Editing
Oregairu (Indonesia):Jilid 3 Bab 2
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
===2-3=== Salah satu ciri khusus para penyendiri dikenal sebagai “bertingkah berlebihan ketika mendengar nama mereka”. Biasanya, jarang sekali seseorang pernah memanggil nama mereka, jadi pada saat-saat langka seorang penyendiri ''memang'' mendengar nama mereka dipanggil, mereka cenderung bertingkah berlebih-lebihan. Sumber: diriku. Mereka membuat beberapa reaksi tolol seperti berkoak-koak dengan tingkah yang terlampau kaget. Seperti pada level menjawab dengan refleks ketika si pengumum mengatakan, “Pemberhentian selanjutnya adalah Ichigaya,” pada jalur kereta api Soubu. “Siapa sangka aku akan bertemu denganmu di tempat ini. Mengapa kamu berada di sini?” Zaimokuza berhenti sejenak. “Ini adalah medan pertempuran, kamu tahu. Sebuah tempat bagi mereka yang siap untuk membuang nyawa mereka.” “Um, Aku hanya diajak kemari oleh Totsuka seperti orang normal,” tunjukku, menolak untuk ikut memainkan permainan-peran Zaimokuza yang menjengkelkan. Reaksi Zaimokuza adalah membuat tatapan sok polos padaku. Tidak imut. “Jadi Hachiman, apakah kamu ada semacam kerjaan untuk dilakukan disini?” “Nah, Aku hanya datang untuk bersantai.” “Bilang apa?! Tunggu dulu. Kamu sedang melakukan ini dengan Tuan Totsuka?” Zaimokuza melirik ke arah Totsuka, matanya melebar dengan keterkejutan yang berlebihan. Itu membuat Totsuka tersentak dan mundur ke balik punggungku. “Uh, ya…” kataku. “Oho, Aku akan bersama dengan kalian untuk sekarang ini.” Zaimokuza meninggalkan kami dengan sempoyongan, dengan sebuah seringai yang lebar namun tidak mengenakkan di wajahnya. Kelihatannya dia sedang mengucapkan selamat tinggal pada orang yang sedang berbincang dengannya barusan tadi. Kurang dari satu menit berlalu sebelum dia kembali, dengan mendesah berat. “Kalau begitu sekarang, ayo kita jalan.” “Um, kamu sadar kami tidak pernah mengajakmu…” Zaimokuza, yang entah kapan membuat keputusannya untuk menemani<!--hang around--> kami berdua, terus berdesah sampai bahunya bergetar. Dia mengusap keringatnya dengan lengan bajunya, seakan dia tidak ada waktu untuk ungkapan keberatanku yang malas. “Hei, Zaimokuza, apa pria barusan itu temanmu atau semacamnya?” “Nai. Dia seorang Arcanabro.” “Uh, Aku tidak sedang menanyakan nama alias orang itu, kamu tahu.” “Hm? Itu bukan nama aliasnya. Nama aliasnya itu Ash si anjing ''Bloodhound''." “Begitu menggelikan<!--cheesy-->…” “Ketika dia akhirnya menjatuhkan lawannya dalam ''Tekken'', mereka menjadi geram dan meninju dan menendang mesinnya dan asbaknya, tapi bagian asbak itu benar-benar menjadi populer dan membuatnya termasyhur. Dia adalah seorang veteran di Big Mu. Nama sebenarnya masih sebuah misteri. Semua orang memanggilnya Ash-san, kalian tahu.” “Oh, Begitu ya…” Wow. Itu mungkin informasi paling tidak berguna yang pernah ada. Aku tidak dapat memikirkan satu kejadianpun dimana mengetahui asal muasal nama Ash bisa berguna. “Oke, jadi apa itu Arcanabro?” Totsuka, yang sedang mendengarkan percakapan itu, menanyakan pertanyaan yang sama pada saat yang persis sama denganku. ''Yang benar saja, Zaimokuza, berhenti menganggap kami mengerti jargonmu.'' (Tidak seperti aku ingin tahu sekali.) “Yah, itu mengacu pada seseorang yang memainkan permainan yang sama denganmu. Kamu dapat menggunakannya untuk titel-titel dan wilayah-wilayah. Sebagai contoh, kamu bisa bilang, ‘Di antara para Arcanabro, para Chibabro adalah sampah terbesar dari semuanya.’” ''Chibabros, sampah…'' Aku suka kata itu – Chibabro. Terutama untuk bagian Chibanya. “Jaaaadi, apa dia itu temanmu?” tanyaku. “Nai, dia seorang Arcanabro.” “Jadi kamu sedang mengatakan dia itu bukan temanmu…?” Berbicara dengan Zaimokuza melelahkanku. Kami berdua orang Jepang, tapi kami tidak berbicara dengan bahasa yang sama. Apaan? Serius, bahkan dari bahasa apa Arcanabro itu datang? Yah, kurasa kata ''itu'' digunakan untuk mengacu pada orang-orang dalam kelompok sosialmu. Zaimokuza merenung sejenak atas pertanyaanku. “Hm, Aku heran. Kami berbincang ketika kami bertemu dan kami mengirimkan SMS tips bertarung pada satu sama lain. Kami juga pergi ke acara-acara di luar perfektur bersama… dan namun, aku tidak tahu sama sekali nama sebenarnya, maupun apa yang dia lakukan untuk hidup. Aku membicarakan hanya mengenai bermain game dan anime padanya.” Dia terdiam untuk sejenak. “H-hei, apakah kamu bisa mengatakan Ash-san itu temanku?” “Jangan tanya aku… tidakkah mereka mengajarimu di sekolah untuk tidak menjawab sebuah pertanyaan dengan sebuah pertanyaan?” “Hmm, Aku merasa lebih nyaman memanggilnya rekan bermain gameku daripada temanku. Bagiku, itu adalah sebuah kata yang bisa lebih kupercaya<!--place a faith--> daripada ‘teman’.” “Rekan bermain game, huh… Aku suka betapa mudahnya itu untuk dimengerti. Kata itu terdengar bagus<!--a nice ring to it-->.” Itu tentu mengalahkan ketidakjelasan kata ‘teman’, jadi aku agak lebih suka ungkapan tersebut. Ada banyak hal di dunia ini yang tidak dapat dijelaskan tapi begitu mudahnya dipakai dalam percakapan. Seperti, daripada mengatakan pernikahan atau cinta atau romansa, itu akan lebih mudah untuk dimengerti jika orang mengatakan mereka mau hubungan saling menguntungkan, atau mereka ingin uangmu, atau mereka ingin terlihat bagus di mata masyarakat, atau mereka menginginkan keturunan, dan sebagainya. Namun, mengatakan kamu menginginkan seseorang untuk uang mereka itu benar-benar buruk. “Memang,” kata Zaimokuza. “Dengan kata lain, kamu bisa bilang kamu dan aku itu pendjasbro, Hachiman.” “Huh, kamu pikir begitu?” Entah kenapa, dia membuat itu terdengar jelas tidak menarik, yang agak menjijikanku. Singkatnya, dia sedang mengatakan bahwa di antara semua SMA Soububro, pendjasbro adalah sampah terbesar dari semuanya. Namun, aku harus berterima-kasih pada Zaimukuza untuk menjelaskan bahwa kami bukanlah teman. Kami hanya perlu berbincang dengan satu sama lain karena kami adalah pendjasbro. “Oke,” kata Totsuka, “jadi jika aku dipasangkan denganmu di kelas pendjas, Hachiman, kita pendjasbro juga.” “Oh, k-kamu pikir begitu…?” Jadi Totsuka dan aku bukan teman, huh… Itu mengejutkan. Namun, aku hanya perlu menunggu. Jika kami bukanlah teman, toh, kemungkinan bahwa kami bisa menjadi pasangan masih ada. Yah, cintaku! Sial, yang manapun itu aku tetap dalam masalah. “Namun, itu menabjubkan bagaimana kamu bisa membuat begitu banyak kenalan dengan bermain game,” ujar Totsuka. “Hm. B-Begitukah?” Zaimokuza menjawab dengan gemetar. “Oh, Aku juga merasa itu lumayan keren,” kataku. “Di sini aku pikir bermain game itu lebih condong pada apa yang dilakukan penyendiri.” “Tidak, sama sekali bukan begitu adanya. Ada turnamen pertarungan tim level nasional untuk game bertarung sperti ''Gekido''. Itu semua cukup menegangkan. Pada turnamen-turnamen tua ada juga acara dimana petarung-petarung akan bertarung demi rekan bermain game mereka yang gugur. Semua orang di aula akan menjadi emosional. Itu cukup untuk membuatku melinangkan air mata.” “Terdengar seperti Koshien<ref> Kejuaraan baseball SMA level nasional di Jepang. Disiarkan di TV dan sebagainya </ref>..” “Mm, Aku rasa begitu.” Yah yah… jadi bahkan pria ini mengejutkannya memiliki sebuah komunitas yang dapat cocok dengannya. “Whoa, itu begitu keren…” Totsuka menepuk tangannya bersama dengan berlebih-lebihan. Dengan itu, Zaimokuza tiba-tiba menjadi terbawa suasana. Segera setelah sebuah topik yang kami para penyendiri banyak ketahui diangkat, ocehannya akan mulai persis saat itu juga. Itu adalah kebiasaan buruk kami. “Memang begitu! Secara umum game adalah hal yang menabjubkan, bukan hanya game pertarungan. Pertama-tama, sesama pemain akan membuat game bersama, yang kemudian dinikmati oleh sesama pemain lain, beberapa dari mereka akan melanjutkan untuk membuat generasi game selanjutnya. Bukankah siklus itu begitu indah? Suatu hari, aku juga akan berdiri di antara para pembuat game.” “Huh? Kamu akan menjadi seorang pembuat game, Zaimokuza-kun? Sungguh keren!” kata Totsuka. “M-memang! Ohohohohoho!” …um, apa? “Apa yang terjadi dengan mimpimu untuk menjadi seorang penulis novel ringan…?” “Oh, itu. Aku berhenti,” dia menyatakan dengan segera tanpa setitikpun keraguan apapun juga. “Jadi kamu mengganti karir sekali lagi…?” “Yah, bagaimanapun juga, seorang pengarang novel ringan itu wiraswasta. Tidak ada asuransi jika kamu gagal dan seseorang harus tetap menulis selama bertahun-tahun sampai akhir. Mendapatkan uang itu tidak dijamin tidak peduli seberapa banyakpun kamu menulis. Yang merupakan sebuah kekhawatiran yang mengertikan. Sebuah perusahaan game lebih baik dalam hal itu, hanya dengan berada dalam kantor saja sudah menjaminkanmu bayaran gaji.” “Kamu hanya mengincar keuntungan diri sendiri, kamu sampah!” “Hmph! Macam kamu bisa bilang begitu<!--As if you can talk-->, Hachiman!” Dia ada benarnya. Karena aku tidak mau bekerja dan semacamnya, itu kurang lebih sama seperti menjadi seorang bapak rumah tangga. “Tapi kamu tidak ada kemampuan membuat game,” tunjukku. “Hmph. Kalau begitu, aku akan menjadi penulis skenario gamenya. Itu akan menerapkan <!--make use--> ide-ide dan kecakapan menulisku. Aku akan menjalani kehidupan yang stabil membuat hal-hal yang kucintai dengan uang perusahaan!” “B-begitu ya… semoga beruntung…” Aku tidak mau perduli lagi. Aku merasa seperti seorang idiot untuk memikirkan masa depan orang itu dengan serius bahkan untuk sejenak. <br /> <center>× × ×</center> <br />
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information