Editing
HEAVY OBJECT:Volume 1 Bagian 1
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
===Bagian 9=== Sebuah ledakan memecah langit Alaska. Object yang berada dalam mode sembunyi itu telah bertarung sejauh 10 km menembus badai salju ini mulai mengeluarkan asap hitam dan berhenti bergerak. Melalui teropong, kursi pilot itu terlempar keluar dan dengan perlahan mengambang turun ke dalam tumpukan salju dengan parasutnya. Dan... “...” Suara yang tidak mengenakkan bergema di telinga Quenser yang terbawa angin. Lambang keamanan mereka, Object, telah meledak dan dikalahkan oleh Object lawan. Tubuh besarnya adalah sebuah benda bulat dengan armor yang tebal. Di empat arah bagian tubuhnya, terdapat empat kaki seperti serangga yang muncul dari tanah. Senjata utamanya adalah dua meriam plasma berstabilitas rendah, dengan panjang 50 meter. Setelah gas khusus dimasukkan ke dalam meriam itu, sebuah tenaga raksasa dari reaktor buatan membuat sebuah tembakan plasma super panas. Dua pasang meriam itu terpasang di sisi depan, belakang, kiri, dan kanan membentuk sebuah salib horizontal yang membuatnya bisa menembak dari segala arah. Total ada 8 meriam. Tubuh bulat dan keempat kakinya memiliki banyak sekali laser, railgun, dan coilgun, semuanya berjumlah 100 di seluruh sisi Object. Tubuh utamanya sendiri adalah 50 meter dan meriam yang merentang di seluruh sisinya menambah panjangnya menjadi 140 meter. Benda bermassa satu gunung itu dengan perlahan mengarahkan meriam anjungannya. Dua pasang meriam plasma berstabilitas rendah itu mampu melelehkan bunker nuklir yang ditanam di dalam tanah dengan sekali tembakan. “....Hey,” kata Heivia yang tiba-tiba saja berdiri kebingungan di depan Quenser. “Kenapa benda itu mengarahkan senjatanya ke arah kita? Kalau Object kita kalah, kita tinggal mengangkat bendera putih dan semuanya akan selesai kan? Itu yang Froleytia bilang kan!? Lalu kenapa!? Ini bukan hal yang sangat lama untuk dilakukan. Cepat dan kibarkan bendera putiiiiiiiiiiiiihhhhhhh! Quenser melihat radio yang sejak awal menjadi masalahnya. Dia bisa mendengar suara yang terputus-putus. Itu mungkin adalah bendera putih yang telah digitalisasi. Froleytia pasti telah mengikuti peraturan yang telah dia katakan untuk mengakhiri sebuah pertempuran. Dia pasti telah berpikir cepat untuk mengurangi angka korban yang terluka dan angka prajurit yang kehilangan nyawanya serendah mungkin. Namun, Object musuh sama sekali tidak berhenti. Suara meriam yang membuat penyesuaian arah tembakannya sepertinya hendak mengatakan bahwa ia tidak peduli dengan isi perjanjian itu. “Lari...” kata seseorang. Mungkin itu adalah suara Quenser sendiri. “Laaaaarrrrrrriiiiiiiiiii!!” Apakah seluruh 800 tentara yang ada di dalam markas ini telah sadar? Sebuah suara erangan dan kilatan cahaya menguasai semua indera Quenser. Sesuatu mencoba menghancurkan tulang tengkoraknya, paling tidak gendang telinganya. Object itu menembakkan peluru logam. Mereka menembakan plasma berstabilitas rendah yang sangat kuat tapi tenaga yang dihasilkan benda itu masih tersisa banyak. Berapa temperatur yang bisa dicapainya? Sebelum dia bisa memikirkan hal itu, rasa pusing membuatnya merasa terbang. Sebuah tembakan laser dari salah satu meriam plasma itu menghancurkan bagian markas yang dekat dengan Quenser. Kendaraan yang sangat banyak membentuk markas perawatan bagi Object yang menjadi markas terbesar di Alaska ini dengan jumlahnya mengalahkan angka 100 kendaraan pembentuk zona markas dan salah satu darinya meleleh seperti gula yang meleleh atau seperti gunung berapi yang meletus. Ledakan itu melempar Quenser ke dalam tumpukan salju. Bahkan ketika tertimbun di dalam salju yang bersuhu di bawah nol, tubuh Quenser tetap terbungkus di dalam keringat. “Apa...?” Dia bahkan tidak bisa mendengar suaranya sendiri. Dia begitu keras berusaha untuk mengecek apa yang terjadi di luar sana meskipun ia kehilangan setengah kemampuannya untuk melihat dan entah kenapa ia masih utuh. Meriam plasma berstabilitas rendah tersebut pasti menembak lurus saat menembak karena meninggalkan jejak yang dalam di salju. (Apakah panasnya sangat hebat...itu melelehkan salju...dan menimbulkan ledakan bawah tanah?) Sangat mungkin jika tembakan itu bisa melelehkan logam. Saat Quenser masih linglung di tumpukan salju, seseorang meraih tangannya. Itu adalah Heivia – darah segar mengalir di kepalanya dan menutupi matanya – nafasnya begitu terengah-engah. “Hey, kita harus keluar dari sini.” “...Apa...” “Kita harus keluar dari sini!! Object kita sudah kalah dan Object mereka sama sekali tidak rusak!! Kita tidak akan bisa melakukan sesuatu bahkan jika kita memiliki 100 tank. Kalau kita tidak keluar dari sini, kita akan dibantai seperti semut!!” Melarikan diri. Arti tersebut akhirnya sampai di telinga Quenser. Saat dia melihat sekitarnya, dia melihat tentara yang lain mulai mengambil tindakan. Markas tersebut terdiri dari 100 kendaraan yang sangat besar. Tentara-tentara tersebut memanjat dan melompat dari satu kendaraan ke kendaraan yang lain dan kendaraan-kendaraan yang ada mulai memecah formasi mereka karena panik. Suara teriakan terdengar dari semua arah. Tidak ada satu pun tentara yang berkata mengenai melawan. “Sial!! Kirim semua UAV! Pancing Object itu agar tidak mengejar kita!!” “Apa kita harus mengatur jalan keluar kita!? Apa ada celah sempit di gunung yang tak bisa dilewati makhluk setinggi 50 meter!?” “Apa kita memiliki memiliki persediaan sekam dan suar!? Bahkan jika kita tidak bisa melawan, dia masih bisa mencari jejak kita-...!!” Karena mereka adalah tentara sungguhan, mereka tahu bahwa sangat tidak berguna melawan Object secara langsung. Saat Quenser melihatnya, Quenser bertanya tanpa harapan ke Heivia. “Lari... tapi kemana?” “...!!” Ekspresi Heivia lebih terlihat seperti takut daripada marah. Keadaan ini seperti mendengar betapa putus asanya situasi yang kita rasakan dari seseorang yang memberikan syok dan beban yang begitu tinggi di pundak kita. Setelah itu, mereka mendengar suara yang mereka kenal. Melihat ke arah lain, mereka melihat Object dengan diameter 10 kilometer mendekati mereka seperti sedang meluncur. Ia tidak bergerak dengan menggunakan ban seperti mobil. Ia bergerak dengan menggunakan dorongan yang kecil seperti water strider, bergerak secara halus di permukaan tanah dan lereng curam permukaan gunung. Ia bergerak seperti tidak menghiraukan medan yang dilalui seperti cahaya lampu yang bergerak mengikuti kontur tanah. Suara berfrekuensi rendah seperti guntur bisa didengar oleh telinga Quenser. (Oh, sial. Jadi benda itu menggunakan cara yang sama dengan milik Putri...!) Saat seluruh kendaraan markas mereka mulai pergi meninggalkannya, Quenser hanya berdiri kebingungan di tengah salju. Object itu mengambang di atas tanah menggunakan tenaga listrik statis. Beratnya lebih dari 20 ton, tapi reaktor yang ada di dalamnya lebih bersih dan lebih kuat daripada reaktor nuklir. Benda itu menggunakan tenaga listrik statis untuk membuatnya mengambang. Bau yang samar dan khas mencapai di hidung Quenser. Sepertinya, Object itu menyemprotkan material untuk menghambat listrik statis yang dihasilkan benda itu. Pada umumnya, semprotan itu akan hilang setelah beberapa hari dan dibuat tidak berbahaya untuk tanaman dan binatang, tapi baunya lebih buruk dari darah untuk Quenser. Benda raksasa yang bergerak di atas permukaan tanah dengan cara meluncur seperti itu sangatlah aneh. Kendaraan markas mencoba melarikan dengan melalui celah di antara dua gunung. Dengan suara seperti guntur, Object itu mencoba mendahului kendaraan itu dan bergerak melewati sisi diagonal dari salah satu gunung. Kemudian pindah ke dalam lembah untuk memblokir pelarian mereka. Jalan kabur mereka tetutup hanya dalam 20 detik. “Sial!! Keluar dari sini!!” teriak Froleytia. Segera setelah itu, Object setinggi 50 meter itu melepaskan tembakan meriamnya. Tidak, lebih dari itu. Object tidak hanya memiliki meriam plasma berstabilitas rendah. Object ini memiliki reaktor yang sangat bersih dan lebih kuat daripada reaktor nuklir. Dengan meriam plasma berstabilitas rendah, sinar laser, railgun, dan coilgun, monster itu memiliki lebih dari 100 senjata. Object mulai menembak dengan semua senjatanya. Setiap senjata itu mengeluarkan tenaga yang sangat kuat sehingga membuat kapal tempur akan miring hanya dengan memasangnya diatasa kapal tapi monster itu memiliki 100 senjata seperti itu. Tidak ada yang tahu berapa kali monster itu menembakkan senjatanya. Ribuan dan puluhan ribu suara erangan saling bertumbuk dan berkombinasi membuat satu suara ledakan. Saat kendaraan markas itu memecah formasi mereka dan mencari jalan melarikan diri secara masing-masing, ribuan peluru secepat cahaya tanpa ampun menyerang mereka semua. Dinding kendaraan itu mampu menahan tembakan langsung dari peluru normal, tapi dinding itu hancur bersama kendaraanya seperti mereka dibuat dari kertas. Berulang kali terdengar suara ledakan seperti bensin yang terbakar oleh api dan tubuh tentara yang terlempar tinggi ke udara. Heivia dengan cepat meraih kepala Quenser dan menundukkannya di dalam salju untuk bersembunyi. Bahkan, ini merupakan sebuah keberuntungan karena serangan Object tidak menghancurkan tubuh mereka. (...Tidak...) Kepala Quenser sendiri masih terasa aman sementara hampir seluruh tubuhnya tidak bisa merasakan apapun bahkan dia tidak bisa merasakan dinginya salju ini. (Tidak ada yang namanya keajaiban atau kesengajaan jika berbicara mengenai Object. Sebuah Object tidak mungkin membuat celah seperti ini!! Pasti ada alasan dibalik semua ini. Pasti ada alasan yang logis kenapa kita tidak mati..!!) Quenser melirik ke arah kendaraan markas mereka yang hancur terkena ledakan setelah tertembak oleh Railgun yang ditembak secara membabi buta seperti peluru kacang polong (meski benda itu sudah cukup kuat ketika dipasang pada pesawat Bomber). Ada beberapa prajurit yang melarikan diri dari tempat itu, tapi Object itu mengarahkan senjatanya pada kendaraan markas yang lain. Melihat itu, Quenser semakin terlihat bingung. [[Image:Heavy_Object_v01_070.jpg|thumb]] “Brengsek!! Fasilitas perawatan!!” Quenser berteriak dengan sangat keras sampai-sampai ia berpikir bahwa tenggorokannya akan lepas; ia perlu melakukan hal ini agar ia tidak pingsan karena efek ledakan itu. “Cepat pergi dari kendaraan itu!! Mereka mengincar apapun yang berhubungan dengan Object! Kalau kalian tidak kabur dari tempat itu, kalian akan mati!!” Saat para prajurit melompat dari kendaraan itu dengan keadaan terkejut, meriam plasma Object tanpa ampun menghancurkan markas itu sampai berkeping-keping. Object memiliki makna yang sama dengan perang. Tak peduli berapa banyak tank atau pesawat yang kau punya, kau tidak akan bisa melawan Object. Itulah kenapa Object musuh memprioritaskan untuk menghancurkan cadangan suku cadang dan fasilitas lainnya yang digunakan untuk memperbaiki Object. Jika ada sebuah kesempatan untuk membangun kembali sebuah Object, sebuah pertarungan antara Object vs Object akan melahirkan sebuah pertarungan yang dapat membalik hasil akhirnya. Object itu sama sekali tidak mengampuni nyawa prajurit itu. Dari awal, Object hanya menghancurkan apapun yang memiliki kemungkinan untuk memberikan serangan balasan. Setelah itu, Object akan menggunakan tubuh raksasa setinggi 50 meter untuk mengejar dan membantai satu demi satu manusia-darah-dan-daging itu seperti semut. Kendaraan markas itu dihancurkan satu persatu. Walaupun mereka tahu monster itu tidak menarget mereka, Quenser dan para prajurit lainnya dengan putus asa bersembunyi. Satu langkah yang salah saja dapat menghancurkan mereka karena mati tertimpa fragmen kendaraan-kendaraan yang beterbangan ke semua arah. “Kita harus pergi dari sini selagi bisa,” kata Heivia saat dia meraih tangan Quenser sambil tanganya bergetar. Quenser tidak mempedulikan jari-jemari Heivia dan terdiam di situ tanpa emosi dan tanggapan. “Tidak peduli ke mana kita harus harus pergi!! Kita cukup pergi sejauh mungkin dari monster itu! Ayo lari!!” Dia tidak sedang memikirkan sebuah strategi untuk mundur; dia sedang memikirkan sesuatu seperti melarikan diri dari sesuatu yang menakutkan. Dan... “...” (Itu...berhenti?) Object yang telah menghancurkan sebagian besar dari kendaraan markas itu tiba-tiba berhenti seperti memandangi rongsokan-rongsokan kendaraan itu. Hanya senjata utamanya yang bergerak secara perlahan seperti sedang mencari sesuatu. Quenser berpikir bahwa jantungnya akan berhenti. Sekarang, setelah benda itu menghancurkan semua fasilitas yang berhubungan dengan Object, apakah benda itu akan mulai membantai semua prajurit? Pikiran yang paling buruk muncul di kepala Quenser, tapi dia masih tidak bisa menggerakkan tubuhnya. Hal yang sama terjadi pada Heivia yang berada di sebelahnya. Mereka tahu bahwa musuh mereka adalah manusia yang memiliki otak yang sama dengan mereka dan prajurit yang sama seperti mereka, tapi kehadirannya seperti tak tertandingi; sama seperti naga raksasa yang melihat mereka. Rasanya seperti melakukan provokasi sederhana saja dapat membuat mereka hancur berkeping-keping dengan cakar raksasanya. Mereka tahu bahwa Object hanya bergerak berdasarkan perintah sistematis militer, tapi Quenser dan Heivia merasa seperti hewan herbivora yang baru saja melarikan diri dari raja binatang dan hanya berdoa bahwa raja itu mau mengampuni mereka. Dan... Object raksasa dengan total panjang 140 meter itu menggerakkan meriam utamanya ke suatu arah. Benda itu mengganti arahnya sama seperti gerakan orang yang memalingkan mukanya ke arah lain ketika seseorang menepuk pundaknya. Dengan suara seperti guntur, benda itu kembali ke arah dari mana dia datang. Para prajurit yang berada di jalannya segera berlari untuk menghindar, tapi Object itu sama sekali tidak mempedulikannya. “Apa...?” Quenser pada akhirnya mengangkat dirinya sendiri dari tanah dan melihat ke tempat arah dari mana Object itu pergi. “Kenapa kita masih hidup...?” Apa yang sebenarnya membedakan dirinya dengan tubuh manusia yang berserakan di tanah tempat mereka berdiri? Quenser sama sekali tidak memiliki jawaban untuk pertanyaan itu. Heivia berbicara dari dekat. “Aku tidak tahu, tapi ayo pergi. Aku sama sekali tidak tahu apa yang sedang terjadi, tapi kita sepertinya berhasil bertahan hidup. Kalau kita lari secepat yang kita bisa, mungkin kita bisa membuat perubahan!!” Tubuh Heivia bergetar begitu kuat. Quenser mengira bahwa Heivia benar, tapi dia berhenti. Dia merasakan sesuatu di kakinya. Sepertinya benda itu terlempar dari kendaraan markas. Itu adalah layar LCD. Lebarnya setara dengan kertas A4 dan memiliki kemampuan nirkabel. Benda itu mengeluarkan tanda berbintik elektronik. Layar itu menunjukkan peta area itu. Di salah satu sudut, sebuah titik merah berkedip. (...Sinyal pertolongan...?) Akhirnya Quenser tersadar apa yang dimaksud dari tanda itu. “Sang Putri!!” Object musuh memprioritaskan semua kemungkinan yang dapat memperbaiki Object yang telah hancur. Untuk itu, dia harus menghancurkan markas itu sampai hancur dan meninggalkan para prajurit sendirian. Kalau begitu, bukankah seharusnya musuh juga menargetkan dan memberikan prioritas tertinggi pada pilot Object yang kalah, yaitu sang putri? “Hey, kau anak bangsawan dan pelajar disebelahnya!!” teriak Froleytia dari jarak yang tak begitu jauh. Mereka melirik ke sana dan melihat wanita cantik dengan rambut biru keperakan seperti besi yang tubuhnya sangay langsing. “Kita harus menggunakan kesempatan ini untuk kabur!! Aku akan menyiapkan laporan resmi ke atasan untuk melaporkan mundurnya kita dari garis depan!! Jika kita bisa melewati gunung, ada sebuah lembah yang besar. Ada jembatan suspensi di sana!! Saat kita menyeberanginya, kita bisa melarikan diri dari Object itu!! Monster itu mungkin akan mencoba menembak kita dari tepi lembah, tapi kita bisa menyebar dan bersembunyi di hutan conifer di sisi seberangnya!!” “Tapi...” Pandangan Quenser terbagi menjadi dua, yaitu pada Froleytia dan papan layar di kakinya. Sejujurnya, dia merasa lega ketika dia tahu bahwa dia bisa selamat dari situasi seperti ini. Tapi... Apa yang akan terjadi pada putri yang masih hidup itu...? Pikiran itu menghentikan Quenser. Froleytia sadar tentang layar yang ada di kaki Quenser. “Kau bodoh! Kenapa kau pikir dia mengeluarkan sinyal pertolongan itu!?” “....?” “Itu bukan untuk kita! Sang putri memancarkan sinyal pertolongan itu supaya musuh bisa merasakannya dan agar perhatian mereka teralihkan kepadanya!! Dia memastikan bahwa kita tidak dibunuh!! Apa kau ingin menghancurkan kesempatan yang dia buat itu!?” Mata Quenser terbuka. Kata-kata Froleytia menusuk dalam di hatinya. (Apa itu benar...?) Quenser melirik ke sekitar area itu dan melihat para prajurit yang seharusnya memiliki tubuh yang berotot dari latihan yang sangat berat dan konstan, tapi mereka harus mengabaikan kemampuan mereka itu karena kemampaun Object. Mereka semua melihat Quenser sama seperti Quenser melihat mereka. Mereka semua terlihat canggung. Mereka terlihat seperti tidak mau melewatkan kesempatan mereka untuk kabur. (Apapun yang kau katakan, dia adalah kawan kita; gadis berumur 14 tahun. Dia adalah tipe orang yang menggunakan dirinya sendiri sebagai umpan untuk menyelamatkan kita. Apa kalian serius mau meninggalkan dirinya...?) “Kita pergi,” guman Heivia. “Kita tidak memiliki pilihan lain!! Apapun yang akan kita lakukan, putri itu akan terbunuh, jadi kita harus kabur sebelum Object itu kembali!!” “Fuck that! Apa kau mengerti apa yang kau bicarakan!? Apa kau tidak berpikir apa yang akan terjadi pada sang putri jika dia tertangkap oleh musuh yang akan mengatakan peduli setan dengan semangat!?” “Apa!? Apa kau mau bilang kita harus melawan Object!?” Mendengar kalimat itu dengan nada yang tinggi membuat Quenser terdiam. Ekspresi Heivia seperti penuh dengan rasa takut dan malu. “Semua orang bisa duduk diam di sini tanpa melakukan apapun sambil berpikir apa yang benar dan apa yang salah!! Dan kalau kau berpikir kau bisa melawan Object itu sendirian dan menyelamatkan sang Putri, kau hebat!! Tapi nyatanya, kau tidak bisa melakukan hal itu!! Saat benda itu menangkapmu di radar mereka, kau akan hancur seperti debu dan tertiup oleh angin!!” Heivia meraih bahu Quenser saat ia masih berpikir. (...Brengsek.) Dadanya yang terasa sesak itu adalah respon alami dari seorang manusia. Quenser sebenarnya merasa sangat takut. (Tentu saja aku takut. Tidak peduli berapa banyak harapan orang-orang yang aku terima, aku tidak memiliki keberanian sama sekali. Object adalah monster. Melawannya dengan tindakan bodoh yang sama saja dengan lompat ke dalam kematian. Aku ingin menjauh dari sini sebisaku. Heivia benar. Tidak peduli apa yang kukatakan, rasa sakit ini tidak akan hilang begitu saja...) Namun, kaki Quenser tidak membawanya segera pergi dari tempat ini. Dia berdiri di situ sambil melihat Heivia sekali lagi. “...Tapi bukankah sang Putri sedang melawan monster itu?” “...” “Monster itu membuat pria dewasa bergetar ketakutan dan membuat kita akan mati karena syok setiap kali benda itu mengarahkan moncong meriamnya ke arah kita!! Dan walau dia sadar dengan hal itu, dia tetap berdiri di sana dan melawan Object itu untuk melindungi kita!!” Walaupun dia mengendalikan senjata aneh bernama Object, dia pasti pernah merasakan rasa takut. Tidak mungkin dia tidak merasakan perasaan itu saat dia melawan monster itu. Sehari sebelumnya, dia berkata bahwa dia tidak tahu apakah dia bisa menang atau tidak. Sang putri tidak mengatakan hal itu dengan maksud yang serius, jadi Quenser berpikir kalau tidak ada makna yang dalam di balik kata-kata itu. Namun, dia salah. Bagaimana jika selama ini dia telah memendam perasaan tidak enak itu selama ini di wajahnya? Bagaimana kalau dia hanya ingin mengatakan hal itu kepada siapapun untuk menghilangkan beban yang selama ini terus menganggunya. Quenser berpikir tentang apa yang seharusnya dia lakukan. “... Berikan itu padaku.” Quenser mengambil sesuatu dari Heivia. Heivia terlihat bingung, jadi Quenser mengulanginya lagi. “Berikan senapan itu!!” Quenser mengambil senapan itu dari Heivia. Senjata canggih dengan kamera infra-merah, mikrofon untuk mencari musuh, dan beberapa macam alat yang lain seperti pembidik. Namun, Heivia tidak mengerti kenapa Quenser meminta senapannya. “Apa kau benar-benar akan pergi?” Heivia menarik kepalanya yang terkejut ke belakang seperti anak kecil. “Apa kau tidak tahu apa yang akan dilakukan oleh raksasa itu!? Apa kau tidak melihat Object itu!? Monster itu adalah reaktor raksasa dengan dinding setebal bunker perlindungan nuklir!! Benda itu tetap bisa bergerak bahkan setelah tertembak dua rudal nuklir!! Sarjana sepertimu seharusnya tahu tentang hal itu!!” “Aku tahu,” jawab Quenser. Pekerjaan Heivia sebenarnya adalah seorang analisis yang mencari karakteristik kelemahan dari sebuah Object, tapi Quenser mempelajari Object dari sudut pandang seorang pelajar. Dari pengetahuannya, dia sudah cukup tahu bahwa mereka sama sekali tidak memiliki kesempatan untuk menang. Tapi... “Aku tidak memiliki pilihan lain...” “Apa?” “Apa kau berpikir kalau Object itu tidak akan mendahului kita kalau kita menyeberangi gunung dan lembah di sisi sebelah sana?” “Ya...” “Kalau mereka benar-benar ingin membunuh sang Putri, mereka cuman butuh satu tembakan saja. Dan jika mereka telah menangkap sang putri dan membawanya ke markas mereka, Object itu bebas untuk menangkap kita jika pasukan seperti kita melepaskannya. Benda itu akan segera kembali untuk membunuh kita saat kita menaiki gunung. ...Kau juga melihat gerakannya, kan?” Quenser bisa merasa bahwa tubuhnya bergetar pada berat senapan itu karena dia tidak pernah secara serius menggunakannya. Dia menekan getaran pada tubuhnya dan tetap maju. “Sepertinya sang Putri mencoba memberikan kita beberapa waktu, tapi dia mungkin tidak memberikan waktu bagi dirinya sendiri.” Kalimat yang dia katakan barusan seperti tidak benar-benar nyata. Dia ingin melakukan hal ini sebelum dia benar-benar dikuasai oleh rasa takut. “Seseorang harus melakukan sesuatu. Bukan karena ingin bertanggung jawab padanya, tapi demi bertahan hidup.
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information