Editing
Seirei Tsukai no Blade Dance:Jilid1 Bab3
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
===Bagian 1=== Langkah kaki keras terdengar sepanjang koridor Akademi. Seragam berlengan panjang telah disediakan secara langsung untuk Kamito, yang mengikuti si kuncir kuda dengan rambut berayun. Seragam yang Greyworth sudah persiapkan dirancang secara khusus untuk ia kenakan. Warna dasarnya sama dengan siswa yang lain, yakni putih, namun bawahannya sudah jelas bukan rok. Kain dari celana panjangnya, yang sudah diberi kekuatan pensucian, ia kenakan dengan bagus layaknya gentleman. ''Sial, ukurannya sangat pas......dia sudah memperhitungkan hal ini sejak awal'' Kamito mengutuk Greyworth dalam kepalanya. “Bangunan Pengajar dan bangunan siswa terhubung di koridor lantai kedua. Kantin terletak di lantai pertama.” Memandunya sepanjang bangunan sekolah adalah gadis yang sebelumnya, Ellis Fahrengart. Ketika Kamito sedang mengganti seragamnya, sepertinya Greyworth sengaja mengutus Ellis. Awalnya, ia jelas jelas menunjukkan wajah tidak suka, namun karena kepribadiannya yang serius, ia tak mengabaikan Kamito di tengah jalan dan secara bertanggung jawab terus membimbingnya. Desain bangunan sekolah sangat sangat rumit dan agar bisa menciptakan ruang yang nyaman bagi Roh, telah mengadopsi standar dari gaya arsitektural insinyur Roh terbaru. Yang jelas, sudah pasti kalau desain telah mendapat banyak pertimbangan dari orang orang yang menggunakannya. Menatap kuncir kuda Ellis yang berayun-ayun, Kamito mengingat percakapan yang tadi. Pada akhirnya, meski ia kurang puas dengan kondisi yang berpihak pada si Penyihir tua itu---- Mendengarkan '''nama itu''', yang telah disebutkan, Kamito tak mempunyai pilihan lain. Ren Ashbell – tiba tiba muncul tiga tahun lalu, Penari Tarian Pedang Spirit terkuat yang pernah ada. Dan, Roh terkontrak milik Ren Ashbell itu adalah--- '''Roh Kegelapan dalam wujud gadis muda'''. “......” Sambil berjalan, Kamito mengarahkan pandangannya pada tangan kirinya yang terbungkus oleh sarung tangan kulit. ''.....Nggak, nggak mungkin dia. Karena dia adalah----'' Kamito menggeleng kepalanya. Mencoba menolaknya secara rasional --- tapi jangan jangan......pikiran pikiran rumit terus berkelebat dalam kepalanya. ''......terserah deh. Akan kupastikan dengan mata kepalaku sendiri. Untuk sekarang aku tinggal menari di telapak tanganmu, Greyworth!'' “Kamu.......” Lalu Ellis, yang sejak tadi berjalan di depannya, tiba tiba berhenti. Menghadap Kamito dengan tangan di pinggangnya, ia hanya cemberut ke arah Kamito. “Kamu mendengarkan tidak? Aku capek capek menjelaskan ini semua demi kamu.” “....Um, maaf ya. Aku sedang memikirkan banyak hal.” “Mm, memikirkan sesuatu?” Entah mengapa, wajah Ellis mendadak merona kemerahan, dan dengan cepat berjalan ke arahnya. “Ka-Kamu! Hal macam apa yang kamu pikirkan selagi melihat punggungku sejak tadi!?” “Tu-Tunggu! Jangan cabut pedangmu disini.” Pedang itu sudah berada di jarak mati, dan Kamito dengan cepat menghindarinya. ''Mungkin........gadis ini juga.........'' Tampaknya sudah jadi hal umum kalau semua siswi di Akademi ini tak mempunyai kekebalan terhadap laki-laki. Mungkin alasan kenapa Ellis berjalan lebih cepat dari sebelumnya, adalah karena dia sadar akan fakta kalau Kamito adalah laki laki. “Dengar, jangan salah paham tentang apapun! Aku belum sudi menerimamu. Aku memandumu karena aku nggak punya pilihan selain mematuhi perintah Direktur Akademi!” “Ah, aku paham. Tapi jangan perlakukan aku seperti musuh. Mulai hari ini aku adalah siswa Akademi ini seperti kamu.” “Aku tak akan pernah menerima dirimu. Fakta kalau ada laki-laki sepertimu yang menjadi Kontraktor Spirit, tak mungkin aku bisa menerimanya!” Kembali melangkahkan kakinya, Ellis mulai berjalan dengan lebih cepat. “Semua hal diributkan, kenapa Direktur Akademi ingin laki-laki bersekolah disini.......” .....sepertinya Kamito benar benar tak disukai. ''Apa boleh buat. Mungkin inilah takdir bagi seorang pria di taman bunga para gadis'' Seolah ada seekor singa dilepaskan dalam kerumunan kelinci. Secara alami, para Tuan Putri terhormat harus menyadari laki-laki yang sebaya dengannya. <Festival Tarian Pedang Roh> akan diselenggarakan dua bulan lagi. Ia harus mengumpulkan kepercayaan mereka secara perlahan lahan di kehidupan sekolahnya. ''Hmm, yah, bicara soal kehidupan sekolah..........'' Tiba-tiba, sesuatu terbersit dalam kepalanya. “Hey Ellis.” “Ada apa?” Ellis menoleh dengan wajah kaku. Ia pikir Ellis pasti marah karena memanggil namanya secara enteng, namun kelihatannya tidak terlalu. “Dari hari ini seterusnya, dimana aku harus tinggal?” Tak ada asrama laki-laki di Akademi ini, dan tak mungkin ia bisa mendapat kamar di asrama wanita. Apa itu berarti dia harus ngelaju ke sekolah dari kota akademi di kaki gunung? “Jangan khawatir soal itu, Akademi sudah menyiapkan tempat tinggal khusus buatmu dengan harga murah. Bagian kas Akademi sudah disisihkan secara khusus untuk biaya konstruksinya.” “Cara bicaramu terdengar kurang mengenakkan.” .......Itu juga tak apa-apa. Ketimbang tak ada tempat tinggal atau harus tinggal di <Hutan Roh> “Bisa dilihat dari jendela ini --- tuh, ada disana!” Kamito melihat ke arah yang ditunjukkan oleh Ellis. “....Um, yang sebelah mana?” Melihat dataran yang luas, sepertinya ia tak menemukan ada bangunan tempat tinggal disana. “Lihat baik-baik, di sebelah sana di sudut Plaza segi empat.” Ellis menunjuk ke arah---- Bangunan luas dengan atap yang besar. Lebih luas dari rumah hunian biasa, pasti ada banyak ruangan di dalamnya. Di sampingnya terdapat area pemandian eksklusif. Pagar telah ditempatkan berderet sepanjang pintu masuknya. “Hei, bukannya itu kandang!” Kamito berteriak dengan kencang. “Apa lubang matamu itu kosong? Lihat lebih cermat!” “Ha?” ''Um, apa ada yang salah dengan penglihatanku?'' Ia hanya bisa melihat kandang. Tidak, disebut kandang sudah terlalu bagus. Bagaimanapun, tempat itu hanya dihuni oleh beberapa ekor kuda. ''Mm?'' ---Dan kemudian, Kamito akhirnya berhasil menemukannya. Di sebelah kandang, dimana papan papan kayu ditaruh bersamaan dan direkatkan, memang terdapat sebuah tempat tinggal. Disini dan disana, papan papan dengan panjang berbeda tampak dipaku bersamaan. Atapnya terlihat lapuk. Angin yang sedikit kencang akan mudah merobohkan bangunan itu. “Ah mungkin---yang satu itu?” “Iya.” Ellis mengangguk dengan enteng. “Dimana tempat tinggalku yang nyaman? Benda itu terlihat seperti dibangun dalam tiga hari!” “Tiga jam. Jangan remehkan kemampuan Roh terkontrakku.” “Kamu yang membangunnya!? Maksudku, bukankah itu harusnya dibangun dengan biaya besar!?” “Biaya besar, memang. Aku membuang waktuku karena kamu. Masih kurang puas juga?” “Aku sangat tidak puas. Ini sama saja pelecehan terhadapku!” “Ada ranjang yang layak pakai, aku bikin dari jerami.” “Aku dapat perlakuan yang sama dengan kuda........” “Fu, kamu punya harga diri yang tinggi juga. Tentu saja kuda lebih pantas untuk dirawat daripada orang macam kamu.” Dengan kuncir kudanya berayun di bahunya, Ellis mengucapkannya dengan jelas. Entah kenapa, Kamito ingin menangis. “Toiletnya? Lalu kamar mandi?” “Pakai saja bagian belakang tempat tinggalmu sebagai toilet. Sayangnya, kamar mandinya kamu harus berbagi.” “Berbagi mandi........dengan kuda?” Kamito merengut. ”Masih mau protes?” Ellis membalas ekspresi Kamito dengan tegas. “Dengar baik-baik, bahkan meski kamu berjuang sekeras nyawamu untuk masuk kedalam kamar mandi Akademi, Roh terkontrakku akan meremukkanmu menjadi jamur saute.” “Kedengaran lezat. Jadi, kamu suka memasak?” “Aa, itu hobi. Suatu hari seorang pangeran tampan akan meminangku ke pernikahan, dan untuk membuatnya bahagia dengan masakanku, aku biasanya berlatih memasak.” “Sungguh? Um, kalau sempat, apa aku boleh mencicipinya juga? Setidaknya, aku punya selera makan yang bagus.” “Aah, kalau sempat, aku akan mendemonstrasikan keahlian memasakku.......Tunggu! siapa yang kamu pikir kalau aku akan melakukan hal semacam itu padamu!” <nowiki>*</nowiki>Zing* – dalam sekejap pedang diayunkan, dan Kamito menghindarinya dengan jarak setipis kertas. “.....Kamu. Lupakan soal masakan, lagipula aku bukannya mau menikahimu----“ “Uh......” Kamito mengeluh dengan mata setengah terbuka. Mungkin merasa sadar diri, Ellis dengan cepat membuang mukanya. “Satu hal lagi, sebagai pemimpin dari Ksatria Akademi, bukannya kamu yang paling banyak melanggar aturan?” “Di-Diam! Itu gara-gara kamu mengatakan hal-hal yang aneh!” Kamito mengangkat bahunya, lalu meneruskan langkahnya sepanjang koridor. “Mari tinggalkan topik tentang asrama sekarang. Dimana ruang kelasku?” “Kelas Raven (Gagak hitam). Tempat para siswa bermasalah dikumpulkan, ruangan yang sangat sempurna untukmu.” “Siswa bermasalah?” “Sesuai dengan makna katanya........Hei, kenapa wajahmu kelihatan murung begitu?” “Nggak, aku kebetulan tahu sesuatu tentang itu.” Kamito mengingat dalam kepalanya, gadis berambut merah yang ditemuinya didalam hutan. Pokoknya tak mungkin! – rasa ketidaknyamanan itu, ia tak bisa membuangnya jauh jauh. “Apa kamu juga dari kelas Raven?” Kamito nekat saja mengajukan pertanyaan itu. Istilah “siswa bermasalah” baginya sangat cocok dengan gadis ini. “Jangan konyol........aku dari kelas unggulan, Kelas Weasel (Musang).” Dalam sekejap, pedang kembali diayunkan secepat kilat. Kali ini Kamito sudah bisa memperkirakannya, dan hanya sikutnya yang sedikit tertebas. “......Te-Teknik pedang rahasia keluarga Fahrengart bisa dihindari semudah itu?” “......Makanya, jangan seenaknya menebas ke arahku dengan teknik rahasia itu!” Menaiki anak tangga dan berjalan sepanjang koridor panjang, Kamito akhirnya melihat ruang kelasnya. Pintu kayu jati raksasa dengan bentuk Roh abstrak terpahat di depannya. Ruang kelas di Akademi Roh Areishia diatur satu lantai terpisah satu sama lain. Karena ruang kelas yang terlalu berdekatan akan mudah memicu duel atau keributan yang tak perlu. “Semua siswa yang bersekolah di Akademi ini adalah Tuan Putri dari keluarga bangsawan. Ada juga yang menyimpan dendam terhadap satu sama lain. Meski sudah diatur dalam peraturan Akademi, bahwa perselisihan pribadi itu dilarang, insiden seperti duel masih belum bisa dihentikan.” Sambil mengeluh, Ellis menepukkan kedua tinjunya dengan kuat. “Kami para Ksatria Sylphid akan melindungi kedamaian Akademi ini dari para pengacau!” “Nggak, orang yang paling banyak bikin masalah adalah kamu-----“ ---Itulah yang ingin dia katakan, namun Kamito memilih membungkam mulutnya. Sambil berbicara, ekspresi wajah Ellis terlihat sangat serius. Ia berpikir kalau Ellis hanyalah gadis ceroboh yang suka mengayunkan pedangnya sepanjang waktu – namun kesannya tentang Ellis sudah agak berubah. Ia memiliki harga diri sebagai seorang Ksatria. '''Kontraktor Roh laki-laki''', yang dengan kehadirannya saja akan menimbulkan kekacauan tak perlu dalam Akademi. Dari sudut pandang pemimpin para Ksatria, yang bertugas mempertahankan kedamaian, ia secara alami tak akan bisa menerima kehadiran Kamito. Disamping semua itu, ia masih bisa berbicara dengan lugas pada Kamito. Sedikit keras kepala, namun sangat terhormat dari lubuk hatinya. “.....Hm, kenapa kamu terus menatap wajahku?” Ellis dengan curiga memicingkan alis matanya. “Anu, aku minta maaf karena sejak tadi sudah banyak merepotkanmu.” “..? Ke-Ke-Kenapa kamu, tiba-tiba!” Reaksinya yang malu malu itu entah kenapa terlihat sangat manis.
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information