Editing Mushoku Tensei (Indonesia):Volume 5 Chapter 2 (section)

===Bagian 2===
Norn menjadi sakit di jalan.

Aku terlalu banyak terburu-buru.

Norn benar-benar tidak berpengalaman dalam berkuda, bahkan lebih harus terus bergerak sepanjang hari dan malam, bahkan ketika dia masih hanya seorang anak-anak.

Ekstra waktu aku membawa Norn ke tempat perawatan, dan sehingga pada saat kami mencapai wilayah Fedoa, dua bulan sudah berlalu.

Ini adalah jumlah hari yang sudah akan diambil jika aku telah menggunakan kereta kuda di tempat pertama.

Oleh karena itu, permintaan pengiriman sudah gagal sejak lama.

baik itu bukan masalah besar sekalipun.

Meskipun, aku putus asa.

Sebelum kami mencapai desa Buina, aku sudah menyadari gawatnya situasi.

Seluruh wilayah Fedoa telah menghilang.

Aku telah tenggelam ke daerah kutub kebingungan.

Apa yang sudah terjadi?

Dimana desa Buina yang aku tahu?

Puncak?

Lilia?

Kota berdinding Roa tidak ada lagi.

Kemudian, bukankah itu berarti Rudeus juga?

Bodoh...

Tanpa sadar, lututku jatuh ke tanah.

"Pemusnahan dari perangkap Teleportasi."

kata-kata itu seperti berputar-putar dalam kepalaku.

Petualang era.

Aku telah mendengar banyak hal tentang labirin, nomor satu perangkap untuk diwaspadai adalah perangkap teleportasi.

Party ini akan berantakan tanpa mengetahui lokasi rekan-rekan mereka.

Ini adalah salah satu perangkap terburuk mutlak bahwa kita tidak harus terjebak didalamnya.

Aku telah mendengar banyak cerita dari pihak yang telah terjebak dalam perangkap tersebut dan sebagian besar akan berakhir menghilang.

Jika ada pihak yang ditangkap dalam perangkap tersebut, mereka semua harus menemukan jalan mereka kembali ke pintu masuk untuk bertemu.

Jika tidak, mereka yang tidak mampu untuk keluar kemungkinan besar akan mati.

Setiap orang yang akan mendengar cerita seperti itu akan berakhir dengan tampilan tertegun di wajah mereka.

Tapi yang pasti.

Di suatu tempat seperti ini.

Aku...

"Ayah ... kita masih belum pulang?"

Dengan perkataan itu, aku kembali ke realitas.

Putriku yang hanya berusia 3 tahun, telah meraih ujung pakaianku.

Aku diam-diam memeluk Norn.

"Ayah? Apa itu?"

Iya.

Aku seorang ayah.

Seorang ayah.

Putriku masih belum tahu apa yang telah terjadi.

Tapi, karena aku, dia bisa memiliki ketenangan pikiran.

Aku seorang ayah.

Seorang ayah.

Tidak menunjukkan kelemahan apapun.

Aku harus mempertahankan sikap tegasku.

Hal ini sangat--.

Teleportasi adalah perangkap yang mengerikan memang.

Aku tidak tahu mengapa kami telah berakhir di situasi seperti ini.

Tapi, aku masih hidup.

Zenith bahkan mantan petualang juga.

Bahkan Lilia, meskipun tidak sekuat dia dulu, mereka masih bisa menggunakan pedang.

Aisha ...

Aku ingat, pada waktu itu, pada saat itu, Lilia kontak dengan Aisha benar?

... aku tidak ingat jelas.

Tidak, jangan menyerah.

Pada saat itu, Lilia memegang tangan Aisha.

Mari kita berpikir benar untuk saat ini.