laporan kondisi lima telah terkonfirmasi. Sistem keamanan dan pemadam api otomatis dari gedung sasaran tidak bekerja, pemadam kebakaran diminta segera datang."

Di pusat komunikasi darurat dimana informasi dikirimkan ke Anti-Skill dan Judgment, seorang operator wanita sedang menyiarkan informasi yang terpampang di monitornya ke organisasi yang relevan.

"Sebuah inspeksi Anti-Skill tambahan telah diminta untuk menjadi saksi inspeksi pasukan pemadam api di tempat kejadian. Dan juga—"

Sang operator berhenti menatap monitornya untuk beberapa detik, mencoba mengambil lembar manual untuk insiden kebakaran yang ditempel di dinding stan komunikasi.

Saat itu, respon dari tim di tempat kejadian yang dari tadi telah menunggu instruksi yang konkret datang,

["Dimengerti."]

Suaranya terdengar mengatakan ini, lalu transmisinya berakhir.

"...eh?"

Si operator wanita kebingungan.

Terpampang di layar, seluruh komunikasi yang penting telah dilakukan.


Part 4


Lima belas menit telah berlalu sejak kamar apartemen tersebut dihancur leburkan oleh sebuah roket.

Tsuchimikado Motoharu dan Musujime Awaki berada di dalam kamar apartemen di gedung bagian keluarga nomor 2.

Tidak ada pemadam kebakaran atau Anti-Skill. Disini dan disana, orang-orang terlihat mengelilingi gedung tersebut, tapi tidak seorangpun masuk. Bagaimanapun, ada ledakan. Dan mereka tidak akan berani masuk mengingat bahayanya termasuk api dan reruntuhan.

Apartemen itu dibangun untuk digunakan sebagai tempat tinggal, tetapi ruangan-ruangannya hampir hanya digunakan untuk hidup sendiri. Ditambah lagi, para penghuni apartemen tersebut kebanyakan adalah staf pengajar, bahkan jumlahnya melebihi para murid. Karena Academy City telah mengumpulkan Anti-Skill untuk persiapan perang, dan tugas untuk menyiapkan materi pelajaran dipindahkan ke guru-guru lain, maka kamar-kamarnya kosong bahkan pada libur nasional.

"Tepat disini."

Aslinya sebuah rumah 4LDK[3] yang mewah, pertengahan ruangan tersebut telah dihancurleburkan oleh bahan peledak, bahkan furnitur dan dinding dalamnya pun sudah ambruk. Karena itulah, apartemen tersebut sekarang hanya memiliki kurang lebih dua kamar. Seseorang sudah bisa melihat kamar mandinya hanya dengan melewati pintu utamanya.

"Mereka telah menghancurkan bukti secara menyeluruh. Bahkan membawa mereka yang ahli telepati mungkin tidak membantu."

Gumam Musujime saat ia melihat lantai yang telah menghitam.

Orang yang terlambat datang, Accelerator, akhirnya muncul sambil bersandar ke tongkatnya.

"Tch. Saat kupikir kita dipanggil, ternyata cuma pekerjaan memusnahkan sampah yang menyenangkan lagi dari atas."

Tsuchimikado, tanpa melihat Accelerator, berkata,

"Kau sudah selesai dengan urusanmu?"

"Diam."

Sanggah Accelerator setengah hati lalu ia melihat sekelilingnya.

"Ini tempat dimana si idiot Unabara menghilang?"

"Yup. Untuk sekarang, Management adalah tahanan hidup, dan sedang diangkut dalam mobil patroli oleh grup bawahan, tapi tingkat kepercayaanku untuk informasi lisannya rendah. Dan dia cuma merengek dengan aneh dan mengatakan hal seperti "infonya hanya ada di kepalaku." Aku mengirim Unabara ke sini untuk mencari data yang kita butuhkan, tapi kemudian..."

Tsuchimikado, dengan suara bosan,

"Saat itu, dia mungkin diserang dari lantai tiga. Dalam situasi ini, Aku masih belum tahu apakah Unabara yang menjadi target atau informasi milik Management yang menjadi target, tapi kelihatannya, yang belakangan. Laporan dari Unabara sebelumnya mengatakan ada benda seperti PC dan HD recorders, tapi mereka telah menghilang seperti sihir. Semuanya telah dibawa pergi, bahkan perabotan yang dilengkapi AI."

"Setidaknya tampaknya ada perabotan yang ditinggal di sini."

Musujime sedang mengangkat oven microwave yang telah menghitam dengan kakinya. Microwave tersebut langsung berguling ke lantai.

"Mungkin itu termasuk tipe yang tidak dilengkapi AI. Tipe dimana seseorang tidak dapat memasukkan info tambahan ke dalamnya; itu hanya akan dibuang seperti itu."


Menginvestigasi ruangan itu, ternyata ada, sebagai tambahan, sebuah TV rusak dan setrika listrik. Tapi semua benda yang penting sepertinya telah diambil.

Accelerator duduk di atas kasur yang isinya sudah keluar,

Lalu menghembuskan nafas, tampak tidak tertarik.

"Tch, menyusahkan saja. Kita tidak tahu tentang informasi si brengsek Management. Dan kita tidak tahu tentang apa yang terjadi pada Unabara. Sialan, pastikan jika itu pekerjaanmu, sebaiknya kau mengurusnya."

Ia dengan ringan menendang oven microwave yang telah hancur yang sedang menggelinding di dekatnya.

Saat itu juga, pintu yang terbuat dari plastik terbuka dan isinya tumpah keluar.

"...hm?"

Itu uang kertasnya.

Lima tumpuk uang yang ternoda jelaga entah bagaimana dimasukkan ke dalam oven microwave.

"Laporannya mengatakan bahwa kita mencemaskan Unabara."

Musujime, yang telah membungkuk untuk mengambil uang kertasnya, tertawa kecil saat mengatakannya.

"Harusnya ada chip IC anti pemalsuan di dalam uang-uang ini. Mungkin ada sesuatu yang tertulis di dalamnya. Dengan menaruhnya di dalam oven microwave, mereka bisa diisolasi dari sinyal radio. Bahkan kalau, misalkan, si penyerang membawa sensor hanya untuk itu, sensor itu mungkin akan tertipu untuk tidak mendeteksinya."

"...Apa si brengsek sialan itu menyembunyikannya di awal?"

Saat Accelerator menanyakannya, Tsuchimikado, berdiri terpisah dari mereka, meninggikan suaranya saat ia berkata, 'hm?'.

Dilihat dari dekat, mayat seorang pria telah dimasukkan ke dalam kloset yang dibuka Tsuchimikado. Saat diperiksa lebih dekat lagi, kulit betis kanannya telah robek sepenuhnya.

Tsuchimikado menghembuskan nafas dan berkata,

"Ini pekerjaan Unabara."

"Perbuatan yang dilakukan ke kaki tersebut? Apa ini hobi si brengsek itu?"

Musujime meringis ketika mendengar kata-kata ini. Kakinya pernah terluka dalam sebuah kecelakaan saat pelajaran. Traumanya waktu itu belum hilang. Lebih buruk lagi, traumanya sangat parah sampai-sampai ia harus menggunakan peralatan medis vibrasi berfrekuensi rendah untuk mengurangi stres setiap kali ia menggunakan kekuatannya.

Tsuchimikado menggelengkan kepalanya.

"Ia menggunakan kulit manusia untuk membuat sejenis jimat. Kalian tidak tahu sihir jadi aku akan menjelaskan teorinya dengan singkat... tapi intinya, **dia punya kemampuan untuk menggantikan orang lain**."

Sambil memandangi cedera kaki mayat tersebut, Tsuchimikado berkata,

"Si Unabara brengsek itu telah benar-benar bertukar tempat dengan orang ini. Sekarang ia bercampur dengan orang-orang yang menyerang tempat ini, menunggu munculnya kesempatan."

Pendeknya, jawab Tsuchimikado,

"Si penyamar brengsek itu masih hidup. Dan aku tidak tahu dimana dia sedang tertawa sekarang."


Part 5


Apa yang sedang mereka lakukan?, Uiharu Kazari memiringkan kepalanya kebingungan.

Di depannya ada sebuah taksi, berhenti seperti di lampu merah. Di dalamnya, seorang anak perempuan sekitar 10 tahun sedang bertengkar dengan si supir... Lebih tepatnya, si anak perempuan tampak sedang bertengkar satu arah.

Uiharu tidak harus berada dekat dari situ untuk mendengar suara yang keras itu.

"'Misaka bilang turunkan aku disini, turunkan aku disini — kenapa kamu tidak mau melepaskan Misaka!?' kata Misaka sambil Misaka mencoba protes dengan tangan di pinggul dan pipi menggembung!!"

"Yah, begini, saya sudah menerima ongkosnya untuk mencapai tujuan. Berhenti dan singgah itu—"

"'Misaka akan mencoba untuk keluar pada kesempatan saat kamu beralasan!!' Misaka bilang sambil Misaka turun dari mobil dengan kecepatan tinggi dan berlari ke gang belakang!!"

Saat anak kecil itu berteriak, dia sudah memasuki gang sempit yang tampak terlalu kecil untuk sepeda sekalipun untuk melewatinya.

Uiharu menghampiri si supir yang sedang menggaruk kepalanya dan mengatakan 'Aku menyerah.'

"Hm? Oh sayang, apa kamu Judgment?"

Kata si supir saat melihat ban lengan Uiharu.

Judgment adalah organisasi pelajar yang ditugasi untuk menjaga ketertiban di Academy City. Walaupun tugas tersebut utamanya di dalam sekolah, perbedaannya tampak tidak terlalu dimengerti oleh penduduk kota.

Uiharu, dengan wajah bingung,

"Errr, apa ada semacam masalah? Seperti anak itu turun dan pergi ke suatu tempat tanpa membayar?"

"Yang terjadi sebaliknya, sebaliknya."

Si supir, dengan wajah malu,

"Saya sudah mendapat ongkosnya dari seseorang yang sepertinya wali anak itu, dan seharusnya mengantarkan anak itu ke apartemen wali tersebut. Lalu kemudian anak itu turun di tengah perjalanan, dan saya bahkan tidak dapat memberikan kembaliannya."

"Ah. Si penumpang bisa melakukan yang dia suka seperti ini, bisa anda ambil saja kembaliannya sebagai tip?"

"Ongkos taksinya ¥1200. Uang yang diberikan pada saya sebelumnya adalah ¥5000. Untuk mengambil kembaliannya sebagai tip akan melukai nurani saya."

Orang yang sangat baik, pikir Uiharu.

Si supir mengalihkan pandangannya ke gang yang jelas-jelas terlalu kecil untuk mobilnya,

"...Walaupun begitu, sepertinya saya harus keluar untuk mengejarnya."

"Boleh aku mencarinya?"

"Iya tolonglah, saya menghargainya jika kamu mau melakukan itu."

Si supir menggunakan sebuah mesin di dalam taksinya untuk mencetak sebuah kuitansi, menempatkan kembalian di atasnya, lalu memberikannya pada Uiharu. Uiharu sedang tidak dalam kondisi untuk memperhatikan masalah keuangan khusus dikarenakan ban Judgment yang melekat di lengannya.

"Tolong bawa dia kembali."

"Dimengerti."

Uiharu menyimpan kembaliannya di dalam kantong roknya dan bertukar nomor telepon dengan si supir untuk berjaga-jaga, sebelum berputar ke gang yang sempit itu lalu berjalan memasukinya.

Menghadapi tempat yang suram tanpa cahaya matahari itu, dia memanggil,

"Errr, siapa namamu? Umm, Ahoge-chan!?"

"'Nama pengenal Misaka adalah Last Order!!' kata Misaka sambil Misaka—ha!?"

Dengan jawaban yang datang sekaligus, Uiharu berjalan menuju asal suara lalu menangkap si anak kecil.


Part 6


Asap hitam sedang membumbung.

Sebuah mobil patroli telah berhenti, setelah membentur pagar pengaman. Tapi itu hanya bagian depannya. Seluruh badannya telah terkoyak, bagian belakangnya sedang menggelinding di tengah-tengah jalan tol.

Modelnya sama dengan yang digunakan oleh Anti-Skill, tetapi afiliasinya berbeda. Itu adalah mobil patroli yang digunakan oleh eselon bawah dari GROUP. Dibawah instruksi Tsuchimikado, mereka sedang mengangkut seorang tersangka secara rahasia.

"Oww, sial..."

Yang muncul dari kendaraan yang baru saja terbelah dua adalah seorang mahasiswa. Management. Turun ke atas aspal sambil menggoyangkan kedua tangannya yang terbelenggu, ia menyeringai ke arah perutnya sendiri. Tempat yang ditembus peluru telah terbuka dan sekali lagi darahnya mengalir keluar, menodai noda merah tua yang telah mulai mengering.

Meskipun begitu, saat melihat pemuda yang mendekatinya, dia memperlihatkan sebuah senyuman lemah.

"Maaf. Aku membuat kesalahan."

"Jangan dipikirkan, aku yang harusnya mengatakan itu."

Pemuda itu memakai sebuah kacamata metalik di wajahnya. Dan kacamatanya itu berbeda. Tidak hanya menutupi matanya; kacamata itu mengelilingi seluruh kepalanya seperti cincin saturnus. Steker dicolokkan ke dalam seluruh bagiannya, dan kabel yang tak terhitung banyaknya menyambungkannya ke mesin di punggungnya.

Management mengulurkan kedua tangannya ke pemuda berpakaian aneh itu lalu,

"Maaf, tapi bisa kau bukakan borgol ini? Aku mungkin tidak bisa membalasnya, tapi mencari borgolnya terlalu merepotkan. Dan meninggalkan tempat ini lebih awal mungkin baik untuk kita."

Aku mengerti, ucap si pemuda, dengan tangkas ia menggerakkan jari-jarinya seperti sedang menggesekkan kartu.

Seketika itu juga, kedua tangan dan kepala Management remuk.

"A, AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH!?"

Management, menggeliat di tempat itu, menengadah ke arah si pemuda dengan mata yang penuh rasa sakit dan heran. Si pemuda, menatapnya, dengan gampangnya memberitahu Management dengan hampir tanpa perubahan nada bicara sambil membidik organ vitalnya.

"Sayang sekali."


Part 7


GROUP adalah sebuah grup berhati dingin.

Tiga anggota yang tersisa telah menghentikan penyelidikan mereka tentang hilangnya Unabara secara misterius untuk sementara. Tetapi, bahkan jika ada sedikit petunjuk pun mereka tidak tahu cara untuk memberi bantuan. Prosedur standar di dalam GROUP adalah "Lakukan sesuatu untuk kesalahanmu sendiri sendirian."

Kemudian,

"Dari berandalannya GROUP. Tampaknya mobil patroli yang dinaiki Management diserang."

"Mereka dibantai?"

"Nah. Bicara baiknya, semuanya kecuali Management telah dibuat pingsan. Bagaimanapun, kita kehilangan kesempatan untuk mendengar langsung darinya."

"Siapapun yang melakukannya kemungkinan tidak meninggalkan petunjuk sedikitpun."

"Dan untuk itu, mari berharap ada sesuatu dalam uang kertasnya."

Yang ia maksud, untuk sekarang, lima tumpuk uang kertas.

Trio GROUP tersebut, setelah meninggalkan Bagian Keluarga gedung apartemen nomor dua, kembali ke tempat persembunyian mereka untuk sementara dan memutuskan untuk memeriksa data elektronik yang tersimpan dalam chip IC dari uang kertas tersebut.

"Walaupun begitu, tempat persembunyian ini hanyalah toko yang kosong di komplek perbelanjaan bawah tanah. Gimana kalau ada keluaran perusahaan yang penuh harapan mengintip ke sini?"

"Kalau saat itu tiba kita keluar dari sini. Kita punya tempat persembunyian di semua tempat; tempat-tempat itu memang aslinya dibangun untuk itu."

Ucap Tsuchimikado dengan santai, kemudian dia meletakkan sebuah alat pembaca uang kertas.

Dan yang terhubung dengan laptop melalui kabel adalah,

"...Apa itu?"

Musujime bertanya dengan rasa ingin tahu. Tsuchimikado tertawa kecil ke arahnya.

Itu adalah sensor untuk dompet ponsel yang terletak di samping kasir supermarket.

"Karena merepotkan, jadi aku meminta seorang pemasok untuk membawa sebuah alat pembaca."

"Yah apapun itu aku gak peduli."

Kata Accelerator, sambil duduk di sebuah kursi pipa dan merawat pistolnya.

"Mulai nge crack nya."

"Oke."

Tsuchimikado hanya menjawab, mengambil setumpuk dari lima tumpuk uang kertas dan melewatkannya ke peralatannya.

Yang terpampang di layar bahkan bukan nama negaranya. Itu cuma kumpulan angka yang kacau. Tsuchimikado lalu mengolahnya di dalam terminal, akhirnya mengubahnya menjadi kata-kata yang berarti.

"Kita dapat berita bagus, eh."

Tsuchimikado menyipitkan matanya pada huruf-huruf yang terpampang di layar.

"...Kelihatannya daftar belanja Management. Dia bertransaksi dengan seorang sniper profesional. Oh iya, dari senjata snipernya saja sudah tampak seperti masalah."

Ia melewatkan tumpukan kedua ke peralatannya.

"Nama snipernya Sunazara Chimitsu. ...Aliasnya tidak diketahui. Sejarah pribadi dan kemampuan yang terekam tidak bisa diandalkan. Tapi biaya rujukannya saja ¥700,000, dia barang bagus."

Kemudian dia melewatkan tumpukan ketiga ke peralatannya. "Ini tentang senjata snipernya. Yang disiapkan adalah... MSR-001. Senapan Sniper Magnetik."

Ujar Tsuchimikado dengan suara sedih.

"Magnetik, katamu?"

"Seperti namanya, itu adalah senapan sniper yang menggunakan elektromagnet untuk menembakkan peluru besi. Tentu saja itu dibuat oleh Academy City. Konstruksinya bahkan lebih simpel daripada railgun. Kecepatan tembakannya 280 m/s. Hampir kecepatan suara."

"...Benda itu mungkin bagus. Walaupun, kudengar senapan sniper biasa performanya bagus."

Tetapi, Sambil tertawa Tsuchimikado berkata,

"Dalam kekuatan murni, iya. Tetapi, yang ini tidak pakai bubuk mesiu, jadi gak ada rekoilnya. Tanpa goncangan yang ditimbulkan oleh kebanyakan senapan, peralatan membidik yang sensitif bisa ditempelkan dengan sangat tepat. Kalau memakai bubuk mesiu, diperlukan sejumlah tertentu tenaga untuk menahan rekoil saat menembakkannya. Terlebih lagi..."

"Terlebih lagi?"

"Kalau bubuk mesiu tidak digunakan, maka gak ada suaranya. Menembak jitu secara sembunyi-sembunyi itu ideal."

Sewaktu ia mengatakan hal itu, Tsuchimikado melewatkan tumpukan keempat ke peralatannya.

Tetapi, cuma error yang terpampang di layar.

Mereka tidak dapat membaca data pentingnya.

"Sial. Chip IC nya pasti telah rusak karena panas atau goncangan. Dari apa yang bisa kita lihat dari data header yang tidak lengkap, sepertinya rekan bisnis yang menyewa si sniper tertulis disitu."

Berapa kali pun ia mencoba melewatkan tumpukan tersebut, isinya masih tidak bisa ditampilkan.

Tsuchimikado menyerah untuk sekarang, dan melewatkan tumpukan uang kertas yang terakhir.

Terpampang di layar sebuah sketsa kasar dari suatu tempat. Sebuah map yang disederhanakan, dengan semuanya dihilangkan kecuali bangunan-bangunan yang penting. Bintik merah menandai bagian tengahnya dan angka-angka tertulis di samping bangunan sekelilingnya, menunjukkan hal-hal seperti berapa banyak bangunan yang ada dan jarak total. Informasi yang tidak dapat terbaca hanya untuk peta berlebihan seperti ini.

Tsuchimikado tersenyum begitu melihatnya.

"Sepertinya rencana penembakannya. Apa Management mengurusnya sampai sejauh ini?"

"Heh. Seorang penyedia universal yang hebat, orang itu."

"Lokasinya di plasa depan di aula konser Distrik Sekolah ke 7...."

Musujime menengadah ke arah langit-langit dan,

"Cuma di atas tempat ini eh."

"Plasa depan aula konser itu sedang dicarter untuk sebuah pidato oleh seseorang dari dewan direktur umum. Aku berani bilang target penembakannya adalah VIP itu. Namanya Oyafune Monaka. Aku gak tahu rencana seperti apa yang digunakan pihak perlawanan untuk menyerang jajaran atas, tapi nampaknya mereka merencanakan sebuah rencana kotor untuk membunuh Oyafune. Dengan menghentikan ini pekerjaan kita akan selesai. ...untuk Unabara, yah, lupakan dia. Dengan pekerjaan ini, kita dengan [scores] terendah akan membantu dalam permainan hukuman ini."

"Sigh. Dari sini kita lari dan mengejar si sniper? Kenapa kita gak menghentikan saja pekerjaan merepotkan ini lalu menghentikan pidato yang tak berguna itu?"

Ucap Accelerator dengan suara yang benar-benar jengkel, tapi Tsuchimikado menggelengkan kepalanya.

"Tidak mungkin."

"Hah?"

"Simpel saja. Pidatonya sudah dimulai."


Part 8


Accelerator dan Tsuchimikado telah meninggalkan komplek perbelanjaan bawah tanah tersebut, dan akhirnya sampai di plasa depan dari aula konser yang tadinya tepat di atas mereka.

Mereka tidak melakukannya dengan cara biasa seperti tangga atau elevator, tapi dengan kemampuan [Move Point] Musujime. Kemampuan itu sangat memudahkan, tapi kelemahannya yaitu Musujime memiliki kesulitan untuk memindahkan dirinya sendiri. Maka hanya Musujime sendiri yang tetap tinggal di tempat persembunyian, melanjutkan analisis chip IC uang-uang kertas itu.

Karena hari ini hari libur, ada banyak pelajar di dalam plasa itu. Walaupun pidato di tempat terbuka oleh Dewan Direktur Umum tidak menarik, hanya dengan memandang sekeliling saja terlihat ada sekitar dua, tiga ratus pelajar telah terkumpul.

Dari posisi Accelerator ke Oyafune Monaka, jaraknya sekitar 100 m.

Sebuah panggung sederhana yang biasa digunakan untuk festival budaya telah dibangun di tengah-tengah plasa; seorang wanita paruh baya telah berdiri di panggung. Empat orang pengawal berbaju hitam berjaga di dekatnya, tapi kemudian,

"Aku gak mau melakukan ini."

Accelerator memotong dengan kata-kata tersebut.

"Dasar sial, udah teriak aja, 'tolong tembak organ-organku yang berharga'. VIP terkutuk itu, dia benar-benar gak ngerti kalau orang bisa melihat kalau dia gak pakai body armor hanya dengan melihat penampilannya."

"Diamlah. Disitulah kita berperan."

"Bahkan diantara dewan direktur umum pun, si brengsek Shiokishi selalu memakai pakaian tempurnya. Dia tidak takut terhadap serangan, tapi mungkin dia merasa tidak aman saat dia tidak di dalam pakaian tempurnya."

"Bahaya banget kebiasaannya."

Begitu mendengar kata-kata Tsuchimikado, Accelerator memandang sekilas orang di sampingnya.

dia terus memandang, termangu saat melihat Oyafune Monaka di panggung dan bertanya,

"Kau punya nyali untuk menjadi tameng orang itu?"

"Maksudmu?"

"Menurutku ini adalah persekongkolan. Dewan Direktur Umum ini. Itu hanyalah kumpulan orang-orang brengsek menyebalkan. Kayak mereka target yang layak dilindungi dengan mengorbankan dirimu aja."

Accelerator kenal seseorang bernama Thomas Platinaburg. Seperti Oyafune dia juga salah satu dari dewan direktur umum. Accelerator belum berbicara banyak dengannya, tetapi dengan melihat selera perabotannya dia langsung tahu bahwa Platinaburg adalah orang secara alami dan tanpa niat jahat memandang remeh orang lain.

"Ada dua jenis orang dalam kalangan atas Academy City."

Sambil Tsuchimikado menyelinap melewati kerumunan di plasa depan aula konser, dia berkata dengan suara pelan,

"Di puncak ada orang-orang brengsek menyebalkan yang harus mati dan orang baik yang dianggap sama dengan yang pertama walaupun mereka serius dalam. Dalam kebanyakan kasus, orang-orang itu tidak pandai dalam mencari penghasilan dan dipaksa untuk mendapat yang buruk-buruknya saja."

"..."

Accelerator masih terdiam, membelalak ke arah Tsuchimikado.

Yeah! Tepuk tangan dan sorakan terdengar di sekitar mereka.

"Oyafune Monaka sepertinya menyerukan untuk memberikan hak pilih ke anak-anak Academy City. Karena walaupun mayoritas penduduk kota ini adalah anak-anak, mereka tidak punya hak pilih. Dan orang dewasa tidak bisa menyuarakan keluhan tentang kebijakan yang sudah diputuskan oleh para pejabat yang di atas. Bahkan jika mereka mengumumkan kalau mulai besok pajak konsumsi naik menjadi 30%, mereka tidak memiliki tempat untuk mengemukakan keberatan mereka. Dan jadi dia mengatakan dia ingin hal tersebut diperundingkan lagi. Hahah, [orang merepotkan] yang gampang dimengerti, kan?"

Nada suara Tsuchimikado ringan.

"Misalkan, sebagai contoh, hak pilih anak-anak disetujui, bahkan mungkin [perang] akan dihentikan."

"Kau gila, aku ragu hal semacam itu bisa disetujui segampang itu. Mungkin itu memang untuk perdamaian tapi itu tidak praktis. Mereka bahkan tidak mengerti kata ‘kekerasan’ sama sekali."

"Itu adalah permulaan dari dinding ras dan jenis kelamin. Hal itu tidak hanya melibatkan orang-orang tertentu yang berpengaruh saja. Tentu saja untuk seseorang untuk memimpin banyak orang adalah pencapaian besar, tapi sejarah pastinya telah diubah dengan baik karena utamanya, kesadaran orang-orang yang diyakinkan bahwa [mereka itu tidak berdaya] telah berubah, dan banyak orang bertindak."

Saat mendengar kata-kata Tsuchimikado, Accelerator sekali lagi mengamati plasa tersebut.

Di plasa yang mana banyak anak muda berkumpul baik hari libur maupun tidak.

Tsuchimikado tertawa pelan dan berkata,

"Aku gak tau apa yang kau pikirkan, tapi menurutku Oyafune Monaka layak untuk dilindungi. Dan jadi aku akan mempertaruhkan nyawaku. Dia gak bilang kepadaku untuk mengikutinya, tapi aku juga tidak akan dihentikan karena itu."

Sial, Accelerator tut-tuts.

Sambil dia bersandar di tongkatnya dan melangkah ke depan,

"Melelahkan saja. Ayo kita cepat hancurkan si sniper brengsek menyebalkan ini!"


Part 9


Accelerator dan Tsuchimikado berdiri sekitar 100 m dari Oyafune Monaka di panggung. Mereka seharusnya mendekatinya sesuai rencana, tetapi mengingat kemungkinan kehilangan mobilitas dalam kerumunan orang, mereka tidak bisa bilang itu rencana yang bagus.

Dengan menggunakan peta GPS dari ponsel, mereka memastikan lokasi mereka.

"Ada sekitar tiga puluh dua posisi sniper yang mungkin. Tapi karena ada papan stainless-steel di bagian belakang panggung, 180 derajat di belakang sebenarnya adalah titik buta. Dengan kata lain,"

"Ada 15 tempat di 180 derajat di depan. Kita hancurkan satu per satu dan mungkin kita akan menghentikan snipernya!"

"...Sunazara Chimitsu sudah dalam kondisi menembak, mungkin menunggu dengan santai tidak diperlukan,"

Tsuchimikado mengamati sekelilingnya sambil mengucapkan hal itu.

Dia tidak sedang melihat Oyafune yang tersenyum lembut di panggung, dan dia tidak sedang mendengarkan suaranya atau tepukan tangan anak-anak. Dia memastikan sebuah kendaraan khusus berhenti di dekat plasa. Di atas kendaraan yang mirip derek tersebut, terpasang sebuah mesin mirip kipas angin listrik yang besar.

"Untuk sekarang, sepertinya alat anti-sniper [Jamming Air Currents Wind Defense] sudah dipasang."

"Hmm?"

"Kau mungkin tahu bahwa sniper itu mudah terpengaruh oleh angin. Peralatan itu dengan sengaja menciptakan tiupan angin di sekitar sang VIP, mengganggu jalur lintasan peluru. Ada sekitar empat yang digunakan, membuat pusaran angin yang mengelilingi area berkumpul. Karena mereka generasi ketiga, mereka menggunakan bilangan acak untuk menghasilkan angin,"

Begitu kata Tsuchimikado, tapi Accelerator sudah terpaku pada hal lain.

Dia menengokkan kepalanya ke samping, melihat ke arah orang-orang yang kebingungan, ketika tiba-tiba dia *zip!* menyembunyikan dirinya dalam kerumunan.

Tsuchimikado memalingkan pandangannya, dan di tempat yang tidak terlalu jauh dari mereka, terlihat seorang anak perempuan berumur sekitar 10 tahun dan seorang anak SMP dengan dekorasi bunga yang banyak di kepalanya, sedang berjalan sambil berpegangan tangan.

"'Dan jadi Misaka sedang mencari seorang anak hilang,' kata Misaka sambil Misaka mencoba memberikan petunjuk aksi!"

"Ha, uh, jadi, anak hilang?"

"'Kamu mungkin tidak terlalu mengerti, tapi Misaka yakin dia di sekitar sini,' kata Misaka sambil Misaka mencoba mengemukakan prediksinya. 'Entah kenapa area bagian kepala terasa geli,' kata Misaka sambil Misaka mencoba menambahkan info intuitif."

"Sigh... seperti yang kukira, itu ahoge yang diluar dunia ini, kau tahu."

Ini bukanlah ahoge!! Mendengar teriakan itu, Accelerator refleks mengepalkan tangannya.

"(...Ngapain bocah itu muncul dalam situasi kayak gini!? Tuhan bener-bener lagi main-main!!)"

"(...Hahaha, itulah kehidupan,)"

Ujar Tsuchimikado dengan santai. Tapi begitu menyadari pakaian maid seorang gadis muda bercampur diantara kerumunan, dia juga bermasalah di saat yang sama.

Ayo mengawasi peluru nyasar yang terbang ke tempat yang aneh! Pasangan itu dengan aneh setuju kepada pendapat yang sama,

"Mengatakan kalau ada [Wind Defense] yang mengganggu pengekeran ke arah sasaran itu sulit..."

“Itu kendaraan utamanya. Meskipun, di sampingnya, adalah kendaraan pemurni udara."

"Gak ada yang salah dengan itu. Teorinya sama dengan pembersih udara yang digunakan staf sekolah yang perokok. Walau ukurannya itu lain cerita,"

Ujar Tsuchimikado, nampak bangga; namun, mata Accelerator dingin.

Dia berkata,

"...Itu pidato yang bagus, tapi mereka tidak bergerak!"

"HA!?"

Tsuchimikado yang terkejut langsung bergegas memastikannya — dapat dipastikan, di atas mobil besar itu, kipas angin listrik yang besar tersebut tiba-tiba berhenti dengan kasar.

Index v15 049.jpg

"Mereka harusnya berjalan dari beberapa saat yang lalu..."

Tidak mungkin ini kesalahan para pengawal VIP itu.

Dalam jangkauan pendengaran Tsuchimikado yang memikirkan hal itu, sebuah suara *ping!* yang aneh bergaung, menambah kekacauan pada kebisingan di sekitar.

Suara pot metalik sedang memeot terdengar.

"—"

Accelerator dan Tsuchimikado fokus ke sumber suaranya pada waktu bersamaan.

Ada mobil special [Wind Defense] yang diparkir di lokasi berbeda. Seperti yang mereka kira, kipas yang besar itu tidak bergerak. Dan, di dinding luar silindris yang mengelilingi kipas angin listrik itu, lubang sebesar ibu jari telah terbuka.

"Sialan, itu perbuatannya. — Sunazara Chimitsu," ucap Accelerator.

"Si bajingan itu... Dia mau mengeker dan menembak Oyafune yang tanpa pertahanan setelah merusakkan [Wind Defense] yang mengganggunya itu!!"

"Sial!!"

Tsuchimikado tut-tuts, lalu mencoba mendekati Oyafune dengan memasuki kerumunan. Namun, dengan orang yang begitu banyak, nampaknya ia tidak bisa bergerak sesuai keinginannya. Dan selama itu, suara desingan logam yang tertembak terdengar berturut-turut. Peluru-peluru itu mungkin tidak terlihat oleh Accelerator, tapi mungkin mereka menghancurkan sepenuhnya setiap peralatan [Wind Defense] di lokasi lain.

(Sialan. Karena senapan sniper magnetik gak menggunakan bubuk mesiu mentah, semua orang bahkan gak sadar kalau peralatannya sudah ditembak!)

Angin buatannya sudah tidak berfungsi lagi.

Tsuchimikado mencoba memberitahu bahaya itu kepada Oyafune Monaka, tapi sudah tidak ada waktu lagi.

"Tch!"

Di atas panggung, Oyafune Monaka melanjutkan pidatonya. Para pengawal tetap berdiri di sekelilingnya, tidak sadar terhadap adanya bahaya.

Jika begini terus maka skakmat tak akan terhindarkan lagi.

"Melelahkan saja!!"


Part 10


Sang sniper, Sunazara Chimitsu, telah menyiapkan senapan sniper magnetiknya.

Dia berada di suatu kamar hotel. Yang ia masuki tanpa check-in, membuka kunci elektroniknya dengan mudah. Setelah dia mengalahkan keamanan jendela kacanya, dia melubanginya dengan lubang berbentuk kotak, lalu mengeluarkan moncong senapan sniper magnetiknya.

Sebutannya senapan sniper magnetik — tapi bentuknya berbeda dengan senapan yang sudah-sudah; senapan itu tampak seperti kotak besi yang dipalang ke pipa besa yang sebesar pergelangan kaki manusia. Larasnya, ditopang oleh sebuah tripod, adalah sebuah gulungan solenoid yang kuat.

Di dekat Sunazara ada sebuah koper. Pertama, koper itu berfungsi sebagai tempat penyimpanan senapan sniper magnetik yang sudah dibongkar; kedua, sebagai baterai yang besar untuk senapan yang sama.

"..."

Jaraknya kira-kira 700 meter.

Semua peralatan [Wind Defense] yang menghalangi sudah hancur.

Oyafune Monaka, jauh di atas panggung, terasa begitu dekat sampai-sampai dia merasa dia bisa menggenggamnya ketika dia melihat melalui scope senapannya.

Tepat melaluinya,

Pikir Sunazara Chimitsu dengan alami, dan kemudian ia dengan santai menarik pelatuknya.

Seketika itu juga.

  • BOOOM!!*

Tiba-tiba, sebuah sudut dari aula konser plasa depan meledak, dan kobaran api dengan asap hitam membumbung dari situ.

Sasarannya, karena menerima gelombang ledakan, refleks menyentakkan dirinya. Karena gerakan yang tidak biasa itulah, peluru Sunazara tidak mengenai Oyafune Monaka.

"Apa yang...?"

Sunazara terpana melihat ketepatan timingnya. Saat itulah, pengawal-pengawal seukuran gorila yang mengelilingi Oyafune membawanya turun dari panggung sambil terus mengelilinginya.

Sunazara punya pekerjaan untuk dilakukan.

Dia terus menarik pelatuknya, tapi peluru besi itu hanya mengenai salah seorang pengawal Oyafune. Badan pengawal itu pun jatuh dengan suara ribut, namun melihat tidak adanya pendarahan, mereka mungkin memakai peralatan anti peluru sebagai [perisai].

Susunan pengawal yang tersisa pun berubah. Badan Oyafune benar-benar tersembunyi dibalik pria-pria berotot itu.

"Sekarang bukan waktu yang baik."

Penembakan jarak jauh itu rumit. Misalkan, sebagai contoh, dia memakai peluru yang bisa terbang dengan kecepatan suara dan menembak dari jarak 700 meter, peluru tersebut membutuhkan waktu hampir dua detik dari waktu meninggalkan laras sampai mengenai targetnya. Tidak terlalu sulit untuk sasaran yang diam tak sadar sedang diincar; namun menembak dengan akurat organ vital sasaran yang terus melarikan diri selagi dilindungi oleh pengawal-pengawalnya itu sulit.

Sunazara Chimitsu berpikir sejenak, lalu memutuskan untuk mundur sekarang.

"Walaupun begitu, apa yang meledak?"

Memastikan dengan scope nya, asap hitam muncul dari mobil khusus dengan [Wind Defense]. Ekspresi Sunazara berubah curiga. Tentu, dia sudah menghujaninya dengan peluru untuk membuatnya berhenti berfungsi, tapi dia tidak berniat untuk meledakkannya.

"..."

Saat itu, Sunazara menahan nafasnya sejenak.

Dia berada sangat dekat dari mobil khusus yang terbakar. Seseorang berambut putih, berada di situ dan membaur ke sekitarnya dengan mudah, menatap tetap ke arahnya. Dia ditopang oleh sebuah tongkat, dibelakangnya ada kobaran api dan asap hitam.

"Jadi begitu."

Sunazara melepaskan matanya dari scope, lalu segera membongkar senapan sniper magnetiknya. Seraya bagian-bagian senapan tersimpan satu per satu di kopernya, dia diam-diam bergumam,

"Akan kuingat wajah itu."


Part 11


Saat Tsuchimikado Motoharu menyergap kamar hotel tersebut, tidak ada seorangpun di sana.

Namun, ada potongan berbentuk kotak yang tidak alami di salah satu pojok jendela.

"Sial!"

Tsuchimikado mengeluarkan ponselnya, dan menghubungi Accelerator.

"Penangkapan gagal. Tapi, dengan kaburnya Sunazara dari sini, kemungkinan dia melanjutkan penembakannya rendah. Untuk sekarang, tunda pidato Oyafune dan pindahkan dia setelah keamanan sudah siap lagi."

["Aku mendapat berita dari Musujime,"]

Ucap Accelerator dari sisi lain telepon.

["Sepertinya dia sudah membaca chip IC dari tumpukan uang keempat yang tadi gagal dibaca. Isinya adalah, seperti yang sudah diperkirakan, nama-nama orang yang menyewa Sunazara Chimitsu si sniper."]

"Dan siapa mereka?"

Tanya Tsuchimikado, lalu Accelerator menjawab dengan suara yang tampak murung,

["—[SCHOOL]."]

"Apa?"

["Sama seperti [GROUP] kita...itu adalah organisasi tersembunyi dalam dunia gelap Academy City."]


Between the lines 1


Seorang pria sedang duduk-duduk di sebuah kafe terbuka saat tengah hari.

Berbagai macam makanan disajikan di atas meja-meja yang penuh pelanggan, namun tidak satupun makanan di meja pria tersebut. Secangkir kopi pun tidak; cuma terdapat kertas fotokopian dalam jumlah besar disana.

Pria itu, dengan kedua tangannya menyumbat kantong jas lab yang dipakainya, sibuk meneliti kertas-kertas fotokopian yang tersebar di atas meja. Yang tercetak pada beberapa bundel kertas itu adalah data AIM diffusion energy field dari ESPers yang ada di [ArchivesBank].

Seorang gadis muda, berpakaian seragam sekolah merah tua dan duduk di seberangnya, memperhatikannya dengan curiga.

"Apa yang kau dapat sih dari membacanya?"

"Banyak hal,"

Jawab pria itu, mengangkat kepalanya pun tidak.

"**Seorang penyihir sepertimu** mungkin tidak mengerti, tapi bermacam-macam informasi tertulis disini. Ini bukan Cuma energi lemah yang terpancar dari ESPers. Ini interferensi tidak sadar terhadap kenyataan... melalui investigasi terhadap variasi dan kekuatan aneka segi energi tersebut, kita bahkan bisa menemukan jantung dari ESPer."

"Interferensi—tidak sadar...?"

Gumam sang gadis tanpa emosi.

"Kalau analisis AIM diffusion field melangkah maju, analisis itu akan menjadi data setelah menyoroti kontur [Personal Reality] yang dimiliki manusia dan menginvestigasi kepribadian dan kecenderungan perilakunya. Aku yakin data itu akan lumayan praktikal dan mudah dimengerti, lebih dari sekedar profil psikologikal."

Seekor monster berwarna perak sedang menunggu di kursi di samping kursi pria tersebut duduk.

Monster berkaki empat itu terbuat dari campuran titanium dan resin sintetik. Bentuk dasarnya mirip dengan keluarga kucing karnivora, namun hidungnya yang aneh memanjang seperti hidung gajah. Karena monster metalik itu mempunyai program pemandu robot anjing berjalan, tak disangka monster metalik itu pun fleksibel dalam beradaptasi dengan masyarakat.

Monster itu membuka mulutnya.

["Profesor."]

Logat seorang pemuda, dan tampaknya bukan suara buatan.

["Tampaknya [GROUP] dan [SCHOOL] telah bergerak."]

Pria bernama Professor itu memalingkan tatapan matanya, dan memandang monster buatan manusia itu.

Fungsi percakapan tersebut bukanlah dari AI robot. Itu hanyalah orang lain di tempat yang berbeda berbicara melalui jaringan nirkabel. Pendeknya, telepon yang dibuat sedikit rumit.

"Apa mereka sudah membuat kontak?"

["Tidak. Sepertinya [GROUP] gagal menangkap mereka. Saat ini tidak diketahui apakah mereka bisa menangkap bayangan [SCHOOL] atau tidak."]

Hm, si Profesor menghembuskan nafas hanya sekali dan,

"Bagaimanapun, **yang lain,** juga, mungkin sudah mulai bergerak."

Mereka adalah kesatuan dibawah kontrol langsung Aleister, ketua dewan direktur umum.

Demi kebaikan maupun kejahatan, mereka bergerak sebagai kaki tangan [orang] itu. Mereka organisasi kecil yang diharapkan untuk hanya melakukan itu saja.

"Dari awal, **organisasi seperti kita** punya alasan untuk kelakuan kompleksnya, tapi dikarenakan berbagai macam kekuatan mereka ditekan oleh kalangan atas, dan menjadi subjek untuk dikontrol. Tetapi, karena kerusuhan yang mencuat bersamaan dengan Insiden [0930], mayoritas dari Driven ArmorPowered Suits dikirim keluar untuk menangani Avignon. Kekuatan itu, menurut orang yang ada di [Telepon], satu set anggota tubuh yang nyaman. Ini kesempatan besar, menurut dia, sebab pakaian-pakaian itu tidak bisa digunakan secara bebas,"

Si Profesor mengatakan semuanya itu dengan nada panjang.

"Sebentar lagi akan ada kesempatan, kan?"

Sebuah suara tiba-tiba terdengar tepat di belakang si gadis berseragam merah.

Seseorang sedang berdiri disana, dimana sebelumnya di tempat itu tidak ada orang. Seorang anak muda yang memakai jaket yang sudah kempes.

Dia benar-benar seperti muncul dari udara kosong.

"Sepertinya begitu,"

Ucap si Profesor dengan enteng, sementara tangannya menjangkau dan mengelus-elus kepala si monster. Dia tidak terkejut terhadap kemunculan pemuda itu. Gadis yang duduk di seberangnya memandang percakapan itu, nampak tidak tertarik.

Dia bertanya dengan ekspresi curiga,

"Kenapa kau memprediksi pergerakan [mereka] dengan benar? Walaupun informasi dari atas bisa saja salah?"

"Itu karena kalangan atas memiliki teknologi untuk membuatnya mungkin."

Tangan kanan si Profesor yang sedang membelai monster berhenti bergerak.

Si Profesor menatap trotoar di seberangnya yang enclosing jalan raya dengan kafe terbuka ini. Seorang gadis muda yang memakai pakaian yang biasanya disebut dengan pakaian maid sedang lewat. Tapi si Profesor tidak sedang melihat gadis itu. Dia sedang melihat robot pembersih bertipe drum kaleng yang sedang dilututi oleh gadis berpakaian maid. Dia memandangi robot yang sedang lewat dengan mulusnya itu.

Index v15 060-061.jpg

Profesor itu langsung mengangguk.

Dia benar-benar terkesan.

"Ide itu belum pernah terpikirkan."

["Profesor, tolong tahan diri anda dari berpikir yang tidak-tidak."]

Notes

  1. semacam kalung di leher yang mirip gelang
  2. Tau pensil otomatis/ pensil pilot yang isinya mirip jarum kan? Kan isinya dijual dalam bentuk kotak kecil. Itu bentuknya
  3. 3.0 3.1 3.2 artinya, rumah atau kondominium mempunyai 4 ruangan selain ruang keluarga (Living), ruang makan (Dining) dan dapur (Kitchen)


Back to Prolog Return to Main Page Forward to Chapter 2