Editing
Oregairu (Indonesia):Jilid 2 Bab 4
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
===4-9=== Waktu pada arlojiku menunjukkan sudah jam 8:20 malam. Aku bersandar pada monumen lancip (a.k.a “bangunan aneh berbentuk bor itu”) di tempat pertemuan kami di depan Stasiun Kaihin-Makuhari<ref> Foto monumennya: [http://blog-imgs-43-origin.fc2.com/n/i/s/nishifuna/3S0029.jpg Monumen Bor]</ref>. Di hadapanku berdiri Hotel Royal Okura, dimana bar bernama “''Angel Ladder''” terletak di lantai atas. Ini adalah toko terakhir di distrik bisnis pusat Chiba dengan kata “''angel''” dalam namanya yang beroperasi sampai jam-jam subuh. Namanya tertulis dua kali: pertama dengan huruf Inggris dan kemudian dalam huruf Jepang. Aku mengatur jas halus dan tidak nyamanku supaya aku bisa lebih terbiasa memakainya. Ini adaah jas cantik yang kupinjam tanpa izin terlebih dulu dari lemari pakaian ayahku, tapi jasnya masih cocok denganku karena kami memiliki tinggi yang kira-kira sama. Aku mengenakan celana jeans dan kaus berwarna dengan kerah ''stand-up'' <ref> Kerah yang kaku [http://image.dhgate.com/albu_290931848_00-1.0x0/stand-up-collar-fashion-men-s-shirts-formal.jpg Contoh barang]</ref> hitam, beserta sepasang sepatu kulit kantoran <ref> Ori : Long nose shoes </ref>. Ini bukanlah jenis barang yang kupakai setiap hari. Serius, aku tidak bisa betah dengan pakaian ini. Semuanya kecuali celana jeansku itu barang ayahku. Rambutku bahkan digel dan sebagainya, atas kebaikan Hikigaya Komachi. Ketika aku meminta Komachi untuk memilih beberapa potong pakaian yang terlihat-dewasa untukku, dia entah bagaimana membongkar seisi rumah dalam pencariannya untuk melengkapi semua pakaianku. (“Karena kamu memiliki mata seorang pegawai kantor yang lelah, onii-chan, baju dan rambutmu juga perlu terlihat seperti orang dewasa,” tekannya, yang tidak enak untuk kudengar. Apakah mataku benar-benar seburuk itu?) Orang pertama yang muncul di tempat pertemuan kami adalah Totsuka Saika. “Maaf, apa kamu menunggu lama?” “Nah, Aku baru saja sampai kemari,” kataku. Totsuka mengenakan pakaian sporty yang akan terlihat bagus dipakai oleh pria ataupun wanita. Celana kargo longgarnya dipasangkan dengan kaus oblong yang agak ketat. Dia memakai sejenis topi wol tipis yang tidak bisa menghangatkan siapapun dan sepasang ''headphone'' tergantung di sekeliling lehernya. Setiap kali dia bergerak-gerak memakai sepatu bola basketnya, rantai dompetnya bergemerincing dan menghasilkan kilauan kelam. Ini adalah yang pertama kalinya aku pernah melihat Totsuka memakai pakaian biasa – tak heran aku memandangnya dengan kosong. Selagi aku melakukannya, Totsuka memegang topi wolnya dengan erat dan menyembunyikan matanya karena malu untuk beberapa alasan. “Oh, jangan menatapku terus… a-apakah aku terlihat aneh?” “T-Tidak, sama sekali tidak! Kamu, uh, terlihat bagus.” Semua perbincangan ini terdengar luar biasa mirip dengan sesuatu yang mungkin kamu katakan dalam sebuah kencan, tapi sayangnya, Totsuka dan aku bukan dalam hubungan semacam itu. Zaimokuza membuktikan itu hanya dengan menunjukkan wajahnya. Oke, untuk beberapa alasan dia mengenakan pakaian sehari-hari seorang bhiksu dan ada handuk putih yang terikat ke sekeliling kepalanya. Yang penting, aku mengabaikannya. “Hmm. Disini seharusnya merupakan tempat pertemuannya… ooooh! Apakah itu Hachiman!” Ketika kamu dikesalkan oleh seorang karakter yang menjengkelkan, kamu tidak bisa tidak mengomentarinya. “Ada apa dengan pakaian itu? Mengapa kamu mengikatkan handuk ke sekeliling kepalamu? Kamu pikir kamu itu koki ramen?” “Oho, astaganaga. Bukankah kamu orang yang menyuruh untuk berpakaian seperti orang dewasa? Maka begitulah, aku memilih untuk memakai pakaian bhiksu dan handuk seperti pria yang sedang bekerja…” …ah, jadi itu idenya. Men, sekarang karena dia sudah pergi memakainya jadi tidak ada yang bisa kulakukan akan itu. Dia tidak perlu begitu berlebihan, tapi terserahlah. Pada kira-kira saat yang sama aku menarik kesimpulan itu, aku mendengar suara hentakan kaki Yuigahama yang muncul ke dalam pandanganku. Dia melihat-lihat ke sekeliling dengan gelisah dan mengeluarkan ponselnya. Tidakkah dia menyadari kami berada persis di sampingnya? “Yuigahama,” Aku memanggilnya, menyebabkannya menjadi kaku sebagai reaksinya. Dia melihat ke belakang dengan rasa takut terpampang di seluruh wajahnya. Yang benar saja, dia baru saja melihat ke arah kami sedetik yang lalu. “H-Hikki?! Oh, itu Hikki. Untuk sejenak, aku tidak mengenalimu… p-pakaian keren, huh?” “Diam kamu. Jangan tertawa.” “A-Aku sama sekali tidak tertawa! Aku hanya, macam, terkejut akan betapa berbedanya kamu dari biasanya…” Dia menatapku sambil membuat suara ketidak-percayaannya. Kemudian dia mengangguk mengerti. “Apakah Komachi-chan memilih pakaian ini untukmu?” “Ya, kamu cepat tangkap.” “Persis seperti yang kupikir…” Yuigahama sepertinya telah memahami sesuatu. Aku tidak tahu apa yang telah dipahaminya. Dia memeriksa dan mengkritik pakaianku untuk beberapa alasan, jadi aku membalas kebaikannya dan memeriksa pakaiannya. Yuigahama mengenakan ''tube top'' <ref> Kaus tanpa bagian lengan dan bahu </ref> dengan tali bra vinyl yang hanya menutupi bahu kanannya dan lepas di bahu kiri. Sebuah kalung berbentuk hati tergantung di lehernya seperti biasa, yang mungkin disukainya. Dia memakai sebuah jaket denim berlengan pendek yang menutupi belahan atas badannya. Celana mini chino hitamnya memiliki kancing emas diatasnya, dan dia memakai sepatu ''mule'' berhak tinggi <ref> hak tinggi yang nampak jari kakinya </ref> yang menempel pada pergelangan kakinya seperti rambat-rambatan. Setiap kali dia berjalan, gelang kakinya bergoyang. “Entah bagaimana, kamu tidak terlihat begitu dewasa bagiku…” “Huh?! Bagian mana?!” Yuigahama melihat pada lengannya dengan panik, dan kemudian pada kakinya. Dari semua aksesoris itu, dia memang terlihat mirip seperti mahasiswi, kurasa… Dan dengan dia, kami sudah kurang lebih hampir lengkap bersama. Baru saja aku sedang berpikir tinggal satu orang lagi yang perlu muncul, aku mendengar suatu suara di belakangku. “Maafkan aku. Apa aku telat?” Gaun musim panas putihnya menonjol dengan cemerlang di dalam kegelapan gulita malam harinya. Memandang ke bawah, aku dapat melihat garis kaki langsing dan gemulainya dari celana ketat hitamnya. Sepatu ''mule'' berhak tingginya tampak jelas sederhana, begitu sesuai dengan kakinya seperti sedang memakai sarung tangan. Itu terlihat begitu menyanjung. Ketika dia mengangkat telapak tangannya untuk melihat waktu, permukaan arloji miniatur pinknya tercermin dari kulit putihnya, menonjolkan keimutannya. Aku dapat melihat bahwa gelang metal yang mengelilingi pergelangan tangan yang semampai dan feminin itu terbuat dari perak. “Sudah waktunya.” Yukinoshita Yukino menghasilkan pesona keren seperti bunga pegunungan Alpen yang mekar di malam hari. “B-benar…” Aku tidak bisa mengutarakan sepatah katapun lagi. Aku ingat bagaimana penampilannya menabjubkanku pertama kali aku menemuinya di Klub Servis. Sekarang kalau saja kepribadiannya cocok dengan penampilannya… [[Image:YahariLoveCom_v2-211.png|thumb|200px]] “Kamu si Hantu Mottainai?” “Itu konyol. Hantu Mottainai tidak pernah ada.<ref> Hantu yang disebut para orangtua ketika mereka mau menakuti anak mereka untuk melahap sayuran mereka. “Jika kamu membuang-buang makanan, Hantu Mottainai akan memakanmu!” Omong-omong, “Mottainai” berarti “Sungguh sayang”.</ref>,” Yukinoshita membantahku dengan mulus, memandang pada kami semua satu per satu. “Hmph…” Dia menunjuk pada kami semua, dimulai dari Zaimokuza. “Pakaian itu tidak sesuai.” “Huh?” “Pakaian itu tidak sesuai.” “…eh?” “Pakaian itu tidak sesuai.” “Apa?” “Seluruh penampilanmu tidak sesuai.” “Hei…” Untuk beberapa alasan dia sedang menilai kami semua. Dan untuk beberapa alasan, dia menilaiku dengan berbeda dari yang lain… “Aku memberitahu kalian semua untuk datang dalam pakaian formal.” “Aku kira kamu bilang berpakaian seperti orang dewasa?” “Di tempat kita akan berkunjung, tidak akan ada orang yang berpakaian seperti itu. Pria berpakaian dengan dasi mereka terpasang dan itu wajar untuk memakai sebuah jas.” “A-Apa seharusnya begitu…?” tanya Totsuka. Yukinoshita mengangguk sebagai jawabannya. “Banyak hotel dan restoran dengan harganya agak lumayan yang seperti itu. Kamu sebaiknya mengingatnya.” “Kamu terdengar seakan kamu tahu apa yang sedang kamu katakan.” Itu bukanlah sesuatu yang seharusnya diketahui oleh murid SMA biasa, itu sudah pasti. Restoran yang kami kunjungi kira-kira hanya Bamiyan dan Saize. Restoran paling berkelas yang pernah kami kunjungi paling baguspun hanya ''Royal Host''. Yang penting, hanya aku di antara kami semua yang memakai jas. Totsuka mengenakan pakaian biasa, sementara Zaimokuza terlihat seperti koki ramen. “A-Apakah pakaianku juga tidak bagus?” tanya Yuigahama untuk memastikan. Yukinoshita terlihat agak tidak nyaman. “Untuk seorang gadis, kode pakaianmu tidak begitu buruk… tapi jika pengiringmu itu Hikigaya-kun, kamu sebaiknya berpakaian lebih tertutup.” Aku merapikan jas seperti Hiromi Go-ku untuk membuat keberadaanku diketahui, tapi Yukinoshita terkekek<ref> Hiromi Go adalah entertainer Jepang, bisa dikatakan Ricky Martin-nya Jepang </ref>. “Pakaianmu mungkin membuatmu terlihat tidak berbahaya tapi mata busukmu itu berkata lain.” …apa mataku benar-benar sehebat itu? “Aku lebih baik tidak perlu membuang-buang tenaga untuk mencoba lagi setelah ditolak di pintu masuk untuk yang pertama kali, jadi aku rasa kamu sebaiknya berganti pakaian di rumahku, Yuigahama-san.” “Whoa, kamu mengizinkanku ke rumahmu?! Aku mau pergi, aku mau pergi!” Yuigahama kemudian sadar. “Oh, tidakkah aku menganggu pada jam-jam segini?” “Itu tidak perlu dikhawatirkan. Aku tinggal sendirian, kamu tahu.” “Kamu perempuan yang cakap?!” Yuigahama berkedip akan keterkejutannya yang berlebihan. Aku perlu tahu ada apa dengan asumsinya itu. Apa dia pikir semua orang yang hidup sendirian itu pasti seorang perempuan yang cakap? Tapi untuk Yukinoshita, aku harus setuju. Masakannya begitu lezat dan (lebih persisnya) aku tidak bisa membayangkan dia tinggal dengan orang lain. “Kalau begitu ayo kita pergi? Rumahku cuma di sebelah sana.” Yukinoshita mendongak ke langit di belakangnya. Seluruh lingkungan itu dipenuhi dengan apartemen bertingkat-tinggi yang terkenal akan harganya yang cukup mahal. Aku tidak benar-benar menonton televisi jadi aku tidak tahu banyak, tapi aku mengenali tempat ini sebagai setting dalam drama atau kadang-kadang iklan. (Trivia: Kaihin-Makuhari sering dipakai sebagai latar dalam tayangan pahlawan.) Yukinoshita sedang menatap cahaya oranye redup yang datang dari sebuah gedung pencakar langit yang sangat tinggi. Yang menariknya, kelihatannya Yukinoshita tinggal di dalam salah satu ruangan lantai bagian atas. Whoa. Whoa, Jadi ini cara orang-orang kelas menengah ke atas hidup… entah kenapa, aku bahkan ragu jenis apartemen ini mau mengizinkan seorang gadis SMA hidup sendiri. “Totsuka-kun,” katanya, “Maafkan aku untuk mengecewakanmu setelah kamu datang sejauh ini…” “Tidak, tidak masalah. Itu agak menyenangkan melihat kalian semua bukan mengenakan seragam kalian,” kata Totsuka sambil menyeringai. Keimutannya saja hampir membuatku ingin pulang ke rumah. Aku tidak mau melihatnya pulang. “Oke, jadi selagi Yuigahama sedang berganti pakaian, kita akan menyantap makan malam. Hubungi aku setelah kalian selesai.” “Oke, tentu saja!” Setelah dua gadis itu berpisah dari kami, tiga pria yang tersisa bungkam, mendengarkan suara perut keroncongan mereka. Jadi, apa sebaiknya yang kita makan?” tanya Zaimokuza sambil mengelus-elus perutnya. Totsuka dan aku melihat satu sama lain. “Ramen,” kata kami serempak. <br /> <center>× × ×</center> <br />
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information