Editing
Oregairu (Indonesia):Jilid 2 Bab 3
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
===3-2=== Waktunya selalu sudah sore ketika kericuhan di lapangan sekolah menurun. Dari ruangan ini, seseorang bisa melihat cahaya terakhir matahari saat dia terbenam ke dalam teluk Tokyo, memberikan jalan kepada kegelapan yang mengintai di langit yang tinggi nan jauh. “Ohhh… jadi waktu kegelapan sudah tiba, huh…?” si pria muda berbisik selagi dia mengepalkan tangannya. Saat dia melakukannya, pembalut tangan kulit sintetis yang dipakainya menghasilkan sedikit suara mengetat. Menatap terpaku pada beban 1 kg di pergelangan tangannya melalui lengan bajunya, dia menghela. “Saat untuk melepaskan segelnya sudah tiba…” Tidak ada satu suarapun yang merespon pada kata-kata tersebut. …walaupun ada tiga orang lain di dalam ruangan itu. Dia yang melihat pada kami bertiga secara bergantian, jelas sekali berharap kami mengatakan sesuatu, adalah Zaimokuza Yoshiteru. Dan dia yang sama sekali mengabaikannya dan terus membaca dengan rasa jijik di dalam hatinya adalah Yukinoshita Yukino. Dia yang tergagap bingung selagi melihat padaku dan Yukinoshita dan meminta bantuan tanpa bersuara adalah Yuigahama Yui. “Jadi apa yang kamu inginkan, Zaimokuza?” aku menanyakannya, yang membuat Yukinoshita menghela dalam. Lalu dia menatap tajam ke arahku. “Kamu seharusnya mengabaikannya…” kelihatannya itu apa yang matanya katakan. Ya, tapi seseorang harus melakukannya. Aku sebenarnya tidak ingin berbicara dengannya, tapi dia akan terus mengoceh selama setengah jam. Apa, apakah ini momen-momen terkenal “But Thou Must” di Dragon Quest V<ref> Dimana NPC yang memberi quest akan terus mengoceh hal-hal yang sama atau mirip sampai kamu menerima questnya. </ref>? Jika aku tidak berbicara dengannya, dia akan terus mengoceh selamanya. Segera setelah aku menanyakannya pertanyaanku, Zaimokuza dengan senang menggosok ujung hidungnya dan tertawa seakan dia benar-benar tersanjung. Men, orang ini benar-benar menjengkelkan. “Ah, maafkan saya. Sebuah frasa yang bagus baru saja melintasi pikiran saya, jadi saya harus mengatakannya keras-keras untuk mendapatkan ritme dan rasanya. Oho, saya memanglah seorang penulis sampai ke hatiku yang terdalam… Saya memikirkan tentang novel saya ketika saya sadar dan ketika saya tertidur. Begitulah nasib seorang penulis…” Yuigahama dan aku bertukar pandangan letih akan cara bicara Zaimokuza yang menyolok. Yukinoshita menutup bukunya dengan keras. Zaimokuza tersentak sebagai reaksinya. “Aku pikir seorang penulis adalah seseorang yang benar-benar membuat sesuatu…” kata Yukinoshita said. “Jadi kuanggap kamu sudah menulis sesuatu?” Seluruh tubuh Zaimokuza mengecut dan dia menghasilkan suara kacau seakan tenggorokannya tersumbat. Dua-dua reaksinya itu sangat menjengkelkan. Tapi yang anehnya, Zaimokuza memiliki keberanian yang lebih kuat dari biasanya hari ini. Dia segera kembali pulih, terbatuk berlebih-lebihan. “…ahem. Itu benar hanya untuk hari ini… karena aku akhirnya telah mendapatkan keinginanku. Aku sedang dalam perjalanan ke El Dorado<ref> Singkatnya kota emas. Mau tahu lebih banyak cari di google. Haha. </ref>!” “Kenapa, apa kamu memenangkan perlombaannya?” tanyaku. “B-Belum, masih belum… n-namun, itu hanya masalah waktu saja!” Zaimokuza menyatakan dengan sombong, bertingkah angkuh untuk beberapa alasan tertentu. Uh huh. Jadi bagian yang mana dari perkataannya yang pantas dibanggakan? Jika dia bisa berkata begitu, maka jelas game yang masih belum kuselesaikan dengan kemampuan RPG Makerku akan mengubah industri game Jepang selamanya. Zaimokuza melempar mantelnya kebelakang dengan satu ayunan. “Hahaha, dengar dan tabjublah!” dia berteriak dengan semangat baru. “Dalam kesempatan ini, aku telah memutuskan untuk berkelana ke sebuah penerbit untuk tur tempat kerjaku – kamu mengerti, bukan?” “Tidak, tidak sama sekali…” “Sungguh tidak tajam, Hachiman. Dengan kata lain, sudah waktunya bagi talentaku untuk dikenali. Aku sedang membuat koneksi.” “Hei, jangan terlalu besar kepala.” Aku berhenti sejenak. “Sumpahlah, kamu seperti seorang anak kecil yang berkeliaran dengan senpai preman. Kamu lebih parah daripada seorang chuuni dalam hal menahan dirimu.” Zaimokuza terus mengabaikan semua hal yang aku katakan dan menyeringai kosong tidak pada siapapun. Itu jujur saja menjijikan melihat bagaimana dia bergugam , “Studionya akan di… pemerannya itu…” pada dirinya sendiri. Dan lagipula, ada sejumlah besar penerbit sampah. Jika dia percaya masa depannya begitu cerah, maka tidak ada lagi yang bisa kukatakan padanya. Namun, masih ada sesuatu yang aneh dari semua ini. “Zaimokuza, Aku terkejut kelompokmu mendengarkan pendapatmu.” “Apa? Kamu pikir aku itu lemah… yah, terserahlah. Pada kesempatan ini aku kebetulan bertemu dengan dua orang yang dinamakan otaku. Aku bahkan tidak mengatakan aku ingin pergi ke sebuah penerbit dan rupanya mereka juga ingin pergi. Mereka mengikik dan mengekeh dan sebagainya. Aku cukup yakin mereka sedang asyik dengan demam BL baru-baru ini. Cinta menaklukkan segalanya, dan jadi aku tidak mengatakan apapun untuk membantahnya..” Yuigahama menolak untuk melihat wajah Zaimokuza. “Kamu seharusnya bergaul dengan seseorang sepertimu…” katanya, sambil menghela. Tapi Zaimokuza telah pergi terlalu jauh. Ada beberapa hal yang dia tolak untuk akui karena dia berada di antara orang-orang dengan hobi yang sama. itu mirip dengan perang agama, kurasa. “Begitu ya, tur tempat kerja, huh…” tutur Yuigahama dengan emosi yang dalam. Dan kemudian dia memandangku dari samping lalu segera berpaling. Matanya berair-air seakan dia baru saja keluar dari kolam renang dan wajahnya terlihat agak merah. Apakah dia menderita flu? “Um, Hikki, ke mana kamu akan pergi?” dia bertanya padaku dengan ragu-ragu. “Rumahku.” “Ya, tidak,” Yuigahama berkata dengan satu lambaian tangannya. Aku masih belum siap untuk menyerah dalam hal ini, tapi karena aku tidak mau Hiratsuka-sensei meninjuku jadi aku memutuskan untuk melepaskannya. Aku akan mengundurkan diri sehingga pertandingannya tertunda. “Hmph, yah, Aku akan pergi ke tempat yang diinginkan orang yang lain di kelompokku.” “Wow, kamu tidak akan memilih untuk dirimu sendiri?” “Nah… Aku ada memilih dulu, tapi aku akhirnya menganggu, jadi aku kehilangan hakku untuk berbicara..” “Aku mengerti sekarang – oh, tunggu. Oh.” Seperti biasa, dia menginjak sebuah ranjau. Yuigahama mungkin hancur dalam permainan ''Minesweeper''<ref> Game Windows.. Masih tidak tahu cara mainnya hahaha.</ref>. “Maaf.” Dipikir-pikir lagi, itu mengingatkanku akan sesuatu. Sebenarnya, “membuat kelompok bertiga” itu instruksi yang lebih mengerikan dibanding “membuat kelompok berdua”. Jika hanya ada dua orang saja, kamu bisa menerima nasib dan tidak mengatakan apapun. Tapi jika itu kelompok bertiga dan dua orang yang lain menjadi akrab dan berbicara dengan satu sama lain, maka kamu akan merasa sepenuhnya tidak terlibat dengan mereka. “Jadi, pada akhirnya kamu tidak pernah memutuskan apapun…?” Yuigahama bergugam dengan sebuah tampang termenung dalam di wajahnya. “Sudahkah kamu memutuskan ke mana kamu akan pergi, Yuigahama-san?” tanya Yukinoshita. “Ya. Tempat yang paling dekat.” “Itu level pemikiran Hikigaya-kun…” “Jangan samakan aku dengan mereka,” kataku. “Aku ingin pergi ke rumahku atas pendirianku yang kuat. Omong-omong, kemana kamu akan pergi? Ke kantor polisi? Pengadilan? Atau mungkin penjara??” “Salah” Yukinoshita tergelak dingin. “Kamu sepertinya tahu cara aku berpikir.” Ufufu. Lihat apa yang kumaksud? Tawanya begitu mengerikan. Sejauh yang kulihat, Yukinoshita itu secara tidak wajarnya intelektual, tapi hanya ketika dia benar-benar tidak menyukaimu. Begitu aneh, dia sebenarnya tidak ''mau'' hanya mengatakan hal-hal yang kejam dan berhati-dingin serta tidak manusiawi itu. ''Ufufu''. Ada apa dengan tawa oh-begitu-polos itu? “Aku rasa aku akan pergi ke sebuah ''think tank''<ref> Sebuah organisasi penelitian yang digaji untuk menganalisa masalah dan merencanakan perkembangan di masa depan. </ref> di suatu tempat – sebuah institusi penelitian. Aku akan memilih dari sana.” Fakta bahwa Yukinoshita sudah menetapkan apa yang dia inginkan memperlihatkan kecenderungannya pada pengambilan keputusan yang cepat. Bagaimanapun, itu mudah untuk teringat akan betapa seriusnya dirinya dari seberapa dingin tingkahnya. Seseorang terus menarik lengan baju jaketku, membangunkanku dari lamunanku. Apa yang kamu pikir kamu lakukan, preman? Pikirku sambil dengan cepat berpaling. Itu Yuigahama. Dia telah mendekatkan wajahnya denganku tanpa sepengetahuanku. Dia tercium begitu wangi, dan rambut berkilaunya menyapu tengkukku. Itu adalah yang pertama kalinya aku pernah merasakan begitu dekat secara fisik dengan Yuigahama. Jantungku mulai berdetak tak menentu, yang sangat menjengkelkanku. “H-Hikki…” dia meniupi telingaku dengan helaan yang terdengar manis. Itu sudah cukup untuk membuat telingaku tak tertahankannya gatal. Pada jarak kami ini, kami dapat mendengar suara detak jantung kami. Mungkinkah itu… mungkinkah detakan jantung yang dapat kudengar dari dadanya itu…? “Apa itu ''thinkie tank''? Apakah itu perkumpulan tank?” Dia mengucapkan katanya seperti seorang nenek. Jadi ternyata, detakan jantungnya dasyatnya itu hanya aritmia <ref> Detak jantung tidak ritmis. </ref> atau semacamnya. “…Yuigahama-san,” Yukinoshita berkata dengan helaan jengkel. Selagi Yuigahama menarik dirinya dariku, Yukinoshita langsung mengutarakan penjelasannya. “Kamu tahu, ''think tank'' itu-” Yuigahama mengangguk dengan tidak sabarnya untuk menunjukkan dia sedang memperhatikan. Mereka berdua perlahan-lahan masuk ke dalam sesi belajar improptu. Melihat mereka dari sudut mataku, aku memulai urusan yang begitu pentingku yaitu membaca komik shojo manga lagi. Pada saat Yukinoshita sudah selesai menjelaskan kepada Yuigahama apa itu ''think tank'' dengan semua detil yang berkaitan dengannya, lima belas menit penuh sudah berlalu. Matahari sore sudah dekat dengan lautan. Dari ruangan kami, aku bisa melihat permukaan laut bergemerlap di kejauhan. Pemandangan di lantai empat memberikan pemandangan klub baseball sedang menyapu lapangan, klub sepak bola sedang mencetak gol, dan klub trek dan lapangan sedang menyimpan halang rintang dan kasur dan sebagainya. Sudah hampir waktunya bagi aktivitas klub berakhir untuk hari ini. Pada saat yang sama mataku melayang ke jamnya, Yukinoshita menutup bukunya dengan keras. Omong-omong, Zaimokuza tersentak segera setelah Yukinoshita bergerak. Men, pria ini begitu mudah ditakuti. Aku tidak tahu persisnya darimana datangnya itu karena tidak ada yang benar-benar memutuskannya dalam hal ini, tapi Yukinoshita menutup bukunya merupakan isyarat bisu untuk mengakhiri aktivitas klubnya. Dengan cepat dan sempurna, Yuigahama dan aku juga bersiap-siap untuk pulang. Pada akhirnya, juga tidak ada orang yang datang ke klub kami untuk meminta bantuannya hari ini. Untuk beberapa alasan, satu-satunya orang yang datang adalah Zaimokuza, dan kami benar-benar tidak mau dia ada disini. Aku menimang-nimang apakah aku akan menyantap ramen dalam perjalanan pulang… Ketika aku berpikir tentang makan malam, ide samar bahwa Horaiken mungkin bagus melintas dalam pikiranku. Itu adalah sebuah toko ramen di Niigata, tapi sup disana dapat saja menjadi sup terbaik yang pernah kusantap. Zaimokuza memberitahuku tentang itu. Oh sial, aku sedang mengiler, heh. Tiba-tiba, aku mendengar sebuah ketukan singkat dan ritmis di pintu. “Siapa yang mengetuk pada jam segini…?” Sekarang setelah waktu ramenku yang bahagia diinterupsi, aku menatap jamnya dengan muka masam. Aku punya kebiasaan pura-pura tidak ada di rumah kapanpun ini terjadi di rumahku sendiri. Ketika aku melihat bengong pada arah Yukinoshita untuk menanyakan apa yang harus kami lakukan, dia berkata, “Masuk.” Dia bahkan sama sekali tidak melihat ke arahku saat dia mengutarakan jawabannya. Pengunjung kami juga tidak membaca situasinya, tapi ketika berbicara tentang tidak bisa membaca situasi, Yukinoshita peringkat nomor satu. Dia mungkin akan menang setiap kalinya. “Maaf menerobos.” Itu adalah suara laki-laki keren, suara yang akan dengan segera membuatmu tentram. Jadi ini pria yang mencuri ramenku dariku… Aku menatap dengan berang ke arah pintunya, hanya untuk disambut dengan rasa keterkejutan asli. Itu adalah seseorang yang tidak pernah kusangka akan datang ke dalam ruangan ini. <br /> <center>× × ×</center> <br />
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information