Editing
Seirei Tsukai no Blade Dance:Jilid1 Bab4
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
===Bagian 2=== Di saat inilah, “Rinslet Laurensfrost!” Suara yang sangat tidak asing bagi Kamito mendadak memasuki telinganya. Claire berjalan ke arah sini, rambut merah kuncir duanya berayun ayun. Sepertinya sesi kuliah Nyonya Freya akhirnya sudah berakhir. “Jangan beri makan Roh terkontrakku seenaknya, dasar anjing pencuri!” “Kamu...........siapa yang kamu sebut anjing pencuri?” Mulai lagi deh.......Kamito mengeluh dengan capek. “Iya kan? Bukannya simbol keluargamu itu anjing?” “Kamu----simbol keluarga Laurensfrost adalah serigala putih yang terhormat!” “Serigala putih? Mengubahnya jadi anjing chihuahua sangat cocok buatmu.” “.......!” Terprovokasi oleh kata-kata Claire. “Claire Rouge..........beraninya kamu membuat aku marah!” Ujar Rinslet dengan suara ditekan. Dalam sekejap, nuansa dingin-seperti kabut muncul disekitar mereka. Temperatur udara mendadak turun drastis. “Tunggu, apa kamu mau memanggil Roh----“ Kamito dengan panik berteriak, namun sepertinya sudah terlambat. Angin dingin berputar putar. Rambut Rinslet mengapung di udara, membeku. <center>''Oh Hewan Pembeku dengan Taring Es, Pemburu Tanpa Ampun dari Hutan!''</center> <center>''Sekaranglah waktunya membuat perjanjian darah, dengarkanlah seluruh perintahku!''</center> Segera setelah Rinslet melafalkan mantra pemanggilan Roh, gelombang badai es menutupi wilayah sekitarnya. Diantara angin kencang dan auman keras, satu sosok muncul. Serigala yang indah, dengan bulu putih keperakan. Tubuhnya memancarkan aura dingin membekukan. “Ini.........” “Itu adalah Roh Terkontrak Nyonya, Fenrir.” Ujar Carol dengan tersenyum. Aura menekan yang dibawa Roh Serigala Putih, tak bisa dibandingkan dengan Roh kelas rendah. Soal peringkat Roh, Serigala Putih sangat jelas melebihi level-menengah. Bisa membuat kontrak dengan Roh selevel itu, nona muda ini sudah jelas bukan orang biasa. “Oh, anjingmu masih sama ya ,dengan bulunya yang kelihatan pucat.” Claire mengguncang kuncir duanya dengan nada mengejek. “Kamu.....kamu sebut anjing lagi, dasar dada rata! Aku pasti nggak akan mengampuni hinaanmu terhadap keluarga Laurensfrost!” Dikelilingi udara pembeku, Serigala Putih mengaum, dan melaju ke arah Claire. “Siapa yang kamu sebut dada rata! Maju, Scarlett!” Claire memukul tanah dengan cambuknya. Kucing neraka yang membara mendadak muncul dari pusaran bola api. Sepertinya Claire sudah memulihkan Roh apinya. “-Hey kalian berdua! Jangan bertarung dengan Roh disini!” Kamito berteriak. Kuda-kuda dalam kandang nampak ribut karena gelisah. “Aku nggak akan mengampunimu karena berani menyentuh budakku. Akan kuakhiri hari ini juga, anjing pencuri!” “Kalau begitu akan kucuri dia dan kujadikan pelayanku!” Kilatan cahaya muncul diantara dua gadis ini. Siapapun yang mendengar kalimat diatas, seolah-olah ada dua wanita sedang memperebutkan seorang laki-laki. “Ada dua gadis sedang berebut laki-laki!” “Carol, jangan berbicara seperti itu!” Teriak Kamito pada maid disampingnya dengan senyum kecut. “Ngomong-ngomong, nggak apa-apakah membiarkan mereka begitu saja?” “Nggak apa-apa. Mereka memang selalu seperti itu.” “Dua gadis ini selalu bersikap begitu terhadap satu sama lain?” “Ya. Hubungan diantara mereka selalu bagus.” “Bukankah ini ironis?” Kamito menggerutu dengan menghela nafas panjang. “Kamu selalu saja menghalangiku, Claire Rogue!” “Kamu sama saja, Rinslet! Kenapa kamu selalu membawa masalah buatku!?” Roh Es Fenrir--- Roh Api Scarlett--- Dua Roh dengan cepat melompat di udara dan saling menyerang. Es dan Api bertabrakan, menimbulkan badai angin disekitarnya. Dari sudut pandang Kamito, level kedua Roh hampir sama. Tapi sepertinya Claire lebih unggul dalam mengendalikan Rohnya. Namun, Roh api yang dikendalikannya tampak sedikit kelelahan. ''Karena dihajar oleh Roh pedang beberapa jam yang lalu---'' Menerima luka sebesar itu, tak mungkin ia pulih hanya dalam waktu beberapa jam. Kamito terus mengobservasi pertarungan antar dua Roh. “Eh? Apa?.......kok ada bau gosong?” Kamito mengernyit dan melempar pandangannya ke segala arah. Saat memahami asal aroma itu, ekspresinya mendadak membeku. Terbakar. Gubuk Kamito terbakar dengan ganas. Jerami yang bertumpuk di sebelah gubuknya menerima percikan api dari Roh api dan mulai terbakar. “Ah, rumahku!” Mendengarkan teriakan Kamito, Claire dengan cepat menoleh ke arahnya. “Rinslet! Tahan dulu! Ada kebakaran!” “Percuma saja menipuku.......eh, apa memang ada yang terbakar?” Gubuk semakin terbakar dengan ganasnya. Cepat atau lambat kandang kuda akan terbakar juga. “Rumahku---“ “Tenanglah. Api selevel ini sih, akan kupadamkan secepatnya, Fenrir!---“ Rinslet berteriak. Serigala Putih Es itu dengan cepat kembali ke sisinya. Tak sampai sedetik usai serigala putih itu lenyap, di tangan Rinslet mendadak muncul sebuah <Busur Panjang Es>. “Senjata Elemental” bentuk kedua dari Roh elemental. <center>''Oh Gigi Es Pembeku, hancurkanlah targetmu! <Panah Pembeku>!''</center> Rinslet menarik busurnya dan panah es meluncur. Panah es itu terpecah menjadi ribuan es kecil dan meluncur jatuh, api yang membakar gubuk padam seketika. “Iya kan, bagiku itu sesuatu yang gampang!” Rinslet menyibakkan rambut platinanya dan membusungkan dada penuhnya dengan bangga. “...........” Kamito berdiri tak bergerak dengan tatapan mata kosong. Gubuk itu rata dengan tanah usai dihujani guyuran panah es. “Egh!!” Rinslet terbatuk-batuk. “.......Sepertinya aku sedikit kelewatan.” “Sedikit apanya? Apa kamu nggak bisa mengendalikan kekuatanmu baik-baik?” “Kamu....diam! Sejak awal kan kamu yang membuatnya terbakar!” Mengabaikan Kamito yang masih mematung, mereka berdua terlibat pertengkaran lagi. Di saat inilah --- “Ada apa ribut-ribut disini!?” Langkah kaki beberapa orang dari tengah lapangan terdengar jelas. Salah satu dari mereka adalah gadis berkuncir kuda dengan lempengan perak di dadanya. Ellis Fahrengart, pemimpin dari brigade Ksatria Sylphid yang bertugas menjaga ketentraman di lingkungan Akademi. Di belakangnya terdapat dua gadis dengan dandanan yang sama. Claire menelan ludahnya, dan Rinslet tak kuasa menyembunyikan wajah ketidakpuasannya. “Dilarang bertarung karena masalah pribadi di sekolah.......apa?!” Suara langkah kaki berderap derap berhenti seketika. Matanya melebar, terlihat bingung pada puing-puing yang seharusnya adalah rumah Kamito. Asap hitam perlahan muncul dari beberapa potongan puing. “Ini........Sebenarnya apa yang terjadi!?” Ellis bertanya pada Kamito. Suaranya bercampur dengan kemarahan. Ia mencabut pedang yang menggantung di pinggangnya, dan mengarahkannya pada Kamito. “Kamu, kamu sebegitu bencinya pada rumah yang aku buat! Jadi, inikah bentuk protesmu!?” “Nggak........terserah apa pikiranmu! Ini karena.........” Kamito menjelaskan dengan cepat, “Anjing bego itu yang merubuhkannya jadi puing!” “Sebelumnya, si dada rata itu yang menyalakan apinya!” Mendengarkan suara dari belakang, Ellis menoleh. Claire dan Rinslet, saling menuduh sambil mengacungkan jari telunjuk mereka terhadap satu sama lain. “......Ternyata begitu. Ulah kalian lagi, seperti biasanya.” Ellis mengeluh dengan ekspresi yang mengatakan “Aku paham.”. “Pemimpin Ksatria, sapaanmu terdengar lebih antusias ketimbang biasanya.” “Sapaan yang biasa kan? Siswa bermasalah dari kelas Raven?” Ellis menatap tajam pada Rinslet. Kemudian, gadis-gadis dari brigade Ksatria yang mengikuti Ellis juga sudah sampai di tempat. Gadis berambut cokelat yang dikepang,dan gadis lain dengan rambut hitam dengan gaya tomboi. Segera setelah keduanya melihat Claire dan Rinslet, ekspresi mereka terlihat seperti baru mengunyah cacing tanah. “........Kucing Neraka Claire dan Serigala Pembeku Rinslet......” “Apa lagi yang mereka lakukan kali ini, siswa-siswa dari kelas Raven rendahan ini?” Di mata para gadis itu memunculkan arogansi dan kesombongan. “......Apa kata kalian?” “Mengoceh apa kalian?” Claire dan Rinslet melotot tajam pada kedua gadis itu. Tapi kedua gadis itu memilih mengabaikan mereka dan berfokus pada Kamito. “Apa kamu siswa pindahan baru itu, Kontraktor Roh laki laki?” “Oh, nggak jelek. Lumayan tipeku juga sih.” Gadis berkepang itu menatap Kamito kebawah dan keatas seperti sedang menilai harganya. Pandangan kedua gadis itu membuat Kamito mengecil karena ketidaknyamanan. “Tunggu! Pria ini adalah Roh Budak yang kutangkap!” “Aku yang menjinakkan Kazehaya Kamito : dia adalah pelayanku!” Claire dan Rinslet meneriakkan hak mereka atas kepemilikan Kamito di saat yang sama. Gadis Ksatria dengan kepang berdehem dengan nada sindiran. ”Aduh, karena nggak ada yang mau membentuk tim dengan kalian berdua, kamu menggunakan daya tarik seksmu untuk merayu siswa pindahan? Memang cara yang sesuai untuk bangsawan kampung.” “Kamu berani menyebutku bangsawan kampung?!” Wajah Rinslet seketika menekuk karena marah. Sepertinya gadis itu menginjak ranjau yang seharusnya tak boleh ia injak. “Memang begitu kan? Laurensfrost cuma namanya saja yang besar, mereka cuma sekumpulan orang kampungan.” “Kamu........kamu.........kamu.......” “Nyo-nyonya, tolong tenanglah.” “Fu, fufufu......Carol, aku sudah cukup tenang.” Rinslet tersenyum lebar........meski ia mencoba bersikap layaknya nyonya besar, ekspresi wajahnya masih menyeramkan. Gadis Ksatria lain menoleh ke arah Claire dan mencibir. ”Kalau Claire Rouge, biarpun dia bangsawan, tapi bukankah kakaknya itu pengkhianat? Astaga, kenapa Akademi ini harus menerima orang bermasalah sepertimu----“ Dalam sekejap itu, Claire tiba-tiba memukul tanah dengan cambuknya. “—Tutup mulutmu! Atau akan kuubah kamu menjadi batubara!” Claire menyeringai dengan suara ditekan, suaranya bergetar, mata merahnya terbakar karena amarah. ''......Claire adiknya pengkhianat?'' Kamito berpikir, ''.....Sebenarnya apa arti semua ini?'' Kedua gadis merasakan perubahan suasana tak terduga dan hanya bisa terdiam. “Kalian sudah berlebihan.” Ellis menasehati anak buahnya, lalu menoleh pada Claire. Ia berdehem dan berkata: “Singkatnya, aku akan laporkan ini pada markas pusat Ksatria. Tuduhannya adalah menggunakan Roh untuk memicu kebakaran dan menimbulkan kerusakan properti. Kami akan memberi kalian surat pemberitahuan tentang hukuman kalian nanti. Tolong jangan melakukan perbuatan bodoh lagi. Kami sibuk, tahu?” “Ayo pergi!” Ujar Ellis bermaksud mengajak kedua rekannya pergi. Namun, dari belakang muncul sebuah suara. “Tunggu dulu, Ellis Fahrengart! Apa kamu mencoba melarikan diri?” “Apa?” Ellis berhenti, menoleh pada Claire yang barusan memanggilnya. “Apa yang kamu katakan barusan?” Nada kalemnya penuh terisi kemarahan. Tangan Ellis memegang pedang yang siap ia cabut di pinggangnya. “Oh, kamu mendengarnya? Aku nggak mengira Ksatria Sylphid ternyata kumpulan pengecut.” “Claire Rogue, jaga mulutmu! Aku takkan tinggal diam kalau kamu menghina Ksatria Sylphid!” Ellis mencabut pedangnya. Dua rekannya juga mencabut pedang mereka. “Akan kubalas setiap ucapanmu kembali padamu. Kamu boleh menghinaku sepuas-puasmu, tapi aku takkan memaafkan siapapun yang menghina kakak perempuanku!” Claire memegang erat cambuk di telapak tangannya. “Aku menantang duel, Ellis Fahrengart, dengan dua rekanmu disana!” “Biar aku bergabung juga, Claire Rogue. Sudah jadi adat keluarga Laurensfrost untuk membalas siapapun yang mencoba mencemarkan nama baik Laurensfrost.” Rinslet menyibak rambutnya, dan menunjukkan senyum keseriusan. Di saat inilah Ellis mengarahkan pedangnya terhadap kedua gadis ini. “Oke, akan memperburuk nama baik Ksatria Sylphid kalau kami menolak tantangan duel. Kuterima tantangan kalian! Aku juga tak tahan pada kekacauan yang ditimbulkan kelas Raven!” “Hoi, bukannya dilarang berduel karena urusan pribadi!?” Pada momen yang sangat panas ini, Kamito meneriakkan isi kepalanya. “Memang dilarang berduel karena urusan pribadi di lingkungan Akademi. Toh, aku nggak punya niat untuk melakukannya di tempat ini.” “Apa maksudnya?” Mengabaikan Kamito yang memiringkan kepalanya, Ellis menoleh pada Claire. “Waktunya pukul 2 malam ini, di depan <Pintu>. Format pertandingan akan kuserahkan padamu.” “......Satu lawan satu itu merepotkan. Bagaimana kalau kita bertarung sebagai tim tiga orang?” “Boleh-boleh saja.” Ellis mengangguk dan menyarungkan pedangnya, lalu berbalik dan kembali. Claire menatap punggung para Ksatria dan mengutuk mereka dalam hatinya. “Akan kubuat kalian menyesalinya. Terutama cewek rambut pendek itu. Kutendang bokongnya nanti!” “Kesempatan yang bagus. Sejak dulu aku juga nggak suka dengan gerombolan Ksatria itu.” “Rinslet, jangan menghalangiku nanti.” “Setelah merubuhkan gubuk, sekarang kamu mengajak duel. Tolong ampuni aku.” Kamito mengeluh sedalam hatinya. Kemudian ia baru menyadarinya--- Pertarungan antar tim tiga orang. Lalu siapa orang ketiganya? “Karena sudah begini---“ Claire menempatkan satu tangan di pinggangnya, dan mengacungkan jarinya pada Kamito. “Sudah waktunya bagimu menunjukkan kemampuanmu, Roh Budakku!” “Ahh....sudah kuduga akan seperti ini......” Di depan puing puing yang sesaat lalu adalah rumahnya, Kamito menjatuhkan bahunya. <noinclude> {| border="1" cellpadding="5" cellspacing="0" style="margin: 1em 1em 1em 0; background: #f9f9f9; border: 1px #aaaaaa solid; padding: 0.2em; border-collapse: collapse;" |- | Back to [[Seirei Tsukai no Blade Dance:Jilid1 Bab3|Bab 3]] | Return to [[Seirei Tsukai no Blade Dance Indonesia|Halaman Utama]] | Forward to [[Seirei Tsukai no Blade Dance:Jilid1 Bab5|Bab 5]] |- |}
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information