Editing
Oregairu (Indonesia):Jilid 9 Bab 7
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
===7-2=== Keesokan paginya setelah teryakinkan dalam caraku sendiri selagi aku berguling-guling di rumahku. Aku bangun pada jam yang sama seperti biasa, memakan sarapanku, dan berangkat ke sekolah dengan sepedaku. Atau begitulah bagaimana itu seharusnya berjalan, tapi saat aku semakin dekat ke sekolah, kakiku yang mengayuh melemah, di mana aku pada akhirnya nyaris tidak berhasil untuk menyelip ke dalam kelas sebelum terlambat. …Ya, macam sungguh, itu hanya tidak memungkinkan. Karena pun<!--For one thing-->, kepribadianku tidak pernah merupakan tipe yang bisa hanya dalam satu hari menutupi kejadian memalukan itu. Selagi aku mengerang di dalam hatiku, tidak membuat alasan-alasan pada siapapun, aku terus tumbang ke depan di atas mejaku. Untuk sekarang, aku sedang memastikan untuk super berhati-hati untuk dekat-dekat dengan <!--getting anywhere near-->Yuigahama karena itu terlalu memalukan. Meski begitu, Yuigahama kelihatannya agak terus memperhatikanku <!--mindful-->sebab mata kami akan bertemu secara tak sengaja selama ''homeroom'' pagi dan bahkan selama pelajaran. Ketika mata kami bertemu, aku akan segera memalingkan mataku dan membuat sikap tertidur. Apa-apaan ini? Sungguh apa-apaan ini…? Aku akan merapal berulang-ulang seperti aku sedang merapal sutra umat Buddha ketika aku terpatung-patung selagi aku menghujamkan kepalaku ke buku catatanku yang terbuka. Selama lonceng istirahat, aku akan berkeliaran tanpa tujuan ke kamar mandi dan mesin-mesin penjual minuman dan selama jam makan siang, aku akan memakan makan siangku di tempat biasa sambil menggugamkan “dingin, dingin” lagi dan lagi. Namung, meskipun jam yang kupikir rada lamban tersebut mengingat semua yang terjadi tadi, itu mengejutkannya cepat hari ini.Still, even though the clock I thought was rather slow given all that happened, it was surprisingly fast today. Ketika aku menyadarinya, sudah lepas sekolah. Akhirnya, akhirnya waktunya sudah tiba. Tapi jika aku bertengger di sekitar sini terlalu lama, Yuigahama yang sedang berbicara dengan Miura dan yang lain sekarang ini mungkin akan datang ke sini untuk mengajakku pergi ke klub brsama-sama. Itu, sedikit, bermasalah, maksudku, itu sedikit memalukan. Yuigahama tidak mendekatiku sama sekali seakan dia sudah menduga sesuatu dari sikapku atau dia sudah ada rencana dalam pikirannya. Tapi itu lain cerita kalau sudah selepas sekolah. Sebelum keadaannya berubah menjadi itu, aku sebaiknya meninggalkan ruang kelas. Aku dengan lesu berjalan melintasi lorong yang menyambung dari bangunan sekolah ke bangunan spesial. Jujur saja, kakiku terasa jauh lebih berat dibandingkan hari setelah menyatakan cintaku dan ditolak sewaktu SMP. Memikirkan hal tersebut, aku itu kurang lebih kalem karena aku sudah ada gambaran jelas akan reaksi yang akan kudapat. Mereka akan antara membuatku menjadi bahan lelucon yang menabjubkan atau kemungkinan, mereka akan membuat pesona “dengan riang bersikap seperti biasa dan berpura-pura tidak peduli”, tapi faktanya mereka tidak bisa melakukan itu sama sekali karena mereka terlalu sibuk membuat tawa yang ditahan-tahan. Astaganaga, itu terasa seperti aku tidak diabaikan sedikitpun. Walaupun respon yang sudah ditetapkan semacam itu sendiri akan terasa nyaman. Tapi aku tidak tahu respon semacam apa untuk disangka dari mereka berdua. Selagi aku berpikir sambil berjalan, aku berakhir sampai ke depan ruangan itu. Aku rasa aku sedang berjalan dengan rada lamban, tapi apa tempat ini benar-benar sedekat itu? Biasanya, aku akan setidaknya melemparkan satu pandangan ke luar jendela, tapi hal tersebut kelihatannya tidak menarik perhatianku hari ini. Aku membuat suatu helaan selagi aku berdiri di depan pintu tersebut… Aku ingin pulang. Pemikiran itu terlintas dala pikiranku. Tapi orang yang membuat permintaan bantuan itu diriku. Pilihan untuk mundur dari sini itu tidak ada. Aku menyiapkan mentalku dan menggeser pintu ruangan tersebut. Pintunya tidak terkunci dan karena matahari masih jauh di atas, ruangan itu dipenuhi oleh cahaya. Gordennya dibiarkan terbuka. Meja-meja dan kursi-kursi yang tidak dipakai ditumpuk di atas satu sama lain, tapi tiga tempat duduk dan satu meja ada di sana, tidak berbeda dari biasanya. Dan yang sedang duduk pada salah satu kursi itu adalah Yukinoshita. Yukinoshita mengangkat kepalanya dari buku yang sedang dibacanya. Dia berbicara dengan ekspresi kalem yang biasa dan tidak berubah itu. “Halo.” “Ah, ya.” Reaksi Yukinoshita itu lebih normal dari yang kusangka sampai itu terasa sedikit antiklimatik. Jadi itu intinya sesuatu yang menganggu hanya si orang tersebut sementara itu tidak menganggu orang-orang di sekelilingnya. Itulah suatu contoh utama sedang bersikap terlampau sadar-diri. Sedikit lega, aku duduk di tempat duduk diagonal dari tempat duduk Yukinoshita dan mengeluarkan sebuah buku dari tasku. Aku membuka bukunya ke tempat penanda bukunya terletak, tapi aku sama sekali tidak ingat apa yang sudah kubaca. Ketika aku membalik kembali halaman-halamannya, aku akhirnya menemukan kalimat-kalimat yang familier. Kelihatannya aku akhirnya akan bisa benar-benar selesai membaca setelah sekian lama.<!--It looked like I was finally going to get some real reading done after a long time.--> Waktu damai dimana Yukinoshita dan aku tidak mengucapkan apa-apa berlanjut. Terkadang, suara halaman dibalik dan suara batuk dapat terdengar. Tapi batukan yang terus menerus itu akhirnya mengangguku. Ketika aku dengan santai melihatnya, Yukinoshita terbatuk sekali lagi sebelum berbicara. “Um,” Yukinoshita terbatuk lagi seakan sedang mencoba untuk menyingkirkan suaranya yang sedikit pecah. Dia melirik ke arahku untuk melihat bagaimana reaksiku, tapi ketika mata kami bertemu, dia segera memalingkan matanya. “…Um, mengenai hari ini, bolehkah aku menanyakan tempat dan waktunya?” Itu benar. Bahkan setelah aku memasuki ruangannya, aku kehilangan waktu yang pas untuk berbicara, tapi sekarang ini, aku sedang meminta Klub Servis untuk membantuku dengan acara Natal itu. Tapi kami kekurangan satu orang lagi. Kmi mungin sebaiknya menunggu dia. “Aah, benar… Apa kamu keberatan jika kita menunggu Yuigahama untuk sampai ke mari dulu?” “…Aku rasa begitu. Toh, itu akan menjadi dua kali kerja.” Yukinoshita menurunkan matanya pada bukunya dan berkata dengan suara kecil. Semenjak itu, Yukinoshita tidak mengatakan sepatah kata pun dan aku juga tidak mengatakan sesuatu<!--in particular-->. Aku pikir waktu hening ini akan berlanjut untuk sedikit lebih lama lagi. Tapi keheningan itu dikubur oleh suara pintu digeser dengan keras. “Yahallo!” Orang yang masuk terutama dengan begitu bersemangatnya mengatakan itu adalah Yuigahama. “…Ya.” “Halo.” Ketika kami semua menukarkan sapaan kami, Yuigahama membuat sebuah senyuman puas dan menuju ke tempat duduk yang selalu didudukinya. Dan ketika dia sampai ke tempat duduknya, dia berpikir<!--went into thought--> sejenak dan dengan ributnya menggeser tempat duduknya ke arah Yukinoshita. Tempat duduk itu kelihatannya jauh lebih ringan dari yang kuduga. Setelah Yuigahama menyesauaikan posisi tempat duduknya, dia membuat suatu tawa “ehehe” selagi dia duduk. “…Dekat.” Ketika Yukinoshita membuat suatu gugaman kecil dan risih itu, dia menggeser tempat duduknya sedikit menjauh. Setelah itu, Yuigahama mengikutinya dengan menutupi jarak yang dibuka Yukinoshita dengan menggerakkan tempat duduknya lagi. “…Um, Yuigahama-san… Bolehkan kamu bergeser agak menjauh sedikit?” Yukinoshita berkata dengan segan dan ekspresi Yuigahama berubah menjadi cemberut. Dia kemudian menggerakkan tempat duduknya sedikit menjauh, meletakkan tangannya pada lututnya, dan menunduk ke bawah. “Ah… Oke, aku rasa begitu…” “Um, bukan itu apa yang…” Melihat Yuigahama bertingkah seperti itu, Yukinoshita terlihat seperti dia ingin mengatakan sesuatu, tapi menjadi terdiam. Itu adalah suatu percakapan yang masih terasa sedikit tidak nyaman entah dimana. Bahkan aku merasa letih hanya dengan melihat mereka. Yah, kami memang membuat percakapan dangkal itu sudah untuk beberapa saat ini dan kami memang juga membuat kekacauan itu semalam. Itu mungkin sedikit sulit untuk mencoba akur kembali<!--get on good terms--> dengan satu sama lain seperti sebelumnya dengan begitu cepatnya. Atau begitulah yang kukatakan mengenai itu semua, tapi bahkan aku juga tidak tahu bagaimana menangani itu semua dengan semestinya. Aku tidak tahu apa jawaban yang benarnya sekarang ini, tapi aku ingin percaya bahwa saat ini sekarang itu jauh lebih hidup dibanding waktu yang terbeku itu. Apapun itu, aku perlu melakukan apa yang mesti kulakukan. Ketika aku mencoba untuk mencari waktu yang pas untuk berbicara pada mereka berdua, seperti yang bisa diduga, aku sudah terbatuk untuk beberapa kali. <br /> <center>× × ×</center> <br />
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information