Editing
Oregairu (Indonesia):Jilid 3 Bab 2
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
===2-2=== Setelah kami selesai menyebrangi jembatan penyebrangan itu, stasiunnya tidak terlalu jauh lagi. Kami berdua berjalan lurus bersama pada kecepatan yang sudah biasa bagi kami. Saat stasiunnya masuk ke dalam pandangan, laju berjalan Totsuka agak melambat. Dia terlihat bimbang tentang mau pergi kemana. “Kemana kamu mau pergi?” tanyaku. “Um… suatu tempat untuk bersantai sejenak.” “…jadi kamu sudah mengumpulkan cukup banyak stres, ya?” Apa perasaan bersalah mengerikan yang datang padaku ini? Oh, ya, itu mengingatkanku pada suatu kali kucing kami hanya berkeliaran di dekatku dan aku menganggunya terlampau sering sampai aku berakhir dicakarinya… dan berkat itu, kucing kami tidak mau membiarkanku menggendonginya pada lenganku lagi sampai hari ini. Ketika kamu menganggu jenis hewan peliharaan domestik ini terlampau sering, mereka benar-benar mengumpulkan stres, kamu tahu. Sebaiknya berhati-hati ketika menghadapi Totsuka. “Er, uh, itu bukan soal aku…” “Aku tidak benar-benar mengerti apa yang kamu maksud, tapi kamu bisa pergi ke karaoke atau ke ''arcade'', kurasa.” “Tidak apa-apa terserah yang mana?” Totsuka bertanya padaku dengan bimbang. Itu membuatku berpikir untuk sejenak. Karaoke sudah pasti menyantaikan. Itu terasa cukup enak untuk dengan diam terus memasukkan lagu-lagu sendirian dan menyanyikan sebuah lagu hebat dengan penuh semangat. Hanya saja, tenggorokanmu dan semangatmu akan sudah hancur pada lagu kelima, dan ketika pelayan karaokenya datang dengan minuman dan melihatmu seperti itu, kata-kata tidak mampu mengungkapkan betapa terasa menyuramkannya itu. Dan perasaan “Apa yang sedang aku lakukan dengan hidupku…?” setelah kamu selesai begitu dasyat. ''Arcade'' sama menyantaikannya. Game-game perkelahian dimonopoli oleh para veteran, dan rakyat jelata yang masuk hanyalah lawan yang mudah<!--easy pickings-->. Kamu ''bisa'' bersenang-senang memainkan permainan kuisnya. Karena pertandingan internet sedang marak-maraknya belakangan ini, penantang-penantang level-nasional dan turnamen-turnamen juga bermunculan. Itu tentu terasa enak untuk membisikkan “Heh, si bodoh dungu” selagi kamu <!--wipe the floor-->menghabisi lawan-lawanmu. Itu memakanku tiga jam untuk menyadari aku sedang mengincar sesuatu pada skala menjajah Shanghai atau Tembok Raksasa China dan bahwa itu benar-benar begitu buang-buang waktu. Perasaan “Apa yang sedang aku lakukan dengan hidupku…?” setelah aku selesai juga begitu kuat. Fakta bahwa yang manapun itu akan berakhir dengan diriku bertanya-tanya apa yang sedang aku lakukan dengan hidupku itu agak bermasalah. Karaoke atau ''arcade'' – itu kira-kira mirip dengan ''Dotch Cooking Show'' dimana kamu dipaksa untuk memilih salah satu<ref> The Dotch Cooking Show adalah acara memasak Jepang. Tiap episode, dua koki memasak dua masakan yang bersaing, tapi masakannya hanya disajikan pada juri yang memilih masakan dengan voting mayoritas </ref>.. Itulah Chiba. Aku sudah bersiap untuk momen-momen seperti ini. “Yah, kalau kita pergi ke Big Mu, disana ada kedua-duanya.” Big Mu adalah sebuah taman hiburan serba-guna, jadi tentu saja Big Mu dilengkapi dengan bar karaoke, sebuah ''arcade'' dan bahkan sebuah pusat bowling, ruang biliar dan rumah minum. Yah, area gamenya dipadati oleh semua tersangka-tersangka biasa, jadi pada saat kami memang pergi kesana aku ingin membuat tindakan berjaga-jaga yang cukup sebelum pergi. “Begitu ya… kalau begitu ayo kita pergi ke Big Mu.” Atas desakan Totsuka, aku mendorong sepedaku keluar dari bundaran jalan raya di stasiun dan memarkirkannya di area parkir sepeda di Big Mu. Sesudah kami sampai ke lantai atas menaiki liftnya, kami berjalan ke ''arcade'', setelah memutuskan untuk mengecek tempat itu dulu. Ketika aku melangkahkan kakiku ke dalam aulanya, aku dilanda oleh banjiran suara-suara seakan sebuah dunia yang benar-benar berbeda sedang terbuka <!--flash open-->di depan mataku: lampu dekoratif yang berkerlap-kerlip, asap rokok yang membumbung tiada henti, jeritan tawa yang menolak untuk diredam oleh semua kehiruk-pikukan tersebut. Persis di depanku, terdapat sebuah tempat game capit boneka. Segera setelah aku melihat seorang pasangan sedang mengoperasikan capitnya dan sedang membuat keributan yang luar biasa dasyatnya dengan gelak tawa mereka, aku ingin pulang. Sialan, Preman-san, apa yang menahan kalian begitu lama? Tolong segera buru rakyat jelata ini, dan selagi kalian melakukannya, tolong berbaik-hatilah pada para polisi dengan menghajar diri kalian satu sama lain.… Si pria kelihatannya sedang kesusahan dengan game ''crane'' itu, karena dia sedang bernegosiasi dengan salah satu pegawainya dan membuatnya memindahkan salah satu mainan lembut itu untuknya. Kelihatannya mendapatkan mainan untuk pelangganmu adalah bagian dari pelayanannya sekarang ini. Sungguh sudah mulai longgar disini… Menyelip melewati pasangan tersebut, Totsuka dan aku berpaling ke tempat video game. “Whoa, ini begitu keren…” beber Totsuka. Itu adalah sebuah pemandangan yang sudah biasa bagiku, tapi kelihatannya bagi Totsuka itu adalah pemandangan yang masih baru berkilau. Ada game berkelahi di depanku, dan di jantung ''arcade'' terdapat tipe-permainan di atas meja seperti puzzle dan mahjong, dengan game-game tembak-tembakan terhimpit di antara kedua game itu. Di sebelah kananku terdapat meja game kartu. Kelihatannya di dalam ''arcade'' ini, game kartu lumayan sukses. Game berkelahi dan mahjong wajar-wajar saja populer, sementara hanya ada segelintir orang yang tersebar di sana-sini yang mencari game kuis. Tempat dimana kamu benar-benar tidak boleh menurunkan kewaspadaanmu adalah game tembak-tembakan dan game puzzle. Kadang-kadang, kamu akan berpapasan dengan orang mirip zombie yang kelihatannya tidak ada kehidupan lain selain mendapatkan skor yang bodohnya tinggi, dan kadang-kadang ada keramaian yang berkumpul untuk menonton mereka bermain. “Hachiman, apa yang biasanya kamu mainkan?” “Uh… game kuis dan Shanghai, kurasa.” Seperti yang bisa kalian duga, aku tidak bisa mengatakan ''strip Mahjong''. Yang penting, jika hanya kami berdua yang bermain-main, game kuis merupakan pilihan yang aman. Kuis Akademi Sihir yang biasanya kumainkan terletak di dekat game-game berkelahi. “Totsuka, sebelah sini,” kataku, sambil melambai saat aku berbicara karena sekeliling kami yang ribut. Totsuka mengangguk, dan kemudian dia mengengam lengan baju kausku. Yah, uh… Kurasa karena ini adalah yang pertama kali Totsuka datang kemari dan semacamnya, dia kurang lebih ''harus'' melakukan ini supaya dia tidak tersesat. Yap, tidak ada yang tidak biasa mengenai ini sama sekali. Ini ''super'' wajar-wajar saja. Kemudian, selagi kami sedang melewati tempat game berkelahi, mataku berpapasan dengan sebuah sosok familier yang mengenakan jas mantel. Lengannya dilipat dengan angkuh dan dia mengenakan sarung tangan pelindung hebat pada pergelangan tangannya <!--power bracer-->, dan setiap kali dia bergelak tawa, rambut ''bun'' yang terikat di belakang kepalanya akan bergoyang sedikit. Dia sedang berdiri dengan segerombolan orang yang berkumpul di sekitaran pemain game berkelahi, dan kadang-kadang dia akan membisikan sesuatu pada orang lain dan mereka akan berbincang-bincang dengan ramah. “Um, Hachiman…” Ekspresi Totsuka penuh dengan kebingungan. “Apa itu Zaimo-?” “Itu orang lain.” Aku memotong pertanyaannya. Tentu, dia terlihat familier. Tapi kami tidak mengenal satu sama lain. Tidak ada satupun orang di antara kenalanku yang bisa berbicara dengan begitu nyamannya dengan orang lain. Bagaimanapun, dia adalah si pria tanpa teman. “Oh, begitu ya… Aku pikir dia itu Zaimokuza-kun…” “Lontong, Totsuka, jangan panggil namanya.” “Hmm? Suatu suara <!--speaketh-->melafalkan nama saya… wah oh astaga! Bukankah ini Hachiman!” …jadi dia menyadari keberadaan kami, huh. <br /> <center>× × ×</center> <br />
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information