Tokyo Ravens:Volume 10 Chapter 02

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Chapter 2 - Visitors[edit]

Part 1[edit]

Aula tempat berkumpul di Kuil Seishuku merupakan sebuah tempat yang sangat luas.

Itu adalah bangunan kayu yang datar.

Halaman ruang pertemuan memliiki kuota hingga seratus orang.

Tiga orang yang datang untuk mengunjungi biara. Mereka adalah utusan dari Badan Onmyou. Lima orang lainnya adalah para pemimpin biara, tapi mereka terbagi menjadi dua sisi.

"Kami sampai pada kesimpulan ini sejak lama"

Salah satu dari tiga biarawan mengatakan hal ini. Meskipun ia sudah setengah baya, ia masih arogan memandang rendah orang lain.

"Kenapa kau tidak menghadapi kenyataan?"

Para pria scholarly mengatakan hal ini, tanpa rasa takut menatap para biarawan. Wanita berkacamata disampingnya mengangguk setuju sambil diam tak berkata apa-apa.

"Apakah tidak ada kesempatan lain selain lain?"

"Konyol! Biara ini bahkan tidak menerima otoritas mereka"

"Ini tidak ada hubungannya dengan sejarah. Yang penting adalah sekarang dan masa depan!"

"Masa lalu dan masa depan dan masa depan semua sama. Biara ini tidak pernah berubah sejak zaman dulu. Tidak peduli bagaimana dunia ini berubah."

"Tidak, biara hanya mampu bertahan hingga hari ini karena terus berubah! Bahkan jika ini adalah perubahan besar yang belum pernah terjadi sebelumnya, tidak perlu menjadi begitu takut bergerak maju!"

"Kata-katamu tidak ada artinya. Tidak perlu berbasa basi dengan anda lagi"

"...."

Salah satu utusan Badan Onmyou tanpa berekspresi, yang lain menyembunyikan senyum dingin, dan yang lainnya mengerutkan kening sambil menatap para pemimpin biara.

Tapi kepala biksu juga menatap ke arah mereka.

"Saya telah menunjukkan Anda sesuatu yang memalukan."

"Jangan khawatir, Jangan khawatir"

"Kami tidak mengatakan bahwa Anda harus memiliki jawaban sekarang. Kami baru saja datang untuk membawa proposal ke biara Anda"

"Oh begitu. Tapi itu akan sama saja tidak peduli berapa kali anda datang. Saya khawatir bahwa kita tidak akan mempu melakukan seperti yang anda inginkan"

"Imam Jougen!"

Pria scholarly berteriak. Tapi kepala biksu bahkan tidak lagi memandangnya.

"Ini agak terlambat. Untuk saat ini, para bhikhu kami akan mempersiapkan perumahan bagi anda semua malam ini. Tapi harap berhati-hati agar tidak mengganggu latihan kami"

Dia santai pergi dengan dua biarawan lain dengan jubahnya berkibar.

Pria scholarly dan wanita berdiri di sampingnya kesal menatap punggung para biarawan.

Tak lama kemudian, pemandu datang untuk mengantarkan mereka ke kamar mereka.

"Mereka benar-benar berantakan"

Yuge Mari mengungkapkan perasaannnya di ruang tempat tinggal mereka. Dia tidak menyembunyikan nada kekesalan dia, karena hanya ada rekan-rekannya di ruang tsb.

Yuge adalah Exorcist Independen milik Onmyou Agency Exorcist Bureau.

Dia adalah seorang Onmyouji National First-Class, serta salah satu dari apa yang disebut 'Twelve Divine Generals'. Meskipun ia adalah seorang pengguna penghalang tingkat pertama dengan julukan aneh 'Binding Princess', ia bahkan pergi ke daerah pedalaman karena perintah tentang 'misi khusus'.

Desain tempat tinggal tsb hampir sama dengan hotel pedesaan. Meskipun untungnya ada listrik, tapi tidak ada pemanas, dan dinginnya gunung terasa masuk ke dalam ruangan.

Karena pekerjaan, Yuge hampir tidak pernah meninggalkan Tokyo. Ini mungkin bukan hal buruk untuk melakukan perjalanan yang dianggap sebagai sebuah kesempatan untuk bepergian (travelling).

"Kalau dipikir-pikir, ada listrik di sini. Tapi aku tidak ingat melihat sesuatu seperti kabel listrik di sepanjang jalan gunung menuju sini kan?"

"....Ada di gunung sebelah terdapat saluran transmisi. Listrik ini diambil dari sana"

Orang yang menjawab pertanyaan Yuge adalah seorang pria yang duduk dan sambil membaca buku.

Dia berusia sekitar empat puluh tahunan.

Dia tinggi dan ramping, berpakaian rapi dalam setelan double-breasted double-breasted. Meskipun ia berbicara dengan lancar, tapi nadanya lirih. Dia terdengar seperti ia sengaja menekan nadanya, atau lebih tepatnya seperti dia murni berbicara secara lugas.

Meskipun ia milik departemen yang berbeda dari Yuge, ia juga senpai nya di Biro Exorcist. Dia adalah Special Senser of the Intelligence Department, Miyoshi Tougo. Dia juga National First-Class Onmyouji.

"Petugas Miyoshi, apakah anda akrab dengan biara ini?"

"Ini pertama kalinya saya di sini. Sama seperti anda. Meskipun aku mendengar desas desus sebelumnya"

"tempat ini adalah tempat yang cukup aneh. Sepertinya sebuah biara besar dan mengesankan. Tapi aku tidak pernah terpikir bahwa cara hidup kuno seperti ini akan mampu bertahan sampai sekarang"

"Oh begitu. Baiklah, ada listrik dan air di sini, dan anda pun bahkan bisa mendapatkan sinyal telepon. Bukan hal yang mengejutkan kan?"

"Benarkah?"

"Udara yang sangat segar juga. Memiliki perasaan tenang berada jauh dari kebisingan kota dan peradaban yang cukup merepotkan"

"....Hah"

Wilayah puncak gunung dari Kuil Seishuku tertutup oleh penghalang raksasa. Itu mungkin sudah merupakan sihir skala besar. Mungkin ruang pertemuan digunakan sebagai 'lapangan praktek sihir'. Lebih penting lagi, sebagian besar orang di daerah ini merupakan pengguna sihir kelas atas (first-class).

"Kalau dipikir-pikir itu, dari sekte mana biara ini berasal? Vajrayana? atau Shungendo?"

"Neopaganism"

"Eh?"

"Lebih tepatnya, ini adalah Kuil Shingon Seishuku. Seperti namanya, itu awalnya cabang milik Shingon,. Dengan kata lain, ini adalah Shingon neopaganist. tempat ini bagaikan rumah mereka di gunung"

Mata Yuge melebar karena terkejut. Tapi Miyoshi terus membaca bukunya.

"Oleh karena itu, penampilan dari biara ini sangat mirip dengan Shingonism."

"Nampaknya biara ini memiliki sejarah yang sangat panjang..."

"Kuil ini sudah ada di sini sejak dahulu kala. Namun, entah apakah itu sudah di sini selama ratusan tahun."

"....Oh begitu..."

Yuge juga tahu bahwa Kuil gelap ini terkait dengan komunitas penyihir. Selain itu, Yuge juga tahu bahwa pada kenyataannya kuil gelap ini merupakan tempat yang menerima para praktisi yang tidak bisa tinggal di masyarakat biasa karena berbagai alasan.

Saat itu, Miyoshi dan Yuge terdiam.

Kemudian,

"....Petugas Miyoshi. Apakah anda tahu tentang 'kekuatan tempur' nya?

yang berkata itu adalah pemuda yang telah diam hingga kini yang tiba-tiba menanyakan hal ini. Yuge lalu meliriknya.

Pemudia itu berdiri sedikit lebih jauh dari mereka berdua.

Dia adalah seorang pria muda. Dia memiliki penampilan yang tampan. Tapi yang lebih penting dari itu adalah tatapannya yang dingin.

Seingat Yuge bahwa ia hanya beruisa sembilan belas tahun. Meskipun ia mengenakan jas seperti Miyoshi, apa yang ia kenakan hanya setelan single-breasted. Dan dia sudah melonggarkan dasinya.

Yamashiro Hayato. Dia adalah seorang pemuda National First-Class Onmyouji yang telah memperoleh kualifikasi 'Onmyou First-Class' musim semi ini.

Tokyo Ravens Volume 10-077.jpg

"Tolong beritahu saya, saya dengarkan pendapat anda. Karena mungkin informasi tsb berguna di kemudian hari"

Kata-kata Yamashiro yang sangat sopan.

Bahkan ketika ditanya Yamashiro itu, Miyoshi tetap membaca buku.

"Yuge-shi, Anda memiliki pekerjaan yang harus dilakukan"

"Eh? ....ah, ya"

Yuge menyadari maksud Miyoshi pada saat melihat menunjuk ke telinganya dengan jari telunjuknya. Dia memasang penghalang di sekitar mereka.

Tindakan ini untuk menghindari tindakan menguping dari luar.

Pada saat itu, Miyoshi masih belum mengangkat kepalanya dari bukunya sejenak.

"Ada empat puluh dua orang di sekitar sini selain kita. Diantara mereka, ada tiga puluh sembilan yang diidentifikasi sebagai praktisi. Meskipun ada beberapa shikigami, aku tidak bisa mendapatkan angkat yang akurat."

Dia melaporkan seperti itu.

Jantung Yuge berdetak kencang ketika ia mendengar kata-kata Special Senser.

Spirit Senser cenderung merupakan kemampuan bawaan atau dengan kata lain bakat sejak lahir. Lebih penting lagi, ia adalah seorang Spirit Senser yang telah memperoleh kualifikasi 'First-Class Onmyou', yang dikenal sebagai Special Senser.

Hanya ada tiga tiga Special Senser di Twelve Divine Generals yang telah memperoleh kualifikasi 'First-Class Onmyou'. Diantara ketiga itu tidak diragukan lagi Miyoshi dengan julukan 'Divine Eye' merupakan yang terbaik diantara mereka di kualifikasi dan kekuasaan.

"Sekitar empat puluh praktisi.... Meskipun mereka masih dalam tahap pelatihan, akan sangat merepotkan jika mereka berkelompok bersama"

Yamashiro adalah seorang Mystical Investigator yang ditugaskan Onmyou Agency Mystical Crime Investigation Department setelah ia menjadi First-Class Onmyouji. Meskipun Yamashiro tidak memiliki kemampuan khusus seperti Miyoshi, ia juga tidak memiliki kekuatan spiritual yang kuat atau teknik khusus seperti Yuge. Sebenarnya ia diperlakukan sebagai pemimpin masa depan yang menjanjikan oleh petinggi Badan Onmyou.

Tapi,

"Ada juga beberapa orang yang lahir di kuil-kuil independen seperti Kuil Seishuku di Badan Onmyou. Mereka banyak terdapat di Biro Exorcist. Petugas Independen Miyachi adalah salah satu dari mereka. Orang yang lebih baru lagi, Petugas Independen Kagami juga."

"Eh? Direktur adalah orang semacam itu?"

"Oh, kau tidak tahu?"

Dia tidak pernah memikirkan hal itu.

"Dalam hal ini, mengapa Direktur Miyachi mengirim saya sebagai utusan? Bukankah tempat ini seperti kampung halaman bagi Direktur, lalu?"

"ini hanya untuk pengiriman proposal."

Miyoshi menjawab lugas. Tapi sebenarnya, dia tidak terlalu yakin mengapa atau lebih tepatnya, ia tidak merasa berkepentingan tentang hal itu sama sekali.

Meski begitu, masih menjengkelkan. Yuge mengerutkan keningnya.

"Ogre Eater, berasal dari sebuah kuil gelap..."

Setelah sadar bergumam seperti itu, Yamashiro segera kembali ke akal sehatnya. Ia tampak lebih serius dari sebelumnya.

".....Jika benar-benar ada seorang praktisi pada tingkat Direktur di sini. Apakah ada orang dengna tingkat semacam itu di Kuil Seishuku saat ini?"

"Aku tidak terlalu yakin tentang tingkat keterampilan mereka. Tapi yang jelas, beberapa ajari yang kita temui hingga sekarang memiliki kekuatan spiritual. Masing-masing memiliki kekuatan spiritual yang bahkan exorcist biasa tidak akan bisa menyetarainya. Terutama pria bernama Jougen. Meskipun ia mungkin tidak berada di tingkat Miyachi-shi, setidaknya dia jauh lebih unggul dari kita. Tentu saja, perbandingan tsb hanya sebatas pada kekuatan spiritual"

Yuge menjadi terdiam setelah mendengar pendapat Miyoshi itu.

Memang, ia merasa bahwa semua pemimpin biara yang berkumpul di aula pertemuan adalah praktisi yang luar biasa. Tapi exorcist sudah dianggap elit bahkan diantara para profesional Onmyouji. Sebuah pernyataan seperti itu bahwa beberapa exorcist tidak mampu untuk menyetarai masih sulit dipercayai. Meskipun keunggulan seorang praktisi tidak bisa diukura oleh kekuatan atau kelemahan dari kekuaran spiritual, tapi itu fakta bahwa kekuatan spiritual memiliki peran yang sangat penting dalam pertempuran sihir.

"Tapi ini adalah rumah mereka. Ada banyak kemungkinan yang bisa mereka lakukan, seperti menyelinap dengan serangan dadakan sementara kita sedang tidur atau membakar tempat kita berada. Ya, ada juga kemungkinan pembunuhan dengan racun. Selain itu, ada...."

"Hei, Petugas, Jangan mengatakan hal-hal seperti itu."

Yuge memasang wajah pahit terhadap Miyoshi.

Lalu tiba, tiba Miyoshi mengangkat kepalanya dari buku dan melihat ke arah Yamashiro.

"Dalam situasi apapun, misi ini adalah untuk 'membujuk' Kuil Seishuku. Bahkan jika kita tidak bisa meyakinkan mereka, kita tidak perlu untuk bertingkah sembrono"

Yamashiro tidak menjawab ya atau tidak. Tapi dia membalas dengan senyuman.

"Aku akan pergi berjalan-jalan"

"Yamashiro"

"Saya tahu"

Yuge mendesah. Anak-anak muda hari ini. Yuge langsung menggeleng cemas.

".....Sepertinya Yamashiro-shi adalah anak didik keluarga Kurahashi"

Miyoshi bergumam dengan kalimat itu. Pada saat yang sama, tatapannya masih ditujukan ke arah Yamashiro yang telah meninggalkan ruangan.

"Dia dibawa ke dalam pengayoman keluarga Kurahashi selama masa anak-anak dan bahkan menerima bimbingan pribadi dari Kepala Kurahashi untuk sementara waktu"

"Aku mendengar gosip seperti itu juga. Nah, parah petinggi berharap banyak dari dia kan?"

"...Sebenarnya, apa yang anda pikirkan, petugas Miyoshi apakah anda berpikir Kuil Seishuku akan menerima usulan Badan Onmyou?"

"Ah, aku tidak yakin"

"Tetapi situasi akan berubah dengan adanya reformasi hukum Badan Onmyou. Badan Onmyou tidak akan terus-terusan membiarkan kuil gelap. Dan jika biara terus menolak seperti ini, maka kita akan terpaksa serius bersaing dengan mereka. Biara tidak memiliki kesempatan untuk menang tidak peduli bagaimana jika hal-hal terjadi seperti itu"

Proposal yang Yuge dan yang lainnya buat untuk Kuil Seishuku kali ini adalah kontrak untuk membuat Kuil Seishuku menjadi resmi 'praktik di lapangan' untuk Badan Onmyou. Tentu saja, itu adalah strategi untuk mengubah Kuil Seishuku menjadi sebuah divisi dari Badan Onmyou.

Tapi itu memang memiliki perlindungan bagi orang-orang biara. Orang-orang dengan kekuatan akan diberikan kualifikasi sebagai Onmyouji.

Tapi pendapat Miyoshi itu sedikit berbeda.

"Bahkan di depan masalah hidup dan mati, orang tidak pernah bisa membuat penilaian yang obyektif dan tidak memihak."

Dalam situasi ini, selanjutnya adalah...

".....Apa yang anda rencanakan untuk dari sekarang?"

"Oh, apa yang anda maksud, mulai dari sekarang?"

"Urusan 'Tsuchimikado'. Kapan kita akan bergerak?"

"......"

Miyoshi berhenti membaca bukunya, mengangkat kepalanya.

"....Eh? Eh? Petugas Miyoshi? Mungkinkah anda lupa..."

"Tidak mungkin. Aku ingat dengan sangat jelas"

Yuge merasa jengkel.

"Dalam hal ini, mengapa kau tidak membawa topik ini dari awal pertemuan kita sebelumnya?"

"Nah, bukankah sudah jelas? Itu karena bukan waktunya untuk berbicara tentang topik itu."

Yuge dan yang lainnya memiliki misi lain saat ini selain menyampaikan proposal Badan Onmyou ke Kuil Seishuku.

Itu tentang informasi yang kumpulkan tentang Tsuchimikado Harutora.

Tsuchimikado Harutora adalah seorang anak yang terlahir dalam keluarga cabang Tsuchimikado, keluarga Onmyoudou yang terkenal. Awalnya dia telah menjadi Onmyouji belajar di lembaga pelatihan Onmyou Academy Onmyouji atau dengan kata lain hanya berstatus pelajar.

Tapi, musim panas lalu, setelah peristiwa tertentu, dia tiba-tiba mengangkat spanduk perlawanan terhadap Badan Onmyou.

Da telah memulai keributan di gedung lembaga tempat ia berada dalam tahanan, dan kemudian menghilang. Setelah itu, ia telah menyebabkan berbagai insiden dan menentang Badan Onmyou di Tokyo. Selain itu, ia dicurigai casting sihir terlarang tidak lama setelah ia menghilang. Segera setelah itu muncul gosip yang memperlakukan dia sebagai teroris.

Sebenarnya, itu adalah tugas pihak para Mystical Investigator untuk melacak keberadaannya.

Tapi selain Mystical Investigator, bahkan seluruh dunia sihir, juga harus memperhatikan Tsuchimikado Harutora karena masalah tertentu.

Rumor bahwa Tsuchimikado Harutora adalah reinkarnasi Tsuchimikado Yakou telah menyebar di mana-mana seolah-olah itulah faktanya.

Selain itu, bahkan lebih buruk lagi, kepercayaan orang-orang terhadap rumor ini adalah 'sangat kuat'.

Sebagai contoh, insiden pada musim panas tahun lalu yang teluh menjadi pemicu bagi hilangnya Harutora itu. Penyebab insiden itu adalah penggunaan Jubah Raven (Raven's Wing) yang telah sebelumnya telah ditetapkan sebagai alat sihir terlarang. Hal itu juga dikatakan seorang pelajar tsb telah berubah begitu drastis setelah ia menggunakan Jubah Raven. Tapi Jubah Raven awalnya alat sihir yang diciptakan oleh Yakou. Tsuchimikado Harutora telah terbangun menjadi Tsuchimikado Yakou karena efek dari Jubah Raven.

Lebih penting lagi, masalah yang lebih besar adalah bahwa setelah kepergiannya tahun lalu, Tsuchimikado Harutora muncul di depan pintu Agen Onmyou dan pada saat itu dua shikigami lainnya telah dikonfirmasi menjadi timnya.

Mereka adalah dua shikigami legendaris yang Yakou pernah kontrol, Hishamaru dan Kakugyouki.

Fakta bahwa Tsuchimikado Harutora telah membawa sekitar dua shikigami yang kuat, itu memperkuat rumor bahwa ia adalah reinkarnasi Yakou.

Rumor bahwa Tsuchimikado Yakou akan menjelma pada suatu garis keturunan sudah menjebar selama sepuluh tahun. Meskipun Mystical Investigator telah membersihkan Twin-Horned Syndicate, rumor seputar reinkarnasi Yakou itu masih belum lenyap.

Tsuchimikado Harutora itu saat ini terus menghindari pengejaran Mystical Investigator.

Dan Kuil Seishuku ini, komunitas sihir bawah tanah, adalah tempat berkumpulnya suatu informasi. Itu sangat mungkin bahwa mereka bisa mengambil petunjuk terkait pelarian Tsuchimikado Harutora.

Ini merupakan misi lain yang Tuge dan anggota lain telah tugaskan.

"Nah, misi ini hanya insidental, Petugas Miyoshi, aku akan mendapatkan masalah jika anda tidak melakukan pekerjaan dengan benar sebagai perwakilan kami"

"Itu sebabnya saya katakan, saya tidak lupa. Pertama, ini bukan sesuatu yang kita dapat minta dengan mudah. Karena itu topik sensitif. Kita perlu waspada mengamati situasi dengan memperhatikan sikap pihak lain"

"Kenapa?"

"Apakah itu perlu penjelasan? Karena kuil gelap terhubung ke Yakou"

Mengingat apa yang telah terjadi sebelumnya, dia benar-benar sulit mempercayainya. Yuge menatapnya diam-diam.

"Yuge-shi, berapa banyak yang anda ketahui tentang dewa utama Kuil Seishuku?"

"Saya tidak tahu banyak.... Anda mengatakan bahwa itu Yakou kan?"

"Meskipun jawabanmu itu tdk benar, jawaban itu tidak terlalu jauh"

"Jangan bercanda"

"...Aku tidak bercanda dengan anda. Bahkan dewa utama di kuil adalah dewa penjaga sihir, Myouken Bodhisattva. Meskipun ia disebut seorang bodhisattva, dia sebenarnya seorang dewa dan juga disebut Dewa bintang Utara"

"Saya tidak tahu banyak. Myouken bodhisattva disebut dewa dari Bintang Utara"

Yuge menutup mulutnya.

Tsuchimikado Yakou disebut 'Raja Bintang Utara' oleh para penyembahnya.

"....Bukankah itu hanya kebetulan? Bukankah kuil gelap memiliki ratusan tahun sejarah, sehingga lebih kuno dari Yakou?

"Gunung Kuil Seishuku pada awalnya disebut Gunung Bintang Utara. Ini tak diragukan bahwa itu dipandang sebagai tempat memuja Bodhisattva Myouken sejak zaman kuno"

"....!"

Meskipun sikap Miyoshi itu seperti biasa, dia tidak seperti sedang berbohong.

"Bukankah sudah aku katakan? Yakou terhubung dengan biara ini."

"Yakou itu?"

"Ya. Aku sudah mengatakan sebelumnya"

Dalam hal ini, sulit membayangkan bahwa Yakou, yang telah mendirikan sebuah sistem sihir telah berhubungan dengan kuil gelap di mana berbagai macam praktisi berkumpul.

Jika apa yang Miyoshi katakan itu benar, maka itu mungkin saja bahwa Kuil Seishuku berada di 'faksi Yakou'. Tsuchimikadou Harutora, yang dipandang sebagai reinkarnasi Yakou itu, saat ini sedang berperang melawan Badan Onmyou.


Part 2[edit]

Akino, yang telah diberitahu untuk menjaga Hokuto, telah tinggal bersamanya selama waktu istirahat.

Tempat Akino biasanya tidur adalah daerah perumahan biara. Meskipun ada kamar lain untuk perempuan, Akino dan dua senior muda tinggal bersama di ruangan enam tatami.

Tapi dua senior bereaksi negatif terhadap Akino.

"Tempat ini terlalu sempit untuk ditinggali empat orang"

"Apa yang Tadanori lakukan?"

Mereka tidak punya pilihan jika itu adalah instruksi dari atasan.

Akibatnya, Hokuto hanya bisa tidur di ruang penyimpanan malam ini.

"Meski begitu, kamu tidak perlu menemaniku Akino"

"T-Tapi, aku tidak bisa membujuk para senior, dan saya diminta untuk menjaga Hokuto"

Akino berbicara gugup ke Hokuto.

Cahaya kecil lilin menerangi ruang tidur dan dua gadis di dalamnya.

"Maaf membuatmu repot"

"Ehh? Tidak, itu tidak seperti itu! ini bukan kesalahan Hokuto. Jangan khawatir. Aku tidak pernah benar-benar benci ruangan ini. Bahkan ketika saya sendirian, kadang saya akan datang ke sini untuk tidur."

"Eh? Kenapa?"

"Um... Yah, seperti karena hal-hal tertentu telah terjadi..."

Untuk lebih spesifik, maksudnya 'hal-hal tertentu sebenarnya adalah ketika seniornya memarahinya, tapi terlalu memalukan untuk diceritakan kepada pendatang baru Hokuto. Lensa kacamatanya mencerminkan cahaya lilin, dan Akino berusaha menghentikan obrolan tentang itu sambil mengatakan "Tidak perlu khawatir!"

"Sebenarnya, aku seharusnya menjadi orang yang meminta maaf. Ini hari pertama kamu setelah memasuki biara dan saya membuatmu mengalami hal semacam ini...."

"Itu bukan salah Akino"

"Um, apakah kamu mengetahui siapa The Twelve Divine Generals Badan Onmyou yang datang kemari?"

"Ya. Dari apa yang saya dengar, sepertinya salah satu dari mereka adalah Specialist Senser. Yang lainnya adalah seorang wanita Petugasa Independen Yuge. Yang terakhir adalah orang yang hanya menjadi Onmyouji National First-class baru-baru ini."

"Oh iya, kita harus bangun jam empat pagi besok."

Meskipun Hokuto mengangguk setelah mendengar kata-kata Akino itu, Akino tidak bisa melihat ekspresinya dengan jelas karena tempat itu terlalu gelap.

"Aku merasa beruntung bahwa Akino adalah orang yang pertama saya temui ketika saya datang kesini. Terima kasih"

Untuk sesaat, Akino tidak bisa menjawab. Pipinya hanya memanas.

Kemudian ia menunduk lagi.

Itu juga keberuntungan bahwa Hokuto telah menjadi pendatang baru yang datang ke Vihara. Akino mengangkat kepalanya dengan blush.

Hokuto tiba-tiba membeku.

"Um" Akino menatap Hokuto. Hokuto juga menatap Akino.... Tapi tatapan mereka tidak saling bertemu. Hokuto menatap kepala Akino dengan kaget.

Dia menatap.

"Ah! Eehh! J-Jangan lihat!"

Meskipun dia panik mengangkat tangannya, ia sudah terlambat. Ujung-ujung jaringan menyentuh dan merasakannya. Telinga. Telinga kelinci yang keluar. Itu tampak seperti telinga tersebut muncul karena emosinya sudah terlalu kuat.

Akino terus mengangkat tangannya dengan ekspresi hampir menangis dan kurang mampu menutupi telinganya seperti itu.

Di sisi lain, Hokuto masih menatap Akino dan telinganya.

Telinganya bergerak-gerak. Meskipun ia tidak sengaja, telinganya bergerak sendiri. Seolah-olah mengungkapkan perasaan Akino.

Kemudian mata Hokuto melebar

"....Jadi..."

"....!?"

"Sangat lucu...."

".....Eh?"

Telinga Akino bereaksi tajam.

Hokuto terus menatap tajam pada telinga Akino dengan tatapan serius, dan kemudian berkedip.

"Meskipun telinga Kon juga sangat lucu... Mereka cukup ekspresif... Ah, mereka bergerak lagi"

"...Kon?"

Meskipun Akino diam-diam bertanya kembali, Hokuto tidak menyadarinya.

"Itu benar-benar.... sangat lucu"

"...."

"Dapatkah aku menyentuhnya?"

"Ueeeh!?"

"Ah, tidak apa-apa jika kamu menginginkannya"

Akino ragu-ragi, sangat memerah, dan akhirnya menurunkan kepalanya.

Hokuto dengan lembut mengulurkan tangannya.

Ujung jarinya menyentuh. Akino menutup matanya dengan "ah". Perasaan yang tak terbayangkan dari telinganya ketika disentuh. Meskipun dia tidak bisa mengontrol telinganya bergerak, Hokuto terus membelai telinga kelincinya dengan jari-jari yang ramping. Seolah-olah dia sedang kecanduan perasaan lembut bulu itu.

"So cute... Bagaimana aku harus mengungkapkannya? Mereka(telinga kelinci tsb) merupakan refleksi dari kepribadian Akino kan?"

"A-apa artinya?"

"Bukankah Akino-san berperilaku seperti kelinci dalam beberapa hal?"

"Ehh?"

"Kau takut di depan orang tapi kau juga pelahap, dan kamu sedikit panik tapi tiba-tiba santai"

"Ah, itu yang kamu maksud" Dia tidak bisa menyangkalnya. Pada akhirnya, telinganya jatuh ke bawah lesu. Berpikir bahwa dia tidak bahagia, Hokuto mengatakan "Ah, maaf" sambil buru-buru menarik tangannya

"Itu benar-benar sangat lucu dan cocok untukmu. Juga mereka sangat cantik. Bulu mereka lebih dari perak keputihan"

Hokuto tidak hanya bersikap sopan. Meskipun dia menyadari hal ini, Akino masih memiliki perasaan yang kompleks. Ini adalah perasaan kompleks rendah dirinya.

"Mengapa kamu biasanya menyembunyikan mereka?"

"Karena... itu mengerikan untuk memiliki hal-hal ini di kepala saya. Karena setiap orang menganggap saya sebagai idiot..."

"Mengerikan?"

Hokuto menanggapi dengan wajah terkejut.

Tapi,

"Aku benar-benar menyukai telinga Akino"

"...."

Tertegun, Akino membenamkan wajahnya ke lutuhnya. Dia mati-matian berusaha menyembunyikan ekspresinya seperti itu. Sebaliknya, telinga kelinci di kepalanya melompat gembira setelah berhenti sejenak. Begitu memalukan! Dia akhirnya tidak mampu mengangkat kepalanya kembali.

Tapi telingat melompat Akino tiba-tiba berhenti.

Telinganya berubah arah dalam sekejap mata. Ke arah pintu geser yang memisahkan ruang tidur dan koridor. Kemudian, Hokuto tampaknya menyadarinya juga, tubuhnya tegang dalam sekejap.

"Siapa itu..."

"Ah, itu mungkin Tengu-san"

Dengan bingung, Hokuto bertanya, "Tengu-san?" Kemudian, pintu ke ruang tempat tidur ditarik terbuka.

Lampu di koridor sudah redup. Seorang raksasa diam-diam masuk dari kegelapan, sedangkan cahaya lilin pun tidak menyala.

Itu adalah orang besar.

Dadanya sangat tebal dan lengannya yang tebal dan panjang seperti batang pohon. Oleh karena itu, penampilannya tampak lebih seperti gorila daripada manusia.

Pria itu mengenakan juga biksu resmi, tapi ada topi baja diikatkan di kepalanya.

Dia seperti seorang pria besar, tapi jejaknya tidak membuat suara sama sekali.

"...Sebuah shikigami?"

"Iya"

Akino menjawab kecurigaan Hokuto itu.

"Sebuah Shikigami high-level buatan manusia? Siapa itu? Apakah itu shikigami dari biarawan di sini?"

"Ah, tidak, dia bebas"

"Hah?" heran mendengar jawaban Akino itu.

"Bebas? B-Bebas..."

"Dengan kata lain, dia tidak ada yang memiliki. Dia hanya shikigami-san yang selalu tinggal di biara"

"Dia sangat kuat, jadi dia banyak membantu"

"...."

Hokuto masih mengerutkan kening seolah-olah tidak bisa menerimanya.

Dia melakukan pekerjaan sendiri, bahkan ketika semua orang di biara sedang tidur. Akino mengatakan "Terima kasih atas pekerjaan anda".

Segera setelah itu, shikigami berhenti. Seketika, itu berbalik memandang Akino dan Hokuto "Hmm?" Akino terkejut.

Kemudian,

"Orang mati di sini"

Sebuah suara lirih datang dari dalam topeng Tengu,

Mata Akino melebar.

"Orang mati bisa bergerak, menarik"

Telinga kelinci Akino membeku. Dia merasa terkejut dari lubuk hatinya.

".....Ah, dia takut"

Dia berhasil mengeluarkan napas beberapa saat kemudian.

"Ini pertama kalinya aku mendengar Tengu-san mengatakan sesuatu..."

Bahkan seniornya pasti tidak tahu bahwa shikigami Tengu bisa bicara.

Ia menemukan sebuah kesempatan langka.

"Begitu luar biasa. Hei, Hokuto. Tengu-san biasanya tidak mengatakan apa-apa sama sekali! Aku penasaran apa yang terjadi hari ini. Hokkuto, Anda mendengar dia juga kan? Benar kan?"

Akino bersemangat berpaling ke arah Hokuto.

Tapi wajah Hokuto itu nampak pucat.

"Eh? Ah, Hokuto, kau takut juga kan? Tenang saja. Meskipun dia terlihat sangat menakutkan, dia tidak akan melakukan hal-hal yang menakutkan."

Akino segera menjelaskan tentang shikigami seolah-olah untuk menenangkan Hokuto.

Shikigami itu mengucapkan kata-kata saat ia memandang mereka, Akino dan Hokuto.

Orang mati di sini.

"...Eh?"

Orang yang meninggal?

Hokuto menggigit bibirnya dan tubuhnya menegang.

Aroma dupa yang datang dari tubuh Hokuto masih melayang di tengah ruangan.

Di Kuil Seishuku, suara serangga bisa didengar di mana-mana bersama dengan teriakan binatang buas yang berasal dari pegunungan yang gelap.Suara alam ini hanya bisa didengar karena aktivitas manusia telah berhenti di malam hari.

Yamashiro diam-diam bertemu dengan Imam Rian untuk mengirimkan surat.

Part 3[edit]

Saat ini sudah pukul empat pagi. Pemandangan itu masih gelap, masih diselimuti oleh gelapnya malam. Para murid terlalu sibuk, mereka tersebar di berbagai tempat. Beberapa akan menyiapkan sarapan, beberapa akan mempersiapkan latihan untuk ajari, dan ada yang bertanggung jawab atas tugas-tugas lainnya. Mereka semua memiliki tugas mereka sendiri.

Tentu saja, tugas Hokuto itu belum ditetapkan. Jadi hari ini dia juga membantu Akino. Keduanya menyapu setiap sudut daerah dengan sapu bambu di tangan. Meskipun bisa dengan mudah diselesaikan dengan menggunakan shikigami. Para Ajari telah menginstruksikan bahwa mereka harus melakukannya sendiri.

Pagi hari di gunung tersebut menjadi sangat dingin dengan datangnya musim dingin. Keduanya mengenakan pakaian tebal dan tiba di daerah yang ditunjuk, kemudia mulai menyapu daun-daun.

Teriakan burung terdengar di gunung.

Pagi akan tiba beberapa saat lagi.

Tiba-tiba, suara sapu bambu berhenti.

".....Akino?"

Hokuto bertanya. Meskipun Akino tidak menjawab, tubuhnya masih bergerak.

Dua dari mereka hampir tidak berbicara sejak kemarin malam setelah bertemu shikigami Tengu.

"Akino. Aku akan pergi menyapu di sana"

Akuno melemparkan tatapannya menuju ke sana. Akino akhirnya mengerahkan keberanian. Akino mencengkeram sapunya, berjalan menuju Hokuto dengan waspada menjaga jarak dirinya dari dirinya.

"Akino?" Ekspresi terkejut muncul di Hokuto saat ia melihat ini.

Dia mendekati Hokuto dan mampu mencium aroma manis.

Tapi Akino tidak tertarik hal itu.

"U-Um, H-Hokuto"

"Iya"

"K-Kau tahu tentang kemarin? Um, apa yang Tengu-san katakan, kamu tidak perlu khawatir tentang hal itu, jadi...."

"Eh?"

Hokuto tidak bisa menyembunyikan kebingungannya terhadap Akino yang memeras otaknya.

"Aku hanya menyadari bahwa Tengu-san bisa berbicara kemarin. Aku tidak tahu mengapa ia mengatakan sesuatu seperti itu. Jadi tidak perlu khawatir"

Akino menatap Hokuto melalui kacamatanya.

"Tapi... Apa yang akan kamu lakukan jika aku benar-benar orang yang sudah mati? Apakah itu baik-baik saja?"

"Tentu... Tentu saja, apa masalahnya!? Ada banyak orang aneh di sini. Aku juga seorang rabbit living spirit."

Akino menegaskan.

Dia menatap mata Hokuto dengan mata basah dan penampilan hampir menangis.

".....Terima kasih. Akino..."

Dia dengan tenang mengatakan.

Kemudian, dia terus mengatakan "Aku minta maaf"

"Aku- aku benar-benar menyembunyikan banyak hal darimu. Jika aku dipaksa untuk mengatakan, aku jelas bisa menggiring mu ke dalam masalah. Tapi.... Fakta bahwa aku kurang jujur dibandingkan dengan dirimu tidak berubah"

"Hokuto"

Mata Akino melebar saat ia menatap Hokuto.

"I-Ini baik-baik saja. Semuar orang seperti itu di sini"

Setiap orang memiliki alasan sendiri untuk datang ke vihara. Akino kurang tahu tentang hal-hal di luar biara, dan itu sangat sulit baginya untuk membayangkan. Lebih penting lagi, bertanya tentang masa lalu orang lain merupakan hal tabu di biara. Tempat ini hanya bisa menjadi tujuan terakhir bagi orang-orang karena itu adalah tempat yang jauh dari keduniawian. Dalam hal ini, itu seperti yang diharapkan untuk apa yang disebut 'biara'.

Ini akan menjadi kebohongan jika dia bilang dia tidak ingin tahu. Tapi ada hal-hal yang dia ingin lindungi bahkan jika dia berbohong.

Tapi keterusterangan Hokuto itu tidak berhenti di situ.

"Akino. Ada sesuatu yang aku harap kamu bisa mengerti. Aku datang ke sini dengan sebuah tujuan."

"S-Sebuah tujuan?"

"Ya. Juga... Aku akan meninggalkan tempat ini ketika hal-hal tersebut selesai"

"....Eh?"

Itu kata-kata yang tak terduga.

"T-Tapi, meninggalkan biara tidak mudah. S-satu-satunya yang dapat meninggalkan adalah priest(imam) yang sudah menjadi Ajari. Kau tahu? Kamu harus melalui bertahun-tahun pelatihan untuk diakui jika ingin menjadi seorang priest...."

Akino langsung menjelaskan, tetapi pada saat yang sama, ia tahu bahwa itu tidak benar.

Banyak orang yang masuk biara masuk karena mereka tidak punya tempat untuk pergi di dunia luar. Oleh karena itu, ada sangat sedikit orang yang ingin meninggalkan. Ada oarng-orang yang menyelinap keluar karena mereka bosan hidup di biara, tetapi orang-orang ini akhirnya kembali ke gunung dan kembali ke kehidupan mereka sebelumnya setelah menerima hukuman.

Tapi biara tidak akan mengejar buronan yang menyelinap keluar. Untuk praktisi tunawisma, biara itu benteng terakhir mereka dan bukan penjara mereka. Pada prinsipnya, orang-orang yang bukan ajari dilarang pergi ke luar, tapi itu hanya untuk menjaga kedisiplinan. Mereka tidak adakan sengaja menelepon kembali orang-orang yang bisa hidup di luar.

Oleh karena itu, jika Hokuto ingin menyelinap keluar dari biara, mungkin dia akan berhasil. Bahkan jika disadari sebelumnya bahwa ia ingin melarikan diri, tidak ada yang bisa dilakukan sama sekali.

Hokuto mengatakan bahwa dia tidak berterus terang. Kemudian mungkin dia keras kepala ingin memberitahu Akino bahwa dia akan meninggalkan tempat ini .

"....Berapa lama itu sampai selesai?"

"....Aku tidak tahu. Tapi karena ayah saya membaca bintang seminggu yang lalu, mungkin itu akan terjadi segera... Dalam beberapa hari, saya kira"

"Bagaimana?"

Akino tidak mengerti apa maksudnya 'membaca bintang'. Tapi hal semacam itu bukan masalah sekarang setelah dia mendengar sesuatu seperti 'beberapa hari'.

Begitu kesepian. Begitu menyedihkan.

Tapi, pada saat yang sama,

....Aku kira itu benar.

Dia pikir.

Bukankah dia selalu merasa bahwa dia adalah tipe langka yang tidak dapat ditemukan di biara? Dia seharusnya tahu sejak dulu bahwa dia bukan orang yang akan puas dengan biara. Seseorang yang cantik, orang yang lembut seperti dia tidak cocok untuk jenis dunia terpencil. Lebih penting lagi, itu bahkan lebih mustahil untuknya tinggal dengan orang sepertiku.

Hokuto hanya datang ke Kuil Seishuku yang tidak cocok untuknya karena dia punya tujuan sendiri. Mengapa aku begitu tertekan untuk masalah sederhana ini? Juga apa sebenarnya yang aku nantikan? Harapanku begitu bodoh.

"..."

"Aku..."

"Eh?"

"Apakah ada yang bisa aku bantu?"

Mata Hokuto melebar.

Dia tersenyum sedikit pahit dan menggeleng ringan.

Hokuto mengubah cara dia memegang sapu di depan dadanya dan berbicara pelan tapi bahagia.

"Lalu, Akino. Dapatkah aku memintamu sekarang?"

"A-Apa itu?"

"Bertemanlah dengan ku"

Telinga kelincinya berdiri.

Pipinya memerah di sana. Sebelum pikirannya bereaksi dengan apa yang harus dikatakan, mulutnya telah gagap aneh. Dia tidak pernah punya teman sejak dilahirkan. Sen mungkin dihitung, tapi ini adalah orang pertama dari orang sebaya.

Meski begitu....

"Tidak baik?"

"B-B-Bukan itu maksudku...!"

Lidahnya nyaris terpelintir dalam keadaan terburu-buru dia gugup dan gembira. Telinga di kepalanya juga melonjak ke kiri dan kanan. Hokuto tersenyum sambil bahagia mengatakan "Terima kasih"

....Apa yang harus ku lakukan?

Aku punya teman. Aku membuat teman. Tapi apa yang harus aku lakukan dengan teman? Dia mulai menjadi bingung dan gelisah setelah dia mulai mendapatkan kebahagiaan. Akino sangat kurang berpengetahuan.

Dengan wajah penasaran, Hokuto memandang dengan bingung ke Akino.

"Benar. Hei Akino. Sebagai terima kasih untuk menjadi temanku, aku akan membiarkanmu melihat sesuatu yang aneh"

"Eh?"

Hokuto tertawa ceria, tiba-tiba mengulurkan tangan kanannya ke samping. "Jaga rahasia" katanya kepada Akino.

".....Ini baik-baik saja. Ayo keluar"

Dia tidak berbicara kepada Akino, dia berpikir bahwa cahaya samar melintas di atas telapak Hokuto itu. Sebuah cahaya keemasan. Cahaya itu perlahan diperluas ke pita. Akino menelan ludah saat dia melihat cahaya. Sebuah naga panjang sekitar satu meter berasal dari cahaya keemasan.

Tidak, Akino tidak yakin apakah itu benar-benar naga atau apakah itu sesuatu yang lain. Karena ukurannya terlalu kecil. Tapi sama seperti naga yang Akino tahu, itu memiliki dua tanduk dan surai. Itu ditutupi sisik emas terang yang melintas seperti permata.

"....."

Akino tidak bisa mengatakan apa-apa, perhatiannya dicuri oleh naga yang muncul di hadapannya. Pada saat yang sama, naga juga memberikan pandangan yang sama pada gadis dengan telinga kelinci di kepalanya yang melihat itu. Ekpresinya mengatakan 'Apa ini? Orang ini benar-benar aneh'. Naga melayang ringan di udara seperti itu.

.... Begitu menakjubkan.

Makhluk yang begitu indah. Itu seperti potongan seni kehidupan. Sebuah shikigami, mungkin. Tapi itu mungkin bukan jenis buatan manusia shikigami yang biasa dilihat di mana-mana. Aura yang dia rasakan dari makhluk di depannya tidak terlalu kuat

Lalu, tiba-tiba Akino berpaling untuk melihat Hokuto.

"Hokuto, ini?"

Hokuto sebelumnya telah mengatakan bahwa ia telah memiliki semangat hidup naga air. Dan naga air adalah semacam naga. Mereka tampak sangat mirip dengan naga di luar.

"Itu kan? Terlihat begitu kecil. Ini adalah naga air kan?"

"...Ah, um..."

Hokuto tidak membalas dengan segera. Gerakan naga tampak tiba-tiba berubah berbeda dari sebelumnya.

Naga ini meluncur di udara di depan Akino. Akino terkejut, tapi dia masih terus menatap antusias dengan rasa ingin tahu. Telinganya bergerak-gerak seolah-olah untuk mengeskpresikan kegembiraan Akino itu.

Naga itu menatap telinga itu untuk sementara waktu.

Lalu tiba-tiba naga itu menggigit...

Tokyo Ravens Volume 10-141.jpg

"Kau!? Hei, Hokuto! Apa yang kau lakukan!?"

"T-Telingaku!?"

"Lepaskan! Pergi sekarang!"

Akino meratap seolah memohon telinganya untuk diselamatkan.

"Hokuto!"

Naga akhirnya melepas rahanya setelah mendengar bahwa dia marah. Pada saat yang sama, Akino jatuh dengan bunyi gedebuk. Hokuto buru-buru berlari menuju Akino.

"Akino! apakah kamu baik-baik saja?"

"Ueeh... telingaku...."

"Itu... Hokuto bodoh! Ada batasannya!"

Meskipun alis Hokuto berkerut dan dia memoloti naga, naga tidak terlihat malu. Dia nampak arogan dan tidak cocok untuk ukurannya dan bahkan melambaikan ekornya.

"Maaf. Si tolol itu masih melakukan apapun yang diinginkannya, bahkan setelah bertahun-tahun.... "

Hokuto membantu Akino yang tergeletak. Sebaliknya, naga menunjukkan giginya lagi. Tampaknya tidak cukup dengan penjelasan tadi. Hokuto menyipitkan mata.

"Jadi menjengkelkan. Hokuto seperti naga air sekarang kan? Pertama, bagaimana kamu bisa menyebut diri naga ketika kamu menggigit seorang anak yang tidak melakukan apa-apa sama sekali? Bila kamu tidak suka naga air, kita hanya cukup memanggilmu kadal"

Meskipun si naga memutar bolak-balik sangat marah, ia tidakmengambil tindakan lebih lanjur sebagai oposisi. Mungkin telah mempertimbangkan bahwa itu akan benar-benar menyakitkan bila benar-benar disebut kadal.

"Hokuto?"

"Ah, Akino. Apakah kamu baik-baik saja? Aku benar-benar minta maaf"

"Apakah kamu menyebutnya naga itu 'Hokuto' tadi?"

Akino pertama kali melihat naga dan kemudian menatap Hokuto, dengan masih duduk di tanah. Kacamatanya yang tergelincir karena dia lari bolak-balik dan kemudian terjatuh.

Hokuto akhirnya lega.

"YA. Namanya Hokuto"

"Nama yang sama?"

"....Daripada memiliki nama yang sama, itu lebih seperti kita 'sama'. Karena sekarang, setengah dariku hanya bisa ada karena Hokuto"

"A-Apa yang sebenarnya terjadi? ....Ah, maaf. Aku tidak memiliki pengetahuan tentang hal-hal magic/sihir, jadi aku tidak mengerti apa yang kamu katakan, Hokuto..."

Akino berbicara dengan wajah bingung. Hokuto tersenyum sambil menjawab "Tidak apa-apa"

"Kau bisa berdiri?" Tanya Hokuto lembut. Kemudian, dia menarik tangannya dan berdiri dengan Akino.

Gadis Hokuto dan naga Hokuto.

"....Begitu mengejutkan"

"Ya, sungguh, aku minta maaf"

"Ah, aku tidak membicarakan hal itu... H-Hokuto, naga air... naga... memilikimu dari luar?"

Tepat seperti ungkapan 'naga air' keluar dari mulutnya, ia buru-buru mengubah kata-katanya menjadi 'naga'. Hokuto mengatakan "Ya" sambil menganggukkan.

"Keadaanku cukup unik. Bagian mengambang yang di atas ini bukan tubuh utama, itu adalah bagian yang kecil dari tubuh utama"

Meski begitu, itu masih mengejutkan. Akino belum pernah mendengar hal seperti itu. Tatapan Akino yang tertarik pada naga lagi. TApi trauma psikologisnya dari digigit tadi masih blm lengap. Ketika dia bertemu tatapan nagai itu, telinga di kepalanya langsung melompat ke arah yang berlawanan. ITu seperti naga kecil, tapi itu tampak megah.

"Tapi aku juga terkejut sekarang! Akino, kamu sangat cepat. Kamu tidak menggunakan metode gerakan sihir kan? Mungkinkah karena rabbit living spirit?"

"Uu, ya. Walaupun aku tidak begitu yakin, Imam Tadanori dan Sen-jiichan berpikir bahwa itulah sebabnya"

Hanya bakat Akino yang berlari cepat, terutama ketika ia melarikan diri. Dia hanya bisa menggunakan kecepatan terbesarnya saat ia dalam keadaan panik seperti sebelumnya.

Namun, bukannya itu,

"Ahh, oh tidak..."

Dia menatap tanah. Daun yang mereka berhasil kumpulkan telah ditendang seluruhnya karena lari sembarangan. Mereka harus mulai dari awal lagi. Hokuto melihat tatapan Akino dan tersenyum sambil menepuk bahunya.

"Kita masih bisa mengumpulkannya jika kita cepat. Aku akan meminta Hokuto untuk membantu juga"

"Eh? Bagaimana dia akan membantu?"

"Nah, aku akan memulai dengan memintanya mengumpulkan daun satu per satu dengan mulutnya"

Naga menentang seolah-olah mengatakan "Jangan bercanda seperti itu". Tapi Hokuto mengatakan "Ini adalah hukuman". Itu nampaknya, meskipun ia mengatakan mereka 'sama', Hokuto berada di posisi yang lebih kuat daripada naga ini. Akino tertawa, tapi dia segera memalingkan wajahnya panik ketika melihat naga menatapnya.

Tiba-tiba saat itu,

Telinga Akino bereaksi tajam. Naga juga tiba-tiba menjadi waspada.

"....Itu Anda kah? Aura Yin telah menurun sejak pagi"

Hokuto dan kepala Akino menatap ke atas.

Seorang biksu berdiri dalam kabut.

Dia adalah seorang Ajari tua. Tapi meskipun ia sudah tua, dia tidak merasa pikun sama sekali.

"Imam Jougen!"

Akino bahkan lupa untuk menyembunyikan kedua telinganya, membungku dalam-dalam panik.

Hokuto melihat reaksi dia dari samping dan membungkuk seperti Akino dengan ekspresi gugup. Naga terus mengambang di udara sementara dengan santai kembali ke sisi Hokuto itu. Tatapan naga tetap ke arah Jougen.

Jougen berjalan santai ke arah mereka. Kemudian, Jougen berhenti di depan mereka berdua.

Lutut Akino bergetar kegugupan. Hokuto terus menundukkan kepalanya. Telinga kelinci sedikt gemetar dan Akino menelan ludah.

Jougen membuka mulutnya dan berbicara perlahan.

"Saya dengar dari Tadanori. Anda adalah pendatang baru yang dibawa Kengyou?"

"...Iya"

"Nama kamu?"

"Hokuto"

"Nama belakang?"

"Saya mendengar bahwa saya tidak lagi membutuhkannya setelah memasuki biara"

Jougen berhenti bicara untuk sementara waktu. Meskipun Akino bisa melihat aura Hokuto dengan kepalanya diturunkan, dia tidak bisa melihat sekilas ekspresi wajahnya. Satu-satunya hal yang ia mengerti adalah bahwa jantungnya berdebar-debar dan tanpa henti.

"Angkat kepalamu"

Keduanya mengangkat kepala mereka.

Jougen menatap Hokuto dengan mata menyipit. Hokuto bahkan tidak mengejang menghadapi Tadanori, tapi sekarang ekspresinya menjadi kaku ketika dia berada di depan Jougen.

Jougen adalah Ajari paling menakjubkan di seluruh biara. Seseorang seperti Akino akan gemetar tak terkendali hanya dengan berdiri di depannya. Dia tidak bisa menjadi seperti Hokuto yang lebih tenang.

Tapi itu tidak berarti bahwa ia tidak bisa melakukan apa-apa sama sekali.

....M-Mengapa Hokuto menjadi konfrontatif ini!?

Hokuto menatap lurus ke Jougen. Sikapnya seolah-olah ia akan bertarung dengan Jougen. Mungkinkah karena naga yang telah dia lihat? Kalau dipikir-pikir, Hokuto mengatakan 'merahasiakannya'. Mungkin dia marah karena itu telah terlihat.

Akino memejamkan mata dan meluruskan tulang punggungnya.


"I-I-Imam Jougen!"

"S-Saya diberitahu untuk mengurus Hokuto oleh Imam Tadanori. N-Naga air yang melayang di sana... Hokuto adalah roh naga air hidup. Dan, um , apakah dia melakukan sesuatu yag salah? Dan Hokuto, ini adalah Imam Jougen, imam terbesar di Kuil Seishuku! J-Jadi, jangan bertindak seperti itu.... B-Bersikaplah sopan, um..."

Meskipun Akino berpikir dengan pikiran tentang bagaimana untuk memperbaiki situasi, dia akhirnya mengacaukannya. Dia akhirnya gagal, seolah menuangkan minyak di atas api. Bahkan Hokuto tidak lagi perhatian ke Akino. Dia tidak menjawab.

Akan tetapi,

"Saya bukan orang yang bertanggung jawab atas gunung ini"

Jawab Jougen.

"Eh?" Akino tidak bisa menambah pembicaraan. Kemudian dia menutup mulutnya panik dan menunduk.

"....NAga air? Living spirit?"

"....."

"Lalu apa ini 'Soul-forging incense'?"

"..."

Hokuto tidak menjawab. Tapi tubuhnya tampak makin kaku saat ia mendengar kata-kata terakhir.

Apa 'Soul-forging incense'? Mungkinkah maksudnya aroma dupa dari tubuh Hokuto itu? Apa yang dia maksud dengan pembicaraan tentang hal itu? Akino diam-diam melihat ke atas dalam ketakutannya, mengintip penampilan Jougen itu.

Tiba-tiba,

....Hmmm?

Dia melihat bibir Jougen yang menunjukkan senyum.

"...Ah, baik. Itu adalah keinginan saya bagi siapapunn yang mampu untuk dapat masuk ke biara ini. Lakukan yang terbaik"

Dia mengatakan dengan lirih, suara halus. Jougen berbalik.

Ia pergi dari mereka berdua.

Tapi,

"Imam Jougen! A-Anda tidak akan percaya!"

Beberapa biksu datang berlarian dari halaman biara bersama dengan teriakan secara tiba-tiba. Figur Tadanori itu terlihat diantara mereka. "...Hokuto!" Hokuto cepat memerintahkan naga dan langsung lenyap.

Pada saat yang sama, Jougen, yang baru saja meninggalkan, berhenti, menatap para biarawan.

"....Apa ya?"

"U-Um!"

"BAru saja, ada shikigami dari gerbang gunung"

"Mereka memiliki pesan ini"

Para biarawan cukup panik. Tadanori maju, Jougen mengambil pesan.

Setelah membacanya, sebuah senyuman bahkan lebih kuat daripada yang sebelumnya muncul di bibir tipisnya.

Tapi itu hanya sesaat. Akino dan Hokuto mengamati senyum Jougen.

"...Dimengerti. Kalian semua, kembali"

"Jougen-sama!"

"I-Ini adalah masalah besar bagi gunung kita!"

"Setelah Divine General kemarin"

Tadanori dan imam-imam lainnya berbicara satu demi satu.

Namun, Jougen tetap bergeming. Dia hanya menatap para biarawan seakan-akan mengatakan 'bodoh'.

"Kau tidak lebih baik dari Rian seperti ini. Mengapa kau tidak bisa sedikit lebih sabar?"

"Tapi imam! jika ini berlangsung..."

"Jika pengungjung memang..."

"Ahem!" Jougen meraung.

Para biarawan pergi diam seolah-olah mereka telah dialiri listrik. Mereka semua membeku di tempat. MEskipun Akino dan Hokuto yang berada relatif jauh, mereka sempat berhenti bernapas.

".....Kembali ke pelatihan, kalian semua"

....Apa yang sebenarnya terjadi saat ini?

Akino belum pernah melihat para biarawan tampak waspada tentang lingkungan mereka seperti ini. Dia hanya hidup dari hari ke hari di biara.

Akino tidak tahu apa yang harus dilakukan tentang 'perubahan' yang muncul di hadapannya untuk pertama kalinya.

Tiba tiba,

".....Mungkinkah...."

Gumam Hokuto,

Hokuto pada saat itu tampak seperti dia telah tahu sejak dulu apa yang akan terjadi selanjutnya.


Translator's Notes and References[edit]