Editing
Overlord (Indonesia):Volume 5 Chapter 4
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
=Part 2= '''Bulan Api Bawah (Bulan ke 9), Hari ke 3, 10:31''' Sebas berjalan sambil berpikir bagaimana menghadapi lima orang yang sedang membuntutinya setelah dia meninggalkan rumah itu. Dia tidak memiliki tujuan tertentu di otaknya. Dia hanya percaya bahwa menggerakkan tubuhnya dan merubah pemandangan akan membantunya mendapatkan ide yang bagus. Akhirnya, dia menemukan ada sebuah kerumunan di depan sana. Disana, sebuah suara terdengar seperti marah dan tawa, bersama dengan suara dari sesuatu yang dihajar. Di dalam kerumunan, orang-orang berkata tentang bagaimana seseorang akan dibunuh, dan bahwa seseorang seharusnya memanggil penjaga. Meskipun Sebas tidak bisa melihat menembus kerumunan itu, sebuah kekerasan pasti sedang terjadi. Sebas berpikir untuk mengambil jalan yang berbeda, tapi saat dia akan merubah arahnya, dia ragu... dan berlanjut ke depan. Dia sedang menuju ke tengah kerumunan. "Maaf." Dengan sebuah frase, Sebas bergerak di antara kerumunan dan melangkah ke dalam. Seakan mereka terperangah dengan gerakan aneh si pak tua yang sedang mencoba menembus mereka, semua yang ada di jalan Sebas minggir darinya ketika dia lewat. Kelihatannya seperti ada orang lain selain Sebas yang sedang menuju jauh ke dalam kerumunan. Dari suaranya yang meminta untuk lewat, dia terdengar bingung karena tidak bisa lewat. Setelah tiba di tengah-tengah kerumunan tanpa banyak kesulitan, Sebas memastikan dengan matanya sendiri apa yang sedang terjadi. Beberapa pria dengan pakaian lusuh sedang menendang sesuatu sekaligus. Sebas tanpa bicara melanjutkan perjalanannya. Dia mendekati pria hingga cukup dekat untuk mengulurkan tangannya dan menyentuh mereka. "Ada apa ini pak tua?!" Salah satu dari lima pria itu melihat Sebas dan bertanya dengan kasar. "Aku kira ini sedikit berisik." "Kamu ingin diajari sopan santun juga?" Para pria itu bergerak mengelilingi Sebas, menunjukkan sesuatu yang sedang mereka tendang. Itu adalah seorang bocah. Entah dari mulut atau hidung, darah mengalir dari wajahnya saat bocah itu tergeletak. Dia tidak sadar karena ditendang dalam waktu yang lama tapi masih bisa bernafas. Sebas menatap para pria itu. Bau alkohol menggantung di udara sekitar mereka, begitu juga dengan nafas mereka. Wajah mereka merah dan itu bukan karena latihan. Mungkin mereka tidak bisa mengendalikan kekerasan karena mereka sedang mabuk. Sebas berbicara kepada mereka dengan ekspresi yang datar. "Meskipun aku tidak tahu apa alasan kalian, aku yakin kalian sudah cukup." "Ahn? Dia mengotori pakaianku dengan makanannya. Apakah aku seharusnya membiarkan saja?" Di tempat yang ditunjuk pria itu, memang ada sedikit noda. Namun, pakaian mereka kotor dari awalnya. Dengan melihatnya seperti itu, noda itu bukan tidak diketahui. Sebas memutar matanya kepada seseorang yang terlihat seperti pimpinan dari kelompok tersebut. Meskipun perbedaannya tidak mencolok, hampir tidak mungkin terlihat oleh manusia, Sebas bisa merasakannya dengan inderanya yang luar biasa sebagai seorang warrior. "Memang benar... kota ini benar-benar memiliki ketertiban umum yang buruk." "Ahn?" Dari perkatan Sebas yag kelihatannya memastikan sesuatu yang jauh, salah satu pria itu merasa bahwa dia sedang mengabaikan mereka dan mengeluarkan suara yang penuh dengan kemarahan. "...Menyingkirlah dari hadapanku." "Apa? Kakek, apa kamu bilang?" "Aku akan bilang sekali lagi. Menyingkirlah dari hadapanku." "Dasar brengsek!" Wajah pria yang terlihat seperti pimpinan mereka menjadi merah. Dia mengangkat tinjunya untuk menyerang dan - roboh. Suara terkejut terdengar dari berbagai arah, dan tentu saja, dari empat pria yang tersisa pula. Apa yang dilakukan Sebas memang sederhana. Dia menggunakan tinjunya untuuk memukul dagu pria itu dengan akurasi yang tepat - dengan kecepatan yang sangat luar biasa dan hampir tidak bisa terlihat oleh mata manusia - dan membuat bingung otak pria yang ada di tengkoraknya itu. Meskipun Sebas bisa saja membuatnya terlempar dengan kecepatan yang tidak bisa dilihat oleh mata manusia, tapi dia tidak akan bisa membuat ketakutan kepada yang lainnya. Itulah kenapa dia menahan kekuatan miliknya. "Apakah kalian mau meneruskan?" Sebas bertanya dengan lirih. Seakan ketenangan dan kekuatan membuat mereka tersadar, pria-pria itu mundur beberapa langkah sambil meminta maaf secara bersamaan. Sebas berpikir bahwa yang harusnya mereka minta maaf itu adalah adalah orang lain tapi tidak mengucapkannya. Sebas memutar matanya dari pria itu saat mereka membantu rekan mereka bangun dari tanah. Dia lalu mencoba mendekati bocah tersebut tapi mengurungkannya di tengah jalan. Apa yang sedang dia lakukan? Sekarang ini, dia memiliki masalah sendiri yang harus ditangani segera. Tapi dia sedang mencoba untuk memikul beban lain. Betapa bodohnya. Ketika memang sudah begitu, bukankah ini adalah tipe tindakan yang tanpa dipikir lagi tepatnya dan kebaikan yang menjadi alasan mengapa dia sedang berada dalam masalah ini pada awalnya? Bocah itu terlihat selamat; dia sudah puas dengan hal itu. Meskipun berpikir demikian, Sebas mendekati bocah yang sedang terbaring di tanah. Dia menyentuh punggung bocah itu dengan pelan dan mengalirkan Ki miliknya. Kesembuhan yang sempurna bisa saja di lakukan jika dia menggunakan kekuatan penuh, tapi itu akan menjadi sangat mencolok. Setelah memutuskan bahwa dia harus berhenti saat hampir sedikit lagi, Sebas bergerak ke arah orang yang kebetulan berada pada pandangannya. "...Tolong bawa anak ini ke kuil. Sangat mungkin tulang rusuknya patah. Berhati-hatilah karena ini dan tolong bawa dia dengan hati-hati agar dia tidak terlalu banyak bergerak." Melihat pria yang diberi instruksi itu menganggukkan kepala, Sebas bergerak lagi. Tidak perlu baginya untuk menembus kerumunan. Kemanapun dia berjalan, kerumunan itu terpisah di depannya. Saat Sebas akan pergi, dia merasakan sejumlah orang yang mengikutinya telah bertambah. Namun, ada sebuah masalah. Itu adalah identitas dari penguntitnya yang baru. Lima orang yang mengikutinya dari rumah tidak diragukan lagi, orang-orang Succulent. Lalu siapa dua orang yang mulai mengikutinya setelah insiden dengan bocah tersebut? Dari langkah kaki mereka dan suaranya, mereka seperti pria dewasa. Tapi dia tidak bisa menduga siapa itu. "Memikirkannya tidak akan mendapat jawaban. Maka aku seharusnya menangkap mereka dahulu." Sebas memutar di jalan dan berjalan semakin dalam dan dalam ke dalam kegelapan. Tetap saja, dia sedang diikuti. "...Ini membuatku penasaran apakah mereka benar-benar memiliki niat untuk menyembunyikan diri." Mereka tidak menunjukkan tanda-tanda menyembunyikan langkah kaki mereka. Sebas penasaran apakah itu karena mereka tidak cukup pandai melakukannya, ataukah jika ada alasan lain. Bagaimanapun juga, dia bisa memastikannya sendiri. Saat kehadiran dari orang yang sedang lewat semakin samar, Sebas akan membuat gerakan ketika - seakan menyamai timingnya - suara dari seorang pria yang masih muda mengalir dari salah satu pengikutnya. "-Permisi."
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube Γ Cursed Γ Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information