Editing
Seirei Tsukai no Blade Dance:Jilid17 Bab 4
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
===Bagian 1=== ".....Sheeesh. Nggak heran ini disebut Gurun Kematian Merah." "Astaga, Nona Rubia. Dia harusnya memberitahu kita sebelumnya." "Jangan salahkan kakakku. Nee-sama mungkin nggak tau kalau monster semacam ini hidup disini." Mendengar gerutuan Fianna sambil mengibaskan pasir yang menempel di rambutnya, Claire mengangkat bahu dan menjawab. Setelah matahari terbenam, di gurun itu di malam hari— Kamito dan rekan-rekannya duduk di pasir, memandang langit malam berbintang. Ditelan oleh pusaran pasir, kapalnya mengalami retakan yang besar, hampir mengubahnya menjadi puing-puing. Kristal roh reaktor kemudi yang terekspos memancarkan cahaya putih pucat, samar-samar menerangi sekitarnya. ....Ini terjadi karena tindakan Kamito—Bukan. Saat Rinslet mengunakan Freezing Arrow untuk menyegel pergerakan monster itu, Kamito mengeluarkan teknik khusus dari Absolute Blade Arts, secara sepektakuker mengalahkan mahluk raksasa itu dengan satu serangan. ....Akan tetapi, apa yang terjadi setelahnya sangatlah tak terduga. Didalam pusaran pasir itu, ternyata ada puluhan undur-undur yang bahkan memiliki rahang yang lebih besar. "Siapa yang nyangka kalau ditengah pusaran itu merupakan sarang monster. Bahkan aku gagal mengetahuinya dengan mataku sendiri." "Ya, nggak seorangpun menduga ada begitu banyak binatang mengerikan seperti itu berkumpul, gampangnya...." Melihat kekalahan salah satu dari mereka, mendorong kawanan binatang itu menghancurkan kapal pasir tersebut dengan rahang mereka. Dalam waktu yang sempit, Kamito dan rekan-rekannya kabur dari kapal dan berhasil mengalahkan para binatang itu, tapi berakhir terdampar di tengah gurun dan nggak punya pilihan selain berkemah diluar. Setelah mengamati sekeliling, ternyata disekitar sini merupakan kuburan dari banyak kapal pasir yang terkubur di pasir selain kapal yang dinaiki kelompoknya Kamito. Kemungkinan besar, banyak kapal pedagang yang menuju ke Ghul-a-val telah terseret kedalam sarang monster itu setelah kehilangan kontak. "....Matahari sudah sepenuhnya terbenam." "Kristal roh reaktor kemudi masih utuh. Nggak bisakah kapalnya diperbaiki?" Claire bertanya. "Itu mendekati mustahil." Menatap sisa-sisa kapal yang hancur, Ellis menggeleng. Bahkan bagi Ellis, yang ahli dalam pertukangan yang mana memungkinkan dia untuk membangun sebuah rumah untuk Kamito hanya dalam waktu tiga jam, dengan bantuan kekuatan Simorgh, memperbaiki kapal ini disini akan mustahil. "Sepertinya kita harus berkemah disini malam ini." "Ya...." Berjalan di gurun secara sembarangan tanpa mengetahui arah sama halnya dengan bunuh diri. Setelah di tempatkan di hutan belantara dimasa saat dia di Sekolah Instruksional, Kamito memiliki kenangan yang pedih dari pengalaman semacam itu. Untungnya, sebagian besar dari barang bawaan mereka diberikan pada Fianna untuk disimpan di demensi alternatif didalan Georgios dan dengan begitu barang bawaannya aman. Kalau mereka kehilangan makanan dan air mereka, semua orang kemungkinan besar akan tewas disini, dan gurun ini akan menjadi kuburan mereka. "O api, menarilah—" Claire membakar beberapa kayu yang patah yang tertancap di pasir untuk dijadikan penerangan. "O angin abadi, berikan kami kedamaian—Air Wall." Ellis merapal sebuah mantra, menggunakan dinding angin untuk menyelimuti area sekitar tempat kemah mereka. "Kuharap Putri Saladia selamat—" Fianna mendesah dan bergumam. Memang, nggak ada jaminan bahwa Saladia Kahn bisa tetap selamat di gurun ini dimana banyak binatang raksasa mengintai. Meskipun sang putri itu sendiri dianggap sebagai seorang elementalis yang kuat, seseorang pasti berpikiran dia nggak akan bertahan lama melawan gelombang demi gelombang serangan dari binatang-binatang itu. "Kudengar Putri Saladia memiliki seorang pengawal." "Ya, menurut rumor, seseorang sepertinya mengalahkan para penjaga kerajaan Teokrasi." Ellis mengangguk. "Itu pasti seseorang yang sangat kuat—" Tiba-tiba, Kamito menatap tanah yang ada disamping kakinya, disana ada pasir yang agak menyembul. "....Hmm?" Kamito memasukkan tangannya kedalam pasir itu dan meraih sesuatu yang menggeliat dibawah pasir. Dia mengangkatnya untuk melihatnya, itu adalah seekor mahluk berwarna seperti pasir dengan capit yang besar, mirip lobster. "Apa? Apa ini versi mudanya undur-undur yang tadi?" "Kamito-san, itu adalah kalajengking pasir." Rinslet berdiri sambil matanya berkilauan. "Jangan-jangan itu bisa dimakan?" "...Warnanya yang merah membuatku ngeri. Aku lebih suka nggak memakannya." Memasang ekspresi rumit, Claire berkomentar. "Meskipun ada racun pelumpuhnya, kalau kamu memotong ekornya dan mengeluarkan racunnya, maka nggak masalah." "Sungguh....?" "Serahkan saja padaku—datanglah, Fenrir!" Dengan jentikan jari Rinslet, seekor roh es iblis muncul, dikelilingi oleh badai es. Dari mulutnya yang terhubung dengan Astral Zero, peralatan dapur terus bermunculan satu persatu. Yang paling mencolok adalah sebuah panci yang berkilauan. "Kau mau buat apa?" Melihat itu, Ellis bertanya. "Kare spesial yang dibuat dengan kalajengking pasir." "Kare? Apa itu?" "Kurasa itu bukanlah masakan rumah yang umum di Ordesia. Kare awalnya berasal dari Kerajaan Balstan, tapi kini, itu lebih terkenal sebagai makanan yang dimasak oleh para princess maiden Divine Ritual Institute." "Ini dibuat oleh Ratu yanv melayani Elemental Lord Tanah, untuk para princess maiden yang menjalani pelatihan yang ketat. Bukan cuma bernutrisi dan memperkuat tubuh, tapi juga mengisi kembali divine power. Di Divine Ritual Institute, mereka menyajikan kare seminggu sekali." Fianna yang terbiasa tinggal di Divine Ritual Institute, mengangkat jari telunjuknya dan menjelaskan pada kelompok itu. "Jadi begitu. Aku jadi gak sabar untuk mencicipinya." "Pertama-tama, aku harus memasak beberapa rempah untuk membuat roux<ref>campuran bumbu-bumbu dan tepung untuk membuat saus atau mengentalkan sup. Penampakannya mirip krim. Aku gak tau apa sebutannya, jadi aku biarkan bahasa inggris</ref>. Claire, siapkan Nona Roh Kucing Neraka." "Sheeesh, Scarlet bukanlah tungku, paham?" Meski mengeluh, Claire masih memanggil roh kucing neraka miliknya. Scarlet meringkuk di lubang kecil di pasir. Setelah menaruh pancinya diatas punggung Scarlet, Rinslet secara teratur memasukkan herbal bumbu dan rempah-rempah kedalam panci satu persatu. Segera setelah pancinya ditutup, suara mendidih bisa terdengar. Semua orang duduk di sekitar Scarlet yang diselimuti api, menunggu karenya matang. "....Gimanapun juga, mencari Makam Raja Iblis saat ini merupakan ide yang buruk " Claire mendesah dan bergumam sendiri. Dia benar. Sekarang mereka telah kehilangan kapal, pilihan mereka satu-satunya adalah kembali ke kota yang punya oasis. "Di bagian Ghul-a-val mana kita berada?" "Nggak tau. Kristal roh untuk mengidentifikasi arah nggak bekerja disini." "Harusnya kita sudah hampir di bagian tengah gurun, tapi kita bahkan nggak menemukan tanda-tanda reruntuhan." "Selain itu, kita bahkan nggak tau seperti apa Makam Raja Iblis itu." Ellis dan Rinslet mengangkat bahu sama-sama. "....Aku betul-betul ingin mencari tempat untuk memurnikan diriku. Terlalu banyak kotoran dan sirkulasi divine power jadi terpengaruh." Claire menatap seragamnya yang kotor karena pasir. Memang, kesampingkan Kamito yang merupakan seorang laki-laki, nggak bisa mandi akan jadi masalah hidup dan mati bagi para cewek bangsawan ini. "Apa kita akan mencari oasis?" "Kurasa nggak akan mudah untuk menemukannya. Gimanapun juga, ini adalah Gurun Kematian Merah, diabaikan oleh para roh—" "Betul juga sih." "......." Lalu— Fianna yang sedang merenung sambil menundukkan kepalanya tanpa berkata sepatah katapun, tiba-tiba mengangkat kepalanya. "Hmm, siapa yang mau mencoba mandi pasir?" "Mandi pasir?" Claire dan para cewek mengangkat alis mereka sambil memasang ekspresi terkejut di wajah mereka. "Ya, apa kalian tau kalau pasir yang telah dimurnikan oleh cahaya matahari itu semurni air?" "A-Apa betul begitu?" "Aku nggak pernah dengar soal ini." "Selalu ada pertama kali untuk segalanya, ayo—" Dihadapkan dengan pertanyaan dari Claire dan yang lainnya, Fianna mengangguk dan menjawab dengan penampilan percaya diri.
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information