Editing Mushoku Tensei (Indonesia):Volume 4 Chapter 10 (section)

===Bagian 2===
Hari terakhir, kami sibuk mempersiapkan untuk perjalanan, jadi aku tidak bisa bertemu dengan Holy Beast-sama.

Aku pikir seseorang akan membiarkannya keluar lagi, tapi untuk beberapa alasan Holy Beast-sama tidak muncul.

Sebagai gantinya, di tengah malam ada dua orang penyusup.

"Ah!!"

Sebuah teriakan kecil dan suara keras dari sesuatu yang menabrak.

Dengan dua suara, sebagai salah satunya berteriak lumayan keras karena menabrak sesuatu, dengan mendengarkan suara yang jelas itu jadi aku terbangun.

Baru-baru ini, rasanya seperti aku sudah malas terlalu banyak, jadi aku mengangkat tubuhku dan meraih stafku yang berada di sisiku.

Ini agak terlalu kasar kehadiran seseorang untuk menjadi si pencuri.

Ruijerd harusnya telah lama menyadari itu.

Humu.

"Terusena, bergerak lebih pelan nyan."

Aku melepaskan stafku.

Itu mungkin menjadikan alasan mengapa Ruijerd diam.

"Maaf Tona, tapi ini gelap."

"Jika kamu fokuskan matamu dengan baik kamu pasti dapat melihat nyan ... Ah!"

Sekali lagi, ada suara sesuatu yang membentur.

"Tona, kamu baik-baik saja?"

"Nyan Aduh."

Namun, mereka tampaknya berpikir mereka sedang berbisik tapi volume suaranya sangat keras aku hampir bisa mendengarkan semuanya.

Aku ingin tahu apa tujuan mereka.

Uang, atau mungkin ketenaran.

Jika tidak mungkinkah mereka ingin tubuhku, aku bertanya-tanya.

Aku rasa itu Tidak benar meskipun ...

Ini kemungkinan besar Eris setelah semuanya.

"Ah, itu di sini nyan?"

"Mengendus Sniff? Tampaknya sedikit berbeda."

"Jangan keberatan NYAN. Dalam hal apapun mereka tidur nyan."

Mereka berhenti di depan pintu kamarku, maka aku mendengarkan suara itu membuka kunci dan mereka masuk datang ke dalam.

Mereka mulai takut-takut melihat seluruh ruangan, dan kemudian mata kami jelas bertemu saat aku sedang duduk di tempat tidur.

"Nyan ...!"

"Apa ada yang salah Tona ... Ah."

Minitona dan Terusena berada di sana.

Mengenakan pakaian terbuat dari bulu yang tipis.

Ada lubang di mana pantat dan ekor mereka terlihat dari belakang.

Ini adalah penampilan piyama karakteristik ras Beast '.

Benar-benar indah.

"Apa yang terjadi di hari terakhir ini di malam hari? Kamar Eris berada di sebelah."

Aku berkata dalam suara serendah mungkin.

"Jadi-maaf nyan ..."

Karena mereka mengatakan itu mereka pindah untuk menutup pintu kemudian tiba-tiba berhenti.

"Kalau dipikir-pikir, kami tidak pernah memberikan rasa terima kasih kami kepada kamu nyan."

"Ah, Untuk-Tona?"

Tona mengatakannya seolah-olah dia ingat itu, lalu mereka kembali ke dalam ruanganku.

Terusena mengikutinya di belakangnya.

"Terima kasih karena telah menyelamatkan kami nyan. Aku mendengar bahwa mungkin saja aku bisa mati jika kamu tidak menggunakan sihir penyembuhan padaku nyan."

Betul.

Mereka terluka cukup parah.

Mereka terkena cedera yang akan lama sembuh apabila tanpa campur tangan sihirku .

Aku pikir itu cukup menakjubkan bagaimana dia berhasil melanjutkan semacam tekad dalam situasi itu.

"Itu adalah hal yang mudah untuk menyelesaikannya."

"Berkat itu tidak ada bekas luka yang tersisa nyan."

Sementara mengatakan itu Tona meraih tepi pakaian nya dan membalik ke atas menunjukkan kepadaku kaki indahnya.

Namun, karena ruangan itu gelap aku tidak bisa melihatnya lebih jelas.

Sepertinya kamu bisa melihat, tetapi kamu tidak bisa.

Kishirika-sama, kenapa kamu tidak memiliki Demon Eye yang memungkinkan seseorang untuk melihat dalam gelap ??

"Tona, itu memalukan?"

"Tidak apa-apa lagian dia sudah melihatnya sekali nyan."

"Namun, paman Gyes mengatakan, laki-laki ras manusia berada di suasana panas<ref>'''Panas''': panas disini maksudnya gairah panas </ref> sepanjang tahun , jadi jika kamu mendekat dengan mereka sembarangan mereka akan menyerangmu."

Dalam suasana panas sepanjang tahun.

Dia mengatakan hal-hal yang kasar sepertinya.

Meskipun itu tidak salah.

"Selain itu, jika ia gembira atas melihat tubuhku maka tidak terlalu menguntungkan untuk membalas budi? Nyan ?! Ini dingin!"

"Berapa lama kamu berniat untuk menjaga ujung roknya terangkat?"

Aku tidak melihat kaki Tona pada waktu itu.

Sementara menyeka keringat dingin pergi aku menyambar mengambil stafku yang sedang duduk di sampingku dengan erat.

Dari kamar sebelah, aku bisa merasakan sesuatu seperti perasaan tajam niat pembunuh bocor keluar sedikit demi sedikit.

"<nowiki>* uhk ... batuk *</nowiki> aku telah menerima rasa syukurmu. Eris berada di kamar sebelah, jadi jika kamu akan melakukan hal yang menyenangkan bergegaslah."

Mereka mungkin anak-anak, tetapi mereka tidak harus sembarangan menunjukkan itu yang tidak ada bekas lukanya.

Ini akan menjadi masalah jika mereka diserang oleh seorang pria tua yang berbahaya yang memiliki hobi bermain dokter-dokteran.

"Aku mengerti, tapi benar-benar, terima kasih nyan."

"Terima kasih banyak."

Dua orang gadis itu menundukkan kepala mereka dan kemudian meninggalkan ruangan.

Setelah dalam waktu singkat aku perlahan-lahan pindah dan menempatkan telingaku didinding.

Di kamar sebelah aku bisa mendengar Eris dengan suara senang mengatakan "Apa yang kamu inginkan?"

Pose biasa dengan lengan disilangkan memasuki pikiranku.

Suara Tona dan Terusena ini sedikit sulit untuk didengar.

Tidak suara Eris yang terlalu keras.

Saat mendengarkan dalam kegembiraan, suara Eris secara bertahap menjadi tenang.

Tampaknya hal ini akan baik-baik saja.

Aku merasa lega dan kembali ke tempat tidur.

Sepertinya mereka terus berbicara sepanjang malam.

Aku tidak tahu apa yang mereka bicarakan.

Tona dan Terusena keduanya masih jauh dan baik saat mengunakan bahasa manusia.

Eris juga telah belajar sedikit bahasa Demon God, tetapi itu belum cukup untuk memiliki percakapan.

Aku ingin tahu apakah mereka mampu benar berbicara.

Aku merasa cemas tentang hal itu, tapi hari berikutnya, sementara melihat kami Eris memegang tangan Minitona ini sambil menangis.

Tampaknya mereka mampu berdamai.

Sangat baik, sangat baik.