Editing
Oregairu (Indonesia):Jilid 5 Bab 4
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
===4-2=== Aku melewatkan waktu makan siangku karena aku bangun lebih telat dari yang seharusnya, situasi yang sering kudapati selama liburan musim panas ini. Karena aku bercita-cita menjadi seorang bapak rumah tangga, inilah saat dimana aku seharusnya memasak makananku sendiri. Orang yang berpikir begitu sungguh polos. Ibu rumah tangga yang sesungguhnya akan menyodorkan lima ratus yen pada suaminya untuk makan siang mereka dan menghabiskan sisa uang suami mereka untuk menyantap makanan mewah mereka. Ini mungkin prasangka dariku. Tapi begitulah jenis bapak rumah tangga yang kuidamkan. Aku juga ingin menerima uang tunjangan perceraian setelah bercerai. Dengan impian untuk menjadi seorang bapak rumah tangga, aku meniru ibu rumah tangga yang kusebut tadi dan memutuskan untuk pergi keluar menyantap makan siang yang mewah. Baru-baru ini, aku kaya karena alkemiku yang mempergunakan uang beasiswa les sekolahku. Aku adalah sang Alkemis Recehan. Ayo makan ramen untuk makan siang hari ini. Sekarang setelah aku memutuskan makanan pilihanku, perutku tidak berselera memakan apapun selain pilihan tersebut. Chiba adalah pusat pasar ramen yang kompetitif. Pasar yang bersaing terdapat di stasiun Matsudo, Chiba, Tsudanuma, dan Motoyawata. Baru-baru ini, kedai ramen terakreditasi-B oleh pencicip makanan seperti Ramen ala-Takeoka dan Katsuura Tantan Men telah memasuki persaingan, membuat tempat itu adalah hot spot yang dikenal secara nasional. “Kedai-kedai yang dikenal orang” semacam itu sangat stabil, tapi setelah kamu terbiasa dengannya, kamu harus beranjak dan mencari kedaimu sendiri. Setiap kali kamu keluar makan dengan seseorang, kamu harus mencocokan seleramu dengan selera mereka, membuatmu mengatakan hal-hal sok tahu seperti, “Hei pak, aku tahu tempat bagus ini, hebat eh? Fuhihi.” Ini membuatmu tidak bisa mulai berpetualang seperti seorang petualang. Tapi sendirian, kamu bisa memasuki sebuah kedai tanpa harus memikirkan basa basi tersebut. Jiwa petualang itulah yang menuntunmu pada penemuan baru dan pengembangan selera kulinermu. Dengan kata lain, seorang penyendiri selalu penuh dengan jiwa pionir dan merupakan seorang petualang zaman modern dengan semangat dan gairah seorang penantang. Maka dari itu, untuk hari ini, aku telah menetapkan untuk menuju sebuah kedai ramen di lingkungan ini yang jarang kumasuki. Persis seperti kata orang semut di seberang lautan tampak, gajah di pelupuk mata tak tampak, menuju ke tempat tak diketahui yang bisa kamu capai merupakan sebuah strategi yang menabjubkan. Itu adalah psikologi terbalik terhadap logika orang dari Tokyo yang tidak pergi ke Tokyo Tower. Untuk beberapa saat, bus ini berguncang kesana-kemari. Setelah sampai pada tujuanku, Kaihin Makuhari, aku berjalan. Tidak melakukan apapun selain berjalan. Karena tempat ini adalah suatu tempat aku berkeluyuran tanpa tujuan pada saat pulang dari sekolah, ada satu kedai yang sudah kuintai selama beberapa saat sekarang, suatu kedai baru yang ingin kujelajahi. Aku berjalan dengan lesu ke kedai tersebut sambil dipanggang di bawah terik matahari musim panas. Kelembaban yang tinggi ini sangat menjengkelkan, tapi seakan mengusirnya, suatu suara timbre yang menyegarkan mengisi tempat tersebut. Yang berasal dari lonceng sebuah gereja adalah dentingan bernada tinggi. Tempat ini dipenuhi jajaran hotel mewah dengan banyak aula pernikahan. Pada salah satu aula tersebut, suatu upacara pernikahan sedang digelar. Suatu suasana yang meriah menguasai sekelilingnya dan muncul dari balik pagar tersebut adalah suara-suara yang meneriakkan restu mereka. Sebenarnya ini yang pertama kalinya aku melihat sebuah pernikahan, jadi aku memutuskan untuk mengintipnya. Saat melakukannya, aku melihat kebahagiaan seakan kebahagiaan itu secara fisik tervisualisasi ke dalam sebuah gambar. Tapi, hmm, aku bisa melihat sejenis noda hitam pada sudut pandanganku… Aku menggosok mataku dan membelalakan mataku untuk melihat dengan lebih cermat. Jangan terpusat pada satu titik, pandang semuanya tanpa menatap, dan itulah apa yang dimaksud dengan “untuk melihat”… Aku mematuhi ajaran dari Takuwan Oshou <ref> Karakter dari Vagabond yang didasarkan pada Takuan Sougou. </ref> dan memandang dengan lebih cermat pada noda hitam tersebut. Sosok itu dibalut dengan warna hitam dan cuma satu-satunya yang memancarkan aura seorang pecundang. Dan sekarang, warna hitam tersebut sedang menyerap cahaya dari sekelilingnya, bahkan mengubah sinar dari matahari. Di dalam dunia kebahagiaan tersebut, hanya satu tempat yang dililit dengan keyakinan yang menyerupai dendam. Belum dibilang, ia sedang bergugam dengan suara pelan, “Pergi ke neraka, aaaamen…”<ref> Lirik single J-pop oleh Sugar, “Wedding Bell”. </ref> Ya, itu pasti seseorang yang kukenal… “Sekarang kalau kamu bisa segera bergegas menikah.” “Aku yakin pasti selanjutnya giliran Shizuka-chan!” “Hei Shizuka-chan, aku berhasil menemukan satu orang baik lagi. Aku yakin ini pasti akan berjalan dengan baik kali ini, jadi apa kamu mau mencoba bertemu dengannya?” “Shizuka. Kamu tahu, ayah sudah menyisihkan uang untuk cucu kami…” Untuk setiap komentar baginya, bintik noda kehitaman itu akan bergetar. Tekanan spiritualnya … menghilang…? Aku rasa aku mungkin sedang menyaksikan sesuatu yang seharusnya tidak kulihat. Aku segera memalingkan pandanganku dan mulai berjalan pergi seakan aku tidak melihat apapun. Tapi kamu jangan lupa. —–Kalau kamu menatap lama ke dalam jurang tiada ujung, jurang tersebut juga akan menatap ke arahmu… “Hi-Hikigaya!” Tiba-tiba, bintik noda hitam itu meneriakkan namaku. Pasutri yang lebih tua di dekat suara itu mengamatiku. Aku secara insting membungkuk balik. Dan kemudian mereka membalasnya dengan bungkukan mereka sendiri. Apa-apaan, apa ini dihitung sebagai bertemu orangtuanya juga? Apa satu-satunya pilihanku disini adalah untuk bertanggung jawab dan menikahinya…? Noda hitam itu berpaling kembali pada pasutri tersebut dan berkata dengan cepat,, “O-Oh, yang di sana itu anak bermasalah! A-aku ada pekerjaan yang harus kutangani, ja-jadi aku pergi dulu sekarang!” Noda itu berlari ke arahku selagi hak tingginya mengetuk lantai. “Hikigaya! Kamu datang di saat yang tepat! Kamu menyelamatkanku!” kata noda hitam itu. Dilihat lebih cermat, noda itu adalah seorang nona cantik yang lebih tua yang mengenakan gaun hitam. Dia mengenggam tanganku dan kami meninggalkan tempat itu. “Huh? Tunggu sebentar, permisi…” Ketika seorang nona cantik yang lebih tua mencengkram tanganmu, pilihan apa yang bisa kamu ambil selain ikut pergi bersamanya dengan patuh? Untuk beberapa saat, kami terus berjalan. Sesaat setelah kami berbelok pada simpang menuju ke sebuah taman, kami akhirnya berhenti. “Phew… Kelihatannya kita berhasil kabur untuk sekarang…” Nona itu mengelus dadanya saat dia menghela lega. Gaun pesta hitamnya membentuk lengkungan yang elegan dengan alur tubuhnya dan selendang bulu lehernya menyelimuti tengkuk putihnya. Rambut terikatnya berwarna hitam berkilau seakan rambutnya disesuaikan bersama dengan gaunnya. Tangan yang mencengkramku mengenakan sarung tangan hitam yang sesuai dengan gaunnya itu mengejutkannya lembut. “Um…” “Hm? Ahh, maafkan aku. Aku membuatku kaget, bukan?” Nona cantik modis itu tersenyum dan membawaku menuju sebuah bangku. Dia kemudian mengeluarkan sebatang rokok dari tasnya dan mulai mengetuknya untuk mengetatkannya. Itu adalah gaya seorang bapak tua yang bertolak belakang dengan penampilannya. Dia menyalakan mancis seratus yennya dan dengan perlahan menyulut rokoknya. Aku sepenuhnya ternganga karena betapa berbedanya dia terlihat sesaat barusan, tapi tidak mungkin aku bisa salah mengenalnya sekarang. Hiratsuka Shizuka, penasehat klub Servis. Ohh, dia sebenarnya sangat cantik kalau dia menyempatkan waktu untuk berdandan… “Um, apa tidak masalah kamu pergi seperti itu? Bukankah itu upacara pernikahan?” “Aku yakin mereka tidak akan keberatan. Aku meninggalkan kado ucapan selamatku pada mereka.” “Bukankah ada pesta setelahnya atau semacamnya?” “Ada apa denganmu? Kamu sedang amat pengertian, ya?” “Bukan, itu acara yang penting, bukan?” “…Phew. Itu upacara sepupuku, jadi mereka tidak akan memerlukanku.” Hiratsuka-sensei memalingkan pandangannya dengan sedih dan dengan rokoknya menggantung pada mulutnya, dia bergugam lagi. “Sedari awal aku tidak ingin pergi. Aku harus menghadapi sikap pengertian sepupuku yang lebih muda, bibiku selalu berbicara tentang pernikahan, dan orangtuaku yang ribut… Untuk apa memberi kado ucapan selamat kalau aku harus mendengar sanak saudaraku mengomel…” Dia mengeluarkan rokoknya dengan helaan yang panjang, panjang sekali dan menghancurkannya dengan tangannya. Tidak banyak yang bisa kukatakan sekarang… Ketika suasananya menjadi anehnya hening, Hiratsuka-sensei mengubah suasana hatinya dan bertanya, “Jadi, apa yang sedang kamu lakukan di sekitar sana?” “Aku sedang pergi untuk memakan ramen.” “Ramen, huh? Kenapa tidak terpikirkan itu olehku?” kata Hiratsuka-sensei dengan lonjakan energi yang tiba-tiba. Mata yang sayu barusan sekarang penuh dengan semangat. “Pas sekali, dengan semua resepsi yang harus kutangani, aku jadinya melewatkan makan siangku… Cocok, aku akan ikut denganmu.” “Ya, kurasa aku tidak keberatan.” Mmkei, di sini aku akan menuntunnya, jadi aku mulai berjalan. Hiratsuka-sensei mengikuti di belakangku, sepatu haknya mengetuk lantai dengan ribut. Dipikir lagi, penampilan orang ini benar-benar menyolok! Lihat saja betapa banyak perhatian yang dia dapatkan! Ketika kita keluar memasuki jalan yang lumayan padat, pandangan dari orang-orang di sana tertuju pada kami. Melihat betapa menyoloknya penampilannya, juga terlihat cantik dan sebagainya, kamu hanya tidak bisa menahan diri untuk tidak melihatnya. Namun, orang tersebut, kelihatannya tidak keberatan karena dia berbicara padaku seperti biasa. “Kudengar kamu memberi beberapa nasehat pada seorang calon adik kelasmu. Aku tidak menyangka kamu benar-benar melanjutkan tugas Klub Servis biasamu selama liburan, aku terkesan.” “Anda keliru. Bagaimana pula anda bisa tahu itu…?” Nah, itu baru menakutkan bagaimana kamu bisa mengetahuinya… “Aku diberitahu oleh adik kecilmu.” “Kapan persisnya kalian berdua menjadi begitu dekat…?” Garis Komachi yang melibatkan kenalanku bukan sesuatu yang bisa ditertawakan. Bukankah ini sudah garis ABCD <ref> Sejarah. Jepang sewaktu Perang Dunia 2 di-embargo oleh 4 negara utama, America, British, China, dan Dutch. </ref> sekarang? Apa aku sebaiknya menguatirkannya? A untuk “anak gadis bodoh” Yuigahama, B untuk “buasnya Hiratsuka-sensei”, C untuk “cantiknya Komachi!”, dan D untuk “dak tahu, siapa dia lagi?” Kawa-entahapa-san… Kalau kita mendapat sanksi ekonomi, kita sebaiknya melawan balik dengan mentalitas disanksi. “Dia itu adik yang baik. Terkadang, aku rasa aku akan senang bisa mendapat adik seperti itu. Oh, aku tidak memaksudkan apapun di baliknya.” “Mempertimbangkan perbedaan usia kalian, kalau pun terjadi suatu kesalahan, kalian malah akan lebih mirip ibu dan anak, bla, bla…” “Hikigaya…” Sial, dia akan meninjuku… Aku secara refleks memejamkan mataku dan menyiapkan tubuhku. Tapi tinju tidak dilancarkan ke arahku. Aku membuka mataku karena penasaran dan Hiratsuka-sensei terlihat depresi. “Saat ini lelucon seperti itu menyakitkan…” “Ma-maafkan aku!” Cepat seseorang! Cepat seseorang nikahi dia! Kalau tidak ada yang menikahinya, akhirnya aku yang akan menikahinya! Tolong seseorang lakukan sesuatu untuk dia.
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information