Editing
Seirei Tsukai no Blade Dance:Jilid1 Bab4
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
===Bagian 1=== Aduh, aduh, aku sudah cukup mendapat banyak penderitaan di tempat ini. Satu jam sudah lewat sejak tadi. Perlahan mengusap rasa sakit di punggungnya, Kamito berjalan sepanjang lapangan Akademi. Meskipun ia tak berubah menjadi batubara usai menerima serangan dari cambuk api itu, mungkin Claire masih menahan kekuatannya, tetap saja tak mengubah fakta kalau itu terasa menyakitkan. Saat ini Claire pasti sedang dimarahi habis-habisan oleh Nyonya Freya di ruang konseling. Berhasil kabur dari semua siswa perempuan yang sejak tadi mengejarnya, Kamito akhirnya mendapatkan saat-saat penuh damainya. Tak seperti siswa lain, ia tak memiliki kelas setelah siang. Bagaimanapun juga, dia baru saja masuk sekolah dan belum mengambil pelajaran apapun. Akademi Roh Areishia beroperasi dengan sistem kredit dimana para siswa bisa dengan bebas memilih pelajaran yang mereka sukai selama bisa memenuhi target. Karena perbedaan yang begitu signifikan diantara Roh terkontrak para siswa, kurikulum yang seragam tak akan bisa mengembangkan potensial masing masing Tuan Putri. “Untuk sementara waktu, aku akan membuat persiapan sekolah di esok hari.” Kamito akhirnya sampai di asrama yang disiapkan khusus untuknya; gubuk yang didirikan di sebelah kandang. Penampilannya bahkan tampak lebih buruk dari saat dilihat melalui jendela. Apalagi, baunya seperti hewan ternak. Pintu terbuka dengan berdecit. Kamito masuk dengan ragu-ragu. “Hmm, diluar dugaan, tidak buruk juga.” Kamito cukup terkesan melihat desain interiornya. Pertama, ranjangnya bersih dan rapi. Dilihat dari dalam, ruangan ini juga luas. Kursi, meja, lemari, ranjang jerami, dan furnitur lainnya juga sudah dipersiapkan. Peralatan masak juga tersedia. Yang jelas tak akan ada masalah untuk tinggal di tempat ini. Kamito dengan cepat berbaring di ranjang jeraminya, meski sedikit gatal di punggungnya, aroma jerami yang dijemur cukup baik untuk tidur yang nyaman. “Yah, tak masalah. Aku hanya perlu bertahan sampai dua bulan lagi.” Masih berbaring di ranjang, mata Kamito tertuju pada tangan kirinya, yang tertutup oleh sarung tangan kulit hitam. Dua bulan dari sekarang, Tarian Pedang Roh akan diselenggarakan di alam Roh elemental Astral Zero. Sebelum itu, dia harus menemukan empat rekan tim lain agar bisa ikut serta. Masih tak jelas apa yang Greyworth inginkan dari dirinya. Namun ada sesuatu yang harus ia pastikan dengan mata kepalanya sendiri. Nama yang amat sangat terikat dengan takdir dirinya sendiri. Berpartisipasi dalam <Festival Tarian Pedang Roh> tiga tahun lalu, Penari Pedang Roh Terkuat. Yang menjadi partnernya adalah Roh kegelapan yang mengambil bentuk gadis muda. Siapa mereka sebetulnya? Ren Ashbell seharusnya tak ada lagi di dunia ini. Selain Greyworth, hanya sedikit orang yang masih menyadari fakta ini. Bahkan meski ia hanyalah peniru yang meraih titel Penari Pedang Terkuat dengan kecurangan, tak mungkin hanya karena alasan ini Penyihir itu harus repot repot memanggil Kamito kesini. Grayworth pasti menyimpan sebuah rahasia besar. Apapun yang terjadi, untuk mencari tahu kebenarannya,satu satunya cara adalah bersilang pedang secara langsung dalam Festival Pedang Roh dua bulan lagi. “Tapi, dalam kondisimu sekarang, sangat mustahil bagimu untuk menang.” Ujar Grayworth. Pernyataan itu sangat benar. Penyihir itu tak berbohong. Tapi dia juga tak berkata jujur. Pada akhirnya, semua berpusat pada “kondisi yang sekarang ini”. Namun hanya dalam dua bulan, dia harus mendapat kembali apa yang hilang selama tiga tahun ini. “....” ....Guu, mendadak perutnya berbunyi. Merasa kelelahan, Kamito menurunkan tangannya yang diangkat ke arah langit langit. Apalagi, dia belum makan apa-apa sejak kesasar di Hutan Roh tadi pagi. Namun, ia memutuskan untuk menahan keroncongan di perutnya. Alasannya adalah karena ia tak punya uang. Meskipun ada kantin untuk siswa di Akademi, harganya kelewat mahal. Sudah melebihi standar sekolah kelas tinggi, memang tempat untuk para Tuan Putri. Apa artinya semangkuk sup yang sama mahalnya dengan gaji pegawai satu bulan? “Mau gimana lagi. Mungkin aku akan tanya Ellis untuk menunjukkan lokasi di kota akademi besok.” Ia mungkin saja bisa mencari rumah makan yang enak dan murah di kota akademi yang terletak di kaki bukit. Dengan peralatan masak yang tersedia, ia bisa saja tinggal membeli bahan masakan dan memasak sendiri. Untuk api, ia hanya perlu pergi ke Hutan Roh dan menangkap Roh api level rendah. “Pasta jamur dan daging terasa bagus juga.......” Ia jadi semakin lapar karena memikirkan soal makanan. “Apa aku harus pergi ke hutan dan mengumpulkan jamur sekarang?” Saat ingin menyetujui idenya itu, entah dari mana, mendadak aroma sup yang lezat menyerbu hidungnya. “......hmm?” Mengendus, Kamito bangkit dari ranjangnya. Sepertinya aroma itu datang dari celah di pintu gubuknya yang setengah terbuka. Memfokuskan hidungnya untuk menghirup aroma, Kamito membuka pintu...... Di hadapannya adalah semangkok sup yang mengepulkan uap berwarna putih. Terisi dengan banyak bawang dan ayam beserta tulangnya, sup itu kelihatan sangat lezat. “.......Apa aku hanya berimajinasi? Atau ini adalah kebaikan dari surga karena kesialanku yang tanpa henti?” Pikirannya terasa blank karena rasa lapar, Kamito mengulurkan kedua tangannya untuk mengambil sup tanpa rasa curiga. Tiba-tiba mangkok itu bergerak menjauh. Ia mengulurkan tangannya lagi. Sekali lagi mangkok itu menjauh darinya. Kemudian di hadapan Kamito adalah Sang Tuan Putri dengan rambut pirang platina. Namanya adalah Rinslet Laurenfrost, kalau ia ingat baik-baik. Di belakangnya, gadis Carol dalam pakaian maid berdiri dengan kikuk. “Apa artinya ini?” Kamito bertanya dengan mata setengah terbuka. “Fufufu......kamu pasti lapar kan, Kamito Kazehaya?” “Iya!” Kamito mengangguk dengan jujur. “Menggonggonglah, lalu bersumpahlah untuk menjadi budakku, maka akan kuizinkan kamu memakan sup ini.” Rinslet memegangi mangkok sambil membusungkan dadanya yang penuh berisi. “Aku menolak, dah dah.” Bang! “Ahh, tung-tunggu dulu! Dengarkan kata-kataku sampai selesai, dasar nggak tahu diri!” Bang! Bang! Pintu digedor gedor dengan kasar. Akan merepotkan kalau dia merusakkan pintu itu. Kamito membuka pintunya lagi. “Apa lagi? Kamu akan mengijinkan aku memakan sup itu sekarang?” “Asalkan kamu mau menjilat kakiku.....Ah, kenapa kamu menutup pintunya lagi!?” Rinslet dengan cepat menyisipkan kakinya diantara celah pintu, seperti penagih hutang profesional. “Aduh! Itu sakit, tahu!” Memang kelihatan sakit........terus buat apa dia datang kemari? “Anda tak apa-apa, Nyonya?” Khawatir dengan Rinslet, si maid Carol bertanya. Kamito tak punya pilihan selain membuka pintunya, Rinslet menatapnya tajam ke arahnya dengan mata berair. “Kenapa kamu bisa begitu acuh setelah aku mengulurkan kebaikan hatiku padamu?” “Nggak, kamu.......kebaikan hati?” Sepertinya si pirang ini serius. Entah kenapa kepala Kamito mulai terasa sakit. Aaaghhh, semua Tuan Putri di Akademi ini sungguh merepotkan. Kamito hanya bisa memprotes dalam hatinya. “Ah.” Setelah Rinslet melihat isi dalam gubuk, wajahnya tampak mengernyit, “Ah, kamu, kenapa kamu tinggal di dalam kandang?” “Kandangnya ada di sebelah. Ini asramaku. Rumah mungkin kalimat yang paling tepat.” “..........” “Berhentilah menatapku dengan wajah mengasihani. Bikin aku makin sengsara, tahu!” Wajah Rinslet terlihat sangat prihatin melihat kondisinya. Kamito memilih untuk melunakkan sikapnya pada gadis ini. “Ketimbang tinggal dalam kondisi seperti ini, kamu sebaiknya datang ke rumahku. Aku akan merekrutmu sebagai salah satu pelayanku.” “Ah, nyonya, saya yakin dia akan terlihat bagus dalam dandanan maid.” Carol menunjukkan dukungannya dengan senyuman lebar. Gadis ini juga sama merepotkannya. Yang jelas, Rinslet memang sungguh-sungguh khawatir melihat kondisinya saat ini. “Aku hargai simpatimu, tapi aku nggak berniat membuang harga diriku.” Kamito menggeleng. Tak senang, Rinslet menyudutkan bibirnya. “Jadi kamu nggak mau menjadi pelayanku.” “Tepat sekali. Percuma saja kamu membujukku.” “Kamu sombong juga, meski kamu bersekutu dengan Claire Rogue.” “Kapan aku bersekutu dengannya?” Kamito menggerutu dengan mata setengah terbuka. Mungkin banyak orang yang juga berpikir seperti itu. Mungkinkah Tuan Putri ini mendekati Kamito semata mata karena persaingannya dengan Claire? “Aduh, aduh, nambah lagi deh masalahku.” Kamito menghembuskan nafas panjang. “Aku paham. Nggak masalah kalau kamu memang maunya begitu.” Rinslet menjernihkan tenggorokannya dan meletakkan mangkuk sup di lantai. “Hmmm?” “Kutinggalkan supnya disini. Sejak awal ini karena Carol memasak terlalu banyak dan sangat disayangkan kalau sisanya dibuang. Bersyukurlah pada kedermawananku.” “Eh?” ''Nona muda ini, mungkinkah dia-----'' [[Image:STnBD V01 113.jpg|thumb]] Rinslet berbalik arah dengan elegan dan hampir pergi. “Ahh, tunggu,Rinslet!” Kamito tiba-tiba memanggil namanya. Rinslet terperanjat dan menghentikan langkahnya. “A-a-ada apa? Tiba-tiba memanggil nama pertama orang seperti i----“ “Aku nggak bisa jadi pelayanmu, tapi kita bisa jadi teman, kan?” “Eh?” Mata hijau emerald Rinslet terbuka lebar. “Terima kasih sudah khawatir dan datang menemuiku.” “Ap-ap-apa-apaan kamu ,nggak tahu malu. Te,tentu saja itu nggak benar!” Rinslet tiba-tiba merona dan membuang mukanya. “Fufufufu.......Nyonya betul betul......” Carol menutup mulutnya dan terkikik.
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information