Editing
Oregairu (Indonesia):Jilid 9 Bab 5
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
===5-1=== Selepas sekolah. Setelah aku meninggalkan klub, aku melihat ke luar dari lorong bangunan spesial. Rintik hujan dengan mulus menitik-nitik ke kaca. Hujan yang sejak tadi pagi terus bertahan bahkan sampai sekarang dengan muram terus mengguyur dan mengguyur. Hari itu, setelah memberitahu Yukinoshita mengenai ujian Komachi dan bahwa aku akan pergi lebih awal, dia tidak terlihat begitu meragukanku dan aku bisa meninggalkan klubnya. Apa ada jendela yang terbuka di suatu tempat? Lantainya basah dan sepatu dalam ruangku berciut-ciut<!--squeak--> selagi aku berjalan di lorong yang kosong itu. Hanya tinggal satu minggu lagi sampai hari Natal. Chiba di bulan Desember jarang sekali melihat salju. Aku tidak perlu khawatir akan Natal Putih. Tapi apa yang harus kukhawatirkan adalah tempat kerja menyuramkan yang akan kutuju itu. Aku meninggalkan bangunan sekolah dan langsung menuju ke pusat komunitas. Karena sedang hujan ketika aku akan meninggalkan rumah, aku datang ke sekolah dengan menaiki kereta api dan bus. Jika cuacanya lebih hangat, maka aku akan datang menaiki sepedaku dan menjadi hampir basah kuyup semua, tapi selama musim dingin, aku benar-benar ingin menghindarinya. Karena dedaunan-dedaunan yang berguguran dari pohon, jalan yang kulintasi tersebut terasa lebih muram dari biasanya. Biasanya, matahari tidak akan terbenam untuk beberapa jam lagi, tapi karena cuacanya hari ini, hari sudah gelap. Di dalam lapangan pandang berkabutku, payung yang bergerak di depanku itu sangat mempesona. Yang mendekorasi payung vinyl itu pada satu titik adalah cetakan suatu tangkai bunga yang terlihat manis. Pemiliknya itu memutar-mutar payungnya selagi dia kelihatan sedang mengurangi kebosanannya<!--staving off boredom-->. Terkadang-kadang, rambut coklat kekuningannya akan terlihat.<!--peek out.--> Menilai dari gaya rambut dan tingginya, dia yang berada di depanku itu kelihatannya Isshiki. Isshiki sedang berjalan dengan laju yang lambat sehingga aku berakhir dapat mengejarnya dengan cepat. Ketika aku berjalan di samping dirinya, dia juga menyadari diriku dan memiringkan payungnya untuk melihat wajahku. “Ah, senpai.” “Hei.” Aku balik menjawab dengan menaikkan payungku sedikit juga. “Apa kamu hari ini juga akan membeli makanan ringan?” “Tidak, kelihatannya tidak ada konferensi hari ini.” “Aah, itu benar.” Seperti yang dikatakan Isshiki, konferensi tidak akan digelar hari ini. Semalam, waktunya dipakai untuk mengupasi pendapat yang diajukan dan memikirkan keuntungan dan kerugian masing-masing pendapatnya serta mencari suatu usulan yang menyatukan untuk mengimplementasikan itu semua di lapangan. Jadi tidak akan ada katering apapun hari ini. Kelihatannya pekerjaanku untuk mengangkat kantong-kantong plastik makanan ringannya juga tidak diperlukan. Selagi aku memikirkan itu, Isshiki mengintip dari bawah payungku dan membuat senyuman nakal. “…Fufufu, sungguh kasihan<!--what a shame-->. Tidak bisa PDKT denganku dan semacamnya.” “Macam sesuatu sesederhana itu bisa PDKT denganmu.” Sementara kami membuat percakapan tidak masuk akal itu selagi kami berjalan, suatu payung vinyl yang bisa dideskripsikan sebagai biasa-biasa saja atau bahkan kasar lekas bergerak ke arah kami. Di bawah payung itu terdapat lambaian keliman rok SMA Kaihin Sogo yang tidak tahu malu. “Oooh, apa ini? Isshiki-chan dan Hikigaya.” Mengangkat payungnya tinggi-tinggi, orang yang memanggil ke arah kami adalah Orimoto. “Halooo.” “Heeya. Kamu taaaahu, aku tadi berbicara sama temanku jadi aku agak telat sekarang.” Seperti biasa, pandangan Orimoto mengenai jarak antar orang itu dekat. Dari sana, dia berjalan di samping Isshiki dan mulai berbincang dengan ramah. Tentu saja, Isshiki tidak menunjukkan satupun tanda ketidak-senangan di wajahnya bahkan saat menghadapi tingkah tersebut. Dia membuat senyuman yang cemerlang nan ramah dan ikut berbincang.<!--chatted back--> Kami terus berjalan di bawah hujan selagi aku mendengarkan pada percakapan mereka dari samping. Baru saja ketika percakapan antara mereka berdua sudah akan berhenti, Isshiki tiba-tiba tersadar<!--had an realisation--> dan berkata. “Omong-omong, bukankah kamu kenalannya senpai?” “Yap, yap, kami memasuki SMP yang sama.” Ketika Orimoto menjawab, Isshiki memandang ke arahku. “Jadi bahkan senpai memiliki seseorang yang dekat dengannya, huh?” Reaksinya itu membuatku merasa sulit<!--had me in a pickle-->. Tapi sama denganku juga, kata-kata Orimoto yang dipakai untuk menjawab terdengar sedikit risau. “Daripada dekat, umm… Yah, cuma sedikit.” Seakan kata-kata ambigunya terasa janggal, mata Isshiki berbinar dan dia menerkamnya<!--bit onto it-->. “Oh, apa ini, apa ini? Kata-kata samarmu itu?” Orimoto membuat tampang “oops” dan melemparkan pandangannya padaku. Aku tidak bisa menyalahkannya. Tidak seperti Orimoto dan aku itu dekat, jadi baginya untuk mengatakan kata-kata ambigu seperti itu merupakan pertanda dari kebenarannya.<!--indicative--> Tapi Isshiki tidak mau membiarkan celah tersebut lewat. Dia membuat suatu seringai dan menarik lengan bajuku. “Senpaaai, apa yang teeerjadi?” Hentikan itu, berhenti menarik-narik. Tangan kita sudah agak bersentuhan juga, kamu tahu, itu terasa agak halus dan itu akan membuatku benar-benar sadar akan itu, jadi hentikan itu! Aku dilemahkan oleh serangan mendesak bertubi-tubinya yang mungkin merupakan strateginya untuk membuatku gugup dan selagi aku mengelak tangannya, aku akhirnya menyelipkan sesuatu keluar. [[File:YahariLoveRom-v9-189.png|thumbnail|200px]] “Yah, banyak yang terjadi waktu itu…” “Banyak…” Isshiki mengulangnya setelahku dan dia kemudian melihat ke arah Orimoto. Orimoto yang bingung<!--at a loss--> bagaimana menjawabnya menjadi tergagap, tapi menutupinya<!--brush it off--> dengan suatu tawa. “Yah, itu hanya suatu cerita dari masa lalu, tahu.” Jawaban itu sedikit mengejutkan. Aku menyangka dia akan mengubah pernyataan cinta di masa laluku itu menjadi bahan lelucon lagi, tapi dia memalingkan wajahnya dari Isshiki dan hanya mengucapkan kata-kata tersebut dengan samar. Aku tidak akan bilang aku tidak keberatan jika mereka membicarakan tentang masa lalu tersebut, tapi aku hanya berpikir hal itu tidak akan terelakkan jika mereka memang membicarakan tentang masa lalu yang membuatku tertarik akan perubahan Orimoto. Isshiki terlihat seperti dia ingin menanyakan lebih banyak lagi dan menyadari hal tersebut, Orimoto menghadapku dan segera mengganti topiknya. “Mengesampingkan itu, Hayama-kun tidak muncul untuk urusan-urusan seperti ini, huh?” Kata “Hayama” menyebabkan Isshiki tersentak sebagai respon akan itu. Seringai lebar dan mengenakkan <!--amusing-->yang dipasang Isshiki pada wajahnya dari tadi sekarang mengeras. “…Apa kamu kenalannya Hayama-senpai juuuuuga?” Suara Isshiki sedikit dalam. Seram. Wajahnya mungkin sedang tersenyum sambil tertawa “ufufu”, tapi wajah ini pastilah karena itu<!--this had to be that-->; matanya terlalu serius sampai dia tersenyum dalam upaya untuk tidak menampilkannya… “Kami pergi jalan-jalan sedikit sebelumnya, kamu tahu.” “Hoh, jalan-jalan…” Isshiki memilih sepatah kata dari apa yang dia katakan dan menilai diri Orimoto<!--size up-->. Sial. Ini akan berakhir<!--turn into--> pada sesuatu yang menyusahkan. “Dia sibuk dengan klub, jadi aku ragu dia bisa muncul.” Ketika aku tiba-tiba masuk <!--broke into-->ke dalam percakapan mereka, Orimoto memiringkan payungnya dan bertanya. “Hikigaya, kamu terlihat seperti kamu akrab dengannya jadi kupikir dia akan mampir di tengah konferensi atau semacamnya<!--halfway through-->.” “Kami tidak akrab sama sekali dan memanggilnya pada saat-saat seperti ini hanya akan menganggu kita<!--just a bother-->.” “Sungguh? Maksudku, bukankah situasinya terlihat buruk? Ketua OSIS kami baru mulai dari musim gugur jadi dia tidak terbiasa dengan ini. Itulah kenapa kupikir kalian akan memanggilnya sama seperti kami akan memanggil para penolong atau semacamnya.” Begitu ya. Jadi bahkan pihak Kaihin Sogo, setidaknya, Orimoto mengakui bahwa situasinya buruk. Dia mungkin terlihat tanpa keberatan apapun setuju dengan segalanya, tapi dia mungkin sadar akan itu di dalam hatinya. “Benar, itu mungkin buruk, tapi aku tidak akan memanggil Hayama.” “Hmmm… Yah, jika kami bertemu, itu akan agak canggung juga.” Kata-kata yang ditambahkannya dengan suara kecil itu masuk akal. Mempertimbangkan bagaimana kami berpisah saat itu ketika aku pergi ke Chiba bersama Hayama dan yang lain, itu mungkin sulit untuk menghadapinya. Bahkan aku juga benar-benar tidak ingin terus bertemu Hayama secara empat mata<!--actively-->. Alasan kenapa Orimoto mengangkat soal Hayama itu antara karena itu akan sulit baginya untuk bertemu dia atau kemungkinan bahwa dia hanya ingin memastikannya. Aku bisa memahami itu. Tapi selagi Isshiki sedang memikirkan tentang sesuatu, dia mengalihkan pandangannya antara aku dan Orimoto. Yah, jika dia tidak ingat Orimoto, maka tidak perlu memberitahunya. Aku jamin dia juga bahkan tidak tertarik sedikitpun dengan gadis lain, huh… Ketika kami berhenti membicarakan tentang Hayama yang bertindak sebagai titik penghubung dalam percakapan kami, kami berjalan untuk beberapa lama tanpa berkata apa-apa. Kami baru hampir akan mendekati pintu masuk pusat komunitas itu sampai Orimoto berbicara dengan seruan “aah” dengan suara yang terlihat seperti dia ingin mengatakan sesuatu. Aku yang ingin tahu apa itu, memandang ke arahnya dan Orimoto sedang menatapi wajahku. “…Juga, kupikir mungkin gadis yang dekat dengan Hikigaya mungkin akan datang juga atau semacamnya.” “Tidak… Mungkin tidak.” Tidak mungkin aku akan memanggil mereka. Tidak mungkin aku akan memanggil mereka. “Huuuh…” Orimoto mengatakan itu dengan rasa tidak tertarik dan menendang suatu genangan air. Dia kemudian memiringkan payungnya dan mendongak ke atas langit. Mengikuti dirinya, aku juga mendongak ke atas langit. Di arah barat terdapat seberkas cahaya matahari terbenam yang muncul<!--coming out-->. Jika cahayanya sebanyak itu, hujannya mungkin akan segera berhenti. Meski begitu, langitnya masih segelap seperti biasanya. <br /> <center>× × ×</center> <br />
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information