Editing
Oregairu (Indonesia):Jilid 6 Bab 4
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
===4-2=== Selepas sekolah, satu hari setelah amukan luar biasa Yukinoshita, coret itu, Yukinoshita menjadi sangat aktif dalam rapat reguler, di kelas 2-F, di mana Ebina Hina menjadi sangat aktif, maksudku, Ebina Hina luar biasa mengamuk. “Saaaaalah! Ketika kamu menarik dasi pengusaha, kamu harus bersikap lebih menggoda! Kamu pikir ‘jas untuk sesuatu’ itu apa, huh!? Jas macam apa itu…? Dihadapkan pada arahan berapi-api Ebina-san, para lelaki meneteskan air matanya. Tapi, tidak semua lelaki semenyedihkan mereka. Di antara mereka ada seseorang yang diberikan keramahan yang hangat. “Um, bukankah ini sudah cukup…?” kata Hayama, suaranya gelisah karena dikelilingi para gadis. “Masih belum, masih belum!” “Yang sesungguhnya baru dimulai!” Gadis yang mengelilinginya membantahnya dengan antusias. Kelihatannya, para pemeran sedang di tengah sesi berdandan. Menargetkan pertunjukkan langsung, mereka terus menerus melakukan percobaan. Sagami juga ada di dalam kelompok itu… Yah, memang masih ada sedikit waktu sebelum rapat komite panitia. Dan Totsuka, dengan tiga gadis yang mendandani rambutnya, benar-benar terpatung. “Totsuka-kun, kulitmu baaaaaagus sekali.” “Ya, sayang sekali kalau kamu tidak didandani dengan sedikit make-up.” “U-Um… Ini cuma latihan, jadi kurasa kita tidak perlu make-up.” Totsuka menolak dengan sangat segan, tapi keimutannya menjadi bumerang baginya. “Menggunakan make-up juga perlu latihan!” “Benar sekali!” Dia malah lebih mengobarkan api semangat gadis-gadis itu. Tubuh Totsuka semakin meringkuk mendengar pernyataan mereka. “O-Oke… Ku-kurasa begitu. Latihan itu penting, ya.” Melihat Totsuka terlihat begitu patah semangat membuatnya terlihat sedikit menyedihkan, tapi pemikiran dia akan menjadi lebih imut menahan hasratku untuk menghentikan mereka, kelemahan di dalam hatiku. Omong-omong, perbedaan perlakukan di antara kelompok-kelompok make-up itu cukup buruk. Maksudku, di tempat Tobe dan Oooka, gadis-gadis itu menyelesaikan dandanan mereka dalam hanya sekitar lima menit. Kalau untuk ketua kelas, dia menggunakan sebagian besar make-upnya sendiri karena tidak ada orang yang datang membantunya. Ditambah lagi, mungkin karena dia begitu ahli, caranya terlihat begitu terbiasa melakukannya juga membuatku merasa jijik… Tapi bukan cuma aku yang mengamati sesi mendandan tersebut. Miura melihat ke arah kelompok Hayama dan membuka mulutnya, terlihat seakan ada sesuatu di dalam benaknya. “Jaaaaadi, apa yang mesti kita lakukan untuk gambar-gambarnya? Bukankah kita, macam, perlu poster? “ Mendengar gugaman itu, Ebina-san berjalan ke arahnya dan mengacungkan jempolnya dengan semangat. “Yumiko, itu bagus! Benar! Kalau kita mau mengumpulkan orang terbanyak untuk sebuah drama musikal siswa, maka kita harus mengunggah gambar pemerannya. Dan kemudian, kita juga harus mempublikasikan detail-detail kecil tentang para pemerannya. Untuk MusikalKecil, kita cuma ingin karya aslinya membawa kita sampai ke satu titik dan membiarkan sisanya ditangani oleh kekuatan para pemeran kita!” Ada apa dengan singkatan MusikalKecil itu? Dipikir lagi, dari industri mana kamu? Dengan percakapan Miura dengan Ebina sebagai pemicunya, diskusi kelas beralih ke topik selanjutnya. “Bagaimana soal kostumnya? Sewa kostum mungkin?” “Tapi nanti jadi kotor.” Gadis-gadis itu mengerang, dan seperti sebelumnya, Ebina-san berjalan ke arah mereka. “Tidak, tidak, pangeran kecil paling tidak harus memiliki gambaran visual yang berkesan, jadi kostum yang sudah jadi tidak bisa dipakai. Walau yang lain seharusnya tidak masalah memakai kostum sewaan.” “Apa itu masalah besar? Tidak banyak orang yang pernah melihatnya…” “Apa kamu sedang meremehkan penganut karya asli!? Apa kamu ingin dihancurkan di internet!?” Ebina-san menggerutu dan menyatakannya dengan semangat tingg. Kali ini, sebuah suara muncul dari arah lain. “Mmm, kalau kita menyewa kostum, kita akan terlalu memaksakannya. Dana kita akan nyaris mencukupinya. Jujur saja aku lebih baik memilih untuk menggunakan sisa dananya untuk hal-hal lain, mungkin…” Selagi Yuigahama menggaruk-garuk kepalanya dengan pulpennya, dia menekan-nekan kalkulator dan mulai menuliskan sesuatu pada catatannya. Kamu sedang bersikap seperti seorang ibu rumah tangga, kamu tahu. “Tidak bisa kita buat saja?” kata sang Ratu, mendengar dan kemudian menyuarakannya. Rakyatnya kemudian mulai mempertimbangkannya. “Apa ada yang bisa menjahit?” “Aku cuma pernah melakukannya di kelas, jadi.” Haa, mereka punya jumlah kekuatiran yang seimbang, huh? Aku berdiri di sisi jendela, terkesan, dan aku melihat rambut kuncir kuda yang terus menerus keluar masuk lapangan pandangku. Dia Kawagoe. Mungkin. Kawashima sedang melirik-lirik ke arah percakapan mereka, menunjukkan tampang penuh minat dari tadi. Aku sedikit terkejut. Aku tidak menduga Shimazaki itu orang yang akan tertarik dengan hal-hal semacam itu. Mendapati itu agak aneh, aku memutuskan untuk menyelidiki tingkah laku Okazaki dengan lebih cermat, dan kelihatannya kata-kata “buat”, “pakaian”, dan “menjahit” menarik perhatiannya. Selagi aku berpikir itu begitu tidak sesuai dengan kepribadian Okazaki, aku memanggilnya. “Hei, kalau kamu mau melakukannya, sebaiknya katakan saja.” “A-Apa-apaan yang sedang kamu katakan!? Macam betul saja aku mau!” Kawasaki mendadak meloncat dari kursinya mendengar suara suka ikut campurku… Jackpot, huh? Jadi jawaban yang benar adalah Kawasaki. Oke, mungkin Okazaki terlalu melenceng. Walau tidak masalah bahwa aku menebaknya dengan benar, dia mungkin hanya akan menolaknya tidak peduli apapun yang kukatakan. Jika demikian, caranya adalah lewat pintu belakang. “Hei, Yuigahama.” “Waaah! Hei!” Kawasaki menarik-narik lengan bajuku, memintaku untuk berhenti. Aku rasa dia sebaiknya berhenti bereaksi seperti itu, karena anehnya itu merangsang sisi sadisku. “Ada apa?” Yuigahama berjalan kemari dan meletakkan pena merahnya di atas telinganya. Apa kamu itu pak tua di pacuan kuda? “Kawasaki bilang dia ingin mencobanya.” “H-Huuuh!? A-apa-apaan yang kamu katakan!? Karena aku tidak bisa membuat sesuatu seperti itu. Sesuatu serumit itu mustahil! Maksudku, aku tidak pernah membuat pakaian apapun sebelumnya… Um, jadi aku hanya akan menganggu…” Jadi kamu pernah menjahit sesuatu selain pakaian? Yuigahama menatap ke arah Kawasaki seakan dia sedang merenungkan sesuatu. Kawasaki menggeliatkan tubuh langsing berproporsi indahnya dengan tidak nyaman dan meringkuk. Tatapan Yuigahama berhenti di suatu tempat. “Hei, apa kamu sendiri yang membuat ikat rambut itu?” tanya Yuigahama, dan Kawasaki mengangguk. “Boleh aku lihat sebentar saja?” Segera setelah dia selesai mengatakannya, dia mengulurkan tangannya pada rambut Kawasaki. Rambut panjang terikatnya terurai. Yuigahama, dengan ikat rambut itu di tangannya, menyuarakan kekagumannya. Ikat rambut yang melingkar pada telapak tangannya itu entah kenapa mengingatkanku dengan celana dalam, jadi itu membuat jantungku melompat sedikit. “Hina. Kemari dulu.” “Okeeeee.” Ebina-san berjalan kemari setelah dipanggil. Dia mengamati ikat rambut itu dengan penuh minat. “Itu, dijahit dengan tangan… Tapi, aku juga membuat satu ikat rambut dengan mesin jahit.” kata Kawasaki, dan dia mengeluarkan ikat rambut lain dari kantung jasnya. Ini juga terlihat seperti celana dalam. “Hoh, hoh… jahitannya sangat rapi, dan warnanya manis… Kamu bisa menjahitnya dengan tangan dan juga bisa memakai mesin jahit… Hebat! Kawasaki-san, kuputuskan memilihmu! Kami akan mengandalkanmu untuk kostumnya~” “Eh, tung— kamu tidak bisa…” Kawasaki mengikat rambutnya kembali dan menunjukkan ekspresi gelisah dan enggan, setelah diminta dengan cara yang teramat santai. Berseru “nah, nah” Yuigahama menenangkannya. “Hina tidak juga langsung memutuskannya. Kawasaki, kamu memperbaiki jas dan blusmu dan sebagainya, kan? Kurasa dia memintamu karena dia tahu itu semua.” [[File:YahariLoveCom v6-115.jpg|200px|thumbnail]] …Begitulah Yuigahama. Matanya cukup jeli ketika berbicara soal mengamati orang. “Ah, oke, eh?” Kawasaki menjawab dengan setengah-hati, dengan ekspresi yang linglung, tapi juga tercengang. Dia mungkin merasa terkejut dan senang bahwa hal-hal yang sepele seperti itu dimengerti oleh mereka. “Benar! Dengan dana terbatas yang kami miliki, kami harus mencari cara untuk menggunakannya se-efektif mungkin, dan kami kebetulan memiliki teknologi untuk itu. Itulah alasannya aku ingin mempercayakannya padamu. Tidak usah kuatir! Kalau ada masalah yang timbul, aku akan bertanggung jawab!” kata Ebina-san, menepuk dadanya memberitahu dia untuk menyerahkan semua itu pada dirinya. Dia benar-benar bermasalah karena dia mengejutkannya terdengar masuk akal mempertimbangkan itu dia yang kita bicarakan. Karena dia biasanya menyembunyikan kebijaksanaannya, itu hampir membuatku ingin meragukan apakah kepribadiannya ini bukan hanya suatu akting. “Kalau begitu, maka, kurasa aku bisa melakukannya…” Ebina-san mencengkram Kawasaki, yang merona merah, pada bahunya. “Uh huh, akan kunantikan. Oh dan juga, kita akan memberi tambalan pada pakaian untuk ‘narator’. Kita akan membuatnya terlihat agak lusuh. Kita akan menaruh sedikit noda, noda yang tidak akan menghilang.” Dengan tawa “gufufu” busuknya, tidak ada sedikitpun kebijaksanaannya yang tersisa. Dipikir lagi, aku sama sekali tidak memahami orang ini… Setelah memastikan masalah mengenai kostum sudah disebar-luaskan, akhirnya, tidak ada lagi hal yang bisa dilakukan. Semua orang pergi menyibukkan diri mereka pada tugas mereka masing-masing. Aku, juga, memiliki kewajiban untuk dikorbankan di komite panitia yang tidak ingin dilakukan siapapun. Aku berjalan pergi untuk menyelesaikan tugas tersebut. Beranjak untuk meninggalkan kelas, Yuigahama melihat gerakanku. Dia melihat ke sekeliling ruangan dan memanggil Sagami. “Sagamin, bagaimana dengan komitenya?” “Eh? Oh, ya, tidak apa-apa seharusnya.” “Tapi…” “…Ah, itu, aku rasanya tidak bisa banyak membantu jadi aku cuma akan menghalanginya, kan?” “Itu tidak benar. Kamu akan banyak membantu. Tapi pekerjaannya banyak sekali jadi lebih baik untuk membagi beban kerjanya, kurasa.” “Tidak apa-apa, tidak apa-apa. Yukinoshita-san beeeeeegitu handal~ Lagipula, aku harus menulis formulir untuk pertunjukn kelas kita, kan~” Selagi aku mendengarkan percakapan itu dari balik punggungku, aku dengan perlahan menutup pintunya. Persis setelah meninggalkan kelas, aku berpapasan dengan Hayama. “Pergi ke komite?” Hayama sedang menggosok kertas pembersih untuk dandanannya. Dia pastilah kembali dari kamar kecil setelah membersihkannya. “…Ya.” “Begitu ya, apa kamu keberatan kalau aku pergi bersamamu?” “…?” tanyaku dengan hanya ekspresiku saja, “Kenapa? Apa-apaan yang kamu katakan? Maksudku tentu kamu boleh ke sana, tapi kita tidak perlu pergi bersama-sama, kan? Dipikir lagi, kamu tidak perlu pergi, serius. Terserahlah, beri aku alasan, eh?” Hayama tersenyum. “Formulir untuk organisasi sukarelawan. Aku cuma pergi untuk mengambil beberapa dokumen.” “Ah, jadi begitu ya.” Alasan yang lumayan umum bagi Hayama. Dia sangat-sadar bahwa dia adalah orang yang menyolok. Festival Budaya ini juga mencari seseorang seperti itu. Itulah kenapa dia bersusah payah untuk menanggapi hal tersebut. Aku tidak bertanya apapun lagi, sama halnya dengan Hayama, dan kami meninggalkan kelas. Aku merasakan semacam tatapan yang penuh gairah menusuk-nusuk punggungku, tapi aku mungkin salah. Benarkan? Ebina-san?
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information