Editing Mushoku Tensei (Indonesia):Volume 4 Chapter 2 (section)

===Bagian 1===

Hari berikutnya setelah aku menerima saran dari Hitogami.

Aku membeli beberapa tusuk makanan mirip dengan yakitori dari sebuah kios dan mulai berkeliaran di lorong-lorong gang.

Satu-satunya hal yang aku miliki hanya tusuk sate tersebut.

Tusuk sate memiliki sesuatu seperti kerang, kerang, dan ikan.

Juga, sejumlah produk lautan yang aku tidak ketahui.

Membeli makanan dari kios, bahkan jika kamu mengatakan untuk membawa makanan, dia tidak benar-benar menentukan jenis makanan apa.

Oleh karena itu, aku pergi dengan hal yang paling mudah untuk dibawa.

Terakhir kali aku di berikan petunjuk aku terlalu banyak memikiran tentang hal-hal lain.

Jika seorang amatir mencoba untuk mengatur dan memasak sesuatu itu hanya akan berakhir dengan kegagalan.

Jika aku mencoba untuk berpikir tentang hal itu terlalu banyak, aku akan terjebak tidak tahu apa yang harus dilakukan.

Kali ini sebaliknya, aku hanya akan jujur taat dan melihat apa yang terjadi.

Sama seperti aku diberitahukan sebelumya, aku membeli beberapa makanan dan sekarang aku hanya berkeliaran di gang-gang belakang, mencari sebuah event.

Tanpa berpikir.

Ini adalah permainan peran.

Apa yang akan terjadi hanyalah terjadi kebetulan.

Tidak perlu berpikir tentang hal ini secara mendalam, hanya patuh menindaklanjuti dengan seperti apa adanya.

Orang itu lebih suka acara yang menarik.

Fakta bahwa aku selalu memikirkan hal-hal tertentu persis seperti apa yang dia rencanakan.

Jika aku hanya patuh taat maka dia tidak akan menemukan hal-hal yang menarik.

Sama seperti aku memikirkan tentang hal itu dan berkeliaran di sekitar dalam beberapa menit,lalu aku tiba-tiba menyadari sesuatu.

"Tunggu? Bukankah ini akan persis seperti apa yang ia perkirakan?"

Aku pikir aku telah ditipu.

Melalui seni terampil percakapannya untuk membujuku mengikuti saranya, aku sempurna bergerak bersamaan dengan ramalannya.

Jika aku berpikir tentang hal itu aku menyadari, itu benar-benar cara yang menjengkelkan untuk memberikanku sebuah saran.

Rasanya seperti aku menari di telapak tangannya.

Ingat niat aslinya.

perasaan ku selama pertemuan pertama kami.

Aku tahu pasti bahwa aku harus benar-benar tidak percaya padanya.

Baiklah, ini akan menjadi yang terakhir kalinya aku bergerak bersama dengan rencananya.

kali ini aku hanya akan menunggu dan melihat apa yang terjadi saat aku pergi bersamaan dengan nasihatnya, tapi lain kali aku akan benar-benar tidak mengikutinya.

Aku sudah tidak ingin pergi bersama dengan keinginannya lagi, jadi ini adalah yang terakhir kalinya.