Editing
Seirei Tsukai no Blade Dance:Jilid17 Bab 7
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
===Bagian 2=== Setelah bilang begitu, Kamito meninggalkan hotel bersama Est. Biasanya, Est akan tetap dalam wujud pedang saat Kamito membawa dia keluar ke kota Akademi untuk belanja dan mengerjakan hal lain, tapi hari ini, Kamito meminta dia untuk tetap dalam wujud manusia. Dibandingkan berjalan-jalan sambil membawa sebuah pedang, berjalan bersama seorang cewek sepertinya akan mengurangi kecurigaan yang timbul, mungkin. Dan juga, ada mimpi-mimpi yang belakangan ini Est alami. Kamito ingin mengajak dia berjalan-jalan untuk mengubah suasana. "Kamito betul-betul Raja Iblis Malam Hari... Raja Iblis betulan." "Tunggu sebentar, aku berlebihan saat menyebutnya sebuah kencan." Untuk menghindari terpisah dalam kerumunan orang, Kamito memegang tangan Est erat-erat. ...Dari sudut pandang seorang pengamat, mereka berdua mungkin terlihat lebih seperti sepasang kekasih yang sedang kencan daripada seorang roh terkontrak bersama kontraktornya. Atau mungkin, sepasang saudara yang akrab. Tidak, atau mungkin— ''(...Seorang pedofil bersama seorang gadis muda, kuharap tidak.)'' Para cewek di pinggir jalan menatap Kamito sambil berbisik pelan. Tentunya mereka pasti memuji seberapa imutnya Est... Dia berharap itulah yang mereka bisikkan. "Tapi sudah lama sekali sejak aku pergi bersamamu seperti ini." "Ya, itu benar...." Saat di Akademi, Kamito mengajak Est jalan-jalan di kota Akademi di hari libur. Tapi sejak Blade Dance dimulai, keseharian berubah menjadi sangat sibuk. Mencari-cari kesempatan tidaklah mudah. Segera setelah Blade Dance berakhir, Kamito kehilangan ingatannya dan Est berakhir dalam kondisi tersegel. Saat kembali ke Akademi dari Laurenfrost, dia bersama Restia. Benar-benar sudah lama sekali sejak dia terakhir kali berjalan-jalan santai dengan Est, cuma mereka berdua saja, seperti ini. [[image:STnBD V17 BW06.png|thumb]] "Kamito, itu apa?" "Itu atraksi jalanan. Aku tau bagaimana melakukan aksi yang mirip juga." "Seperti?" "Melempar pisau. Itu adalah sebuah pendidikan yang diperlukan di Sekolah Instruksional." Est tampak cukup senang bagi Kamito. Dia penasaran apakah Est menikmati hiruk pikuk di jalanan. Meskipun bagi orang lain Est mungkin tanpa ekspresi seperti biasanya, Kamito memahaminya. "Ngomong-ngomong—" Menatap alun-alun yang ramai, Kamito bergumam pelan. "...Ini terasa berbeda dari Kota Raja Iblis yang kubayangkan." Meskipun dia gak berpikir itu adalah salah satu dari kota-kota iblis bengis yang dikelilingi oleh hutan semak berduri seperti yang diceritakan dalam dongeng-dongeng kuno, tak pernah dia menyangka kalau itu adalah sebuah kota makmur semacam ini. Abaikan Mordis atau Zohar, tingkat kemakmuran ini menyaingi ibukota kekaisaran Ordesia. Dan juga ekspresi wajah orang-orang sangat ceria. Seseorang gak bisa melihat rasa takut sedikitpun karena hidup dibawah kekejaman Raja Iblis. "....to, Kamito—" "Hmm?" Merasakan tarikan di lengan bajunya, Kamito menengok kebelakang... Dan mendapati mata ungu menatap dia dengan tajam. "Kamito, aku lapar." "Oh betul juga, kalau dipikir-pikir, kamu terus tidur sampai sekarang." Satu-satunya kelemahan roh pedang ultimate ini adalah konsumsi kekuatan yang sangat besar. Para roh sebenarnya nggak perlu makan seperti manusia, tapi kondisi Est lain daripada yang lain. Karena kontrak mereka yang gak lengkap, dia harus mengandalkan pada makan sampai batas tertentu untuk mengisi divine power. "Baiklah... Gimana kalau kita cari tempat untuk makan?" Bertanya-tanya apakah ada toko yang menjual makanan didekat sini, Kamito melihat sekeliling. Lalu, Est menunjuk ke tengah alun-alun. "Kamito, lihat sebelah sana—" Kedua mata ungunya berkilauan. Kamito mengikuti tatapan Est, dan mendapati kerumunan orang berkumpul di depan sebuah kios terbuka tertentu Seorang pria berotot terus memutar potongan daging besar yang ditusuk, memanggangnya. Itu adalah kebab, sebuah hidangan terkenal dari wilayah gurun. Penjaga tokonya akan menyajikannya dengan mengiris daging itu sesuai kebutuhan untuk di gulung di piring bersama dengan banyak sayur-sayuran. "Sepertinya cukup lezat." Aroma daging panggang itu memasuki hidung mereka, merangsang nafsu makan mereka. Mata Est terfokus tanpa bisa diganggu gugat pada daging panggang itu. Kamito tersenyum masam, lalu menyerahkan beberapa uang pada penjaga toko dan membeli kebab. Dia mendapatkan uang sebelumnya dengan bertukar dengan pedagang misterius itu. "Ini sangat lezat, Kamito." Memegang kebab dengan kedua tangannya, Est menikmati gigitan demi gigitan, makan tanpa ekspresi. "Syukurlah kamu menyukainya." Melihat kegembiraan Est di wajahnya yang tanpa ekspresi, Kamito merasa lega. Lalu, mereka berjalan kearah piramida. Kota Raja Iblis sepertinya dibangun dengan berpusat pada piramida itu. ''(Aku ingat Restia mengatakan bahwa lokasi itu awalnya adalah istana Raja Iblis—)'' Tiba-tiba penasaran, Kamito mengarahkan perhatiannya pada segel roh di tangan kirinya. Hubungannya masih ada, tapi sejak beberapa saat yang lalu, gak ada tanda-tanda bahwa Restia akan mendengarkan panggilannya. Haaaaa, kalau masalah Restia, ini sudah biasa sejak lama— "Kamito—" Lalu, Est menggenggam tangannya erat-erat. "Ya, ada apa?" "Sekarang ini, kau sedang kencan denganku, Kamito." Sepertinya dia menyadari kalau Kamito mengarahkan perhatiannya pada Restia. ....Aku gak bisa percaya dia menyatakan monopoli. "....Est." Menghadapi Est yang terus menatap dia dengan teguh, Kamito cuma bisa tersenyum masam. "Baik, aku cuma akan fokus padamu sekarang." Dia dengan lembut menggenggam tangan Est yang kecil. "Kalau begitu ayo lakukan sesuatu yang sedikit lebih mirip kencan—" Bergumam, Kamito menatap pasar di jalan dan berjalan ke sebuah toko yang menjual aksesoris. Itu adalah sebuah toko kecil yang menjual barang-barang kerajinan dari permata dan kristal roh, kalung dsb. yang diletakkan pada tikar. "....Est, kamu mau yang mana?" "....?" "Itu hadiah untukmu." Kamito menjelaskan agak malu-malu. "Sangat jarang sekali aku membelikan sesuatu seperti ini untuk Est." Gimanapun juga, Est bisa membuat benda setelah dia melihatnya, mau itu pakaian ataupun barang lain. Sebagai hasilnya, Kamito itu biasanya membelikan dia makanan atau suvenir lokal bukannya aksesoris. Mendengar itu, Est membelalakkan matanya. "Aku senang sekali, Kamito." Dia berkata pelan. "Kamito, tolong pilihkan yang cocok untukku. Aku akan menerimanya dengan senang hati." "Kamu akan senang kalau aku yang memilihnya?" "Ya, Kamito. Keinginanmu adalah perintah bagiku." "Hmmm, aksesoris yang cocok untukmu, huh...." Hal pertama yang muncul dalam benaknya adalah kaos kaki selutut. ....Tapi mereka mungkin tidak menjual kaos kaki selutut disini. "Aku akan senang asalkan kau yang memilihnya, Kamito." "K-Kalau begitu.... Gimana dengan ini?" Mengatakan itu, Kamito mengambil sebuah cincin kecil dengan motif pedang. Dia pikir desain sederhana ini akan cocok dengan Est daripada perhiasan megah yang menggunakan permata. Dia menyerahkan cincin itu pada Est, lalu Est memeriksanya tanpa sedikitpun ekspresi. Lalu Est memasang cincin itu pada jarinya, jari yang memiliki simbol kontrak roh sejak jaman kuno. "....Uh, apa kamu menyukainya?" "Kamito—" Est menatap wajah Kamito. "Kamito, aku akan selalu menjadi roh terkontrakmu, selamanya." Dia berbicara tanpa ekspresi seperti biasanya.
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information