Editing
Hakomari (Indonesia):Jilid 3 Putaran Pertama
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
===▶Hari Ketiga <B> Ruangan utama=== "Pertarungannya telah berakhir setelah aku tau kaulah si [Penyihir]!" Daiya mulai mengungkapkan tipuannya di ruang utama, di mana hanya tersisa tiga pemain lagi. Maria dengan elegannya duduk di kursinya. Seperti dia mengetahui segalanya, dia berusaha dengan semua kemampuannya untuk memberitau Kamiuchi-kun tentang 'kotak', tapi ia tidak mau mendengarkan lagi. Lalu, Kamiuchi Koudai terbunuh seperti yang diperkirakan. Hebatnya, kami tidak bisa menghindari kematian seseorang. Lalu kenapa aku percaya Daiya? Padahal aku tau Daiya adalah si 'pemilik', kenapa aku percaya kebohongan murahan itu, yang malah akan menimbulkan tersangka lain? Padahal aku tau kalau [Perebutan Kerajaan] adalah permainan tentang menipu... Jadi, aku tau kalau semua ini adalah kesalahanku. Tapi, tetap— "Tidakkah kamu bilang kamu percaya padaku?" Saatku mengeluhkannya, Daiya menaikkan ujung mulutnya, "Ya, kukatakan itu. Aku percaya kau tidak akan membunuhku. "...jadi itu hanya kata-kata kosong untuk menipuku, ya?" "Itu hanya secara lisan. Kau seharusnya tau arti di balik kata-kata itu kalau kau tajam." Aku mengerutkan dahiku. "Kau masih tidak paham? Aku mengatakan kalau kau, si [Penyihir], tidak bisa membunuhku. Dengan kata lain, <u>aku mengejekmu dengan mengatakan aku bisa melakukan sesukaku, lagipula kau tidak akan membunuhku.</u>." Aku menggigit bibirku. ...Dengan kata lain, ia mempermainkanku. Saat itu kufikir ia merasa malu karena memalingkan pandangannya. Tapi kenyataannya, ia hanya sadar kalau ia salah bicara dan jadi gugup. "Karena akulah [Revolusioner], tentunya aku ingin tau siapa si [Penyihir], karena ia juga punya kemampuan untuk membunuh." "Jadi itu kenapa kamu bertanya apakah aku si [Penyihir]..." Ia tidak khawatir tentangku, ia hanya ingin tau orang yang memiliki [kelas] yang paling berbahaya. "Dan kaulah [Penyihir], Kazu. Jadi aku tidak akan [dibunuh] kalau kubiarkan kau hidup." Daiya menunjukkan seringaian dan menyatakan, "<u>Karena aku mempercayaimu</u>!" Jadi itu kenapa pertarungannya telah berakhir di saat ia tau kalau akulah [Penyihir]... "Tapi kalau kau yakin kalau akulah si [Revolusioner], bisa saja kau menggunakan [Sihir]. Dan meski tidak, kau bisa melakukan sesuatu tentangku. Aku hanya perlu membuatmu yakin kalau aku bukanlah [Revolusioner]." Jadi aku berdansa pada musiknya dan percaya kalau Iroha-san adalah si [Revolusioner]. —Oh. Kenyataannya, semuanya simpel. Apa yang seharusnya kulakukan adalah yang Maria dan aku bicarakan dari awal. Tentang mempengaruhi Daiya dan mendapatkan 'kotak'-nya. Ini menjadi sulit karena Daiya membuatnya terlihat seperti ini. "...tidak semuanya berlangsung tanpa masalah, sih. Terutama Yanagi ini sangat mengganggu." "Yuuri-san?" "Ya. Dia ingin aku menjadi rekannya. Sebenarnya, dia mungkin berhasil membuatku menjadi rekannya. Kalau aku membiarkannya hidup, ini tidak akan berlangsung dengan lancar." ...Begitu. Bagi Daiya yang ingin memulai permainan ini, keberadaan Yuuri-san adalah kesulitan baginya, karena dia ingin menghentikan [Perebutan Kerajaan]. Jadi, Daiya menolak usulannya dan membunuhnya secepat mungkin. "Kalau begitu—" Ia berhenti mengungkapkan kebohongannya. Daiya menarik nafas panjang dan menatap Maria yang duduk di tempat duduknya sendiri. "<u>Aku hanya perlu membunuh satu pemain lagi untuk menyelesaikan permainannya</u>." Hanya satu lagi musuh [Revolusioner] yang masih ada. Hanya [Pangeran] - Otonashi Maria. Maria tidak mengangkat kepalanya saat ia mengungkapkan niatnya untuk membunuhnya. ...Ah, begitu. [Revolusioner] tidak perlu membunuh [Penyihir] untuk menang. Jadi, aku akan bertahan hidup. Maria tidak perlu melakukan apapun, karena aku akan tetap hidup. <u>Dan Maria tidak tertarik untuk hidup juga</u>. Jadi, Maria tidak ada ketertarikan lagi pada [Perebutan Kerajaan]. Dia tidak peduli kalau dia terbunuh seperti ini. "......" —jangan bercanda. Aku tidak akan membiarkannya! Kalau Maria berencana untuk menyelamatkanku, membuang hidupnya, menyebut dirinya 'kotak', menganggap enteng dirinya— "Daiya..." Aku pasti akan—<u>menolaknya</u>! Aku menatap tajam Daiya dan menyatakan, "Aku tidak akan membiarkanmu membunuh Maria!" Benar, di saat aku menyadari kelemahan Maria dalam 'kotak' ini, bukankah aku sadar aku harus melakukan sesuatu? Inilah saatnya untuk itu! Saat itu aku tidak tau apa yang harus kulakukan. Tapi sekarang, "Kalau kamu akan membunuh Maria, aku akan menghentikanmu. Aku akan menghentikanmu apapun yang terjadi. Ya, bahkan—" Aku langsung sampai pada keputusanku. "—<u>meski aku harus membunuhmu</u>." Maria, yang tidak bergerak sedikitpun saat Daiya mengatakan akan membunuhnya, membelalakkan matanya dan melihat padaku. Maaf, Maria. Aku akan mengkhianati kepercayaanmu kalau aku tidak akan membunuh siapapun. "...kau terlihat serius." Setelah mengatakannya, Daiya hanya terdiam. Terlebih, Daiya telah mengatakannya sendiri. Kemungkinan aku akan menggunakan [Sihir] itu ada saat aku tau siapa si [Revolusioner]. Daiya membuat kesalahan. Karena Kamiuchi-kun membunuh Iroha-san, ia tidak jadi bisa membuatnya kambing hitamnya dan membuka kenyataan kalau ialah si [Revolusioner]. "Serahkan 'kotak'-nya, Daiya. Dengan begitu, kamu tidak perlu mati." Daiya melawannya dengan ekspresi yang tenang. Tapi karena <u>telah menjadi</u> temannya, aku tau. Daiya tidak bisa lebih gugup. "Tidak perlu mati, ya?" Ia mengulangi kata-kataku dan tersenyum masam. "...Kazu. Kau tau tipe 'kotak' apa 'Permainan Kebosanan' ini?" Karena ia tiba-tiba mengganti pembicaraannya, aku menatapnya dengan serius. "'Permainan Kebosanan' hanyalah 'kotak' yang bertujuan untuk menghabiskan waktu yang membuat si pemain memainkan permainan pembunuhan, [Perebutan Kerajaan]." "...jadi?" "Kau fikir ini hanya berakhir seperti ini, padahal tujuannya hanya untuk menghabiskan waktu? Apa kau fikir aku akan senang dengan hanya satu ronde?" "......" "Ini hanyalah pertarungan sampai mati yang tak ada artinya. Jadi, perasaanmu yang ingin menyelamatkan Otonashi, juga keputusanmu untuk membunuhku juga tak berarti. Hasilnya akan sangat berbeda. Ronde selanjutnya akan jadi perubahan yang berbeda, hanya dengan mengganti pemainnya. Aku mungkin bisa menjadi rekanmu. Apa yang ia bicarakan...? "Tetapi, dosa dari permainan bodoh ini akan tetap ada. Kalau aku membunuhku, perasaan bersalahnya akan tetap ada." ".......jadi aku tidak seharusnya membunuhmu?" "Ya." ......Hah. Jadi ini hanya obrolan biasa untuk membuatku membiarkannya hidup, ya? Bahkan sampai sekarang ia masih ingin mengelabuiku. "Menyakitkan untuk terus melihatmu seperti ini! Tolong, berikan saja 'kotak' milikmu!" Karena telah menjadi temanku, Daiya seharusnya tau betapa seriusnya aku soal ingin membunuhnya. Dan tetap— "<u>Itu tidak akan kulakukan</u>." <!--"That's out of the question" aku ganti dengan itu. Artinya jadi agak berbeda, tapi yang penting itu maksudnya, 'kan?--> Daiya menyatakannya dengan dingin. "...kamu sadar sedang dipojokkan, 'kan?" "Tidak peduli. Aku telah merasakan «harapan» bernama 'kotak'. Karena telah kurasakan, tidak mungkin aku akan membiarkan seseorang mengambilnya dariku. Manusia yang tidak punya fikiran tidak berbeda dari mesin pembuat CO<sub>2</sub>, 'kan?" "'Kotak' ini «harapan», kamu bilang...?" 'Kotak' yang menyiksa Mogi-san, Asami-san dan Miyazawa-kun ini...? "Itu bukan hal baik!" "Berisik, kau mengganggu! Aku tidak tertarik soal kemurahanmu yang bisa dijual di supermarket!" Apa yang salah dari Daiya ini serius. Ia benar-benar berkata kalau 'kotak' ini adalah harapan. Padahal ia seharusnya tau soal kedua insiden sebelumnya. Berfikir soal itu, tiba-tiba ada sesuatu yang mengganjal di kepalaku. Mungkin— "<u>Apa itu ada hubungannya dengan Kokone</u>?" Daiya tidak langsung melawannya. "...apanya?" "Kubilang, apakah 'keinginan'-mu ada hubungannya dengan Kokone?" "Kenapa kau tiba-tiba menyebutnya? Aku hampir merasa kasihan karena otakmu hanya membuat pemikiran yang tak ada hubungannya." Tapi aku tidak mengabaikan ekspresi terkejutnya yang ia buat sampai ia mengatakan kata-kata itu. Tidak diragukan lagi. 'Keinginan' Daiya ada hubungannya dengan Kokone. Lalu aku yakin. "Kamu tidak berniat...memberikan 'kotak'-nya, 'kan?" Aku jadi yakin kalau Daiya tidak akan menyerahkan 'kotak'-nya. "Ya, itulah yang kukatakan selama ini." Tidak peduli seberapa keras ancamanku untuk membunuhnya, Daiya tidak akan menyerahkan 'kotak'-nya. Dengan kata lain, kami— "......" Maria melihat padaku saat aku menyadarinya. Maria tersenyum. "......hentikan." Dia tersenyum. ...tersenyum seperti dia telah menyerah melawan semua. Tapi mungkin itulah ekspresi yang tepat untuk situasi ini. Aku tau itu dari awal. Aku tidak bisa menghancurkan 'kotak'-nya, melawan keinginannya dengan membunuh Daiya. Aku tidak bisa menggunakan [Sihir] apapun yang terjadi. Itu bukan karena aku tidak punya keinginan membunuh Daiya. Tidak ada hubungannya dengan keinginanku. Masalahnya adalah aku tidak bisa menggunakan [Sihir] sesukaku. Ya— <u>Aku tidak bisa menggunakan [Sihir] karena Maria tidak akan membunuh siapapun</u>. Jadi, Kami kalah dari Oomine Daiya.
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information