Toaru Majutsu no Index ~ Bahasa Indonesia:Volume2 Prolog

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Prolog: Hari yang Sama Seperti Biasa. The_Beginning_of_The_End.[edit]

Dikatakan bahwa untuk mengenal kepribadian seseorang, lihat saja isi rak bukunya.

"...semuanya komik."

Tanggal 8 Agustus. Kamijou Touma melihat sekeliling ruangan, dan mendapati dirinya tidak menemukan buku yang bukan buku komik di rak bukunya, juga di seluruh rumah. Maka untuk menyelamatkan muka, Kamijou Touma memutuskan pergi ke stasiun kereta Academy City untuk membeli beberapa buku pelajaran.

...Dia pergi ke sana.

"Tak kusangka satu buku pelajaran menghabiskan 3.600 Yen..."

Kamijou Touma menggumam seperti baru kalah telak pada pertempuran hebat. Dan kata petugas toko, semua buku pelajaran dijual setengah harga sampai hari sebelumnya untuk mempromosikaan ujian musim panas.

Sungguh sial.

Ini benar-benar sial.

Tetapi, beginilah kehidupan sehari-hari Kamijou Touma.

Lagipula, dia sangat terkenal karena teman-temannya merasa "dengan adanya dia di sekitar, dia bisa menyerap nasib sial kita seperti penangkal petir".

Masalahnya keadaan sekarang sedang genting.

Tidak peduli bagaimana, sebisa mungkin dia harus menghindari dirinya dicap sebagai "orang yang hanya punya buku komik di rak bukunya". Tentu saja ini tidak normal. Karena biasanya orang normal tidak akan mempedulikan kalimat tidak ilmiah "untuk mengerti orang lain, seseorang harus melihat isi rak bukunya" ini.


Semua ini karena Kamijou Touma kehilangan ingatannya.


Tentu saja dia tidak lupa segalanya. Dia masih mengerti arti lampu lalu lintas, dan tidak lupa cara menggunakan ponsel. Yang hilang dari dirinya adalah "ingatan", bukan "pengetahuan".

Dengan kata lain, walau dia tahu cara menggunakan ponsel, pikirannya akan bertanya mengenai "Eh? Ponselnya tadi aku taruh di mana?" atau "Sejak kapan aku punya ponsel?".

Yang disebut "pengetahuan" itu ibarat kamus.

Contohnya seseorang mungkin bisa tahu tahu bahwa "apel" adalah "buah dari tumbuhan meranggas Rosaceae yang berbunga di musim semi dan menghasilkan buah berbentuk seperti bola". Tetapi dia harus memakan buah tersebut terlebih dahulu untuk menentukan apakah rasanya enak atau tidak. Ini karena otak tidak memiliki ingatan seperti buku harian: "Aku makan sebuah apel enak di hari X Bulan O".

Katanya alasan Kamijou kehilangan ingatan seperti ini dalah karena antara bagian yang mengontrol "ingatan pengalaman" dalam database ingatan dan "ingatan berarti" dalam database pengetahuan, hanya bagian pertamanyalah telah hancur. Tetapi, bukan ini masalah utamanya.

Masalahnya adalah Kamijou Touma ingin mencari tahu orang seperti apa dia sebelum "kehilangan ingatan".

Bahkan jika dia harus mengikuti kalimat tidak berdasar seperti "seseorang bisa memahami orang lain dengan melihat rak bukunya".

Namun ini tidak berarti ekspresi Kamijou adalah ekspresi sakit.

Lagipula Kamijou tidak sendiri di dunia ini dan tidak terlempar ke dunia lain. Dia tidak kekurangan makanan maupun pakaian, dan dia punya teman yang bisa disebut sebagai "sahabat".

"Touma!"

Di perjalanan pulangnya saat musim panas, seorang gadis di samping Kamijou yang setengah-hidup berteriak marah ketika menghadapi belanja mendadak ini (intinya, Kamijou menggunakan lebih dari 1000 Yen untuk apa yang disebut "menyerbu").

Gadis itu berumur sekitar tiga belas atau empat belas tahun, dan orang bisa segera tahu bahwa dia orang asing. Rambut sepanjang pinggangnya berwarna perak, dan kulitnya seputih salju. Matanya hijau seperti zamrud.

Tetapi yang membuat orang paling mudah sadar bahwa dia adalah orang asing adalah bajunya.

Jubah seorang biarawati, hanya saja warnanya putih dan ada renda emasnya.

Kelihatan seperti cangkir bergaris emas yang orang kaya gunakan.

Nama gadis itu adalah Index.

Tentu saja, itu bukan nama aslinya, tapi itu adalah nama yang digunakan semua orang untuk memanggilnya.

Kamijou bertemu gadis itu di rumah sakit.

Tidak, dari perspektif Kamijou, dia memang pertama bertemu dengannya di rumah sakit, tapi sepertinya mereka sudah saling bertemu jauh sebelum itu, sebelum dia kehilangan ingatan. Walau Kamijou tidak mengingat apapun yang berhubungan dengan perempuan tersebut tidak peduli sekeras apa dia berusaha, Kamijou tidak ingin mengatakannya.

Pada hari pertama Kamijou bertemu gadis itu, dia menangis bahagia untuk Kamijou sambil menatapnya di kasur.

Tetapi, air mata itu bukan untuk Kamijou yang sekarang ini, melainkan Kamijou sebelum kehilangan ingatannya.

Kamijou tidak bisa membuat kebahagiaan gadis itu runtuh. Jadi demi melindungi kehangatan gadis ini, Kamijou Touma harus terus berakting sebagai "Kamijou Touma sebelum kehilangan ingatannya".

Perasaan yang sulit dilukiskan...

Seperti Kamijou Touma telah menjadi dua orang.

Namun, gadis dengan nama alias Index tampaknya tidak menyadari konflik batin dalam hati Kamijou (meski jujur saja, dia tidak ingin gadis itu tahu). Dari posisi satu kepala lebih rendah dari Kamijou, gadis itu mendongak ke atas dan melihat tidak senang ke arah Kamijou.

"Touma, apa yang bisa kita lakukan dengan 3.600 Yen?"

"...Jangan katakan."

"Apa yang bisa kita lakukan?"

Dia bertanya lagi. Saat Kamijou menjejal telinganya dan menutup matanya sambil berteriak "Jangan katakan!" untuk lari dari kenyataan, tiba-tiba dia sadar bahwa gadis di sampingnya tidak melihat ke arahnya.

Penasaran, Kamijou melihat ke arah mana Index melihat dan menemukan papan toko es krim berputar di depannya.

...Sekarang tanggal 8 Agustus, dan karena itu adalah sore musim panas, dan karena ada udara panas yang mengalir di atas tanah, dan karena pakaian Index berlengan panjang, dan karena memang seharusnya panas...

"...Aku mengerti perasaanmu, tapi bukankah membelanjakan 3.600 yen itu terlalu banyak?"

"Hmph."

Index tampak tidak senang dengan perkataan itu karena dia langsung berpaling menatap Kamijou.

"Touma, aku tidak pernah bilang kalau aku kepanasan atau aku akan terkena heatstroke. Dan aku tidak pernah berpikir untuk membelanjakan uang oang lain untuk memuaskan diriku sendiri, jadi aku tidak pernah berpikir untuk makan es krim sama sekali."

"...Oke, oke. Aku tahu biarawati tidak berbohong, tapi kau tidak harus berkeringat dan memperlihatkanku mata seperti anak anjing yang ditinggalkan itu, kan? Apa kau tidak bisa bilang ingin makan es krim dalam ruangan ber-AC? Cuaca sangat panas, dan kau masih mengenakan pakaian biarawati tanpa memikirkan dampak cuaca. Kau bisa terkena heatstroke kalau seperti itu."

Walau Kamijou kedengaran sangat perhatian, itu sama saja dengan dia menampar di wajah bengkaknya sendiri. Jumlah uang di dompetnya memang tidak akan berubah. Jelas, bukan berarti dia tidak bisa beli es krim, tapi jika dia membelinya, dia tidak akan punya cukup uang untuk kembali. Luas Academy City yang sepertiga Kota Toyo, bagi Kamijou yang baru pulih dari luka berat dan bagi Index yang lemah, bukan tempat yang bisa dikelilingi dengan jalan kaki. Walau istilah "gadis lemah" kedengaran sedikit merendahkan, tidak banyak perempuan yang bisa berjalan kaki melewati sepetiga Kota Tokyo.

Tetapi, untuk suatu alasan tertentu Index tampak tidak senang karena dia semakin marah. Dia mengerutkan dahi dan berkata,

"Touma, pakaian ini adalah materialisasi dari perlindungan Tuhan. Aku tidak pernah sekalipun berpikiran bahwa baju ini susah dipakai, gerah, menyusahkan, atau seharusnya ada versi musim dingin dan musim panasnya..."

"...Oke..."

Menjadi orang benar dan menjadi orang baik adalah dua peran yang berbeda, dan Kamijou Touma memahami kenyataan pedas ini dengan sangat baik.

Dan ada sesuatu yang sangat aneh. Kenapa ada banyak peniti di pakaian biarawati berdesain mewah?

"Dan juga, aku masih biarawati-dalam-pelatihan. Selain rokok dan anggur, kopi, teh merah, buah-buahan, kue, dan es... Aku dilarang memakan satu pun benda mewah tersebut."

"Oh, aku mengerti. Awalnya aku ingin mengatakan bahwa makan es krim adalah cara yang bagus untuk menghilangkan rasa gerah di musm panas ini."

Kalau ada orang mengatakan sesuatu yang agamanya larang, mustahil untuk mengubah pendirian mereka.

Kamijou melihat lagi ke papan toko es krim.

"Kalau begitu, baiklah. Kita juga tidak diharuskan maka-"

Sebelum Kamijou selesai bicara, sebuah tangan tiba-tiba memegangnya dengan kecepatan ledakan suara. Tidak bisa bergerak, Kamijou menahan kekuatan besar dari jari gadis tersebut dan harus memalingkan kepalanya.

"Me-memang benar kalau aku masih dalam pelatihan, dan benar juga aku dilarang makan makanan mewah."

"Kalau begitu tidak."

"Tapi karena aku masih dalam pelatihan, artinya aku tidak perlu memenuhi standar Saint dengan sempurna, 'kan? Jadi, dalam situasi ini, mungkin saja ada es krim yang tidak sengaja masuk ke mulutku. Iya 'kan, Touma?"

"..."

Walau Kamijou sangat ingin sekali menceramahinya, kekuatan yang keluar dari jari Index semakin membesar, memberinya isyarat untuk tidak berkata apa-apa lagi. Tapi Index yang naif tidak tahu diam bisa lebih buruk daripada bicara balik.

Pada saat ini...

"Yo, maaf untuk mengganggu pembicaraan penting kalian, tapi siapa cewek ini, Kami-yan?"

...Suara misterius dengan aksen Kansai palsu muncul dari belakang.

Melihat ke belakang, ada orang aneh yang punya suara lebih aneh. Tinggi 180 cm, rambut biru, anting... dia terlalu aneh untuk ukuran orang aneh.

Apakah "Kamijou yang sebelum kehilangan ingatan" punya teman seperti ini? Kamijou tidak kuasa berpikir. Walau aku tidak tahu hubungan macam apa yang kupunya dengan orang itu karena aku sudah kehilangan ingatan, seharusnya aku memilih teman dengan lebih baik! Kamijou merasa seperti sedang mengajari orang lain padahal mengutuk dirinya sendiri.

"Hm, ada apa, Kami-yan? Kenapa kau melihatku seperti melihat orang yang tidak kau kenal? Jangan-jangan panas ini membuatmu hilang ingatan?"

"Apa..."

Kamijou terkejut. Tapi Aogami Pierce mengangkat tangannya dan mengayun-ayunkannya.

"Aku cuma bercanda, cuy~. Kehilangan ingatan adalah hak spesial hanya untuk Denpa Otome, 'kan?"

Lalu, Aogami Pierce meletakkan tangannya di bahu Kamijou (walau keadaan sangat panas).

"...Yo, Kami-yan, siapa cewek itu? Gimana ceritanya kau kenal gadis sekecil itu? Apa dia sepupumu... tidak, kelihatannya tidak. Rambut peraknya tidak tampak dari gen yang sama denganmu."

Masalah yang lebih besar adalah pria ini berbisik dengan suara keras sehingga tidak bisa lagi disebut berbisik.

Kamijou berkeringat dingin, khawatir apakah gadis di sampingnya akan menggila karena kata "kecil"...tapi untungnya itu tidak terjadi.

"....Dari yang aku lihat, cewek ini pasti cuma menanyakan arah padamu, 'kan? Tapi dengan kemampuan bahasa Inggrismu yang masih berada dalam mode negara terisolasi, pasti susah buatmu... Sebentar, apa dia cewek dari negara berbahasa Inggris?"

Kamijou juga tidak tahu apa yang orang itu bicarakan. Dan bagi Index, mungkin dia sudah biasa dipanggil orang lain dengan sebutan "kecil". Dia tampak tidak peduli sama sekali, hanya menatap marah pada matahari yang membara. Mungkin dia begitu kepanasan hingga tidak mau berkata apa-apa.

"...Oh ya, omong-omong, Kami-yan, aku tidak tahu di mana kau bertemu cewek ini, tapi jangan merasa puas dengan ini saja. Lagian, kau sudah mendapatkan kepercayaan enam belas tahun berperilaku baik, jadi kau seharusnya tahu kalau "pertemuan sederhana dengan cewek" itu mustahil. Seperti itu 'kan dalam komedi romantis? Yang punya rasa cinta selalu seseorang yang seperti ibu-ibu baru! Haha~ andai itu terjadi, semua harapan musnah! Menyedihkan sekali memikirkannya."

Kamijoi menghela lega. Hal yang bagus adalah kelihatannya ini tidak seperti dalam cerita drama kuno. Pada saat ini, Aogami Pierce berkata lagi,


"Sebentar, apa dia trap yang crossdressing? Bukankah dadanya terlalu kecil?"


Segera, Kamijou seperti mendengar pembuluh darah Index meledak.

Kamijou menahan dirinya untuk tidak berteriak dengan suara mengerikan.

Tampaknya walau perempuan ini bisa tahan dibilang kecil, dia tidak tahan disebut laki-laki.

Kamijou seperti mendengarnya susah payah mempertahankan senyuman sambil mengeritkan giginya.

Sungguh sial...! Ketika Kamijou ingin teriak itu,

"Oi, Kami-yan. Mana mungkin orang seperti kita bisa berteman baik dengan cewek asli tiga dimensi? Pasti ada Bad End-nya. Aku bisa melihat: saat Kami-yan ingin melepas pakaian terakhir cewek itu dan berubah ke mode 18+, kau akan mengetahui kebenarannya dan berguling terjatuh dari ranjang karena syok."

"...Kau bercanda, 'kan? Jangan bilang kau benar-benar merasa begitu!"

"Eh? Dia benar-benar cewek? Tidak menarik!"

Aogami Pierce berkata dengan ekspresi senang.

"Jadi pertemuan kalian pasti tidak normal, 'kan? Kami-yan, walau kau selalu menjadi pria baik yang tidak disukai seorang pun, menculik cewek itu dilarang, kau tahu? Kebodohan seperti itu akan di-flame di imageboard-imageboard ketika kau mengepos di sana."

"Idiot... berhenti bercanda seperti itu! Siapa yang akan melakukan hal itu!?"

Sebenarnya, Kamijou tidak ingat pertemuan pertamanya.

“Orang ini di sini hanya numpang! Semuanya dilakukan sesuai negosiasi kedua belah pihak, sersan-dono!”

“Numpang? ‘Numpang’? Kami-yan, kau menambahkan ‘hanya’ pada ‘cewek numpang’ yang sangat berharga? Kami-yan! Kau seperti anak SD yang cuma suka makan cemilan tapi lupa pentingnya nasi!”

“Diamlah! Bagaimana aku bisa mengekspresikannya kecuali dengan ‘hanya’!? Sejak kapan adegan romantis bisa begitu sering terjadi di kehidupan nyata!? Apa kau tahu bagaimana keuangan Kamijou berada dalam keadaan krisis karena orang di sini ini!? Bahkan Zashiki-warashi lebih baik dari orang di sini ini...!”

Tepat ketika Kamijou berteriak percakapan ini, dia tiba-tiba menyadari sesuatu.

Tentu saja, Index yang ada di dekatnya mendengar semıa percakapan ini.

"...Ah."

Kamijou menatap balik Index dengan ekspresi ketakutan.

Index tersenyum. Dia memperlihatkan senyuman mirip Perawan Maria, tapi wajahnya hijau seperti melon. Ini buruk. Tidak tahu apa yang “Kamijou Touma sebelum kehilangan ingatan” akan lakukan, dia tidak tahu apakah dia bisa menenangkan Index dalam situasi ini. Kalau aku tahu caranya, hilangnya ingatanku benar-benar disayangkan, pikir Kamijou.

"Touma."

Index berbicara sambil memperlihatkan senyuman sempurna itu.

Semuanya sudah berakhir, pikir Kamijou, tapi dia hampir tidak dapat merespon.

“Aku adalah biarawati yang berafiliasi dengan Anglikan Inggris. Bertobat sekarang atau berdamai selamanya.”

Biarawati itu menarik salib di depan dada, dan mengatupkan kedua tangannya bersama-sama.

Seperti senyumannya yang terlalu sempurna, seseorang dapat mengatakan bahwa itu hanyalah sebuah akting.

Kamijou tanpa sadar ingin meremas kepalanya dan menangis.

Ini adalah bom-tidak, ini adalah sebuah bom yang belum meledak. Jika aku menangani ini dengan sembarangan, maka bom ini dapat meledak, dan ini akan menjadi akhir hidupku! Naluri Kamijou yang mengatakan ini padanya.

Apa yang harus aku lakukan, apa yang harus aku lakukan? Ah! Itu dia, es krim! Gunakan es krim untuk mengalihkan perhatiannya!

Sangat bingung sekarang, Kamijou lupa bagaimana dia harus berbicara saat dia hanya bisa menunjuk-nunjuk seperti orang gila ke arah toko es krim di depannya. Tampak bingung, Index memandang ke arah yang Kamijou tunjuk, dan kemudian berhenti. Kemudian, dia memperlihatkan ekspresi bingung.

Tepat ketika Kamijou menghela napas lega, berpikir bahwa dia sukses mengalihkan perhatian Index, dia tiba-tiba melihat sesuatu.

Kelihatannya ada selembar kertas di depan pintu otomatis..

Isinya:

"Kepada pelanggan yang terhormat,

Karena masalah renovasi, kami menutup bisnis untuk sementara. Maaf atas ketidaknyamanannya. “

Pikirannya memikirkan Bad End, Kamijou perlahan-lahan memutar kepalanya ke arah gadis di sampingnya.

Senyum gadis itu langsung lenyap.

Tepat ketika Kamijou berteriak "Sungguh sial!", Index menerkam seperti binatang buas.


Pada akhirnya, mereka kompromi dan setuju membeli milkshake di restoran makanan cepat saji yang murah.

Tentu saja, Index tidak akan puas hanya dengan ini, jadi Kamijou mencoba untuk menggunakan rayuan "menikmati makanan di ruangan ber-AC" untuk memuaskannya. Namun,

Restoran benar-benar penuh di sore hari.

"..."

Memegang nampan dengan kedua tangan, Index tampak tidak senang lagi dan tetap diam. Ada tiga milkshake di nampannya, satu vanila, satu cokelat, dan satu strawberry. Meskipun Kamijou benar-benar ingin berteriak "Apakah kau sehaus itu?", dia tidak berani karena takut kalau hidupnya akan beresiko.

Sungguh sial, pikir Kamijou.

Index, yang mood-nya cukup meningkat setelah mendapatkan tiga milkshake untuknya sendiri, sekarang menghadapi situasi berat di toko yang penuh sesak dengan pengunjung. Tapi cuaca begitu panas hingga mereka tidak bisa tetap di luar. Mereka akhirnya berhasil masuk restoran ber-AC, jadi siapa yang ingin kembali ke jalan untuk berdiri di bawah matahari?

Siswi SMA di sekitar tampak tidak menyadari bahwa keputusasaan Kamijou, mereka terus berbicara mengenai toipk yang sangat biasa.

"Ya, ya! Aku dengar Anzai menggunakan telepati selama ujian kemarin! Apakah itu benar?”

“Aku dengar bahkan mereka mengadakan rapat guru karena itu, maka seharusnya benar. Tapi aku juga dengar kalau semua yang hadir di rapat setuju kekuatan esper adalah bagian dari kurikulum, jadi itu tidak dianggap curang.”

“UU, ITU TIDAK ADIL! NYAAA!! KAlAU BEGITU AKU JUGA INGIN MENGGUNAKAN KEKUATANKU JUGA!”

"...Bukankah kekuatanmu pyrokinesis?"

"Tidak bisakah aku membakar punggung guru dan memaksa mereka memberikan jawabannya?”

...Mungkin bagi kebanyakan orang, percakapan seperti ini tidak terlalu biasa. Tapi di Academy City, percakapan ini bagian dari percakapan kehidupan sehari-hari. Karena 2,3 juta penduduk kota ini memiliki semacam kekuatan, bisa dibilang ini adalah sebuah “grup pengembangan kekuatan” berskala besar.

Nyatanya, Kamijou adalah seorang esper. Dia adalah bocah yang disebut “Imagine Breaker”, dengan tangan kanannya dia mampu “membatalkan semua kekuatan supernatural, bahkan mukjizat Tuhan”.

"...Touma, aku benar-benar mau duduk."

Index berkata dalam nada tanpa emosi.

Seram. Ekspresi sang biarawati mengatakan padanya jika tidak dipenuhi, dia akan lompat dan menggigit.

Kamijou berteriak "ROGER!", dan segera menemui pegawai yang sedang mengepel lantai.

Pegawai itu hanya memberikan senyum profesional yang kejam dan menunjuk ke sebuah sudut dekat jendela.

Duduk bersama? Kamijou memandang ke arah yang ditunjuk jari pegawai itu.

"Uuu!?"

Ada meja empat kursi di sana, dan di toko yang mirip seperti stasiun kereta di puncak jam sibuk, tiba-tiba ruang besar muncul di antara kerumunan seperti lubang besar.

Dan di sebelah sana,

Di meja itu,

Ada seorang miko[1] duduk di sana.

Tergeletak di meja, tertidur.

Rambut hitam mengkilapnya itu seperti ubur-ubur itu yang menyebar, menutupi wajah miko itu.

Ini...

Apa-apaan skenario ini!? Kamijou berteriak jauh di dalam hati.

Tidak benar, ada yang tidak benar. Radar kesialan Kamijou memperingatinya. Jangan terlibat dengan dia, jangan terlibat dengan dia, kau pasti akan sial! Ketika itu sudah terjadi, tidak dapat diselesaikan hanya dengan lupa ingatan!

Tentu saja, Kamijou Touma adalah seorang yang tidak beruntung, tapi dia tidak pernah berharap dilahirkan menjadi seperti itu.

Dia menutup mata dan mengambil keputusan.

...Baiklah, ayo kita pulang! Lebih baik aku digigit Index daripada terlibat dengan dia.

Setelah membuat keputusan ini, Kamijou berbalik untuk melihat, dan menemukan bahwa mereka berdua sudah hilang.

"...?"

Kamijou melihat di sekitar.

"...Ah!"

Seperti yang diperkirakan, di bawah anjuran pegawai lain, Index sudah duduk di seberang si miko misterius itu. Perempuan ini benar-benar tidak memiliki kesadaran bahaya. Atau dia seorang filantropis?[2] Adapun Aogami Pierce yang di samping mereka, matanya berkilauan. Apakah biarawati dan miko itu begitu menariknya bagimu?

Dia benar-benar ingin lari.

Tapi dia tidak bisa. Jika dia berbalik dan lari Index, Index bisa melompat kepadanya seperti singa dan menelannya utuh-utuh. Dan melihat Aogami Pierce yang matanya berkilauan, dia merasa bahwa terlalu berbahaya untuk meninggalkan orang ini sendirian.

Tetapi yang paling penting,

Index, yang telah meneguk milkshake stroberi di mulutnya, melambai lebih gembira. Kamijou punya pikiran bahwa dia tidak bisa merusak ekspresi ini.

Meskipun dia mengatakan hal ini, ada miko misterius tidur di sana.

Kamijou dengan hati-hati mendekati meja. Pada saat ini, bahu si miko tersentak.

"Hab-"

Mulutnya bergerak. Mulut Miko bergerak. Kamijou punya firasat buruk. Perasaan sangat buruk. Mengapa? Setelah kehilangan ingatannya, Kamijou pasti tidak bisa mengingat apa pun, tapi dia punya firasat bahwa dia pernah mengalami sesuatu yang serupa sebelumnya.

Kamijou menelan ludahnya, menunggu si miko mengatakan sesuatu.

Si miko mengatakan,

"-Aku menghabiskan semua uangku dan merusak diriku sendiri."


Notes[edit]

  1. Miko: Wanita pendeta Shinto
  2. Filantropis: Pecinta sesama manusia dalam skala berlebihan. Bisa dilihat di Wikipedia[1]
Previous Ilustrasi Return to Main Page Forward to Chapter 1