Editing
Seirei Tsukai no Blade Dance:Jilid20 Bab 6
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
===Bagian 2=== Meninggalkan medan pertempuran, Kamito dan timnya terbang kearah Istana Holy Lord yang berlokasi di tengah kota. Jaringan pertahanan anti-udara milik Ibukota Suci pada dasarnya sudah lumpuh. Gimanapun juga, sejak awal Ibukota Suci Alexandria bukanlah sebuah kota yang bertindak sebagai benteng militer. Meskipun sihir roh dilepaskan oleh patung-patung roh penjaga yang ada dimana-mana, semuanya dijatuhkan oleh Rinslet yang menunggangi Simorgh. "Kayaknya udah nggak ada roh militer lagi." Dengan sayap api miliknya direntangkan, Claire tetap waspada pada sekeliling sambil bergumam. "Ya, yang dikerahkan di luar kota merupakan seluruh pasukan militer milik Ibukota Suci." Ellis mengangguk. "Nggak ada perlunya menyimpan sesuatu." Berkata begitu, Rinslet menembakkan panah lagi. Lalu.... Ada ledakan yang memekakan telinga di belakang mereka. Itu adalah suara dari pertempuran antara Elemental Lord Tanah dan kelompok Greyworth. Kemuraman muncul di wajah semua orang. Akan tetapi, gak seorangpun yang berbalik menghadap ke kebelakang. Mereka yang tetap di belakang telah menempatkan kepercayaan mereka pada Tim Scarlet, mempercayakan masa depan pada mereka. Oleh karena itu, sebagai tanggapan Tim Scarlet juga mempercayai mereka. –Sang Penyihir Senja, ksatria naga terkuat dari Dracunia, Benteng Diam, Monster dari Sekolah Instruksional. Mereka merupakan lawan yang tangguh yang pernah Kamito lawan di masa lalu. Meskipun menghadapi Elemental Lord Tanah, mereka berempat gak berada dalam posisi yang gak diuntungkan. Sebuah menara raksasa berwarna putih–dinding luar Istana Holy Lord berada tepat didepan mereka. "Dimana pintu masuk ke bangunan itu?" Setelah mengamati bagian luar menara itu, Fianna bertanya terkejut. Memang, gak ada yang menyerupai pintu masuk gak peduli gimana mereka mencarinya. "Bodo amat dah. Lelehin aja dindingnya!" Berkata begitu, Claire mulai mengayunkan Flametongue yang berkobar dari udara. ''(....!?)'' Tiba-tiba, suatu hawa keberadaan yang kuat menyelimuti sekeliling. Rasa haus darah itu bagi Kamito terasa seolah sebuah tangan raksasa meremas sekujur tubuhnya. "....! Ellis, menghindar!" Sesaat setelah Kamito berteriak. Badai ganas menerjang langit Ibukota Suci yang dipenuhi dengan awan gelap. "...! Simorgh!" Tertelan oleh angin yang kencang, Simorgh kehilangan keseimbangan. Meski Ellis berusaha sebaik mungkin, dia nggak bisa mengendalikan arus angin tersebut. "A-Apa yang terjadi? Kyahhhhhhh!?" Dengan sayapnya tertekuk kearah yang gak wajar, Simorgh jatuh berputar-putar. "Ellis!?" Dengan sayap api di punggungnya, Claire berusaha mengulurkan tangannya, tapi dia nggak bisa terbang dengan baik karena gangguan dari badai tersebut. ''(.....!)'' Bimbang, Kamito menghentak dinding luar dari bangunan tersebut dan melesat kearah tanah. Menyadari niat Kamito, Ellis segera menggunakan sihir roh angin. "....Wahai Angin, hempaskanlah–Wind Bombs!" Ledakan ganas menghasilkan lubang di tanah, menetralisir angin yang mengamuk. Memanfaatkan momen ketika Simorgh memperoleh kendali lagi, Ellis memaksa roh terkontrak miliknya mendarat di alun-alun. Dampaknya. Pada sayapnya, Rinslet dan Fianna terlempar ke udara. "...! Hati-hati—" Menunggu dibawah, Kamito segera menangkap kedua cewek itu. "kalian nggak apa-apa?" "Y-Ya...." "Caranya cukup kasar, tapi untunglah." Rinslet dan Fianna mengangguk. Ellis berujung menghantam tanah karena pendaratan paksa, tapi armor miliknya sepertinya meredam dampak hantamannya. "...! Apaan sih yang terjadi!?" Mendarat di alun-alun, Claire bertanya. Diatas mereka, badainya sangat ganas. –Itu terasa seperti badai itu berusaha mengurung mereka. Tentu saja, gak mungkin itu cuma sekedar angin biasa. Bahkan di wilayah terburuk dari Astral Zero, nggak akan ada angin alami yang bisa menghempaskan Simorgh yang merupakan seekor roh tingkat tinggi. ''(Dan juga, rasa haus darah yang kurasakan barusan–)'' Kamito berdiri dan mencari hawa kehadiran disekitar. Lalu..... "–Dasar serangga-serangga bodoh, beraninya kalian menentang seorang penguasa?" BOOM! Hembusan angin ganas mulai menerpa di pusat alun-alun. Pusaran angin itu menghempaskan puing-puing, membentuk tornado raksasa. "A-Apa!?" Claire berseru terkejut. Tornado itu terbagi seraya berputar, membentuk sebuah penghalang angin disekitar alun-alun. "...! Kita terkurung." "Ya–" Mengangguk, Kamito menatap kearah pusat alun-alun. Sosok mungil muncul di pusat tornado yang menjulang ke langit. "...!?" Itu adalah seorang cewek yang tampak seumuran dengan Claire dan teman-temannya, mengenakan pakaian pendeta bergaya Quina. Wajah cantiknya memiliki kulit pucat. Rambut emeraldnya yang berkilauan berkibar ditiup angin. Dibawah alis elegan itu merupakan sepasang mata berwarna biru langit yang jernih, menatap marah pada Tim Scarlet dari langit. Cewek itu memancarkan haus darah yang mengerikan. Didepan hawa kehadiran yang sekuat itu, para elementalis biasa pasti akan kaku gak bisa bergerak. "S-Siapa dia itu?" Rinslet terkesiap. "Aku Belphal Sylphid–" Cewek itu berbicara dengan suara tanpa ekspresi. "...! Apa kau bilang Belphal!?" Mendengar itu, Fianna membelalakkan matanya. "Mungkinkah dia sang Elemental Lord Angin!?" Ellis berkata terkejut. Elemental Lord Angin Belphal Sylphid dan Elemental Lord Api Volcanicus sama-sama dikenal dengan tabiat buruk mereka diantara para Elemental Lord. "I-Ini sungguhan?" Rinslet menanyai segel yang ada ditangan kirinya. ''(–Ya, tidak salah lagi. Dia adalah Elemental Lord Angin.)'' Jawab Iseria Seaward. "Bukan cuma Elemental Lord Tanah tapi juga Elemental Lord Angin–" Ellis mengerang. "Setidaknya dia dalam wujud manusia. Bisakah kita berkomunikasi?" "Mana kutau. Kurasa peluangnya tipis–" Mendengar saran Kamito, Claire menjawab ketus. "Kurasa kau benar..." Cewek yang diselubungi angin ganas itu mengulurkan tangannya dan menggerakkan bibirnya. "Antek-antek Elemental Lord Kegelapan yang telah menghianati dunia, musnahlah–" Seketika, pedang angin dalam jumlah banyak muncul disekitar para cewek. "...!" BOOM! Buru-buru, Kamito mengayunkan Demon Slayer kearah tanah. Cahaya yang terpancar membelah tanah, mencungkil bebatuan untuk membentuk dinding sementara. "—Wind Wall!"<br/> "—Knights of Protection!" Sedikit lebih lambat, Ellis dan Fianna mengerahkan penghalang angin dan sebuah perisai cahaya suci. Kedua sihir ini merupakan sihir defensif tingkat tinggi yang mampu menepis sebagian besar sihir roh. Pedang-pedang angin menyerang dari segala arah dan menghancurkan bangunan-bangunan serta mencabik-cabik tanah. Disertai suara bising dari tebasan, pandangan mereka seketika terhalang oleh awan debu dan puing-puing. ''(....Kekuatan yang sungguh gila–)'' Terus mempertahankan kuda-kuda mengayunkan Demon Slayer, Kamito mengeluh didalam benaknya. Pemandangan alun-alun itu berubah drastis. Semua bangunan di sekeliling musnah. Retakan yang gak terhitung jumlahnya membekas di tanah. Meskipun mereka berhasil memblokirnya, dilindungi oleh teknik milik Kamito dan sihir defensif ganda– Bagi sang Penguasa Angin, serangan barusan gak lebih dari salam saja. Meskipun dia berpenampilan seorang cewek menggemaskan, kekuatannya gak kalah dari Elemental Lord Tanah yang tadi, bahkan mungkin lebih besar. ''(....Sialan, di tempat kayak gini–)'' Mencengkeram gagang kedua pedangnya, Kamito menengadah menatap cewek yang melayang di udara. –Sebuah lubang raksasa telah terbuka di langit Astral Zero. Gak ada waktu lagi. Meskipun Istana Holy Lord berada tepat didepan mereka– "—Kamito." Lalu, Claire merendahkan suaranya dan berbisik. "Serahkan ini pada kami. Kau pergilah ke Holy Lord." "Claire..." Kamito menengok ke belakang, dan melihat Claire menatap dirinya dengan penampilan penuh tekad. "Kamito-san, serahkan saja dia pada kami." Memegang busurnya, Rinslet tersenyum percaya diri. "Ya, kau harusnya bisa menerobos penghalang tornado itu jika kau sendirian." "Tapi...." Kamito agak ragu. Ellis benar. Kalau Kamito sendirian, dia bisa menerobos penghalang angin itu secara paksa menggunakan perlindungan Demon Slayer dan divine power kegelapan. Akan tetapi, meskipun dia cuma avatar, lawannya adalah salah satu Elemental Lord dari Astral Zero. Meninggalkan Tim Scarlet disini tentunya– "Gak usah kuatir, Kamito-kun." Fianna menggeleng. "Kami adalah para Ratu Raja Iblis." "Dan juga, gimanapun juga, sudah gak ada waktu buat disia-siakan disini dengan dia." Claire menghentak tanah, merentangkan sayap api miliknya dan terbang. "Tujuan Holy Lord adalah mengulur waktu untuk membuka Gerbang, kan?" "..." Kamito gak bisa berkata apa-apa. Memang, Claire benar. Jika Gerbang menuju Dunia Lain terbuka sepenuhnya, semua upaya mereka hari ini akan sia-sia. ''"Kamito, serahkan ini pada Nona Kucing Neraka dan yang lainnya. Setelah mewarisi kekuatan Elemental Lord Kegelapan, cuma kau satu-satunya yang mampu mengalahkan Holy Lord."'' Segel ditangan kirinya bersinar seraya suara Restia terdengar didalam pikirannya. "P-Percayalah pada kami. Kami adalah rekan tim yang telah melalui cobaan dan rintangan Blade Dance bersama denganmu." "Ya. Serahkan saja pada kami." "Betul." "Kami akan menyusulmu setelah mengalahkan dia." Mendengar Claire, Fianna, Ellis dan Rinslet mengangguk tegas, Kamito– "....Dimengerti." ucapnya pelan. Memang, cewek-cewek ini telah mencapai perkembangan yang luar biasa beberapa bulan belakangan ini. Bukan cuma meningkatkan kekuatan individual mereka, tapi Tim Scarlet juga semakin bagus dalam kerja sama sebagai sebuah unit dalam koordinasi taktis. Meski melawan seorang Elemental Lord, mereka kemungkinan bisa bertahan. Menggunakan divine power kegelapan untuk menyelimuti sekujur tubuhnya, Kamito menatap Belphal yang ada dibalik awan debu. Mata biru Elemental Lord Angin sedikit melebar. "–Penerus Elemental Lord Kegelapan, kau harus mati disini!" Angin menderu. Rambut emeraldnya berkibar. "Kemenangan milik orang yang bergerak duluan, ayo–" Claire melangkah maju. Disaat yang sama, Kamito dan Ellis juga bertindak. Ini merupakan kombinasi garis depan yang sudah mereka ulangi berkali-kali. Bahkan gak membutuhkan sinyal. "Engkau pedangku, engkau perisaiku, berubahlah menjadi cahaya yang tak terbatas, Wahai pemurni kegelapan–Save the Queen!" Dengan perapalan Fianna, sebuah penghalang perlindungan yang kuat dikerahkan. "–Enyahlah!" Belphal melepaskan sebuah badai. Dengan masa yang sangat besar, badai itu menyebar menghempaskan sekeliling. "Wahai angin ganas, mengamuklah–!" Ellis mengayunkan Ray Hawk. Full Burst–Ini merupakan sebuah teknik yang secara sengaja membuat kekuatan roh terkontrak lepas kendali. Disaat masa angin bertabrakan, menyebabkan ledakan di pusat alun-alun. Bergerak melewati puing-puing yang beterbangan, Kamito melesat kedepan. "—Majulah, Kamito!" Ellis merapal sihir roh Swift Wind. Kamito merasa tubuhnya sedikit melayang, kecepatan berlarinya meningkat. "Oh?" Belphal sedikit melebarkan matanya. Ditangannya, sebuah tombak sihir besar muncul. Ini merupakan sebuah senjata legendaris yang terakhir kali terlihat pada saat Perang Roh enam ribu tahun lalu. "Taring es pembeku–maju tembuslah, Freezing Arrow!" Rinslet menembakkan hujan anak panah sebagai tembakan perlindungan untuk Kamito dan Claire yang tengah maju. "Trik murahan–" Sebagai tanggapan, Belphal mengayunkan tombak sihir miliknya, menghempaskan panah-panah es tersebut. Akan tetapi, jeda sesaat itu sudah cukup. "Percuma saja. Kekuatan setingkat ini–" "Absolute Blade Arts, Bentuk Pertama—Purple Lightning!" "Apa!?" Kamito melepaskan divine power, menyerbu seketika. Ini merupakan Absolute Blade Arts berkecepatan tinggi, meningkatkan kecepatannya sampai batas. Seketika, Belphal menarik tombak sihir miliknya untuk memasuki posisi bertahan. Tepatnya inilah yang Kamito–dan timnya–inginkan. Kamito mengarah pada pusaran angin, mengabaikan Belphal dan menyerbu penghalang yang ada dibelakangnya. "...!?" Terkejut, Belphal berbalik. "Ohhhhhhhhhhhhhhhhhh!" Bilah Demon Slayer menusuk penghalang angin tersebut. Kamito melepaskan divine power kegelapan secara penuh. Mengabaikan pedang-pedang angin yang menyebabkan luka sayat di sekujur tubuhnya, dia terus menyerang. "–Sialan kau!" Menyadari niat Kamito, Belphal bersiap melepaskan tombak sihirnya– Akan tetapi, sebuah cambuk api melilit tangannya. "Jangan coba-coba!" "...!" Sambil memegang cambuk, Claire tersenyum berani. "–Elemental Lord Angin, lawanmu adalah kami, Tim Scarlet." <center> {| class="wikitable" width="50%" |- |align="center" width="33%" |[[Seirei Tsukai no Blade Dance:Jilid20 Bab 5|Sebelumnya]]||align="center" width="34%" |[[Seirei Tsukai no Blade Dance Indonesia|Halaman Utama]]||align="center" width="33%" |[[Seirei Tsukai no Blade Dance:Jilid20 Bab 7|Selanjutnya]] |- |} </center>
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information