Editing
Hakomari (Indonesia):Jilid 3 Putaran Pertama
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
===▶Hari Pertama <C> [Pertemuan Rahasia] dengan [Otonashi Maria], kamar [Otonashi Maria]=== Aku takut jatuh pada kekosongan ketikaku berjalan di kegelapannya, tapi aku sampai di sebuah ruangan yang mirip dengan kamarku. Bentuk dan isinya sangat mirip sampai aku merasa kalau kamarku hanya diputar. "Sudah sampai?" Maria duduk di atas kasur dengan tatapannya terkunci padaku dan memaksaku untuk duduk di samapingnya dengan menepukkan sisi kosongnya. "Kita tidak punya waktu untuk ngobrol biasa, jadi aku akan langsung membicarakan bagian pentingnya." "...umm, bagian pentingnya...?" "Bagaimana cara kita mencuri 'kotak' dari Oomine, tentu. Jangan bilang kamu ingin ikut [Perebutan Kerajaan]?" Setelahku duduk di sampingnya, aku menggelengkan kepalaku. "Tujuan kita akan selalu sama: mengakhiri 'Permainan Kebosanan'. Yah, ini mungkin mudah karena kita tau siapa si 'pemilik'-nya." "...Tapi mustahil Daiya akan memberikan 'kotak'-nya pada kita..." Maria menaikkan alisnya setelah mendengar perkataanku. "...ya. Kita cuma bisa meyakinkannya, tapi..." "...ini akan sulit?" "Kamu fikir ini mudah?" Aku menggelengkan kepalaku lagi. Gagal meyakinkannya berarti kita tidak akan bisa mengambil 'kotak'-nya. Kalau situasinya memburuk, kita harus menghancurkan 'kotak'-nya―bersama dengan Daiya. "...Maria. Kalau Daiya kalah dalam [Perebutan Kerajaan], apa kamu yakin ini juga akhir dari 'Permainan Kebosanan'?" "Tergantung dari desainnya sendiri, jadi aku belum bisa menjelaskan...tapi aku punya banyak kesempatan untuk mengetahui sifat Oomine berkat 'Kelas Penolakan'. Setelah melihatnya dalam waktu yang lama di sana, mungkin, <u>karena kekalahan semua orang berarti kematian, kekalahan Oomine dalam permainannya akan berarti hasil yang sama</u>. Ya, 'kan?" Aku mengangguk. Kami belum bisa yakin karena masih belum tau tujuannya... Tapi sulit dipercaya orang seperti Daiya akan jadi satu-satunya yang tidak mematuhi peraturannya. "......Hei," Maria menatap mataku saatku diserap oleh fikiranku. "Apa kamu...ingin Oomine mati?" "Eh?" Maria menatapku dengan ekspresi yang sangat kelihatan tenang, tapi terdapat kegelisahan yang kecil di dalamnya. ...Tentu saja, pertanyaanku sebelumnya pasti terdengar seperti permohonan untuk membunuh Daiya. "Tidak! Aku tidak ingin Daiya mati." "...oh." Senyuman darinya datang bersamaan dengan perasaan lega. ...Ya. Mustahil Maria akan menggunakan cara seperti itu. "Keluar dari sini dengan kematian Daiya; itu bukan caranya!" "Ya. Kamu benar." "Yah, mungkin aku mengatakan itu, tapi aku masih belum tau apa yang perlu dilakukan, sih..." Saatku menggumamkannya, Maria mulai bicara dengan serius. "......aku enggan mengatakannya, tapi dengar. Kita mungkin perlu...meminta tolong, terutama pada Shindou, kecuali pada Oomine. Kalau kita semua bisa berpendapat sama, tidak perlu lagi ada yang ditakutkan dari [Perebutan Kerajaan]." "...apa maksudmu?" "Kalau kita bisa membuat mereka mempercayai konsep 'kotak' dan kenyataan kalau Oomine itu si 'pemilik', kita bisa menjelaskan pada semua, siapa musuh kita yang sebenarnya. Kita bisa menghindari kemungkinan terburuk di mana kecurigaan menguasai kita. [Perebutan Kerajaan] adalah permainan yang tidak akan dimulai selama kita percaya satu sama lain." "...tapi sulit untuk memberitau mereka soal 'kotak'-nya, 'kan?" "Ya, memberi tau mereka soal 'kotak' saja sangat sulit di situasi begini, di mana setiap tindakan langsung dihubungkan dengan tanda bahaya." "Ya...aku sangat mengerti kenapa kamu enggan!" "...aku enggan bukan karena sulit." "Eh?" "Kamu belum faham? Bilang pada mereka kalau musuh mereka Oomine Daiya. <u>Dengan begitu, semua orang akan tau kalau mereka akan terbebas saat Oomine mati. Dan jangan lupa kita bisa membunuh orang lain dengan satu hanya tombol</u>." Aku menahan nafasku. "Oomine bukan orang yang mudah dipengaruhi. Aku tidak yakin ia akan menghentikan 'Permainan Kebosanan' meskipun Shindou dan yang lainnya mengetahuinya. Tapi bagaimana reaksi orang-orang terhadap hal itu? Memangnya yang lain mau menunggu dengan sabar hingga ia mengubah fikirannya, dalam tempat dengan waktu nan terbatas, di mana mereka bisa terbunuh kapan saja? Aku yakin mereka tidak akan. Kalau kita menemui jalan buntu, mungkin―" Dia berbisik dengan perasaan tidak enak. "―<u>Shindou akan membunuh Oomine</u>." "Musta―" Aku menghela nafasku dan melanjutkan. "Tidak mungkin...bukankah Kaichou telah bilang sendiri? Dia tidak bisa membunuh." "Apa pernyataan ini menenangkanmu?" "...kamu fikir itu kebohongan, Maria?" "Aku tidak tau itu kebohongan atau bukan. Tetapi, Shindou akan berbahaya jika dia katakan kenyataannya." "K-Kenapa...?" Maria perlahan berdiri, mengambil perangkat portable di mejanya dan mulai mengendalikannya. Kemudian dia memainkan sebuah berkas suara. «Aku tidak bisa memikul beban ini di pundakku dan menghancurkan hidupku. Jadi aku tidak bisa melakukannya, fikirku sampai sejauh ini.» "Apa ada tanda bahaya dalam pernyataannya?" Aku menggelengkan kepalaku. "Maksud Shindou―<u>dia bisa membunuh kalau dia siap menghancurkan hidupnya.</u>" Ini terdengar berlebihan, tapi...masuk akal untuk menganggapnya seperti ini, mungkin? "T-Tapi kamu tidak bisa semudah itu siap menghancurkan hidupmu kecuali ada alasan kuat!" "Kamu fikir itu mustahil? Aku bisa sebut beberapa contohnya. Yah...misalnya, bukankah menyelamatkan Yanagi itu sudah cukup kuat?" Dia berkata dengan datar, membuatku terdiam. Ini tentunya jadi satu hal yang bisa memaksa Kaichou melewati batasnya. Ya, ini bukan keseharian. Ini keanehan yang dikacaukan 'kotak'. <u>Banyak alasan yang kuat untuk jelaskannya</u>. "Kazuki, seharusnya kamu sadar, aku tidak bisa membunuh siapapun, apapun alasannya." "Ya, aku tau." "Kita punya pendapat yang sama. Bisakah kamu beri alasannya dengan cepat seperti Shindou?" Aku mulai berfikir ketika dia menanyaiku. Kenapa aku tidak bisa membunuh? ―Karena mustahil untuk berfikir kalau membunuh orang lain itu baik? ―Karena aku mengasihani mereka? ―Karena dilarang? Aku bisa memikirkannya, tapi tidak ada yang cocok. Tidak ada yang salah, tapi tidak benar juga. Itu semua alasan sampingan yang ada bersamaan dengan alasan yang nyata. "Susah difikirkan...?" "...ya." Tatapanku jatuh saatku menjawabnya. "Memang seharusnya begitu." "Eh?" "Yang Shindou bilang soal imajinasi dan semacamnya itu salah. Seseorang yang tidak bisa membunuh tidak punya alasan. Kamu dan aku―<u>kita hanya tidak bisa membunuh</u>." ...Ya. Tepat, ini sangat terasa benar. "Salah kalau kamu bisa mencari alasan kenapa kamu tidak bisa membunuh, dan bisa mengatakannya dengan gampang pada orang lain. Shindou hanya meyakinkan kita kalau dia tidak berbahaya. Yah, tapi ini mungkin masih lebih berguna ketimbang permusuhan yang dibuat Oomine." "Aneh kenapa Daiya seperti ini, padahal ia dalam bahaya..." "Yah, ia tidak akan jadi terlihat meyakinkan meski ia bilang «aku takkan menyakiti lalat» seperti Shindou dan yang lain, karena sikapnya sendiri tidak menunjukkannya. Kalau dilihat seperti itu, ia sedang dalam kerugian yang sangat besar dalam ini [Perebutan Kerajaan]." ...Benar, memang begitu, nyawanya sangat terancam. Di sisi lain, Yuuri-san mungkin berada di posisi yang paling aman. "Ah, benar. Baru terfikir: 'Permainan Kebosaanan' ini 'kotak' dalam atau luar?" Tatapan Maria menjadi lebih tajam setelah mendengar pertanyaan ini. "M-Maaf. Aku bodoh. P-Pastinya, 'kotak' gila semacam ini pasti dalam―" "Ini 'kotak' luar." "...eh?" "'Permainan Kebosanan' adalah 'kotak' luar, dan nilainya 5." 'Tujuh Hari dalam Lumpur' adalah kotak 'dalam' dengan nilai 4 seingatku, yang artinya box ini punya nilai yang lebih tinggi dengan tingkat kekompleksan yang lebih tinggi. Tapi kalau ini 'kotak' luar― "Ini artinya ia percaya hal ini...mungkin, si 'pemilik' bisa menguasai 'kotak'-nya." Aku menahan nafasku. Ini...luar biasa, 'kan? "Mempengaruhinya jadi sulit karena itu. Si 'pemilik' yang kita temui sekarang punya akal lebih atau kurang dari biasanya saat dia menggunakan 'kotak'-nya. Karena ini, 'keinginannya' tidak sempurna dan tidak tepat. Kita masih bisa membuat mereka memberikan 'kotak' mereka dengan kecacatan itu." "...tapi tidak untuk yang ini." Jujur saja, aku tidak percaya Daiya bisa menguasai 'kotak' ini. Karena Daiya itu realis. Ia tidak cocok untuk menggunakan 'kotak' yang membuat 'keinginan' yang menjadi nyata karena keraguannya. "Ini artinya, pengaruhnya dengan di dunia nyata tidak bisa dihindari. Jadi ingatan yang kita rasakan di [Perebutan Kerajaan] ini akan tetap ada dan akan berpengaruh di dunia nyata." "Intinya, jika kita mati di sini, kita juga mati di dunia nyata...?" "Ya, begini. ...untuk informasimu; bukan hanya luar, tapi di 'kotak' dalam juga, pengaruh dari «kematian» tetap besar! Memang aku di sini tanpa ada luka sedikitpun, padahal aku sudah mati beberapa kali di 'Kelas Penolakan', itu karena karakterisik spesial dari 'kotak' yang membuat «kematian» itu sendiri tidak ada. Kalau aku mati di 'Pindah Sekolah' yang ke-27,756 kali, aku bisa saja benar-benar mati atau setidaknya menderita karena kematiannya." "...ah." Intinya: <u>«Kematian» di sini berarti «kematian» di dunia nyata</u>. "Jadi, jangan sampai [Perebutan Kerajaan] dimulai." Jujur, mungkin kita tidak bisa merasakan bahaya. Hal seringan 'permainan', dan «kematian» yang bisa terjadi hanya karena menekan sebuah tombol―aku menganggap 'kotak' yang terlihat palsu ini hanya sebuah game. Tapi ini salah. Kalau aku terbunuh karena seseorang menekan sebuah tombol atau kalau aku membunuh seseorang; «kematian» ini tidak bisa dihindari seperti dalam game. "...kita tidak punya banyak waktu. Pertama-tama kita fikirkan apa yang perlu kamu lakukan dengan Oomine di [Pertemuan Rahasia]." "Baiklah." Sekarang sulit untuk mendapatkan solusi, kami masih harus memikirkan yang bisa dilakukan sekarang. "Umm, kurasa Daiya akan menanyakan [kelas] dulu. Menurutmu?" "Tentunya. ...aah, hanya mengingatkan, selama kamu tidak punya alasan khusus, jangan sampai kamu memberitau [kelas]-mu." "Baik." Aku menyadari resikonya melakukan ini sekarang. Tapi― "Tapi akan kukatakan, Maria. Aku [Penyihir]." "...Apa yang akan kamu lakukan kalau [kelas]-ku berlawanan denganmu?" "Tidak ada. Seperti biasa." "...oh. Benar juga. Masalah kecil seperti itu bukan yang bisa kita sembunyikan satu sama lain." Kata Maria dan tersenyum. Pipiku tiba-tiba saja menjadi lebih tenang setelah melihat senyumannya. Maria baru menyebut masalah ini, yang akan membahayakan nyawa kami kalau diketahui orang lain, 'masalah kecil'. "Omong-omong [kelas]-ku [Pangeran]. Padahal aku ingin [Revolusioner], sih." Benar juga. [Revolusioner] adalah yang paling mungkin melakukan pembunuhan, karena bisa membunuh sesuka hatinya. Tapi Maria mustahil akan membuat kesalahan seperti itu meski batas waktunya sudah dekat. Maria tidak akan membunuh siapapun. "......Ah" Aku tersadar. "A-Ada apa?" "U-Umm......" Dengan lirikkan Maria, yang menatapku dengan rasa curiga, aku berfikir: ―<u>Maria lemah dalam 'kotak' ini</u>. Itu karena [Perebutan Kerajaan] adalah permainan bertema membunuh dan mengelabui. Maria, yang tidak bisa melakukannya, tidak punya kesempatan untuk menang. Sampai sekarang aku selalu mengandalkan Maria dalam semua pertarungan yang melibatkan 'kotak'. Bahkan kali ini mungkin aku akan menggunakannya lagi. Tapi―kali ini aku akan melakukannya dengan kekuatanku. "......Bukan apa-apa!" Maria terus menatapku dengan serius setelah jawaban ini. Dia percaya aku tidak akan membunuh siapapun. Tapi kalau aku tau Maria akan mati, dan aku tau aku bisa menghindarinya dengan membunuh seseorang― ―Apa yang harus kulakukan?
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information