Toaru Majutsu no Index ~ Bahasa Indonesia:Volume15 Chapter3

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Di Tanah Kekuatan Tersegel. Reformatory.[edit]

Part 1[edit]

Keringat dingin bermunculan di seluruh tubuh Baba Yoshio.

Dia adalah anggota MEMBER, sama seperti Profesor. Dia membantu Profesor dengan mengendalikan si robot berkaki empat dari jauh.

“Dasar berengsek... Jangan mati begitu saja!!”

Dia mengutuk lelaki itu, tapi yang sudah mati tidak akan datang dan menyelamatkan dirinya.

Baba mendecakkan lidahnya dan memulai persiapan evakuasi. Dia berada beberapa ratus meter di bawah tanah di kota bawah tanah yang dibangun di Distrik 22. Lebih spesifik lagi, dia berada di sebuah bunker nuklir untuk para VIP yang dikenal sebagai “Resor Musim Panas”. Itu adalah properti swasta milik seorang anggota Dewan Direktur, tapi karena tidak begitu sering digunakan, Baba menon-aktifkan sistem pengaman dan menggunakannya untuk keperluan sendiri. Bagian dalamnya dibuat seperti sebuah vila mewah, dan bahkan memiliki jalur khusus untuk konferensi melalui internet. Jadi tempat itu adalah tempat yang sangat cocok untuk seorang hacker seperti Baba. Dia telah mengincar tempat itu untuk beberapa lama, tapi sekarang ketika dia mencoba tempat itu, dia mendapati bahwa tempat itu memang sangat istimewa.

Tetapi, itu bukanlah area yang benar-benar aman.

Dia tidak mengetahui kekuatan apa yang dimiliki musuhnya, tapi dinding tebal tidak akan berguna melawan esper tipe teleportasi. Profesor telah dibunuh dengan mudah oleh satu dari tujuh Level 5 di Academy City. Orang seperti itu akan dengan mudah mendobrak pintu bunker itu. Belum lagi ada kemungkinan bahwa si musuh bisa datang dengan perlengkapan terbaru seperti shotgun anti-pelindung.

(Tidak akan memakan waktu lama baginya untuk mencurigai aku ada di sini. Aku harus keluar dari sini.!!)

Dia memasukkan berbagai mesin yang terpusat di notebook miliknya ke dalam tas, mengambil tumpukan uang yang disimpan di “Resor Musim Panas”, lalu menuju elevator untuk keluar.

Tapi tidak ada respon ketika dia menekan tombol elevator.

“...?”

Dia menuju pintu ke tangga yang terletak di tempat lain, tapi kunci pintu itu tidak bisa terbuka.

Saat itulah lampu di bunker itu berubah menjadi warna merah terang. Terkejut, Baba menengok monitor kontrol pemeliharaan bunker itu. Terdapat tulisan, “Karena alasan keamanan, semua pintu sudah dikunci.”

Mata Baba melotot dan dia mendengar suara aneh.

Seperti suara air terjun.

Suara itu cukup besar. Pastinya begitu, untuk bisa didengar melalui dinding bunker yang tebal.

“Air...!?”

Berbagai kemungkinan buruk muncul di pikiran Baba Yoshio.

Jika seseorang sedang menuang berton-ton air ke jalur elevator atau tangga menggunakan selang untuk kebakaran...

Motor otomatis—dan tentu saja tangan manusia—tidak akan bisa membuka pintu dengan tekanan air yang begitu besar. Bahkan jika pintu bisa dibuka, yang menunggu di sisi lain hanyalah air dalam jumlah yang sangat besar.

MEMBER memiliki seorang esper tipe teleportasi yang bernama Saraku (Accelerator memanggilnya Kill Point), tapi dia telah dikalahkan di Distrik 23. Tidak ada yang bisa menyelamatkan Baba dalam situasi ini.

“Tch!!”

Baba dengan cepat mengeluarkan notebook-nya dari dalam tas dan menghidupkannya. Dia lalu menghubungkan jalur komunikasi untuk konferensi internet dan menghubungi orang lain dari MEMBER. Profesor dan Kill Point telah dikalagkan, jadi hanya ada satu orang yang tersisa untuk dihubungi. Seorang gadis yang dipanggil Profesor sebagai seorang penyihir.

Tetapi, jawaban e-mail yang menjelaskan situasi Baba datang dengan cepat dan cukup singkat.

“Kalau aku tidak salah ingat, informasi yang kaukumpulkan tentang organisasi-organisasi gelap disimpan di server berbeda untuk tiap organisasi. Dengan informasi itu, aku tidak membutuhkanmu. Aku akan mengejar musuhku. Aku tidak punya waktu untuk membersihkan kekacauan yang kausebabkan.”

“Dasar wanita jalang!!” umpat Baba.

Dia berpikir untuk membuang semua rasa malunya dan meminta organisasi bawahan atau “orang di telepon” untuk membantunya, tapi kemudian layar komputernya freeze. Dia memiliki firasat yang sangat buruk tentang itu dan berusaha memperbaikinya. Namun, sepertinya kabel komunikasi telah dipotong secara fisik. Sekarang dia tidak bisa memperoleh informasi baru.

Baba mencabut kabel komputernya dan mengerang. Dia berusaha memaksa dirinya sendiri untuk berpikir positif, tapi dia hanya bisa sampai pada satu kesimpulan.

Dia terjebak.

Ketika menerima kenyataan itu, dia bisa merasakan tekanan gelap yang mengarah padanya dari dinding tebal yang tadinya terlihat sangat bisa diandalkan hingga saat itu. Berapa banyak makanan yang dimilikinya? Apakah oksigen di ruangan itu akan mencukupi? Kapankah tim penyelamat datang? Akankah tim penyelamat datang?

Ketidaksabaran Baba semakin cepat membesar selagi pikiran-pikiran itu mengitari kepalanya. Dia akhirnya melemparkan tasnya ke lantai, mencabuti rambut di kepalanya dengan kedua tangan, dan berteriak seperti hewan buas.

Dia berada di tempat teraman di dunia. Ada cukup oksigen dan makanan di sekitarnya untuk hidup nyaman untuk setahun penuh. Dan meskipun begitu, pikiran Baba Yoshio ditelan oleh monster yang dikenal sebagai imajinasi.

Part 2[edit]

Distrik 11.

Academy City tidak berada di tepi laut, jadi material hanya bisa dibawa masuk dan keluar melalui jalur darat atau udara. Distrik 11 memiliki perbatasan dengan dinding luar kota dan berfungsi sebagai pintu masuk jalur darat.

Para anggota BLOCK dan Unabara Mitsuki berada di sana.

Gedung-gedung persegi berjejer di area itu. Tidak seperti bangunan biasa, bangunan-bangunan ini tidak memiliki dinding dan tampak seperti gedung tempat parkir. Mobil listrik buatan Academy City terparkir di dalamnya sebagai persiapan untuk dikirim ke luar.

Distrik gudang di Distrik 11 berukuran besar dan lebih dari 7000 ton material masuk dan keluar tiap harinya.

Area di sekitar gerbang yang mengatur apa yang masuk dan keluar dikontrol dengan ketat, tapi distrik tempat penyimpanan tidak bisa dijaga dari ujung ke ujung. Distrik itu mirip dengan dermaga pelabuhan pada umumnya. Jenis tempat di mana sering terjadi perdagangan gelap malam demi malam di film-film mafia lama.

Dan...

(Itu dinding luar...)

Unabara menengok ke arah dinding.

Meskipun dia berada lebih dari 500 meter jauhnya, dinding itu kelihatan sangat megah dengan ukuran besarnya. Ada jalan di atas dinding yang mirip Tembok Besar Cina dan dengan menggunakan teropong, mereka bisa melihat robot-robot keamanan berbentuk drum sedang berjalan bolak-balik di atasnya.

Beberapa penyihir telah berhasil melewati dinding luar, tapi itu terjadi karena dinding luar dilindungi oleh sensor-sensor “ilmiah” yang membuatnya lemah terhadap taktik “sihir”.

(Paling tidak kuharap begitu. Aku tidak ingin memikirkan kemungkinan bahwa Aleister sudah memperhitungkan begitu jauh dan membiarkan kami masuk begitu saja.)

Namun, karena data pantauan dari satelit sudah hilang, kekuatan keamanan telah jatuh cukup jauh. Sekarang orang biasa yang tidak bisa menggunakan metode sihir juga memiliki kesempatan untuk masuk.

Di sisi lain dinding, 5000 orang tentara bayaran yang telah dipanggil Saku harusnya sedang menunggu.

Mereka pasti telah menunggu satelit keamanan Academy City mati sambil bersembunyi, tersebar di gedung-gedung dan kendaraan yang berada cukup dekat.

Unabara mengetahui semua itu, tapi dia tidak mendapatkan kesempatan untuk menyampaikan informasi itu pada rekannya.

Anggota lain GROUP tidak tahu tentang semua ini. Dia tidak tahu apakah orang-orang kelas atas Academy City mengetahui ini atau tidak. Kemungkinan besar mereka sedang bernapas lega karena serangan terhadap satelit sudah dihentikan.

(Jadi BLOCK memanggil pasukan bayaran ini untuk mencapai tujuan mereka... Tapi apa tujuannya? Di mana mereka akan menyerang...?)

“Apa kau khawatir, Yamate?” tanya Teshio Megumi yang berdiri di dekat Unabara tiba-tiba.

Yamate adalah nama pria yang menjadi penyamaran Unabara.

“Tidak juga...” jawab Unabara pendek.

Normalnya, dia akan mengikuti orang yang akan menjadi penyamarannya paling tidak seminggu untuk memantau orang itu. Jika dia tidak memiliki pengetahuan yang baik tentang orang itu, lebih baik tidak berbicara dengan sembrono.

Teshio tidak terlihat begitu khawatir dengan tindak tanduk Unabara.

Dia mungkin berpikir kalau Unabara sedang gugup karena rencana besar mereka.

“Kita sudah melumpuhkan satelitnya, tapi robot keamanan berengsek itu masih bergerak,” ucap Saku Tatsuhiko.

Teshio memutar kepalanya ke arah si pria besar mirip beruang.

“Apa itu akan menjadi masalah?”

“Tidak. Robot seperti itu tidak dilengkapi dengan senjata, jadi mereka tidak bisa melukai kita. Pasukan bayaran itu bisa melewati dinding kalau mereka bergerak di waktu yang tepat.”

“Kenapa mereka tidak bersenjata?” tanya Unabara, memutuskan untuk bergabung dengan percakapan itu.

Saku melirik ke arahnya.

“Ada berbagai alasan. Robot-robot itu biasanya digunakan untuk menjaga perimeter luar. Jika mereka malfungsi dan menembak seseorang di luar dinding, itu akan menjadi masalah besar Juga ada masalah dengan reload peluru. Robot model itu tidak bisa mengganti magasin, jadi kalau mereka kehabisan peluru, mereka kehabisan peluru.”

“Jadi kalau kita terlihat, mereka akan membunyikan alarm, cuma begitu saja?” tanya Teshio Megumi dengan suara yang terdengar kecewa. “Kalau begitu, bukankah kita bisa menembus paksa dinding ini tanpa perlu melakukan semua persiapan yang menyusahkan ini?”

“Tidak. Robot keamanan di dinding luar memiliki jalur komunikasi spesial. Ketika mereka membunyikan alarm, sinyalnya akan langsung dikirimkan ke area kontrol di Distrik 23 dan helikopter tempur tanpa awak akan dikirim. Helikopternya kemungkinan besar adalah ‘Six Wings’, model terbaru yang ditunjukkan di Pameran Senjata Pencegat. Semuanya akan menjadi sulit jika kita terlihat.

Saku menengok ke bawah ke jam tangan yang terpasang di tangan besarnya.

“Dalam sepuluh menit, robot-robot keamanan itu akan berganti shift.”

“...”

“Mereka bertenaga listrik, jadi tidak bisa terus-terusan bergerak 24 jam. Energinya harus diisi ulang di satu tempat. Karena itu robot-robot itu dibagi menjadi grup yang aktif dan grup yang sedang diisi ulang.”

Kelihatannya, karena pergantian ini, terdapat celah keamanan sepanjang 20 hingga 30 menit.

Biasanya, itu bukanlah masalah karena satelit milik Academy City akan terus memantau kota dan area di sekitarnya.

Tapi saat ini tidak begitu.

Dua puluh menit itu akan menjadi celah yang benar-benar kosong.

“Persiapkan kendaraan sebanyak mungkin. Jangan lupa ganti plat nomornya,” Saku Tatsuhiko memberikan instruksi pada salah satu anggota organisasi bawahan BLOCK. “Gunakan mobil listrik yang dijadwalkan untuk dikirim keluar yang terparkir di gedung parkir. Kita perlu menggunakannya untuk membawa 5000 orang.”



Part 3[edit]

Celah 20 menit di sistem keamanan dimulai.

Dikelilingi oleh gedung parkir berbentuk persegi di distrik gudang Distrik 11, Unabara Mitsuki memusatkan perhatiannya pada pisau obsidian di kantongnya.

Dia tidak akan mendapatkan kesempatan untuk menghubungi Accelerator dan yang lainnya dari GROUP.

Meskipun dia bisa mengontak mereka sekarang, tidak ada jaminan mereka bisa segera datang.

Dari perkataan Saku Tatsuhiko ke radio yang didengar Unabara, tampaknya pasukan bayaran itu melempar tali ke atas untuk mengamankan jalur masuk mereka. Unabara mengamati melalui teropong yang diberikan oleh salah satu “rekan”-nya dan melihat beberapa figur manusia sedang mendaki ke atas dinding luar.

(...Aku tidak punya pilihan,) pikir Unabara.

Tombak Tlahuizcalpantecuhtli adalah mantra mirip proyektil yang memantulkan cahaya Venus dan menguraikan apapun yang terkena oleh pantulan cahaya itu. Apapun yang dikenai oleh cahaya itu akan terurai, tapi Tombak itu tidak bisa menyerang banyak target dalam waktu yang sama.

(Masalah utamanya adalah ke mana aku harus menggunakan satu-satunya seranganku.)

Ada 5000 pasukan bayaran.

Mengarahkan tombaknya ke arah mereka akan sia-sia. Itu hanya akan menyisakan 4999 musuh untuk dihadapi.

Dia bisa mengincar salah satu anggota utama BLOCK.

Dia berpikir bahwa mengalahkan Saku yang bertindak sebagai komandan akan menyebabkan gangguan, tapi rencana BLOCK sepertinya sudah berjalan begitu jauh untuk dihentikan sepenuhnya hanya dengan membunuh pemimpinnya.

(Aku perlu mengincar sesuatu yang memiliki efek yang lebih besar...)

Unabara melepaskan teropong dari matanya.

(Apa yang bisa kuserang, yang bisa memutuskan rencana mereka dalam satu serangan...?)

Dia mengalihkan pandangannya dari para pasukan yang sedang memanjat dinding luar.

Dia diserang oleh ketegangan yang intens, tapi dia tidak memiliki waktu untuk ragu.

(Di sana!!)

Dia mengeluarkan pisau obsidiannya.

Dia sedang mengarahkan cahaya Venus ke arah...

Gedung parkir di dekat sana.

Saku Tatsuhiko dan Teshio Megumi hanya menatap Unabara ketika dia mengeluarkan pisau obsidian itu. Mereka tidak memiliki pengetahuan tentang sihir, jadi mereka tidak tahu sama sekali apa yang sedang dilakukan Unabara.

Tetapi, imajinasi mengisi titik-titik pertanyaan mereka ketika melihat Unabara mulai berlari ke arah gedung itu dan diikuti oleh runtuhnya tiba-tiba gedung parkir itu.

Terdengar suara keras.

Gedung parkir di arah Unabara berlari yang terbuat oleh beton yang telah diperkuat mulai terurai seolah-olah pilar yang menyokongnya diambil satu demi satu. Ketika bahan bangunan menghantam tanah, debu berterbangan ke udara.

“Ap-...? Yamateeee!!”

Unabara mendengar Saku meneriakinya dari belakang.

Segera setelahnya, dia mendengar suara metalik dari banyak senjata yang diarahkan padanya.

Unabara tidak menghiraukan ini dan terus berlari.

Dengan suara debum, potongan-potongan beton raksasa menghujani tanah seperti pada longsor. Potongan-potongan itu melindungi punggung Unabara dari hujan peluru. Mobil-mobil listrik hancur di udara dan ujung-ujung tajam menancap ke tanah. Sedikit keberuntungan adalah mobil-mobil itu tidak menggunakan bensin dan karenanya tidak meledak.

Unabara mengarahkan pisau obsidiannya lebih rendah.

Dia menghancurkan tanah dengan cahaya Venus dan melompat ke gorong-gorong demi melindungi dirinya dari beton yang berjatuhan.

Namun, jumlah bahan bangunan yang jatuh terlalu banyak, dan mulai membuat gorong-gorong itu penyot ke bawah ke arah Unabara.

“Ooooohhhh!!”

Dia mulai berlari, tersandung dan jatuh, lalu mulai merayap maju.

Akhirnya, runtuhnya gedung parkir itu berakhir.

Hantamannya pasti telah merusakkan gorong-gorong itu di segala tempat, karena terjadi longsor yang membuat Unabara tidak bisa maju atau mundur.

Atap di atasnya telah hancur, membuat beberapa berkas sinar terang masuk.

Unabara meletakkan tangannya ke dinding dan mulai mendaki sambil melihat ke langit biru di atas.

Dan di sana dia melihat...



Part 4[edit]

Pusat Kontrol Penjagaan Superioritas Udara di Distrik 23 menerima sinyal darurat dari area sekitar dinding luar Distrik 11.

Namun, pusat kontrol tidak segera mengirimkan helikopter tanpa awak. Mungkin saja sinyal itu merupakan galat. Keputusan akhir diserahkan pada seorang operator. Saat seorang manusia menghubungkan kabel ke sirkuitnya, perintah akan dikirim dan helikopter-helikopter tanpa awak akan pergi melakukan misi pertahanan mereka yang pertama.

Normalnya, sang operator akan menggunakan manual rumit sepanjang lusinan halaman.

Tetapi dengan kontrol satelit yang hilang sementara, kondisi pertahanan khusus berlaku. Sang operator mengabaikan manual dan langsung memasukkan kabel, mengirimkan perintah.

Tiga helikopter serbu tanpa awak bersiap di area aspal besar di tanah.

Helikopter-helikopter paling canggih, HsAFH-11, dikenal juga dengan “Six Wings”.

Menerima perintah, rotor helikopter-helikopter itu mulai berputar dan dengan perlahan mulai lepas landas.



Part 5[edit]

Helikopter tempur tanpa awak Six Wings melayang di udara di atas Distrik 11.

Helikopter-helikopter ini mirip dengan AH-64 Apache dan memiliki satu “sayap” di tiap sisinya yang dilengkapi dengan senjata dan misil.

Helikopter adalah kendaraan yang menciptakan daya angkat dengan rotor di sumbu vertikalnya dan bergerak menggunakan sudut dari rotor itu.

Dengan definisi itu, Six Wings memang termasuk jenis helikopter.

Namun dengan dua mesin roket untuk tenaga tambahan dan kecepatan tertinggi Mach 2.5, adalah sedikit misteri apakah Six Wings patut disebut helikopter atau bukan.

Helikopter tempur tanpa awak itu menggunakan AI untuk memeriksa gedung parkir yang telah rubuh lebih dulu, lalu memeriksa figur-figur misterius yang memanjat dinding luar Academy City di jarak beberapa ratus meter dari sana.

Ada sekitar 5000 orang.

Setelah memastikan keberadaan musuh, AI helikopter itu berganti menjadi mode serang otomatis.


“Sialan, Yamate...!!”

Helikopter-helikopter Six Wings memulai serangannya di saat yang nyaris sama dengan teriakan kemarahan Saku Tatsuhiko.

Dengan suara metalik, sayap di tiap sisi helikopter berpisah menjadi tiga. Helikopter-helikopter itu sekarang benar-benar memiliki “enam sayap”. Sayap-sayap tipisnya bahkan memiliki engsel dan bergerak nyaris seperti lengan manusia ketika mengarahkan berbagai jenis senjata yang dimilikinya.

“Serangannya datang!!” teriak Teshio Megumi saat raungan senjata mesin milik helikopter serbu dimulai.

Lebih mirip ledakan dibandingkan strafing.

Teshio Megumi melompat ke belakang station wagon yang mereka gunakan untuk sampai ke sana, tapi mobil itu mulai mengembang setelah ditembak. Mobil itu ditelan oleh cahaya oranye ketika meledak. Teshio diterbangkan beberapa meter oleh ledakan itu sebelum mendarat lalu berlari untuk mencari tempat berlindung lain.

“!? Mereka memakai peluru Flame Crash!?”

Peluru-peluru itu dibuat memakai metal yang sangat tahan panas dan memiliki pahatan alur khusus agar gesekan udara memanaskannya hingga 2500 derajat. Ketika menembus kendaraan lapis baja, peluru itu akan membakar sirkuit listrik dan tangki minyak di dalam kendaraan itu.

Serangan pada pasukan bayaran yang memanjat dinding luar pada jarak beberapa ratus meter telah dimulai.

Grup-grup pasukan bayaran itu meledak seperti sebuah balon raksasa. Bahkan dari jarak jauh, semburat merah dapat terlihat. Serangan itu pasti bertenaga cukup kuat karena bahkan beberapa pasukan bayaran yang tidak terkena langsung juga jatuh dari dinding luar. Helikopter itu mulai membabat sisanya dimulai dengan orang-orang yang balas menembak.

Jika begini terus, mereka semua akan terbunuh.

Teshio Megumi berteriak ke Saku Tatsuhiko yang berada di jarak cukup jauh.

“Kita harus berhenti mengharapkan pasukan bayaran itu!! Bergerak dalam jumlah besar ketika diawasi dari atas itu tidak lebih dari menjadi sebuah target raksasa!!”

“Itu 5000 orang! Apa kau tahu seberapa keras aku berusaha demi saat ini!? Apa kau pikir aku bisa membiarkan semua usahaku sia-sia!=”

“Mereka akan salah paham dan mengira kita mengkhianati mereka. Orang-orang yang masih berada di luar dinding tidak akan masuk lagi. Kita harus menjemput orang-orang yang jatuh ke sisi dalam dan mundur!!”

“Yamate berengsek...Aku akan membunuhnya!!” kata Saku dengan suara berat.


“Ha ha. Kurasa benda-benda itu memang harus sebagus ini karena harga masing-masingnya adalah 24 juta yen...” gumam Unabara selagi bersembunyi di puing-puing setelah keluar dari gorong-gorong.

Itu adalah hasil dari tindakannya sendiri, tapi pemandangan itu tetap membuatnya merinding.

Dia bisa melihat beberapa grup menembakkan misil anti-udara yang dipanggul di atas bahu.

Namun, Six Wings-Six Wings itu hanya sekadar menembakkan sesuatu yang mirip softball ke arah misil-misil tersebut. Pasir besi disemburkan keluar dari bola-bola itu, diikuti dengan arus listrik tegangan tinggi. Sebuah “permukaan” sepanjang 20 meter ke segala arah menjadi area berarus listrik dan misil-misil tersebut meledak di sana.

Six Wings balas menembak dengan sejumlah besar misil serang darat yang membungkus area itu dengan api jingga.

(Yah, kelihatannya aku telah mencegah sebanyak mungkin pasukan bayaran masuk...)

Unabara bersandar pada sebongkah besar beton dan menutup wajah dengan tangannya. Dia mengoyak jimat dari kulit Yamate, pria yang wajahnya dia pinjam, dan memasang kembali wajah Unabara Mitsuki. Dengan melakukan ini, bentuk fisik dan suaranya berubah menjadi milik orang yang memiliki wajah tersebut.

Dia tidak lagi membutuhkan wajah seseorang dari BLOCK.

(Sekarang masalahnya adalah bagaimana cara selamat dari ini. Aku yakin Six Wings-Six Wings itu juga akan melihatku sebagai musuh.)

Misi Six Wings adalah membinasakan pasukan bayaran yang mendaki dinding.

Jika Unabara sembunyi sampai mereka mundur, helikopter-helikopter itu akan pergi dengan sendirinya.

Namun, suara udara yang teriris berulang-ulang memberi tekanan pada hati Unabara.

Mengengok ke atas dari balik reruntuhan, dia melihat salah satu Six Wings mengarahkan senjata padanya.

“Kelihatannya tidak akan semudah itu!!”

Sambil berteriak, Unabara mengeluarkan dan mengayunkan pisau obsidiannya.

Dia memantulkan cahaya Venus yang mengaktifkan Tombak Tlahuizcalpantecuhtli dan mengurai Six Wings dengan serangan kejutnya.

Ketika menerima laporan tentang apa yang terjadi, kedua Six Wings lainnya mengarahkan senjata pada satu sayap ke arah Unabara.

Helikopter-helikopter itu tidak kesusahan mengarahkan senjata langsung ke samping. Sayap-sayapnya memiliki sendi dan karenanya bisa membidik ke arah Unabara seperti lengan manusia.

Tombak Tlahuizcalpantecuhtli bisa menguraikan segala jenis benda.

Tapi tidak bisa menarget lebih dari satu benda di saat yang sama.

“Kh!!”

Dia berusaha lompat ke balik perlindungan dengan segera, tapi helikopter-helikopter itu jauh, jauh lebih cepat.

Helikopter tempur yang dipanggil olehnya akan meledakkan dirinya berkeping-keping.

(Apakah ini akhirnya...!?)

Unabara mengangkat pisau obsidian meskipun tahu bahwa itu sia-sia, tetapi sesuatu terjadi sebelum dia sempat melakukan apapun.

Dia mendengar suara dentang.

Itu adalah suara seorang Level 5 berambut putih yang mendarat di atas salah satu helikopter tempur tanpa awak. Dia dengan paksa menggenggam rotor yang berputar dengan kecepatan tinggi, dan membuatnya berhenti. Six Wings tidak memiliki cara untuk menangani aksi gila ini dan jatuh ke tanah lalu meledak.

“Dia” berjalan keluar dari api itu dengan kasual.

Unabara Mitsuki akhirnya menjadi rileks.

“Accelerator-san...?”

“Aku dengar ada yang terjadi di dekat dinding luar dan melihat ini yang terjadi ketika aku sampai,” kata Accelerator dengan suara bosan sambil menekan tombol elektroda kembali ke mode normal dan bersandar ke tongkat modernnnya. “Yang lainnya sudah selesai di Terminal Koneksi Eksternal dan aku sudah menghancurkan antena untuk satelit itu, jadi kupikir semuanya sudah selesai. Tapi kemudian pusat kontrol mulai berteriak-teriak tentang penyusup di perimeter atau apalah.”

“Ha ha. Kuasumsikan kau sudah sadar bahwa mereka menggunakanmu.”

“Aku tahu kau tidak memanggil Six Wings tanpa alasan. Di mana BLOCK?”

“Mereka lolos,” kata Unabara sambil mengelap keringat dari keningnya. “Kurasa mereka berhasil mengumpulkan sekitar 100 dari pasukan bayaran yang masuk dari luar.”

“Dari luar... Tch. Jadi satelit itu dipakai untuk ini. BLOCK, MEMBER, dan sekarang pasukan bayaran. Kenapa dengan semua yang harus kuurusi hari ini?”

Accelerator mendecakkan lidahnya karena semua tugas yang harus dia lakukan dan melanjutkan bicaranya.

“Jadi kau membiarkan penyusup-penyusup itu masuk? Kau benar-benar tidak berguna.”

“Yah, aslinya ada 5000 orang yang akan masuk.”

“Kau tetap gagal.”

Sebuah Six Wings terbang di udara seolah-olah untuk memotong perkataan Accelerator.

Tapi kali ini bidikan Six Wings tidak mengarah ke Unabara.

Setelah mengelilingi area itu sekali, satu-satunya helikopter tanpa awak yang tersisa itu kembali ke Distrik 23.

“Sepertinya ‘pembersihan’ sudah selesai.”

“Mereka mungkin tidak suka dihancurkan oleh orang dari pihak yang sama,” kata Unabara sambil mengangkat bahu. “Bagaimanapun juga, helikopter itu berharga 25 juta yen.”



Part 6[edit]

Tsuchimikao Motoharu, Accelerator, Musujime Awaki, dan Unabara Mitsuki berkumpul di distrik gudang di Distrik 11. Unabara tidak tahu keadaan yang terjadi, jadi dia bertanya pada Tsuchimikado, “Terminal Koneksi Eksternal itu apa?”

“Cuma fasilitas kecil. Formalitas yang harus dilakukan menyusahkan, jadi aku dan Musujime ledakkan saj pusat fasilitasnya. Tapi masih ada tiga terminal lain, jadi tidak akan terjadi masalah koneksi.”

Kali ini, Musujime yang telah beraksi bersama Tsuchimikado bertanya pada Unabara, “Apa kita bisa benar-benar yakin organisasi BLOCK ini yang ada di balik semuanya? Bukankah kita sudah menyimpulkan bahwa SCHOOL-lah yang ada di balik serangan sniper pada Oyafune Monaka?”

“Kelihatannya BLOCK dan SCHOOL tidak berkerja sama secara langsung. Keduanya memiliki rencana masing-masing dan menyebabkan insiden yang berbeda. Kebetulan saja keduanya memiliki titik temu dengan Manajemen.”

“Tch. Dan dengan para berengsek dari MEMBER yang berkeliaran, ini benar-benar menjadi menyusahkan.”

Tsuchimikado memandang ke arah lain selagi mendengarkan pembicaraan Unabara dan Accelerator.

Darah dan daging berserakan di area dekat dinding luar, tapi masih ada beberapa yang selamat. Pasukan bayaran itu belum mati, tidak bisa kabur, dan ditinggalkan di sana oleh BLOCK.

“Oke, waktunya untuk pertanyaan,” kata Tsuchimikado tanpa basa-basi. “Ke mana kalian aakan menyerang dengan 5000 pasukan bayaran?”

“A-apa yang kaubicarakan?”

“5000 kedengarannya banyak, tapi sama sekali tidak cukup untuk mengalahkan Academy City. Aku bertanya untuk apa kau disewa, tentara bayaran. Rencana apa yang kalian punya yang menggunakan orang sebanyak itu?”

“...”

Si tentara bayaran melihat wajah keempat anggota GROUP satu demi satu.

Dia kelihatan merasa bersalah.

Entah apapun yang diragukannya, pemandangan mengerikan di sekitarnya pasti telah membuatnya yakin bahwa BLOCK telah gagal atau mereka memang sudah berniat menkhianati para tentara bayaran dari awal. Akhirnya, dia membuka mulutnya dengan perlahan.

“...Distrik 10.”

“Distrik 10?”

Harga tanah di distrik itu adalah yang paling murah di Academy City dan distrik itu tidak memiliki satu pun fasilitas penting. Distrik itu diisi oleh area pembuangan hewan percobaan dan lab-lab yang terkait dengan energi nuklir.

Si tentara bayaran melanjutkan, “Kami harusnya menyerang sebuah penjara anak di Distrik 10.”

“!!”

Musujime Awaki-lah yang bereaksi pada perkataannya.

Dia meremas kerah si tentara bayaran.

“Kenapa kalian menyerang tempat itu...? Apa ada kriminal VIP yang ingin kalian selamatkan!?”

Acclerator berpikir sambil menonton Musujime yang dipenuhi ketidaksabaran.

Penjara anak Academy City digunakan sebagai tempat menampung kriminal yang menggunakan kekuatan psikis. Dia tidak tahu detailnya, tapi dia pernah dengar bahwa terdapat semacam tindak-balas untuk kekuatan esper di sana. Jika ini benar, maka pasukan yang terdiri dari orang biasa akan meningkatkan kemungkinan keberhasilan mereka.

Si tentara bayaran, yang kerahnya diremas oleh Musujime, akhirnya mengatakan satu hal lagi.

“Target kami adalah...Move Point.[1]

Alis Musujime Awaki berkedut.

Si tentara pasti tidak mengetahui siapa wanita yang ada di depannya.

“Kami mendapat informasi bahwa rekan Move Point ditahan di sana. Kalau kami mengangkap rekannya, kami bisa bernegosiasi dengannya.”

(Apa alasan mereka hingga harus mengincarku sendiri?) pikir Musujime.

Tapi kemudian dia menyadari jawabannya.

“Pemandu ke ‘gedung tanpa jendela’ milik Aleister...”

“Benar. Identitas pemandu itu dirahasiakan karena dia merupakan jalur langsung menuju Aleister. Tapi BLOCK mendapatkan informasi bahwa si pemandu itu adalah Move Point. Jadi mereka menginvestigasi semua yang berhubungan dengan Move Point untuk menemukan hal-hal yang bisa digunakan untuk negosiasi.”

“Apa yang akan kalian negosiasikan dengan si pemandu?” tanya Tsuchimikado.

“Kami menginginkan informasi tentang rute yang dilalui oleh material yang dibawa ke dalam gedung tanpa jendela. Senjata nuklir bahkan tidak bisa menghancurkannya dari luar, tapi dari dalam, itu cerita lain. Katanya gedung itu tidak memiliki pintu masuk maupun pintu keluar, tapi material-material harus dibawa masuk dan keluar. Ini bisa digunakan untuk meledakkan gedung tanpa jendela dari dalam.”

“Meledakkannya?”

“BLOCK mengatakan bahwa mereka telah menyiapkan bom sinkron lapis banyak. Itu adalah semacam senjata taktis yang kalian ciptakan di sini di Academy City.”

Bom sinkron lapis banyak adalah sebuah bom besar yang memiliki bahan peledak berkekuatan tinggi yang disusun dengan susunan yang telah ditentukan. Senjata taktis biasa membuat ledakan besar di area yang luas, sementara bom sinkron lapis banyak dibuat untuk memusatkan ledakan yang sangat destruktif pada satu target kecil untuk benar-benar menghancurkannya. Bom ini diciptakan untuk mengebom titik-kuat musuh pada lingkungan kota tanpa menjatuhkan korban sipil.

“Kekacauan di dunia harus dihentikan. Aku ini seorang tentara bayaran, jadi aku tahu apa yang kubicarakan. Dunia ini sudah berada pada batasnya. Peperangan akan dimulai dalam waktu dekat. Perang harus dihentikan sebelum peperangan itu dimulai.” Si tentara berbicara sambil mengadu pandangannya dengan masing-masing anggota MEMBER satu demi satu. “Membawa Move Point ke sisi kami itu sulit. Seseorang yang tidak bisa kau percaya akan terus menjadi orang yang tidak bisa kau percaya. Itulah kenapa kami tidak begitu berusaha mengejar dirinya. Jika informasi kami tentang kekuatan Move Point itu akurat, memang ini semua akan menjadi lebih cepat dengan bantuan darinya, tapi tidak ada yang bisa dilakukan tentang ini. Jadi kami bergerak dengan asumsi bahwa dia tidak akan...”

“Itu benar,” potong Musujime. “Ngomong-ngomong, apa kau tahu dengan siapa kau sedang bicara?”

Si tentara mengernyit kebingungan sebentar, lalu wajahnya memucat sesaat kemudian.

“T-tidak mungkin. Kau bercan-...!!”

Sebelum si tentara menyelesaikan omongannya, sekitar sepuluh benda yang terlihat seperti palang metal menusuk seluruh tubuhnya.

Si tentara pingsan karena syok dari rasa sakit, tapi kelihatannya dia masih hidup. Musujime melepaskan tangannya dari tentara yang babak belur dan menengok ke bawah sambil menggertakkan giginya.

Apa yang ingin dilindunginya lebih dari apapun, yang ingin dilindunginya tak peduli apa yang harus dia korbankan sedang diambil darinya. Ketiga orang lainnya diam. Karena masing-masing memiliki perasaan yang sama tentang suatu hal, mereka tidak bisa mengatakan apa-apa.

Kemungkinan besar, Aleister sedang menggunakan teknologi aneh untuk menonton semua ini dari atas. Namun, dia tidak akan mengulurkan tangan. Dia pasti sedang menonton orang-orang ini berjuang keras di tamannya sambil tersenyum.

“Ayo pergi.”

Akhirnya, Tsuchimikado mengajak yang lainnya.

Mulai dari sini, ini adalah tentang Musujime Awaki dan bukan tentang GROUP secara keseluruhan. Tapi tidak satu pun dari mereka yang mengeluh tentang ini. Persis seperti ketika Unabara berbaur dengan BLOCK, para anggota GROUP melihat ini sebagai sebuah situasi lain dibandingkan dengan melihatnya sebagai keadaan sulit yang merupakan bagian tugas yang diperintahkan oleh orang lain.

“Kita harus pergi ke Distrik 10. BLOCK masih memiliki sekitar 100 tentara bayaran. Kita tidak tahu perlengkapan apa yang mereka miliki, tapi ini jelas bukan situasi yang bagus.”



Part 7[edit]

Accelerator dan tiga anggota GROUP lainnya, pergi dari Distrik 11 dengan ambulans yang mereka gunakan untuk tujuan transportasi. Mereka sedang menuju penjara anak di Distrik 10.

“Ini adlah satu-satunya penjara anak di Academy City. Kelihatannya, lahannya dipisah dua, sisi putra dan sisi putri,” kata Tsuchimikado sambil mengoperasikan sebuah komputer notebook. “Saat ini, Academy City tidak memiliki sanksi pidana untuk pengkhianatan. Karena ini, rekan-rekan Musujime berada pada situasi di mana mereka tidak bisa dihukum secara legal. Mereka tidak mungkin dimasukkan ke fasilitas itu dengan cara normal.”

“Berarti ada ruangan rahasia?”

Unabara menoleh ke arah Musujime, tapi kelihatannya Musujime tidak mengetahui apa-apa.

“Menyusahkan saja. Apa kita tidak punya peta layout penjara itu? Kalau kau tidak bisa meretas sistem penjara dan mendapatkan informasi tentang lorong rahasia, bukankah kau bisa mendapatkannya dari komputer perusahaan yang membangun penjaranya?”

“Ini bukan gedung biasa. Aku tidak yakin perusahaannya masih memiliki informasi semacam ini.”

Tsuchimikado melihat layar komputernya.

Layar itu sedang menampilkan sedikit data tentang penjara anak tersebut, tapi layout-nya dirahasiakan sehingga tidak ada yang bisa dilakukannya dari titik ini.

Accelerator menyadari sesuatu selagi melihat layar.

“Fasilitas ini tidak punya grup pemadam kebakaran.”

Accelerator melihat data yang ditampilkan lagi.

“Kebakaran jarang terjadi di sana, jadi mereka membuangnya untuk menghemat dana. Tapi itu berarti tim pemadam kebakaran harus datang jika terjadi kebakaran. Mereka pasti telah dikirimkan peta penjara agar bisa bergerak melalui fasilitas yang seperti labirin itu dengan tepat.”

Mendengar itu, Tsuchimikado mengubah target peretasannya.

Dia dengan cepat mendapatkan jawabannya.

“Ini dia. Area rahasia ditutupi, tapi jika ada tangga rahasia, tempatnya pasti di sini. Area basement untuk para pengkhianat pasti ada di baliknya.”

Karena hanya ada satu area yang mungkin menjadi lokasi tangga rahasia, area untuk para pengkhianat pasti tidak dipisahkan oleh jenis kelamin. Mereka semua dikurung di ruangan masing-masing, jadi tidak mungkin ada area yang dipakai bersama.

“Ini disembunyikan, jadi apa kau pikir BLOCK juga punya informasi ini?”

“Hah. GROUP dan BLOCK memiliki level otoritas yang sama. Apapun yang bisa kita dapatkan, mereka juga bisa mendapatkannya. Dan informasi tentang Musujima berada pada level kerahasiaan yang sama di bank data.”

Musujime memelototi Accelerator, tapi dia bergeming dan terus berbicara.

“Tsuchimikado, pertahanan apa yang dimiliki fasilitas itu?”

“Sipir penjara menggunakan powered suit MPS-79 yang lama. Mereka punya perlengkapan anti-esper, tapi aku tidak mengharapkan banyak kesulitan dari mereka. Sipir-sipirnya hanya memiliki peralatan untuk mempertahankan diri dari esper yang mengamuk, dan BLOCK menggunakan senjata asli. Para tentara bayaran yang tersisa di Distrik 11 punya senjata tajam, pistol, senapan laras panjang, bom, dan bebagai jenis senjata lain dari ‘luar’, tapi aku yakin BLOCK mempersenjatai mereka dengan persenjataan terbaru. Menurut Unabara, dari tentara bayaran tersebut saja ada 100 orang yang masih aktif. Kita tidak tahu seberapa banyak orang yang dimiliki BLOCK dan kekuatan apa yang mereka punya. Yang penting adalah apakah mereka bisa membunuh atau tidak. Powered suits adalah target besar dan kokoh.”

“Bukan itu,” potong Accelerator. “Penjara anak itu dipenuhi dengan esper-esper yang berbahaya. Perlengakapan anti-esper macam apa yang mereka punya?”

“Mereka punya sekitar 25 jenis perlengkapan berbeda, dimulai dengan AIM jammer.[2]

“Jadi kita tidak bisa menggunakan kekuatan di dalam?”

“Bisa. Pada dasarnya, alat itu memecahkan konsentrasimu dan dengan sengaja menyisakan pikiran yang membuatmu lebih mudah dilacak oleh seorang Psychometer. Itu akan sedikit mlemahkanmu, tapi tidak cukup untuk menghilangkan kekuatanmu sepenuhnya. Berkerja di sana katanya adalah salah satu dari tiga pekerjaan terburuk dari sudut pandang perusahaan asuransi. Dalam fasilitas sebesar itu, menghilangkan kekuatan psikis sepenuhnya itu mustahil.

“Tapi,” Tsuchimikado melanjutkan, “kau bisa kehilangan kendali atas kekuatanmu dalam kondisi seperti itu. Ini khususnya mudah terjadi pada kekuatan yang menggunakan perhitungan kompleks. Esper biasa mungkin hanya berakhir terluka, tapi ini akan terlalu berbahaya untukmu dan Musujime. Kau harus hati-hati kalau tidak ingin membunuh dirimu sendiri dengan cara yang sangat konyol.”

Part 8[edit]

Ketika ambulans mereka behenti di penjara anak di Distrik 10, Accelerator, Tsuchimikado Motoharu, Unabara Mitsuki, dan Musujime Awaki keluar dari pintu belakang.

Mereka tidak bisa melihat bagian dalam fasilitas itu dari sana karena penjara itu dikelilingi oleh dinding hampir setinggi 15 meter. Namun mereka bisa mencium bau asap yang tidak sehat dari tempat mereka berdiri.

“...!!”

Musujime menggertakkan giginya dan mulai masuk melalui gerbang yang telah hancur, tapi Accelerator mengernyit selagi bersandar pada tongkat modernnya.

“Ada yang aneh.”

“Jadi kau juga menyadarinya,” kata Tsuchimikado dengan perlahan sambil mengeluarkan pistol militer dari kantungnya. “Tidak ada suara. Jika BLOCK dan para penjaga sedang bertarung, kita harusnya mendengar suara tembakan.”

Keempatnya melewati gerbang yang juga berfungsi sebagai titik pemeriksaan dan tiba ke jalan melingkar yang dipakai oleh kendaraan yang memindahkan tahanan. Ketika menginjakkan kakinya ke atas aspal datar dengan sisi sepanjang 20 meter, Accelerator merasa sedikit sakit di pelipisnya.

“...Jadi itu AIM jammer.”

Dia menengok ke atas dan melihat sejumlah kawat tipis yang menjuntai ke sisi berlawanan dari dinding setinggi hampir 15 meter yang mengelilingi seluruh fasilitas itu. Kawat-kawat itu pasti memancarkan gelombang elektromagnetik khusus.

Kawat-kawat itu kemungkinan besar dipasang agar memantulkan secara acak medan difusi AIM milik seorang esper yang menyebabkan si esper mengganggu kekuatannya sendiri. Accelerator tidak pernah mendengar tentang Anti-Skill yang dilengkapi dengan ini, jadi alat ini pasti memerlukan tenaga listrik dan kekuatan proses komputer dengan jumlah besar dan karenanya hanya bisa digunakan dalam area terbatas.

(Kelihatannya tidak mengganggu kemampuanku berjalan, tapi aku harus menghindari pindah ke mode esper.)

Meskipun begitu, Accelerator berpikir bahwa dia masih bisa menggunakan kekuatannya di dalam fasilitas itu. Dia hanya tidak ingin menggunakannya jika tidak diperlukan demi mencegah kekuatannya lepas kendali. Mungkin saja dia dilukai oleh kekuatannya sendiri.

(Mereka juga menggunakan banyak alat lain. Apa mereka dengan sengaja membuat ini menjadi sulit?)

Jika dia tahu perlengkapan macam apa yang mereka gunakan, Acelerator mungkin bisa menemukan jalan untuk mengalahkannya, tapi dia memotong jalur pikirannya di sana. Dia telah menyadari dari mana datangnya perasaan tidak nyaman yang dirasakannya tentang penjara anak itu.

Mayat-mayat.

Mayat-mayat itu kemungkinan besar adalah milik pasukan bayaran yang diundang BLOK dari luar. Nyaris sejumlah 50 pria besar tumbang dengan darah menggenang dari tubuh mereka. Beberapa ditembak di pelipis dengan pistol, beberapa kehilangan kepala karena ditembak dari jarak dekat dengan shotgun, dan tenggorokan beberapa lainnya telah diiris dengan pisau. Mereka semua dibunuh dengan berbagai cara berbeda, tapi ada satu unsur yang sama pada semuanya.

“Mereka semua kehilangan nyawanya oleh senjata mereka sendiri...” komentar Tsuchimikado.

“Bunuh diri...? Bukan, ini-...” gumam Unabara.

Kemudian...

“Ketemu,” kata sebuah suara dari belakang mereka.

Accelerator berputar dan melihat seorang gadis yang menghalangi gerbang yang telah hancur. Gadis pendek itu memakai seragam pelaut warna merah, yang pasti adalah seragam sekolah tertentu. Namun ada sinar yang aneh di matanya. Itu bukanlah sekedar mata seorang pembunuh.

“Kuasumsikan kau adalah salah satu bajingan dari BLOCK.”

“Bukan, aku dari MEMBER. Aku cuma menggunakan mereka; aku sama sekali tidak tertarik bergabung dengan mereka,” respon si gadis santai.

Kemungkinan besar dia telah menyerang para pasukan bayaran yang tumbang di area itu. Itu berarti dia telah mengalahkan nyaris 50 orang tentara bayaran tanpa segores luka pun, tapi dia tidak mengklaim itu adalah tindakannya. Dia benar-benar kelihatan tidak tertarik dengan pasukan bayaran itu maupun dengan BLOCK.

(MEMBER lagi...!?)

Accelerator telah bertemu dengan seseorang dari MEMBER ketika di Distrik 23 sebelumnya, tapi mereka tidak kelihatan bergerak sebagai sekutu BLOCK. Faktanya, dia tidak tahu sama sekali apa yang mereka incar atau organisasi mana yang mereka anggap sebagai musuh. Namun semua ini tidak berarti apa-apa karena dia akan menangani siapapun yang menjadi musuhnya dengan cara yang sama.

Tetapi, ada satu orang yang bereaksi ketika melihat gadis itu.

“...Tidak mungkin. Kau...?”

Yang bereaksi adalah Unabara Mitsuki, seorang agen yang tidak diketahui nama dan wajah aslinya.

“Jadi akhirnya kau menanyakan siapa aku, Etzali?”

Gadis itu melihat Unabara Mitsuki dan memanggilnya dengan nama yang benar-benar berbeda.

Atau mungkin itu adalah nama aslinya.

Unabara begitu terkejut hingga dia tidak bisa bergerak dan si gadis mengusap wajahnya dengan sebelah tangan. Wajahnya menghilang. Tampang Asia-nya menghilang dan dia sekarang berdiri di sana dengan kulit gelap dan bentuk wajah yang seolah dipahat dengan rapi.

Index v15 179.jpg

“Aku perlu berterima kasih pada BLOCK. Kekuatan esper menjadi separuhnya di sini, jadi aku tidak perlu terlalu khawatir tentang gangguan teman-temanmu.”

Setelah melihat wajah dan mendengar suara itu, ekspresi Unabara berubah.

“Xochitl, kenapa kau ada di sini? Kupiki kau tidak punya mantra yang bisa melakukan ini. Dan posisimu di organisasi harusnya jauh dari pekerjaan kotor!!”

“Hanya ada satu alasan,” kata gadis berkulit coklat yang bernama Xochitl tanpa perubahan ekspresi. “Aku membuang segalanya untuk menjemputmu karena kau pindah ke pihak Academy City, dasar pengkhianat berengsek!”

“Jadi begitu,” gumam Tsuchimikado sambil mengalihkan pandangannya ke arah Unabara.

Unabara berkata dengan suara pelan, “...Aku akan menahannya di sini. Kalian bertiga pergi duluan.”

Kata-katanya seperti dipaksakan keluar dari tenggorokannya.

“Namanya Xochitl. Seorang penyihir Aztec yang berada di ‘organisasi’ yang sama denganku sebelum aku datang ke sini.”

Ekspresi gadis bernama Xochitl tetap tidak berubah setelah mendengar perkataan Unabara.

“Aku di sini hanya untuk Etzali. Aku tidak peduli jika kalian pergi, tapi aku tidak yakin mereka akan membiarkan kalian.”

Suara tembakan terdengar.

Accelerator dan Tsuchimikado bersembunyi di belakan sebuah kendaraan untuk memindahkan tahanan yang diparkir di jalan melingkar itu. Ketika bersembunyi, mereka mendengar sejumlah besar langkah kaki datang dari salah satu gedung.

“Jadi tadi pasukan bayaran BLOCK sedang menunggu untuk melihat apa yang akan terjadi... Apa kami benar-benar harus menangani mereka?”

Tsuchimikado menanyakan itu pada Xochitl, tapi Xochitl tidak menghiraukannya. Xochil benar-benar ingin menyingkirkan siapapun yang menghalanginya, jadi dia tidak peduli pada BLOCK maupun para pasukan bayaran.

Namun, selagi mereka dihalangi oleh para pasukan bayaran, BLOCK akan masuk semakin dalam ke fasilitas itu. Dan mereka ada di sini untuk menjadikan rekan-rekan Musujime Awaki sebagai sandera.

“Tch,” Accelerator mendecakkan lidahnya.

“Sialan. Kalian pergi duluan.”

“Tapi kau...”

“Aku tidak bisa jalan tanpa tongkatku. Aku tidak bisa memakai kekuatanku dengan sembrono dan kita tidak bisa mengandalkan Move Point milikmu. Memakai orang yang paling lambat untuk menghalangi mereka itu paling masuk akal,” kata Accelerator dengan cepat. “Tsuchimikado, kau bantu Musujime. Kita tidak tahu berapa banyak orang dari BLOCK di dalam sana. Kita harus membuat rencana dengan anggapan ada grup besar yang harus kalian hadapi di sana.”

Dia tidak bersusah-susah memberikan instruksi pada Unabara.

Accelerator akan mencegat para pasukan bayaran yang keluar dari gedung, Unabara akan menangani Xochitl dari MEMBER, dan Tsuchimikado dan Musujime akan menyelamatkan orang-orang di sel-sel khusus.

Keempat anggota GROUP memikirkan baik-baik misi mereka yang berbeda, pandangan mereka bertemu, lalu mengangguk.

“Ayo!!”

Keempatnya memulai tugas yang berbeda.



Part 9[edit]

Tsuchimikado dan Musujime menuruni tangga rahasia yang mereka temukan tepat di tempat yang mereka prediksi dan menuju sel-sel khusus untuk pengkhianat yang tidak terdaftar di penjara.

Mereka bertemu dengan dua atau tiga tentara bayaran sepanjang perjalanan, tapi Tsuchimikado membungkam mereka dengan pistolnya. Karena gadis bernama Xochitl telah mengalahkan kebanyakan pasukan bayaran dan Accelerator sedang menahan sisanya, tidak banyak pasukan bayaran yang tersisa untuk menghalangi mereka.

Kemudian Musujime merasakan sedikit sakit di kepalanya.

“...AIM jammer-nya semakin kuat.”

“Ada alat untuk luar gedung, gedung, dan masing-masing ruangan. Peralatan yang berbeda ini efeknya bertumpuk satu sama lain. Ini adalah penjara anak satu-satunya di Academy City dan karenanya adalah satu-satunya fasilitas yang dilengkapi dengan peralatan anti-esper di dunia. Sistem pertahanan biasa tidak akan mencukupi.”

Tsuchimikado juga pasti sedang merasakan sensasi yang mirip.

Rasanya lebih seperti mengacaukan AIM milik Musujime dibandingkan dengan mengekang atau menahan kekuatannya. Rasanya Musujime akan tersangkut oleh kekuatannya sendiri jika menggunakannya dengan sembrono.

“Musujime, kekuatanmu itu kuat, tapi itu juga berarti satu pemakaian yang tidak disengaja bisa merenggut nyawamu. Sebaiknya kau tidak menggunakannya di sini.”

“Kau mengatakannya seperti aku tidak punya nilai lebih selain kekuatanku.”

“Ssh.”

Tsuchimikado mengangkat telunjuknya untuk menyuruh Musujime diam.

Tangga dan lorong terhubung dengan bentuk L dan dia mendengar suara keras dari sekitar sudut tangga. Suara seseorang yang sedang membuka paksa sebuah panel metal yang disekrup tertutup dengan memasukkan batang metal pada celahnya. Tsuchimikado mengangkat pistolnya tanpa suara. Musujime biasanya mengandalkan kekuatannya, dan karenanya tidak memiliki senjata yang memakai proyektil, jadi dai mengeluarkan senternya yang juga bisa digunakan sebagai baton.

Tsuchimikado dan Musujime melompat ke lorong itu.

Lorong itu sempit. Pintu-pintu metal untuk kurungan perorangan berjejer di kedua sisi, dan seorang pria besar mirip beruang sedang menempelkan sesuatu yang terlihat seperti tanah liat di atas salah satu pintu. Seorang wanita berotot sedang memperhatikan pekerjaan si pria dari samping.

Mereka menengok ke dua orang yang memasuki lorong itu.

“Berada di sini sekarang, kalian pasti dari GROUP,” kata si pria besar mirip beruang.

Musujime tidak langsung bertindak karena berbagai macam peralatan anti-esper di fasilitas itu, termasuk AIM jammer. Tsuchimikado membidikkan senjatanya ke antara mata si pria besar. Tapi sebelum sempat menembak, pria itu menusukkan sebuah kabel ke tanah liat yang ditempel di pintu.

“Ini adalah bahan peledak plastik dan ini adalah sumbu elektrik.”

Ekspresi tegang terlihat di wajah si wanita berotot.

“Saku!!”

“Tidak ada gunanya, Teshio. Kita harus memakai sandera di sini.”

Si pria besar bernama saku melepaskan tangannya dengan perlahan dari bom dengan sumbu yang terpasang.

Dia memegang sebuah alat, detonator untuk meledakkan bom itu.

“...Kalau kau menggunakan itu di sini, kaulah yang pertama meledak berkeping-keping.”

“Jumlah bahan peledaknya sudah ditentukan dan aku telah mengatur arah ledakannya. Ledakannya akan mengarah ke pintu ini seutuhnya.” Saku menunjuk ke arah bom yang menempel di pintu. “Tapi gelombang kejutnya akan membuat isi sel itu kacau balau. Dan serpihan pintu yang hancur tidak akan membantu sama sekali. Menghancurkan pintunya mudah, tapi memastikan keselamatan orang yang ada di dalam itu sedikit sulit. Dan karean kalian berdua muncul untuk menghalangiku, aku tidak bisa menyelesaikannya”

“...!!”

Suara ledakan besar tiba-tiba menggelegar.

Itu terjadi karena kekuatan Musujime meledak ketika dia menunjukkan taringnya. Beberapa lampu fluoresen di langit-langit menghilang dan menembus dinding dan lantai.

Dan meskipun begitu Saku dan Teshio tidak menunjukkan kekhawatiran pada wajah mereka.

“...Musujime Awaki, si Move Point.” Saku tersenyum sambil memegang detonator. “Bagus, ini menghemat waktu. Sandera dan orang yang akan diajak negosiasi ada di sini. Mari kita mulai, mantan pemandu ke gedung tanpa jendela.”

“Dan jika aku menolak?”

“Kau tidak akan menolak. Apa kau benar-benar ingin kekuatanmu lepas kendali?”

Musujime terdiam karena kata-kata itu. Jika bukan karena peralatan anti-esper, dia bisa langsung membuat Saku menjadi sate.

“GROUP, hah? Apa kalian belajar sesuatu dari Insiden 0930?”

“Apa?”

“Kami mempelajari sesuatu. Kami pikir dunia kacau ini dikendalikan Aleister dari ujung ke ujung, tapi nyatanya tidak begitu. Ada jalan untuk kabur dari kendalinya dan ada tempat untuk bersembunyi darinya. Menakjubkan, bukan? Ini sangat menakjubkan hingga kelihatannya sangat konyol begitu lamanya kami dikekang oleh Academy City. Dengan Insiden 0930 dan sekarang kerusuhan di Avignon, kami punya kesempatan. Tidak mungkin kami melewatkan kesempatan ini.”

“Jadi kalian menuju ke dunia baru, menginjak-injak orang lain dalam prosesnya. Itu bukan sesuatu yang bisa kaukatakan dengan suara menyombongkan diri. Itu cuma mengingatkanku tentang pembantaian-pembantaian pada Zaman Penjelajahan.”

“Begitu... Mengharapkan surga yang sekarang tidak kaumiliki adalah suatu hal yang dilakukan seluruh manusia.”

Mendengarkan percakapan mereka, Tsuhimikado memperhatikan detonator yang dipegang Saku.

Dengan kemampuannya, dia bisa menembaknya dari tangan Saku. Namun dia tidak bisa menjamin bahwa dia akan berhasil, dan mungkin saja peluru itu akan mendarat pada tombol dan akhirnya meledakkan pintu itu juga. Jika itu terjadi, rekan Musujime akan terbunuh tak peduli di mana dia sembunyi di dalam selnya.

Musujime mengeluarkan tenaga yang begitu besar pada rahangnya hingga kelihatannya dia akan mematahkan semua giginya.

Melihat itu, si wanita berotot, Teshio, berkata pada Saku, “...Memakai sandera di sini tidak akan membantu.”

“Apa yang kau ocehkan, Teshio? Semua dimulai di sini. Nilai sandera ini baru saja meroket.”

“Sandera itu harusnya digunakan untuk memaksa Move Point bernegosiasi karena kita tidak tahu di mana dia berada. Musujime ada tepat di depan kita. Peran sandera sudah selesai. Menggunakan bom itu di sini hanya akan membuatnya makin keras kepala.”

Teshio memandangi bom di pintu.

“Setelah dipikirkan lagi, aku sudah menentang ini dari awal. Aku hanya setuju dengan bagian sandera hanya karena benar-benar diperlukan. Sekarang ketika sandera sudah tidak dibutuhkan, kita bisa membiarkan sandera-sandera itu.”

“Kita tidak bisa melakukan itu, Teshio. Sekarang kita punya 38 sandera! Apa kau mengerti apa artinya!? Ini harta yang banyak. Kita punya begitu banyak, membuang sedikit saja tidak menjadi masalah!! ...Apa kau mulai merasa empati pada anak-anak ini karena berkerja bersama Anti-Skill terlalu lama!?”

“...Saku.”

“Jangan menghalangiku!! Aku akan membunuh si berengsek Aleister itu!! Ini langkah pertama. Ini tidak boleh berakhir di sini. Kalau kau menghalangi jalanku, aku akan membunuhmu juga, Teshio!! Aku lebih suka kalau tidak melakukannya, tapi...”

Saku tidak menyelesaikan kalimatnya.

Ini karena Teshio memukul badan besar Saku sekeras mungkin.

Dari suaranya saja, pukulan itu jelas memiliki tenaga yang besar. Kemungkinan besar, pria dari BLOCK itu tidak tahu sama sekali apa yang terjadi pada dirinya. Dia terhempas ke dinding dan merosot ke lantai. Ini adalah pertama kalinya Musujime Awaki melihat busa keluar dari mulut seseorang. Begitulah betapa tanpa ampunnya Teshio memukulnya.

“...Jangan buang waktu untuk hal-hal yang tak ada artinya.”

Wanita bernama Teshio itu mengulurkan tangannya ke arah pintu metal. Dia mencabut sumbu dari peledak plastik yang ditempel ke pintu, melepas bomnya, lalu melemparkannya ke lantai.

“Apa ini cukup?” tanyanya perlahan.

“...Apa yang kaulakukan?” tanya Musujime dengan ekspresi seram di wajahnya.

“Aku minta maaf untuk kekasaran kami. Kau boleh menghajarku sebanyak yang kauinginkan.”

Mata Teshio tidak goyah bahkan ketika Tsuchimikado membidikkan senjatanya pada Teshio.

“Tapi aku tidak akan menyerah sampai kami menang. Aku juga punya alasan untuk membunuh Aleister. Aku tidak akan memakai sandera, tapi aku akan memberikan kalian rasa sakit sampai kalian memberiku informasinya.”



Part 10[edit]

Unabara Mitsuki dan Xochitl berdiri di area olahraga penjara anak tersebut.

Si gadis kulit colat mengeluarkan hiasan bulu dari kantungnya dan meletakkannya di samping telinganya.

“Apakah kau begitu tidak sopannya sampai menghadapiku dengan wajah palsu, Etzali?”

“Sorry, tapi aku suka wajah ini. Dan aku tidak punya hak untuk menggunakan wajahku sejak aku meninggalkan ‘organisasi’.”

“Kau salah,” kata Xochitl pelan seolah-olah memotong perkataannya. “Sekarang ini, kau bahkan tidak punya hak untuk hidup.”

“!!”

Unabara merasakan aura mematikan yang aneh dan mengeluarkan pisau obsidian dari kantungnya tanpa berpikir. Dia tidak berniat untuk langsung menggunakan Tombak Tlahuizcalpantecuhtli pada mantan rekannya.

“Apa yang kau lihat ketika kau datang ke sini?” kata Xochitl dengan suara yang terdengar terkejut.

Ketika Xochitl melakukan ini, tangan kanan Unabara dari pergelangan hingga ke siku terkunci. Sebelum Unabara sempat bereaksi, pisau obsidian yang dipegangnya mengarah wajahnya melawan kehendaknya.

“Apa!?”

Dia dengan cepat memegang pergelangan tangan kanannya dengan tangan kirinya.

Ujung pisau tersebut dengan perlahan bergerak ke arah matanya. Ini mungkin karena dia tidak kidal, tapi dia tidak bisa menghentikan tangan kanannya sepenuhnya.

Ekspresi Xochitl tetap tidak berubah.

Dia bahkan tidak menunjukkan perasaan senang meskipun situasi sedang menguntungkannya. Dia terlihat seperti sedang menonton pertunjukan yang membosankan.

(Kh..! Kalau aku...tidak berbuat apa-apa..!!)

“Oooohhh!!” teriak Unabara sambil menggerakkan tangan kirinya dengan paksa dan melepas sendi pergelangan tangan kanannya.

Dia merasakan rasa sakit yang intens dari tulang yang bergesekan dengan tulang, lalu rasa di tangan kanannya menghilang. Tangan kanannya kehilangan genggamannya dan pisau obsidian itu jatuh ke tanah.

Memegang pergelangannya, dia bergerak mundur.

Xochitl menunjuk tanah dan berbicara tanpa perubahan ekspresi yang nyata.

“Kau menjatuhkan sesuatu. Kau tidak mau mengambilnya?”

Mantra Xochitl pasti merupakan mantra yang mengganggu senjata orang lain. Mantranya mengambil alih senjata tersebut, meminjam kekuatan destruktifnya, dan membuat musuhnya bunuh diri agar dia tidak perlu mengotori tangannya sendiri. Untuk melepaskan diri dari serangan itu, Unabara harus membuang semua senjata dan benda spiritual, dan bertarung dengan hanya menggunakan mantra-mantra yang bisa diaktifkan dengan tangan kosong atau tubuhnya. Sementara itu, Xochitl bisa menggunakan semua senjata dan kemampuan khususnya untuk menyerang Unabara.

Ini membuatnya berada pada posisi tidak menguntungkan yang pada dasarnya membuat dia kehilangan semua hasil peradaban manusia.

(Tapi...)

Xochitl yang dikenalnya tidak menggunakan mantra jenis ini. Xochitl dikenal sebagai “Pekerja Mayat”. Ini mungkin terdengar mengerikan, tapi tugas Xochitl adalah mendapatkan informasi sisa dari mayat dan mengonfirmasikan bahwa wasiat orang tersebut akurat. Dia hanya melakukan perawatan pada orang yang mati dengan memastikan bahwa semuanya masalah telah diselesaikan saat penguburan.

Dia telah mempelajari semua jenis sihir yang berhubungan dengan orang mati, tapi itu hanya digunakan untuk kedamaian. Gadis kulit coklat bernama Xochitl dulunya adalah orang yang tidak terbiasa melukai orang lain.

“...Apa yang terjadi? Tidak, apa yang terjadi di dalam ‘organisasi’ sekarang!?”

Xochitl tidak merespon pertanyaan Unabara.

Dia mengayunkan satu tangan dan sebuah pedang besar yang tidak mungkin tersembunyi di tangannya muncul. Tidak seperti pisau Unabara, bilang pedang tersebut terbuat dari kalsedon warna putih. Pedang tersebut bermata dua, tapi kedua sisinya memiliki gerigi tajam seperti yang terdapat pada pisau survival.

(Macuahuitl...!?[3])

Itu adalah jenis senjata yang digunakan petarung Aztec. Peradaban Aztec tidak menggunakan metal sebagai senjata, jadi bukannya memotong seperti katana dari Jepang, pedang kayu itu dipasangi bilah-bilah kecil dari batu di kedua sisinya agar bisa memotong seperti gergaji.

“Aku akan mendengar apa yang ingin kaukatakan belakangan. Tentu saja, hanya jika kau cukup beruntung otakmu tidak terluka parah.”

Mengangkat macuahuitl miliknya, Xochitl mulai bergerak ke arah Unabara.

Unabara harus bertarung dengan tangan kosong, jadi posisinya tidak menguntungkan.

“Sial!!”

Dia tidak boleh kalah.

Unabara mundur untuk mengambil jarak. Xochitl kehilangan timing-nya dan harus lebih mendekat lagi, dan Unabara menendang tanah ke atas dengan sepatunya. Ketika Xochitl berhenti karena debu yang masuk ke matanya, Unabara mencoba menendangnya di bagian samping tubuhnya.

Namun Xochitl mengayunkan macuahuitl-nya secara horizontal.

Unabara dengan cepat menarik kakinya lagi, sementara goresan tipis seperti dari pisau cukur muncul di sepatu kulitnya.

“Serangan seadanya seperti itu cocok sekali denganmu, pengkhianat,” ujar Xochitl dengan suara tenang.

Cara berbicaranya tidak terdengar cocok bagi Unabara. Sebelumnya, Xochitl ragu-ragu menggunakan senjata mematikan. Karena tugasnya adalah membaca informasi sisa dari orang mati, dia mengerti kengerian senjata lebih dari orang biasa.

Dan meskipun begitu...

“Tapi tak peduli seberapa keras kau berusaha, kau tidak punya pilihan selain bertarung tanpa senjata. Paling tidak aku akan memberikanmu hak untuk mempertahankan diri, tapi tubuhmu akan tercabik-cabik tiap kali kau melakukannya.”

“...Senjata seperti itu tidak cocok denganmu.”

“Kau pikir bentuh tubuh itu cocok denganmu? Kau meninggalkan ‘organisasi’, menyembunyikan wajahmu, dan memuaskan diri dalam kedamaian Academy City.”

“Xochitl...”

“Kalau memang begitu, berarti kau benar-benar pengkhianat. Kalau bukan begitu, berarti kau membohongi dirimu sendiri dan tidak punya hak untuk mengatakan apapun di sini. Tak peduli yang mana yang benar, kau harus mati di sini!!”

Memegang pedang Aztec dengan kedua tangannya, Xochitl menerjang langsung ke arah Unabara. Dan jika dia berhasil mendaratkan satu serangan saja, hilangnya darah yang banyak akan mengambil nyawa Unabara. Saat ini juga sulit untuk mundur. Unabara memerlukan ruangan untuk kabur. Jika berbalik dan berlari bisa membuatnya tidak ditebas, dia akan melakukannya.

Di sisi lain, sihir Xochitl masih aktif, jadi Unabara tidak bisa menggunakan peralatan apapun untuk menangkis serangannya. Jika Unabara melakukan itu, senjata miliknya sendiri akan menyerangnya.

“Sial!!”

Unabara mendecakkan lidahnya dan berusaha mundur. Ujung macuahuitl mengoyak jas Unabara dan memotong beberapa helai rambut dari kepalanya.

“Sudah berakhir.”

Xochitl maju dengan penuh tenaga dan mengayunkan macuahuitl ke bawah pada jarak di mana dia pasti mengenai Unabara. Dan dia melakukan itu dengan timing yang membuat Unabara tidak bisa menghindar.

Tidak ada perasaan sentimental karena Unabara adalah mantan rekan atau pernah berada dalam organisasi yang sama pada dirinya.

Dia mengayunkan pedang itu ke bawah dengan tenaga yang kuat.

(...!?)

Unabara mengangkat tangan yang pergelangannya terpelintir ke atas kepalanya. Xochitl melihat ini dan tersenyum. Dia pasti berpikir betapa tidak bergunanya tangan itu sebagai pelindung. Dia menumpukan seluruh berat badannya ke balik macuahuitl dengan bilah seperti gergajinya dan pedang tersebut menghantam dengan kecepatan hebat.

Pedang tersebut mengoyak jas Unabara dan kemudian daging tangannya. Suara bergesekan bisa terdengar ketika pedang itu mencapai tulang. Wajah Unabara mengernyit kesakitan.

Namun...

Hanya itu saja.

Serangan itu tidak memutuskan lengan Unabara.

Sebaliknya, dia mengumpulkan tenaga pada lengannya sementara macuahuitl tersebut masih tersangkut di dalamnya dan mendorong balik.

“Ap-...!?”

Xochitl berdiri terkejut karena apa yang terjadi dan Unabara mendaratkan kakinya ke perut Xochitl. Tubuh kecil Xochitl dikalahkan oleh momentum serangan tersebut dan tumbang ke tanah.

“...Orang Aztec tidak punya kemampuan membuat senjata dari logam, jadi pedang mereka tidak begitu tajam. Bukannya bilah yang terbuat dari satu potongan logam, pedang mereka dibuat dari pisau batu kecil yang dijejerkan di sisi tongkat kayu. Bahkan seorang ahli pun tidak bisa memotong tulang menggunakannya, jadi dia akan menggunakan serangan tipis pada pembuluh darah dengan menggunakan seluruh panjang pedang. Intinya, pedangmu bisa dihentikan dengan tulang.”

Pedang Aztec tersebut masih tertancap di tangan kanan Unabara dan dia terengah-engah.

“Kau pikir kenapa aku tidak berusaha menghindar dan mengangkat tanganku untuk menangkisnya? Kau pikir pedang itu akan memutuskan tanganku dan langsung menembus tubuhku, jadi kau tidak pernah menyangka bahwa itu adalah cara efektif untuk bertahan. Kalau aku terus setengah menghindarinya, pada akhirnya aku akan kalah karena hilangnya darah.”


Strateginya bekerja karena Xochitl adalah gadis pendek dan tidak familier dengan pertarungan. Ksatria Aztec sesungguhnya bisa mengalahkannya tanpa perlu memotong menembus tulang.

“Itulah kenapa kukatakan bahwa senjata seperti itu tidak cocok denganmu.”

Unabara menengok ke bawah ke arah Xochitl yang kesulitan bernapas dan tidak dapat bergerak.

Dia masih tidak bisa menggunakan senjata, tapi dia berhasil melepaskan macuahuitl dari Xochitl. Sekarang dia bisa menang dengan mencekik Xochitl atau mematahkan lehernya. Dari perbedaan ukuran tubuh mereka, dia bisa melompat ke atas tubuh Xochitl dan membuatnya tidak bisa bergerak sebelum Xochitl bisa mendapatkan senjata lain.

(Xochitl...)

Namun Unabara tidak bisa melakukannya.

Dia tidak bisa.

“Aku tidak akan mencabut nyawamu. Pergilah entah ke mana,” ujar Unabara pahit sambil memasukkan sendi pergelangan tangannya dan mengibas-ngibaskan lengannya sampai pedang itu terlepas dan jatuh ke tanah.

Mendengar perkataan Unabara, senyuman kecil muncul di bibir Xochitl.

Saat itulah tubuh si gadis kulit coklat mulai tumbang.



Part 11[edit]

Lorong bawah tanah itu lurus dan sempit.

Dan dengan bermacam-macam peralatan anti-esper termasuk AIM jammer di fasilitas itu, kekuatan Musujime tidak bisa diandalkan. Jika dia menggunakannya dengan ceroboh, ada bahaya kekuatannya akan lepas kendali dan langsung membunuh mereka semua.

Itulah kenapa Tsuchimikado tidak bergantung pada Musujime dan tidak mencoba mendekati Teshio karena dia tidak tahu bagaimana Teshio akan menyerang. Dia hanya memegang pistolnya dan menembakan peluru dengan sebaran yang rata untuk mencegah Teshio kabur.

Sebagai respon, Teshio menendang sesuatu di kakinya.

Tas kain penuh bahan peledak yang tadi digunakan Saku. Jika Unabara menembaknya, banyak peluru akan memantul seperti pinball di lorong yang sempit itu. Ketika Tsuchimikado berhenti menggerakkan jari pelatuknya, Teshio lari. Tangan Teshio terkepal keras.

“!!”

Tsuchimikado nyaris tidak sempat menarik pelatuk sebelum Teshio berada di dalam jarak pukul.

Namun Teshio mengambil kuda-kuda tinju dan membungkuk cukup jauh hingga cukup untuk mencium lutut Tsuchimikado, menyebabkan peluru itu melewatinya.

Sebelum Tsuchimikado sempat mengatur bidikannya lagi, Teshio menegakkan tubuhnya dan menjegalnya tepat di perut. Menerima hantaman yang rasanya bisa menghancurkan pintu atau bahkan tembok tipis, badan Tsuchimikado terbang beberapa meter ke belakang.

Suara keras terdengar dan dia kesulitan bernapas.

“Gerakan itu...Teknik menangkap milik Anti-Skill...?”

“Ini modelku sendiri. Kalau Anti-Skill menggunakan gerakan ini, anak-anak yang ditangkap akan mati.”

Tsuchimikado menembakkan pistolnya selagi mereka berbicara, tapi Teshio dnegan mudah menghindari tembakannya hanya dengan menggerakkan tubuh bagian atasnya. Teshio menendang ke arahnya, mengincar saat magazinnya kosong, dan pistol itu lepas dari genggamannya.

Satu tubrukan lagi mengikuti.

Dengan suara lebam yang keras, Tsuchimikado terhimpit antara pundak Teshio dan dinding. Teshio bergerak menjauhinya dalam diam dan tubuh lemasnya merosot ke lantai.

“!!”

Saat itulah Musujime Awaki mengayunkan senternya ke bawah dari belakang Teshio.

Teshio mengangkat tangannya ke atas kepala untuk menerima pukulan dari senjata tumpul tersebut.

“Seorang profesional tidak butuh kekuatan aneh atau kata-kata khas.”

Teshio merespon dengan mendaratkan pukulan backhand ke wajah Musujime dengan tangan satunya. Dengan hantaman lebam, tubuh Musujime terbang ke samping dan menubruk salah satu pintu yang berjejer di dinding.

“Seorang profesional hanya butuh pengetahuan strategi dasar yang telah dikumpulkannya untuk mengalahkan musuh secara rasional.”

Kemudian Teshio meluncurkan sebuah tendangan.

Dengan suara keras, pintu yang kokoh dan tubuh Musujime terhempas ke dalam sel. Musujime merasa bagian dalam tubuhnya telah rusak karena hempasan keras itu. Dia merasa ingin muntah, namun tidak ada yang keluar seolah-olah tenggorokannya tersumbat.

Salah satu rekannya pastilah berada di dalam sel tersebut, karena dia mendengar seseorang di dekatnya memanggil namanya. Dari hal itu saja, sedikit energi kembali ke tubuhnya yang lemas.

Teshio berdiri menutupi pintu masuk sel yang rusak.

Musujime mengangkat senternya dan berdiri dengan goyah, menggunakan satu tangan di dinding untuk menyeimbangkan diri. Rekannya menyuruh Musujime untuk pergi ke belakangnya.

“...Kalian ingin aku memberitahumu rute di mana material dibawa masuk ke gedung tanpa jendela yang tidak bisa dihancurkan bahkan oleh senjata nuklir sekalipun agar kalian bisa menghancurkannya dari dalam dengan sebuah bom sinkron multi-lapis, ‘kan?”

“Apa kau mau bicara sekarang?”

“Kau tidak bisa mengalahkan Aleister seperti itu. Kalau itu saja sudah cukup, siapapun dengan kekuatan tipe teleportasi bisa mengalahkannya. Apa kau pikir Aleister-yang-itu tidak punya pencegahan untuk itu?”

“Memang benar kami mungkin tidak bisa membunuh Aleister. Dia benar-benar monster. Tapi,” ujar Teshio, “alat bantu kehidupan yang diandalkannya berbeda.”

“...”

“Alat bantu itu hanyalah mesin. Alasan seekor monster seperti Aleister bersembunyi di benteng yang lebih kokoh dari bunker nuklir itu jelas. Yang kukatakan adalah dia tidak punya pengganti sistem itu. Kalau sistem itu meledak, maka akan menjadi masalah untuknya.

“Tidak.”

Musujime berusaha mengatur napasnya meskipun hanya sedikit.

“Pertama, itu bukanlah ‘gedung tanpa jendela’. Kalau kalian bahkan tidak tahu sebanyak ini, kalian tidak punya informasi asli sedikit pun. Rencana yang kalian hasilkan dengan hanya mengetahui sebanyak itu tidak punya kesempatan untuk berhasil.”

“Apa?”

“Kau tidak sadar? Sebuah gedung tanpa pintu atau jendela normalnya mustahil. Ada cukup banyak petunjuk yang memberikan kebenaran ini. Contohnya, semua yang dibutuhkan untuk hidup, termasuk oksigen, dihasilkan di dalam. Dan gedung itu bisa bertahan dari serangan nuklir karena bisa memblok radiasi. Gedung itu juga bisa memblok semua jenis sinar kosmik yang dipancarkan oleh bintang.”

“Sinar kosmik? ...Jangan bilang...?”

“Bukan,” Musujime memotong. “Gedung itu bukan itu.”

Sadar akan ketidakkuatannya, Musujime tertawa kecil.

Tampaknya respon itu tidak diperkirakan Teshio.

“Dengan petunjuk-petunjuk itu, kau bisa menebak sampai tingkat tertentu. Aku sendiri punya beberapa tebakan. Tapi tidak satu pun tebakanku adalah jawaban dari tempat tinggal Aleister. Ide-ide yang kupunya hanya disusun dari informasi yang telah ditunjukkan padaku. Dan aku sangat meragukan Aleister telah menunjukkan semua informasi padaku.”

“...”

“Satu hal yang bisa kuberitahu padamu adalah rencana yang dijalankannya jauh melebihi imajinasi terliar yang kita miliki. Kemungkinan besar, planet ini sendiri tidak lebih dari alat yang bisa dibuang baginya. Apa kau benar-benar berpikir bahwa rencana besar ini bisa dikalahkan dengan metode klise yang kalian gunakan?”

Musujime sedang berusaha mengulur waktu.

Dia sedang berusaha memulihkan diri dari luka yang telah diterimanya.

“Mungkin begitu, tapi itu tidak mengubah yang akan kulakukan.”

“...Kenapa kau berusaha sejauh ini untuk membunuh Aleister?”

“Aku pernah mengalami tragedi di kota ini. Aku tidak tahu apakah Aleister terlibat atau tidak. Aku ingin menanyakan padanya tentang kebenaran di balik tragedi itu. Cuma itu saja.”

Perkataan Teshio tanpa basa-basi. Dia tidak punya niat balas dendam yang membara, tapi itulah alasan masih adanya kebenaran dalam kata-katanya. Tidak ada perubahan yang berlebihan yang didasari oleh emosi membara pada ceritanya.

“Itu alasan yang klise.”

“Mungkin memang begitu.”

“Aku pernah terobsesi dengan ‘kebenaran’. Tapi aku tidak mendapatkan kedamaian di dalam hati dengan mengejarnya.” Suara Musujime tenang. “Kalau Aleister mengakui bahwa dia terlibat dalam tragedi itu, apa kau akan menerimanya? Kalau dia menyangkal keterlibatannya, apa kau akan menerimanya? Tak peduli jawaban yang kaudapatkan, kau akan berpikir bahwa itu adalah kebohongan. Kau akan curiga bahwa masih ada yang disembunyikannya padamu. Kalau jawaban dari sebuah pertanyaan tidak membawa arti apa-apa, menanyakannya tidak ada gunanya.”

“...Benar.”

Teshio tidak mengatakan lebih dari itu.

Dia telah menetapkan pikirannya, jadi dia tidak akan goyah.

“Jadi apa yang akan kaulakukan?”

Musujime tidak merespon pertanyaannya.

Mereka berada di area top secret di dalam penjara anak untuk para esper kriminal. Penjara ini diamankan dengan tindak-cegah anti-esper termasuk AIM jammer. Karena ini, dia tidak bisa menggunakan Move Point miliknya untuk menyerang.

Tanpa Move Point, Musujime Awaki tidak lebih dari seorang gadis biasa. Dia tidak memiliki keahlian menembak jitu Accelerator dan dia tidak memiliki kemampuan bertarung tangan kosong seperti Tsuchimikado.

Memikirkan ini, senyuman kecil muncul di bibirnya.

Dia berbicara sambil tersenyum. “...Karena aku berpikir seperti itu makanya aku tidak akan bisa melindungi siapapun.”

Sambil menggerakkan bibirnya, Musujime menggerakkan tangannya ke belakang tubuhnya. Dia menggenggam sekumpulan kabel di sana dan dengan paksa menariknya. Kabel-kabel itu adalah bagian dari alat perawatan dengan getaran berfrekuensi rendah. Alat elektroda itu mengukur ketidakteraturan dalam gelombang otaknya dan memancarkan stimulus yang sesuai untuk merendahkan tingkat stres Musujime. Dia menarik lepas seluruh alat itu. Beriutnya, dia melempar senternya ke samping.

Sekarang Musujime tidak memiliki apa-apa lagi, tapi senyumannya tidak menghilang.

Melihat itu, Teshio dari BLOCK berkata dengan pandangan ingin tahu, “Apa kau akan menggunakannya?”

“Ya,” jawab Musujime cepat dengan penuh kepastian. “Sorry, tapi aku akan memakai selırıh kekuatanku.”

Pasak logam tiba-tiba muncul di tangannya yang tadinya tidak memegang apa-apa. Pasak itu adalah salah satu bagian dari gembok kokoh yang ada di pintu sel. Namun ketepatan Move Point sedikit kurang. Musujime bisa merasakan kulit telapaknya tergesek.

Trauma yang menggerogoti hatinya menampakkan wajahnya kembali.

Dia menekan traumanya dan menggunakan Move Point lagi.

Kali ini, dia sendiri menghilang.

Menggunakan vektor dimensi teoretis ke-11, dia melampaui batasan tiga dimensi dan muncul tepat di depan si wanita berotot. Selagi berteleportasi, dia merasakan tekanan hebat di perutnya. Namun dia mengabaikannya dan berusaka menusukkan pasak metal tersebut ke dalam perut Teshio.

Sebagai respon, Teshio melangkah mundur.

Musujime tahu dengan insting bahwa dia tidak bisa menang jika dia melewatkan kesempatan ini.

Namun ketika dia mencoba maju, dia menyadari bahwa kaki kanannya tidak bisa digerakkan. Rasanya seperti lem instan yang kuat menempelkan kakinya ke tanah, tapi Musujime ingat perasaan ini dengan baik.

Perasaan menjijikkan itu disebabkan karena kakinya terkubur di lantai sekitar setengah betisnya. Dia telah berpindah ke tempat yang salah.

Rasa sakit.

Takut.

Syok.

Emosi-emosi yang pernah dialaminya meledak di dalam tubuhnya.

(Aku bisa melewati ini...)

Musujime menggenggam pasak metal tersebut dengan erat, menggigit lidahnya, dan menekan semua emosinya. Di belakangnya ada rekan yang harus dilindunginya. Untuk melindungi nyawa itu, Musujime Awaki akan menghancurkan masa lalu yang merayap keluar!!

(Aku bisa melewati ini!! Aku akan mengalahkan apapun yang berhubungan dengan luka menjengkelkan ini!!)

Dia bertekad dan menggerakkan kakinya seolah-olah sedang menariknya keluar dari lumpur.

Ketika melakukannya, dia mendengar suara robek.

Musujime Awaki tidak memalingkan pandangannya.

Dia bergerak maju.

Seperti peluru, Musujime bergerak ke arah pembunuh dari BLOCK yang mengancam nyawa rekannya sambil menggenggam pasak metal dan tidak menghiraukan kakinya yang robek.

Suara keras terdengar di dalam sel tersebut.

Kekuatan dalam tubuh Teshio menghilang. Dia terlihat seperti bersandar pada Musujime dan menggerakkan bibirnya tipis selagi berbicara dekat telinga Musujime.

“...Kau bersikap lunak padaku.”

Pasak metal itu masih di tangan Musujime. Namun tepat sebelum mengenai Teshio, dia memutar pasak tersebut hingga kepala datarnya yang mengenai Teshio dan bukan ujung tajamnya.

“Sayang sekali,” jawab Musujime dengan nada tidak tertarik, “inilah jenis kepemimpinan yang kuinginkan.”



Part 12[edit]

Unabara Mitsuki tidak bisa memercayai apa yang dilihatnya.

Di area olahraga penjara anak itu, tangan kanan Xochitl hancur. Ini bukanlah pembusukan biologis.

Ini mirip dengan melihat seorang manusia tembus pandang sedang melepas perban yang melilit tubuhnya.

Kulit bagian luar terlihat sangat mirip manusia, tapi pelepasan perban itu hanya meninggalkan kekosongan. Perubahan itu dimulai pada jemarinya dan sudah mengikis hingga ke sikunya.

“Xochitl..? Apa ini!?”

“Tubuhku sudah mencapai batasnya.”

Ujung tangan dan kaki gadis itu mulai “hancur”, namun dia tersenyum tipis sambil berbicara.

“Ini pelajaran untukmu. Kalau kau menggunakan grimoir untuk menutupi kelemahanmu, inilah takdir yang menunggumu.”

“Jangan bilang...kau membaca grimoir!”

“Tidak, aku melakukan yang lebih dari itu. Kau adalah penyihir Aztec, jadi harusnya kau mengerti. Dalam ritual kita, daging manusia dimakan untuk mengantarnya ke surga. Dengan kata lain, ada jalur sihir yang menghubungkanku dengan daging yang terpotong.”

Kata-kata itu mengejutkan Unabara. Dia telah menyadari “arti” di balik mantra yang membuat Xochitl bisa mengendalikan senjata orang lain dan menyebabkan mereka bunuh diri. Dia telah mengeringkan dagingnya sendiri ke dalam bentuk serbuk dan menyebarkannya. Serbuk itu secara magis tergolong dalam “bagian tubuhnya”, jadi dia bisa mengendalikannya seperti tangan dan kakinya hanya dengan memikirkannya. Hal yang sama juga terjadi pada benda-benda yang dikelilingi serbuk tersebut.

Xochitl membuat senjata orang lain sebagai bagian dari tubuhnya. Itu adalah bentuk sebenarnya dari mantra Xochitl.

Tetapi...

“Mantra yang menghilangkan bagian tubuh seperti itu suatu saat pasti akan gagal! Itu sudah melewati tingkat di mana kau bisa menggunakan benda spiritual untuk membantumu! Harusnya kau tahu ini, Xochitl!!”

“Aku tak peduli. Aku ingin menghukum dia yang mengkhianati organisasi dan itu adalah jawabanku. Selama aku berhasil membunuhku sebelum mantra ini menghabisiku, aku sudah berhasil menyelesaikan tujuan organisasi.”

“Sialan!! Aku tahu organisasi melakukan hal yang mengerikan, tapi tidak semengerikan ini! Apa-apaan yang terjadi selama aku pergi!?”

Unabara meneriakkan pertanyaannya, tapi anehnya Xochitl hanya merespon dengan senyuman kecil.

Tubuh si gadis berkulit coklat akan musnah dalam waktu singkat. Bagi Unabara, kelihatannya hanya sepertiga tubuhnya yang tersisa. Meskipun proses ini berhenti sekarang, jelas tidak ada cara untuk menyelamatkan nyawanya. Dia hanya bisa membiarkan daging dan isi perut itu menghilang ke udara kosong.

(...Kurasa mantra atau benda spiritual saja tidak bisa menyebabkan hal yang seaneh ini.)

Sementara kerusakan itu terus berjalan dari tangan dan kaki Xochitl ke perutnya, Unabara dengan panik mengamati situasi tersebut.

(Satu-satunya rahasia yang ada di baliknya selain apa yang bisa kupikirkan hanyalah sebuah grimoir Asli!!)

Sebuah grimoir Asli sepenuhnya aktif sendirinya dan tidak bisa dihancurkan oleh siapapun. Xochitl mendapatkan kekuatannya dengan bersatu dengan salah satu grimoir Asli tersebut—atau lebih tepatnya, menjadi bagian dari grimoir tersebut. Kalau begitu, semua menjadi masuk akal. Membuat semua orang dengan senjata terdengar persis seperti fitur defensif yang dimiliki oleh grimoir Asli. Dan suku Aztec memiliki buku-buku yang dikenal sebagai “codex” yang ditulis di atas kulit binatang.

(Kulit binatang...mustahil!!)

Unabara memandang kulit si gadis berkulit coklat yang saat ini hampir musnah seutuhnya.

Dan yang tertulis di bagian dalamnya adalah...

“Ghhaaaaaaaaaaaaaahhhh!!”

Unabara Mitsuki melihatnya dengan ceroboh dan berteriak.

Hanya beberapa huruf saja. Dia tidak melihat langsung; huruf-huruf itu nyaris tidak masuk ke penglihatannya. Dan meskipun begitu otaknya terasa seperti akan terbelah menjadi dua. Ini bukanlah kopi grimoir yang telah dilemahkan, diubah, dan diinterpretasikan untuk penggunaan umum. Ini adalah sebuah grimoir Asli.

Unabara meremas pelipisnya yang berdenyut dan melanjutkan pemikirannya dengan tubuh yang goyah.

(Kh... Yang tertulis di sana adalah turunan dari batu kalender.)

Batu kalender adalah kalender Aztec yang disusun berbentuk lingkaran. Tetapi suku Aztec menggunakan dua bentuk kalender yang berbeda di saat yang sama dan memercayai matinya dan bangkitnya kembali matahari, jadi pembuatannya sangat kompleks. Yang tertulis di bagian dalam kulit Xochitl hanya mengambil waktu yang berhubungan dengan kehidupan dan kematian dari kalender itu, lalu melebarkannya dengan disertasi religius.

Unabara tidak bisa menangani itu. Bahkan berpikir untuk melawannya saja sudah salah. Dikatakan bahwa bahkan Index Librorum Prohibitorum juga tidak bisa menghancurkan buku jahat itu, jadi mustahil seorang penyihir biasa bisa melakukan apapun.

Namun...

Meskipun begitu...

(Aku tidak akan membiarkannya mati...)

Kenapa seorang yang bukan petarung seperti Xochitl menyusup sejauh ini? Apa yang terjadi di dalam organisasi? Ada ratusan hal yang ingin ditanyakannya. Jadi dia tidak bisa membiarkan Xochitl mati di sini.

Dia tidak bisa menghancurkan grimoir Asli.

Dan bahkan jika dia bisa melakukannya, Xochitl tidak akan bertahan karena hidupnya bergantung pada grimoir Asli tersebut.

Mustahil bagi Unabara Mitsuki untuk menang dalam situasi ini hanya dengan kekuatannya sendiri saja.

Kalau begitu...

(Kalau ini mustahil diselesaikan dengan kekuatan manusia, aku akan meminjam kekuatan grimoir Asli ini!!)

Grimoir Asli bisa bertahan dari segala jenis serangan dan tidak ada satu pun yang bisa bahkan hanya menggoresnya saja, tapi ada satu pengecualian. Sebuah grimoir Asli akan membukakan informasi di dalamnya pada orang yang menginginkan informasi tersebut. Jika grimoir Asli benar-benar mencegah “segala jenis gangguan”, maka tidak ada ynag bisa membuka halaman-halamannya dan grimoir tersebut akan kehilangan alasan keberadaannya. Unabara tidak tahu cara kerjanya, tapi grimoir Asli bisa mengidentifikasi apakah seseorang itu adalah “pembaca” atau “bukan pembaca” dan grimoir-grimoir tersebut memiliki tendensi untuk bekerja sama dengan orang-orang yang akan menyebarkan informasi di dalamnya.

Karena itulah Unabara memutuskan untuk...

(Aku akan mengambil grimoir ini.)

Jika dia bisa mendapatkan kepemilikan grimoir Asli tersebut, mantra pencegat otomatisnya akan berhenti. Setelah “memiliki grimoir”, secara alami dia bisa mengambil grimoir Asli tersebut dari tubuh Xochitl. Alasan grimoir Asli tersebut bekerja sama dengan Xochitl bukanlah karena siapa dia. Siapapun bisa kalau dia bertindak sebagai pengabar ajaran di dalamnya.

Dan juga...

(Aku akan menipu kemampuan mengambil keputusannya. Aku akan membuatnya berpikir bahwa dia tidak bisa berpindah padaku jika Xochitl mati! Lalu grimoir Asli sendirilah yang akan menyelamatkan nyawa Xochitl!!)

Unabara Mitsuki tidak bisa menyelamatkan Xochitl. Itu berarti dia hanya perlu membuat grimoir Asli dengan segala kekuatannya melakukan itu untuknya. Tentu saja, tidak ada kepastian bahwa ini akan terjadi. Jika dia gagal menipu grimoir Asli yang kekuatannya sangat hebat, maka hadiah yang akan diterimanya adalah kematian.

Namun Unabara Mitsuki tidak ragu.

Dia menerima semua itu demi menyelamatkan gadis berkulit coklat itu.



Part 13[edit]

Sambil menyeret kakinya yang berdarah-darah, Musujime Awaki dengan perlahan meninggalkan sel kurungan perorangan.

Sel-sel lain terkunci. Dia tidak bisa melepaskan rekan-rekannya dari sana. Dan bahkan jika dia mencoba melepaskan mereka dengan paksa, orang-orang kelas atas Academy City bisa saja membuat mereka menghilang.

Bahkan jika dia berhasil menyingkirkan BLOCK, masalah utama tetap tidak hilang. Musujime tidak bisa mengubah fakta bahwa seseorang memegang hidup rekan-rekannya dalam genggaman tangannya.

Tapi Musujime mendengar suara dari belakangnya, “Aku selalu percaya padamu.” Suara itu datang dari jendela kecil yang terpasang pada pintu sel untuk memberikan makanan ke dalam. Musujime mendengar salah satu rekannya berbicara dari bukaan seperti tempat surat tersebut. Dia berkata bahwa dia memercayai Musujime. Dia berkata bahwa memercayai Musujime adalah tindakan yang benar. Ada kelegaan dalam suaranya. Kelegaan karena Musujime telah menyelamatkan nyawanya dan karena Musujime telah berlari datang demi dirinya.

Musujime Awaki tidak bergerak untuk sesaat.

Akhirnya dia membuka mulutnya dengan perlahan. Namun tidak ada kata-kata yang keluar. Bibirnya bergetar lebih hebat dari yang dia sangka. Meskipun begitu, dia menyusun kata-katanya dengan perlahan.

Memakan waktu lama, tapi akhirnya dia berhasil mengeluarkan beberapa kata.

Namun hanya itulah yang mereka perlukan.

“Kau sudah selesai?” tanya Tsuchimikado.

Musujime mendorongnya ke samping dengan satu tangan dan pergi menuju ke tangga keluar.

Mereka keluar dari bangunan itu dan bertemu Accelerator dan Unabara Mitsuki. Karena merea semua telah bertarung dalam medan perang masing-masing, tidak satu pun dari mereka yang tidak terluka. Walaupun begitu, keempat anggota GROUP bergabung kembali.

Musujime tidak mengatakan apapun.

Sambil melihat Musujime, Tsuchimikado berkata dengan suara yang terdengar bosan, “Yah, mari kembali ke dalam kegelapan.”



Di Antara Baris 3[edit]

Perempuan itu berjalan dengan perlahan menelusuri jalan.

Melihat posisi yang dimilikinya, itu adalah tempat di mana kau tidak pernah menyangka dia akan berada di sana. Semua orang bebas melalui jalan itu, dia tidak dikelilingi penjaga, dan dia hanya bercampur dengan kerumunan saja. Dia memegang lima balon berisi helium di satu tangan dan anak-anak kecil yang lewat melihati balon-balon itu dengan pandangan tamak.

Dia memegang sebuah ponsel di tangan satunya.

“Kau tahu, aku harusnya menangani ITEM. Selalu saja begini denganmu... Kenapa kau selalu memanggilku untuk hal-hal yang tidak dibayar lembur seperti ini?”

“Apa yang kauocehkan? Aku mengaku kalau aku terburu-buru dengan BLOCK. Tapi kekuatanku bisa kembali sebanyak apapun, jadi berhenti menyimpan lokasi dan informasi tentang BLOCK dariku! Kalau aku bisa menangkap mereka lagi, tidak akan ada kerusakan pada Academy City.”

“Tidak ada masalah tentang kerusakan. Tampaknya, GROUP baru saja mengalahkan BLOCK di penjara anak beberapa saat lalu. Mereka tidak bisa menyebabkan masalah lagi.”

“Be-begitu...” Orang di seberang telepon terdengar lega. “Kalau begitu aku...”

“Ya,” ujar perempuan itu tenang. “Ancaman yang disebabkan oleh BLOCK sudah hilang, jadi kau tidak lagi dibutuhkan sebagai pengendali mereka.”

Dia bisa mendengar pria di seberang telepon menelan ludah.

Index v15 216-217.jpg

Pria itu dengan buru-buru mengocehkan sesuatu, tapi dia sudah tidak mendengarkan lagi. Pembicaraan mereka telah berakhir. Dia menutup teleponnya dan mulai berjalan menembus kerumunan.

Dia melepaskan satu dari lima balon yang dipegangnya dan balon itu terbang ke langit.

“Sekarang...”

Dia bahkan tidak melihati balon yang menghilang dan mulai bermain-main dengan tali dari balon-balon yang tersisa.

“Apa yang akan dikatakan pengendali SCHOOL?”


Catatan[edit]

  1. lit: Titik Gerak, nama esper Musujime Awaki
  2. Penghambat, seperti pada penghambat/pengganggu gelombang radar.
  3. TL: Benar-benar senjata nyata suku Aztec


Previous Chapter 2 Return to Main Page Forward to Chapter 4