Toradora! ~ Indonesian Version:Volume1 Chapter6

Bab 6

Dia ketiduran.

Meskipun bahan-bahan makanan untuk sarapan dan bento telah disiapkan, dia lupa mematikan kompor, Dia lupa memberi makan Inko-chan dan mengganti airnya juga.

Karena dia buru-buru ketika pergi, setelah itu dia menemukan bahwa pasangan kaos kakinya beda-beda...

"...H,hanya apa yang aku lakukan, sungguh..."

Ryūji menggerutu kepada dirinya sendiri saat dia melihat kebawah kakinya - kaos kaki yang kanan berwarna hitam dimana yang kiri berwarna biru tua.

Ketika dia sampai di loker sepatu di teras sekolah untuk mengganti ke sepatu dalam ruangan yang dia temukan kesalahan yang disesalkan. Tiada yang dapat ia lakukan sekarang, meskipun, kesalahannya kelihatan sangat jelas. Warnanya begitu berbeda, gimana aku bisa mencampur mereka?

Tapi dia tidak punya waktu memikirkannya saat sudah terlambat. Ketua berdiri di tangga mengantarkan para siswa ke dalam kelas mereka. Ryūji mengganguk dengan ramah, mencoba tidak memprovokasikan dia. Sayangnya, dia tidak menduga dirinya sendiri tersandung saat dia naik tangga, ketinggalan langkah terakhir dan memukul garasnya, menyebabkan dia menyipitkan mata kejamnya dalam kesakitan. Dalam beberapa alasan, Murid-murid kelas bawah merinding pada pandangan itu ketika mereka lewat.

Saat dia mendesah dan mengusap garapnya, dia memikirkan satu hal – alasannya dia merasa begitu rendah mungkin karena apa yang terjadi kemarin malam ketika dia berpisah dengan Aisaka.

Ryūji seharusnya merasa lega menjadi bebas dari pagi yang merepotkan dan dari harus melalui kelelahan membuat bento tambahan; dia seharusnya kembali ke kehidupan yang nyaman dari sebelum --- tapi sekarang dia dalam kekacauan yang mengerikan. --- Aku pikir kekacauan sementara ini tidak mudah kembali seperti biasanya! Ketika dia berpikir bahwa dia mungkin telah menjadi terbiasa hidupnya sebagai seekor anjing, dia tidak menolong tapi merasa menyedihkan. Namun untuk beberapa alas an, dia tidak merasa bertenaga seperti sebelumnya tanpa teriakan itu setiap pagi.

Bagaimana kabar Aisaka? Ryūji menimpang dengan lambat ketika berpikir hal-hal yang tidak berguna. Bisakah dia bangun sendiri tanpa aku panggilin dia? Apa ia terlambat? Apakah dia bawa bentonya sendiri? (Meskipun dia pikir seperti itu, dia sendiri pergi membeli makanan dari supermarket.)

Apa gunanya berpikir seperti ini?! Dia membuang pikiran itu?! Mencampakkan pikiran mengasihani diri sendiri, dan membuka pintu ruangan kelas. Saat dia mau masuk…

"...Whoa?!"

Dia berteriak dan mundur, sambil menutup pintu.

Apa barusan yang terjadi tadi?

Dia balik sendiri ke koridor. Bagaimanapun juga, tarik nafas dalam-dalam. Heave… ho… OK, aku sudah tenang. Biarkan aku berpikir. Apa yang barusan terjadi? Apa penyebab terjadinya itu?

Dia tidak dapat memikirkan sebuah jawaban meskipun seberapa keras dia mencoba, dia harus masuk ke dalam untuk memastikan dirinya sendiri. Menelan ludah, Ryūji sekali lagi meletakka tangannya di gagang pintu, dan dengan hati-hati menggeser pintu terbuka.

“…Apakah sudah jelas?”

Ryūji terpaku.

Dia merasakan sebuah tanda suara yang dalam memasuki telinganya dengan maksud untuk membunuh. Orang yang tidak menyetujui akan membunuh tanpa rasa kasihan! Menetapkan kata-kata yang memukul jatuh setiap orang pada pandangan.

“Jika aku ada dengar seseorang katakan sesuatu tak berguna lagi… Aku akan. Benar-benar. Membuat. Dia. Membayar!”

Berdiri di tengah ruangan kelas, dengan belakangnya ke arah Ryūji adalah Aisaka Taiga – juga diketahui sebagai Palmtop Tiger.

Sekeliling dia sekumpulan teman sekelasnya berjuang menjaga jarak mereka dari dia ketika memeluk dinding, semua mengangguk kepalanya dengan penuh semangat.

Apa yang terjadi disini? Selain pertanyaan ini, Ryūji berpikir tanpa mengatakan apapun, meskipun seberapa banyak dia mengulangnya… Apa yang terjadi disini??

“… Aku harap aku sudah jelas. Aku tidak suka mengulang diri ku…”

Harimau kecil mengulang, “Yatuan…!” Semuanya, keduanya pria dan wanita, mengulang dengan lemas, gemetar ketakutan.

Ketika pemeriksaan lebih dekat, meja dan kursi sekitar Aisaka semuanya terbuang, tas dan jenis-jenis isinya terbuang berserakkan. Seluruh ruang kelas kelihatan sangat buruk, meniru rongsokan yang hanya dihancurkan oleh tofan. Walaupun suara Aisaka tenang, bahunya gemetar dengan kecapekan, seperti dugaan dia baru saja teriak dengan kuat. Apakah dia… Tidak, aku tidak salah, ini pasti perbuatan Aisaka. Tapi kenapa?

"Oh... Takasu..."

Semua melihat aku. Ya, aku tentu saja Takasu, tapi…

“…A, apa yang terjadi? … Ada apa?”

Kenapa setiap orang melihat aku dengan ekspresi aneh? Walaupun ini bagus tiada satu pun jijik, tapi mereka melihat tidak nyaman, atau apakah malu? Bagaimanapun juga, mereka sedang melihat padaku dengan ekspresi yang aneh.

Dan kemudian Aisaka memalingkan kepalanya juga dan dengan diam mengganti pandangan sekilas dengan dia, dia juga tidak katakan selamat pagi. Malahan, dia mengangkat dagunya secara rancu, dan dengan sederhana beritahu seluruh kelas “Bubar”.

Teman sekelas mereka yang gemetar yang berkumpul bersama mulai kembali ke tempat duduk mereka dalam grup 2 atau 3. Salah satu mereka mendekati Ryūji.

“…T, Takasu… Aku aku sungguh minta maaf. Ini semua karena rumor aneh kami…”

“Ha? Rumor aneh?”

“Aku begitu minta maaf, kami tidak akan pernah memikirkan hal aneh seperti itu lagi!”

“… Ap? Imajinasi apa? Hanya apa yang kamu sedang katakan?”

Noto pun yang biasanya bergaul akrab dengan dia, berkata,

“…Hei Takasu… Sekarang aku tidak berpikir hal-hal lucu disini, aku dengan sebenarnya berpikir bahwa kau seorang anggota yang luar biasa… dan aku pikir aku sedikit cemburu juga! Aku sungguh minta maaf, aku tidak akan pernah memikirkan hal aneh itu lagi!”

Dia berkata dengan ekspresi gugup di wajahnya, saat dia mau pergi jalan, Ryūji memegang dia di pundak, dan dengan kebingungan menanyakan apa yang dia maksud,

“H, hanya tunggu dulu sebentar! Apa yang barusan kau katakan? Apa yang baru saja terjadi? Ini perbuatan Aisaka, kan? Apa yang telah ia lakukan kali ini?”

“Bukan, ya…”

“Kau jelas ini dengan segera!”

Ekspresi Noto kelihatan cukup malu, matanya berganti arah sekitar. Noto adalah salah satu beberapa teman yang tidak terpengaruh oleh mata Ryūji, meskipun dipertanyakan oleh ia.

Meskipun demikian, Ryūji tidak melepaskan pundak Noto, dia tidak melepaskannya sampai dia mendapatkan jawaban… Noto mengerti ini juga, makanya dia menjawab samar-samar, “ya, bagaimana aku harus katakan ini?”

“Ini seperti… kami seperti penguping rahasia orang… kami menyebarkan gosip tentang kau dan Palmtop Tiger…

"Gosip?"

“Ya… ya, gosip tentang… kalian berdua pacaran… Pada akhirnya, Palmtop Tiger member ilmu balistik karena ini. Dia bilang, ‘Aku tidak punya hubungan apapun dengan Takasu-kun!’ dan kemudian semua gerangan mulai hancur lebur… Itu hanya terlalu mengerikan, sungguh… ini kali pertama aku sebenarnya melihat Palmtop Tiger mendatangkan malapetaka. Aku tidak akan pernah pergi melawan kehendaknya lagi. Dia kemudian menambah ‘Tidak ada omong kosong! Tidak ada lagi kesimpulan gegabah! Jika seseorang berani menyebarkan gosip itu ke sekitar lagi, aku akan membunuh mereka! Tiap dan setiap orang!’ Tidak kecuali Kushieda dapat menghentikan dia… kan, Kushieda?”

Noto memanggil Kushieda Minori, yang baru saja lewat… Biasanya, dia seharusnya hanya seorang yang tahu baik Palmtop Tiger, tapi sekarang wajahnya kekurangan senyuman seperti sinar matahari terbit.

“U…umm, Takasu-kun, Aku…”

Mata seriusnya kelihatan mempertimbangkan sesuatu saat dia melihat mata Ryūji… Dia melihat saat dia lebih dulu ingin mengatakan sesuatu. Dan kemudian..

“…Minorin, jangan keluarkan banyak omong kosong yang tak berguna, atau aku akan marah, meskipun itu kamu---“

Aisaka berjanji dengan paksa dibelakangnya.

“Minorin, kamu harus minta maaf ke Takasu-kun juga… Beritahu dia bahwa kau tahu itu semua kesalahpahaman kemarin… kamu harus minta maaf dengan sungguh-sungguh! Semuanya ini terima kasih ke teman sekelas yang menyebarkan gosip ini… Karena aku ingin Minorin semua orang tahu bahwa ini sebuah kesalahpahaman.”

"... Taiga."

“Katakan, Minorin!”

Mulut Aisaka berubah menjadi bentuk V terbalik saat dia jadi lebih dan lebih terganggu seperti anak kecil. Matanya menatap lurus ke Minorin tanpa menjauhkan diri atatu melihat pada Ryūji, ketika alisnya dikunci di tempatnya.

Minorin masih tidak bisa berkata-kata untuk beberapa waktu, dan hanya mendapat tatapan Aisaka. Pada akhirnya dia terkalahkan, dan berkata “Baiklah” ketika berputar ke Ryūji sekali lagi.

“Takasu-kun, aku minta maaf aku salahpaham tentang kau kemarin.”

“…Y, Ya… I, ini tidak … butuh minta maaf…”

"Taiga...!"

Cinta Ryūji sekarang menampakkan sepasang mata bermasalah. Meskipun dia sudah minta maaf ke Ryūji, dia masih menunjukkan wajah tak puas,

“… Itu Taiga yang beritahu ku untuk mengatakan itu. Dia ingin ku beritahu kau bahwa kau tahu semua ini hanyalah kesalahpahaman. Tapi… aku tidak percaya Taiga benar-benar akan melakukan sesuatu seperti ini…”

“Atau mungkin…” Saat dia mau lanjut, suasana hati yang seimbang dengan nyaman rusak…

“Whoa?! Apaan hal yang berantakan ini?! Aku tidak dapat percaya susunan ruangan kelas telah berantakan seburuk ini meskipun kelas reputasimu hanya sedikit terlambat!”

Kitamura sampai dengan menunjukkan kesombongan. Minori menelan apa yang dia akan katakana dan meninggalkan Ryūji dibelakang dan memberi tepukan di belakang kepala Aisaka, “Jangan lihat begitu muram!” Dia berkata, kembali ke kebiasaannya bersikap riang sebelum kembali ke bangkunya.

Setelah itu, dibawah instruksi Kitamura sangat dilupakan, setiap orang mulai merapikan bangku dan meja yang berantakan.

“Ayo! Cepat semua! Jika Koigakubo melihat ini, dia akan sangat terkejut bahkan bisa memperlambat pernikahannya!”

Dibawah tatapan Ryūji, dia melihat Aisaka berjalan menuju Kitamura. Berdiri di jarak yang dekat dari ia, dia katakan sesuatu yang hanya mereka dapat dengar.

Kitamura dengan segera menyatakan ekspresi kebingungan, sebelum dengan cepat menjawab kembali ke senyum tidak kenal susah dan mengangguk ke Aisaka.

Ryūji melihat bibir Aisaka berkata – Aku punya sesuatu untuk dikatakan padamu. Sampai ketemu setelah sekolah. – Atau seperti ini.

Dia katakan sesuatu dengan lembut waktu ini. Dia tidak berbicara gagap disebabkan gugup. Dia tidak tetap tersandung, tidak ada lagi yang terjadi. Aisaka akhirnya berhasil memanggil Kitamura keluar, dan tanpa pertolongan dari anjing apa pun.

* * *

Jadi diselesaikan dilain hari untuk kelas yang kelihatan aneh Kelas 2-C. Pada kenyataannya mata Ryūji tidak pernah meninggalkan Kitamura dan Aisaka.

Ketika gadis tunggal tiada harapan berpakaian terusan merah trendi meninggalkan ruangan kelas setelah kelas sudah mengakhiri pelajaran, ruang kelas menjadi hidup lagi. Beberapa orang buru-buru ke klub aktifitas, mereka sedang pertemuan, menunggu pulang ke rumah bersama, melanjutkan percakapan mereka dari sebelum akhir kelas - sama juga orang yang berganti pandangan dan berjalan keluar kelas bersama.

Tanpa menyadarinya, Ryūji meninggalkan bangkunya dan berjalan dengan cepat dibelakang Aisaka dan Kitamura yang baru saja pergi beberapa saat yang lalu.

Ini tidak teras benar, tapi… Setelah beberapa detik ragu, Tapi… sebab dia menjaga kepercayaan, kakinya masih lanjut jalan dengan tenang.

Tapi, ini kisah nyata Aisaka! Dan ini tidak seperti aku tidak tahu seberapa ceroboh dia. Mungkin dia akan tersandung, mungkin dia akan jatuh ke bawah tangga, mungkin dia akan gagap pada saat yang penting, atau mungkin dia juga akan menangis… Sejak kecerobohan Aisaka hanya menakjubkan, dan hanya saja aku tahu itu.

Itulah mengapa, itul;ah mengapa aku sangat khawatir… aku harus menjaga dia… makanya…

Jadi…?

"...!"

Kaki dengan bermula mengikuti mereka berdua yang berhenti di jalan mereka di tangga.

Ryūji bertanya pada dirinya lagi,

Jadi, jadi apa? Meskipun aku khawatir tetang si bodoh yang ceroboh itu, apa yang aku dapat lakukan? Menolongnya? 'Mari kita berpura-pura ini tidak pernah terjadi, mari kita kembali ke mana kita sebelum surat cinta!' Itulah yang ia katakan.

Jika itu keadaannya, aku harus menghapus semua tentang Aisaka yang hanya aku tahu dari dalam hatiku. Tidak, selain berpikir tentang saat sedih ini, aku sebaiknya memikirkan situasiku sekarang ini! Jika gadis ceroboh ini gagal menyatakan cintanya ke pria itu, bagaimana sebaiknya aku menolongnya? Apakah aku sebaiknya pergi jalan dengan dia dan berkata 'kau tidak pa-pa? Aku kan melindungimu!' Maksudku, betapa culunnya itu? Itu juga tidak lucu.

Ryūji mengerutkan alisnya dan menyipitkan mata ganasnya, sebab laser berbahaya akan di keluarkan... Meskipun dia tidak marah. Aku berpikir aku akan menuju teras, tapi tidak karena aku ingin memblok beberapa orang sibuk dari melewati, tapi... Walaupun tiada benar mengerti, bahwa tidak beralasan nyata.

Mengelah nafas--- dia menghirup terlalu dalam.

"... Aku pikir aku akan pulang!"

Dia terpaksa berubah arah dengan kakinya dan berjalan menjauh dari kedua yang telah pergi, kembali ke kelas. Tanpa ada melihat, orang ini tampaknya telah tumbuh beberapa sentimeter dalam beberapa hari terakhir.

Noto dan Haruta, yang baru-baru Ryūji berkenalan dengan, sudah mengundang Ryūji pergi ke suatu tempat dengan mereka, tapi ia menolaknya dan kembali ke mejanya. Mengapa aku merasa begitu gelisah? Mengapa aku tidak bergaul dengan teman-teman ku atau pulang? Aku benar-benar tidak merasa seperti mau pulang sekarang. Maka, selain Ryūji memutuskan ia akan pergi menghabiskan waktu di toko buku.

Saat dia bersiap-siap untuk pulang, Tebak aku akan menuju kamar mandi dulu! Dan jadi ia berjalan sendiri menuruni koridor...

Setelah berjalan melewati seseorang yang baru saja mengusap tangannya kering, Ryuji menemukan dirinya sendiri di kamar mandi, dengan tenang menakutkan, keharuman abnormal kuat dari deterjen bisa mencium.

Sambil mencuci tangan di baskom, Ryuji menatap wajah di cermin - itu wajah yang sama, wajah membosankan. Meskipun itu adalah hal yang baru baginya, pada kenyataannya, ia mendapatkan itu sedikit lelah, jadi ... Sama seperti yang aku pikirkan...

Pikiran Ryuji tidak diarahkan pada wajahnya, apa yang ia pikirkan adalah sebaliknya...

"... Ekspresinya sungguh tampak menakutkan ..."

Apakah Palmtop Tiger itu sedang melakukan yang terbaik sekarang?

Untuk sepanjang hari, baik pada saat pelajaran atau istirahat, Ryūji terus-menerus melirik wajah Aisaka itu. Pada akhir sekolah mendekati, setiap detik ekspresi Aisaka berubah drastis. Pada akhir periode terakhir beberapa saat, tidak ada lagi ekspresi di wajahnya - Itu tidak merah atau hijau, tapi putih pucat.

Ryuji berpikir, Dia akan mengaku, jadi dia harus menunjukkan wajah lucu. Dasar ceroboh.

Berbicara tentang ceroboh, ia sekarang ingat keributan pagi ini, ketika ia menempa malapetaka pada kelas, dan bahkan mengerutkan dahi teman terbaiknya Minori. Itu karena itu Minori yang membuat suatu ekspresi serius.

Itu berarti, dia melakukannya untuk aku... Itu semua dilakukan untuk Ryūji.

Dia melakukannya sehingga yang disukainya Minori akan menghentikan kesalahpahaman dirinya. Itu untuk tujuan tunggal bahwa dia telah menciptakan semacam keributan.

Ketika kau berpikir tentang hal ini, Aisaka tidak pernah melakukan hal yang sama untuk dirinya sendiri, yaitu, mengakhiri kesalahpahaman Kitamura tentang dirinya - yaitu karena Kitamura tidak di sekitar ketika dia pergi balistik.

Dengan kata lain, dia melakukan semua ini hanya untuk Ryūji, itu sebabnya dia ...

“…Apa a… Apa a…”

Saat dia mendesah, kata-kata yang ia ingin katakan menghilang juga. Tebal, bodoh, ceroboh melakukan apapun... Pada akhirnya, Ryūji tidak bisa mengatakan itu.

Pasti dia benar-benar berusaha berbagai jenis metode untuk semuanya? Mungkin ada cara lain, yang lebih halus untuk memecahkan masalah ini. Untuk menggunakan metode seperti dimana dia tidak memiliki keuntungan apapun, dia benar-benar... lembut ke titik yang menyedihkan. Ryūji benar-benar percaya bahwa, Aisaka sebenarnya seorang gadis yang benar-benar lembut. Tanpa disadari, ia telah menggunakan kata sifat yang menggelikan untuk menggambarkan Tiger Palmtop. Tapi dia tidak bisa membantu, karena itu benar.

"Lembut ..." Ryūji berkata pelan. Yang menangis dan meratap tentang bagaimana dia tidak baik menjadi lembut kepada orang-orang yang sebenarnya orang yang paling lembut dari semua. Mereka yang tidak pernah bergaul dengan dia tidak akan pernah tahu, tapi setidaknya untuk Ryūji, ini pasti benar.

"WHA!"

Sebuah teriakan mendadak yang menyebabkan Ryūji untuk mengubah kepalanya refleks.

Seorang teman sekolah yang baru saja masuk kamar mandi hanya berdiri diam dan berteriak ngeri. "Apa yang salah?" Ditanyakan orang di belakangnya, sebelum ia juga berseru, "Wah! A, aku minta maaf mengganggu kau!" Mereka berdua terintimidasi oleh silau intens yang Ryūji tiba-tiba menembaki mereka. Untuk orang lain, baik Ryūji dan Tiger Palmtop digolongkan sebagai berbahaya - seperti biasa.

Mereka mungkin akan mengumumkan 'Takasu telah menduduki kamar mandi, tinggal jauh dari sana, itu berbahaya' atau sesuatu seperti itu. Ini berarti tidak akan ada orang datang masuk Setelan ku saja! Semenjak ia tidak dalam suasana hati untuk melihat siapa pun, ini saja baginya.

Pokoknya, karena tidak ada yang akan datang untuk beberapa waktu, mungkin juga ventilasi tempat ini! Ryūji berpikir, Sejak kelembaban yang menyebabkan bau ini Dia mulai berjalan menuju jendela untuk membukanya sebagai obsesinya untuk kebersihan mendapat lebih baik dari dia.

Dia membuka pegangan, mendorong membuka jendela... dan kemudian ia membeku.

"Kitamura-kun! Aku, Kitamura-kun... Kitamura-kun... y... ya... umm..."

... Ehh!? Ryūji berteriak di dasar hatinya saat ia berdiri di sana membatu. Dia meraih kepalanya, Apakah itu ilusi? Tidak, itu tidak. Ini berarti ...

Dia bisa mendengar suara Aisaka yang sangat keras dan jelas.

Ruangan pria ini terletak di lantai dua, di bawah itu kamar mandi pengunjung, dan tepat di luar itu adalah taman sekolah - Sebuah ruang terjepit di antara jendela kamar mandi dan deretan pohon depan. Merasa percaya, ia perlahan-lahan menjebak kepalanya keluar untuk mengintip, berharap ia salah dengar. Sayangnya, bahkan secercah harapan itu pupus.

Aisaka dan Kitamura berdiri tepat di tempat ambigu itu. Setiap orang dengan sedikit saja pintar akan tahu bahwa siapa pun yang menggunakan kamar mandi akan dapat mendengar apa yang dikatakan di sana!

"Serius... mengapa dia... harus memilih tepat di luar kamar mandi..."

...Si bodoh itu!

Ryūji meraih kepalanya dan mengerang, dan kemudian berjongkok di bawah jendela. Meskipun tidak ada yang lewat sana - alasan itu adalah karena kadang-kadang bau.

Tanpa menyentuh tanah dengan bagian belakang nya, Ryūji dekat dengan mencekik saat ia berjongkok dengan kepala di antara lutut begitu saja di bawah jendela terbuka. Aisaka, Kau benar-benar idiot! Lebih penting lagi, apa yang akan terjadi jika seseorang seperti aku masuk dan membuka jendela? Bukankah mereka benar-benar terlihat?!

Aku tidak percaya ini... Jadi Ryūji memutuskan untuk tinggal di sini untuk sementara waktu. Jika ada yang datang, aku hanya akan memelototi mereka dengan mata sengit. Itulah yang ia rencanakan.

Tidak peduli apa, lebih baik aku menutup jendela. Aku tidak ingin menguping mereka. Hanya saat Ryūji hendak berdiri ...

"Tunggu sebentar!"

Mendengar suara Kitamura, ia tetap diam.

"Aku pikir aku tahu apa yang ingin kau katakan, tapi aku akan terlihat seperti idiot jika aku menduga salah, jadi sebelum aku mendengarkan kau, aku ingin memastikan sesuatu... OK, inilah dia, apakah kau pacaran dengan Takasu?"

Hatinya berdebar-debar. Aku tidak bisa berdiri dan menguping... atau lebih tepatnya, jongkok dan menguping. Meskipun itu adalah apa yang ia mengatakan pada dirinya sendiri, ketika ia mendengar namanya sendiri, dia tidak bisa membantu tetapi mendengarkan. Ini buruk, aku harus dekat jendela, atau keluar dari sini sekaligus...

"T, Takasu-kun..."

Meskipun itulah apa yang ada dalam pikiran...

Tapi dia tidak bisa bergerak. Ryūji tampaknya telah terikat oleh gugup bernada tinggi Aisaka itu.

"Takasu-kun, dia ... dia, dia ... dia ..."

Ada yang tiada kata-kata yang keluar setelah ia berulang kali mengucapkan kata "dia" berkali-kali.

Idiot! Apa yang kau lakukan?! Apa yang Anda tunggu?! Cepat dan mengaku! Atau apa yang kau berdiri di luar kamar mandi?! Ryūji menjerit di dalam, sementara jongkok di sana diam-diam. Tapi Aisaka tidak bisa melanjutkan.

Dalam keheningan yang intens seperti itu, dia bahkan tidak bisa mengucapkan kata "dia" lagi. Pada tahap ini, seorang pria normal biasanya akan panik dengan intensitas tersebut dan mengatakan sesuatu seperti "Jika itu semua, aku kira aku akan pergi!" Dan Kitamura ... Ya, dia lebih sibuk daripada pria rata-rata. Jadi jika dia meninggalkan sekarang, dia tidak akan pernah tahu tentang perasaan Aisaka itu.

Cepat dan katakan itu! Kau harus! Ryūji mengepalkan tinjunya erat dan mengertakkan gigi, ia bahkan lupa untuk bernapas, namun Aisaka tetap diam. Sepertinya keheningan ini akan terus dan terus.

Mungkinkah ini Mission Impossible sejak awal? Dia bahkan tidak bisa memanggilnya di kelas normal dan sekarang ia ingin mengaku?! Itu terlalu sembrono! Apakah ini berakhir? Ryūji menutup matanya mengunduran diri.

Itu pada saat itu ...

"Hubunganku dengan Takasu-kun semuanya kesalahpahaman Minorin! T, orang yang sangat ku suka adalah ..."

Terdengar mudah.

"... Kitamura-kun!"

Ahhh!!!

Kaki Ryūji yang hilang kekuatan mereka dan ia hampir berakhir jatuh di belakang nya. Dia dengan segera memegang dinding.

Menahan napas dan berusaha untuk tidak membuat suara apapun, dia menutup mulutnya. Akhirnya, ia bahkan menutup mulutnya dengan tangan sambil berseru berulang kali dalam hatinya, Teruskan, gadis!

Meskipun dia bahkan tidak bisa memulai percakapan dengan dia, meskipun dia sangat gugup, Aisaka telah berhasil untuk mengakui perasaannya ke Kitamura. Aku mungkin tidak bisa melakukan hal yang sama, jika sekarang aku harus pergi dan mengaku ke Minori seperti bagaimana dia melakukannya, aku tidak berpikir aku bisa melakukannya. Meskipun aku terus mendorong Aisaka untuk melakukan yang terbaik, kalau aku benar-benar harus pergi dan mengaku seperti dia lakukan ... Aku tidak bisa melakukannya. Tidak mungkin aku bisa langsung seperti dirinya.

Seperti kata "suka" itu diucapkan, Di luar Ryūji merasa seperti dia telah ditembak oleh panah bersinar penuh dengan tekad dan kemurnian. Panah membawa perasaan Aisaka ini tidak diragukan lagi telah ditembakkan ke dalam hati Kitamura itu juga dan ke dalam tubuhnya.

Ya, itu bagus. Dengan ini, perasaan akan pergi ke mana mereka harus berada, dan dikirim ke mana mereka harus pergi.

Jadi rasa kekesalan ini pasti hanya imajinasi ku.

"Kau suka aku ...? Yang dengan Takasu itu semua kesalahpahaman? Apakah Kushieda mendapatkannya salah? Dia disalahpahami kau dan Takasu?"

"... Y, ya aku bilang dia, tapi Minorin tidak akan percaya padaku..."

Kitamura berpikir sejenak dan tetap diam, pada akhirnya dia mengerti dan berkata,

"Oh, begitu. Lalu aku benar-benar menyesal bahwa aku salah.. Ini karena Kushieda cukup asertif dengan pikirannya ... Ya, aku pikir aku mengerti sekarang."

"Umm ..."

Suara Kitamura tenang seperti biasa.

Aisaka ambisius seperti biasa.

Ryūji mendesah dengan tangan menutupi mulutnya untuk mencegah suara apapun keluar. Keheningan diam-diam mengisi kamar mandi laki-laki, saat ia berjongkok dan mencoba yang terbaik untuk tidak membuat suara, Ryūji merasakan kesunyian bergetar di sekelilingnya.

Ryūji ingin menyingkirkan pernapasan gencarnya dan berdiri, sehingga ia bisa menutup jendela dan pulang ...

"T, t, tapi Tapi!!"

Pada saat itu.

Suara Aisaka di luar jendela sekali lagi berbicara keras.

"Tapi, aku yang pasti tidak membenci Takasu-kun sama sekali! Tentu saja tidak!! Ketika aku bersamanya, aku tidak merasa seperti aku telah berhenti bernapas! Aku selalu berpikir aku akan mati lemas setiap kali ... tapi Takasu-kun... Ryūji bahkan menyiapkan beberapa nasi goreng lezat untuk ku! Setiap kali aku butuh seseorang untuk berada di sisiku, hanya Ryūji ada di sana! Dia mendorong aku meskipun ia harus berbohong! Itu selalu seperti ini, itu... apa yang aku pikirkan! Bahkan sekarang! Rasanya menyakitkan, seolah-olah aku sedang dicabik-cabik, aku dan Ryūji ... tidak peduli ketika ... bahkan sekarang! Karena Ryūji berada di sisi ku! Itu karena ia bersama aku sehingga aku bisa berada di sini ...!" Ryūji langsung membeku.

Apa yang kau lakukan?! APA YANG KAU LAKUKAN?!

Pada saat itu, Aisaka telah memproklamirkan keras ke titik air mata,

"Aku yang pasti tidak membencinya Bagi ku, Ryūji... dia..."

Ini terdengar benar-benar seperti a... a...

"Apakah itu begitu?"

Suara Kitamura terdengar ceria.

"Tidak apa-apa, aku pikir aku mengerti perasaan Aisaka. Toh... kau dan Takasu benar-benar bergaul cukup baik. Melihat kau mengatakannya, aku merasa lega."

"L, lega ...?"

"Ya, dan kau ingat? Itu persis pada saat ini tahun lalu bahwa aku mengaku kepada kau. Aku ingat mengatakan bagaimana aku terpesona oleh kecantikan mu dan keterusterangan mu dalam mengekspresikan kemarahan mu, pikir ku."

Ryūji sangat terkejut oleh wahyu, yang ia baru saja dengarkan untuk pertama kalinya, bahwa ia datang hampir menangis. Aisaka tetap tenang. Satu-satunya yang kakinya gemetar dari semua kekejutan adalah Ryūji, satu-satunya yang tidak tahu apa-apa itu Ryūji.

"Meskipun aku ditolak di detik berikutnya."

"... Ya, aku ingat! Bagaimana bisa l.. lupa? Itu adalah pengakuan yang aneh, hanya Kitamura-kun bisa melepas itu. Sejak saat itu, setiap kali ketika kau datang ke kelas kami untuk menemukan Minorin untuk membahas masalah klub, aku selalu berpikir, 'Ah ... itu kau ...’ Aku ingat semuanya!"

"Jadi kau ingat! Sejak kau tampaknya tidak pernah menyadari keberadaan ku, aku pikir kau sudah lupa! aku pernah mengaku kepada mu saat itu karena aku pikir Anda benar-benar indah, tetapi ketika kau mulai bergaul dengan Takasu, kau terlihat bahkan lebih menawan... karena kau selalu memiliki ekspresi yang sangat menarik."

"Aku, ekspresi menarik? Aku?"

"Yup, setiap kali kau berada dengan Takasu, kau selalu membuat beberapa wajah benar-benar menarik, jadi aku merasa lega Takasu benar-benar adalah pria yang baik! Dan baginya untuk dapat memahami seorang gadis seperti kau, aku benar-benar berpikir bahwa dia menakjubkan."

Kitamura tampak tersenyum riang. Dan kemudian ...

"A, a ... APA YANG AKU KATAKAN?!"

Menyadari kesalahannya, Aisaka menjerit.

"T, tunggu dulu ... Apa yang aku katakan? ...Dan Kitamura-kun, apa yang kau katakan?! Aku sudah katakan tidak ada apa-apa antara aku dan Ryūji, itu ... eh?! Wajahku terlihat menarik?! Tidak ... Ehh?! Tidak, tunggu! Tunggu! Apakah aku hanya mengaku?! Apakah aku benar-benar hanya mengaku?! Tapi ... tidak mungkin! Ehhh?! "

"Oh tidak, bagaimana bisa jadi begini?" The Tiger Palmtop terus mengulangi seolah-olah dia telah kehilangan bantalan nya. Jika itu orang lain selain Kitamura, mereka mungkin tidak akan tahu bagaimana untuk menangani hal ini,

"Aisaka, tidak apa-apa."

"S, s, s,, semua benar?! Apa maksudmu baik-baik saja?! Aku bahkan tidak tahu apa yang aku katakan! Bagaimana bisa ini baik-baik saja?!"

"Saya sangat berterima kasih atas perasaan mu, dan aku benar-benar senang. Aku yakin kita akan menjadi teman baik dari sekarang."

"... T, teman...?"

Aisaka begitu terguncang sampai ia menjadi kehilangan kata-kata.

"Ya, teman baik."

Teman baik.

Ini tidak persis hubungan Aisaka sedang cari. Jadi Aisaka harus menjawab dengan mengatakan 'Bukan itu! Dia harus... pikir Ryūji.

Dia seharusnya, namun,

"... Teman... Aku dan... Kitamura-kun...?"

Dia berharap untuk mengatakannya, tapi,

Aisaka tidak pernah mengatakan, dia tidak pernah mengatakan aku menyukaimu, tapi aku tidak ingin menjadi teman baik mu, aku ingin menjadi pacarmu. Pada akhirnya, bisikan Aisaka itu menjadi sulit untuk didengar...

Aku menolak mu setelah kau mengaku kepada aku sebelumnya, tapi saat menonton mu setelah itu, aku tumbuh menyukaimu sendiri. Sekarang aku benar-benar menyukaimu, dan aku ingin kita untuk pergi keluar bersama-sama sebagai pasangan.

... Dia tidak pernah dengan benar mengulangi bagian yang paling penting dari itu semua.

Palmtop Tiger yang egois seharusnya sangat kini terjebak oleh cakar sendiri. "Umm," dia mengucapkan, mundur dan selesai.

"Kalau begitu, sampai jumpa besok!"

Kitamura berkata dalam gayanya yang biasa riang. Kabar baiknya: sikapnya masih sama seperti biasa, kabar buruk: ia benar-benar tidak tahu apa yang baru saja terjadi.

Aisaka juga mengambil dirinya, menenangkan pikiran panik, dan kembali ke gaya datar nya,

"Sampai jumpa besok."

Ryūji menundukan kepalanya karena kekesalan. Dia menggaruk kepalanya dan menutup matanya. Dari suara langkah kaki, ia bisa mengatakan bahwa mereka berdua berjalan ke arah yang berlawanan. Semua yang bisa ia lakukan adalah mengeluh,

"... Dasar gadis bodoh..."

... Kitamura tidak pernah benar-benar mendapat pesan mu, sialan!

Keterusterangan itu dari kau yang berbicara tentang Kitamura, berapa banyak yang ia benar-benar tahu? Air mata mu, tawa, ketidak takutan, kesepian, cinta mu untuk dia... berapa banyak dari perasaan yang rapuh yang telah kau terus sembunyikan?

Tidak peduli seberapa menyakitkan atau lembut perasaan ini, kau tidak pernah benar-benar membiarkan dia memahami mereka! kau tidak pernah benar-benar membiarkan dia mengertimu!

Bangun dari kakunya, kaki dingin, Ryūji perlahan-lahan berjalan keluar.

"Selamat tinggal." Aisaka tampak sangat tenang ketika dia mengatakan itu, meskipun dia harus menyembunyikan beberapa perasaan yang tidak ada yang bisa dipahami ketika dia pergi dalam kesendirian.

Dia pasti menangis dengan suara tidak ada yang bisa terdengar sambil berjalan dengan punggung ke arah Kitamura, air matanya pasti jatuh saat dia berjalan tanpa ada getara melihat dia... Itu pasti!

Jika itu yang terjadi - karena hanya aku tahu tentang ini...

Pertanyaan ... Apa yang harus Takasu Ryūji lakukan sekarang?

Jawaban ... "Sederhana, benar-benar."

Meskipun ia mengatakan itu dengan percaya diri, meskipun ia tidak begitu yakin. Dia tidak menjawab dengan kepalanya, tapi dengan, kulit hatinya, tulang dan daging, dengan tubuh yang telah menghabiskan banyak waktu bersama-sama dengan Aisaka.

Biarkan bergerak sendiri kemudian! Jika hal tidak salah, maka tubuh ini akan membawa aku ke tempat dia.

Pasti!

* * *

Di jalan menuju rumah, di bawah sinar matahari terbenam seperti biasa...

"... Apa yang kau inginkan?"

Ryūji akhirnya tertangkap dengan Aisaka dan meraih bahunya... Mereka berada di gang perumahan yang tenang dengan tidak ada orang lain yang terlihat.

Aisaka berbalik dan memberikan ekspresi bingung, dia kemudian menatap Ryūji, yang masih berusaha mengatur napas, dan berkata,

"Hentikan itu sudah ... kau tidak lagi anjing ku, tidak perlu mengikuti aku lagi!"

Dia menyatakan dingin, mendorong tangan Ryūji saat ia terus berjalan ke depan. Ryūji berbicara ke punggungnya,

"Katakan meskipun kau merasa ingin menangis. Kau merasa tertekan karena pengakuanmu gagal, benar? Meskipun jawabannya tidak cukup persis penolakan."

"...!"

Setelah melompat mundur cukup jauh, Aisaka berseru,

"K, kau... melihat?!"

"... Mari aku menempatkan ini lurus, aku tidak bermaksud untuk menguping mu. Ini salahmu benar, bagaimana kau bisa begitu bodoh untuk melakukan pengakuan mu di luar jendela kamar kecil pria? Aku hanya kebetulan mendengar semuanya ketika pergi ke kamar mandi."

Di bawah sinar matahari terbenam, Ryūji masih bisa melihat wajah Aisaka itu itu menjadi sangat merah saat ia bergumam, "B, benar?!" Sepertinya dia benar-benar tidak memikirkan itu.

"Nah, apa sekarang? Sebaiknya kita pergi membeli bahan-bahan untuk makan malam? Atau apakah kau ingin pergi ke restoran keluarga semalam untuk memperingati pengakuanmu yang gagal? Aku bisa mendengarkanmu mengeluh tentang hal itu sepanjang malam, dan aku yang teraktir, tetapi hanya untuk hari ini!"

"... A.. Apa yang kau bicarakan?!"

Aisaka berdiri mematung sambil menghadap Ryūji, matanya melebar seolah-olah dia baru saja melihat sesuatu yang luar biasa.

"Kalau dipikir-pikir itu, ada penjualan daging babi pada hari ini!"

"Apa daging babi?!"

"Atau apakah kau ingin daging sapi malam ini?"

"Tidak daging sapi juga! Itu tidak ada hubungannya dengan hal itu, tidak ada itu!... Apa yang salah dengan mu?! Kenapa?! Anda tidak lagi ..."

"Atau apakah kau ingin memasak sendiri?"

"Cukup! ... Aku bilang... cukup! Hentikan sudah! Ini semua..." "Aku akan berada di sisimu."

Aisaka pergi tanpa berkata-kata oleh deklarasi yang jelas itu, dan resah keningnya dengan menyakitkan. Ryūji menatap langsung ke mata Aisaka dan terus menjelaskan,

"Aku akan berada di sisimu, aku akan memasak untuk mu, kau bisa datang ke tempat ku untuk makan seperti biasa, dan aku akan membuat bentos untuk mu serta mengambil mu setiap pagi, jadi ..."

"Jadi apa!?... Apa yang kau lakukan?!"

Aisaka teriak, suaranya bergema di gang,

"Apa sih yang kamu bicarakan?! Kita akan mendapatkan kesalahpahaman lagi! Minorin masih tidak percaya kita, kau akan membuat dia salah paham pada kau sekali lagi, Apakah itu baik-baik saja dengan mu?"

"Ya."

Jawaban yang keluar lebih mudah dari yang diharapkan,

"Ketika itu terjadi, maka itu akan menjadi giliran ku untuk pergi balistik! Aku akan membuat Kitamura yakin di kelas dan mengubah kelas menjadi zona perang yang adil sehingga ia tidak akan salah paham lagi."

"M... mengapa..."

Air mata mulai menetes di pipinya. Lihat? Ryūji berpikir untuk dirinya sendiri, Aisaka adalah orang semacam itu, dia akan pergi ke tempat di mana tak seorang pun bisa melihatnya - kecuali bagi ku - dan menangis sendirian.

"Mengapa, mengapa ... Mengapa kau melakukan hal seperti itu?! Bukankah aku sudah bilang kau tidak lagi anjing ku?! Kau tidak perlu melakukan ini lagi!"

"... Aku juga tidak tahu, tapi aku hanya merasa seperti melakukannya... Sementara kau menangis, aku tidak bisa meninggalkan kau sendirian seperti itu. Karena aku akan khawatir, cemas apakah kau lapar... setidaknya itulah sisi lembutku kupikir."

"A... apa sih?!"

Meskipun matanya berair, Aisaka masih menatap garang Ryūji,

"Tidak ada yang meminta kau untuk melakukan hal ini! Aku bukan anak kecil, jadi biarkan aku sendiri! Aku tidak perlu kau khawatir tentang aku!"

Ryūji selanjutnya berkata,

"... Ahh, jadi itu sebabnya!"

Dia akhirnya mengerti.

Mengapa ia ingin berada disisinya begitu besar.

Mengapa ia begitu khawatir tentang dia, dan mengapa ia tidak bisa meninggalkannya sendirian. Ini semua karena ...

"Itu karena aku bukan anjing... itu sebabnya aku akan tinggal di sisimu."

"... Apa?!"

"Sebenarnya, anjing tidak bisa benar-benar tinggal di sisi mu!"

Itu saja.

Aku bukanlah anjing, anjing tidak pernah bisa melakukan itu.

Seekor anjing akan datang jika dipanggil, tapi harimau tidak akan memanggil siapa pun. Karena mereka tidak perlu bantuan siapa pun, itu sebabnya mereka harimau... itu adalah semacam binatang harimau ini.

Dan di sini, sekarang, aku bukanlah anjing.

Bahkan aku merasa seperti menertawakan apa yang aku katakan, jadi lanjutkan dan tertawa! Meskipun demikian, Ryūji memutuskan untuk pergi, karena pada saat itu ia ingin mengatakan itu tidak peduli apa, ia ingin membiarkan Aisaka tahu...

"Aku naga, dan kau harimau... Sejak zaman kuno, naga telah menjadi binatang satu-satunya yang bisa berdiri sama dengan harimau. Itulah mengapa aku harus menjadi naga, supaya aku bisa tinggal di sisimu."

Dalam rangka untuk berdiri sama dengan Tiger Palmtop, Takasu Ryūji harus menjadi seekor naga. Dia telah memutuskan untuk melakukan hal ini, bahkan jika itu menjadi ditertawakan, bahkan jika itu berarti diperlakukan seperti orang bodoh ... namun,

"... Ai... saka...?"

Dia tidak disebut idiot dan ia tidak ditertawakan juga.

Berdiri di depannya adalah seorang gadis yang tidak bisa membuat suara apapun. Dia berdiri dengan kakinya lebar, pipinya basah basah oleh air mata saat ia mengangkat kepalanya untuk melihat Ryūji.

Dia tampak sangat marah, dan sangat sedih pada saat yang sama, dia tampak sedikit ketakutan, namun juga sedikit bermasalah, serta sedikit terkejut.

Tubuh mungilnya dipenuhi dengan emosi, siap meledak setiap saat. Saat ia mengepalkan tinjunya erat...

"... Taiga..."

Pada penyebutan namanya, tubuhnya bergetar seolah-olah dia sedang melanda... Kelopak mata Aisaka Taiga bergetar.

"Ini adalah bagian dari menjadi sama, kan?... Sejak kau memanggil aku Ryūji, maka aku akan memanggil mu Taiga."

Apakah itu baik-baik saja? Setelah ia telah selesai...

"... Apa yang kau coba untuk menarik?!"

Sebuah bayangan membentang dari kakinya, rasanya seolah-olah itu tiba-tiba diperluas. Mungkin aku telah melihat salah, tapi...

"Apa ini masuk akal tentang omong kosong? Mengapa aku harus membiarkan kau memanggil aku dengan nama pertama ku?! ... Apa-apaan ini omong kosong tentang menjadi sama?! Sungguh memalukan! Sadar di mana kau berdiri, idiot Ryūji!"

"Eh..."

Bom itu meledak. Ah, itu benar...

"Kau mungkin tidak tahu apa yang kau bicarakan! Jika kau benar-benar melakukannya, bagaimana bisa kau katakan hal-hal yang kurang ajar seperti itu?! Selain itu, apa-apaan ini?! Ahh, aku lihat sekarang, mungkinkah itu kau... "

Setelah merilis aliran pelanggaran, Aisaka tiba-tiba berhenti. Sama seperti itu, dia adalah yang paling menakutkan dibayangkan berdiri di sana hanya seperti itu. Matanya melotot sengit terhadap lawannya sementara ia meluncur dan mendekatinya dari bawah, memancarkan aura yang akan mengintimidasi siapapun menjadi kelumpuhan.

Warna sebenarnya dari Tiger Palmtop.

"... Jangan bilang kau sudah jatuh cinta dengan ku!"

"... Jangan menyelah..."

"Hmph, aku tidak berpikir begitu! Bagaimana bisa semua orang memiliki keberanian untuk melakukan sesuatu yang begitu bunuh diri?"

"... Ugh ... ah ..."

Aisaka tersenyum sambil menatap Ryūji - meskipun Ryūji tidak berani menatap matanya, dia masih melakukan yang terbaik untuk menanggapi, "Yah, tentu saja tidak!"

Ya itu benar. Itu begitu sangat tepat. Jika ia mengerti perasaan aku terhadap Minori, maka perasaan aku terhadap Aisaka berbeda, ya mereka.

Tapi ada satu hal yang pasti, Ryūji benar-benar ingin untuk mengurus Tiger Palmtop dikenal sebagai Taiga. Bahkan jika itu tidak ada hubungannya dengan cinta, aku hanya ingin berada di sisi nya... Aku harus di sisinya, itulah jenis orang yang aku inginkan. Itu saja. Itu saja, oke!? Ada yang salah dengan hal itu, kan?!

"... Oh tidak, kita perlu bergerak! Ke supermarket, membeli beberapa daging babi!"

Tanpa ragu-ragu, Ryūji mengangkat semangatnya dan melepas di langkah besar.

Kehidupan sehari-hari harus berjalan seperti biasa! Masih banyak waktu, jadi mari kita berhenti di sini untuk sekarang! Sekarang segala sesuatu telah berkembang sejauh ini, tidak ada gunanya berpikir pikiran yang rumit. Prioritas kita sekarang adalah untuk makan malam!

"Jika kita bisa mendapatkan beberapa daging babi yang baik untuk hari ini, maka kita membuat sebuah hotpot! Ah, Mungkin babi barbekyu sederhana bisa juga... Dan Kenapa kau tidak mengikuti?!"

Melihat Taiga tidak mengikuti, Ryūji terpaksa melakukan putaran U curam sementara masih berjalan dengan langkah besar dan bergegas kembali ke sisinya. "Cepatlah sudah!" Dia mendesak, meskipun ia tidak ambil tangan anak itu, namun menusuk sikunya dengan sudut tasnya.

" Ryūji... Aku ingin sundae yoghurt."

"Hah?! Apa sih, pada akhirnya kau masih ingin pergi ke restoran keluarga? Dan aku sangat berharap untuk menyiapkan makanan malam ini..."

"Kita dapat daging babi setelah itu... kita dapat daging babi dengan jahe... tidak, kita harus merebus daging babi, yang lembut dan juicy!"

"Hah? Yah, aku baik-baik dengan daging babi direbus, tetapi bisa kau makan semua itu? Ini sudah lima sekarang, makan malam di rumah aku selalu dimulai pada enam sejak jaman dahulu... Hei, berhenti mengabaikan aku! Dan Kenapa kau berjalan di depanku?!"

"... Ryūji!"

Taiga, yang telah berjalan di depan Ryūji sendiri, tiba-tiba berhenti dan berbalik, menatap Ryūji dengan mata transparan nya. "Ugh!" Ryūji menemukan dirinya kehilangan kata-kata,

"... Apa? T... Taiga?!"

Dia menjawab sambil panik cepat bergerak pandangannya ke arah langit malam. Tapi...

"... Bisakah kau diam sebentar?"

Seperti kata-kata memasuki telinga Ryūji, ia bertanya-tanya apakah dia telah salah dengar. "Ahhh ~!" Taiga sengaja mendesah di depan Ryūji dan berkata,

"Kau harus menyadari betapa tertekan aku sekarang! Bagaimana bisa kau tidak khawatir? Aku mengandalkan kau untuk strategi kita berikutnya, aku masih belum menyerah pada Kitamura-kun, kau tahu? Dan kau, apa yang kau katakan? Seekor naga? Ah ya, tidak ada bedanya apakah kau seekor naga atau anjing, tapi karena kau bilang kau akan berada di sisiku, maka kau harus bekerja sangat keras untuk kebahagiaanku!"

Di mana air mata itu baru saja menghilang? The Tiger Palmtop masih Tiger Palmtop dan hanya dengan beberapa kata-kata kejam ditambah dengan mata menghina, hati Ryūji mendapat pukulan keras.

Betapa tajam cakar dan taring mereka? Seberapa jauh akan hal ini, ganas pemakan manusia, Palmtop Tiger dibiarkan melawan?

Dan, apa yang akan terjadi padanya sekarang yang ia telah menyatakan bahwa ia akan tetap di sisinya?

"Mungkin....... aku agak terlalu terburu-buru..."

Mengerang di atas refleks, Ryūji berhenti mati di jalan nya. Ini mungkin kesalahan. Berpikir begitu, ia dengan tegas menutup kedua matanya.

Itulah sebabnya, ia tidak bisa melihatnya.

Dia tidak bisa melihat penampilan Taiga, sedikit menjauh dari dia, tersenyum dengan wajah ke bawah, saat dia melihat Ryūji.

"... Dia berkata, 'Taiga' ..."

Dia tidak bisa melihat ekspresi wajahnya saat menahan, tawa geli berubah menjadi tertawa burung merpati.

Hari ini, itu masih belum terlihat oleh siapa pun di dunia.

Mundur ke Bab 5

Kembali ke Halaman Utama

Maju ke Catatan Penulis