Editing
Baka to Tesuto to Syokanju:Volume8 Soal Kedua
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
===<span style="font-size: 200%; border: "><center>βββ</center></span>=== Lalu, setelah membeli semua bahan makanan untuk makan malam, aku langsung pulang. "Sepertinya sebentar lagi bakalan turun hujan, berabe nih." Aku mulai merasakan udara semakin lembab, dan tak lama, hujan pun turun seperti yang diperkirakan. "Wah gawat, nggak bawa payung pula." Aku berusaha untuk tidak membiarkan plastik belanjaanku kemasukan air hujan. Lebih baik cepat-cepat ke supermarket terdekat untuk berteduh. Jarak dari sini ke rumah tidak begitu jauh, dan aku nggak segan berlari pulang hujan-hujanan, tapi, setelah ku membaca salah satu manga yang baru-baru ini rilis...-mungkin sebaiknya aku pulang saat hujan sudah reda. Aku memperhatikan keadaan diluar sambil mengambil sebuah majalah untuk dibaca. Uhh, bakalan banyak games yang akan dirilis bulan depan. Aku nggak tahu apa aku bisa diam-diam mendapatkan uang dari kakak... Aku membaca-baca majalah beberapa lama dan menemukan banyak artikel yang menarik, tapi saat aku ingin berhenti membaca dan membawanya ke kasir.... '''ZRASH ZRASH ZRASH ZRASH''' Hujan diluar sangat deras bagaikan air seember penuh yang tumpah ketendang. Sepertinya... Aku akan tetap basah kuyup walaupun membawa payung... Aku mengeluarkan handphone, melihat internet dan mengecek laporan cuaca. Halaman web tidak memberikan peringatan untuk waspada terhadap hujan besar. Payah nih. Pikiranku cuma berpikir tentang bagaimana mencegah Himeji-san memasak sampai-sampai nggak sempet memperhatikan perubahan cuaca. Tapi kabar bagusnya, aku membiarkan Himeji-san pulang duluan ke rumah. "Kelihatannya hujan nggak akan berhenti dalam waktu yang singkat..." Melihat keadaan saat ini, hujan akan hanya bertambah besar. Apa boleh buat lah, aku cuma bisa berlari pulang... Aku pun bersiap untuk basah kuyup dan mulai berlari keluar supermarket. Karena majalah hanya akan menjadi basah kalau aku bawa dibawah hujan deras seperti ini. Mungkin belinya lain kali aja deh... ZRASH ZRASH ZRASH. Hujan terus-terusan menyirami tubuhku sampai aku kesulitan melihat jalan dihadapanku. Uuhh... Kalau nggak cepat-cepat sampai rumah, bisa sakit nih... Jalanan menjadi sedikit banjir akibat hujan deras dan mobil yang melaju membuat cipratan bagai melaju melewati sungai. Suara hujan serta angin yang kencang bercampur di telinga, penglihatan maupun pendengaran semua tertutupi oleh hujan deras yang terjadi di sekitarku. Dan pada saat seperti ini... "Uu..." Sepertinya aku mendengar samar-samar suara seseorang... Hm? Kayaknya aku pernah mendengar suara ini sebelumnya... Untuk mendengar suaranya lebih jelas, aku mulai berkonsentrasi. "Uu... dingin sekali... tempat ini dingin sekali..." Mendengar dari suaranya, sawan-sawannya suara cewek menangis nih... Untuk menemukan pemilik suara tersebut. Aku hanya bisa membuka mataku lebar-lebar yang cuma bisa melihat beberapa meter ke depan dan mulai mencari. Suara itu... apa mungkin datang dari arah taman? Karena aku sudah terlanjur basah, mungkin sekalian saja aku jalan-jalan ke taman. Saat melihat ke dalam paviliun, aku menemukan... "Hazuki-chan?" "Ah... Kakak Bodoh?" Aku menemukan Hazuki-chan, basah kuyup dan kelihatan dia mau menangis. "Kenapa kamu ada disini? Ntar sakit loh." "Aku kesini untuk ketemu Kakak Bodoh! Kupikir aku akan bertemu denganmu kalo aku menunggu disini." "Eh? Kamu mau ketemu denganku?" Ah, benar juga, ngomong-ngomong, aku bertemu Hazuki-chan pertama kali di tempat ini. "Tapi, kenapa kamu mau ketemu denganku?" "Kakakku jahat, dia selalu berbohong dan nggak membiarkanku pergi ke rumah Kakak Bodoh." kata Hazuki-chan sambil menggembungkan pipinya. "Jadi Hazuki diam-diam merahasiakan dari kakak kalau mau datang menemui Kakak Bodoh!" "...Tapi mendadak turun hujan, dan kamu bahkan nggak tahu dimana rumahku, lalu kamu datang ke paviliun taman untuk berteduh?" "Begitulah..." Dan kebetulan sekali kita ketemu. Tapi karena aku ketemu Hazuki-chan. Mungkin ini salah satu hal yang terbaik diantara kejadian hari ini. "kuchuun." Hazuki-chan gemetar kedinginan sambil mengeluarkan suara bersin yang lucu. Yang kutahu, rumah Minami tidak dekat dari rumahku. Pasti berat bagi Hazuki-chan untuk keluar sendiri dalam cuaca yang seperti ini. "Kalo begitu ayo ke rumahku. Kamu bisa kena demam kalau kamu disini terus." "Benarkah? Horee! Hazuki-chan senang sekali!" "Guu!!" Dia terlihat sangat senang sambil memelukku dengan gembira dan membenturkan kepalanya tepat ke dadaku. Karena perbedaan tinggi badan, benturan tadi langsung tepat mengarah ke daerah kelemahanku. Aku tahu kalo Hazuki-chan nggak mempunyai niat jahat sama sekali, tapi kalau dia begini terus menerus, hidupku bisa terancam.. "Hazuki-chan, semoga kamu cepat tumbuh besar." "Hm?" Dan pada saat itu, kepalamu nggak akan membentur dadaku. "Ah, iya ya, walau Kakak Bodoh berkata begitu. Hazuki sudah mengerti kok dan akan berusaha keras supaya cepat tumbuh besar!" "Kamu mengerti?" "Iya! Hazuki ingin cepat-cepat tumbuh besar menjadi pengantin yang cantik!" Ah... dia nggak mengerti... "Tapi aku nggak punya kepercayaan diri pada ukuran dadaku..." Hazuki meletakkan tangannya di dada dan berkata dengan raut wajah kecewa. Itu nggak benar~aku ingin berusaha menghibur, tapi aku nggak bisa berkata lebih. Aku teringat tentang ucapan Muttsurini bahwa ini kemungkinan besar masalah genetik... "A...Apapun itu, kamu harus segera mengeringkan badanmu. Ayo kita pergi, Hazuki-chan." "Oke!" Untuk keluar dari hujan yang semakin deras ini, aku menggandeng tangan Hazuki-chan dan melanjutkan pelarian. "Akihisa-kun, akhirnya kamu pulang juga, hujan diluar deras sekali, apa kamu baik-baik-oh...?" "Kakak cantik!" "Aku pulang. Himeji-san." Himeji-san, yang tadi pulang terlebih dahulu, menemuiku di pintu masuk sambil membawa handuk, tapi dia langsung terlihat terkejut setelah melihat Hazuki-chan pulang denganku. "Aku ketemu Hazuki-chan di taman, karena dia nggak bisa pulang sendirian di tengah hujan deras seperti ini, jadi aku bawa saja dia ke rumah, ya, Hazuki-chan? "Ya!" "Oh gitu, kamu akan mudah terkena demam kalau kamu basah kuyup, ayo cepat-cepat keringkan badanmu. Aku akan menyiapkan air hangat untuk mandi." Pintu dalam rumah mengeluarkan bunyi menutup seraya Himeji-san yang kembali ke dalam untuk mengambilkan handuk lainnya. Nggak kusangka dia bahkan juga menyiapkan air mandi. Himeji-san memang cewek yang sangat pengertian. "Ayo kamu mandi dulu, Hazuki-chan, aku akan tanya pada kakak apa punya baju ganti untukmu." "Baiklah! Mandi, kan?" Hazuki-chan menganggukkan kepalanya dan langsung bersiap untuk membuka baju basah yang ia kenakan. Eh? Kelihatannya ada yang salah nih? "Umm, Hazuki-chan, nggak masalah kalo kamu membuat lantainya jadi basah, tapi, seharusnya kamu membuka bajumu di ruang ganti baju." "? Hazuki nggak boleh lepas baju disini?" "Un, Hazuki-chan kan bukan anak kecil lagi, kurasa nggak baik kalo membuka bajumu di hadapan lawan jenis." Sebenarnya sih aku nggak akan bernafsu apa-apa kalo di hadapan anak kecil (mungkin), tapi walaupun begitu, dia nggak bisa membuka baju didepanku seenaknya. Walau Hazuki-chan itu orangnya naif dan polos, tapi dia itu terlalu bebas dalam beberapa aspek. "Tapi walaupun kita pisah saat ganti baju, Hazuki akan tetap mandi bareng Kakak Bodoh, kan?" "Kamu mau mandi bareng denganku?" "Eh? Hazuki sering kog mandi bareng kakak, apalagi kalo habis nonton acara seram di TV, kami pasti akan mandi bareng." Minami... kalo kau saking takutnya setelah nonton acara seram sampai harus mandi bareng anak SD,seharusnya itu acara nggak usah ditonton aja sekalian... "Dan aku juga sering mandi bareng papa dan mama." "Ah, itu sih nggak masalah kalo bareng anggota keluarga..." "Kalo begitu nggak apa-apa, karena Kakak Bodoh itu adalah suami Hazuki, berarti kakak juga keluarga." Sepertinya benar juga ya, tapi percakapan ini sudah mulai ngawur. Uu... Apa yang sebaiknya kulakukan... "Atau mungkin, apakah Kakak Bodoh merasa ada yang aneh kalo kakak mandi dengan Hazuki?" Hazuki-chan melihatku dengan tatapan yang polos. Oh no oh tidak oh jangan, akan berbahaya kalo aku punya ketertarikan seperti ini! "Si... Siapa bilang?! Nggak ada orang lain yang bisa menahan emosi dan tetap tak tergoyahkan layaknya diriku ini!" "Baguslah. Kalo begitu kita bisa mandi bersama!" "Tentu saja!" ........................Eh? "..." "??? Kakak Bodoh, ada apa?" Ugh, walaupun ini sangat tidak mungkin, tapi apa aku baru saja... "Apa aku baru saja kalah berdebat dengan seorang anak SD? Bagaimana mungkin ini bisa terjadi..." "Hazuki nggak begitu mengerti apa yang kakak bicarakan, tapi Hazuki senang kakak bodoh mau mandi bareng dengan Hazuki!" "TIDAAAAAAAKKKKK!!!" Apa aku secara verbal baru saja dikalahkan oleh seorang anak SD? Aku ini sudah murid SMA! "Hazuki-chan, kamu nggak boleh begitu. Akihisa-kun adalah anak laki-laki, jadi sebagai anak perempuan kamu nggak boleh berbuat seperti itu... Nggak baik..." Disaat aku sedang memegang kepalaku karena Himeji-san datang dengan sehelai handuk lain. "Uu... nggak boleh ya..." "Baiklah. Hazuki mau mandi bareng kakak cantik aja deh!" "Eh? Mandi denganku?" "Iya!" Hazuki-chan tersenyum dengan gembira. Para cewek bisa mandi bersama, dan itu sangat menolong. Sangat-sangat menolong. "Akihisa-kun, nanti aku ingin bicara denganmu tentang yang barusan kamu ingin mandi bersama Hazuki-chan." Saat ia memberikan handuk padaku, mata Himeji-san mengeluarkan aura-aura yang sulit kupahami. "Baiklah, Hazuki-chan, ayo kita mandi." "Iya!" Himeji-san mengantar Hazuki untuk ke kamar mandi. Entah kenapa bulu kudukku berdiri dan cepat-cepat aku menggunakan handuk untuk mengeringkan rambutku yang kebasahan sambil aku berjalan masuk ke rumah. Saat mereka sedang mandi, aku sebaiknya mengeringkan badanku dan segera ganti baju... Ah iya... Aku harus telpon Minami terlebih dahulu. Kurasa dia pasti sedang khawatir tentang keberadaan Hazuki-chan. Aku langsung mengeluarkan handphone dan mengelap layarnya yang basah sambil mencari dan menelpon nomor handphone nya. Kelihatannya, handphonenya berbunyi beberapa kali tapi cuma tersambung ke mailbox, kalo begitu aku akan meninggalkan pesan untuknya saja deh... 'Aku bertemu Hazuki-chan di taman dekat rumah, jadi nanti aku akan antar dia pulang, jangan khawatir'. Kurasa sudah cukup. "Waa... Kakak cantik benar-benar mengagumkan! Berbeda jauh dengan kakakku!" "Hazuki-chan, kamu akan sakit kalo nggak cepat-cepat masuk." "Aku mau masuk kalo aku boleh pegang dada kakak!" "Nggak boleh~! Boleh tapi nanti. Ayo masuk ke bak mandi dulu-" "Fuwaaa... hebat... Dada kakak sangat halus..." "Ahh... apa boleh buat deh... Kalau sudah puas, cepat masuk bak mandi dan hangatkan badanmu." "Iya!" "..." Sip, sekarang sebaiknya aku... "Himeji-san." "Ah... Iya... Ada apa... Akihisa-kun?" "Aku mau lari keliling diluar sebentar!" "Eh? Bukannya sekarang lagi hujan?" "Dan juga, aku pas pulang tadi beli cemilan. Kamu boleh mulai makan dengan Hazuki-chan. Nggak perlu menungguku kembali!" "Ah? Akihisa-kun! Kenapa kamu tiba-tiba..." "Aku pergi dulu ya...!" Suara keheranan Himeji-san terdengar dari belakangku, tapi aku langsung melompat lari keluar dari rumah. Bukan! Ini bukan nafsu bejat, tapi cuma aku ini sedang dipenuhi oleh semangat dan nafsu yang menggebu-gebu untuk memperkosa istri orang... nggak lebih! Aku bergumam ditengah hujan dan berlari untuk beberapa menit, sambil menelpon minami dijalan. Sepulang dirumah, kepala dan badanku semua beku kedinginan. "Fuu... segarnya habis mandi..." Enak sekali mandi air panas setelah basah kuyup kehujanan, dan tanpa sengaja aku malah berendam terlalu lama di bak mandi. Jarang-jarang bisa merasakan nikmatnya mandi air hangat disaat cuaca yang sedang dingin. "Kakak, sehabis mandi kakak sekarang jadi hangat." Saat aku kembali ke ruang keluarga, Hazuki-chan, yang mengenakan piyama, langsung lari nemplok ke badanku. "Apa kamu kedinginan, Hazuki-chan? Badanmu baik-baik saja kan?" "Iya!" Hazuki-chan tersenyum cerah kepadaku. Melihatnya begini, aku nggak perlu cemas tentang dia akan terkena sakit, kan? "Aneh? Kemana Himeji-san?" "Kakak cantik tadi kelihatannya sedang mengeringkan baju Hazuki!" Suara getar pengering rambut terdengar dari ruangan. Himeji-san pasti sedang menggunakan setrika dan pengering rambut untuk mengeringkan baju Hazuki-chan. "Hazuki tadi mau bantu mengeringkannya sendiri, tapi kakak cantik bilang itu terlalu berbahaya dan nggak mengijinkan Hazuki..." "Iya... Bener. Pengering rambut sih nggak apa, tapi setrika terlalu berbahaya buat Hazuki." Walau Hazuki-chan benar bisa mengeringkan bajunya sendiri, tapi lebih baik menyerahkan hal ini pada Himeji-san. Tinggal bersama Himeji-san dalam satu rumah beberapa hari ini, menyadarkanku kalau Himeji-san itu handal dalam segala hal rumah tangga, kecuali memasak. "Hazuki-chan, apa kamu mau nonton TV denganku?" "Iya!" Aku mengambil remote TV dan duduk di sofa yang ada di ruang keluarga. Lalu Hazuki duduk di sebelahku. Unn, perilaku bagai clitter ini sangat imut. "Acara apa yang kamu mau tonton, Hazuki-chan?" "Erm... Hazuki mau nonton acara sinetron!" "Sinetron? Yang mana?" Aku nggak begitu suka nonton sinetron, jadi aku rada terkejut mendengarnya, apakah anak-anak SD jaman sekarang doyan nonton sinetron? "Hazuki nggak peduli yang mana, yang penting itu sinetron!" Hazuki melirik ke sekitar sebelum menjawab. Oh, aku mengerti... Dia mencoba bertingkah seperti orang dewasa, mungkin sebenarnya dia ingin menonton acara lain. "Tapi banyak acara menarik lain loh." "Hazuki nggak mau nonton acara anak kecil, Hazuki mau nonton acara yang ada percintaannya!" Hazuki memaksakan kehendaknya. Un... Apa ada yang salah dengan caraku menawarkan acara lain? Mungkin aku sebaiknya memilih acara yang mungkin ia suka saja deh. Dan lagi, kurasa ini lebih baik. "Kalo bgitu, ayo lihat sinetron macam apa yang bisa kita temukan..." Aku mencari-cari channel, tapi waktunya memang tidak tepat dan tidak ada acara sinetron ditayangkan saat ini. "Nggak ada sinetron nak." "Yahh..." "Ah, ngomong-ngomong..." Aku teringat kalau aku merekam sebuah sinetron yang menggelikan secara tidak sengaja karena salah saat merekam. Kurasa aku belum menghapus acaranya... Oh, ini dia. "Bagaimana dengan yang ini, Hazuki-chan? Ini terlihat seperti sinetron juga... "Oke, Hazuki mau nonton yang ini!" Setelah mendapatkan persetujuannya, aku langsung menekan tombol play dari remote control. Lalu, melodi nyanyian utama pun terdengar dari layar kaca, dan sinetron pun dimulai. Sinetron ini berjudul 'Menunggumu di Bawah Pohon Legendaris' Hmm... Ayo coba lihat... "Shinji... Maafkan daku telah menonjokmu. Memikirkanmu yang enggan menerima cintaku, aku langsung tidak bisa menahan emosi..." "Ugh, Itu bukan lah sesuatu yang bisa terselesaikan hanya dengan minta maaf." "Sebagai permintaan maaf, aku membuatkan bento untukmu. Maukah kamu mencicipinya?" "Sangat mencurigakan. Apa kau membubuhi sesuatu pada bento ini?" "Ba... Bagaimana mungkin aku melakukan hal itu padamu?" "Sudah kuduga. Coba aku cek terlebih dahulu. (Jilat) Ini adalah... Anesthetic!" "Brengsek! Aku ketahuan... Kamu memang benar! Itu adalah anesthetic super kuat yang bisa membuatmu kaku dan mati rasa hanya dengan sekali jilatan. Memang kau hebat, Shinji. Sudah bisa menebaknya!" "Fufufun... Tentu aku sudah bisa membaca jalan pikiranmu (klepek klepek)" Fuu... Sinetron ini sangat membosankan... Kami memulainya dari tengah jalan, jadi aku nggak mengerti sinetron macam apa ini... Yang bisa kulihat, semua tokohnya laki-laki... "...(angguk-angguk, angguk-angguk)" Melihat ke sebelahku, Hazuki terlihat mulai bosan dan tertidur di sandaranku... "Aku lelah setelah berlari seharian. Apalagi baru saja mandi air hangat, aku jadi merasa ngantuk." Kesadaranku terasa seperti terbang seraya kelopak mataku yang semakin bertambah berat dan semakin berat... <span style="font-size: 200%; border: "><center>β</center></span> [[Image:BTS vol 08 097.jpg|thumb]] "Hm? Ugh..." Ah, sial. Aku ketiduran. Pikiranku masih belum sepenuhnya terbangun, tapi aku mencoba bangun dari tidur, lalu aku melihat... "Eh... ah, waahh! Akihisa-kun!" Himeji-san sedang berada di hadapanku, tersipu malu... "Eh, Himeji-san, kau sedang apa?" "Eh, umm... Saat masuk ruang keluarga, aku menemukan kalian berdua sedang tertidur, jadi aku mau ikut..." "Tapi matamu masih terbuka lebar..." "Ah! Nggak, kamu salah paham! aku nggak sedang memandangi wajah Akihisa-kun!" Himeji-san mengangkat tangannya sambil menyangkal, begitukah? Kalo begitu aku telah salah paham. "Hm? Kakak Bodoh?" "Ah, Hazuki-chan, kamu sudah bangun?" "Iya..." Mengusap matanya yang mengantuk, Hazuki-chan berusaha berdiri dari sofa. Aku melihat ke arah jam dan menemukan jarum jam berada diantara angka 9 dan 10. "Ah, kita tertidur terlalu lama. Hazuki-chan, sudah saatnya untuk pulang." "Baiklah..." Aku menyerahkan Hazuki-chan yang masih mengantuk kepada Himeji-san dan membiarkannya menggantikan baju Hazuki-chan. Aku langsung bangun mempersiapkan jas hujan untuk mengantar Hazuki-chan pulang ke rumah Minami. "Maaf sudah membuatmu menunggu..." Setelah menunggu beberapa saat di koridor, Hazuki yang terlihat masih mengantuk datang dengan bajunya yang sudah diganti. "Kalo begitu, aku mau mengantarnya dulu ya, Himeji-san." "Aku ikut..." "Oh jangan, kalau kamu ikut, Minami akan tahu kalo kita tinggal bersama." "Ahh... Iya ya. Kalo begitu aku dirumah saja deh menunggu Akira-san pulang." "Un. Kuserahkan padamu." Aku mengambil dua payung dan membuka pintu depan koridor rumah. "Selamat malam, Hazuki-chan." "Selamat malam, Kakak Cantik..." Hazuki-chan melambaikan tangannya dan pamit kepada Himeji-san sebelum ikut keluar rumah bersamaku. Hujan yang lebat tampak sudah reda, kayaknya. Karena masih gerimis, aku menggandeng tangan Hazuki-chan sambil berjalan perlahan di jalanan yang gelap. "Hazuki-chan, apa kamu masih mengantuk?" "sedikit..." Hazuki-chan tampak bersusah payah memegangi payung seraya ia menguap sambil berjalan. "Kalo bgitu, kakak kasih kamu pelayanan spesial." Aku men jongkok-kan badanku di depan Hazuki-chan, yang menunduk-nunduk karena ngantuk, dan ia pun langsung mengerti maksudku. "Terima kasih, kakak..." kata Hazuki-chan sambil ia menaiki punggungku. "Heh!" Aku menyenderkan payung pada tangan dan pundak sambil berjalan menggendong Hazuki-chan. Berat yang terasa di punggungku terasa hangat, dan tentu saja sangat nyaman. Lalu, akupun melanjutkan perjalananku di tengah hujan. "Aki! Hazuki!" Saat sedang hampir sampai rumah Minami, seseorang memanggil nama kami. "Ah, Minami, maaf telat." "Nggak, aku yang harusnya minta maaf. Maaf nggak bisa menjemput Hazuki." Berbahaya kalo perempuan jalan di tengah malam. Walaupun Minami bersikeras datang menjemput Hazuki-chan ke rumah, akan langsung aku cegah. Jadi dia nggak perlu minta maaf. Minami terkadang bisa sopan juga. "Giliranku menggendong." "Biar kugendong dia sampai ke rumahmu." "Gak apa apa. Rumahku dah dekat." "Okelah kalo begitu." Aku langsung bergantian menggendong dengan Minami. Hazuki-chan terlihat terbangun sejenak, tapi begitu ia tahu yang menggendongnya adalah Minami, ia langsung melanjutkan mimpinya. "Hazuki, bilang terima kasih pada Aki." Minami menggoyang-goyangkan badan Hazuki perlahan dan memberi tahunya untuk berterima kasih. "Ah nggak usah. Dia masih tertidur. Gak usah sungkan." "Nggak boleh begitu. Oi, Hazuki, terima kasih ke Aki." "U... Kakak. Terima kasih banyak..." Walaupun setengah tertidur, Hazuki-chan berterima kasih padaku dengan sopannya. "Ah, nggak usah sungkan." Aku pun merespon balik. Dan kemudian- "Terima kasih juga sama Kakak Cantik..." "Eh? Hazuki? Apa yang kamu maksud itu Akira-san?" Minami langsung bertanya pada Hazuki yang sedang setengah tertidur. Argh, tolong anggap saja dia tadi sedang mengigau! "Ba... Baiklah! Akan ku sampaikan terima kasihnya pada Kakakku!" Aku dengan sengaja berhati-hati menegaskan bahwa Kakak cantik yang dimaksud oleh Hazuki-chan adalah Kakakku dan langsung menyudahi percakapan. Bagaimanapun juga... "Aneh? Seingatku Kakak Cantik itu panggilan buat Mizuki..." Minami masih curiga tentang hal ini. Kalo begitu... apa boleh buat! "Ah, sudah dulu ya, Minami! Sampai ketemu besok di sekolah!" "Ah, Aki! Tunggu dulu!" Kalo semua rencana gagal, ya kabur! Aku langsung lari sekilat mungkin sebelum Minami curiga dan mengetahui lebih jauh lagi. <span style="font-size: 200%; border: "><center>βββ</center></span>
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube Γ Cursed Γ Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information