Editing
Baka to Tesuto to Syokanju:Volume8 Soal Kedua
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
===PERTANYAAN KEDUA=== '''Sebutkan 4 tragedi diantara karya-karya terkenal dari Shakespeare!''' '''Jawaban Himeji Mizuki''' "1. Hamlet, 2. King Lear, 3.Othello, 4. Macbeth." '''Tanggapan Pak Guru''' Tepat Sekali. Shakespeare mempunyai banyak karya terkenal seperti 'Romeo dan Juliet' dan 'Merchant of Vanice', dan 4 yang tadi kamu jawab terkenal dengan sebutan '4 tragedi''. Walaupun Romeo dan Juliet adalah karya yang paling terkenal, kamu setidaknya harus kenal juga tentang 4 tragedi. '''Jawaban Yoshii Akihisa''' "1. Hamlet, 2. King Lear, 3. Romeo dan Juliet, 4. Pernikahan Ayahku [[image:BTS vol 08 031.jpg|thumb]] '''Tanggapan Pak Guru''' Memang Ayahmu diperlakukan bagaimana kalau di rumah? '''Jawaban Tsuchiya Kouta''' "1. Dompet ilang, 2. Kehabisan Kamera Film, 3. Mata kelilipan debu tepat disaat sedang mangambil foto, 4. Hard Disk Rusak." '''Tanggapan Guru.''' Jika yang nomor 4 itu terjadi, mungkin Pak Guru juga akan nangis <span style="font-size: 200%; border: "><center>☆☆☆</center></span> "Fuwaaa... Kenapa ya kalo pas pagi hari aku selalu merasa ngantuk..." "Jangan gitu donk, Akihisa-kun. Kamu harus tidur dengan cukup kalau nggak mau kesehatanmu terganggu" "Walaupun kamu berkata seperti itu, buku yang semalam kubaca sangat menarik sekali, jadi apapun yang terjadi—fuuwaa~" "Ah... Akihisa-kun, dasimu tidak rapi" "Eh? Masa?" Aku langsung merapikan dasiku. Nah sekarang udah beres kan? "Ah, sekarang kerahnya kebuka... coba deh kamu berbalik dan menghadap kemari sebentar?" "Ahh, kamu gak perlu repot-repot khawatirkan hal seperti ini" "Nggak boleh. Kalo kamu nggak bisa memakai baju dengan rapi, Pak Guru Nishimura bakalan marah sama kamu" Setelah berkata seperti itu, Himeji-san membalikkan badannya ke hadapanku dan mulai merapikan dasi juga seragamku. Uu, uuu... Entah kenapa aku merasa sedikit malu... "..." "Himeji-san?" "..." "Erm... Himeji-san?" "..." "Himeji-san, kamu denger nggak sih?" "Eh? Ah, iya!?" "Kau kenapa? Mukamu memerah" "Eng.. Nggak kenapa-kenapa. Cuma... sedikit aneh...." Oh, ternyata bukan cuma aku saja yang malu. Perlakuan merapikan dasi seperti ini layaknya perlakuan suami dan istri... "Ah...Ah iya, Akihisa-kun. Apa kamu membawa sapu tangan?" Untuk mengganti suasana, Himeji-san mengganti topik pembicaraan. Coba ku lihat sebentar... Sapu tangan, sapu tangan... "Ah! Aku lupa bawa" Seingatku juga aku nggak punya kebiasaan menaruh sapu tanganku ke dalam tas, ATAU bisa dibilang, memang aku biasanya sama sekali nggak pernah bawa sapu tangan... "kalau begitu, kau bisa gunakan punyaku." Mendengar bahwa aku nggak bawa sapu tangan, Himeji-san langsung mengeluarkan sapu tangan dari dalam tas dan memberikannya padaku. Apa dia mau meminjamkannya padaku? "Ah, nggak usah. nggak apa-apa kalo aku nggak punya sapu tangan. Dan juga, Himeji-san, kalo kamu meminjamkan ini padaku, kamu malah jadi nggak punya sapu tangan kan?" "Nggak apa-apa kok. Aku bawa sapu tangan yang lain" kata Himeji-san sambil mengeluarkan sapu tangannya yang lain dari saku. Wow dia benar-benar sudah siap. "Uu, nurut apa kata Himeji-san deh..." setelah itu, aku menerima niat baiknya dan meminta sapu tangan dari tangannya. "Ini, laki-laki harus memperhatikan hal-hal kecil seperti ini, kalau tidak kamu nggak akan ''populer'' diantara para gadis—" Entah kenapa, Himeji-san langsung membisu. Dia tidak memberikan sapu tangannya padaku, tapi menggenggam erat sapu tangan tersebut. "Himeji-san?" "... Di pikir-pikir... nggak apa-apa deh kalo nggak punya!" "?" Setelah mengatakan itu, Himeji-san cepat-cepat mengantongi sapu tangannya kembali ke dalam saku. Aku bener-bener nggak ngerti apa yang dia omongin barusan, tapi mengingat bahwa aku bisa berbincang dengan Himeji-san yang gembira, aku juga jadi ikutan gembira —dan sampai sekarang, semua itu adalah satu-satunya kegembiraan yang aku alami di pagi yang cerah ini. <span style="font-size: 200%; border: "><center>☆☆☆</center></span> "dan mulai sekarang, kita akan mulai interogasi dengan terdakwa Yoshii Akihisa" 5 menit kemudian, aku sudah jadi tawanan para FFF. Aku diculik secara paksa dari sisi Himeji-san yang kebingungan, dalam keadaan badanku semua terikat dan akhirnya dibanting ke lantai tatami kelas 2F. "Yoshii Akihisa, ada kata-kata terakhir?" "Aku cuma ketemu Himeji-san di tengah jalan saat lagi berangkat sekolah! Aku nggak melakukan kesalahan apapun... aku minta keringanan hukuman!!" "..." Setelah mendengar kata-kata ku, presiden FFF terlihat mempertimbangkan keputusannya. walaupun FFF menindak keras semua cowok yang berinteraksi dengan cewek, kalo cuma sekedar kebetulan ketemu dijalan pas lagi berangkat sekolah, bukannya terlalu berlebihan kalo aku harus dihukum? Kalo cuma begini aja cemburu gak bakal selesai-selesai masalah! Jangan bilang kalo mereka udah dibutakan rasa cemburu sama hal sepele kayak begini?! Palingan mereka akan mengirim 5 anggotanya untuk mencubit tanganku— "— Kalau bgitu, 10 anggota masing-masing akan memberi tendangan melompat ke Yoshii Akihisa" Kayaknya kecemburuan mereka udah lebih dari apa yang bisa aku bayangkan! "Tu, tunggu! Bukannya hukuman ini terlalu berat? Kalau kalian menghukumku begini, apa yang akan dilakukan jika kejadian sama menimpa diri mu?" "Uu..." Sang presiden pun membisu kembali. Dia pasti sadar akan kemungkinan 'kejadian yang sama denganku akan terjadi juga pada mereka' "Presiden, kurasa yang dikatakan tersangka ada benarnya juga" "Kita ini bukan setan yang tidak punya belas kasihan. Untuk kejadian selevel ini, kupikir kita bisa menutup mata dan memaafkannya" "Mungkin suatu hari, kejadian beruntung seperti berjalan berangkat sekolah bareng cewek mungkin akan kita alami juga." "Dan juga, aku bakalan dihukum tiap hari dong cuma gara-gara ngelirik-lirik cewek" "Para anggota mulai berdiskusi kembali. Sepertinya pernyataan tentang 'kejadian yang sama mungkin akan terjadi padamu' punya efek yang besar juga. "untuk kasus ini, kita akan memberikan hukuman khusus yaitu menyentil perlahan ke arah dahi oleh sang presiden" Disaat aku sedang menarik nafas lega karena pengurangan hukuman yang sangat besar— "Mohon tunggu sebentar!" Himeji-san datang tiba-tiba masuk ke kelas. Hm? Ada apa ini? Apa Himeji-san lari ke kelas karena ia khawatir padaku? "Akihisa-kun nggak melakukan kesalahan apapun!—" Terlihat Himeji-san mukanya memerah sambil berusaha keras menjelaskan kepada semua orang. "—Akulah yang memaksanya hari ini untuk menemaniku berangkat ke sekolah!" "20 anggota masing-masing akan melakukan teknik German Suplexes<ref>German Suplex adalah salah satu teknik Pro Wrestling yang membanting kepala lawannya ke lantai.</ref> pada terdakwa. Hakim, apa ada keberatan?" '''"""TIDAK ADA!!!"""''' Apa-apaan ini? apa yang dikatakan Himeji-san malah merubah hukumanku yang tadinya sentil pelahan ke jidat menjadi German Suplexes, dan jumlahnya bertambah dari 1 jadi 20! Saking drastisnya sampai aku tidak bisa berkata apa-apa. "Hi, Himeji-san, aku berterimakasih kalau kau membelaku, tapi apa yang tadi barusan kamu katakan malah menyebabkan efek yang berlawanan" "tapi, maksud egoisku merapikan kerah Akihisa-kun dan sengaja membuat tangan kita bersentuhan! Akihisa-kun tidak melakukan apa-apa, ini bukan salah Akihisa-kun..." '''"ANGKAT TATAMI!! LANGSUNG BANTING KEPALANYA KE LANTAI!!"''' '''"SIAP! TATAMI SUDAH DIANGKAT!"''' '''"KITA BISA TARUH PAKU BIAR TAMBAH MAKNYOS!"''' '''"AKU JUGA SUDAH SIAPKAN BEBERAPA PANCANG BESI!"''' Sialan! mereka lagi berencana untuk menguburku hidup-hidup! kalau aku tidak segera menjelaskannya maka... Oh iya! Aku hanya perlu meyakinkan mereka kalau kejadian ini bukanlah apa-apa! Dan juga menjelaskan pada mereka kalau ini adalah sesuatu yang sepele di kehidupan sehari-hari— "Semuanya, harap tenang!! Kalau kalian menghukumku hanya karena kejadian ini, bagaimana dengan Yuuji? Bukannya kau sering lihat dia datang ke sekolah bareng Kirishima-san?" "Kalau begitu, kita hukum juga si Sakamoto Yuuji!" Maafkan daku Yuuji, sepertinya kata-kataku membuatmu dapat hukuman juga. Aku langsung meminta maaf pada teman brengsek ku yang satu ini dalam hati sambil mendoakannya. Dan pada saat yang sama, CRAK, pintu depan kelas terbuka. "Pagi all~fuwaaa... ngantuk banget nih ane" Ahh, Yuuji, kenapa kau malah nongol di saat seperti ini? "Hm? Akihisa? Kenapa u? Ketangkep FFF lagi? Sepertinya pagi ini adalah pagi yang berat buat-'''OI KENAPA KALIAN SEMUA MENGENDAP-ENDAP KE BELAKANG DAN MELINTIR TANGANKUU!!?"''' Yuuji, yang terlihat ngantuk saat masuk kelas, pinggangnya langsung diserobot dari belakang oleh tangan-tangan kuat para FFF. "Himeji-san, bisakah kau menghadap dan melihat ke arahku sebentar?" "Eh? Ah, Baiklah." Aku mencoba mengalihkan pandangan juga perhatian Himeji-san. Di sudut kelas, tubuh Yuuji terbang dengan indahnya di atas udara, dan pada saat yang sama, 'THOMP', 'THOMP', 'THOMP', suara benturan benda tumpul bisa didengar. Itu baru terhitung 3 kali... "Selamat Pagi-ASTAGHFIRULLAH!! '''MUKA YUUJI YANG BERSIMBAH DARAH KEBANTING KE LANTAI!!"''' "Sudah 17 kali?" '''"APA YANG SEDANG KALIAN LAKUKAN!? CEPAT KEMBALI KE TEMPAT DUDUK KALIAN MASING-MASING!!"''' Setelah suara keras yang ke-18 kalinya menggema, kedatangan Ironman akhirnya menenangkan semua keributan, Ah, tadi bahaya sekali, 2 kali lagi kepala Yuuji dibanting, giliran berikutnya adalah kepalaku. <span style="font-size: 200%; border: "><center>☆☆☆</center></span> "Sialan, pagi ini sial abis!!" Setelah jam pelajaran pagi hari selesai, istirahat siang pun dimulai, Yuuji akhirnya sudah kembali siuman, ia sedang duduk tepat berada di depanku sambil menyiapkan bento. "Walaupun sudah biasa, tapi di pagi hari harus melihat eksekusi seperti tadi sangat tidak baik buat kesehatan jiwa..." Orang yang berkata tadi tidak lain tidak bukan adalah cewek bishoujo<ref>Bishoujo = Sebutan Jepang buat cewek cantik</ref> yang sedang berjalan membawa bento<ref>Bento = kotak bekal makanan khas jepang</ref>— yaitu Hideyoshi. Dia memiliki rambut halus mulus dan mata lebar yang manis. Hideyoshi sendiri sudah sangat lucu, tapi sejak tahun kedua dimulai, aku mulai merasa bahwa Hideyoshi tampak makin manis. Apakah ini yang disebut masa muda? Apa karena Hideyoshi sedang memiliki seseorang yang dia suka? "Kebahagiaan orang lain sama seperti racun dunia. Itu adalah tradisi FFF." Kemudian, sesosok makhluk yang diam-diam menghampiri kami sambil membawa bola nasi hasil beli dari toko swalayan adalah Tsuchiya Kouta, biasa dipanggil Muttsurini, salah seorang teman sekelasku yang pendek dan berhawa pendiam. "Aneh? Bukannya kau ikut ambil bagian dari eksekusi tadi pagi, Muttsurini?" "... aku tadi pagi lagi menginvestigasi beberapa hal." "Tidak disangka diantara teman sendiri ternyata ada seorang algojo dan sekaligus juga tersangka. Aku merasa ini sedikit aneh..." "Benarkah? Bukannya pepatah mengatakan 'musuh kemarin adalah teman hari ini'?" "Bukan, Maksudku, cara kalian gonta-ganti status antara teman dan musuh itu bener-bener bukan main." Menurut pengalamanku, kami adalah 90% musuh diwaktu biasa, dan 10% diwaktu bahaya kritis. "Siapa suruh kalian semua selalu melakukan hal yang sama berulang-ulang kali." "Kukira di kelas 2 ini aku akan mendapatkan kelas yang damai." Minami mengibaskan kuncirnya sambil berjalan kemari, dan Himeji mengikuti dari belakang. Setelah menggabungkan beberapa meja, kami berenam mulai makan siang seperti biasanya. Pemandangan yang mulai umum akhir-akhir ini. "Eh? Aki, kamu membawa bento hari ini?" Minami bertanya saat aku lagi membuka bento. "Tumben Akihisa bawa bento sendiri." "Iya, kemarin banyak makanan yang tersisa." Kemarin aku nggak sengaja masak terlalu banyak. Untung saja, semua adalah makanan yang tetap enak dimakan saat dingin. "Kalo begitu, ayo lakukan yang "seperti biasanya" lagi.. Gunting, Kertas..." """BATU!""" Muttsurini mebgeluarkan kertas, sedangkan yang lain gunting. "...Uu..." "Wah tumben-tumbenan nih satu ronde langsung menang. Aku pesan Teh Oolong." "Kalo aku Teh Hijau." "Aku ingin Lemon Soda." "Aku Teh Susu." "Tolong, bantu aku belikan Teh Merah bebas gula." Semua mengeluarkan uang 100 Yen dan mengopernya pada Muttsurini. "... aku pergi dulu." Setelah mengumpulkan uangnya Muttsurini lari sendirian ke Klub Koperasi membeli minuman untuk semua orang. Penalti Game untuk menjadi pesuruh ini sedang ngetren dimainkan saat istirahat siang. "Ah~ laper nih." Yuuji membuka bento yang ia bawa, yang lainnya pun ikut-ikutan membuka semua bentonya diatas meja. Ini adalah peraturan dasar untuk tidak usah menunggu si pesuruh kembali untuk memulai makan siang. Kalau tidak, kami semua akan merasa nyangur dan akhirnya kelaparan karena menahan nafsu makan. "Akihisa, bento mu kelihatannya enak." "Kau juga, Yuuji." Jarang-jarang aku dan Yuuji membawa bento sendiri-sendiri, makanya aku ingin membandingkan miliknya dengan punyaku. Lauk Yuuji yang daging teriyaki... kelihatannya enak. "Itu tuna... tuna goreng jahe? bagus juga..." Terdengar suara Yuuji datang dari samping. Sepertinya dia sudah mengunci targetnya. "Baiklah, Akihisa, ayo kita tukeran." "Ok, apa yang kamu mau, Yuuji?" "Aku mau tuna goreng punyamu. Kalau kau?" "Aku mau daging teriyaki punyamu." "Oke, setuju." "Yap. Nih ambil tuna goreng." "Oh, tuh daging teriyakinya." MASUK--- Tangkai buah tomat (tertutup saus teriyaki) KELUAR--- sayur kol (rasa jahe) '''"LU NGAJAK BERANTEM!!!???"''' '''"GW BALIKIN KATA-KATA TADI KE ELU, NYET!"''' Kami berdua mencengkeram kerah baju satu sama lain. Orang ini sungguh picik! Bisakah dia membiarkan ku menang sesekali? "Dasar anak kecil..." Melihat aku dan Yuuji saling mencengkeram kerah baju, Hideyoshi hanya bisa menghela nafasnya. "Tidak. Kau salah paham, Hideyoshi. Aku ini sudah dewasa, sedangkan Yuuji adalah sampah masyarakat!" "Hideyoshi, jangan bandingkan aku dengan Akihisa. Itu orang otaknya setara sama otak anak SD!" ""!"" (Saling melototin satu sama lain) "Kalian sama dengan anak kecil dalam kasus ini... ampun deh dj...." Hideyoshi menghela nafas dan kemudian mulai menggunakan sumpitnya— "Sip, kalo begini bagaimana?" ""AH!"" Disaat aku dan Yuuji sedang memaki dan mencengkeram satu sama lain, Hideyoshi sudah menukar makanan kami. "Tentu saja, aku minta bagian juga" Kata Hideyoshi sambil menggerakkan sumpitnya dan menukar daging goreng miliknya. Sekarang makananku terlihat lebih berveriasi dan menambah nafsu makan. "Apa boleh buat deh. Karena Hideyoshi bilang begitu, aku maafkan kesalahanmu kali ini, dasar Yuuji kampret." "Harusnya aku yang berkata seperti itu!" Tanganku langsung melepaskan kerah Yuuji. Daripada melakukan hal yang bodoh dan tidak berguna, mendingan aku mulai makan. "Bener-bener deh... Bisa nggak sih kalian makan dengan tenang?" "Kalau ada orang yang bikinin bento buatku sih, tentu saja aku diam dan hanya akan makan jatahku." "Kalo nyiapin bento sendiri nggak ada bumbu surprisenya" "Kalo gitu bukannya harusnya kalian tukeran aja dari awal..." Memang kalau aku dan Yuuji membawa bento sendiri, normal-nya akan kami buat sendiri. Memang bagus bisa membuat dan memilih makanan sendiri untuk dimasukkan ke dalam bento namun saat membuka bento untuk dimakan pasti tidak ada rasa terkejut karena sudah tau apa yang ada di dalamnya. Catatan lain, niat sebenarnya bertukar makanan secara fair play tidak pernah ada. Karena jika itu terjadi, kami tidak bisa menaikkan porsi bento yang kami punya. Jangan meremehkan perut anak SMA. "Mizuki, apa yang kau bawa untuk ditukar hari ini?" "Ah... Iya juga. Ayo bertukar sedikit..." "Un. kalo begitu silakan" "Ambillah" Dengan melihat keributan kami, para cewek sepertinya ingin ikut-ikutan juga. Himeji-san dan Minami ingin mencoba keseruannya dengan menukar makanan sambil menyerahkan kotak bento-nya satu sama lain. Kalau cewek yang melakukannya sepertinya menjadi lebih tenang. Dan ini sebuah pemandangan yang indah. "Heh. Laukmu sepertinya bagus.. Ini... Tuna? Tuna goreng jahe?" "Yep" "Ha? Tuna goreng jahe?" '''"ACK!!!"''' Aku keselek SI, SIIIIALLL! Aku lupa aku menyiapkan bekal untuk Himeji-san juga, jadi bekalnya sama denganku! "Ke... Kebetulan sekali, Himeji-san! Kemaren kamu nonton program 'simple cooking' kan?" Detik selanjutnya aku langsung ngungkit-ungkit program TV. Tolonglah Himeji-san! Ikuti saja! "Eh? Akihisa-kun? Kau lupa? Yang menyiapkan bento kan kam—UU!!" "Himeji-san, ayo pergi dulu ke suatu tempat dimana kita bisa bicara!" Dia terlalu Naif! Aku membekap Himeji-san dengan panik. Sedikit demi sedikit aku mulai menyadari kalau terkadang Himeji-san benar benar lemot. (Kau tidak boleh ngasih tau mereka, Himeji-san! Kalau kau kasih tau, mereka akan tau kita tinggal bersama!) (eh? mereka nggak boleh tahu?) (SAMA SEKALI TIDAK! Orang lain tidak ada yang boleh tau!) Ini semua demi reputasi Himeji-san, dan juga hidupku
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information