Editing
Seirei Tsukai no Blade Dance:Jilid17 Bab 4
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
===Bagian 2=== Dengan pandangannya sepenuhnya gelap— "....H-Hei, apa kalian belum selesai?" Kamito bertanya takut-takut. "B-Belum geblek!" "Sudah pasti belum!" Akan tetapi, yang dia dapatkan adalah jawaban-jawaban semacam ini. "Sejujurnya, postur ini agak nggak nyaman...." Kamito yang matanya ditutupi mencoba memutar tubuhnya. Akan tetapi, pasir yang menimbun dia nggak bergeming sedikitpun. Yah, dia bisa saja menggeliat keluar kalau dia betul-betul ingin kabur— Tapi kalau dia melakukannya, dia harus mempersiapkan diri untuk menerima serangan dari Claire dan para cewek. "....." ....Dia bisa mendengar apa yang terdengar seperti gemerisik kain yang menggoda. Mungkinkah mereka sedang melepas pakaian dalam mereka...? ''(...Ngomong-ngomong, ini kelihatan betul-betul buruk dari semua perspektif.)'' Kamito mendesah dalam-dalam dalam hatinya. Seluruh tubuhnya ditimbun dalam pasir, dan matanya ditutup. Kalau ada yang melihat ini, mereka mungkin akan memperlakukan dia sebagai orang aneh yang otaknya sudah gangguan... Tidak, ini sudah cukup menyimpang meskipun tanpa memerlukan seorang pengamat. Haaa, bisa dikatakan, dikubur didalam pasir seperti ini juga bisa dianggap sebagai jenis pemurnian. ''(Daripada membuatku gak bisa melihat, kenapa nggak ganti pakaian di tempat yang lebih jauh?)'' Itulah yang dia pikirkan. Kemungkinan, Claire dan para cewek mungkin menganggap bahwa dia sudah cukup jauh. ...Hanya disaat-saat seperti ini Kamito betul-betul mengutuk pendengarannya yang sangat tajam yang diasah selama latihannya di Sekolah Instruksional. "E-Entah kenapa, jantungku berdebar kencang, s-segera setelah aku menyadari aku telanjang diluar ruangan...." "Y-Ya.... Aku netadar seperti aku melakukan sesuatu yang gak bisa disebutkan..." Nggak sadar kalau Kamito bisa mendengar mereka, para cewek mulai berbisik diantara mereka sendiri. "Tapi perasaan kebebasan ini betul-betul menakjubkan. Bahkan bikin ketagihan...♪" "Fianna, A-Apa yang kau bicarakan!?" Suara gemerisiknya semakin banyak. ".....Ugh, p-pasirnya... masuk ke tempat-tempat aneh... Ah... Sungguh menjengkelkan." "Sensasinya.... ugh... terasa agak menjijikkan. A-Aku lebih senang mandi menggunakan air." Sek-sek.... Suara paha yang digosok-gosokkan. ''(Woi, yang benar saja....!)'' Didalam pasir, Kamito tersipu merah. "U-Uwah! A-Apa ini....!?" Lalu, Ellis berteriak. "Ellis, ada apa?" "B-Bukan apa-apa... Uh, umm...." "Tunggu sebentar, ada apa dengan pakaian dalam itu! Itu mengencangkan payudaramu, kan!?" "Aku menyangka Ellis begitu tegas dan sopan. Ternyata kau berani juga...." "Kapten, i-ini gak senonoh!" "S-Salah, bukan begitu!" Ellis membantah dengan nada suara terisak. "Apa maksudmu salah?" "I-Ini adalah pakaian renang kakaku! Sepertinya aku memasukkannya kedalam tasku secara gak sengaja..." "Ah, aku paham..." "Seorang cewek yang ternyata kikuk." Fianna bergumam agak jengkel. "....Hiks." ....Nggak bisa melihat apa-apa, Kamito membayangkan pemandangannya. Dibandingkan dengan postur luar biasa milik Ellis, Velsaria sudah pasti terhitung ramping. Kalau Ellis memakai pakaian dalam milik Velsaria, akan seperti apa itu penampilannya....? ....Gimanapun juga, Kamito adalah seorang cowok remaja. Saat ini, cewek-cewek di usianya sedang memakai pakaian memalukan didekatnya. Meskipun matanya tertutupi, itu hanya merangsang imajinasinya lebih jauh lagi. ''(....! T-Tidak....!)'' Kamito menggelengkan kepalanya, berusaha menghilangkan pikiran-pikiran menjengkelkan yang muncul didalam benaknya. Akan tetapi, para cewek mulai memurnikan diri mereka dengan mandi pasir, tanpa mengetahui semua upaya Kamito. "Baiklah, pertama mari kita membilas tubuh kita dengan pasir." Fianna terlihat sangat menikmati. "A-Aku merasa agak jijik...." "Rasanya aneh." Selain gerutuan verbal mereka, Kamito bisa mendengar gemerisik dari para cewek yang menciduk pasir. "...~, nn... Ah... Perasaan dari pasir yang meluncur terasa begitu geli." "Pasirnya ke pantatku... Nn, pasirnya nempel..." "...Ah, m-menyelinap melewati... payudaraku... Hyah♪" "Ellis, mandi kayak gitu nggak akan membuat payudaramu bersih♪" "Y-Yang Mulia, apa yang kau lakukan, guh.... Ah♪" Bahkan erangan-erangan keluar dari Ellis yang biasanya tegas dan sopan. ''(A-Apa yang terjadi...!?)'' Mau tak mau Kamito menelan ludah. ....Pada tingkat ini, itu terasa seperti segala macam hal gila akan terjadi! ''(K-Kurasa aku harus masuk kedalam pasir dan pergi....)'' Earth Stealth Movement—Menggunakan sebuah teknik pembunuh dari Sekolah Instruksional, dia memutar tubuhnya, menggali kedalam pasir. Tapi mungkin karena hal ini, atau mungkin karena memang nggak terikat kuat, penutup matanya terlepas. "...!" Dengan begitu, pemandangan yang diterangi oleh api memasuki mata Kamito. Claire membeku, dipertengahan melepas celana dalamnya untuk menyingkirkan pasir. Rinslet sedang mengangkat pantatnya yang indah kearah Kamito. Adapun untuk Fianna, dia sedang menggunakan pasir untuk menggosok payudara lembut milik Ellis yang meluap dari potongan kain segitiga yang menahan payudaranya. Pemandangan indah yang seperti mimpi membuat otak Kamito nge-blank, membuat dia membeku di tempat. "...! U-Uwah! K-Kamito, a-apa, a-apa yang kau lakukan!?" Menyadari tatapannya, Claire berteriak sembari wajahnya memerah padam. "N-Nggak tau malu!" "K-Kamito, dasar bejat!" "T-Tidak tunggu! Penutup matanya terlepas secara nggak sengaja—" Menyadari nyawanya dalam bahaya, Kamito segera bangun dari pasir. Melihat tubuh bagian atasnya yang telanjang, cewek-cewek itu menjerit. "A-Apa yang kau tunkukkan pada kami!? D-Dasar bejat! Tukang pamer! Binatang bejat!" "Sekarang siapa yang tukang pamer, lihatlah dirimu sendiri..." Menerima gelombang tuduhan-tuduhan sepihak dari Claire, Kamito nggak mundur. "S-Selain itu, kalau kalian mau mandi pasir, kenapa nggak melakukannya ditempat yang lebih jauh!?" "I-Itu—" "Nggak perlu. Nggak setiap hari aku memakai pakaian renang. Kamito-kun perhatikanlah baik-baik♪" "K-Kau, k-kau, apa yang kau bicarakan? Dasar putri idiot, dasar putri bejat!" Claire terus memukul-mukulkan tangannya pada Fianna. Tubuhnya yang berkembang yang berbalut pakaian renang, sangatlah menarik hingga membuat jantung Kamito berdebar-debar kencang. "P-Pokoknya, Kamito, berbaliklah sekarang!" "Baik...." Melihat Claire hendak mengayunkan cambuknya setiap saat, Kamito buru-buru memalingkan tatapannya. Tepat saat dia menghela nafas "syukurlah".... "....Huh?" Dia mau tak mau mengeluarkan suara bodoh. Didepan dia— Seekor raksasa melayang di udara, memancarkan cahaya biru-putih. "Ap—" Sebelum dia bisa menyelesaikan kata "apa", seketika itu... CRAAASH! Raksasa itu mendarat di tanah. "Kyahhhhh!" "A-Apa yang terjadi!?" Gelombang kejut dari pendaratan itu menghempaskan segala yang ada di sekitar, menciptakan awan debu dan pasir yang besar. "....! A-Apa itu!?" Nyaris gagal tetap berdiri, Kamito membuka matanya dan menatap raksasa yang ada dihadapan dia sekali lagi. Raksasa itu memiliki tubuh berotot dan kepala banteng. Membawa sebuah pedang bermata dua, raksasa itu berdiri tegak sambil menatap Kamito dengan cermat. "A-Apa-apaan ini, kau....!" Terbatuk berulang kali karena pasir, Claire berteriak, masih mengenakan pakaian renangnya. "....! Berani-beraninya kau... karenya.... Gak bisa dimaafkan!" Rinslet dengan mengeluarkan busur elemental waffe miliknya. Dihempaskan oleh angin, panci yang kosong menggelinding ke kakinya. ...Karenya betul-betul habis. "Kalian berdua, tahan!" Melihat Claire dan Rinslet hendak menyerang, Fianna bergegas menghentikan mereka. "Itu roh lho." "Seekor roh? Tapi Yang Mulia, bukankah tidak ada roh di gurun ini?" Ellis bertanya penuh keraguan. Memang, nggak ada roh yang tinggal di Ghul-a-val... Seperti itulah seharusnya. ''(Terus mahluk apa ini...?)'' Kamito terkejut. ...tidak, raksasa yang ada didepan dia sudah pasti adalah seekor roh. Terlebih lagi, roh itu sangat dekat dengan humaniod—seekor roh tingkat tinggi. Memang, nggak akan mengejutkan kalau roh tingkat tinggi tinggal di gurun— Sesaat kemudian— Wham—raksasa berkepala banteng itu mengayunkan pedang besar yang ada ditangannya. Ujung dari pedang itu berada tepat didepan hidung Kamito. "...! Kamito!" Claire berteriak ketakutan. Akan tetapi, Kamito tetap diam tak bergerak, karena dia nggak merasakan permusuhan. :''—Aku adalah penilai—yang bertugas menilai apakah engkau layak.'' Raksasa itu berbicara. Suara yang berat memggema di gurun. "Layak? Untuk apa?" :''—Tuanku hanya akan menyambut orang yang layak ke Makam—'' "Makam katamu?" Kamito segera menyadarinya. ''(Mungkinkah roh ini...?)'' "Penjaga dari Makam Raja Iblis...?" Dibelakang dia, Claire berbicara penuh keterkejutan. "....Aku mengerti. Jadi kau adalah penjaga gerbang." Menatap ujung pedang yang diarahkan padanya, Kamito berkata. Makam Raja Iblis memiliki penjaga, ini memang wajar. Akan tetapi, dia nggak pernah menyangka kalau penjaganya akan muncul secara aktif seperti ini— ''(Tapi sebenarnya ini adalah keuntungan kami...)'' Karena roh ini muncul— Maka sangat tinggi kemungkinannya bahwa Makam Raja Iblis memang benar-benar ada di gurun ini. "Lalu—" Menatap balik roh itu, Kamito berbicara. "Lalu bagaimana caranya kami membuktikan apakah kami layak atau tidak?" :''—Hanya ada satu metode untuk menilainya. Tunjukkan kekuatan engkau.'' "...Begitukah." Kamito mengangkat bahu. Dia melangkah mundur beberapa langkah dan mencabut dua pedang, roh-roh terkontraknya, yang menancap di tanah—Demon Slayer dan Vorpal Sword. Lalu dia tersenyum tak kenal takut. "—Sangat pas untukku." Kalau syarat yang diminta adalah keturunan kerajaan atau sesuatu seperti ini, Kamito betul-betul akan tak berdaya— Tapi seorang kawan yang hanya perlu ditaklukkan dengan kekuatan, itu membuat semuanya jadi mudah. ''"—Kamito, jangan ceroboh."'' Segera setelah dia mengambil pedang iblis kegelapan, suara Restia terdengar didalam kepalanya. "Restia, kamu tau roh ini?" ''"Ya. Ini adalah salah satu dari 72 roh yang digunakan oleh Raja Iblis dimasa lalu, roh penjaga, Sphinx. Kalau menggunakan sistem klasifikasi manusia, itu adalah roh kelas archdemon."'' "Kelas archdemon, huh?" Diantara misi di Akademi Roh Areishia, ini adalah sebuah target tingkat kesulitan maksimum. Mereka dikatakan sebagai roh-roh yang hanya tinggal dibagian terdalam Hutan Roh. Bahkan Velsaria Eva butuh beberapa minggu untuk memgalahkan seekor roh kelas archdemon sendirian. Akan tetapi, Kamito gak terpengaruh. "Itu bukan kelas legenda atau kelas mitos kan? Nggak masalah—" Mengucapkan kata-kata yang berani, Kamito menuangkan divine power pada kedua pedangnya. Pedang baja suci bersinar putih perak, sedangkan pedang iblis kegelapan menjadi diselimuti cahaya demonik hitam legam. "Kamito, kami akan bertarung juga." "Aku harus balas dendam untuk kareku!" Cewek-cewek itu mempersiapkan elemental waffe mereka masing-masing dan bersiap menyerbu. Akan tetapi, Kamito menggeleng. "Makasih, tapi akan lebih baik kalau kalian mundur saja—" "K-Kenapa!?" "Bahkan kami juga bisa membantu!" "Ya, aku tau. Tapi kalian nggak akan bisa mengeluarkan kekuatan tertinggi roh terkontrak kalian kalau kalian belum menyelesaikan pemurnian kalian, kan?" "Uh...." Claire langsung terdiam. Flametongue yang ada di tangannya hanya memiliki sedikit dari api yang biasanya. Elemetal waffe milik Ellis dan Rinslet juga berada dalam kondisi yang sama. "Semuanya, serahkan ini pada Kamito-kun." "B-Baiklah...." Bergumam, Aku nggak memberiku pilihan— Claire menghilangkan Flametongue. "Kamito, tanggung sendiri akibatnya kalau kau kalah, ngerti?" Kamito dalam diam mengangguk dan melangkah maju. Faktany, ada alasan lain kenapa Kamito memilih bertarung sendiri. Roh ini mengatakan—Tunjukkan kekuatan engkau. Kalau seluruh tim bekerjasama untuk mengalahkan roh itu, mereka mungkin akan dianggap nggak layak. :''—Ohhhhhhhhhhhhhhhhh!'' Si penilai—Sphinx—meraung, mengguncang tanah seperti sebuah gempa bumi. Suasananya langsung menjadi tegang. Kamito merasakan aura intimidasi yang tajam merangsang kulitnya. "Waktu yang sangat pas. Nah sekarang coba kita lihat apakah aku layak atau tidak—" Kamito menyeringai. Sesaat kemudian, dia melepaskan divine power yang dikonsentrasikan dibawah kakinya dan menyerbu ke depan dengan kekuatan penuh.
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information