Editing
Seirei Tsukai no Blade Dance:Jilid16 Bab 9
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
===Bagian 2=== "—Zohar mendekat!?" Mendengar laporan itu, Kamito hanya bisa bertanya dengan kaget. Kelompok ini berkumpul di ruang konferensi bawah tanah Demon Fist. Di sekitar meja itu duduklah Ellis, Fianna yang mengenakan seragam Akademi, dan juga Rubia. "—Memang. Menuju ke sini, ke Mordis, secara langsung." "Eh, aku tidak mengerti—" Kamito menunjukkan ekspresi bingung. Claire dan Rinslet, yang telah pergi untuk memanggil Kamito, mungkin melewatkan penjelasan detail, dan mereka pun menunjukkan ekspresi bingung juga. "Sebuah kota yang bergerak menuju ke sini, bagaimana mungkin hal seperti itu terjadi?" "Mungkinkah tim pengintai melakukan kesalahan...?" "Aku sih tidak ingin mempercayainya, tapi sepertinya itu benar—" Rubia dengan tenang menggeleng, kemudian mengulurkan tangannya ke arah cermin proyeksi di meja. "Ini adalah gambar yang dikirim oleh Lily melalui Telepati satu jam yang lalu—" Setelah diresapi dengan kekuatan suci, cermin proyeksi bersinar dengan cahaya putih. Ini adalah artefak sihir yang mampu menampilkan gambar dari jauh, dan juga digunakan oleh penonton selama Blade Dance berlangsung. "...I-Ini adalah!?" Melihat gambar yang ditampilkan di cermin, semuanya menatap dengan takjub. Yang ditunjukkan disana adalah sebuah kejadian yang tidak masuk akal dan menakjubkan. Sebuah kota raksasa, dikelilingi oleh dinding, menghasilkan kepulan debu di belakangnya, kota itu ''bergerak menyusuri tanah''. Tentakel yang tak terhitung jumlahnya menjuntai dari belahan tembok, dan maju perlahan-lahan seolah-olah melahap pasir. Merangkak di tanah, kota itu mengingatkan kita pada jamur berlendir, dan membuat orang-orang yang melihatnya merasa jijik. "...A-Apa ini...!?" Claire mengerang dengan suara kaku. "...Mungkinkah mereka melepaskan segel Leviathan?" Sambil duduk di samping Kamito, Restia berbicara pelan dengan ekspresi serius. "Leviathan?" "Roh militer kelas strategis yang dikerahkan selama Perang Ranbal. Kelasnya sama seperti Jörmungandr yang tidur di tambang gunung Ordesia, itu adalah senjata pemusnah massal yang bahkan melebihinya—" "...Roh? Zohar adalah roh?" "Leviathan adalah roh militer tipe perasuk. Tugasnya adalah bergabung dengan sebuah kota, dan mengubahnya menjadi benteng raksasa bergerak. Menurut catatan perang, Leviathan menghancurkan sebuah kota hanya dalam tujuh belas jam beroperasi." Rubia menjelaskan dengan tenang. "Roh yang menyatu dengan kota..." "...B-Bagaimana ini bisa... s-sesuatu seperti itu masih bisa disebut roh!?" Ellis menggebrakkan tinjunya yang gemetaran di atas meja. Karena kehilangan martabat sebagai roh, dia diubah menjadi senjata yang begitu menakutkan, tentu saja dia merasa kesal melihat roh berpenampilan seperti itu. "Namun, tujuh roh militer kelas strategis seharusnya telah disegel berdasarkan ketentuan perjanjian internasional. Kalau melanggar larangan tersebut, apakah artinya Sjora Kahn berniat untuk memusuhi negara-negara di sekitarnya?" "...Sesungguhnya, aku tidak memperkirakan hal ini." Menghadapi pertanyaan Fianna, Rubia hanya bisa mengangguk. "Satu-satunya kesimpulan adalah, dia sudah tidak mempedulikan dirinya sendiri. Namun, fakta bahwa pasukan pemberontak telah berkumpul di Demon Fist, memberikan kesempatan yang sempurna baginya." "Dia bermaksud untuk menghancurkan mereka sekaligus..." Gambar di cermin proyeksi terlihat kabur karena gangguan dari badai pasir, kemudian transmisi segera terputus. "Hanya inilah yang dikirim oleh Telepati. Menurut kecepatan gerakan benda itu, yang aku takutkan kota itu akan tiba disini dalam beberapa jam." Mendengar apa yang dikatakan Rubia, semuanya terdiam. Dari sudut pandang Kamito, dia merasa sangat khawatir akan keselamatan Muir dan Lily, meskipun dia pikir mereka berdua tidak akan membuat kesalahan fatal. Mudah-mudahan, mereka tidak terperangkap oleh benda itu— "Apa yang seharusnya kita lakukan untuk menghentikan roh militer kelas strategis itu?" Claire menanyakannya. "Setelah diaktifkan, Leviathan tidak akan berhenti sampai pasokan kekuatan suci terputus. Selanjutnya, benda itu kemungkinan besar akan mencuri kekuatan suci warga Zohar—" "Apa katamu!?" Claire tersentak. Roh militer biasanya dikendalikan oleh tim elementalist terlatih. Namun, menurut penjelasan Rubia, Leviathan mampu memperoleh kekuatan sucinya sendiri, itulah sebabnya dia bisa terus beroperasi tanpa akhir. ''(Dia tidak akan berhenti sampai semua penduduk Zohar telah kehilangan nyawanya—)'' "Bagaimana kalau kita mencari tempat untuk mengungsi?" Saran Rinslet. "Menurut kami, itu akan berguna. Tapi, mengungsikan seluruh penduduk ke tempat ini adalah suatu hal yang mustahil." "Oh tidak..." Memang, Rubia benar. Mengevakuasi begitu banyak pengungsi dalam waktu sesingkat ini hanya mungkin terjadi di dalam teori. Lagipula, bahkan jika mereka berhasil melarikan diri, tempat ini bagaikan jalan buntu bagi mereka. Hanya dua takdir yang menanti mereka, mati di atas padang pasir terik, atau dihancurkan oleh Leviathan ketika memusnahkan Mordis— ''(...Bagaimana bisa kita membiarkan mereka mati?)'' Di bawah meja, Kamito diam-diam mengepalkan tinjunya. Para pengungsi memberikan kepercayaan sepenuhnya pada Kamito — atau yang lebih dikenal sebagai Raja Iblis yang telah bangkit. Tidak mungkin baginya mengkhianati kepercayaan itu. "...Apakah ada cara untuk menghentikannya?" "Hanya ada satu cara untuk menghentikan roh militer kelas strategis, yaitu menyusup ke dalam Zohar untuk menghancurkan pusat yang mengkatalis penggabungan Leviathan dan Zohar." "Dimanakah pusat itu berada?" Ketika Kamito bertanya, Rubia menyebar peta di atas meja. "Apa ini?" "Desain lantai Scorpia, yaitu kediaman keluarga kerajaan Theocracy. Aku diam-diam memperolehnya selama bergabung dengan aliran pemuja Raja Iblis." "Kau memang hebat, selalu saja cekatan—" "Anggaplah ada sesuatu yang mengoperasikan Leviathan, maka fasilitas militer yang disebut Demon Circuit terletak di bawah Scorpia, tak diragukan lagi disitulah intinya—" "...Demon Sirkuit?" "Itu adalah reaktor amplifikasi kekuatan suci yang dibuat oleh Raja Iblis Solomon ribuan tahun yang lalu. Memang, dengan menggunakan itu, bahkan seorang Princess Maiden setingkat Sjora Kahn mampu melepaskan Leviathan—" Restia berbicara pelan dengan ekspresi misterius di wajahnya. "...Paham. Apapun itu, yang perlu kita lakukan adalah menghancurkannya." Claire menjadi bersemangat sambil menyatakan itu. "Namun, menyusup ke markas musuh adalah tindakan sembrono." "B-Benar..." "Aku setuju pada rencana yang sembrono, karena tidak ada cara lain untuk menghentikan Leviathan—" "..." Mendengar Rubia, Claire dan yang lainnya membisu seribu bahasa. "Kalau begitu, aku saja yang menghentikannya. Bagaimanapun juga, aku sudah berjanji sebagai Raja Iblis." Pada saat itu, Kamito berdiri. "Aku tidak akan membiarkanmu pergi sendirian. Aku juga ikut." "Aku juga." "A-Aku juga akan pergi." "Dan aku, tentu saja. Sebagai selir Raja Iblis ini, tentu saja aku akan melakukannya—" Claire, Ellis, Rinslet dan Fianna berdiri satu demi satu, kemudian mereka melihat Kamito. "Tidak, aku bisa melakukan ini sendirian…." Kamito menghentikan kalimatnya di tengah-tengah. Mata para gadis memohon dengan tekad yang kuat. —Kau tidak akan meninggalkan kami, kan? ''(Uh...)'' Itu adalah tatapan intens yang membuat Kamito goyah. Dia sudah tau bahwa hal ini pasti akan terjadi, meskipun Rubia jelas-jelas menyatakan ini adalah rencana yang sembrono. Tentu saja, cewek-cewek ini adalah partner yang dapat diandalkan, tetapi pada saat yang sama, mereka juga cewek-cewek berharga yang layak dilindungi. Membawa mereka ke dalam bahaya yang mengancam jiwa, agaknya— Lalu— "Bawa mereka. Mereka pasti akan membantumu." "Restia?" Tak bisa dipercaya, yang pertama kali memecah keheningan adalah Restia yang duduk di sampingnya. Terkejut, Kamito terus menatapnya, untuk melihat senyumnya yang tenang dan mengangguk tanpa kata. Claire dan para cewek lain mungkin juga terkejut atas saran roh itu. Mereka tampak sedikit gelisah, dan mereka pun melihat satu sama lain. Namun, tatapan mereka segera kembali ditujukan pada Kamito— "Y-Ya, kami sudah banyak berlatih agar bisa bertarung di sisimu." "Ya, kami tidak akan menjadi beban." "Aku akan menembak jatuh setiap tentakel menjijikkan itu." "Biarkan aku mendukungmu dari belakang." Mendengar pernyataan Claire, tiga cewek lainnya mengangguk dengan ekspresi percaya diri. Dengan empat sahabat dan roh terkontrak yang menatap pada dirinya— Kamito akhirnya membuat keputusan. ''(...Aku tidak percaya bahwa tadinya aku berpikir untuk bertarung sendirian. Mungkin aku terlalu egois.)'' Bagaimanapun juga, Kamito telah menerima bantuan mereka dalam banyak situasi tanpa harapan. "Aku mengerti. Ayo bertarung di sisiku." "Ya—" Kamito menyetujuinya, dan gadis-gadis pun mengangguk dengan penuh semangat. "—Kami berlima akan menyusup ke dalam Zohar, tidak masalah ‘kan?" Kamito menengok ke arah Rubia dan bertanya. "Aku sih tidak masalah, namun Fianna harus tetap tinggal di sini—" "Eh?" "Rubia-sama, kenapa!?" Fianna protes. "Untuk melindungi Mordis. Untuk bertahan terhadap serangan Leviathan, kita perlu membangun penghalang berskala besar di sekitar kota." "Ya, aku mengerti..." Mengingat laju kecepatan Leviathan, menghancurkan intinya sebelum mencapai Mordis adalah tantangan yang berat. Mungkin mereka perlu memperkuat pertahanan untuk menahan makhluk itu selama mungkin. "...Mengerti. Kalau begitu, aku akan tinggal di sini untuk melindungi kota." Meskipun menyetujui rencana itu, Fianna masih tampak kecewa. "Aku mengandalkanmu, Fianna." "Kuserahkan padamu." "Ya, serahkan saja padaku." Fianna mengangguk dengan tegas untuk menanggapi permintaan Kamito dan Claire. "—Kalau begitu, pertemuan ini selesai. Ada pertanyaan?" Rubia menatap mereka semua satu per satu. "Apakah penyesuaian kakakku belum siap?" Pada saat itu, Ellis mengangkat tangannya. "Velsaria Eva masih menjalani penyetelan ulang. Setelah Elemental Panzer siap, aku akan menugaskan dia untuk memperkuat pertahanan kota." "Dimengerti." Memang, Juggernaut milik Velsaria mempunyai daya tembak yang luar biasa, tetapi juga terbatasi oleh waktu operasi, sehingga tidak cocok untuk misi penyusupan. Menggunakannya sebagai benteng pertahanan adalah pilihan yang lebih baik. "Aku juga punya pertanyaan. Dapatkah Revenant menyelinap ke Zohar?" "Tidak, Revenant tidak dapat digunakan." Rubia menggeleng. L "Kapal terbang militer dilengkapi dengan mekanisme roh sebagai sumber tenaga. Itu mengandung reaktor kekuatan suci, lagipula mekanisme roh adalah mangsa yang sempurna bagi Leviathan. Ketika kapal sebesar itu mendekat dari langit, itu pasti akan menjadi sasaran empuk bagi pertahanan anti-udara." "Bahkan mereka memiliki anti-udara..." "Tentu saja. Bukankah itulah sebabnya mereka disebut senjata kelas strategis?" "Benar juga..." "Lalu bagaimana cara kita menyusup ke dalam?" Tanya Claire. "Gunakan roh naga terbang yang disediakan oleh Dracunia." "Oh itu..." Roh militer naga terbang pasti unggul dalam beradaptasi dengan perubahan situasi, dan cocok untuk misi penyusupan. "Ada pertanyaan lain?" Ketika semuanya menggelengkan kepala, Rubia pun berdiri. "Kalau begitu, rapat diakhiri. Setelah kalian siap, berkumpulan di zona pendaratan naga terbang." Kamito dan yang lainnya bangkit dari kursi mereka, lantas meninggalkan ruangan rapat. Ketika Claire, orang terakhir, hendak pergi, Rubia menghentikannya. "Claire Rouge. Jangan pergi dulu, aku ingin mengatakan sesuatu padamu." "Hah?"
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information