Editing
Oregairu (Indonesia):Jilid 9 Bab 7
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
===7-9=== Setelah turun dari “Pan-san’s Bamboo Fight”, ada sebuah toko Pan-san di dekat tempat tersebut. Hayama dan yang lain yang turun terlebih dulu sedang menunggu di pintu masuk toko itu. Yang mengikuti persis setelah kami adalah Ebina-san dan Tobe. “Meeen, Pan-san benar-benar keren!” Tobe membuat senyuman yang sangat bahagia sekali mungkin karena dia bisa naik bersama dengan Ebina-san. Tapi ada satu orang lagi dengan wajah berseri-seri. Dia adalah Yukinoshita. Dia membuat helaan “mfuu” dalam dengan puas. Toh, dia pasti telah merasakannya dengan sepuas-puasnya… “Hei, Hikki. Ada toko Pan-san di sebelah sana, apa yang sebaiknya kita lakukan?” Yuigahama yang setengah-langkah di belakang menyodok punggungku dan bertanya. Aku mengarahkan pandanganku ke arah toko Pan-san itu tanpa berpaling ke belakang. “Mari kupikir…” Yah, aku memang mengatakan semua itu pada Yukinoshita jadi aku perlu mencari hadiah Komachi di sini. “Maaf, aku mau membeli sesuatu sebentar di sini.” Kataku pada Hayama dan yang lain serta Isshiki tertawa tergelak-gelak. “Eh, senpai, kamu mau membeli sesuatu dari sana?” “…Hadiah untuk adik kecilku.” Kenapa kamu membuat wajah segirang itu, Irohasu…? Kamu tidak perlu bersusah payah untuk menunjukkannya. Aku sudah tahu bahwa barang-barang Pan-san tidak cocok denganku, astaga. “Aku paham. Kalau begitu, apa yang sebaiknya kita lakukan?” Hayama bertanya pada yang lain. Ketika dia melakukannya, Miura tiba-tiba berpaling dari toko Pan-san itu ke arah pintu keluar. “Aku tidak tertarik<!--I will pass-->.” Ebina-san membuat suara kebingungan dan menanyakannya. “Apa kamu yakin, Yumiko?” “Maksudku, bukankah mata Pan-san macam tidak imut sama sekali? Aku sepenuhnya ingin melihat Marie-chan si Kucing <ref> Sassy Cat Marie-chan (atau Marie-chan saja) dari The AristoCats </ref>saja.” Marie si Kucing adalah salah satu dari banyak karakter Destiny yang terkenal dengan para gadis. Dia itu sesuatu seperti seekor kucing merah muda. Baginya untuk memilih karakter yang lebih feminin daripada tertarik dengan Pan-san, Nona Sepenuhnya<!--Miss Totally--> cukup licik! Aku rasa dia benar-benar suka warna pink, huh? Aku, juga, suka warna pink pula. Selagi aku berdiri di sana terkagum-kagum, di sampingku ada seseorang yang menghasilkan aura yang luar biasa dingin. Tidak usah dibilang lagi bahwa dia adalah Yukinoshita. Mata terbekunya terpaku pada Miura. Tidak bagus, Yukinoshita super berang. Jika begini terus, satu-satunya akhir dari hal ini yang dapat kulihat adalah Nona Sepenuhnya menangis tersesu-sedu karena argumennya sepenuhnya dipatahkan dalam waktu sekitar tiga puluh menit. “Situasinya tidak akan bagus jika begini terus…” Selagi aku berpikir begitu, Isshiki melangkah memasuki toko Pan-san dan mengambil boneka lembut terdekat. “Benaaaaarkah? Sesuatu seperti ini juga imut. Benar, Hayama-senpai?” Orang yang ditanya Isshiki adalah Hayama, tapi untuk beberapa alasan, Yukinoshita sedang mengangguk dengan matanya terpejam. Yah, walau apa yang sedang dimaksudkannya itu pesona imutnya sendiri dan bukan keimutan Pan-san. Tapi berkat Isshiki, Yukinoshita terlihat puas. Aura dinginnya mulai menyusut. “Omong-omong<!--Anywho (Annoying version of anyway)-->, jika kita tidak akan membel' apap'n, kalau begitu kita lebih baik mengantri untuk makan siang. Kelihatannya di sana akan benar-benar padat.” Tobe menjentikkan jarinya dan mengatakannya. Melihat dia melakukan itu menjengkelkan, tapi apa yang dikatakannya itu merupakan usulan yang sangat menarik. Sungguh pria yang baik. Walau dia masihlah menjengkelkan. Namun, usulan mereka mengantri untuk kami selagi kami berbelanja membuatku sedikit segan. Itulah kenapa aku memutuskan untuk mencoba menanyakannya. “…Kamu tidak masalah dengan itu?” “Aah, tidak masalah. Hikitani-kun, ente sibuk<!--got your hand full--> bukan? Macam memilih hadiah untuk adikmu? Pelan-pelan saja pilihnya.” “Maaf untuk itu.” Aku membungkukkan kepalaku dengan pelan dan Tobe mengayunkan tangannya mengatakan untuk tidak usah menguatirkannya. “Tidak masalah, tidak masalah. Hayato-kuun, ayo kita pergi!” “Ya.” Ketika Hayama menjawab, Tobe menemaninya keluar. Jika hayama pergi, maka begitu pula dengan Miura dan Isshiki. Dan Ebina-san yang tidak terlihat begitu tertarik dengan Pan-san mengikuti setelahnya dengan kata-kata “oke, sampai jumpa nanti<!--see you ahead(sampai jumpa di sana)-->”. Yukinoshita, Yuigahama, dan aku adalah tiga yang tersisa di toko Pan-san. Yukinoshita melihat ke arahku dan Yuigahama selagi dia dengan hati-hati melipat syal yang dilepaskannya. “Baiklah kalau begitu, mari kita pilih hadiah untuk Komachi-san?” “Ya. Itu akan membantu. Beritahu aku kalau kamu ada sesuatu yang kamu rekomendasi.” “Ya. Aku akan mencari apa yang bisa kutemukan.” Ketika dia mengatakan itu, Yukinoshita dengan familiernya masuk ke dalam toko Pan-san dan mulai mencari-cari ke segala tempat. Dia sangatlah handal, tapi dia tidak perlu begitu bersusah payah mencarinya<!--need to put so much effort into it-->… Yah, aku yang memintanya jadi aku tidak ada hak untuk mengomplain. Tapi menyerahkan segalanya pada hanya Yukinoshita membuatku sedikit bimbang<!--apprehensive-->. Aku juga akan mencoba mencari sesuatu… Pertama-tama, aku meraih ke rak terdekat. Yuigahama berdiri di sampingku selagi aku sedang menatapi Pan-san dalam pakaian Santa. “Aku juga akan membantu memilih satu.” “Maaf. Jujur saja, aku tidak yakin tentang melilih sesuatu dari seleraku sendiri<!--interest-->.” “Kalau itu Komachi-chan, aku rasa dia toh akan senang juga.” “Tidak, kami cukup serupa. Dia itu tipe orang yang dengan jelas mengatakan apa yang disukainya atau apa yang tidak disukainya.” “Aku paham. Kalau begitu kita lebih baik berusaha yang terbaik dan memilih yang tepat.” Setelah itu, Yuigahama mempertimbangkan<!--eyed--> beberapa hal seperti boneka lembut, selimut, boneka gantungan kunci dan benda-benda lain. Namun, bukankah ada terlalu banyak barang Pan-san di sini…? Boneka lembutnya saja sudah ada cukup banyak variasi.<!--as it was--> “Hadiah Komachi-chan, huh? Apa kamu pernah menanyakannya apa yang bagus<!--what would be good-->?” Yuigahama bertanya selagi dia melihat ke arah golek Pan-san seakan itu adalah sesuatu yang langka. “Aku memang mendengarkannya<!--hear her out-->, tapi itu semua hal-hal seperti voucher hadiah buku atau kartu hadiah…” “Ah, aaah… Ahaha…” Yuigahama membuat senyuman kaget dan risau. Ini adalah reaksi setelah mendengar tentang sebuah voucher uang. Bagaimanapun aku rasa aku benar-benar tidak bisa menyebut permintaan ketiga yaitu peralatan elektronik… Yuigahama mengambil sebuah golek yang kelihatannya menangkap minatnya dan bermain dengannya. Dengan golek itu, dia akan menyeru “ey!” selagi mengenggam tanganku dan menghalangiku. Eeey, itu super menjengkelkan, super imut, dan memalukan sampai-sampai itu mengangguku. Itu benar-benar memalukan jadi aku akan senang kalau kamu menghentikannya. Ketika aku menepis golek itu, golek itu kemudian didorong ke depan wajahku dan bergerak dengan aneh. Persis saat mataku bertemu dengan mata golek Pan-san, Yuigahama mulai berbicara dengan suara yang aneh. “…Apa yang Hikki-kun inginkan untuk hari Natal, yah?” Dia sedang mencoba untuk meniru Pan-san kelihatannya. Dia sama sekali tidak terdengar sedikitpun mirip, yang benar aja. Lagipula, ada apa dengan Hikki-kun itu? Itu begitu menggelikan sampai aku mencoba menjawab dengan setengah senyuman. “Tidak, Aku-” Tapi baru saja ketika aku mau berbicara, kejadian-kejadian dari hari itu melintas di dalam pikiranku. Karena itu, aku tergagap akan kata-kataku. Yuigahama memiringkan kepalanya merasa keheningan yang tiba-tiba muncul itu aneh dan melihat ke atas ke arahku. Ketika mata kami bertemu, dia menyadari sesuatu dan meninggikan suatu suara kecil. “…Ah.” Wajah Yuigahama kemudian seketika berubah menjadi merah. Dia mungkin mengingat hal yang sama. Kata-kata yang kuucapkan waktu itu. Aku menekan pipi dan mulutku dengan tangan kananku dengan malu-malu dan berpaling. “Aku benar-benar tidak…” “Be-begitu ya…” Yuigahama menarik kembali goleknya dan segera pergi meletakkannya kembali ke tempatnya semula. Kami berdua melihat ke arah barang-barang itu dengan hening untuk sejenak. Saat kami melakukan itu, jumlah orang yang terus bertambah memenuhi toko Pan-san itu. Kelihatannya itu adalah serombongan turis. Melihat itu, Yuigahama membuka mulutnya. “Di sini benar-benar padat, huh?” “Yah, sekarang lagi saat-saat itu di musim ini. Aku kaget mereka merasa ingin datang melihat musimnya. Aku tidak akan melakukannya meskipun aku ada kesempatan untuk itu…” Aku melihat ke arah toko yang mulai ramai itu dan aku membuat sebuah helaan. Seperti yang bisa diduga, itu karena Natal sampai segala tempat yang ada di taman itu dipadati dengan orang dan meskipun kamu berjalan dan berjalan ke tempat tujuanmu, di sana masih akan dikerumuni oleh orang. Itu melelahkan. “Tapi, aku memang ingin… datang lagi.” Ketika aku berpaling ke suara yang berjeda itu, Yuigahama sedang membelai sebuah boneka lembut besar. “Kamu bisa pergi kapanpun yang kamu mau, bukan? Tempatnya dekat juga.” “Namun bukan itu, maksudnya…” Yuigahama melemparkan pandangan-pandangan sekilas padaku seakan sedang mengisyaratkan pada sesuatu saat dia mengatakan itu. Hal tersebut menusuk-nusuk hatiku dan janji tak bertanggung-jawab yang kubuat saat Festival Budaya muncul dalam pikiranku. Semenjak Festival Olahraga, karya wisata, dan pemilihan ketua OSIS mengikuti persis setelah itu, janji tersebut masih tertunda untuk sementara waktu. Persisnya sebanyak apa perasaan jarak yang berniat untuk melangkah selangkah di luar batasannya itu berubah? Aku mengulurkan tanganku pada boneka lembut besat yang sudah dilambai Yuigahama untuk beberapa lama sekarang dan berbicara selagi aku melihat ke wajahnya. “…Yah, Destinyland pada musim ini agak sedikit payah<!--rough-->, tapi aku heran bagaimana dengan tempat baru di dekat sini, huh?” “Eh?” Yuigahama mengangkat kepalanya dan melihat ke arahku. “Destinyland juga tidak apa-apa selama di sana tidak terlalu ramai.” Selagi aku berpikir pada diriku sendiri mungkin ada cara yang lebih bagus untuk mengatakannya, aku tidak dapat menemukan kata-kata yang cocok. Meski begitu, Yuigahama menjawab dengan suara kecil. “…Di sebelah sana, barangkali, sedikit lebih, hening mungkin.” “…Begitu ya.” “Uh huh…” Yuigahama melihat ke bawah dan mengangguk. Setelah aku melihat ke arahnya dengan satu pandangan dari samping, aku menepuk kepala boneka lembut itu dan pergi ke sebuah rak yang berbeda. “…Yah, suatu hari nanti.” “Ya, suatu hari nanti.” Suaranya kembali menjadi cerah lagi dan dia mengikuti di belakangku. “Yah, apa yang mau dipilih, huh?” Kataku dengan suara yang kehilangan motivasi. Jadi dengan ini, percakapannya sudah usai. Aku akan memenuhi janjinya saat kelanjutan hal ini. Setelah itu, Yuigahama memanggilku dengan suara yang bersemangat seakan sedang menyahut hal tersebut. “Ah, Hikki, bagaimana kelihatannya ini?” Ketika aku berpaling ke belakang, Yuigahama sedang mengenakan sebuah bendo dengan telinga anjing. Itu terlihat seperti barang karakter seekor anjing yang muncul terus di Pan-san dengan telinganya yang bergerak terhuyung-huyung. Dia melihat ke arah dirinya sendiri di cermin berseru “waah” seakan tidak perduli akan pendapatku meskipun dia memintanya. “Ah, yang ini mungkin cocok dengan Yukinon. Yukinooon.” Ketika Yuigahama memanggilnya, Yukinoshita penuh dengan barang-barang Pan-san di kedua tangannya. “Mana yang mungkin disukai Komachi-san, yah?” Yukinoshita dengan gelisah melihat ke arah barang-barang Pan-san di tangannya. U-Um… Kamu tidak perlu se-serius itu mengenainya, okay? Yuigahama yang memegang bendo itu di kedua tangannya yang tersembunyi di balik punggungnya berdiri di depan Yukinoshita yang bimbang. “Hei, Yukinon.” “Ada apa?” Pada saat dia memiringkan kepalanya, Yuigahama meletakkan bendo tersebut pada kepala Yukinoshita. Bendo dengan telinga kucing yang dipakai Yukinoshita itu kelihatannya dari karakter lain yang muncul terus di Pan-san. Dia memasang tampang kosong. Dan Yuigahama kemudian berdiri di samping Yukinoshita tanpa buang-buang waktu lagi<!--without a moment’s delay-->. “Hikki, ambil foto, foto!” “Eh, aah.” Kita tidak perlu membelinya bukan…? Yah, aku rasa itu sesuatu seperti mencoba bajunya. Selagi aku memikirkan hal itu, aku mempersiapkan kameranya dan mengambil fotonya. [[File:YahariLoveRom v9-329.png|thumbnail|200px]] <noinclude> {| border="1" cellpadding="5" cellspacing="0" style="margin: 1em 1em 1em 0; background: #f9f9f9; border: 1px #aaaaaa solid; padding: 0.2em; border-collapse: collapse;" |- | '''Mundur ke''' [[Oregairu (Indonesia):Jilid 9 Bab 6|Bab 6]] | '''Kembali ke''' [[Yahari Ore no Seishun Rabu Kome wa Machigatteru (Indonesia)|Halaman Utama]] | '''Lanjut ke''' [[Oregairu (Indonesia):Jilid 9 Bab 8|Bab 8]] |- |}
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information