Tokyo Ravens (Indonesia):Volume 2 Chapter 2

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Chapter 2 – Telinga dan Ekor[edit]

Bagian 1[edit]

“Harutora, karena kau tidak bersalah, kau tak perlu mengkhawatirkannya.”

“Bagaimana bisa aku……”

Kelas pagi telah selesai, dengan Harutors yang masih membawa perasaan bersalah setelah kejadian perkenalan yang kacau balau. Pundaknya terasa berat dan capai, seolah-olah pundaknya adalah batu, membuatnya membuatnya terkulai di meja ruang kelas kelelahan.

Sekarang adalah jam istirahat. Banyak murid – termasuk Kyouko – pergi meninggalkan kelas, untuk mencari makan. Tentu saja, tak ada yang berani berbicara dengan Harutora, yang telah membuat keributan tepat setelah ia memasuki kelas.

Kecuali satu orang.

“Haaaah…”

Touji tersenyum, terang-terangan. Menganggap dirinya sebagai setengah orang luar.

“Menjadi bahan pembicaraan tepat ketika kau masuk, sungguh sempurna, Harutora.”

“’Sempurna’ apa yang kau maksud, semuanya sudah selesai.”

“Bukan itu, menunjukan tampilan sebuah kekuasaan di awal untuk mengukur reaksi semua orang menunjukan sebagai seseorang yang mencari orang-orang kuat, tidak buruk.”

“Sial, beerpikir kau memiliki sikap santai seperti itu... Terlebih, bukan aku yang ‘menampilkan sebuah kekuasaan’.” Touji biasanya tak diragukan kembali merupakan orang yang seharusnya lebih menarik perhatian, bukan Harutora, namun kali ini Touji benar-benar tertutupi oleh ‘Pasangan Tsuchimikado’, bahkan berkata: “ Dengan seperti ini akan lebih memudahkanku untuk bergerak, jadi aku setuju.”

“Benar, Natsume. Apakah murid yang bernama Kyouko itu selalu seperti itu? Dia seperti memiliki kebencian yang mendalam terhadap keluarga Tsuchimikado.”

Tanya Touji, namun Natsume menggelengkan kepalanya, muram.

“Tidak…… Dia tak pernah menyerangku seperti itu, tapi terkadang ia menunjukan sedikit perlawanannya kepadaku seperti hari ini. Berkatnya, aku juga jadi sedikit bersemangat.”

“……Aku tidak melihatnya sebagai ‘sedikit’.”

“Apa yang tidak membuatmu puas? Harutora, aku akan membicarakannya untukmu. Dengan kata lain, melindungi shikigamiku adalah sesuatu yang wajar.”

Ucap Natsume dengan bangga, dan Harutora pun semakin membenamkan dirinya di meja, sudut-sudut mulutnya pun membentuk senyum terbalik. Disisi lain, Touji terduduk di atas meja, termenung dalam pikirannya.

“……Mungkinkah kita melakukan sesuatu yang membuatnya marah?”

“Aku tak tahu, aku tak tahu sama sekali.”

“Ketika kau memanggilnya Kurahashi Kyouko tadi, mungkinkah Kurahashi ‘tersebut’? jika seperti itu, mungkin itu berhubungan dengan hal tersebut.”

“Dia memang berasal dari keluarga tersebut, namun demikian, aku tak mengerti kenapa. Ayahku pernah bertemu dengan keluarganya, tapi aku hampir tak pernah berkontak dengan keluarga Kurahashi.”

Jawab Natsume, menunjukan ekspresi malu. Harutora tiba-tiba mengangkat kepalanya ketika mendengar nama ‘Kurahashi’, lagi.

“Oh, iya, sensei baru saja menyebutkannya, bukankah itu Kur… Tunggu, Natsume, Touji, bukankah kalian terlalu familiar? Bukankah kemarin pertemuan pertama kalian?”

Harutora bertanya bingung, dan tubuh Natsume pun sekilas terlihat gemetar mendengar hal ini.

Harutora dan Touji pernah satu sekolah sebelumnya, dan keduanya berteman baik sebelum semenjak ayah Harutora merawat Touji. Namun Touji baru pertama kali melihat Natsume ketika ia pergi ke Tokyo bersama Harutora kemarin. Waktu itu, Harutora bahkan baru memberitahukannya kalau Natsume adalah perempuan – lagipula, ia telah sering menyebutkan perempuan yang diajak mainnya saat masih kecil kepada Touji sebelum ia mengetahui tentang tradisi keluarga utama. Namun keduanya tak mengatakan hal apapun selain perkenalan sederhana.

Namun, abaikan Touji, kenapa Natsume yang biasanya pemalu sekarang berbicara dengan semangatnya pada Touji?

“Uh, itu, begini……”

Wajah lembut Natsume berubah menjadi kaku dan kata-katanya pun menjadi berantakan, ia pun menatap tak tentu arah.

Berbeda dengan Touji yang tampak tenang.

“Tidakkah kau tahu, Harutora? Orang-orang tak bisa untuk tak datang berbicara denganku, aku adalah pria yang menawan.”

“……Berpikir kau dengan bangganya berbicara seperti itu setelah menjadi seorang preman sebelumnya.”

Harutora mengangkat kepalanya dari meja, mengerutkan dahinya dengan heran. Touji tersenyum dan menaruh tangannya diatas kepala Harutora, mengacak-acak rambutnya.

“Baiklah, tak perlu kau khawatirkan. Untuk suatu alasan, aku merasa ini bukan pertama kalinya aku bertemu dengan orang ini, itu pasti karena kita sangat akrab. Iyakan, Natsume?”

“Ya, benar! Itu benar, Harutora. Kami akrab! Dan yang kucing kupunya sebelumnya bernama Touji, jadi aku merasa cukup dekat dengannya dan aku tak pernah berpikir kalau Touji adalah orang asing sama sekali!”

Touji menunjukan senyum palsu, namun Natsume memaksa dirinya untuk tertawa keras. Harutora merasa seperti sebuah komedi sedang bermain didepannya, dan ia pun semakin mengerutkan keningnya.

Namun, Natsume dan Touji memang belum mengeanal satu sama lain sebelumnnya, jadi ia hanya bisa untuk memercayai klaim mereka. Terlebih penting, sebenarnya ia diam-diam khawatir bahwa ‘Aku takut kalau kedua orang yang berbeda kepribadian ini tidak akan akrab’, namun melihat situasinya saat ini…… ia merasa lega melihat keduanya yang tiba-tiba bisa dalam harmoni.

“Mungkinkah kau cemburu?”

“Hei kau…”

“Kau dan Natsume sudah lama tak bertemu, tapi kami malah menjadi sangat akrab dengan cepatnya, jadi dirimu yang cemburu bukankah—“

“……Baiklah, Aku tahu. Sejujurnya, aku akan merasa bermasalah jika kalian bertengkar.”

Mendengar pertanyaan menggoda Touji, Harutora mau tak mau harus menyerah dengan investigasinya.

Harutora pun menjadi sangat lelah ketika membayangkan keduanya bertengkar, sehingga kini ia hanya bisa berharap bahwa ke depan nanti tak akan ada masalah yang terlalu menyulitkan.

Lalu, ia menoleh ke arah Natsume, seolah-olah memberikan persetujuannya terhadap apa yang mereka nyatakan: “Jadi, baiklah jika seperti itu. Natsume, kau bisa memercayai Touji. Jika kau memerlukan sesuatu, kau juga bisa berbicara padanya, bukan cuma aku.”

“…………” Namun Natsume tidak merespon.

Harutora yang awalnya ingin bersandar, kebingungan, memiringkan tubuhnya untuk melihat Natsume. Ia menyadari bahwa saat ini Natsume berdiri dengan matanya yang melebar, dan pipinya yang memerah.

“……Ada apa, Natsume?”

“Uh, tidak apa-apa……”

“Yah? Mungkinkah kau tidak memercayai Touji?”

“Bukan begitu…… Hanya saja, mmm…… K-kau tak perlu khawatir…… oke? Touji dan aku tidak terlalu akrab……”

Ia bersikap malu-malu dan ia berbicara dengan terbata-bata. Harutora pun hanya bisa mengerutkan dahinya.

“Apa yang kau coba katakan?”

“M-maksudku, aku memercayai Touji, tapi…… Yang paling…… mmm…… orang yang paling dekat denganku adalah Harutora, aku janji……”

Ia berbisik lembut tanpa melihat Harutora, Harutora tidak mengerti maksud dari perkataannya dan menoleh ke arah Touji untuk meminta bantuan, namun Touji hanya menatap ke langit-langit untuk suatu alasan. Harutora, yang terlihat kebingungan seperti sebelumnya, merasa seperti dirinya sedang melihat komedi dagelan.

“N-ngomong-ngomong!”

Natsume dengan segera mengganti topik.

“Semua akan berjalan lancar antara aku, Touji, dan Harutora! Jadi – kau tak perlu khawatir dengan murid-murid lainnya, bahkan gadis itu. Selama kau berusaha dan serius, aku percaya dia tidak akan macam-macam. Jika ia berani coba-coba untuk mencari masalah denganmu, aku tak akan membiarkannya.”

Setelah berbicara seperti itu dengan wajah yang memerah, tiba-tiba Natsume menjadi serius, lalu berkata:

“Pertama dan yang lebih utama – kita datang ke Akademi Onmyou agar bisa mandiri sesegera mungkin, dan hanya demi tujuan itu.”

“Natsume……”

Perkataan tersebut menunjukan gaya hidup Natsume selama di Akademi Onmyou, dan Harutora tanpa sadar duduk dengan tegak ketika mendengar ucapan tersebut.

Dengan ucapan tersebut, Natsume juga pernah bilang kalau ia tidak perlu takut selama ia menunjukan kekuatannya di Akademi Onmyou.

Dirinya yang berbicara seperti itu sama saja dengan terang-terangan ia menyatakan bahwa ia tak peduli dengan murid-murid lainnya, dan mengakui bahwa dirinya terisolasi dari kelas, tanpa teman. Hal itu membuktikan perkiraan dan kekhawatiran Harutora.

…Namun, Natsume.

Itu bukan hal yang baik. Keadaan Natsume memang cukup kompleks dan sulit dimengerti, namun ia masih tak percaya jika menutup diri adalah jalan keluar terbaik.

Ketika Harutora mengkhawatirkan bagaimana ia harus membicarakan kekhawatirannya…… “Tsuchimikado-kun – Ah, maksudku Natsume-kun.”

Seorang murid berbicara dari depannya.

Ia merupakan seorang murid lelaki berkacamata. Harutora dan yang lainnya pun menoleh secara bersamaan, membuatnya terkejut.

“Uh – orang itu disini.”

Ia menunjuk ke arah pintu ruang kelas ketika ia berbicara demikian. Seorang lelaki bersetelan jas berdiri di koridor luar kelas. Tubuhnya tinggi dan kurus, dan penampilannya cukup tampan. Ia tersenyum ramah ketika sadar Harutora dan yang lainnya melihatnya, sedikit menganggukkan kepalanya sebagai salam.

Harutora merasa kebingungan, ketika – “Oh! Aku lupa. Maaf Harutora, aku harus pergi.” Ucap Natsume.

“Apa? Ada apa?”

“Uh…… Aku, aku sedang menjalani kelas spesial sekarang, jadi aku ada kelas ketika istirahat siang…… Apa kau tahu dimana kantin sekolah?”

“Yah, aku harus.”

“Kalau begitu kalian bisa makan duluan, aku mungkin akan kembali sebelum kelas selanjutnya mulai.”

Setelah berkata demikian dengan segera ia menuruni tangga, bergegas menuju pintu kelas.

Namun, tiba-tiba ia berhenti, dengan cepat berbalik menghampiri mereka dan sedikit mendekatkan dirinya ke meja yang mereka tempati.

Lalu—

“Harutora, Touji, mari lakukan yang terbaik.”

“…Ah, okay.”

“Yah.”

Harutora dan Touji merespon bergantian terhadap tatapan yang dipancarkan oleh mata jernihnya.

Natsume tertawa riang seperti anak kecil, membalikkan dirinya seperti seolah-olah ia sedang menari dan akhirnya pergi meninggalkan ruang kelas. Ia berbicara beberapa kata pada laki-laki yang menunggunya di koridor dan dengan segera menghilang.

Setelah kepergian Natsume yang tiba-tiba, sekujur tubuh Harutora pun merenggang, namun Touji berkata dengan kecut: “Ia sangat gembira.”

“Gembira…… huh?”

Harutora menatap ke arah koridor tempat Natsume pergi dengan tatapan kompleks.

“……Mungkin karena dia menggunakan seragam laki-laki, kepribadiannya berubah. Bagaimana aku harus mengatakannya…… ia terasa lebih kekanakan.”

“Oh.”

“Namun, yang aneh adalah aku tak merasa kaget sama sekali, melainkan rasanya seperti aku sudah terbiasa……”

“Oh, tidak heran.”

Touji berbicara pelan dengan seringai terpampang ketika mendengar Harutora bergumam, tatapannya jelas menunjukan ‘jadi mereka berdua selama ini sama’.

“Tapi…… Bukankah guru yang datang menjemput Natsume juga seorang guru disini?”

“Apa kau ingin tahu?”

“Begitulah……”

“Mungkin dia adalah pacarnya.”

“H-hal bodoh apa yang kau bicarakan, Natsume berpura-pura menjadi laki-laki disini.”

“Terus kenapa?”

“Hei, apa yang kau maksud!”

Pada akhirnya, Harutora berasal dari daerah pedesaan, dan ketika Touji yang besar di Tokyo berkata seperti itu, ia hampir percaya bahwa ‘hal semacam itu’ tidak aneh di tempat ini. Teman baiknya pun tersenyum melihat Harutora yang terlihat panik.

“Bagaimanapun, Natsume pergi di saat yang tepat. Aku memiliki kesempatan untuk memulai penyelidikan rahasia setelah kejadian tadi pagi – tunggu aku disini.”

Ketika Harutora menanyakan hal tersebut, Touji telah memasukkan tangannya ke dalam saku celananya, dengan santai berjalan pergi.

Lalu – “Yo, terima kasih yang tadi.” Ia berbicara dengan ramah pada salah satu murid yang berada dibelakang kelas, murid laki-laki yang baru saja memberitahukan Natsume bahwa ada orang yang mencarinya.

Sepertinya ia berada dalam kelompok yang membawa bekal ke sekolah, dan ia sedang duduk, dan membuka bekalnya ketika Touji menghampirinya. Matanya melebar ketika murid pindahan – yang telah menjadi pusat perhatian – memanggilnya.

“Apa kau mengingat namaku? Aku Ato Touji, senang bertemu denganmu. Bagaimana denganmu?”

“Ah, ya, aku Momoe, Momoe Tenma…”

“Tenma, nama yang cukup mudah diingat. kau bisa memanggilku Touji.”

“Ah, oke, kalau begitu……”

Ia bisa melihat bahkan dari jauh bahwa Tenma terlihat cukup gugup. Ia memastikan dirinya terlihat sopan ketika berbicara, walaupun Touji terlalu dekat.

Tubuhnya cukup mungil dan terlihat langsing, dengan gaya rambut yang umum dan konservatif. Wajahnya yang mengenakan kacamata menunjukan dirinya yang masih terlihat seperti murid sekolah menengah pertama, sekilas ia terlihat kanak-kanak, namun juga terlihat ramah karena hal tersebut.

…Jadi ini penyelidikan yang dimaksud olehnya……

Touji sepertinya berencana mengambil kesempatan pada tidak adanya Natsume untuk mendengar beberapa informasi dari murid-murid lainnya. Namun, dimata Harutora yang melihatnya dari jauh, mereka terlihat seperti seorang murid nakal yang sedang menindas murid suruhannya.

Touji kemudian memberitahukan tiga alasan kenapa ia memilih Tenma sebagai objek sumber informasinya.

Pertama, Tenma telah bersedia memberitahukan Natsume bahwa ada orang yang mencarinya, yang menunjukan ia tidak memiliki maksud buruk apapun terhadap Natsume, dan juga membuktikan bahwa ia adalah orang yang dengan jujur akan melakukan sesuatu jika diminta.

Kedua, ia baru saja sedang membuka bekalnya, atau dengan kata lain ia tidak memiliki alasan yang tepat untuk pergi, jadi akan susah untuknya kabur.

Ketiga, ia terlihat mudah untuk ‘dikelabui‘.

Walaupun Harutora merasa bodoh ketika mendengarnya, Touji telah mengobservasi reaksi yang diberikan oleh murid-murid yang ada dikelas ketika Natsume dan Kyouko bertengkar ketika perkenalan tadi, mencari kandidat untuknya mengumpulkan informasi.

“Apakah kau baru saja ingin memakan bekalmu? Bisakah kuminta waktunya sebentar?”

Touji telah mengantisipasi respon Tenma terlebih dahulu – sebenarnya, ia bertanya dengan sikap yang aneh. Ia berkata ia tidak ingin mengganggunya, namun ia tersenyum menunjuk bangku kosong yang ada disisi Tenma.

Seperti yang diduga Touji, Tenma benar-benar menunjukan senyum naturalnya, menjawab: “Silakan.”

“Bagus. Aku baru disini jadi aku tidak familiar sama sekali dengan tempat ini. Bisakah aku bertanya beberapa hal?”

“B-begitu. Silakan, jika kau tak keberatan.”

“Terma kasih banyak. Ah, jangan khawatirkan aku, silakan lanjutkan makanmu.”

Yang menakutkan dari Touji adalah ia memang dulunya adalah murid nakal namun sikapnya sangatlah licin. Sebenarnya, ketika di tahun pertamanya masa sekolah menengah atas, Harutora melihat banyak gadis-gadis yang telah tertipu oleh perbedaan antara penampilan luar yang menyeramkan dan sikap baiknya.

“Akademi Onmyou benar-benar tempat yang menakjubkan, bukan hanya fasilitasnya saja yang baru, bahkan terdapat sepasang komainu didepan pintu masuk.”

“Maksudmu Alpha dan Omega, huh. Setelah kau terbiasa, kau akan menganggap kedua shikigami tersebut cukup menarik.”

“Shikigami, huh. Tentu saja, aku tak tahu bagaimana menggunakan shikigami, tapi mungkinkah kau sudah bisa menggunakannya?”

“Uh, aku, aku kurang lebih bisa menggunakan shikigami buatan…… Pada akhirnya pengendalian tatap muka dengan shikigami saat ini cukup baik.”

Tenma sedikit gugup, namun ia masih berbicara dengan Touji. Walaupun Touji telah mengganggu makan siangnya, ia tidak memberengut, jadi kepribadiannya memang baik seperti penampilannya.

Touji dengan diam melambai-lambaikan tangannya ke Harutora selagi berbicara dengan Tenma, mungkin menjelaskan ‘kita bisa mendekati orang ini’. Harutora berdiri dengan enggan, berjalan menuju tempat duduk Touji dan Tenma.

“Boleh aku bergabung?”

“Huh, ah—“

“Hei, kau tak perlu begitu takut. Aku tak tahu bagaimana sebenarnya Natsume, tapi kami tidak berbahaya. Dikarenakan ada dua Tsuchimikado di kelas, kau bisa memanggilku Harutora.”

Harutora tak menyangka bahwa dirinya terlihat lebih menakutkan dibandingkan Touji. Ia tak ingin menghiraukannya, yang kemudian ia memilih untuk duduk didepan Tenma.

“Orang ini juga dalam masalah. Dia memang seorang Tsuchimikado, tapi dia dari keluarga cabang dan juga tak mengetahui apapun tentang Onmyoudou. Dan dia dan aku sekolah di sekolah menengah atas biasa sampai musim panas kemarin. Alasan kenapa kami bisa memasuki Akademi Onmyou sebenarnya tak begitu hebat. Apa kau mengetahui keributan besar Onmyouji akhir-akhir ini? Sebenarnya kami terlibat dengan masalah tersebut.” Ucap Touji sambil menyeringai kepada Tenma yang gugup.

“Hei, Touji.”

Harutora dengan segera menyela, namun Touji hanya menjawab: “Tak apa.”

“Sejujurnya, Onmyouji yang menyebabkan insiden tersebut berhubungan dengan para petinggi Agensi Onmyou, bagian tersebut bahkan tidak diberitahukan media, dan kami dua orang biasa berakhir dengan terlibat dengan ‘insiden’ tersebut – begitulah yang terjadi.”

“Yang kau maksud insiden tersebut? Jadi begitu ceritanya.”

Tenma menunjukan keterkejutannya. Sepertinya ia memang telah mendengar perihal insiden musim panas tersebut. Dikarenakan hal tersebut telah menjadi berita nasional.

Touji menganggukan kepalanya, membenarkan, lanjut berkata:

“Nama Tsuchimikado pun menjadi terkenal, dan ia pun mau tak mau harus menahan tekanan yang diberikan olehnya dari yang lain – namun ia tak menyangka kritik publik yang baru saja dia alami, jadi dia putus asa sepanjang pagi.”

Kalimatnya terdengar meremehkan, namun ia menyentuh dagunya ke arah Harutora dengan kasihan. Kata-katanya tidak salah sama sekali, namun retorikanya cukup pintar.

Mata Tenma pun melebar mendengar penjelasan tersebut. “Jadi begitu.” Menerima perkataan Touji bahkan terlihat rasa simpati yang muncul dalam tatapannya ketika melihat Harutora. Harutora bersyukur, namun ia meresa Touji terlalu membesar-besarkan, jadi ia pun mau tak mau sedikit ragu-ragu.

Touji mengangkat bahu.

“Namun mungkin memang inilah yang kami inginkan, dan aku pun memutuskan untuk menjadi Onmyouji karenanya, namun…… Seperti yang dikatakan Touji, aku memang sedikit dalam masalah.”

“Begitu, sangat disayangkan.”

Tenma pun menunjukan senyum ramah ketika ia berbicara. Ia memiliki wajah yang manis, dan Harutora pun akhirnya bisa merasa bahwa saat ini ia sedang berbicara dengan ‘teman kelas’.

“……Jadi, kami ingin bertanya sedikit tentang ‘keadaan kelas’, tidak apa-apa jika kau merespon dengan hanya yang kau tahu – murid perempuan tadi pagi, dia dipanggil ‘Kurahashi’ jika aku tidak salah?”

Touji memajukan dirinya, seolah-olah sedang berbicara tepat pada telinganya dan langsung ke inti masalah, mungkin menurutnya ini merupakan kesempatan yang tepat. Tenma pun menggumamkan “Ah”, dengan cepat mengerti maksud perkataan Touji.

“Benar, dia adalah putri dari keluarga Kurahashi. Tapi dia bukanlah gadis yang angkuh, bahkan dia berbicara denganku dengan sikap yang ramah.”

“……Tapi dia sangat kasar tadi.”

“Yah, dia terlihat seperti itu ketika Natsume-kun terlibat…… Sepertinya ia menganggapnya sebagai rival.”

Senyum ramah Tenma berubah menjadi sedikit getir. Sepertinya reaksi kyouko pagi tadi tidak mewakili pendapat umum kelas, namun hanya dendam pribadi.

Namun, bukan itu yang dikhawatirkan oleh Harutora.

“Ah, benar, berbicara tentang ‘Kurahashi’, aku ingin bertanya sekarang, apa yang membuat keluarga Kurahashi terlihat begitu penting? Apa mereka terkenal?”

Mendengar pertanyaan tersebut, Tenma menunjukan reaksi yang sama seperti Ohtomo sebelumnya, matanya melebar dengan sangat.

“Kau lihat, dia tidak familiar dengan hal ini.”

Dengan segera Touji menjawab, dan mulai menjelaskannya kepada Harutora:

“Keluarga Kurahashi sama dengan Keluarga Tsuchimikado, mereka adalah keluarga terkenal di Onmyoudou. Keluarga Kurahashi menjadi sorot utama semenjak turunnya keluarga Tsuchimikado. Kau mendengar nama kepala sekolah, bukan? Kurahashi Miyo, nenek tua itu adalah kepala keluarga dari keluarga Kurahashi.”

“Terkenal? Jadi itu kenapa sensei bilang kalau dia adalah ‘figur dibalik layar’, huh…… La-lalu Kyouko juga?”

“Yah, ia juga berasal dari keluarga Kurahashi, dan bukan hanya itu, dia juga adalah cucu dari kepala sekolah Kurahashi. Terlebih lagi, pimpinan Agensi Onmyou saat ini adalah anak kepala sekolah, yang juga adalah ayahnya.”

Penjelasan tambahan dari Tenma pun membuat Harutora terkejut.

“Itu sangat luar biasa! Ayahku hanyalah seorang doctor Onmyou daerah pinggiran, dan ayah Natsume…… Aku lupa apa yang dia lakukan, namun kupastikan ia bukanlah pegawai pemerintah yang penting. Itu gila! Sungguh keluarga yang luar biasa!”

“Bukankah aku juga bilang seperti itu?”

Jawab Touji dingin terhadap Harutora yang terkejut.

“Namun terlepas dari kehebatannya saat ini, keluarga Tsuchimikado memegang sejarah dan silsilah, dan itulah mengapa Kurahashi-san dalam satu pihak berseteru dengan Natsume-kun – itulah mungkin yang dipercayai semuanya, namun tak berani berucap.” Tenma tersenyum ringan.

“Sepihak?”

“Itu…… Kau bisa mengetahuinya dengan hanya melihat.”

Ucap Tenma, meringis. Orang-orang akan memercayainya ketika melihat sikap dingin Natsume dibandingkan aksi marah Kyouko.

“Namun itu tak heran ia begitu peduli, karena mereka berdua memanglah dua murid terbaik di kelas.”

“……Mungkinkah Kyouko juga sama seperti Natsume, dan mendapat latihan dasar Onmyoudou sejak dia kecil?”

“Tidak akan aneh jika ia memang mendapatkan latihan tersebut, karena ia adalah putri dari keluarga Kurahashi.”

Mungkin Kyouko adalah Onmyouji yang kuat. Harutora dalam diam mewanti-wanti dirinya bahwa walau ia ditantang, ia pasti tidak akan merasa marah dan dengan segera menyetujuinya.

“Namun kelas tahun pertama hanya fokus kepada pelajaran, jadi tak ada yang benar-benar yakin dengan kekuatan mereka, hanya saja mereka tampil dengan sempurna pada latihan praktik yang jarang diadakan, dan sepertinya hanya mereka berdua di angkatan ini yang memiliki shikigami tipe pelindung.”

Jelas Tenma.

“Apa maksudnya tipe pelindung?” Pertanyaan Harutora mengejutkan Tenma kembali – “Diamlah.” Touji menutup mulutnya mendengar mendengar hal itu, melihat Touji dan Harutora yang bersikap tidak sopan, Tenma tertawa, tanpa sadar sedikit merasa lega.

“Namun aku benar-benar terkejut tadi pagi, dan bukan hanya aku. Semuanya tadi pasti merasa terkejut.”

“Kenapa? Bukankah mereka memang seperti minyak dan air?”

“Yah, Kurahashi-san memang sering memprovokasi Natsume-kun, tapi Natsume jarang membalasnya seperti itu, itu benar-benar tak seperti dirinya……”

Berkata demikian, Tenma sadar bahwa keduanya dekat dengan Natsume dan memberikan tatapan bertanya. Touji menyadarinya dan berkata “Jangan khawatir, bicaralah.” Lagi, ia memberikan tatapan meminta maaf, lanjut berkata:

“Dia – Natsume-kun biasanya sangat tenang, dan mungkin tak baik mengatakan ini, namun dia sepertinya tidak peduli dengan apapun yang ada disekitarnya. Dan dia selalu memberikan kesan pada semuanya seperti orang yang mendengar dalam diam – bagaimana aku harus mengatakannya? Sungguh tak disangka darinya ketika bertengkar dengan seseorang begitu semangatnya. Kurahashi-san juga marah tadi pagi karena reaksi Natsume-kun menakutinya.”

Tenma pun mengucapkan perasaannya dengan jujur, dan Harutora dan Touji pun tanpa sadar melirik satu sama lain ketika mereka mendengar hal tersebut. Dari sikap naif Natsume sekarang, sulit untuk mengimajinasikan ‘Natsume yang biasanya’ seperti yang diucapkan Tenma.

Namun—

……Dipikir baik-baik, itu memang mendekati dengan sifatnya.

Harutora mengatakan pada dirinya bahwa Natsume yang berpakaian seperti laki-laki terlihat kekanakan, namun Natsume yang sebelumnya – gadis dari keluarga utama yang dekat dengannya sejak Harutora kecil – memberikan kesan yang sama seperti yang dikatakan Tenma. Ia menanggung beban berat sebagai pewaris keluarga Tsuchimikado, dan ingin dengan serius untuk menjadi Onmyouji hebat tanpa mengindahkan hal lain. Ia angkuh dan keras dengan lainnya, gadis seperti itu.

Tentu saja, kepribadiannya tak bisa langsung terganti walau ia berpakaian seperti lelaki, dan ia terlihat gelisah dan senang hari ini karena—

“Kau sangat penting bagi Natsume-kun.”

“…………”

Tatapan Tenma tak bermaksud lebih, dan Harutora memalingkan wajahnya untuk menyembunyikan rasa malunya.

Natsume telah berusah untuk membelanya, namun ia pasti tak memikirkan efek apa yang akan dimiliki oleh orang sekitarnya.

Harutora hanya ingin tenang di Akademi Onmyou dan berjalan lancar sebisa mungkin, untuk dirinya dan Natsume, karena mungkin bahkan Natsume harus menunjukan kesudiannya untuk dekat dengan teman kelasnya dibandingkan dengan dia dan Touji.

“……Jangan khawatir, ‘mari lakukan yang terbaik’.”

Harutora pun tergagu, dan Touji berbicara seolah-olah ia melihat pikirannya. Dengan berat Harutora menganggukan kepalanya didepan Tenma yang kebingungan.

Bagian 2[edit]

“Ini sudah jelas penghinaan! Kau Bakatora, ini memalukan!”

Natsume meneriakan komplainnya.

Namun, Harutora, yang berbaring diatas meja, telah kehilangan energy untuk merespon, dengan asap hitam tak terlihat membumbung dari keplanya. Touji yang duduk disebelahnya tidak membantunya, hanya melihat.

“Aku selalu berpikir kau itu idiot, tapi aku tidak berpikir kau akan sebodoh ini hingga kau tidak mengetahui apapun! Sungguh keajaiban kau bisa masuk Akademi Onmyou! Walau jika aku bukanlah Kurahashi Kyouko, aku masih meragukan dirimu yang entah masuk lewat belakang atau tidak!”

“Jangan terus memanggilku idiot idiot, aku hanya tidak tahu……”

“Itulah aku bilang kau itu idiot! Kau bertujuan untuk menjadi seorang Onmyouji tapi bahkan kau tidak mengetahui tipe-tipe shikigami, itu adalah bukti bahwa kau benar-benar seorang idiot!”

Kelas sore sudah selesai, dan sudah waktunya untuk kelas bubar.

Alasan kenapa Natsume sangat marah adalah kelas sore. Sebenarnya, tak ada hal aneh yang terjadi, hanya sebuah hasil yang diluar dugaan.

Singkatnya, akhirnya datang saat dimana Harutora benar-benar tidak memiliki pengetahuan apapun yang berhubungan dengan Onmyoudou.

“Apa saja ragam shikigami General? Apa perbedaan antara Rikujin-shikisen dan General Rikujin? Apa hubungan antara skala bencana spiritual dengan level bahayanya?”

“……Uh, itu……”

“Apa ‘uh, itu’! Apa yang sebelumnya kau lakukan selama ini!”

Ia berteriak histeris, bahkan tak mendengar jawaban Harutora “Belajar di sekolah menengah atas biasa……”

Guru yang bertanggung jawab pada kelas itu awalnya berpikir Harutora hanya bercanda, sengaja menjawab salah. Pada akhirnya, ia tetaplah seorang Tsuchimikado walau ia adalah murid baru, jadi beberapa guru berpikir Harutora telah marah.

Namun, mereka semakin mengerutkan keningnya dan kaget, akhirnya memilih untuk menghiraukan keberadaan Harutora. Semua guru yang datang sore itu menunjukan reaksi yang sama, dan wajah Natsume semakin memucat dan memucat sampai akhirnya menatap dengan sengit ke arah Harutora dengan wajah memerah menahan malu.

“Dia belajar dengan tergesa-gesa sebelum masuk, jadi ia lupa semuanya setelah tes.”

Harutora berbaring diatas meja, dan menatap dengan kesal ke arah Touji ketika ia berbicara acuh tak acuh dan tak peduli. “Juga—“ Touji tidak mengalah, lanjut berkata:

“’General Onmyoudou’ membagi shikigami menjadi dua tipe. Satu termasuk dewa, roh, dan binatang – ini merupakan macam-macam roh tradisional yang ada sebagai shikigami disebut shikigami pembantu, tapi sekarang kebanyakan shikigami modern sekarang terbuat dengan menanamkan kekuatan sihir ke dalam wadah buatan manusia. Dengan tambahan, shikigami buatan manusia terbagi menjadi wadah simpel yang dibuat murni dengan kekuatan sihir praktisinya, dan wadah standar yang dapat mampu menahan kekuatan sihir dari luar. Wadah simpel harus dikontrol langsung atau diberikan perintah sebelumnya, tapi shikigami standar tersebut dapat bergerak dengan sendirinya dalam beberapa hal, dan pada umumnya juga terdapat tipe wadah level tingkat tinggi yang bisa berpikir dengan sendirinya dan katanya memiliki kepribadiannya sendiri.”

“……Kenapa anak biasa dari keluarga biasa sepertimu sangat berpengatahuan……”

“Karena aku tidak bodoh.”

“La-lalu apa yang dilakukan shikigami pelindung, shikigami umum atau rumah tangga artinya?”

“Itu adalah metode dari pembuatan atau penggunaanya, dan tidak ada shikigami rumah tangga.”

Namun, selain Touji, murid lain yang melihatnya sebagai –murid baru dari keluarga Tsuchimikado’ sangatlah terkejut dengan dirinya yang amatir. Mereka berada dikelas yang sama, kejutan pertama, lalu mulai meragukan entah ia serius atau tidak, dan makin lama semakin heran, dan kecewa, hingga akhirnya saking terkejutnya mereka tak tahu harus tertawa atau marah. Bahkan Tenma takjub, dan hal itu benar-benar membuat Harutora terpukul.

Menghiraukan hal tersebut, Kurahashi Kyouko adalah orang yang paling sering mengubah atmosfer kelas. Tatapan sombong dan mengejek pun diarahkan kepada tuan dari shikagami tersebut, dan Natsume menyusut dalam penghinaan, menundukan kepalanya.

“Ini adalah hal yang paling memalukan yang kualami selama hidupku……”

Ia bergumam, menahan malu, wajahnya menggelap dan bahunya bergetar. Nada bicaranya terdengr suram, dan atmosfer tegang yang diberikannya pun tak ada jejak untuk tenang ‘hahaha, ini sungguh terlalu’.

“Kursus kilat…… Kau harus mejalani kursus kilat, dan itu harus kursus kilat yang fokus dari neraka! Kau harus mengambil kembali setengah tahun, tidak, enam belas tahun hidupmu yang tertinggal. Pertama adalah ‘Perkenalan terhadap General Onmyoudou’ dan semua referensi buku yang berhubungan ‘Onmyoudou Level Dua’, dan ‘Teori Shikagami Modern’, ‘Penjabaran Sejarah Yin dan Yang’…… Juga bacaan klasik, kau harus membaca ‘Karya Kinugyokuto’, setiap buku ‘Seni Ramalan’, dan juga hal mendasar dari ‘Siklus Perubahan’, ‘Prinsip dari Lima Elemen’, ‘Risalah Baru dalam Onmyouji’, beberapa tentang ‘Pedoman Imperial’……”

Natsume mengoceh, dan itu terdengar bagaikan suatu rapalan matera ditelinga Harutora, dan bahkan sebuah mantera dengan atribut ‘jahat’ atau ‘gelap’.

“……Harutora, kau tinggal di asrama, bukan?”

“Uh, iya.”

“Kalau begitu kita akan memulai kursus kilatmu di asrama.”

“Uh, tapi itu asrama laki-laki……”

“Aku juga seorang ‘murid laki-laki’.”

“Uh, tapi……”

“Kau tak perlu khawatir, aku tahu sihir yang akan membuat terjaga semalaman, dan bahkan mampu sampai seminggu penuh jika kau mengabaikan efek sampingnya.”

Ia menatap serius ke arah Harutora, matanya mengilat dengan berbahaya tanpa ada maksud bercanda. Bahkan Harutora yang kelelahan tanpa sadar membeku, tubuhnya menegang.

Namun kemudian……

“…Natsume, laki-laki tadi siang datang lagi.” Kalimat Touji bagaikan seember air dingin.

Pria berjas yang muncul ketika istirahat siang melambai-lambaikan tangannya ke arah mereka dari koridor luar ruang kelas. Natsume membuat suara terkejut, nadanya kembali normal.

“Oh, tidak, aku lupa kelas tambahan……”

“Be-begitu, sangat disayangkan, tapi kita harus menunda kursus kilat tersebut—“

Harutora berencana untuk mengusulkan supaya mereka melupakan hal tersebut, namun Natsume tiba-tiba menatapnya, membuat dirinya terdiam bagaikan mulutnya dijahit.

Natsume mengambil buku catatan, menuliskan nama-nama buku dengan pensil mekaniknya.

“…Ini. Perpustakaan pasti memiliki buku-buku ini, jadi segera pinjam buku-buku tersebut sekarang.”

Setelah menuliskan hal tersebut, ia menyobek lembaran tersebut dan memberikannya ke Harutora, dan segera merapikan barang-barangnya.

Tr2 097.png

“Aku akan kembali ke asrama nanti, jadi silakan baca buku-buku tersebut terlebih dahulu. Tidak, kau harus menyelesaikannya, itu perintah!”

Setelah dengan tegasnya menyatakan demikian, Natsume dengan segera keluar dari ruangan, figurnya pun menghilang bersama laki-laki tersebut melewati koridor. Shikigami yang ditinggalkan pun bahkan tak sempat mengatakan kalimat keberatannya.

Ia melihat lembaran tersebut. Semua artikel literatur dan referensi buku adalah kata yang tak pernah dilihat olehnya, jadi sepertinya ia harus memulai bagaimana cara menyebutkan kata-kata tersebut.

“Bagus, Harutora, Natsume-sensei sangat termotivasi.”

“Touji, kau tak mungkin telah membaca semua buku ini sebelumnya, bukan?”

“Sayangnya, dikarenakan masalah fisik, aku mendapat anemia ketika aku membaca apapun dari sebelum era Heisei.”

Nada sembrono teman baiknya akhirnya membuat Harutora merilekskan pundaknya, menghela napas.

Berbicara mengenai nilai, Harutora memang sudah unggul dalam kegagalan, dan disekolah sebelumnya ia sering harus mengambil kelas remed. Tidak heran jika ia akan mengalami hal tersebut ketika memasuki akademi dan tiba-tiba diharap untuk belajar mengenai Onmyoudou seperti ini.

“Mungkinkah semua murid disini telah membaca dan mengingat semua buku ini?”

“Murid-murid yang lulus dalam ujian masuk Akademi Onmyou kurang lebih pasti telah membaca buku tersebut.”

“Apakah semua kelas mulai sekarang akan seperti itu?”

“Bukankah Tenma bilang, kelas tahun pertama berpusat pada materi.”

Harutora pun terkulai kembali diatas meja, dan Touji hanya melihat ke kejauhan sambil mengusa-usap dagunya. Pupil matanya menggelap, dan telah lama kehilangan energinya untuk marah.

“Aku merasa putus asa……”

“Kelas-kelas disini jauh lebih melelahkan dari apa yang kubayangkan.”

“Adakah sihir yang meningkatkan kemampuan otak?”

“Sihir bodoh macam apa itu.”

Mereka membuka mata beratnya, mengobrol mengenai topik-topik bodoh. Setelah mengobrol, keduanya terdiam, melihat dengan linglung ke arah podium yang ada didepan.

Murid-murid sepertinya terlihat terlalu sibuk untuk mengobrol, dan hanya mereka berdua yang tinggal dikelas.

Tak lama setelahnya, Harutora dengan bosan melipat kertasnya.

Ia melipat kedua sisinya, membuat pesawat kertas. Lalu, dengan perlahan mengayunkan lengannya. Ia dan Touji dengan diam melihat pesawat kertas tersebut terbang meninggalkan tangannya dan perlahan terbang melewati kelas, menabrak papan tulis, dan jatuh tak jauh dari podium.

“……Aku sangat lapar.”

“Aku juga lapar.”

“……Ayo pergi.”

“Oke.”

Harutora memprediksi dengan benar. Tentu saja,masa depannya disini akan sulit.

Akademi Onmyou secara spesifik telah menyiapkan asrama siswa agar siswa yang jauh tempat tinggalnya dapat tinggal diasrama.

Asrama dibagi menjadi asrama laki-laki dan perempuan, dan terletak hanya sepuluh menit berjalan dari akademi. Berbeda dengan gedung akademi yang baru dibangun, dan bahkan jika umur Harutora dan Touji ditambahkan masih kurang dari sejarah asrama tersebut.

Dinding luar asrama tersebut terbuat dari bata merah. Setelah mereka melewati pintu masuk, disatu sisi terdapat ruang santai dan ruang makan, dan jika lurus terdapat area mandi dan shower yang telah dimodifikasi. Harutora telah ditempatkan di ruang kedua lantai dua, dan Touji satu ruang dibawahnya.

Masih ada waktu sebelum makan malam.

Harutora berjalan menuju lanta kedua dengan langkah berat, berpisah dengan Touji di koridor.

Ruang asrama tersebut seluas enam tikar tatami, dan tatami yang ditinggalkan murid sebelumnya masih berada diruangan Harutora, tak pernah diganti.

Setelah kembali ke kamarnya, Harutora menghela napas dalam dengam “Haaah……”, berguling-guling dilantai tanpa mengganti seragamnya.

Ia telah sampai ke asrama kemarin sore dan telah mengorganisir barang-barangnya terlebih dahulu, namun yang ada dalam barang bawaannya selain baju ganti hanyalah selimut. Dengan tambahan, furnitur yang ada diruangan tersebut hanya meja lipat, jadi kamarnya tak terlihat hidup sama sekali.

Kamar kosong tersebut terlihat seperti Harutora sekarang – Harutora yang ingin menjadi seorang Onmyouji.

“Aku lelah……”

Ia menatap langit-langit kamar ketika bergumam. Langit-langit kamar tersebut berbeda dengan langit-langit rumahnya, dan keadaan disekitarnya pun berubah drastis.

…Aku benar-benar berada di Tokyo……

Kali pertama ia datang ke Tokyo adalah pertama kalinya ia hidup sendiri, walaupun ia tinggal diasrama. Sayangnya, rasa gembira akan kebebasan dari kemarin sore pun telah hilang dalam satu hari.

“Aku hanya terlalu tak berguna……”

Wajah terkejut para guru tidak terlalu masalah baginya. Sikap mereka yang menganggap ia tidak ada adalah hal yang sulit ditanggung olehnya. Belum lagi, ia merasa tatapan dingin dan senyum penuh arti yang dilayangkan kepadanya selama kelas berlangsung, dan ia pun menyadari hal itu menjadi tamparan keras bagi imajinasinya setelah ia meninggalkan akademi atas kehendaknya sendiri.

…Ia merasa seperti tertinggal.

Namun, keadaan seperti ini setidaknya jauh lebih baik daripada keadaan yang diprediksikan Touji. Sejauh ini, hanya Kurahashi Kyouko yang terlalu menjelek-jelekkan Harutora sebagai Tsuchimikado, jadi ini tak ada hubungannya dengan dirinya yang merasa stress dan keterasingan yang melanda Harutora.

Masalahnya ada pada Harutora itu sendiri.

“Sial……”

Ia telah belajar sekali sebelum ujian masuk untuk Akademi Onmyou – ia percaya bahwa saat itu dia serius. Namun ia sadar sekarang betapa naifnya pemikiran tersebut saat itu. Ia telah belajar bebisa mungkin selama setengah tahun, ia khawatir bahwa ‘enam belas tahun masa hidupnya’ yang diucapkan Natsume bukanlah hanya sebuah pernyataan yang dilebih-lebihkan.

Walaupun begitu…

…’Itu perintah!’

“……Tch.”

Ia pun akhirnya mendecakkan lidahnya.

“Aku datang kesini hanya sebagai murid dropout……”

Telah menjadi keputusannya untuk pindah, jadi ia tak berharap akan mendapat perlakuan khusus.

Tetapi… pemikiran ‘Aku datang kesini khusus karenamu untukmu’ enggan untuk pergi dari kepalanya. Ia telah meninggalkan masa lalunya untuk berada disisi Natsume; namun, Natsume merasa senang hanya diawalnya saja, dan menyadari kebodohan Harutora – sebenarnya, seharusnya ia menyadari hal tersebut dari awal – ia langsung mengkhianatinya, menangis ‘ini adalah hal yang paling memalukan selama hidupku.’ Candaan macam apa itu. Ia yang mendapatkan malu, Natsume hanya merasa malu karena dirinya yang membuatnya begitu.

“Jika dipikir-pikir, mungkinkah gadis itu menganggap shikigaminya seperti hewan peliharaan yang ia asuh?”

Ia tidak pernah bersinggungan dengan dunia Onmyouji sebelumnya, jadi wajar saja jika ia sangat bodoh. Ia seharusnya menghiburnya ketika melihat teman masa kecilnya kesusahan, meyakinkannya dengan tatapan dan suara lembutnya… Jangan khawatir, Harutora, Aku disini……

“Tak mungkin……”

Ia mencoba membayangkannya, namun ia tak bisa membayangkan adegan tersebut bagaimanapun ia mencoba. Jika Natsume adalah seorang gadis yang manis, ia tak akan membiarkannya dirinya untuk menjauhi Natsume ketika sekolah menengah pertama.

Sebagaimana ia berpikir dan berpikir, wajah temannya yang telah mati pun muncul dalam pikirannya.

“……Hokuto.”

Ia mengingat kembali hari-hari bahagianya ketika ia, Touji dan Hokuto bersenang-senang bersama. Hingga kini, hatinya terasa sakit ketika ia mengingat kenangan tersebut karena tahu waktu tersebut tak kan bisa terulang kembali.

Tidak, meskipun shikigami yang berwujud gadis – Hokuto – telah menghilang, seseorang yang mengontrolnya pasti ada disuatu tempat, dan itu tidak mungkin untuk tidak mengalami kembali masa-masa nostalgik tersebut. Mungkin ia bisa melihat Hokuto yang sesungguhnya – orang yang mengendalikan Hokuto, dan merupakan salah satu alasan yang membuat Harutora untuk memasuki dunia Onmyouji.

Ia ingin bertemu dengan Hokuto.

Ia ingin bertemu dan berbicara sepuasnya suatu hari nanti. Apa yang akan Hokuto pikirkan jika ia tahu kalau ia memasuki Akademi Onmyou dan menderita disana? Mungkinkah ia akan senang akan dirinya, atau memberikannya semangat?

Mungkin ia akan terkejut dengan ketidakbergunaanya, tetapi walaupun ia terkejut, ia masih akan tertawa dan memberitahukannya untuk semangat setelahnya. Ia memiliki lidah yang tajam, namun ia sudah pasti tidak sama dengan Natsume yang berpikiran bahwa prestasi merupakan cerminan diri.

“Ah, Hokuto dulu bilang bahwa aku harus bertanya pada ayahku mengenai dasar-dasar Onmyoudou.”

Harutora memiringkan tubuhnya ketika ia menggumamkan hal tersebut. Lalu, ia tiba-tiba bangun.

“Benar……”

Ia ingat kalau ayahnya memberikannya hadiah perpisahan sebelum ia meninggalkan rumah.

Itu adalah sebuah shikigami – itu dia, sebuah talisman shikigami. Dengan segera ia menuju tas atletiknya yang penuh dengan pakaian.

“Aku lupa karena aku terlalu sibuk kemarin……!”

Dikarenakan tujuanmu ingin menjadi seorang Onmyouji, kau adalah anggota keluarga dari ‘Tsuchimikado’.

Ayahnya bilang seperti itu dan memberikan talisman kepada Harutora ketika ia akan meninggalkn rumah. Ia ingat bahwa ini pertama kalinya ayahnya menyinggung nama ‘Tsuchimikado’ padanya.

Harutora tidak mengetahui shikigami macam apa ini, dan ia kepikiran bertanya untuk mengklarifikasinya. Tetapi, ayahnya telah memberikan shikigami ini dengan khusus sambil menyebutkan nama ‘Tsuchimikado’, jadi walaupun jika ia tidak berharap shikigami pembantu hebat seperti naga Natsume – Hokuto, setidaknya ia berharap bahwa shikigaminya mungkin bisa sedikit berguna dan terpandang seperti kkuda putih Yukikaze. Lagi pula, dikarenakan keluarga utama memiliki naga, sudah wajar jika keluarga cabang memiliki harimau. Dan kemungkinan bahwa ia kuat setidaknya bisa membuat guru dan murid lainnya mengaguminya, sebuah shikigami yang menakutkan, dan sangat kuat……

“Ketemu!”

Ia mengeluarkan amplop kertas berukuran sebesar kartu. Kertasnya tipis, seperti sebuah jimat pelindung yang biasa dijual dikuil-kuil, dan bagian belakangnya ditutup dengan sebuah wax, dengan kata ‘Tsuchimikado’ tertulis dibagian depan menggunakan tinta dengan lambang keluarga pentagram. Didalamnya terdapat jimat shikigami – jimat yang biasa digunakan sebagai wadah untuk shikigami. Tetapi…

“……Sial, bagaimana aku menggunakan ini?” ia telah menggunakan jimat pemulih dan juga jimat perlindungan secara reflex diinsiden sebelumnya. Selain jimat, ia juga menggunakan – walaupun ia hanya mengayunkannya secara sembarang – ‘Pedang Perlindungan’ yang kuat.

Namun, ini kali pertamanya ia memegang jimat shikigami.

Mungkin Natsume akan tahu bagaimana menggunakannya, namun setelah sikapnya yang seperti tadi, ia ingin memberinya kejutan jika ia bisa.

“……Mungkinkah ini ada intruksi manualnya?”

Berharap dengan lemah, Harutora berencana membuka segel yang ada dibagian belakang.

Saat itu, rasa geli pun muncul pada tanda pentagram yang ada dipipinya.

Bagian 3[edit]

Lebih tepatnya, terasa seperti sebuah aura.

Dan berada tepat dibelakangnya.

Secara refleks harutora memutar badannya, menyadari anak kecil yang sedang berlutut dilantai, kedua tangannya diletakkan diatas lantai sebagaimana ia membungkuk.

“Apa?”

Ia pun mau tak mau meragukan matanya.

Ia tak bisa melihat wajahnya dengan jelas karena kepalanya yang ditundukan, namun ia bisa melihat bahwa rambutnya disisir rapi – meskipun terdapat dua tonjolan disisi kepalanya – kepala mungil. Pakaian yang digunakan olehnya hampir sama dengan seragam Akademi Onmyou, namun ini terlihat seperti style original dari seragam tersebut – pakaian kerajaan era-Heian dengan hakama dibagian bawahnya. Pakaiannya jelas terlihat longgar, dan tubuhnya terlihat seperti anak sekolah dasar, tidak, bahkan lebih muda.

“……”

Ia pun tak bisa berkata-kata dengan kejadian yang tiba-tiba ini.

Kapan anak ini memasuki kamarnya? Harutora bertanya-tanya disalah satu sudut pikirannya, namun disudut yang lain dengan tenang berpikir bahwa ia tidak mungkin tidak menyadari jika seseorang memasuki kamarnya yang kecil. Pada akhirnya, ia tak tahu menahu darimana asal anak tersebut, kenapa ia ada dikamarnya, atau kenapa ia bersujud kepadanya.

“Uh, hey……”

Dengan hati-hati Harutora membuka mulutnya.

Hanya ketika ia berbicara, punggung anak tersebut bergetar sebagaimana ia sedang disiram dengan air panas. Harutora pun ikut bergetar, menelan kembali kata-kata yang ingin diucapkannya.

Namun, ketika itu, sesuatu menarik perhatian Harutora,. Ketika anak kecil itu bergetar, terlihat seperti sesuatu berdesir dari belakang tubuhnya yang bergetar – dengan kata lain, dekat dengan bagian belakang tubuhnya. Dan ketika ia menyadarinya, mata Harutora melebar terkejut.

Sebuah ekor.

Sebuah ekor yang ditutupi dengan bulu lurus nan panjang, sebuah ekor yang berbentuk daun yang halus. Harutora hampir lompat karena terkejut, memindahkan arah matanya kembali ke kepalanya anak tersebut. Benda dikepalanya tersebut bukanlah sebuah formasi rambut natural, namun kilas gemetar yang ditunjukan oleh benda tersebut ditutupi dengan bulu yang sama dengan ekornya, telinga runcing berbentuk segitiga.

“Kau, telingamu…… dan ekormu……!”

Ketika Harutora membuka mulutnya dengan keterkejutan—

Anak kecil tersebut pun mengangkat kepalanya.

Seorang gadis kecil.

Gadis itu memiliki poni yang rapi, kulitnya sangat putih bagaikan telah diberi bedak sebelumnya. Penampilannya menunjukan kemudaan yang sesuai dengan umurnya, dan dia terlihat seperti boneka hidup, dengan bahkan rincian detail yang tampak cukup halus.

Hal yang dikagumi olehnya adalah kedua mata yang jernih dan dalam menatap lurus kepadanya.

Matanya memberikan kilat biru.

Mata bulat gadis itu berwarna biru, indah seperti kaca, dalam seperti langit, dan membuat Harutora menatap dengan penuh kagum, menyebabkannya untuk lupa akan pertanyaan-pertanyaan yang ia ingin tanyakan pada gadis kecil tersebut.

Ketika keduanya saling bertatap satu sama lain.

Tiba-tiba—

Airmata pun jatuh dari mata birunya, dan saat itu kesadaran diri

Harutora kembali, panik seketika.

“Apa? Hei! Kenapa kau tiba-tiba menangis! Jika dipikir-pikir kembali, siapa kau? ……Ahh, terserahlah, tak peduli siapapun dirimu, tolong jangan menangis!”

Harutora pun merentangkan tangannya namun tak berani untuk menyentuh gadis kecil tersebut, hanya mampu melambai-lambai dengan kacau diudara. Sang gadis melihat tingkah bingung Harutora tanpa terpenjam, matanya yang berair pun semakin melebar.

Tidak lama setelahnya, gadis kecil itu menggigit bibirnya, dengan cepat menghapus air matanya dengan lengan bajunya. Lalu, ia menundukkan kepalanya lagi, dan berucap:

“Se-se-se, senang berkenalan denganmu—“

Walaupun ia mencoba mengeluarkan suaranya, ia hanya mengumpulkan tekadnya untuk mengeluarkan suaranya yang awalnya memang lemah. Suaranya terdengar kanak-kanak seperti penampilan luarnya, dan pikiran Harutora pun menjadi kosong.

“……Huh? A-apa yang kau katakan? Ada apa ini?”

“Na-na-na, namaku adalah Kon, keturunan suci dari rubah Kuzunoha, shi-shi-shikigami dari Tsuchimikado Harutora-sama yang ditugaskan, kuharap aku bisa menjadi shikigami sesuai harapanmu…”

Ia bersujud dilantai sebagaimana ia berkata demikian. Tentu saja, Harutora begitu terkejut untuk sampai ia berbicara.

…A-apa yang dikatakannya? Leluhur rubah? Keturunan? Harapanmu…… Apanya yang harapan Harutora?

‘Tak bisa berkata-kata’ sangatlah sempurna menjelaskan kejadian seperti ini. Pikiran Harutora kacau balau, pikirannya berputar-putar hebat, dan pada akhirnya kembali lagi menjadi diam tak berkutik.

Dengan kata lain, telinga dan ekor tersebut.

Itu bukanlah sebuah aksesoris, dikarenakan itu bisa bergerak, dan itu terlihat begitu nyata. Terlebih lagi, tubuh seorang gadis tak mungkin memiliki telinga dan ekor sungguhan.

Ia bukanlah seorang gadis manusia.

Dengan kata lain, ia adalah……

“Ah! Shi-shikigami! Mungkinkah kau adalah shikigami?”

Ketika Harutora bertanya mengonfirmasi, gadis itu – Kon – dengan segera mengangguk-angguk.

Disaat itu, akhirnya Harutora mengerti. Ia adalah shikigami, seorang shikigami yang terlihat seperti anak kecil, jadi……

“Mungkinkah – ini? Talisman ini…… Shikigami yang diberikan oleh ayahku……!”

Kon mengangguk kembali, tatapan waspada pun muncul dari wajah mungilnya.

“Ta-tapi, aku tidak melakukan apa-apa?

“Dikarenakan aku adalah shikigami, aku harus menjaga tuanku sepanjang waktu. Aku me-mendengar panggilanmu sebagaimana aku menjagamu dalam bayangan—“

Harutora bertanya bingung, dan Kon menjelaskannya dengan suara kecil sebagaimana dirinya gemetar karena terkejut.

“Huh? Ma-maksudmu, kau sudah ada disisiku semenjak ayahku memberikan talisman tersebut? Tapi kau tidak ada waktu itu! Aku tidak melihatmu sama sekali?”

“Dikarenakan tuanku tidak memanggilku, aku menyembunyikan diri.”

“Bersembunyi? Kau bersembunyi? Kau selalu disana, meskipun aku tidak bisa melihatmu?”

“Y-ya.”

Harutora mengonfirmasi untuk yang ketiga kalinya, dan Kon hanya menundukan kepalanya, meratakan ekornya lembutnya.

Ia terlihat tegang dan sangat takut, dan Harutora menemukan kembali rasa tenangnya melihat sang gadis terlihat pegal.

“Begitu…… Aku, aku mengerti. Setidaknya, pertama angkatlah kepalamu, kau terlalu banyak bersujud hingga aku tak tahu apa yang harus kulakukan, dan itu membuat sulit untuk berbicara.”

Dengan segera Kon mengangkat kepalanya ketika Harutora memintanya. Wajah kanak-kanak tersebut asih terlihat kaku, dan rasa waspadanya masih tidak berubah, dan telinganya terkadang akan berkedut seolah-olah tak mampu menahan ketegangannya.

“……Diingat-ingat, Alpha juga bilang kalimat aneh tadi pagi seperti familiarku telah teregister…… Jadi yang dimaksud olehnya adalah kau.” Harutora duduk bersila dihadapan Kon, menimang-nimang shikigami yang ada didepannya lagi. Kon pun semakin terlihat tegang dalam tatapan penilaian tuannya, menggerak-gerakan tubuhnya takut dan membalas tatapan Harutora, tangannya masih berada dilantai.

Mengabaikan telinga dan ekor sekarang, Kon Terlihat seperti seorang gadis biasa, namun sungguh terlihat lebih dewasa dari seorang gadis – seharusnya, mungkin anak-anak? – yang seumuran. Selain itu, ia tidak terlihat berbeda dengan manusia biasa. Penamipilannya terlihat sedikit terlalu sempurna, namun matanya yang terus terang, kontur lembut yang diberikan pada wajahnya, dan bibir mungilnya yang terlihat ‘biasa’ saja, terlihat seperti seorang gadis mungil ‘biasa’.

...Dia adalah seorang shikigami? Gadis sekecil ini pun bisa menjadi shikigami?

Jika Natsume disini, mungkin ia akan menjelaskan kepadanya bahwa shikigami terbiasa tampil dengan wujud ‘anak kecil’, namun Harutora yang tidak tahu menahu mengenai hal tersebut benar-benar tidak tahu harus menyikapi gadis kecil tersebut seperti apa.

“……Ayah memberikanmu kepadaku?”

Kon dengan kuat menganggukan kepalanya.

“A-Aku juga melayani anggota keluarga cabang Tsuchimikado sebelumnya—“ mungkin menyadari bahwa hanya mengangguk tidak menyelesaikan kebingungan yang dialami Harutora, ia membuka mulutnya untuk menambahi.

“Apa? Kapan itu? Mungkinkah itu ayahku?”

“I-Ingatan masa laluku sudah tidak ada, namun sungguh bukan hanya satu generasi keluarga cabang.”

“Maksudmu kau melayani keluarga cabang dari generasi ke generasi? Begitu.”

Sama seperti Yukikaze yang dimiliki keluarga cabang – Harutora menerima penjelasan tersebut. Dengan kata lain, keluarga cabang memiliki shikigami seperti Yukikaze yang melayani keluarga utama, dan ayahnya telah memberikan salah satu shikigami terssebut kepadnya. Dengan begitu, itu tidak aneh jika waktu itu dengan khusus ayahnya membawa-bawa nama ‘Tsuchimikado’.

“Uh, jadi kau……”

Harutora memanggil, dan Kon pun dengan segera menangis dalam ketakutan dan keragu-raguan.

“Tu-tuan, tolong panggil aku dengan namaku.”

“Tuan…… A-aku mengerti, lalu bagaimana jika kau tidak memanggilku ‘tuan’, akan lebih baik jika kau memanggilku Harutora.”

“H,H-H-H, Ha, Ha, Haru-t-t-tora……sama!”

“……Kau tidak perlu begitu gugup.”

“…………”

“Uh, begitu! Aku tak masalah sama sekali, aku tak masalah, jadi tolong jangan tunjukan ekspresi begitu!”

Mata bulat Kon mulai berkaca-kaca kembali, dan Harutora dengan segera berbicara untuk menenangkannya.

“Tenanglah sedikit terlebih dahulu! Rileks! Tarik napas! Oke?”

Harutora melakukan sebisa mungkin untuk meyakinkannya. Kon pun menegakkan punggungnya dan membuka mulut kecilnya untu menarik napas sesuai perkataanya. Sifatnya sangat simpel, namun sangat menyusahkan untuk mencari tahu bagaimana ia harus bersikap padanya.

…Namun…… ini juga jauh dari ekspetasinya. Ia merasa ini seperti sebuah hubungan antara anak kecil dan walinya daripada shikigami dan tuannya.

Intinya, gadis itu jauh dari ekspetasinya dan bukanlah sebuah shikigami yang bisa dibanggakan oleh pemiliknya kepada orang lain. Ia pasti tidakakn berguna banyak dipertarungan, dan sebaliknya, ia mungkin malah harus melindunginya.

Tetapi, masalah utamanya adalah penampilan luarnya. Lagi pula, jika ia membawa gadis kecil ini kemana pun ia pergi, akan ada kemungkinan besar bahwa hal itu akan menimbulkan kekeliruan yang tidak perlu.

…Ayah sialan itu……

Ia awalnya percaya bahwa ayahnya akhirnya telah memberikannya selamat karena anaknya dengan serius akan meninggalakan rumah, namun ia pasti tertawa dengan keras dibelakangnya sekarang. Harutora benar-benar bodoh untuk merasa senang dengan ekspetasinya.

Tapi, tunggu, Mungkin saja ekspektasinya terhadap Kon salah.

Shikigami tidak bisa dinilai dari penampilan luarnya saja, dan meskipun penampilan luar yang kuat itu bagus, kekuataan sesungguhnyalah yang lebih penting. Tidak menutup kemungkinan shikigami yang kuat sebenarnya bersembunyi dari penampilan gadis kecil tersebut.

“Oke, bagaimana jika begini. Kon, aku ingin bertanya terlebih dahulu padamu.”

Kon dengan segera kembali menjadi serius ketika Harutora mulai berbicara.

“Pertama…… Benar, shikigami macam apa dirimu? Tak apa jika kau hanya mengatakan tipemu.”

Harutora bertanya pertanyaan yang menurutnya pertanyaan paling dasar, namun yang hanya dilihatnya adalah wajah bingung dan ekspresi kaku seolah-olah ia bertanya pertanyaan yang tidak dimengerti olehnya.

“Huh? Kau tak tahu shikigami tipe apa dirimu? Benar, bukankah kau bilang kau adalah pembantu? Mungkinkah kau adalah shikigami pelindung yang seperti Touji katakan?”

“Ya, aku melayani sebagai pembantu Harutora-sama.”

“Benarkah begitu? Uh…… apa lagi yang dikatakannya? Dengan kata lain, kau tipe buatan manusia?”

“Bu-buatan manusia……?”

Wajah ceria Kon dengan segera tertutup bayangan. Bulir keringat muncul diwajah muramnya seolah-olah ia percaya bahwa tak ada jawaban sama sekali terhadap dosa yang tidak bisa dimaafkan.

“Huh? Kau tak tahu juga? ……Ah, aku tahu, kau melayani beberapa generasi keluarga cabang, jadi mungkinkah kau shikigami kuno jauh sebelum General style ada? Uh, kau tak mengingat masa lalumu, bukan? Tapi setidaknya itu lebih baik.”

Ia ingat bahwa Yukikaze juga merupakan shikigami kuno yang didesain sebagai shikigami buatan manusia tingkat tinggi oleh General style, jadi ada kemungkinan bahwa Kon juga setipe dengan Yukikaze.

“Terserah, ini tak akan berguna untuk lanjut bertanya, dikarenakan kau juga tidak tahu, jadi aku akan berganti ke topik yang berbeda. Apa gerakan spesialmu? Apa saja yang bisa kau lakukan?”

“…Iya, maafkan aku karena aku lamban, namun gerakan terbaikku adalah teknik bersembunyi.”

“Oh, gerakan bersembunyi, biarkan aku melihatnya.”

“Se-sesuai perintahmu……”

Berkata demikian, figur Kon pun mengabur dan dengan segera menghilang. Walaupun itu permintaanya sendiri, Harutora masih sangat terkejut melihatnya.

“Uwah! Kau menghilang! Hebat, aku tak bisa dimana kau berada.”

Ia pun merentangkan tangannya, namun lengannya melewati posisi dimana Kon berada tanpa gangguan sama sekali. Terlihat seperti ia telah bergerak degan instan ke tempat lain dibandingkan dengan menyembunyikan dirinya.

“Kon? Apa kau disini?”

“Iya.”

“Ohh, aku mendengar suaramu! Hebat, kau tidak hanya membuat tubuhmu tidak terlihat, bukan?”

“Me-Meskipun itu dapat dilakukan, sebenarnya aku hanya meninggalkan tubuhku yang sebenarnya dan menghapus keberadaanku.”

“Me-Meninggalkan tubuhmu? Apa maksudnya itu? Apakah seperti hantu?”

“Iya, aku dalam wujud rohku…… dan bergabung dengan aura disekitar. N-Namun, jika aku berbicara seperti ini, aura disekitar pasti akan berfluktuasi……”

Sebagaimana Harutora mendengar pemaparan Kon, ia melihat ke arah sumber suara dan melihat sesuatu seperti aura yang mengabur. Tetapi ia tidak melihatnya dengan penglihatan biasanya, melainkan ‘melihat’ aura tersebut dengan kemampuan melihat auranya.

Namun, jika Kon tidak berbicara, ia tidak akan menyadarinya walaupun dengan kemampuan meihat aura. Jadi ini gerakan bersembunyi yang dimaksud – dengan gembira Harutora menganggukan kepalanya.

“Oke, itu bagus.”

Kon dengan segera muncul kembali ketika Harutora berbicara. Meskipun Kon tepat berada didepannya, ia hanya ‘tepat berada disana ketika ia menyadarinya’ seperti sebelumnya, muncul dengan tanpa suara.

“Hmm…… Itu terlihat luar biasa, Kon.”

“Te, Te-Te-Terima kasih atas pujiannya……”

“Jangan terlalu merendah, gerakan tersebut sungguh luar biasa, aku mengaguminya.”

“I-I-Itu biasa saja……”

Kon menundukan wajahnya dengan rona merah dipipinya, ekornya dengan konstan bergerak maju mundur. Ia terlihat malu, dan ekspresinya saat ini terlihat manis.

“Apa lagi? Apa kau memiliki gerakan lain?”

“Me-Mengambang diudara……!”

“Ohh, hebatnya! Terlihat seperti sihir! Apa lagi?”

“Me-Memanipulasi api……!”

“Uwah, bo-bola api! Panas! Bola sungguhan! Hebat!”

Kon mengambang kurang lebih sekitar lima puluh centimeter diudara sambil berlutut, dan bola api berukuran segenggam tangan muncul diatas kepalanya. Bola api tersebut bertambah dua, jadi bola api yang ada total ada tiga mengambang diruang kamarnya. Bola api tersebut terlihat seperti roh yang berkeliaran, tetapi panas yang diberikan oleh bola api tersebut adalah sungguhan.

…Sangat kuat! Shikigami ini sangatlah hebat!

Walaupun ia telah meragukannya sebelumnya, ia dapat bersembunyi, peningkatan, dan menunjukan gerakan sebagaimana shikigami semestinya, simpel namun mudah. Bola api juga – abaikan kekuatannya – bola itu jelas memberikan intimidasi, dan Harutora pun sangat puas mengetahuinya. Ekornya pun bergerak aktif sebagaimana tubuhnya bergeliat senang, tak mampu menyembunyikan rasa senangnya.

Namun…

“Luar biasa, Kon! Apa kau memiliki kemampuan lain?”

“……Huh? Lain……”

Kon pun membenamkan wajahnya, bola-bola api menghilang, dan Kon pun juga berhenti mengambang diudara. “…Huh?” Wajahnya pun memucat didepan Harutora yang tak tahu menahu.

Lalu, cahaya aneh pun mengilat dari mata birunya seolah-olah tiba-tiba memikirkan sesuatu.

Dengan segera ia mengubah postur duduknya, menaruh satu kaki didepan sebagaimana tangannya dengan cepat bersamaan menuju balik punggungnya. Sesuatu berkilau – sebagaimana Harutora berpikiran demikian, wakizashi yang ia pegang dengan erat dengan segera berada tepat diujung hidungnya.

Harutora terkejut.

“Ji, J-J-Jika Harutora-san perintah, aku tidak akan ragu untuk mengorbankan nyawaku! Mu-Musuh Harutora-sama harus dimusnahkan dengan ‘Kachiwari’ kesayanganku……!”

“…………”

Tatapannya galak, dan pedang wakizashi itu mengilat didepan matanya, membuat wajah Harutora menegang.

“……Be-begitu, baiklah, Kon. Aku mengerti, aku sudah mengerti, jadi tolong taruh benda itu kembali……”

Kon panik dan dengan segera menaruh kembali wakizashinya sesuai permintaan Harutora. Sepertinya sarung wakizashi tersebut ada didalam ikat pinggangnya. Setelah menaruhnya kembali, ia dengan segera kembali berlutut.

…Ini tidak baik.

“Ba-baiklah, Kon, itu…… K-Kachiwari? Nama yang menakutkan...... Bagaimanapun, jangan mengeluarkan pisau tersebut tanpa seizinku. Mengerti? Kau tidak boleh mengeluarkannya!”

“T-Tapi, Harutora-sama, sebagai penjagamu, sudah menjadi tanggung jawabku untuk memastikan keamananmu, jika hal tak terduga—“

“Walaupun jika aku mengalami hal tak terduga, kau masih harus mengonfirmasikannya kepadaku terlebih dahuu! Mengerti?” Harutora menyela, dan Kon akhirnya menganggukan kepalanya dengan enggan.

…Shikigami kecil yang akan mampu mengeluarkan pisaunya tanpa peringatan, biarkan aku rehat sejenak……

Meskipun ia tak yakin kapan shikigami ini dibuat, sepertinya ia harus dengan segera membenarkan cara bicaranya yang terdengar kuno,karena mungkin akan ada suatu hari dimana hal itu akan menunjukan hal berbahaya.

…Jika gadis ini dalam masalah, seluruh tanggung jawab akan jatuh kepadanya, bukan? Bercanda, aku tak bisa mengurusi ini sendiri.

Ia merasa kepalanya sakit. Ini bukanlah waktunya untuk berencena untuk menggunakan shikigami agar bisa menaikkan imagenya. Semuanya adalah salah ketidaakberuntungannya, komplain Harutora dalam hati.

Hingga lalu – ‘Aku selalu berpikir kau bodoh, tapi aku tidak mengira kau akan sebodoh itu hingga kau tidak tahu apa-apa!’

“Ugh……!”

Ucapan Natsume pun terngiang dipikirannya, dan Harutora dengan segera menghentikan dirinya yang bersikap sok.

…I-Idiot! Bagaimana aku bisa memiliki sikap arogan seperti ini!

Benar, anak ini jauh memiliki banyak alasan untuk komplain dibandingkan dirinya. Pada akhirnya, ia hanya orang luar yang memiliki nama ‘Tsuchimikado’, yang dimana nilainya tertinggal jauh dan tak dapat mengikuti alur belajar yang ada. Shikigami dengan tuan yang seperti ini yang mendapat keberuntungan buruk.

Kon sepertinya percaya bahwa Harutora sedang memarahinya, dan kepalanya pun ditundukan dalam diam, dengan telinga yang ada dikepalanya yang terkulai karena depresi.

Disisi lain, mungkinkah Kon bersikap seperti ini karena ia merasa telah membuat kesalahan? Mungkin ia percaya bahwa dikarenakan Harutora adalah Tsuchimikado, ia pasti adalah seseorang yang ‘hebat’.

“Hei, Kon, untuk menghindari kesalahpahaman, biar kujelaskan terlebih dahulu……”

“Uh, uh, iya.”

Suara Harutora serius, dan Kon dengan segera menegakkan punggungnya ketika mendengarnya mengeluarkan suara.

Ia terbatuk-batuk canggung, membasahi tenggorokannya.

“De-Dengar Kon, aku akan mengatakannya terus terang, walaupun aku seorang Tsuchimikado, aku tidak seperti Onmyouji hebat yang kau layani sebelumnya. Sejujurnya, aku bahkan tak yakin aku bisa menggunakan kekuatannku sepenuhnya……”

Ketika ia berkata seperti itu—

Mata kon tiba-tiba melebar.

Keputusasaan yang tak berujung pun terpancar dari mata birunya.

“Ma, m-m-m-m-m-maksudmu aku tak dibutuhkan?”

Matanya penuh dengan air mata dan tubuh kecilnya pun gemetar dengan sangat, “Tu-Tunggu!” dengan panik Harutora berkata.

“Tidak! Kau salah paham! Aku tidak berkata tentang membutuhkanmu atau tidak, ini tidak ada hubungannya dengan hal tersebut, itu bukanlah yang kumaksud…… aku ingin supaya kau tidak terlalu berpikir tinggi tentangku.”

“…?”

Mata Kon yang berkaca-kaca pun melebar, terlihat seperti ia tidak mengerti apa yang dimaksud Harutora sama sekali.

“Sebenarnya, uh…… aku masih seorang murid – sesuatu seperti Onmyouji trainee dan nilaiku jelek, hampir dilevel bahwa aku benar-benar orang luar, dan aku tidaklah hebat, jadi kau tidak harus terlalu hormat kepadaku.”

Ia berkata banyak bahkan hingga ia merasa malu, namun itulah kenyataannya, ia tak berdaya.

Kon mendengar penjelasan Harutora dengan mulut yang tertutup rapat dan keterkejutan yang mewarnai wajahnya. Itu membuatnya mengingat reaksi para guru dan murid tadi, dan ia pun tak mampu untuk tidak menolehkan wajahnya, malu.

Namun—

“Itu tidak benar.”

Ucap Kon tegas.

Ia berbicara lancar dan dengan kepercayaan diri dalam suaranya, kebalikan dari sebelumnya. Namun, setelah Harutora menoleh kembali dengan terkejut, ketegasan yang ada pada wajahnya menghilang dan kembali menjadi dirinya yang malu-malu.

Walaupun begitu, ia berusaha semampunya untuk menyampaikan pendapatnya.

“A, A-Aku menjaga Harutora-sama seharian ini.”

“…Ah.”

Benar, itu berarti bahwa ia telah melihat semua penampilan bodoh Harutora di Onmyou Akademi tadi.

“La-lalu kau seharusnya tahu benar bahwa aku tidak mengerti apapun sama sekali, bukan? Lalu kenapa……”

“Karena a-aku adalah shikigami Harutora-sama.”

“Hanya alasan itu? Kau sangatlah hormat kepadaku hanya dengan alasan tersebut?”

Harutora bertanya dengan tidak percaya. Kon menunjukan tatapan bingung dan menatapnya ketika mendengarnya berucap seperti itu, seolah-olah itu adalah hal paling wajar. Jika hal itu adalah memang hal yang paling wajar…… Sebagai shikigami Natsume, Harutora pun merasa putus asa membayangkan dunia macam apa itu.

“A-apa aku merepotkan Harutora-sama?”

“Tidak…… bukan itu.”

Harutora menjawab acuh tak acuh. Sebenarnya, ia merasa bahwa Kon terlalu meninggikan dirinya, jadi ia merasa sedikit gelisah. …Tapi……

Perkataaan Kon menggerakkan hati Harutora setelah seharian penuh mengalami penderitaan.

Dipikir baik-baik, akan menjadi tragedi betul jika shikigaminya menunjukan sikap hina padanya. Sikap Kon tidak akan sekaku itu jika secara perlahan mereka saling mengenal. Secara acak mengayunkan wakizashi tersebut memang masalah yang merepotkan, namun tak ada alasan untuk mengubah pendiriannya.

Disisi lain, dikarenakan Kon sudah pasti sangat patuh kepada tuannya, ia harus berusaha semampunya untuk menjawab ekspetasinya dan menjadi Onmyouji yang pantas menerima hormatnya.

“……Aku mengerti, mulai hari ini kau akan menjadi shikigamiku dan aku akan menjadi tuanmu, walaupun aku adalah tuan yang tak pantas. Mohon bantuannya, Kon.”

Harutora dalam diam telah memutuskan, berkata demikian pada Kon sambil tersenyum.

Pipi Kon merona dan matanya berkaca-kaca untuk sesaat. Dengan segera ia menundukkan kepalanya.

“A, A-a-aku tidak layak, mohon instruksinya—“

Sikap dan perkataannya sangat sopan, ekornya pun bergerak-gerak senang seperti anak kecil. Meskipun sebenarnya ia merasa sedikit menyesal, Harutora tak lagi menghiraukannnya ketika melihat Kon yang saat ini begitu senangnya.

…Aku memiliki shikigami sekarang. Harutora mencerna kembali fakta tersebut.

“……Baiklah! Lalu, Kon, kau seharian penuh bersamaku, jadi kau mengerti benar bukan orang macam apa aku ini?”

“H-h-harutora-sama berpikiran luas, bahkan seseorang sepertiku dapat me—“

“Tenang, kau tak perlu terburu-buru untuk menjawab, aku hanya bermaksud untuk lanjut bertanya, seperti…… Benar, apakah ada arti khusus dengan telinga dan ekormu?”

Harutora menyembunyikan senyum jailnya, bertanya dengan nada selembut mungkin. Dengan pertanyaan tersebut, Telinga dan ekor Kon dengan segera berdiri dan terlihat waspada seperti terkena serangan kejutan.

“A-arti…… aku adalah keturunan roh rubah, jadi……”

“Huh, kau seekor rubah? Mungkinkah kau rubah magis – tidak, mungkin seekor kitsune?”

Harutora awalnya berpikir bahwa kedua hal itu aalah telinga dan ekor anjing. Setelah mendengar pertanyaan tersebut, Kon mengangguk. Jika begitu, lalu bola api yang dimunculkan oleh Kon tadi bisa saja disebut sebagai ‘api rubah’.

Touji telah menjelaskan bahwa standar shikigami buatan adalah mampu memiliki kekuatan sihir eksternal. ‘Kekuatan sihir eksternal’ tersebut dalam hal ini adalah ‘roh rubah’ milik Kon, dengan kata lain, Kon adalah shikigami yang dibentuk berasal dari roh rubah. Walaupun begitu, Harutora sebenarnya tidak mengerti tentang apa itu roh rubah.

Ia pun hanya ber-ohh ria dengan sedikit rasa penasaran, sedikit memajukan dirinya untuk melihat lebih jelas telinga Kon. Mungkin Kon merasa sedikit malu dengan tatapan Harutora, sebagaimana pipinya yang memerah dan ia yang menolehkan wajahnya ke samping…… Namun telinganya malah semakin bergerak-gerak.

“……Bisakah aku menyentuhnya?”

“Hya!?”

“Ah, jika kau keberatan, aku tak akan memaksa—“

“T-t-tidak, bukan begitu, sentuhlah jika kau ingin……”

Ia pun perlahan memajukan kepalanya dan Harutora merentangkan tangannya sambil “Maaf”.

Pertama ia merasakan telinga Kon diantara jari-jarinya. Kon gemetar seperti dialiri listrik ketika ia menyentuhnya.

“Ohh, lembutnya – Haha, bahkan bergerak, benar-benar seperti anak anjing…… Ahah, baiklah, baiklah.”

“…………”

“Bolehkah aku menyentuh ekormu juga?”

“Te-tentu saja……”

Kon terlalu malu untuk melihat Harutora ketika ia berbicara, memiringkan punggungnya kepada Harutora.

Bahkan ekornya pun terasa lebih lembut dibandingkan telinganya, dan Harutora berpikir lembut sekali, sambil “Ohh!” ria, senang. Ia sebenarnya cukup menyukai binatang.

“Terasa sangat begitu enak, bebas dan lembut…… Oh, ini bergerak.”

“……A-a-aku merasa sangat terhormat bahwa dirimu…… menyukainya……”

“Yah, ini sangat lembut. Dengan catatan, aku tak pernah memegang rubah sebelumnya, jadi ini bagaimana ekornya terlihat.”

“…………”

Harutora terus mengelus ekor rubahnya, membuat Kon sering kaget tersentak pada setiap elusannya dan rileks kembali. Ia berusaha keras untuk menahannya tanpa berani untuk berbicara, bahkan telinganya bergerak semakin cepat.

“Ah, maaf, apa terasa gatal?”

“T-t-t-tolong jangan khawatir……”

“Bisakah kau menggerakan ekormu sesuai keinginanmu? Sebenarnya, bagaimana ekormu bisa bergerak?”

“Ba-bagaimana—!?”

Harutora bertanya dengan santai, namun untuk suatu alasan Kon sedikit meninggikan suaranya tidak karuan.

Akhirnya, ia membulatkan tekad dan berdiri dengan diam, mulutnya rapat dan kulit putihnya pun merona hingga lehernya. Lalu, dengan punggungnya yang menghadap Harutora, ia perlahan melepas tali yang ada dipinggangnya.

“Se-se-se-se-, Seperti ini!”

Ucapnya dan dengan tiba-tiba menurunkan hakamanya.

Ekor yang secara konstan gemetar dan pantat putihnya pun berada didepan Harutora—

“Ada apa, Harutora! Aku berkunjung ke perpustakaan saat mau pulang sebagai pencegahan, dan menyadari bahwa, buku yang aku suruh kau baca masih ada—“

Natsume dengan kasar membuka pintu kamar Harutora tanpa mengetuk, tangannya membawa tumpukan buku. Teriakan marah pun terdengar sebagaimana ia berjalan memasuki ruangan.

Waktu berhenti, semuanya terdiam.

Kon meratap tanpa bersuara, dengan segera menaikan hakamanya, berusaha untuk tidak terjatuh. Harutora dengan cepat membantu Kon ketika ia terjatuh dalam pelukannya – dan hasilnya keduanya berpelukan satu sama lain sebagaimana hakama Kon jatuh ke lantai.

Tr2 131.png

Tumpukan buku yang dibawa Natsume satu persatu jatuh.

Kon telah membeku, namun Harutora mengambil hakama yang terjatuh dengan kecepatan yang sangat, menaikan hakama seperti ia sedang membantu anak kecil untuk memakaikan celananya dan mengikat talinya.

Lalu, ia menarik napas, dalam, dan baru saja ingin membuka muutnya, ketika—

“……………...Harutora?”

“Uh—“ “………………Apa yang kau lakukan?”

“Kau salah paham—“

Ini pertama kalinya Harutora mendengar Natsume dengan suara seperti itu semenjak ia lahir, dan suara ketika ia menjawab terdengar seperti bukan suaranya.

“Uh, begini, tenanglah dan dengar penjelasanku, oke? Kau salah paham, dia Kon, jangan lihat dia seperti anak kecil, dia sebenarnya adalah rubah. Terlebih lagi, dia adalah shikigami, bukan manusia. Lihat ekor dan telinganya sebagai buktinya. Jadi kau salah, ini tidak seperti yang kau pikirkan……”

Natsume mengerutkan keningnya, matanya dengan ganas memberikan kesan berbahaya.

Diwaktu yang bersamaan, Harutora seperti melihat beberapa jimat sihir yang muncul ditangannya, dan walaupun ia merasa ingin tahu bagaimana ia mengeluarkan jimat tersebut, perhatiannya lebih tertuju dengan kata ‘bahaya’ yang tertera jelas didalamnya. Harutora yang berusaha meluruskan kesalahpahaman pun semakin diam dan diam.

“…………Mesum.”

“Tunggu—“

“…………Mati.”

“Na-natsume?”

Tubuhnya terlihat seolah-olah telah mengembang – ini apa yang ia lihat dengan kemampuan melihat rohnya, tak mungkin salah.

“Mati kau, mesum! Order!”

‘Ketika aku sampai, jantungmu sudah berhenti berdetak.’

Touji dari ruang sebelah memberitahukan Harutora setelahnya. Tentu saja, hal itu hanya sebuah candaan.

Bagian 4[edit]

Disuatu ruangan digedung apartemen.

Cahaya menyala didalam ruangan tersebut, namun meresap dengan suasana seram yang tak bisa dijelaskan. Sedikit bau yang menyengat hidung, bau yang aneh.

“……Efeknya lebih dari yang diduga, sungguh menyedihkan.”

“……Iya, sangat disayangkan.”

Ini adalah ruangan rahasia yang disediakan sebagai pencegahan, seperti yang disebutkan ‘tiga lubang untuk sarang kelinci’. Tidak ada furnitur ataupun hiasan diruangan tersebut, dan banyak kotak yang telah terbuka diletakkan dilantai.

Kotak tersebut memiliki ukuran yang sama, tiap-tiap kotaknya berjarak satu meter panjangnya. Bagian luarnya tertutupi dengan jimat dan pada bagian dalamnya terdapat barang yang sangat kotor.

“Apakah Agensi Onmyou telah bergerak?”

“Mereka terlihat tenang dari luar, tapi itu hanya penampilan luarnya saja.”

“Mungkinkah para petingginya terlalu waspada? Raja telah dikonfirmasi identitasnya.”

“Aku juga merasa sama, tapi setidaknya akan lebih mudah untuk kita berpura-pura daripada menjadi mangsa kewaspadaannya.”

Dengan hati-hati ia meraup kotoran yang ada didalam kotak dalam kilat dingin cahaya temaram.

Tidak lama setelahnya, ia mengeluarkan objek yang ada didalam kotoran tersebut.

Sebuah pot. Pot yang disegel, dan mantera yang tertulis penuh dibagian luarnya.

Ia menggoyang-goyangkan potnya perlahan, dan sesuatu pun munucl dari dalam. Senyum dingin tak tertahan muncul diwajahnya.

“Apa kau sudah menghubungi orang itu?”

“Kau maksud orang penting itu? Tidak secara langsung.”

“Mungkin akan berguna, tergantung keadaannya……”

“……Aku tidak berencana untuk unjuk tangan dengan segera jika bisa.”

Ia membersihkan kotoran yang ada dipot tersebut, perlahan membuka segel yang ada.

Bagian 5[edit]

Penggunaan shikigami tidak diklasifikasikan dengan pedoman yang ketat, bertentangan dengan klasifikasi metode penciptaannya. Untuk tujuan kenyamanan, Agensi Onmyou mengklasifikasi shikigami yang dijual secara publik, namun itu adalah fakta bahwa bahkan jenis klasifikasi semacam ini juga digunakan secara luas.

Contohnya, ada beberapa tipe General yang bisa diaplikasikan untuk berbagai penggunaan; tipe transportasi dimana tipe tersebut dapat memindahkan penggunanya atau memindahkan objek; tipe deteksi dimana tipe ini bisa menginvestigasi hingga jarak jauh dengan lima panca indera; tipe pengikat, tipe yang paling sering digunakan oleh Investigator Mistis ketika menahan pergerakan para criminal, dan tipe mekanikal yang dimana wadah tersebut akan menjadi tubuh shikigami.

‘Shikigami pelidung’ termasuk dalam salah satunya.

Namun, semantik dari sebuah shikigami pelindung sedikit berbeda dengan shikigami tipe lainnya.

‘Pelindung’ pada shikigami tipe pelindung berasal dari ‘Pelindung Dharma’ dari Vajrayana dan Shugendo sebagaimana ‘General Onmyoudou’ tidak terbatas pada Onmyoudou lama saja tetapi lebih ke bergabung dengan berbagai macam sihir dan sistem magis yang ada di Jepang, yang tentu saja termasuk Vajrayana dan Shugendo. Jika dilihat akarnya, Pelindung Dharma biasanya adalah seorang dewa atapun roh yang melayani sebagai pembantu atau penjaga.

Sebenarnya, , definisi tersebut lebih cocok dengan definisi shikigami tipe pembantu dari ‘Generral style’. Dengan kata lain, shikigami pelindung adalah pengganti dari pembantu shikigami para ‘Pelindung Dharma’, yang dimaksudkan untuk melayani dengan peran yang sama.

Penjaga shikigami yang setia selalu berada disis tuannya, menjaganya sekaligus mematuhi perintah tuannya.

Itulah shikigami pelindung.

……Namun itu tidak berjalan mudah kemarin.

Harutora dengan diam bergumam pada dirinya.

Ini adalah hari setelah ia selamat dari kematian. Kelas terakhir hari ini diadakan didalam ruang kelas Akademi Onmyou. Guru wali kelas Ohtomo ternyata adalah pengajar, dan ini kali pertamanya berada dikelas wali kelasnya. Sikapnya yang sembrono masih tidak berubah bahkan didalam kelas.

Sama seperti kemarin, Harutora menjadi pusat perhatian murid-murid disekitarnya, namun alasan mengapa mereka sering melirik-lirik Harutora berbeda dengan kemarin. Perban dapat dilihat diseluruh tubuh Harutora, dan jimat penyembuh pun terpasang dimana-mana.

Setelah kejadian kemarin, Harutora telah menggunakan banyak jimat penyembuh yang ia bawa dari rumah, jadi tidak terlalu serius. Dan ia akhirnya dapat menjelaskan seluruh kejadian kepada Natsume setelah ia pulih.

Walaupun begitu, perasaan Natsume sepertinya tidak berubah sama sekali.

Terlepas dari apa yang terjadi, itu adalah sebuah fakta yang tak terbantahkan bahwa Kon - Kon yang berpenampilan sebagai gadis muda - mengarahkan pantatnya pada wajah Harutora. Terlebih lagi, ia telah mengabaikan instruksi yang diberikan dan tidak meminjam buku-buku tersebut ketika ia kembali ke asrama.

Meskipun Natsume sudah meminta maaf karena telah salah paham dan ‘menghukum’ Harutora, ia tidak berbicara dengan Harutora satu patah kata pun setelahnya, dilanjut dengan bahkan tak melihat Harutora ke arah sama sekali.

Lebih buruknya lagi, hari ini bahkan Touji duduk sedikit lebih jauh untuk menunjukan bahwa ia ‘menjaga jarak’ dari dirinya. Akademi Onmyou tidak memiliki kursi yang ditetapkan, jadi semuanya duduk dimana pun yang mereka mau pada setiap kelasnya. Touji telah berpindah-pindah tempat duduk untuk mengumpulkan informasi, membuat Harutora menjalani kelas sendirian seperti orang yang kabur dari ruang gawat darurat.

Tidak, sebenarnya ia tidak benar-benar sendiri.

“……Kon, apa kau disini?”

Ia berbisik, memastikan murid yang lain tidak ada yang mendengar.

“…A-a-aku disini……”

Jawaban Kon terdengar ditelinganya, namun figurnya masih tak terlihat.

“Kon, dengar. Aku telah memeringatkanmu pagi ini, tapi tolong tetaplah untuk bersembunyi hari ini, karena aku tak bisa untuk menghadapi masalah lagi jika terjadi, bahkan masalah sekecil apapun.”

Harutora menunjukan tatapan curiga sebagaimana ia menatap ke arah sumber suara, dan sepertinya ia menyadari sedikit getaran, namun pelan.

Setelah kejadian kemarin, Harutora telah belajar, dan ia memerintahkan Kon untuk tetap bersembunyi kecuali jika dipanggil, memutuskan bahwa ia tidak akan membuat perintah dan membiarkan Kon agar tetap dibelakangnya.

…Karena gadis ini kekurangan kesadaran diri dan tidak bisa membaca situasi. Bagaimanapun, mendengarkan pelajaran kelas Akademi Onmyou adalah prioritasnya saat ini, dan tidak ada kesempatan bagi Kon untuk muncul, jadi menunggu adalah keputusan terbaik untuk sekarang.

Berbaikan dengan Natsume, menyatu dengan murid-murid kelas, dan belajar Onmyoudou – terdapat banyak sekali yang harus dilakukan. Diantara tumpukan-tumpukan tugas ini, Harutora juga berencana untuk familiar terlebih dahulu dengan lingkungan sekitar dan membangun ‘kehidupan normal’ barunya adalah tugas utamanya, dengan tidak berlanjut melakukan tindakan bodoh sebagai bagian terpentingnya.

“……Aku benar-benar menyedihkan……”

Natsume sepertinya tidak memiliki perasaan senang terhadap Kon, namun dikarenakan Kon adalah shikigami pelindung dan ia biasanya bersembunyi disuatu tempat, satu-satunya yang dapat ia lakukan adalah adalah untuk menanggungnya dan menunggu sikap Natsume melunak.

Hingga kemudian—

“Hei, kau melamun, murid baru! Dengan ‘Haru’ dinamanya!”

“Wah! Ma-maaf! Aku mendengarkan! Aku mendengarkan dengan serius!”

“Lalu kenapa kau meminta maaf?”

“Ah.”

Harutora tidak bisa berkata apa-apa untuk sesaat, dan bisik-bisik tidak menyenangkan pun muncul diruang kelas. Ia merasa lehernya berkedut, dan ia pikir mungkin Natsume sedang menatap marah ke arahnya, namun ia tak memiliki keberanian untuk mengonfirmasinya.

“Itu tak bagus, Harutora-kun. Kau mulai bermalas-malasan dihari kedua kau masuk, bagaimana kau akan mengejar ketinggalanmu selama setahun jika kau melamun seperti itu? Ditambah dengan guru-guru lain yang mengatakan bahwa dirimu jauh lebih buruk daripada yang lain.”

Ohtomo menghela napas dengan pelan dan berhati-hati, dan Harutora memeringati dirinya bahwa ini bukanlah kesempatannya untuk berbicara, menundukan kepalanya dan bergumam.

Sebenarnya kalimat Ohtomo tidak ada maksud buruk, ia hanya merasa bahwa ini menarik. Sebelum kelas dimulai ia berbicara dengan ringan mengenai luka-luka Harutora: “Kau benar-benar bisa membuat masalah.” Itu benar-benar suatu keajaiban entah kalimat tersebut cocok untuk seorang guru atau tidak.

“Tapi itu cukup tak sopan untuk meminta agar kau dengan segea mengejar jalannya kelas, sebagaimana kurikulum disini – khususnya jadwal pelajaran –cukup padat, dan tidak ada waktu untuk mengulang pelajaran yang sudah diajarkan.”

“Be-begitu……”

“Yah, dan lagipula, walaupun menganggap bahwa seluruh murid disini dapat mengikuti proses kurikulum tersebut, bahkan guru yang bertanggung jawab untuk mengajar cukup gelisah entah murid-muridnya sungguh mengerti atau tidak.”

Lalu—

Seperti ia telah menemukan ide dari perkataannya, Ohtomo tiba-tiba menutup mulutnya dan berpikir keras.

Lalu. Ia menyeringai, menutup buku teks yang ada ditangannya pelan.

“……Dikarenakan kedua murid baru saja pindah, mengapa kita tidak gunakan kesempatan ini untuk mengulang kembali pelajaran minggu lalu. Disisi lain, ini bisa sebuah pengulangan, dan disisi lain ini bisa untuk mengecek apakah semuanya benar-benar mengerti dengan pelajaran yang diberikan atau tidak .”

Pernyataan tiba-tiba Ohtomo menimbulakn keributan dikelas dengan beberapa yang komplain akan hal tersebut, namun Ohtomo tidak memedulikannya sama sekali.

Tetapi—

“Tolong jangan bercanda!”

Seorang murid memukul meja cukup keras, berdiri dari tempat duduknya. Tidak perlu ditanya bahwa murid tersebut adalah Kurahashi Kyouko.

“Sensei, kau bilang bahwa kurikulum ini cukup ‘padat’, tapi sekarang kau berencana untuk menunda pembelajaran karena hanya dua orang murid pindahan? Bukankah ini terlihat seperti pelayanan spesial!”

Ia berbicara secara jelas dan logic seperti biasa, dan Ohtomo pun hanya ber-‘nn’ ria, namun itu tidak terlihat entah ekspresi diwajahnya itu suatu kebingungan atau ketidakpedulian.

“Dengar, Kyouko-kun. Melakukan ini bukan hanya untuk Harutora-kun dan Touji-kun, sebagaimana aku berharap bahwa semuanya bisa mengambil kesempatan ini untuk mengulang.”

“Mengulang adalah tanggung jawab masing-masing! Semenjak kurikulum ini disusun agar semuanya dapat mengikuti sebagai alasan, semua yang percaya bahwa mereka tidak bisa mengikuti kelas jelas bertanggung jawab untuk mengulangnya sendiri. Ini tidak adil jika mengorbankan hak murid yang memang serius untuk belajar dengan orang yang tidak memiliki kesadaran diri!”

“Hmm…… Dari apa yang kau katakan, itu terdengar seperti kita harus membiarkan murid yang tidak bisa mengikuti pembelajaran?”

Ohtomo dengan hati-hati mengonfirmasi. Suaranya tetap terdengar santai seperti biasa, namun jelas terdapat tatapan menyelidik yang diarahkan kepada Kyouko dari balik kacamatanya.

Kyouko mengerti motif Ohtomo, menegakkan punggungnya dan menjawab tanpa ragu:

“Bukankah kurikulum disusun sedemikian rupa dengan tujuan seperti itu?”

Nada dari jawabannya terdengar congkak dan penuh dengan percaya diri, dan ia jelas mengetahui bahwa pernyataan seperti itu itu dapat dikritik karena arogan, seoalah-olah ia dengan sengaja memprovokasi orang-orang dengan pendapatnya.

Namun, Ohtomo menjawab dengan: “Hmm, kurasa begitu”, dengan segera menyetujui apa yang dimaksud Kyouko.

“Pada akhirnya, Onmyouji bukanlah profesi yang dapat dilakukan oleh setiap orang. Itu adalah kebijakan pendidikan Akademi Onmyouyang terutama membuat upaya untuk membantu siswa yang tertinggal adalah upaya sia-sia, dan bahkan mereka ingin menendang keluar orang-orang yang tidak memiliki kemampuan untuk bersaing dikurikulum atau yang ‘bodoh’ dan tidak menyadari bahwa dirinya tertinggal.”

Ohtomo berbicara terus terang, dan alarm pun berbunyi didalam pikiran Harutora.

Ketatnya. Dan terlebih lagi, kalimat tersebut terdengar ‘natural’ ketika Ohtomo yang mengucapkannya.

Kyouko menutup mulutnya, menganggap diskusi telah selesai, namun Ohtomo lanjut berkata:

“……Namun disisi lain, Akademi Onmyou memberikan yurisdiksi yang cukup luas pada pengajarnya, dan karena demikian aku tidak setuju dengan kebijakan tersebut.”

“Ti-tidak setuju? Itu……”

“Haha, itu sangat bertentangan, bukan? Selain itu, Akademi Onmyou tahu bahwa aku menentang kebijakan tersebut namun masih meminta diriku untuk menjadi seorang pengajar, yang setara dengan diam-diam menerima kontradiksi tersebut. Apa kau tahu mengapa Akademi Onmyou melakukan hal tersebut?”

Ohtomo bertanya sambil tersenyum, dan tentu saja tidak ada satu pun murid yang menjawab.

Jadi, ia berkata dengan gembira:

“Itulah sihir.”

Tr2 143.png

…Kaki palsunya yang ada dibawah pahanya pun membunyikan suara ‘clunk’.

Bunyi tersebut pun terdengar ditengah-tengah kelas yang hening. “Bagaimana ini? Bukankah dunia orang dewasa terlihat aneh dan kompleks?” Ohtomo tersenyum, dengan lihai menambahkan kalimat tersebut. Namun, tatapannya terlihat begitu tenang sebagaimana ia berbicara.

“Terus terang saja, jika tujuanmu hanya berharap untuk lulus ujian ‘Onmyoudou Kelas Tiga’ – Tidak, bahkan ‘Kelas Dua’ - kau tidak perlu begitu mengerti terlalu jauh mengenai hal tersebut. Tetapi, tujuan dari Akademi Onmyou tidak hanya dalam skala kecil sedemikian rupa. Meskipun kami para pengajar selalu mengatakan hal yang sama, selalu menginginkan agar kalian giat belajar, kami sebenarnya mengantisipasikan hari dimana kalian bisa tampil.”

Ohtomo berbicara seperti ia sedang bercanda.

Sebenarnya, Harutora tidak mengerti maksud dari perkataan Ohtomo, namun atmosfer dikelas mengatakan bahkan jika maksud dari perkataan itu sendiri memang sulit untuk dimengerti.

Yang lebih anehnya lagi adalah Ohtomo yang dengan tenangnya mengatakan ‘Inilah sihir’ sebenarnya cukup meyakinkan.

Ia terlihat biasa saja, bericara dan bertingkah laku dengan sembrono, dan bahkan seluruh tubuhnya memberikan kesan sulit untuk mendeskripsikan keberadaannya yang seperti tidak dapat diandalkan.

Namun, hanya dirinyalah spesialis yang ada didalam kelas ini, Onmyouji sebenarnya.

“Baiklah, begitu keadaannya – semuanya merasa semakin kebingungan jika aku semakin banyak bicara, bukan? Lagipula, inilah Akademi Onmyou dan aku adalah instruktor kalian, jadi semuanya harus patuh mendengarkan instruksiku~”

Entah bagaimana, Ohtomo pun memberitahukan mereka untuk melakukan apa yang diperintahkan. Mungkin tujuan sebenarnya adalah untuk mengalihkan pemikiran para murid, dengan kata lain, semua murid yang ada dikelas ini telah terjatuh dalam ‘kebingungannya’.

…A-apa latar belakang dari guru tersebut?

Touji juga menunjukan bahwa ia tidak mengerti lebih jauh dengan guru yan g ada didepannya. Walaupun Harutora kebingungan, setidaknya kesannya terhadap Ohtomo dapat sedikit berubah.

Instruktor yang ada diatas podium berbicara tanpa jeda, namun sebenarnya masih ada beberapa murid yang mengerti maksud perkataannya.

“…… Aku, aku tidak bisa menerimanya……!”

Seseorang yang berkata demikian adalah Kyouko lagi.

“Bahkan jika kau beralasan kembali, keputusanmu saat ini jelas berdasarkan kedua murid pindahan tersebut – Tidak, lebih tepatnya untuk murid pindahan Tsuchimikado. Mungkinkah kau memutuskan demikian hanya karena dirinya? Aku tidaak bisa menerima dirimu yang berlaku seperti itu!”

Kyouko dengan jelas menolak untuk mengalah.

Situasinya berjalan hampir sama dengan yang kemarin, dan tatapan murid-murid – termasuk milik Harutora – terarah Natsume yang duduk diujung kelas. Tidak ada hubungannya jika kau menerimanya atau tidak – celaan Natsume pun terngiang-ngiang ditelinga mereka.

Namun—

“…………”

Natsume duduk ditempat duduknya tanpa menhiraukan sama sekali tatapan yang tertuju padanya, bahkan berusaha untu hanya menatap ke luar jendela, berpura-pura untuk bersikap tidak peduli. Keributan semakin menjadi-jadi ketika seluruh murid benar-benar terkejut ketika melihat ia bersikap demikian, dan Harutora hanya bisa marah dengan getir.

…Gadis itu masih merajuk.

Tidak mungkin jika dirinya tidak mendengar argument yang terjadi didalam kelas, namun kali ini Natsume sepertinya tidak ada niatan untuk kembali membela Harutora, tidak seperti sebelumnya.

Sebagai hasilnya—

“Kami membicarakanmu! Mungkinkah kau tidak ingin menyampaikan pendapat yang ingin kau kemukakan? Tsuchimikado Harutora!”

“…Huh, aku?”

Kyouko pun menyebut nama Harutora yang terlihat tidak ingin ikut campur, dan seluruh tatapan murid-murid pun dengan segera berpindah dari Natsume ke Harutora.

Dikarenakan Natsume terlihat tidak peduli, Kyouko mengalihkan serangannya dari tuannya menuju shikigaminya. Harutora yang tidak siap merasa tak berdaya dan mau tak mau untuk melihat reaksi Natsume kembali. Natsume masih melihat ke luar jendela seperti biasa, leher jenjangnya terlihat sedikit kaku…… Ia sama sekali tidak berniat untuk membantunya sama sekali.

Dengan begitu, ia hanya bisa bergantung pada dirinya sendiri, dan terlebih lagi, ini adalah masalahnya sendiri, dan itu akan menyulitkannya untuk menyelesaikan masalah ini jika ia membawa-bawa Natsume lagi.

Oke. Ia merubah pola pikirnya, menjawab langsung pada Kyouko.

“Aku……”

Tepat ketika ia berbicara, ia menyadari bahwa seluruh murid yang ada dikelas menajamkan pendengarannya, dikarenakan ini kali pertamanya ia berbicara, yang mana selalu menarik perhatian semua orang, akhirnya secara resmi berbicara.

“……Aku, Aku memang tidak bisa mengikuti kurikulum, dan itu akan menjadi bantuan yang sangat jika sensei mau untuk mengulang pelajaran minggu kemarin.”

“Tidak apa bahkan jika itu membuat murid lainnya membuang waktunya denganmu?”

“Tidak, aku pikir itu lebih dari apa yang bisa kuduga.”

“Lalu—!”

Kyouko berencana untuk mengambil kesempatan tersebut sebagai klaim kemenangan, namun dengan segera Harutora menyergah kata-katanya.

“Aku tidak berpikir untuk tidak menduga hal demikian – tapi aku tidak akan menampiknya. Dikarenakan itu adalah keputusan sensei, aku dengan bersyukur akan mengikuti kelas…… Uh, meskipun aku munkin tidak akan mengerti kembali.”

Harutora menjawab dengan jujur, mengangkat bahu. Kyouko terlihat seperti tidak menduga sikapnya begitu rendah hati sedemikian rupa, dan ia menatap Harutora dengan mata yang melebar.

Ia berharap ia bisa membangun ‘kehidupan normal’ barunya setenang dan stabil sebisa mungkin.

Kehidupan normal seperti ini tidak akan mengurangi Akademi Onmyou, atau dengan kata lain tidak memiliki makna. Ia rela untuk menghabiskan waktunya untuk membuatnya menjadi kenyataan, namun tidak ada arti baginya jika kehidupan normal tersebut tidak memiliki akses penting untuk menjadi seorang Onmyouji.

“Ditambah, seperti yang Natsume katakan kemarin, membicarakan ketidakadilan yang kau maksud hanyalah sia-sia, tidak mungkin itu bisa terjadi. Kami Tsuchimikado tidak ada niatan untuk menggunakan nama Tsuchimikado untuk mengintimidasi orang-orang, nama itu tidaklah begitu hebat lagi. Sebenarnya, aku berpikir bahwa itu hanya kau yang menakut-nakuti dirimu…”

“Ap—“

“Uh, mari kita lupakan masalah Tsuchimikado untuk sekarang, jika aku merepotkan semuanya – aku sungguh meminta maaf, kepada semuanya. Tapi, kau dan aku adalah murid saat ini, jadi……”

Kyouko tak bisa berucap, dan murid-murid lainnya menunggu dengan napas tertahan.

Harutora dengan tenang membuka mulutnya, berbicara kepada mereka semua:

“Aku berpikir bahwa menjadi seorang Onmyouji adalah prioritas utamaku.”

Ia tidak ingin telihat sama seperti Natsume yang membalasnya dengan sekuat mungkin, jadi ialih-alih ia mencoba untuk mengambil sebanyak mungkin kompromis dan memberikan sikap dengan sikap sebijak mungkin.

Namun meskipun begitu, ia masih memiliki kalimat yang tidak bisa ia akui.

Ketika ia mengumumkan hal tersebut, Natsume yang daritadi melihat ke arah jendela menolehkan wajahnya seolah-olah ia terkejut. Namun, Harutora yang sedang berhadapan dengan Kyouko tidak melihatnya. Ia mencoba meyakinkan dirinya meskipun jantungnya berdetak dengan cepat, berusaha sebisa mungkin untuk bersikap tenang.

Seseorang diruangan tersebut bersiul. Tidak, ia tahu betul siapa itu, Touji sudah pasti adalah orang yang bersiul tadi, Harutora hampir saja tersenyum mendengar temannya yang menyemangatinya.

Keheningan pun berlanjut untuk waktu yang lama.

Kyouko menatap Harutora dengan serius seperti itu pertama kalinya ia melihat Harutora. Bahunya yang sedikit bergetar membuktikan betapa marahnya Kyouko.

Tidak lama setelah—

“……Tsuchimikado Harutora, aku minta maaf, namun tolong ambil inisiatif dan keluar dari akademi ini.”

“Keluar? Kau ingin aku meninggalkan tempat ini?”

“Benar! Kau tidak bisa mengikuti kurikulum Onmyoudou, itu terlihat jelas kemarin! Orang-orang terbaik dengan tujuan untuk menjadi seorang Onmyouji berkumpul disini, ini bukanlah tempat untuk orang-orang yang tidak berkompeten seperti dirimu!”

Kyouko memukul meja denga kepalan tangannya, berteriak histeris.

Harutora bahkan terlihat jauh lebih tenang dibandingkan yang ia duga. Mungkin itu terjadi karena ia telah memberitahukannya kepada semua orang, namun kupu-kupu diperutnya pun terus menggelitik.

“……Kalau begitu aku meminta dirimu supaya lebih toleran……” ia tersenyum ketika ia berbicara dengan Kyouko yang marah.

Wajah Kyouko memerah. “Kau……!” ia tak bisa berkata-kata untuk sesaat dan melangkah menuju tempat Harutora.

Hingga kemudian—

“Berhenti, kau orang yang kurang ajar!”

Tiba-tiba, tubuh Kyouko terpental.

Tubuhnya terpental, roknya terangkat dan tak terduga menunjukan celana dalam yang lucu dibaliknya.

Sebagaimana para penonton terkejut dan kebingungan, Kon muncul dengan pisau kesayangannya yang terarah tepat ke arah Kyouko.

Mata birunya mengilat. Kon merendahkan suaranya, menyatakan dengan nada tajam:

“Aku telah mengikuti perintah dan tetap diam disampingnnya, tapi aku tidak bisa mengantisipasi dirimu yang berbicara sangat tidak sopan terhadap Harutora-sama. Aku tidak bisa menoleransi ketidaksopanan ini, kau kan menemui ajalmu dengan pisauku—“

“—Kau yang tidak sopan!”

Harutora segera berlari, menjitak keras kepala Kon. Telinga dan ekornya menegak kaget, dan karakterisasi fenomena ‘lag’ yang terjadi pada shikigami – seolah-olah ia rusak – terlihat pada tubuh Kon.

“H-h-h-harutora-sama! Kenapa?”

“Kau berani bertanya! Bukankah aku sudah memeringatimu untuk tidak terlihat oleh yang lainnya?”

“Ta, Ta-ta-tapi orang ini mencoba menghampirimu Harutora-sama – aku harus mendahulukan tugasku sebagai penjaga.”

“Kau sangat menyebalkan, kau shikigami yang berlagak ksatria! Dipikir-pikir kembali, mengira kau bisa berbicara lancar sekarang! Kemarin kau terlihat gugup denganku, bukan!?”

“Te-te-te-tentu saja tidak! Aku tidak berani mengakalimu! K-k-kau salah paham Harutora-sama!”

Harutora menggenggam baju bagian depan Kon, menggoyang-goyangkan Kon, dan Kon berusaha keras untuk membela dirinya sebagaimana ia merasa pusing.

Kelas menjadi ramai karena percakapan tersebut, dan terlebih lagi suasana menjadi cukup aneh.

Kemunculan tiba-tiba dari gadis kecil itu bukanlah alasan mengapa reaksi tersebut terjadi, seperti yang diduga dari Akademi Onmyou, para murid sepertinya langsung mengtahui bahwa Kon adalah Shikigami, namun—

“……Oh, sungguh mengejutkan, apa itu shikigami pelindung?” Ohtomo berucap, mewakili rasa penasaran para murid-murid, dengan kekaguman yang memenuhi nadanya.

“Ma-maaf, Sensei! Aku tidak melakukannya dengan sengaja, aku akan menghancurkan jimatnya

“Me-me-menaghancurkan!? Harutora-sama, tidakkah itu terlalu jahat……!”

“Diamlah!”

“Oh, tenanglah, tenanglah. Kau seharusnya memaafkan shikigami manis nan bersemangat sepertinya.”

Ucap Ohtomo tenang, menghentikan teriakan antara tuan dan shikigaminya.

“Namun aku terkejut, tidak pernah terpikirkan olehku kau memiliki shikigami pelindung…… Sepertinya aku memiliki beberapa prasangka setelah mendengar penilaian para guru tentang dirimu, aku akan melakukan instropeksi segera.”

“Huh? Ke-kenapa?”

“Baiklah, pertama, mengapa kau tidak duduk terlebih dahulu.”

Momentum Harutora terhenti dan Kon akhirnya telah tenang. Ohtomo masih tersenyum senang sebagaimana ia melihat keduanya, menunujukan tatapan penuh kagum sambil mengangguk-angguk.

“Ini seharusnya tipe tingkat tinggi…… namun sihirnya terlihat sedikit berbeda dengan ‘General style’, dan ini…… Segel? Benar-benar terlihat…… Seperti yang diduga dari Tsuchimikado.”

“Uh…… Sensei?”

Ohtomo bergumam pelan, dan kali ini giliran Harutora yang merasa khawatir. Ia bahkan telah mengejutkan Ohtomo, dan tatapan dariyang diberikan para murid berbeda dengan sebelumnya, seolah-olah mereka menyadari yang tadisnya mereka kira hanyalah kucing liar sebenarnya adalah seekor harimau.

Terlebih lagi—

“Hakuou! Kokufuu!”

Tr2 153.png

Kedua shikigami muncul dibelakang Kyouko setelah ia memanggilnya. Dua benda tersebut adalah shikigami humanoid, satu putih dan satu hitam, kurang lebih setinggi pria dewasa, namun figur mereka kuat seperti seorang petinju. Shikigami berwarna putih memegang katana putih dan yang hitam memegang tombak, dan kedua shikigami tersebut mengenakan baju pelindung yang sangat teliti, jika dilihat dari luar seolah-olah terlihat seperti robot. Mereka sepertinya berhubungan dengan Asura yang dikendalikan oleh dairenji Suzuka sebelumnya, dikarenakan mereka memberikan kesan yang hampir sama.

Mereka adalah shikigami pelindung yang dibuat oleh Agensi Onmyou, ‘G2 Yaksha’.

“Berpikir kau bisa mengelabuiku, sungguh liciknya dirimu!”

“Apa?”

“Jangan berpura-pura! Dengan sengaja berpura-pura tidak berkompeten terlalu merepotkan, apa yang kau rencanakan?”

“Apa, huh? ……Huh, aku tidak mengerti apa maksudmu.”

Harutora dengan segera mengambil langkah mundur. Berebeda dengan Kon, ia memegang erat Kachiwarinya dari balik kaki Harutora, matanya mengilatkan maksud jahat dan dengan ganas menatap ke arah shikigami lawan. Para murid yang duduk didekatnya pun mengam bil jarak antara Harutora dan Kyouko agar tidak terlibat dalam pertengkaran keduanya.

“Te-tenanglah! Aku minta maaf padamu, aku sama sekali tidak memiliki maksud jahat!”

“Jangan bercanda. Dikarenakan kau menyerangku terlebih dahulu, aku akan menerima tantanganmu!”

Teriak Kyouko, mengayunkan tangannya ke samping, dan kedua ‘Yaksha’ mengambil postur bertarung dengan segera.

Harutora pun keringat dingin.

Disisi lain, diluar dari lingkaran yang melingkari Harutora dan Kyouko, Touji perlahan berdiri dan Natsume telah memegang kotak jimat yang ada pinggangnya dengan tatapan serius.

Suasana menegang, dan ketegangan pun menyulitka murid untuk bernapas.

Namun—

“Oke, aku tahu!”

Ohtomo memanggil dengan senang.

Lalu ia berbicara dengan nada ceroboh, tidak memedulikan suasana kelas:

“Salah satu dari kalian keras hati, dan satu lagi kuat, sangat bagus. Sepertinya kalian berdua kurang lebih dapat mengontrol shikigami, jadi mengapa tidak membuat kalian untuk melakukan demonstrasi pertarungan!”

“”Apa?””

Harutora dan Kyouko terkejut mendengarnya. Mungkin seluruh murid yang mendengarnya, bukan hanya mereka berdua.

“Lagipula ini kelas terakhir hari ini. Harutora-kun, Kyouko-kun, mengapa kita tidak pergi ke lapangan latihan sihir dan melihat pertikaian shikigami.” Ucap Ohtomo senang.