Editing
Seirei Tsukai no Blade Dance:Jilid17 Bab 1
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
===Bagian 1=== "Nnn... Ooh, nnn..." Diatas tempat tidur besar berpenutup, Kamito mengerang tak nyaman. Kamito setengah membuka matanya dan mengarahkan tatapannya pada jendela. Langitnya perlahan-lahan semakin terang. Cahaya pagi hari menyinari dinding dari kota kecil. ...Aku nggak bisa tidur nyenyak, huh? Setelah beberapa waktu, dia mulai bermimpi lagi. Akan tetapi, mimpi ini nggak meninggalkan kesan yang jelas. Nggak peduli seberapa keras dia mencobanya, dia nggak bisa mengingatnya. ''(...Pedang... dan cewek itu... Entah kenapa itu terasa seperti mimpi yang sangat sedih....)'' Bergumam sendiri dalam benaknya, Kamito menggunakan handuk untuk mengelap keringat yang mengucur saat dia tertidur. Lalu Kamito perlahan-lahan duduk dan melepaskan kaos yang dia pakai tidur. Tiga hari telah berlalu sejak pertarungan melawan Leviathan, roh kelas strategi yang dilepaskan oleh Sjora Khan. Kamito dan rekan-rekannya menginap di Mordis, benteng kota, dan malam-malam tanpa tidur nyenyak terus berlanjut. Karena sejak roh-roh air pada dasarnya tidak ada di tempat ini, malam hari sangatlah panas. Di samping bantalnya ada sebuah kristal roh yang dia pinjam dari Rinslet untuk mengeluarkan udara dingin, tapi roh es yang tersegel tak mampu menahan panasnya gurun ini, dan sudah kabur dari kristal roh tersebut sejak lama. Mendesah pelan, Kamito memasukkan kembali kristal roh yang telah kosong itu kedalam sakunya. Mengenakan kaos baru, Kamito berbaring lagi di tempat tidur. "Dulu aku bisa tidur nyenyak nggak peduli seberapa nggak nyamannya lingkungannya..." Selama hari-harinya sebagai seorang pembunuh yang dibesarkan oleh Sekolah Instruksional, dia bisa tidur nyenyak dimanapun, entah itu di gua yang lembab atau di hutan saat hujan deras. Saat dia menyadarinya, tubuhnya sudah terbiasa dengan kehidupan normal di Akademi Roh Areishia. "....Akademi, huh?" Kamito menatap langit-langit dan bergumam pelan. "Itu adalah perjalanan yang sangat panjang." Bukannya kenangannya dari Sekolah Instrusional, dimana dia menghabiskan sebagian besar kehidupannya, apa yang muncul didalam benaknya adalah— Potongan kehidupan sejak mendaftar di Akademi beberapa bulan yang lalu setelah Greyworth memanggil dia. Membuat kontrak dengan Est di gua. Memperoleh kemenangan bersama rekan-rekannya dari Tim Scarlet, mendapatkan hak untuk berpartisipasi dalam turnamen Blade Dance. Pertempuran mematikan melawan Muir, Leonora, dan Nepenthes Lore di Ragna Ys. Pengungkapan rencana Rubia untuk membunuh para Elemental Lord. "Itu benar, kami membebaskan para Elemental Lord yang ternodai oleh Kegelapan Dunia Lain—" Setelah mendapatkan kemenangan dari Blade Dance dan bertemu dengan para Elemental Lord, Kamito membebaskan Elemental Lord Api yang gila, tapi ganjarannya adalah kehilangan Restia. Setelah itu, ada kejadian dimana mantan ksatria Number, Lurie Lizaldia dan kardinal Kerajaan Suci, Millennia Sanctus menyerang Akademi, dilanjutkan dengan pertempuran di wilayah Laurenfrost dan menemukan Restia lagi. Mereka kemudian terjebak dalam konspirasi dari penerus tahta Ordesia, dan saat ini lari dari kejaran Kekaisaran. "Sungguh pengalaman yang nyaris nggak masuk akal. Dan itu semua terjadi hanya dalam waktu beberapa bulan—" Dia mulai merindukan hari-harinya menghadiri pelajaran di kelas, berbelanja di kota Akademi. Teman-teman sekelasnya di Kelas Gagak, Carol si maid, Nyonya Freya wali kelasnya. Selain itu, ada Greyworth yang dia lawan di jurang di Dracunia—Apa yang mereka semua lakukan sekarang? Sungguh luar biasa semua rincian yang bisa dia ingat tentang semua orang. Di tempat tidur itu, sesuatu tampaknya bergerak-gerak— "....Apa?" Kamito buru-buru membuka selimutnya— "Met pagi, Kamito." "E-Est?" Sambil berlutut, mahluk yang ada di tempat tidur itu adalah seorang roh pedang, selain kaos kaki selutut, dia telanjang bulat. Mata ungunya yang jernih menatap Kamito. Memerah pada pemandangan tubuh telanjang Est, Kamito dengan panik berpaling. Est sering menyelinap ke kasur Kamito setiap kali dia ingin. Karena peringatan dari Kamito baru-baru ini, Est perlahan-lahan mengurangi kelakuannya sekitar dua kali seminggu. Biasanya, Kamito akan memarahi Est dan memerintahkan dia kembali ke wujud pedangnya. "....." "Est?" Tapi sekarang ini, Est tampak agak berbeda dari yang biasanya. Matanya yang mana emosinya nggak bisa dibaca, menatap dia, Kamito bisa melihat kegundahan yang samar. "Apa terjadi sesuatu?" "Sebuah mimpi." "Mimpi?" Kamito bertanya terkejut. "Apa itu mimpi yang menakutkan?" "Aku nggak tau." Tanpa ekspresi, Est menggeleng. "Mimpi dari waktu yang telah lama sekali berlalu." "....." —Sebuah mimpi masa lalu. Maka itu mungkin terjadi sebelum pertemuan Kamito dan Est. Untuk seorang roh seperti Est, yang telah hidup selama ribuan tahun, konsep dari "masa lalu" miliknya nggak bisa dibandingkan dengan apa yang bisa dipahami oleh manusia. Akan tetapi, Est saat ini terpisah dari tubuh utamanya, dengan demikian mencegah dia dari mengakses sebagian besar ingatannya. Itu kemungkinan besar bahwa mimpi ini adalah cara untuk menunjukkan ingatan masa lalu yang hilang dari Est. "Mimpi seperti apa itu?" "Aku nggak ingat. Aku cuma ingat kalau itu adalah sebuah mimpi yang sangat sedih." "Begitu ya...." Dia pasti menyelinap ke kasurnya karena dia mendapatkan mimpi yang isinya nggak bisa dia ingat, tapi masih membuat dia gelisah. Jika demikian, apa boleh buat— Kamito mengangkat bahu dan tiba-tiba terpikir sesuatu. ''(Mimpi yang kualami barusan... Itu—)'' Tatapan Kamito mengarah pada segel roh yang terukir pada tangan kanannya. Ada sebagian kecil dari para elementalist yang bisa berbagi ingatan dengan roh terkontrak mereka. Mimpi yang barusan Kamito alami mungkin merupakan sebuah kenangan dari tubuh utama Est. ''(....!?)'' Dia tiba-tiba merasakan rasa sakit yang tajam di otaknya. Suatu gambaran samar melintas di benaknya. Akan tetapi, dia masih nggak bisa mengingat isi dari mimpi itu. Tetap saja, sisa-sisa emosi yang menyerupai kesedihan tetap ada didalam benaknya. "...Kamito?" Est menatap wajah Kamito dan mengusapkan ujung jarinya di pipi Kamito. Kamito dengan lembut memjauhkan tangannya dan memegangnya. "Bolehkan aku tetap disini?" "Y-Ya, tapi, umm... Kau harus memakai pakaian." "Baik, Kamito." Dihadapan Kamito, yang berbicara sambil terispu, Est mengangguk sambil menggumamkan sebuah mantra dalam bahasa roh dengan pelan. Sesaat setelahnya, partikel-partikel cahaya mengelilingi tubuh Est yang telanjang— "Apa boleh begini?" [[image:STnBD V17 BW01.png|thumb]] Est mewujudkan sebuah kemeja longgar, tersampir pada bahunya. "....D-Dari semua pakaian, kenapa harus sebuah kemeja putih?" Kamito semakin tersipu merah padam dan berseru panik. Berpakaian sebuah kemeja yang terlalu besar untuk dia, si roh setengah telanjang yang memakai kaos kaki selutut itu dalam arti tertentu jauh lebih merangsang daripada sepenuhnya telanjang. "Nggak diperbolehkan tidur mengenakan seragam Akademi." "Yah, kurasa kau ada benarnya." Menatap kemeja Est dengan cermat, Kamito menyadari bahwa kemeja itu dibuat menggunakan kemeja milik Kamito sendiri sebagai referensinya. ....Tentunya, ukurannya salah. Tapi berpakaian seperti itu— Dia kemungkinan nggak mengenakan pakaian dalam sama sekali. ''(...Uh, kalau aku melihatnya lebih cermat, dia mungkin nggak pakai daleman!?)'' Pantat Est yang bulat terpampang di depan mata Kamito. Apa yang terlihat oleh dia kemungkinan tanpa celana dalam, tidak, Est jelas-jelas tidak memakai pakaian dalam. "Sheeeesh, kau harus membuat pakaian dalam juga!" Kamito berteriak panik. "Dimengerti. Membuat." Sebuah celana dalam putih muncul di tangan Est. Seraya Est memegang pita, mengenakan celana dalamnya, menghasilkan suara gesekan kain.... "Syukurlah..." Kamito menghela lega saat Est selesai. Dia bisa mendengar suara sepatu, suara langkah kaki yang kuat dari seseorang di lorong diluar kamar. Bukan sepatu yang seperti yang dipakai Claire dan para cewek di Akademi. Itu adalah sepatu tempur yang bagian bawahnya baja—itu adalah langkah kaki dari Rubia Elstein. ''(D-Dari semua orang, kenapa mesti Rubia sih....!?)'' Kamito panik. Kalau Rubia melihat dia dalam keadaan seperti ini, tentunya segala macam kesalahpahaman akan muncul. "Est, pedang! Kembalilah menjadi sebilah pedang!" "....? Kamito, aku nggak bisa memakai celana dalam kalau dalam wujud pedang." "Lupakan soal celana dalam!" "Kalau begitu aku harus melepas celana dalamnya?" "B-Bukan itu maksudku...." Lalu, pintunya terbuka dengan kasar. "Ren Ashbell, kita akan mengadakan rapat perang. Segera ke aula besar... Apa-apaan ini!?" Saat Rubia Elstein membuka pintunya, dia membeku. Didepan dia adalah seorang roh pedang telanjang mengenakan sebuah kemeja, sedang melepas celana dalamnya, dan Kamito, mati-matian menekan roh itu.
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information