Editing
High School DxD (Indonesia):Jilid 1 Life 4
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
=== Bagian 2 === Langit sudah gelap, dan sudah waktunya untuk lampu jalan menyala. Kami bertiga, Kiba, Koneko-chan, dan aku, yang meneliti Gereja dari tempat di mana kami bisa melihatnya. Tak ada orang yang masuk atau keluar Gereja. Tapi semakin dekat kami ke Gereja, semakin kuat aku mulai memiliki perasaan buruk. Aku berkeringat ke sekujur tubuhku. Saat aku bertanya pada Kiba, ia mengatakan bahwa, “Dari kehadiran ini, aku yakin bahwa ada Malaikat Jatuh di dalam”. Jadi, bos musuh di dalam. “Ini, lihat peta ini.” Kiba menyebarkan peta bangunan di jalan. Peta Gereja. Dari mana dia dapatkan ini…? “Yah, itu awal-awal saat kamu pergi ke wilayah musuh.” Cowok tampan itu tersenyum. Wow, sungguh dukungan cepat. Aku pun tak memikirkan hal itu dan mencoba untuk pergi langsung. Aku menyadari betapa naifnya diriku sekali lagi. “Selain tempat kudus, ada juga asrama. Tempat kudus itu terlihat mencurigakan.” Kiba menunjuk tempat kudus itu. “Jadi kita bisa mengabaikan asrama?” “Seperti itulah. Kebanyakan kelompok ‘Exorcist Liar’ biasanya membuat beberapa perubahan di tempat kudus. Biasanya mereka melakukan ritual yang mencurigakan di bawah tempat kudus.” “Kenapa?” Aku mengatakan padanya keraguanku. Kiba tersenyum pahit. “Itu adalah tempat yang mereka gunakan untuk dihormati sebagai tempat suci, dan dengan melakukan sesuatu yang dilarang Tuhan, itu membuat mereka puas karena itu merupakan penghinaan terhadap Tuhan. Karena mereka menyayangi Tuhan, karena mereka ditolak oleh Tuhan, mereka sengaja melemparkan mantra jahat di bawah tempat kudus sebagai representasi atas kebencian mereka.” Mereka gila. Tidak, Tuhan pun membuang orang-orang setia yang bersalah. Saat ini aku benci Tuhan karena insiden Asia. Itulah mengapa aku berpikir begitu. “Tempat kudus ini terletak tepat di belakang pintu masuk. Kurasa kita bisa langsung masuk. Masalahnya adalah untuk menemukan pintu ruang bawah tanah setelah kita di tempat kudus, dan juga kita harus mengalahkan para pembunuh yang menunggu.” Pembunuh… Saat aku mendengar kata itu, aku mulai memiliki firasat buruk. Kami saling melihat di depan Gereja sambil sinar rembulan meremangi wajah kami, lalu kami mengangguk. Sudah diputuskan! Sekarang kami hanya perlu masuk! Tunggu aku, Asia! Kami melewati pintu masuk dan langsung menuju tempat kudus. Para Malaikat Jatuh pasti telah memperhatikan gangguan kami sampai sini. Jadi musuh tahu bahwa kami telah memasuki wilayah mereka. Tak ada akan jalan kembali. Satu-satunya yang tersisa adalah masuk langsung! Kami membuka pintu, dan melangkah di dalam tempat kudus. Ada sebuah altar dan kursi panjang. Sepertinya tempat kudus biasa. Cahaya lilin dan lampu interior menyala di tempat kudus. …Oh, ada sesuatu yang tampaknya tidak normal. Patung orang di kayu salib. Terlihat kepalanya hancur. Sungguh tempat menyeramkan. ''PROK PROK PROK PROK'' Lalu tepuk tangan menggema melalui tempat kudus. Seseorang yang tampak seperti seorang pendeta muncul dari balik pilar. Melihat wajahnya, aku menjadi jijik. “Pertemuan! Ini reuni! Sangat emosional!” Dia si pendeta menyebalkan berambut putih! Kurasa namanya Freed. Itu dia. Jadi dia yang disebut pembunuh, huh. Dia selalu tersenyum aneh. “Yah, aku tak pernah bertemu Iblis yang sama dua kali sebelumnya! Kau tahu, karena aku super kuat, aku memotong-motong Iblis di saat aku pertama kali bertemu dengan mereka! Usai aku melihat mereka, aku langsung memotong mereka! Lalu, aku mencium mayatnya dan mengucapkan selamat tinggal! Begitulah caraku dulu hidup! Tapi karena kalian menghancurkan gayaku, aku jadi kehilangan! Itu tidak baik~. Itu tidak baik untuk mengganggu gaya hidupku~! Itu sebabnya~! Kalian membuatku kesal! Kuharap kalian akan mati! Benar-benar mati! Dasar Iblis sampaaaaaaaaaaaah!” Usai menunjukkan kegembiraan dan kesedihan, kini ia marah. Dia mengeluarkan pistol dan pedang seperti sebelumnya. ''BOOOM.'' Pedang cahaya muncul. Akan jadi merepotkan jika dipotong oleh pedang itu. Pistol itu juga merepotkan. Tapi itu berbeda dari sebelumnya. Sekarang 3 lawan 1. “Kalian datang untuk menyelamatkan Asia-tan, kan? Hahaha! Iblis-sama berhati mulia datang untuk menyelamatkan si jalang itu yang bahkan bisa menyembuhkan Iblis! Nah, hanya terpesona dengan Iblis seharusnya membuat Sister itu mati!” Mati? Apa maksudnya!? “Hei! Di mana Asia!?” “Yah, ada tangga tersembunyi di bawah altar itu. Dari sana kau bisa pergi ke tempat di mana mereka melakukan ritual.” Pria itu memberi tahu lokasi basemen tersembunyi dengan menunjuk pada altar. Apakah dia tahu bahwa seharusnya dia menghentikan kami? Atau dia memberitahunya karena dia yakin bahwa dia bisa membunuh kami dan itu akan memecahkan masalah? “Sacred Gear!” Disinkronkan dengan teriakanku, gauntlet merah muncul di lengan kiriku. Menggunakan Sacred Gear, selesai! Baiklah! Kiba menghunus pedang dari sarungnya dan Koneko-chan— Huh! Aku sangat terkejut sampai mataku hampir keluar. ''GOGOGO…'' Koneko-chan mengangkat bangku yang beberapa kali lebih besar darinya. “…Hancurlah.” Koneko-chan melempar bangku pada si pendeta! Gadis Super dengan metode serangan tak terduga! “Wow! Oh yeah!”[[File:HSDxD vol 01 238.jpg|thumbnail]] Pendeta itu melakukan tarian kecil dan memotong kursi dengan pedang cahaya. Kursi yang dipotong setengah menyentuh tanah. “Di sana.” ''SWIFT.'' Saat kupikir Kiba pergi ke depan, dia sudah menghilang. Dia sangat cepat sehingga aku tak bisa melihat dia! ''GIIN!'' Ada percikan antara pedang Kiba dan pedang cahaya pendeta itu. Jadi itu solid meskipun terbuat dari cahaya huh. Toh, meskipun Kiba menebas lurus ke arahnya, aku bisa mendengar suara dua logam bertabrakan satu sama lain. “Hmmm! Hmmm! Menjengkelkan! Kenapa kalian sangat berisik!? Aku sangat jahat! Maaf kalau berbicara dalam bahasa kematian! Maafkan aku setelah kalian mati!” Kiba mengelak peluru tanpa suara dengan kakinya sambil terus menyerang musuhnya. Kiba yang menghindari semua serangan pendeta itu dengan menakjubkan. Tapi pendeta itu juga sesuatu karena dia bisa melawan setara dengan Iblis. Ya ampun, ia menghentikan serangan Kiba lagi! Aku tak bisa mengikuti gerakan Kiba dengan mataku, tapi pendeta itu bisa. Sehingga pendeta menyebalkan itu bukan lawan yang bisa kulawan sendiri. Kiba dan si pendeta memulai pertempuran langsung. Keduanya saling melotot. “Mengagumkan. Kau lumayan kuat.” “Ahaha! Kau juga! [Knight], huh!? Bahkan tidak punya titik buta huh! Ini bagus! Ya, ya, ini adalah apa yang kubicarakan. Akhir-akhir ini, aku tidak punya pertempuran mengagumkan seperti ini! Aku hampir menangis karena itu! Hmmm! Hmmm! Aku akan membunuhmu!” “Lalu mungkin aku juga harus bertarung dengan sedikit serius.” Kiba akan bertarung dengan serius? Apa yang akan dia lakukan? “Rasakan ini.” Suara bernada rendah. Aku tak percaya itu suara Kiba karena memiliki intensitas di dalamnya. Lalu, beberapa hal hitam keluar dari pedang Kiba. Itu mulai menutupi seluruh pedang. Kegelapan. Jika aku harus menjelaskan, akan jadi begitu. Kegelapan menutupi pedang. Tidak, itu lebih seperti kegelapan itu membentuk menjadi pedang Kiba. Pedang kegelapan yang bentrok melawan pedang cahaya si pendeta mulai untuk memperluas dan melahap pedang cahaya. “Ap, apa-apaan ini!?” Pendeta itu tampaknya bingung. “—[Holy Eraser], pedang kegelapan yang memakan cahaya.” “K-Kau juga pemilik Sacred Gear!?” Sacred Gear! Kiba juga!? Maksudku, pedang kegelapan itu terlihat mengagumkan! Sialan! Cowok tampan itu memiliki senjata bagus juga!? Pedang cahaya si pendeta benar-benar dimakan oleh pedang Kiba, dan tak bisa mempertahankan bentuknya setelah cahaya itu dilahap. Sekarang! Ini adalah kesempatanku! Aku langsung menerjangnya! “Sacred Gear! Aktifkan!” [Boost!!] Sebuah suara keluar dari permata dan kekuatan mengalir ke tubuhku. Targetku adalah pendeta menyebalkan itu. Pendeta itu sadar akan diriku. “Aku tetap memberitahumu! Kau menyebalkan!” Dia menunjukkan pistolnya yang sarat dengan peluru cahaya padaku. Peluru itu ditembak tanpa membuat suara. Sini! “Promotion, [Rook]!” ''BASHIIN!'' Peluru cahaya itu tidak menembusku, dan lenyap. “—! [Promotion]!? [Pawn]!?” Pendeta itu tampaknya kaget. Ya, aku [Pawn]! [Pawn] yang akan memukulmu! “Ciri [Rook]! Pertahanan super dan—!” Kepalan kiriku memukul wajah pendeta itu. Itulah yang kupikirkan, tapi aku merasakan sesuatu yang keras di tinjuku. Walau begitu, aku menekan sekeras yang kubisa! Pendeta itu didorong jauh ke belakang! “Kekuatan serangan luar biasa.” Aku tertawa saat bernapas keras. “Itu untuk memukul Asia waktu itu. Aku merasa lega bahwa aku memukulmu sekali.” Pendeta itu jatuh di tanah, tapi bangkit perlahan dan meludahkan darahnya ke tanah. Pipi kanannya bengkak. Itu saja? Aku dipromosikan menjadi [Rook], tapi sepertinya aku masih belum sekuat Koneko-chan. Tidak, kalau aku melihat dengan hati-hati, pedang yang tinggal gagangnya saja jadi rusak. Apa dia menggunakannya sebagai perisai sebelum dipukul olehku? Jadi itulah benda keras yang kurasakan. Dia memiliki reaksi cepat. “…Hmm… oh, bukan cuma aku dipukul oleh Iblis sampah, tapi dia mengatakan beberapa omong kosong aneh padaku… —Jangan main-main denganku.” Pendeta itu berteriak. “Jangan main-main denganku!! Sialaaaaan! Iblis seharusnya tidak bertindak sombong dengankuuuu! Aku akan membunuhmu! Pasti! Aku pasti akan membunuhmu! Aku akan memotongmu, sialaaaaaaan!” Pendeta itu mengambil pedang kedua yang hanya memiliki pegangannya. Dia masih memiliki itu!? Dia punya berapa banyak!? Tapi kami bertiga, aku, Kiba, dan Koneko-chan, mengelilingi pendeta itu. Pendeta itu menyadari itu, dan dia melihat sekitar. Dia mulai menyeringai. “Wow, wow. Apakah ini yang kau sebut krisis? Hmm, bagiku, terbunuh oleh Iblis adalah tabu, jadi rasanya aku mundur. Ini memalukan bahwa aku tak bisa mengusir kalian, tapi aku juga tidak ingin mati!” Pendeta itu mengambil sesuatu bulat dan melemparnya ke lantai. Seketika, mata kita dibutakan dengan cahaya bersinar. Keparat! Layar asap!? Ketika mataku sembuh, aku melihat sekeliling tapi pendeta itu sudah pergi. Kemudian suara pendeta itu berasal dari suatu tempat. “Hei. Iblis di sana… Ise-kun, bukan? Sejujurnya, aku telah jatuh hati padamu. Jadi aku pasti akan membunuhmu. Pasti, oke? Aku takkan mengampuni Iblis menyebalkan yang meninjuku dan memberiku ceramah, oke? Lalu, bye-bye.” Ketika mataku sembuh sepenuhnya, aku melihat sekeliling lagi, tapi pendeta itu telah lenyap tanpa meninggalkan jejak. …Dia melarikan diri. Bahkan dia meninggalkan beberapa kata perpisahan… Aku memikirkan hal itu, dan menyadari bahwa aku tidak punya waktu untuk dihabiskan. Kiba, Koneko-chan dan aku mengangguk dan pergi menuju tangga tersembunyi altar ini.
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information