Editing
Overlord (Indonesia):Volume 1 Chapter 4
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
=Part 2= Upacara penguburan dilaksanakan di pemakaman umum di dekat desa. Dengan dikelilingi pagar yang sudah rusak, dan di dalamnya terdapat beberapa lempengan-lempengan batu melingkar tertulis nama-nama orang. Kepala desa mengucapkan beberapa ayat untuk menenangkan arwah yang telah meninggal, dan kalimat yang keluar dari mulutnya yang ditujukan kepada Tuhan itu menarik bagi Ainz yang tak pernah mendengarnya ketika di dalam game dulu. Itu adalah doa agar jiwa yang telah meninggal akan menemukan kedamaian. Kelihatannya mereka kekurangan tenaga untuk mengubur seluruh tubuh sekaligus, jadi mereka memilih untuk mengubur sebagian dulu. Bagi Ainz, dengan mengubur yang meninggal di hari kematiannya itu terlalu terburu-buru, tetapi mungkin itu adalah praktek yang normal bagi kepercayaan yang dianut di dunia ini. Dia melihat dua orang gadis yang pernah diselamatkan olehnya di antara penduduk-penduduk desa lain -- Enri Emmot dan Nemu Emmot. Jasad kedua orang tua mereka berada di antara mereka yang dikubur hari ini. Sambil melihat para penduduk dari dekat, Ainz mengusap berkali-kali tongkat sepanjang 30 cm di dalam jubahnya. Tongkat itu terbuat dari gading dan ditutupi oleh emas. Ada tulisan kuno di seluruh gagangnya dan memancarkan aura suci. Wand of Resurrection (Tongkat Kebangkitan). Ini adalah item magic yang bisa membangkitkan yang telah mati menjadi hidup kembali. Tentu saja, Ainz tidak memiliki tongkat ini hanya satu saja. Dia mempunyai jumlah yang cukup untuk membangkitkan seluruh penduduk desa yang telah meninggal, dan masih tersisa. Menurut kepala desa, magic di dunia ini tidak memiliki kekuatan untuk membangkitkan yang telah meninggal. Meskipun begitu, jika dia menggunakan 'wand of resurrection', dia akan menciptakan keajaiban di desa ini. Namun, setelah doa selesai diucapkan, dan upacara penguburan sudah mendekati akhir, Ainz mengembalikan tongkatnya ke dalam inventory. Dia bisa saja membangkitkan mereka kembali, tapi dia memilih untuk tidak melakukannya. Ini bukan karena dia merasa jiwa yang telah tiada adalah milik Tuhan, atau alasan religius lainnya. Ini hanya karena dia merasa tidak ada untungnya melakukan hal itu. Tidak sulit membedakan yang mana yang akan terseret ke dalam masalah lebih jauh, seorang magic cast yang bisa mencabut nyawa, atau seorang magic caster yang bisa membangkitkannya. Di tambah lagi, kemungkinan untuk membuat hal ini menjadi rahasia sangat rendah, bahkan jika ia memerintahkan mereka untuk tidak berbicara tentang kebangkitan. Kekuatan untuk menaklukkan kematian adalah sesuatu yang diinginkan oleh semua orang. Jika keadaannya berbeda, mungkin dia akan menggunakan kemampuannya untuk membangkitkan orang yang sudah tiada. Namun, dia tidak mempunyai informasi yang cukup tentang sekitar, jadi sudah seharusnya dia tidak menggunakannya disini. "Mereka harus bersyukur desa ini masih terselamatkan," Ainz bergumam sambil melihat Death Knight yang berdiri di belakangnya. Death Knight adalah misteri yang lain. Di Yggdrasil, semua monster yang dipanggil akan hilang dalam rentang waktu tertentu kecuali ada metode spesial yang digunakan dalam pemanggilannya. Dia tidak menggunakan metode semacam itu satupun untuk memanggil Death Knight dan waktunya sudah jauh terlewati, dan tiba tiba sepasang figur muncul disampingnya. Salah satunya adalah Albedo, dan yang lainnya adalah mirip humanoid, tetapi lebih mirip laba-laba yang berpakaian ninja. Di ujung delapan kakinya terdapat pisau yang tajam. "Eight Edge Assassin (Assassin penguna 8 pisau)?Albedo, ini..." Ainz melihat sekeliling, tapi kelihatannya para penduduk sedang tidak memperhatikan kemari. Albedo lain lagi, tetapi membawa satu monster kemari akan membuat mereka menjadi pusat perhatian, meskipun pemakaman sedang berlangsung. Tiba-tiba, Ainz teringat bahwa Eight Edge Assassin adalah monster yang bisa menghilang. "Saya bawa dia kemari karena dia ingin memberi hormat kepada Ainz-sama." "Oh, betapa segarnya jiwa hamba ketika melihat Ainz-sa..." "..Sudah cukup. Apakah kamu bagian dari pasukan pembantu?" "Ya, ada sekitar 400 pelayan selain saya yang sudah bersiap untuk menyerang desa kapanpun." Menyerang? Bagaimana bisa jadi seperti ini? Ketika Ainz merenungkan masalah itu, dia mulai bergumam sendiri -- Sebas tidak mempunyai bakat untuk mengirimkan pesan. "...Tidak ada serangan disini, masalahnya sudah teratasi. Siapa komandanmu?" "Aura-sama dan Mare-sama. Demiurge-sama dan Shalltear-sama tetap berada di Nazarick untuk bersiap dari bahaya, sementara Cocytus-sama mengawasi batas keamanan Nazarick." Ternyata begitu... ,terlalu lama dimasak bisa merusak kaldunya. Semuanya kecuali Aura dan Mare kembali ke Nazarick. Berapa banyak Eight Edge Assassins disini?" "Ada sekitar 15." "Kalau begitu kalian tetap bersama Aura dan Mare." Setelah melihat Eight Edge Assassin mengangguk mengerti, Ainz menoleh kembali kepada pemakaman. Mereka akan mengisi lubang kuburannya, dan dua gadis itu masih menangis tanpa henti. *** Ainz merasa pemakaman ini akan segera selesai, jadi dia berjalan santai menyusuri salah satu jalan yang menuju desa. Di belakangnya adalah Albedo dan Death Knight. Meskipun 'pengumpulan-informasi' ini terhenti sejenak karena pemakaman. Ainz masih mendapatkan banyak hal dari daerah dan cara-cara yang ada di dunia ini. Ketika dia sudah meninggalkan rumah kepala desa, matahari sedang terbenam. Kelihatannya Tindakan Pahlawan kecil-kecilannya -- untuk membalas budi teman lamanya -- menghabiskan lebih banyak waktu dari yang diperkirakan. Tetap saja, waktu yang dihabiskan disini tidak sia-sia. Khususnya, semakin dia memperoleh pelajaran tentang dunia ini, semakin dia menyadari ketidak tahuannya. Sudah cukup dia sadar karena mengabaikannya. Ketika Ainz melihat matahari terbenam yang menakjubkan, dia berpikir apa yang harus dia lakukan. Berkeliling dunia ini ketika dia tidak mengerti tentangnya adalah jalan yang berbahaya. Idealnya, dia seharusnya menyelesaikan pengumpulan informasi dulu lalu mulai bertindak di dunia ini dengan menggunakan identitas palsu. Meskipun setelah menyelamatkan desa ini, menyembunyikan identitasnya adalah tidak mungkin. Meskipun knight-knight itu dihabisi, negara asal mereka akan mencari tahu. Sama seperti dunia dulu ketika ilmu pengetahuan tentang forensik dikembangkan, dunia baru ini mungkin memiliki cara tersendiri untuk menemukan kebenaran, dan mungkin caranya sangat efisien. Dan juga, meskipun mereka tidak menyelidikinya, selama penduduk desa selamat, seseorang pasti akan mengikuti jejak hingga menuju Ainz. Untuk mengatasi kebocoran, dia bisa saja membawa mereka semua ke Great Tomb of Nazarick. Namun, negara yang menguasai desa ini takkan diam saja, dan mungkin mereka akan menganggap ini sebagai penculikan. Oleh karena itu, dia telah menyebutkan namanya dan membiarkan knight-knight itu kabur. Ada dua alasan untuk itu. Alasan pertama adalah berita bahwa Ainz akan berkeliling selama dia tidak berdiam diri di dalam Nazarick. Oleh karena itu lebih baik baginya jika dia mengatur bagaimana informasi itu nantinya keluar. Alasan kedua adalah berita tentang Ainz Ooal Gown yang menyelamatkan desa dan membantai para knight itu akan tersebar. Khususnya, dia ingin pemain lain yang berasal dari Yggdrasil tahu tentang hal itu. Ainz berencana untuk mengambil inisiatif tinggal di salah satu Kerajaan, Empire atau Teokrasi. Jika ada pemain lain di negara ini, seharusnya ada jejak mereka. Sebaliknya, jika Ainz menggunakan tenaga dari Nazarick untuk mengumpulkan informasi, bukan hanya akan membuat masalah, tapi juga sangat beresiko. Memberikan perintah yang salah kepada Albedo akan membuatnya menambah musuh yang tidak diperlukan. Oleh karena itu, dari sudut pandang pengumpulan informasi, bergabung dengan salah satu negara adalah ide yang sangat bagus. Ini juga akan baik untuk memiliki salah satu dari mereka sebagai backing untuk memastikan otonomi Nazarick. Lagipula, dia tidak bisa menganggap negara-negara ini dengan enteng sementara dia masih belum mengetahui seberapa besar kekuatan mereka. Selain itu, ia tidak bisa menurunkan penjaga selama ia tidak tahu siapa orang paling kuat di dunia baru ini. Untuk sementara Ainz tahu, mungkin ada seseorang yang lebih kuat dari dia di antara tiga kerajaan tersebut. Meskipun ada kerugian menjadi salah satu bagian dari kerajaan ini, ada banyak keuntungan pula. Pertanyaannya adalah negara mana yang akan dipilihnya. Dia tidak tertarik menjadi budak. Dia tidak tertarik pula menjadi bagian dari perusahaan berhati kejam seperti Herohero-san. Oleh karena itu dia harus membuat keberadaannya diketahui oleh faksi ini. Setelah melihat lebih jauh dari situasi mereka dan bagaimana mereka memperlakukan dia, dia akan bergerak menuju faksi yang paling ideal. Ini adalah dasar dari harapan-pekerjaan. Dalam hal ini, ketika ia harus mulai bergerak? Dia mungkin berakhir mengekspos kelemahan sementara ia tetap bersikap tidakpeduli. Ainz menggeleng sambil berpikir tentang itu, seolah-olah dia sudah lelah. Setelah semua, ia telah tak henti-hentinya menggunakan otaknta untuk beberapa jam terakhir, dan itu membuat ia tertekan. "Haa... ayo kita pergi. Kita sudah menyelesaikan semua yang harus kita lakukan disini. Albedo, ayo pulang." " Saya Mengerti." balasan Albedo terdengar sangat tegang. Seharusnya tidak ada alasan baginya untuk menjadi begitu di tepi di tempat yang tak berbahaya seperti desa ini. Dalam hal ini, hanya ada satu alasan dia bisa memikirkan untuk Albedo menjadi seperti ini. Ainz diam-diam bertanya kepada Albedo: "...Apakah kamu membenci manusia?" "Saya membenci mereka. Manusia adalah makhluk hidup yang lemah dan rendah. Mereka akan terlihat sangat bagus ketika saya menginjak mereka..kecuali gadis itu." Kata-kata Albedo ini yang manis seperti madu, namun maknanya adalah sangat kejam. Ainz merasa bahwa hal itu sangat tidak cocok dengan Albedo yang penyayang, cantik seperti dewi. Namun dia berkata: "Aku mengerti bagaimana perasaanmu. Namun, aku harap kamu bisa tenang saat ini, karena kita harus menunjukkan tampilan yang baik." Albedo mengangguk dengan semangat. Saat Ainz melihatnya, dia mulai merasa frustasi. Dia suka atau tidak suka tidak akan menjadi masalah untuk saat ini, tapi masa depan adalah hal yang berbeda. Memahami bawahannya adalah keterampilan penting yang harus ia kuasai. Setelah Ainz menyadari hal ini, ia mulai mencari kepala desa. Itu adalah sopan santun dasar untuk mengucapkan selamat tinggal sebelum ia pergi meninggalkan desa. Dia langsung menemukan kepala desa, sedang bicara dengan beberapa penduduk. Dia berwajah serius, tapi terlihat tidak normal. Memang benar, dia terlihat sedih. Ada apa lagi sekarang? Ainz menolak hasrat untuk berkata "Cheh" dan mendekati kepala desa. Lagipula, dia sudah menyelamatkan mereka, itu berarti mereka adalah tanggung jawabanya. "....Ada apa, kepala desa?" Wajah kepala desa terangkat, seakan dia melihat emas berkilauan yang berupa harapan. "Oh, Ainz-sama. Kelihatannya ada beberapa penunggang kuda yang terlihat seperti prajurit sedang mendekati kita..." "Oh begitu.." Kepala desa dan penduduk lain melihat ke arah Ainz, ekspresi khawatir muncul di wajah mereka. Ainz dengan lembut mengangkat tangan melihat hal ini, yang membuat semuanya lega dan berkata : "Serahkan padaku. Kumpulkan semua yang selamat ke dalam rumah kepala desa sekarang. Kepala desa dan aku akan tetap disini." Bunyi bell terdengar dan seluruh penduduk berkumpul. Death Knight mengambil posisi di dekat rumah kepala desa, sementara Albedo berada di belakang Ainz, menunggu perintah. Untuk membuang kerisauan di wajah kepala desa, Ainz dengan ceria berkata : "Jangan khawatir. Aku akan membuat pengecualian dan mengatasi hal ini dengan gratis." Kepala desa tidak lagi gemetar, dan tersenyum sedikit kecut. Mungkin dia sudah bersiap untuk mengambil resiko ini. Setelah beberapa saat, mereka akhirnya terlihat. Beberapa penunggang kuda menuju desa. Mereka pelan-pelan memasuki alun-alun. "...Mereka tidak memakai perlengkapan yang sama, dan masing-masing dari mereka berpakaian berbeda... apakah mereka adalah pasukan dari tentara reguler?" Ainz berguman ketika mengawasi orang-orang itu dan perlengkapan perangnya. Knight-knight sebelumnya mengenakan pelindung dada dengan lambang kekaisaran Baharuth dan mereka sangat lengkap, masing-masing sama. Sementara orang-orang ini juga mengenakan armor, perlengkapan mereka berbeda dari masing-masing orang. Beberapa mengenakan armor kulit dan beberapa tidak mengenakan pelindungnya, menunjukkan chainmail (armor terbuat dari rantai logam kecil-kecil yang disambung, biasanya untuk pakaian dalam dari armor) di dalamnya. Beberapa orang mengenakan helm, sementara lainnya tidak ada sama sekali. Satu hal yang sama dari mereka adalah wajahnya tidak tertutupi semua. Semua dari mereka tampak memiliki pedang yang sama dan dari penempah yang sama Tapi selain itu, mereka juga membawa busur, tombak, mace (gada kecil) dan dan senjata cadangan lainnya. Sebuah cara yang bagus untuk menggambarkannya adalah bahwa mereka terlihat seperti veteran dari medan perang. Sebuah cara yang kurang sopan untuk mengatakan bahwa mereka adalah sekelompok tentara bayaran. Para pengendara akhirnya memasuki alun-alun. Ada sekitar 20 dari mereka, dan sementara mereka waspada terhadap Death Knight, mereka membentuk barisan dengan rapi di depan Ainz dan Kepala Desa. Seorang pria maju. Dia terlihat seperti pimpinan dari pasukan berkuda ini. Dia terlihat ganas dan paling mencolok dari yang lainnya. Mata pemimpin menatap wajah kepala desa sebelum berlama-lama menatap Death Knight dan kemudian ia berbalik ke arah Albedo. Dia butuh waktu lama menatapnya. Namun, setelah ia puas bahwa tidak satupun dari mereka akan bergerak, ia segera mengalihkan pandangannya yang tajam pada Ainz. Meskipun pria yang menatapnya terlihat seperti orang yang pekerjaannya adalah kekerasan, Ainz tidak bergeming. Kelihatannya dia tidak akan mendapatkan reaksi apapun dari Ainz. Itu bukan seolah-olah Ainz tidak takut matanya, tetapi karena tubuh undead nya. Mungkin dia penuh percaya diri karena dia bisa menggunakan kekuatannya dari Yggdrasil. Setelah dia puas, pemimpin itu berbicara dengan nada yang kuat. "..Aku adalah Kapten Prajurit dari kerajaan Re-Estize, Gazef Stronoff. Diperintahkan oleh sang raja, untuk mengunjungi setiap desa di garis depan untuk menghabisi knight-knight dari negeri musuh yang membuat onar disini." Suara baritonnya menggema ke seluruh alun-alun desa, dan ada sedikit kegemparan dari rumah kepala desa di belakang Ainz. "Kapten Prajurit kerajaan..." Tidak adakah yang akan mengatakan padaku ada apa.. Ainz berpikir ketika dia berbicara kepada kepala desa, suaranya membawa petunjuk seperti teguran: "...Pria macam apa dia?" "Menurut para pedagang, dia adalah orang yang mengklaim sebagai juara dari turnamen beladiri yang diadakan oleh sang raja, dan sekarang dia memimpin prajurit elit yang setia kepada raja." "Apakah pria di depan kita benar-benar sehebat itu...?" "..Saya tidak tahu. Yang saya dengar hanya cerita." Ainz melihat dalam-dalam, dan dia melihat masing-masing penunggang mempunyai emblem yang sama di dadanya, dan mirip dengan ucapan kepala desa tentang emblem dari Krajaan Re-Estize. Meskipun begitu, dia tidak punya cukup informasi yang bisa diandalkan untuk meyakinkan. Gazef melihat ke arah kepala desa dan berkata, "Kamu pasti kepala desa ini. Bisakah kamu katakan padaku siapa orang di sampingmu itu?" Ainz menyela kepala desa, yang akan menjawab, sebelum mengangguk kepada Gazef dan memperkenalkan diri. "Itu tidak perlu. Senang bertemu dengan anda, Tuan Kapten Prajurit dari Kerajaan. Namaku adalah Ainz Ooal Gown, dan aku seorang magic caster. Desa ini diserang oleh para knight, jadi aku masuk dan menyelamatkan mereka." Gazef langsung turun, armornya berbunyi keras ketika dia turun. Lalu membungkuk dalam-dalam ketika sudah menginjak tanah. "Terima kasih sudah menyelamatkan desa ini. Saya tidak punya kalimat yang pantas untuk kebaikan anda." Udaranya seakan bergetar. Kapten Prajurit adalah seorang pria dari kelas istimewa di dalam masyarakat. Sangat mengejutkan pria seperti itu membungkukkan diri dan bertindak seperti orang rendahan dihadapan bukan siapa-siapa seperti Ainz, di dunia ini dimana orang-orang sangat dipisahkan satu sama lain. Dari apa yang didengar, konsep hak asasi manusia hampir tidak ada di negara ini -- bukan, di dunia ini. Beberapa tahun yang lalu, Kerajaan masih melegalkan prakter perbudakan. Bisa terlihat dari karakter Gazef dari cara dia yang sudah siap untuk turun dan membungkuk kepada Ainz meskipun status mereka berbeda. Pria ini memang Kapten Prajurit Kerajaan, Ainz menyimpulkan. "...Tolong, jangan terlalu formal. Sebenarnya, aku melakukan ini untuk dibayar, jadi tak usah berterima kasih." "Oh, bayaran. Apakah itu berarti anda seorang Adventure (Petualang)?" "Yah....bisa dibilang begitu" "Oh begitu. Anda pasti seorang adventure yang sangat mumpuni, meskipun begitu, maafkan ketidaktahuan saya, tapi saya belum pernah mendengar nama agung dari Tuan Gown sebelumnya." "Aku berpindah-pindah, dan kebetulan saja aku sedang lewat. Aku bukan orang terkenal." "...Berpindah-pindah anda bilang. Maaf sudah membuang waktu dari adventure hebat seperti anda, bisakah anda beritahu tentang mereka yang menyerang desa ini?" "Dengan senang hati, Tuan Kapten Prajurit. Kebanyakan dari mereka yang menyerang desa ini sudah tewas, jadi mereka tidak akan membuat masalah untuk sementara. Boleh saya teruskan?" "...Sudah tewas.. Tuan Gown, apakah anda yang menyerang mereka sendiri?" Setelah mendengar ucapan Gazef, Ainz menyadari bahwa bentuk sebutan di dunia ini seperti gaya barat, bukan gaya Jepang. Dengan kata lain, susunannya adalah nama, nama belakang, bukan nama belakang, lalau nama. Terakhir, dia menyelesaikan misteri dari mengapa kepala desa terlihat bingung ketika dia diminta untuk memanggil dirinya dengan Ainz saja. Maka sudah diduga akan seperti itu jika dia diminta menyebut seseorang dengan cara yang tidak familiar. Setelah menyadari kesalahannya, Ainz menutupinya dengan kulit tebal salaryman nya dan menjawab: "...Tidak sepenuhnya akurat..." Gazef mengambil petunjuk dari nada Ainz, dan mengarahkan matanya ke arah Death Knight. Dia pasti mencium bau yang hampir hilang dari darah kental dan kematian yang datang darinya. "Saya punya beberapa pertanyaan.. boleh saya tahu siapa itu?" "Dia adalah pelayan yang aku ciptakan." Gazef membuat suara setuju, dan melihat Ainz dari atas sampai bawah dengan tajam. "Lalu.. bagaimana dengan topeng itu?" "Saya mengenakannya karena alasan tertentu bagi seorang magic caster." "Bolehkah saya membuka topen itu? Jika saya lepas apakah anda akan tewas?" "Sayang sekali, saya harus menolak karena itu akan sangat menyakitkan," Ainz berkata dengan isyarat kepada Death Knight. "Itu tidak bagus jika aku kehilangan kendali bagimu." Terlihat rasa terkejut yang berkelebat di wajah kepala desa dan hembusan nafas dari penduduk yang sedang bersembunyi di dalam rumah kepala desa. Mungkin dia menyadari perubahan di udara dan melihat wajah kepala desa, tapi Gazef mengangguk dalam-dalam dan berkata: "Oh begitu. Maka, memang lebih baik kita tidak melepaskannya." "Terima kasih." "Kalau begitu..." "Sebelum itu, saya punya permintaan yang mungkin tidak enak didengarkan. Desa ini baru saja diserang oleh knight dari Kekaisaran, dan jika anda para knight membawa senjata masuk, mungkin akan memicu ingatan tidak menyenangkan pada penduduk. Bolehkah saya minta kalian untuk meninggalkan senjata anda di sudut alun-alun desa, agar orang-orang bisa tenang?" "..Seperti yang tuan Gown katakan. Namun, pedang ini diberikan oleh sang raja kepadaku. Saya tidak bisa melepaskannya tanpa perintah darinya." "..Ainz-sama, kami akan baik-baik saja." "Begitukah, Tuan Kepala desa... kalau begitu, maafkan permintaan saya yang tidak beralasan ini. Tuan Kapten Prajurit." "Tidak, Pemikiran Tuan Gown sangat beralasan. Jika pedang saya bukan dianugerahkan langsung oleh raja, saya akan dengan senang hati menyingkirkannya. Kalau begitu, bisakah kita duduk dan berdiskusi tentang detilnya. Dan juga, langit mulai gelap, dan kami ingin beristirahat di desa ini untuk semalam..." "Saya mengerti. Kalau begitu, mari kita menuju rumah saya bersama-sama..." Di tengah perkataan kepala desa, salah satu penunggang kuda berlari ke alun-alun. Dia berlari pontang panting, dan mempunyai laporan darurat. Dengan suara tinggi, penunggang itu berkata: "Kapten Prajurit! Kami melihat banyak orang di sekeliling desa! Mereka mengepung desa dan semakin mendekat!"
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information