Toaru Majutsu no Index ~ Bahasa Indonesia: Railgun SS: Liberal Arts City Chapter8

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Chapter 8[edit]


Xiuhcoatl keempat, sekaligus yang terakhir, memasuki Liberal Arts City. Jangkauan serangan dari orbit bumi mempunyai diameter sekitar 10 kilometer, jadi antena itu harus dipasang tepat di tengah kota untuk menghancurkan seluruh pulau buatan itu. Dari dalam Mixcoatl yang meluncur pada permukaan laut, Xochitl memandang Xiuhcoatl yang terbang. Dia sebentar lagi akan pergi secara perlahan dari Liberal Arts City. Dia tidak berniat untuk “termakan” ledakannya. (Kurasa tujuan kita sudah terhitung selesai,) Fasilitas itu menyebabkan banyak tragedi karena mereka telah menginvestigasi dan melakukan riset pada teknik-teknik milik Return of the Winged One. Xochitl tidak punya perasaan apapun bahwa kota itu menemui “takdirnya”. Dia tidak sedang berpikir tentang kesuksesan organisasinya sendiri. Dia bertanya-tanya apa yang akan terjadi pada para turis. Dia berpikir sejenak, tapi kemudian menggelengkan kepalanya. (Aku tidak memberitahu gadis itu tentang semuanya, tapi aku sudah memberinya petunjuk yang penting.) Tidak ada lagi yang bisa dia lakukan. Dia menghela napas sekali dan kemudian membalikkan Mixcoatl-nya agar dia bisa keluar dari “jangkauan” serangan senjata terkuat mereka. Tiba-tiba, Xochitl mendengar suara menggelegar. Dia menoleh dan melihat seorang gadis dengan enam sayap yang bersinar menerjang dari arah laut, menuju Liberal Arts City. Seakan-akan, dia sedang mengejar Xiuhcoatl itu. Gadis itu mendarat pada atap salah satu gedung di dekatnya, dan sepertinya dia sedang membaringkan seorang gadis yang sejak tadi dia gendong. Setelahnya, dia membuka enam sayapnya sekali lagi, dan terbang menuju Xiuhcoatl. “Dia...!?” Itu adalah gadis yang Xochitl pikir telah berhasil dia hentikan di laut tadi. Xochitl tidak tahu hukum apa yang ada di balik kekuatannya, tapi gadis itu adalah seorang monster yang telah menembak jatuh tiga Xiuhcoatl tanpa senjata. Xochitl menggertakkan giginya dengan ragu-ragu, kemudian kembali menuju Liberal Arts City. Ada resiko terkena pengeboman dari pihaknya, tapi dia tidak bisa membiarkan Xiuhcoatl terakhir ditembak jatuh setelah sampai sejauh ini. Gadis dengan enam sayap itu sepertinya telah menyadari keberadaan Xochitl yang mendekatinya dengan kecepatan tinggi di sepanjang jalur air yang melintasi kota. Sambil mengejar Xiuhcoatl, gadis itu melirik Xochitl. Dia tersenyum ketika melihat musuh barunya. Gadis itu sepertinya telah mengatakan sesuatu, tapi Xochitl tidak dapat mendengarnya. Tapi dia bisa melihat apa yang ada di tangan gadis itu. Sesuatu diletakkan di atas jempol kanan gadis itu. Suatu koin arcade.

Tidak ada lagi penjaga. Dengan kekacauan yang terus berlanjut di Liberal Arts City, hampir tidak ada keamanan yang tersisa di pintu masuk ke area terlarang. Uiharu Kazari dan Saten Ruiko membiarkan pintu tak terkunci itu terbuka ketika mereka kembali ke kota lautan yang cerah itu. Sekumpulan orang terlihat mengikuti mereka. Mereka adalah orang-orang yang telah dipenjara dalam area terlarang Liberal Arts City. Suatu grup terdiri dari 20 atau 30 orang termasuk laki-laki, perempuan, dewasa, dan anak-anak. Mereka ingin pergi dengan cepat, tapi badan mereka yang lelah tidak memungkinkan mereka berlari dengan kecepatan penuh. Menurut Saten, mereka adalah “kriminal” yang telah menyebabkan masalah di kota itu, tapi... Uiharu melihat ke langit biru. “Sepertinya kita aman sekarang... Kita hanya perlu pergi ke salah satu pelabuhan untuk mencapai kapal penyelamat. Mungkin akan ada pegawai di sana, tapi itu adalah satu-satunya cara untuk kabur!!” Pertempuran antara sejumlah pesawat tempur dan ikan terbang terus berlanjut di horizon yang terlihat dari pantai. Tidak jelas kapankah pertarungan itu akan sampai ke pulau, dan mungkin saja suatu peluru atau misil nyasar tiba-tiba terbang ke arah mereka. Bagaimanapun juga, mereka harus cepat. Orang-orang itu telah berada dalam area dengan tanda bahaya kontaminasi yang tertempel di seluruh tempat, tapi mereka kelihatannya tidak memiliki suatu masalah apapun. Sepertinya, Liberal Arts City hanya merencanakan untuk kemungkinan terburuk, karena mereka tidak mengerti apa yang sedang mereka teliti. Saten berkata, Olive telah menyebutkan bahwa kontaminasi itu adalah keputusan yang salah dari manajemen. (Pelabuhannya belum dihancurkan, kan? Tidak, kita harus cepat-cepat ke perahu itu!! Dengan kapal sebesar itu, harusnya dia dapat menampung 20 atau 30 orang tambahan dengan mudah!!) Saten memimpin grup itu dengan memberikan isyarat, tapi dia tiba-tiba membeku. Uiharu menoleh dan menyadari bahwa pertempuran juga sedang terjadi pada kota. Pemandangannya kacau. Bangunan telah rubuh dan miring, ada juga rel rollercoaster yang hancur menghalangi jalan. Suatu Ferris wheel rubuh dan menghancurkan beberapa bangunan seakan didorong oleh raksasa. Beberapa orang sedang bertarung di tengah-tengah situasi itu. Salah satunya kelihatan seperti Misaka Mikoto. Uiharu tidak tahu bagaimana caranya, tapi dia sedang terbang dengan menggunakan enam sayap yang bersinar. Yang lainnya adalah salah satu dari para ikan terbang. Salah satu di antara mereka berdua sepertinya sedang mencoba untuk menghancurkan pesawat sepanjang 100 meter, dan yang lainnya mencoba melindunginya. “Xochitl...?” gumam Saten ketika melihat ikan terbang itu. “Eh?” “Jangan, jangan bertarung dengan orang itu, Xochitl!!” Hal selanjutnya yang Uiharu tahu, Saten sudah mulai berlari. Gadis itu cuma memakai baju renang, tapi dia berlari ke arah medan perang yang dipenuhi oleh misil-misil kecil, dan ledakan Railgun juga berterbangan. Dia menerjang ke tempat pertempuran intens, di mana tembakan-tembakan liar menghancurkan gedung-gedung kosong atau meledakkan jalan. “Saten-san!!” Uiharu berteriak, tapi Saten hanya berbalik sekali. Uiharu pikir, dia melihat Saten mengatakan “aku harus pergi” dari gerak mulutnya, tapi dia tidak bisa mendengar perkataan gadis itu. Lantas, Saten sekali lagi mulai berlari ke garis depan pertempuran antara Mikoto dan ikan terbang itu.

Pertarungan antara Mikoto dan Xochitl berlanjut. Tapi Mikoto mempunyai keuntungan tinggi dalam situasi itu. Bagaimanapun juga, Mixcoatl dirancang untuk digunakan di laut. Mereka bisa terbang dengan meningkatkan gaya apung untuk sementara, namun kapal tersebut tidak dirancang untuk memiliki kemampuan seperti itu. Mixcoatl tidak cocok untuk melindungi suatu kapal dari ancaman seorang musuh yang bisa terbang dengan bebas di angkasa. (Tidak...) Xochitl menyangkal pemikirannya sendiri ketika Mixcoatl-nya melompat dari satu jalur air ke jalur air lainnya secara paralel. (Ini bukan hanya situasi spesifik saja. Dia memang terlalu kuat!!) Bahkan jika dia sanggup terbang di langit dengan menggunakan semacam kemampuan spesial, musuh itu cuma manusia biasa. Walaupun begitu, dia mampu mengungguli Xochitl yang sedang mengendarai suatu senjata. Dia menembakkan sesuatu seperti petir dari poninya, mengayunkan pedang raksasa yang terbuat dari pasir besi dari pantai, dan bahkan menembakkan koin kecil dengan kecepatan tiga kali kecepatan suara. Dia punya berbagai jenis serangan yang berbeda, dan masing-masingnya cukup kuat. Dan juga, dia tidak hanya fokus ke satu serangan. Menyerang si gadis dari depan secara langsung tidaklah cukup. Ada cukup banyak kesempatan bagi Xochitl untuk melingkari ke posisi belakangnya, tapi setiap kali dia melakukan itu, pedang pasir besi membengkok seperti cambuk dan mencegah Xochitl mengenainya. Dia mampu menangkis bahkan setiap serangan sekalipun. Sambil bergerak dari satu jalur air ke jalur air lainnya, dia menggunakan kemampuan apung pada kapasitas penuh untuk melompat beberapa puluh meter ke udara. Di saat yang sama, dia menembakkan sejumlah misil. Mikoto tidak menghindar. Dia menerjang lurus ke arah Xochitl dengan sudut yang lebih tajam, dan jalur yang lebih langsung dari misil-misil itu. Sayap yang keluar dari punggungnya meledakkan misil yang baru saja melewatinya, tanpa mengenai dirinya. Percikan warna putih kebiruan terbang dari poni gadis yang mendekatinya. Itu adalah pertanda dari serangan seperti petir yang akan tiba. Xochitl segera menembakkan misil yang lain, tapi lawannya jelas lebih cepat. Tapi dia mendengar suatu suara. Kapal itu belum sampai ke pusat Liberal Arts City, tapi Xiuhcoatl terakhir sedang membuka payungnya dengan lebar. Itu adalah antena parabola raksasa yang dibuat dengan ilmu astronomi Aztec terbaik. Sepertinya, orang-orang yang mengoperasikannya dari jarak jauh telah memutuskan bahwa akan lebih baik menembakkan satu serangan walaupun tidak bisa menghancurkan seluruh kota, daripada tertembak jatuh. Mereka berniat untuk meledakkan setengah dari Liberal Arts City bersama dengan Xochitl yang sedang mencoba melindungi Xiuhcoatl itu. (Itu bukan urusanku...!!) Xochitl merapatkan rahangnya dan mencoba untuk fokus ke musuh di depan matanya. Tapi musuhnya tidak. Walaupun sudah diberi kesempatan untuk menembak jatuh Xochitl dari arah depan, fokus gadis itu hanya terpusatkan pada Xiuhcoatl. Segera setelahnya, Mixcoatl milik Xochitl menerjang ke arah Mikoto. Gadis itu menggunakan sayapnya untuk mencoba menghindar ke samping, tapi ujung dari salah satu sayap Mixcoatl menyambarnya dan membuat kapal itu berputar-putar. Sesuatu pasti juga telah terjadi pada gadis itu, karena sekitar setengah dari enam sayapnya menghilang, dan dia mulai jatuh ketika kecepatannya berkurang. (Jadi ini...) Xochitl berpikir sambil melirik antena parabola yang sudah sepenuhnya terbuka. Bahkan jika dia mencoba kabur dengan kecepatan penuh, itu sudah terlambat. (Jadi ini adalah akhirnya.) Xochitl bahkan menyerah untuk mengendalikan kapalnya, dan dia pun menutup kedua matanya. Dia membayangkan serangan yang akan menghujani dari orbit bumi, tapi... “Oh, tidak akan!!”

RAILGUN SS1 08 009.jpg

Xochitl mendengar suara gadis itu. Dia berpikir bahwa gadis itu sudah jatuh dari angkasa, tapi ketika dia membuka matanya karena terkejut, dia melihatnya mengulurkan tangan kanan ke arah Xiuhcoatl sembari masih tidak bisa mengontrol posisinya dengan baik. Kurang-lebih, si gadis berada dalam posisi jatuh, tapi bidikannya sempurna. Sekeping koin biasa terletak di atas jempolnya. Dalam jentikan koin itu terdapat keyakinan dari seseorang yang tidak menyerah sampai saat terakhir. Xochitl memegang kendali kapalnya lagi untuk mencoba mencegah gadis itu, tapi dia tidak berhasil. Jurang antara dia yang sudah menyerah, dan dia yang belum menyerah, terbuka lebar. Gadis itu pun menembakkan serangan terakhir dari tangannya. Suara ledakan membelah udara. Koin itu ditembakkan dengan kecepatan tiga kali kecepatan suara, dan menjadi suatu garis oranye seketika. Serangan itu mengenai langsung ujung luar dari antena parabola yang terbuka itu. Kekuatan destruktif yang terkonsentrasi di titik menyebar ke seluruh kapal sekaligus. Seperti lipatan yang memanjang pada sepotong kertas, suatu retakan besar menyebar sepanjang antena parabola berbentuk lingkaran, lantas memecahkan sepertiganya. Hantaman dari serangan langsung mengubah arah antena itu secara drastis. Walaupun begitu, kapal itu tidak pecah berkeping-keping. Bentuk utama dari Xiuhcoatl masih melayang di udara. (Apa yang akan terjadi...?) Xochitl dengan cepat mengubah arahnya. Dia berusaha untuk terus mengawasi Mikoto, sembari setengah terfokus pada Xiuhcoatl. (Apa yang akan terjadi...!?) Apakah dia ingin serangan itu berhasil, dan menghancurkan Liberal Arts City bersama dirinya sendiri? Atau dia ingin serangan itu gagal dan menyelamatkan nyawa mereka berdua? Xochitl tidak yakin hasil mana yang dia inginkan. Dia hanya bisa memperhatikan takdir mana yang akan terjadi. Dan beberapa detik terlewati tanpa ada apapun yang terjadi. Waktu yang berlalu detik demi detik membuat badan Xochitl tegang. Tapi tidak ada yang terjadi. Antena parabola raksasa Xiuhcoatl mulai jatuh, sembari tersapu oleh kerusakan yang sudah dialaminya. Antena itu mungkin bertindak sebagai semacam parasut karena kecepatannya, secara mengejutkan, sangat lambat saat jatuh menuju tanah. Mungkin itulah kenapa Xochitl bisa menyadarinya. Xochitl melihat Saten Ruiko yang berdiri sambil terdiam. Gadis yang pernah beberapa kali dijumpainya itu berada pada tempat yang akan dihantam serpihan parabola hancur. “...!!” Perasaan aneh keluar dari dalam hati Xochitl. Itu adalah suatu sensasi aneh, yang sepertinya adalah perpaduan antara ketegangan dan kemarahan. Xochitl tidak tahu kenapa gadis itu datang ke sana, tapi dia sedang berdiri di sana sambil mengenakan baju renang, layaknya seorang idiot. Dia melihat ke atas, tapi bukan ke arah serpihan raksasa yang sedang jatuh menuju kepalanya. Dia melihat ke atas, tepatnya ke arah Mixcoatl milik Xochitl. Xochitl menggigit lidahnya sendiri. (Dasar gadis sialan...!!) Dia menggenggam kemudinya, seakan mencoba menghancurkannya, dan dia pun segera meluncur turun. Dia memeriksa seberapa banyak misil yang masih tersisa. Tidak ada cara yang bisa dia lakukan untuk memindahkan Saten dari tempatnya. Jika dia ingin menyelamatkan gadis itu, dia tidak punya pilihan selain menghancurkan pecahan yang sedang jatuh itu. Bahkan walaupun Xiuhcoatl itu telah setengah-hancur, itu masihlah merupakan “simbol” kekuatan mereka. Dan juga, dia tidak sungguh tidak tahu apakah kapal itu telah kehilangan semua fungsinya ataukah tidak... “Sekarang...” Xochitl menggerakkan bibirnya. Tangannya yang gemetaran menyentuh satu tombol di atas kemudinya. “Sekarang, itu cuma sampah...!!” Sambil berteriak, dia menembakkan sejumlah misil. Misil-misil itu terbang dengan jalur melengkung di udara dan menghantam pecahan Xiuhcoatl yang besar. Sejumlah ledakan terjadi berturut-turut. Konstruksi kayu raksasa itu retak, meledak, rusak, dan hancur berkeping-keping. Tapi itu saja tidak cukup. Hanya menghancurkan satu bagian dari puing itu, berarti masih menyisakan benda besar sepanjang belasan meter yang akan jatuh menimpa kepala Saten. Kemudian, gadis yang sejak tadi menjadi musuhnya, yaitu gadis yang telah kehilangan hampir seluruh sayapnya, menembakkan suatu koin dengan kecepatan tiga kali kecepatan suara. Dengan suara yang menggelegar, sisi dari puing itu hancur. Kapal itu terbelah menjadi dua, tapi tidak hancur seluruhnya. Namun, jalur jatuh dari benda raksasa itu telah berbelok sedikit. Sekarang benda itu berada di jalur jatuh yang sulit untuk diketahui apakah akan mengenai Saten ataukah tidak. Jika benda itu mengenainya, semua akan selesai. Bahkan jika benda itu tidak mengenai Saten, pecahan kayu akan tersebar seketika benda itu menghantam tanah. Dan serpihan-serpihan mematikan itu mungkin akan menghujamnya. “!!” Xochitl tidak ragu-ragu. Dia menurunkan ketinggian Mixcoatl agar semakin rendah. Dia menukik seakan sedang menyerang lurus ke tanah, dan tiba-tiba menaikkan bagian hidung Mixcoatl tepat di depan Saten Ruiko. Dia hampir saja gagal menjaga perut kapal itu untuk mengapung di atas tanah. Kemudian, puing Xiuhcoatl itu jatuh tanpa ampun. Sejumlah besar pasir dipaksa terbang ke udara. Pecahan kayu setajam taring hewan buas terlempar ke segala arah. Tapi Saten Ruiko tidak tergores sedikit pun. Mixcoatl itu berdiri di antara dia dan puing Xiuhcoatl seperti perisai. Hujan pecahan kayu itu seakan-akan adalah hujan tombak. Kayu yang digunakan adalah jenis biasa digunakan pada tiang rumah, dan potongan tak terhitung jumlahnya menancap ke sisi Mixcoatl. Melihat itu, Saten berteriak. “X-Xo-Xochitl!! Waaa, Xochitl!?” Mixcoatl itu tidak bergerak sedikit pun di hadapan gadis yang panik itu. Saten tidak bisa melangkah dan hanya terjatuh ke tanah. Tepat ketika air mata akan mengucur dari matanya, badan kapal yang seperti dua kano bergoyang sedikit. Kapalnya membuka seakan-akan setengah bagian atasnya bergeser ke belakang. “Sial...” sembur gadis yang kelihatannya tidak terluka dari dalam kapal tersebut. Walaupun begitu, ada kerutan pada wajah Xochitl. “Aku benar-benar idiot.” “Xochitl?” Saten mendekatinya dengan kaki gemetar, dan Xochitl mengeluarkan pisaunya. Mata pisau anehnya terbuat dari mineral yang dikenal sebagai obsidian. Sambil menjulurkannya ke arah Saten untuk mencegahnya mendekat, Xochitl berteriak dengan kekuatan sepenuh hati. “Mungkin memang sudah sangat rusak, tapi fungsi minimalnya mungkin masih bisa dikembalikan!! Paling tidak, cukup pantas untuk mencoba agar Xiuhcoatl bisa bekerja lagi!! Kenapa kulakukan ini untuk menyelamatkan orang seperti dia!?” Awalnya, seakan-akan dia meneriaki dirinya sendiri. Tapi kemudian Saten menyadari sesuatu. Dia berbicara dalam bahasa Jepang. Ketika Xochitl berbicara dengan rekannya, dia berbicara dalam bahasa asing, tapi kali ini dia menggunakan bahasa Jepang, yaitu suatu bahasa yang tidak biasa dipakai olehnya. Yang berarti... “Oh, ayolah. Kau tahu kenapa.” Xochitl dengan panik berbalik ke arah suara itu. Misaka Mikoto, entah kapan, sudah mendarat dan sekarang sedang melihat Xochitl tepat di mata. Dia bukannya tidak terluka setelah beberapa sayapnya menghilang, yaitu sayap yang membuatnya “mengapung” di udara. Xochitl merasa ragu ketika melihat mata gadis dengan luka-luka di sekujur tubuhnya itu. “Aku...” “Kau telah menyadari bahwa cara kalian melakukan ini tidak benar, kan?” kata Mikoto memotong Xochitl. “Itu lah kenapa kau memberitahu Saten-san tentang perahu penyelamat itu. Tidak, bukan hanya saat itu saja. Itu lah kenapa kau menyelamatkannya dari pegawai yang mencoba membunuhnya. Kau mempertaruhkan nyawamu untuknya, walaupun hal itu tidak ada hubungannya dengan misi dari organisasi kalian.” “...” “Kami tahu bahwa orang-orang di Liberal Arts City itu busuk. Rekan seperjuanganmu pasti telah diperlakukan dengan buruk. Tapi kami tidak berpikir bahwa organisasi kalian juga sepenuhnya benar, karena telah mencoba untuk memusnahkan semua orang di sini. Jika kau bersikeras ingin lanjut bertarung dan membunuh semua orang biasa yang terjebak di sini dengan egois, maka aku harus melawanmu.” Dengan suara desis, sayap-sayap yang tersisa di punggung Mikoto menghilang. Dia bukannya tidak terluka. Walaupun begitu, Mikoto menolak untuk mundur. “Kupikir aku bisa menyampaikan pesanku padamu, karena kau telah menyelamatkan Saten-san. Kupikir kau akan setuju bahwa ada cara selain dengan kekerasan untuk memecahkan ini . ...Apa yang akan kau lakukan? Apa kau akan melanjutkan pertarungan menggelikan ini di depan gadis yang kau selamatkan?” “Xochitl...” Saten perlahan memanggil nama gadis berkulit coklat itu. Xochitl tidak merespon. Dia terus menundukkan kepalanya sambil memegang kemudi Mixcoatl dan gemetar. Pemandangan itu secara langsung memperlihatkan keadaan hati Xochitl. Dia harus bertarung, tapi dia tidak mau. Akhirnya, dia meneriakkan suatu sumpah serapah dalam bahasa aneh, dan memukul-mukul kemudi dengan tangannya seperti sedang menghancurkan inti jiwanya sendiri.

Xochitl hanya duduk lemas di Mixcoatl yang terbuka sisi atasnya. Dia mengerutkan alisnya ketika melihat sinar matahari yang turun dari atas. Saten Ruiko dan Misaka Mikoto sedang berbicara tentang sesuatu di dekatnya, tapi Xochitl tidak mendengarkannya. Dia hanya berpikir tentang apa yang telah terjadi di sana. Liberal Arts City sepertinya sudah tamat. Serangan selama beberapa hari berturut-turut telah menghancurkan cukup banyak bangunan. Tanahnya sudah terkoyak-koyak oleh banyak ledakan, dan beberapa derah dibanjiri air laut pada jalur air yang rusak. Fondasi dari pulau buatan itu belum hancur, tapi mereka tidak akan bisa melanjutkan tugasnya seperti sebelumnya setelah gangguan sebesar itu. Mungkin beberapa area terlarang masih berfungsi, tapi Xochitl sendirian bisa dengan mudah menyelinap masuk dan menghancurkannya diantara kekacauan sekarang ini. Jika dia melakukannya, hasil dari riset mereka akan musnah seluruhnya. Bukankah itu bagus? Dengan begitu, tidak perlu memusnahkan pulau buatan itu, dan membuat orang-orang biasa terlibat dalam kekacauan. “...” Xochitl menghela napasnya. Dia lalu mendengar suara statik. Dia menerima pesan dari seorang lelaki Return of the Winged One melalui benda spiritual untuk komunikasi yang terpasang dalam Xiuhcoatl-nya. Suara pria yang terdengar adalah milik seorang atasannya. “Kau bisa mendengarku, Xochitl? Prioritas misi sudah berubah.” “...?” “Mereka telah menyembunyikan beberapa perahu penyelamat di sekitar kota. Perahu itu cukup besar. Mereka mungkin berencana untuk menggunakan itu untuk memindahkan sampel yang telah mereka kembangkan.” Hawa dingin menjalar ke seluruh tubuh Xochitl. Dia tahu apa yang rekan-rekannya sedang rencanakan. “Di mana kau? Kami akan membuka lubang kecil dari titik 3.5 ke titik 3.7. Jika kami bisa menembusnya, kita bisa menghancurkan garis Timur pertahanan Liberal Arts City seperti reaksi berantai. Setelah kami mengecoh pesawat tempur mereka, kami akan langsung menuju pelabuhan untuk menyerang perahu penyelamat itu. Jika kau bisa bergerak, bergabunglah.” “Tunggu...” Xochitl tanpa sadar mendekati benda spiritual komunikasi itu. Saten dan Mikoto melihat ke arahnya, tapi sepertinya mereka tidak mengerti situasinya. Kemungkinan karena bahasa asing yang dia gunakan. “Orang-orang di atas perahu itu adalah turis dan para pekerja yang tidak ada hubungannya dengan sisi rahasia kota ini. Perahu penyelamat itu tidak punya perlengkapan yang dibutuhkan untuk menyimpan sampelnya!!” “Bagaimana kau bisa yakin tentang itu? Kau sudah memeriksanya?” “Yah...” “Apa yang kau tahu mungkin cuma dari cetak biru saja. Bagaimana kita bisa mempercayai sesuatu seperti itu? Bagaimana kau bisa mengatakan dengan pasti bahwa orang-orang yang membangun fasilitas segila ini tidak menyembunyikan apa pun di atas perahu penyelamat itu? Sejak awal, kau pikir untuk apa kita menghancurkan terowongan kereta motor linear bawah laut dan helipad? ...Kita akan menghancurkan apa saja yang harus dihancurkan di saat yang tepat.” “Tapi semua orang biasa di kota berkumpul di atasnya! Apa kau tidak mengerti? Kapal-kapal itu penuh dengan orang yang tidak tahu apa pun tentang kita, dan tidak tahu bagaimana cara kerja suatu Mixcoatl bahkan jika kau menunjukkannya pada mereka! Kau tidak bisa...!!” “Aku tidak peduli,” kata pria itu memotongnya. “Kita tidak bertarung untuk sesuatu yang sesepele itu.” Transmisi itu segera terputus untuk menandakan ketidakpuasan padanya. Pria itu berkata bahwa tidak perlu mengeluh jika Xochtitl tidak ingin membantu. Dia berkata agar membiarkan mereka melakukan apa pun sesuka hati mereka. Rasa bangga itu sudah jelas dari nada bicaranya. Itu adalah cara bicara biasa bagi seseorang yang menolak untuk mendengarkan. Xochtitl ingin menghentikannya, tapi pria itu memegang posisi yang lebih tinggi darinya di Return of the Winged One. Misi itu adalah suatu misi resmi. Jika dia menghentikannya dengan paksa, dia lah yang akan dihukum. “Sialan!!” umpat Xochitl. Saten melihatnya dengan khawatir dan bertanya apa yang telah terjadi. Xochitl tidak ingin menjawab. Tapi tidak mengatakan apa pun, tidak akan menyelesaikan situasi itu. Xochitl berbicara dalam bahasa Jepang. “Orang-orang dari organisasiku akan menembus pertahanan kota dalam waktu singkat. Mereka telah memutuskan bahwa data riset kota ini disimpan di atas perahu penyelamat yang akan pergi, jadi mereka berniat untuk menenggelamkannya.” “Tungg—“ “Jangan bercanda!!” Mikoto dan Saten sangat terkejut. Ketika Xochitl menjelaskan detilnya, ternyata perahu penyelamat Salmon Red yang akan menjadi target pertama karena lokasinya. Dan lokasi para pasukan Mixcoatl tersebut adalah perahu yang dinaiki Uiharu. Mikoto memegang pundak Xochitl dan meneriakkan suatu pertanyaan padanya. “Mereka itu bagian dari organisasimu, kan!? Tidak bisakah kau menghentikan mereka!?” “Kami mungkin adalah bagian dari organisasi yang sama, tapi mereka lebih tinggi tingkatnya dariku! Jika aku bisa mengatakan sesuatu yang bisa menghentikan mereka, aku pasti telah melakukannya!!” Xochitl pasti sangat kesal karena dia melepaskan tangan Mikoto dan balas meneriakinya. “Mereka tidak peduli apakah data riset itu benar-benar di sana atau tidak. Selama mereka berhasil membunuh orang-orang itu, mereka akan puas. Tidak ada cara untuk membujuk mereka!!” Saten dengan panik berpikir dengan otak amatirnya. “A-a-apa yang harus kita lakukan!? ...Aku tahu! Ayo beritahu para pegawai apa yang sedang terjadi dan caritahu apakah mereka bisa mengirimkan beberapa pesawat tempur untuk—“ “Jika mereka punya pasukan cadangan, mereka pasti telah mengirimkannya! Liberal Arts City sedang melakukan semua yang mereka bisa untuk mempertahankan garis pertahanan di Timur. Dan walaupun mereka sedang berusaha yang terbaik untuk bertahan, orang-orang dari organisasiku berkata bahwa mereka akan membuka suatu lubang!!” “M-Misaka-san...!?” Saten menoleh ke Mikoto dengan mata yang kelihatan seperti bergantung padanya, tapi Mikoto menggelengkan kepalanya. “Aku tidak bisa. Untuk membuat sayap-sayap itu, aku menggunakan molekul air yang melayang di udara, tapi itu sudah mencapai batasnya. Hal yang penting adalah molekul-molekul itu tersebar dengan proporsi tertentu, tapi molekul-molekul itu telah bersatu karena waktu, kini molekul-molekul itu tidak lebih dari sekedar tetesan air biasa. Simpelnya, aku tidak bisa terbang. Dan karena Kuroko sedang pingsan, kita juga tidak bisa menggunakan teleportasinya.” “Tidak...” “Tapi itu bukan berarti aku tidak bisa menggunakan kekuatanku sedikit pun. Paling tidak aku bisa menunggu mereka di pantai, tapi...” “Mixcoatl di laut bisa mencapai kecepatan maksimum sampai Mach 2. Pasukan Mixcoatl itu akan menyerbu dan jika kau menyisakan satu saja, dia akan langsung menuju perahu penyelamat itu.” Xochitl menggertakkan giginya ketika berbicara. “Tentu saja, aku masih menginginkan bantuan darimu. Kau punya cukup kekuatan untuk menembak jatuh satu unit Xiuhcoatl, jadi aku tahu bahwa kau akan berguna, tapi kau saja tidaklah cukup. Walaupun kau menunggu di pantai untuk mengalahkan mereka, masihlah diperlukan satu orang lagi untuk mengurangi jumlah pasukan Mixcoatl di lautan.” “Tapi...” Saten mulai berkata. “Kita tidak punya seorang pun untuk melakukan itu. Kita tidak punya pesawat tempur dan Shirai-san tidak bisa membantu kita. Uiharu dan aku tidak punya kekuatan yang hebat seperti itu juga. Siapa yang akan melawan mereka di lau—?” Suara Saten mengecil. Dia melihat bahwa Xochitl sedang naik kembali ke Mixcoatl-nya yang setengah hancur. “Siapa lagi yang mampu....” “Tunggu!!” teriak Saten pada Xochitl. “Kau dan mereka sama-sama memakai jenis ikan terbang yang sama, kan? Kau tidak sedang mengendarai satu jenis ikan terbang yang sangat hebat, kan!? Kalau begitu, kau akan kalah jumlah!!” Bahkan, Mixcoatl milik Xochitl juga telah tertusuk beberapa potongan kayu tebal ketika melindungi Saten. Saten membayangkan hal buruk apa yang akan terjadi jika Xochitl melawan sejumlah Mixcoatl bersenjata lengkap dalam keadaan seperti itu, tapi dia dengan panik mengenyahkan semua prasangka buruk itu dari kepalanya. Mikoto melihat ke arah Xochitl dan menanyakan sesuatu. “Tidak bisakah aku ikut naik dalam Mixcoatl-mu?” “Tidak,” adalah jawaban cepat dari Xochitl. “Aku bukan seorang partner yang dekat denganmu. Beberapa strategi kerjasama memerlukan kordinasi yang tinggi. Itu tidak akan berhasil antara dua orang yang baru saja membentuk tim. Kita hanya akan ‘menjatuhkan’ satu sama lain dan menghancurkan semuanya. Aku lebih baik bertempur sendirian.” Kemungkinan besar, itu bukan lah apa yang sesungguhnya dia pikirkan. Sebenarnya, Xochitl tidak ingin melibatkan Mikoto lebih jauh dalam pertempurannya. Dia tidak mengatakan itu. Tapi, hanya dengan lihat ekspresinya saja, semua orang pasti tahu bahwa itulah maksud sesungguhnya dari gadis berkulit coklat itu. Mikoto menghela napasnya. Bertengkar karena itu tidak akan membantu sedikit pun. Bagaimanapun juga, Xochitl adalah satu-satunya yang mengoperasikan Mixcoatl. Dia ragu Xochitl akan setuju walaupun dia mencoba memaksanya. “Jika keadaan memburuk di sana, mundur sampai 50 meter dari pantai. Aku bisa membantumu dengan Railgun-ku.” “Misaka-san!! Xochitl juga!?” Saten mulai marah dengan panik pada Mikoto. Dia pasti berpikir bahwa Xochitl akan benar-benar pergi. Xochitl terdiam sejenak dan berbicara pada Mikoto sambil memandang kemudi Mixcoatl. “Bisakah aku memintamu melakukan sesuatu?” “Apa?” “Tolong buat idiot itu pingsan dengan kekuatan listrikmu.” “Xoch—!?” Saten mulai mengatakan sesuatu, tapi Mikoto dengan lembut meletakkan tangannya di bahu gadis itu. Itu adalah suatu gerakan biasa seperti menepuk pundak seseorang untuk membuatnya menoleh. Tapi segera setelahnya, suara percikan terdengar. Mikoto telah mengirimkan arus listrk tegangan tinggi yang diatur dengan hati-hati agar tidak meninggalkan efek jangka panjang pada tubuh manusia. Setelah menerima arus listrik itu, Saten tumbang ke tanah. Mikoto dan Xochitl melihat wajah Saten dengan sedih. Mungkin hanya kebetulan, tapi lengan Saten terjulur ke depannya seakan-akan dia ingin memegang sesuatu. Xochitl memalingkan pandangannya dari Saten seakan sedang berbalik arah, dan kemudian berbicara. “Ayo.” “...Apa kau benar-benar yakin dengan ini?” “Apakah kau perlu dipingsankan juga?” “...Aku tidak cuma berbicara tentang perbedaan kekuatan tempur. Kau akan melawan rekanmu sendiri.” “Jangan buat aku mengatakan hal yang sama dua kali.” Mendengar komentar singkat tapi penuh keyakinan dari Xochitk, Mikoto hanya bisa menghela napas. Dia telah berpikir untuk membuat Xochitl tidak sadarkan diri, tapi dia tidak bisa melakukannya. Xochitl mengoperasikan tutup sisi atas Mixcoatl, menutup kapal yang penuh kerusakan, lantas menuju jalur air di dekatnya. “Aku pergi duluan. Aku tidak bisa memberi jaminan bahwa aku akan mencegat semuanya. Aku tidak punya alasan yang jelas untuk mempercayaimu, tapi aku mengakui bahwa kau memiliki kekuatan yang cukup untuk menembak jatuh senjata terkuat milik kami. Mikoto bahkan tidak sempat mengeluh. Dengan suara menggelegar, Mixcoatl itu melesat sepanjang jalur air dengan kecepatan tinggi. Kapal Xochitl menghilang dari pandangan dalam sekejap ketika dia menuju laut pada jalur air itu. “...” Mikoto hanya berbalik sekali ke arah tubuh pingsan Saten. Tapi Mikoto tidak bisa tetap berada di sana selamanya. Untuk mempersiapkan garis pertahanannya sendiri, dan untuk membangun “atap” demi melindungi Xochitl sampai akhir, Mikoto berlari ke arah pantai.

Xochitl menuju ke arah Timur pantai dengan kecepatan tinggi dalam Mixcoatl rusaknya. Dia tahu bahwa dia akan berhadapan dengan sesama rekannya dari Return of the Winged One, tapi hatinya tidak merasa ragu. Dia bukan memutuskan bahwa Return of the Winged One adalah musuhnya. Niatnya untuk tetap bersama Return of the Winged One sampai mati tidaklah berubah. Tapi hal itu lah yang menjadi alasannya untuk melawan mereka di sana. Karena dia berniat untuk tetap bersama dengan mereka sampai ajal, maka dia berhak untuk bertindak secara egois di sana. Jika dia berakhir dengan dihukum sesuai peraturan organisasi, dia merasa tidak masalah. Jika Return of the Winged One akan mengacuhkan peraturan yang mereka telah buat, dan “termakan” emosi sehingga mengamuk secara tidak rasional, maka dia harus mengecewakan teman-temannya sendiri dengan memberikan perlawanan. (Kurasa aku sudah jadi sedikit sombong jika aku pikir bahwa aku sendirian bisa membawa organisasi ini ke jalur yang benar...) Ketika Xochitl tersenyum kecil, dia menyadari suatu Mixcoatl mendekatinya. Ketegangan memasuki tubuhnya, tapi kemudian dia menyadari bahwa itu bukanlah seorang musuh. Itu adalah rekannya, Tochtli. “Aku menyelinap ke depan, melalui lubang di garis pertahanan musuh seperti diperintahkan oleh atasan kita yang tak tertahankan. Tapi aku juga tidak menyukainya, sama denganmu.” Mixcoatl Tochtli melewati milik Xochitl, sebelum akhirnya melakukan putaran untuk menyamakan arah dengannya. Dia lalu berbaris paralel dengan Xochitl. “Bukankah kau mengarah ke arah yang salah?” “Tidak, ini adalah jalan yang kuambil.” Suara tawa kecil bisa terdengar melalui benda spiritual komunikasi milik Tochtli. Untuk mengatakan itu, dia pasti juga telah menetapkan pikirannya. “Karena aku punya kesialan menjadi temanmu, maka aku akan bersamamu dalam ini.” “Ampun deh, sepertinya kau bisa menemukan orang idiot di mana saja.” Dua suara membelah lautan. Mixcoatl yang berisi para brengsek bisa terlihat di horizon. Xochitl melepaskan “pengaman” misilnya. Itu membuat para pasukan Mixcoatl lainnya terlihat tekejut karena tindakan tiba-tiba yang dilakukan oleh Xochitl dan Tochtli. “...Aku mengerti. Kalau begitu aku tidak punya alasan untuk menahan diri!!” “Tentu saja tidak. Aku juga serius!!” Pertarungan terakhir dimulai. Sejumlah Mixcoatl berpapasan dan ledakan terus-terusan terdengar.

Ketika Saten sadar dari pingsannya, dia hanya bisa melihat ke laut, tapi Misaka Mikoto bahkan tidak perlu melawan satu pun Mixcoatl ketika dia berdiri sambil menunggu di pantai. Xochitl telah mengatakan bahwa dia tidak bisa memberi jaminan bahwa dia bisa mencegat semuanya, tapi pada akhirnya, dia tidak membiarkan satu pun lewat. Setelah pertempuran itu, Xochitl pergi melewati horizon bersama teman-teman yang telah bertarung bersamanya. Administrasi Liberal Arts City telah hancur. Sepertinya, pengumuman resmi mengatakan bahwa kota itu telah diserang oleh pasukan gerilya khusus yang bertempur dengan menggunakan pesawat tempur murahan dari zaman dulu. Publik umum diberitahu bahwa markas pasukan gerilya itu telah diserbu oleh pasukan khusus, tapi Saten merasa bahwa itu adalah kebohongan. Dia bahkan merasa bahwa adanya markas gerilya itu adalah suatu kebohongan. Tentu saja, cerita itu tidak cocok dengan semua informasi dari saksi mata, tapi itu sepertinya dijelaskan sebagai tipe histeria massal mirip seperti penglihatan UFO. Ketika mereka pergi dengan salah satu perahu penyelamat Salmon Red, sutradara bernama Beverly kelihatannya sedang berpikir tentang berbagai hal. Tapi akhirnya, dia berkata bahwa dia telah memutuskan untuk membuat suatu film romantis. Sepertinya, dia akan meninggalkan Hollywood dan bekerja di Eropa. Tamasya berskala besar itu terpaksa dihentikan lebih cepat dari jadwal, jadi Saten dan yang lainnya kini sedang berada di atas pesawat untuk kembali pulang. Samudra Pasifik yang biru bisa terlihat melalui jendela. Saten bisa memandang suatu titik di lautan yang kelihatan hampir seperti noda. Apakah itu adalah pulau buatan Liberal Arts City yang sedang dihancurkan dengan bantuan Academy City? Menurut Mikoto, Academy City telah mendanai penghancuran Liberal Arts City agar mereka bisa memastikan bahwa hasil riset kota itu benar-benar dimusnahkan. Tapi Saten tidak terlalu peduli tentang itu. Normalnya, dia harusnya sangat senang karena hal yang memaksa Xochitl dan rekannya terlibat dalam suatu pertarungan tidak berguna, sekarang telah dihancurkan. Tapi Saten tidak tertarik dengan pertempuran itu sendiri. Dia tidak bisa bergembira ketika dia tidak tahu ke mana Xochitl pergi. Apa yang akan Xochitl lakukan setelah dia menentang organisasinya sendiri? “Xochitl...” Saten bergumam sambil memandang keluar jendela. Kenapa dia meminta Mikoto untuk membuatnya pingsan seperti itu? Apakah dia telah memutuskan bahwa tidak ada harganya mendengar kata-kata seorang amatir yang tidak berguna dalam pertempuran? Apakah Xochitl benar-benar merasa bahwa perkataan Saten hanya mengganggu? Ketika dia menanyakan Mikoto tentang itu, mungkin itu hanyalah suatu luapan kemarahan. Bagaimana pun juga, gadis yang duduk di sebelahnya adalah orang yang membuatnya pingsan. “Bukan.” Tapi Mikoto hanya menggelengkan kepalanya setelah mendengar apa yang Saten tanyakan. “Gadis itu mendengar apa yang kau katakan, Saten-san.” “Tapi dia bahkan tidak membiarkanku menyelesaikan omonganku. Dia memintamu untuk secara paksa menghentikan kalimatku, Misaka-san.” “Tidak sesederhana itu. Xochitl tidak bisa membiarkan dirinya sendiri mendengarkan lebih banyak perkataanmu. Kata-katamu membuat suatu pertentangan pada kondisi mentalnya, apakah dia harus pergi untuk bertarung ataukah tidak. Dia sebenarnya sangat senang karena perkataanmu.” “...” Setelah mendengar itu, Saten terdiam sejenak. Xochitl sebenarnya tidak berbicara seperti itu pada Mikoto, dan mungkin saja itu hanyalah kebohongan untuk membuat Saten merasa lebih baik. Tapi Saten merasa bahwa itu adalah kebenarannya. Kemungkinan besar, Mikoto merasakan sejenis ikatan dengan Xochitl yang berbeda dengan apa yang Saten rasakan. Itulah kenapa Mikoto tahu hal-hal yang Saten tidak ketahui, dan tidak tahu hal-hal yang hanya Saten ketahui. “Ngomong-ngomong, apa yang akan kau katakan jika aku tidak membuatmu pingsan?” Saten menjawab pertanyaan Mikoto dengan jujur. Segera setelahnya, entah kenapa Mikoto mulai tertawa terbahak-bahak. “Tunggu, kenapa kau tertawa?” “Oh, maaf, maaf, maaf! Tapi Saten-san...kurasa Xochitl benar. Jika dia mendengarmu mengatakan itu, bahkan aku pun tidak akan protes kalau dia berhenti di sana.” Saten menggembungkan pipinya dan berpaling dari Mikoto yang terus tertawa. Dia melihat keluar jendela, dan mengatakan sekali lagi apa yang ingin dia katakan saat itu, tapi kali ini hanya dalam pikirannya.

Di tempat yang tidak diketahui di saat yang tidak diketahui, dua gadis berjalan pada jalan panjang yang disinari cukup cahaya. Tangan mereka diikat di depan oleh borgol yang kelihatan seperti papan kayu dengan lubang di atasnya. Kedua gadis itu saling membicarakan sesuatu dengan suara pelan, sembari berjalan bersampingan. Sepertinya, mereka saling bertukar lelucon. Pundak salah satu gadis bergoyang karena tertawa, tapi gadis satunya tidak bereaksi. Akhirnya, mereka berhenti. Mereka tidak keluar ke suatu area besar, dan bukan berhenti di depan suatu pintu besar. Bagi orang yang melihatnya, sepertinya mereka cuma berhenti pada satu titik di tengah jalan yang sangat panjang. Tapi, titik itu mempunyai arti penting untuk gadis-gadis...bukan, untuk organisasi para gadis itu. Suatu suara bergema entah dari mana. Suatu suara aneh seperti gaungan, dan tidak ada sumbernya. “Boleh kita mulai?” Walaupun ditanya, tidak ada waktu yang diberikan pada gadis-gadis itu untuk menjawab. Dinding di kanan dan kiri jalan itu bergerak keluar. Area yang tadinya kelihatan seperti jalan biasa, kini berubah menjadi ruang besar. Dindingnya tidak bergerak dengan laju yang seragam. Jaraknya bergerak ke belakang, seakan-akan pergerakannya diatur dalam tingkatan-tingkatan tertentu. Dan area itu pun membuka seperti tangga raksasa. Tangga batu tak berujung membuka di kedua sisi. Mirip seperti suatu aula mengajar pada universitas. Akhirnya, sekumpulan bayangan muncul di atas “tangga”. Pria-wanita, tua-muda, semuanya memakai baju suku yang berbeda. Masing-masing dari mereka terus berjalan ke tempat yang telah ditentukan, dan duduk dengan perlahan. Kedua gadis itu berdiri tegak sekali lagi. Salah satu dari mereka menggumamkan sesuatu, dan yang satunya menghela napas karena jengkel. “Kalian berdua kelihatan tenang.” Kedua gadis itu tidak merespon suara tersebut. Kedua teman lama itu hanya bertukar kata-kata seperti berikut: “Sekarang, aku penasaran hukuman seperti apa yang akan kita dapatkan, Xochitl.” “Tochtli, aku tahu bahwa semua ini gila, tapi paling tidak cobalah untuk terlihat seperti menanggapinya dengan serius.”