Editing
Oregairu (Indonesia):Jilid 6 Bab 5
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
===5-3=== “Kelihatannya jumlah kita semakin sedikit sekarang...” Seminggu setelahnya di suatu rapat komite, terdapat lebih sedikit peserta dibanding sebelumnya. Bahkan tidak perlu dibandingkan dengan sebelumnya. Selain Yukinoshita, aku hanya dapat melihat beberapa anak OSIS disini. Meguri mengerang pasrah. “Aku sudah mencoba memanggil mereka. Mungkin aku seharusnya langsung menolak ide dari Sagami...,” katanya dengan penyesalan. Dia pasti mengacu pada pernyataan Sagami sebelumnya bahwa kelas itu juga penting. Tangan Yukinoshita berhenti membalik halaman dokumennya. “Tidak masalah. Aku akan mengurus penilaian dan pemberian izin permohonan dari setiap bagian sendiri. Aku yakin kita akan bisa terus lanjut tanpa masalah sampai akhir." Semuanya terlihat berjalan dengan lancar, mungkin karena realokasi dari beban kerjanya. Mungkin aku tahu ini dari manga atau anime, tapi kata mereka hanya 20 persen semut yang bekerja dengan serius. 20 persennya tidak bekerja sama sekali. Untuk 60 persen sisanya, kadang mereka bekerja kadang tidak. Sepertinya ini juga berlaku untuk manusia. Intinya 60 persen itu sedang melihat situasinya untuk memutuskan mau mengikuti kelompok yang mana. Atau mungkin, mereka berpindah-pindah di antara kedua kelompok itu agar tidak membuat masalah. Melihat keadaan komite budaya saat ini, prospek kelompok semut yang bekerja keras tidak terlihat baik. Memang orang-orang itu bukannya sengaja tidak datang. Tapi ada peraturan tidak tertulis yang berkata" ''Kamu tidak usah datang.'' Semua orang anehnya merasa lebih tenang ketika mereka menang jumlah. Memang benar; kamu merasa bahwa ''Kalau semua orang juga begitu, kurasa aku begitu juga tidak masalah.'' Jadi bisa dibilang, bekerja keras bukanlah tren pada komite budaya saat ini. Aku menjadi bagian dari minoritas-lagi. Kurasa memang sudah takdir aku seperti ini. Tapi bahkan di antara mereka yang tersisa, ada beberapa orang yang memang bekerja dengan sepenuh hati. Seperti yang bisa kamu tebak, OSIS memiliki rasa tanggung jawab dan solidaritas yang tinggi. Mereka memainkan peran yang aktif baik dalam tugas biasa mereka sebagai anggota OSIS dan juga tugas mereka sebagai anggota komite budaya. Mungkin mereka bisa seperti itu karena karisma dari pemimpin mereka, Meguri. Hari ini, seperti hari-hari lainnya, anggota OSIS bekerja sama untuk mendukung ketua mereka yang riang tapi agak sedikit bebal. Meguri juga membalas kerja keras mereka dengan baik. Dia berkeliling menyapa semua anggota dan orang-orang yang hadir di sana. "Jumlah kita tidak banyak, tapi tetap ada orang yang terus hadir, jadi kita harus tetap semangat bekerja. Aku mohon bantuan kalian semua, oke?” “Ha-ha-ha, terima kasih, kurasa…,” sahutku. Dia bahkan juga datang berbicara padaku. ''Untunglah...'' Kalau cuma aku yang tidak disemangati olehnya, aku benar-benar tidak akan hadir besok. Aku meletakkan tasku dan melihat tugasku untuk hari ini. Karena aku sudah terus mengerjakan tugasku sedikit demi sedikit, banyak tugas yang sudah kuselesaikan. Kalau aku bekerja seperti ini terus, tidak lama lagi aku akan selesai semuanya. Saat aku sedang perlahan-lahan menggarap pekerjaanku, bahuku ditepuk beberapa kali. Ketika aku berpaling ke belakang, muncul Hayama yang membawa sejumlah berkas. Meskipun anggota komite yang datang cuma sedikit, Hayama tetap kadang-kadang akan hadir. Malah, dia secara aktif datang untuk bekerja. Tentu saja, dia tidak datang setiap hari, tapi kelihatannya dia berusaha datang kalau ada waktu. Hayama itu orang yang baik. “Maaf menganggu pekerjaanmu.” katanya. “Bantu aku menyusun permohonan perlengkapan ini. Tiga puluh menit saja.” “O-oke…” Dia tidak cuma memberiku waktu tenggang, tapi dia juga menjelaskan dengan baik apa yang akan kami lakukan, jadi aku tidak dapat menemukan alasan untuk menolaknya. Bagus juga caranya untuk mencari bantuan orang. Dia adalah manager yang ideal. Dan saat ini, aku adalah anak buah Hayama yang menabjubkan. ''Ahhh, Aku mau mati.'' Ketika kami mengerjakan tugasnya tanpa bersuara, ada seseorang yang membuka pintunya dengan deritan keras. Di dalam ruangan konferensi yang sepi senyap, suara tersebut terdengar amat nyaring. Semua mata tertuju pada Hiratsuka-sensei, yang berdiri di depan pintu dan mengisyaratkan dengan tangannya. "Yukinoshita, ada waktu sebentar?" Yukinoshita mengangkat kepalanya ke atas layar komputer di mejanya. “Hiratsuka-sensei... Aku tidak bisa meninggalkan pekerjaanku saat ini. Kalau tidak keberatan, sensei bisa mengatakannya padaku disini." sahutnya. Hiratsuka-sensei memikirkannya sejenak. “Hmm... Yah, kita tidak harus begitu formal tentang hal ini...” Dia melangkah ke dalam ruangan konferensi dan berdiri di samping Yukinoshita. "Sepertinya kamu masih belum memilih jurusanmu," katanya. “…Maaf. Aku belum sempat mengisinya.” Yukinoshita melirik ke bawah, terlihat malu. Dia melepaskan tangannya dari komputer dan meletakkannya dengan pelan di atas pangkuannya. “Ahh… Aku paham kalau komite ini menghabiskan banyak waktumu, tapi jangan bekerja terlalu keras.” “Aku mengerti.” Hiratsuka-sensei tersenyum seakan sedang memberikan teguran pelan, dan balasan Yukinoshita singkat dan padat. “Hmm… Yah, kamu bisa mengisinya setelah festival budaya selesai. Karena kamu masuk ke kurikulum internasional, pilihanmu tidak akan banyak berpengaruh pada pengaturan kelas. Kamu masih ada waktu. Sebenarnya, itu cuma semacam survei. Tidak usah berpikir terlalu dalam.” Hiratsuka-sensei menepuk kepala Yukinoshita dengan pelan, hampir seakan dia sedang membelai rambutnya, kemudian meninggalkan ruangan sambil mengangkat lengannya. Yukinoshita merapikan rambutnya kembali dengan wajah jengkel selagi dia melihatnya pergi. Aku sedikit terkejut bahwa ''sang'' Yukinoshita belum mengumpulkan sesuatu seperti itu. Sepertinya, bukan cuma aku sendiri yang merasakannya, karena Hayam juga melirik Yukinoshita dengan tatapan sangsi. Aku dan Hayama sama-sama berhenti bekerja. “Hei... apa kita sudah selesai?" tanyaku. Sulit untuk mengatakannya ketika pasanganmu bekerja sepenuh hati, tapi setelah tugas kita terhenti, aku bisa mengatakannyaǃ Aku mau kebebasanǃ Hayama kembali tersadar dan tersenyum padaku. "Ya, maaf. Ayo kita mulai lagi." ''Bukan itu maksudku...'' Aku sedang coba bertanya, ''Apa aku bisa berhenti melakukan tugas ini sekarang?'' Ini bukan permohonan untuk memulainya lagi. Tapi sekarang setelah Hayama menanggapi komentarku dengan itikat baik dan bahkan memberiku senyuman Hayama-nya, aku tidak bisa mengatakan dia salah paham. Dan sebenarnya, tiga puluh menit yang dijanjikannya padaku belum usai. Ya... Aku tidak akan bisa kabur. Aku sedang mengetik informasi dari permohonan tersebut ke dalam Excel dan menyusunnya menjadi suatu daftar ketika Meguri, yang sedang mengerjakan tugasnya di dekatnya, memulai percakapan dengan Yukinoshita. "Jadi apa yang akan kamu pilih, Yukinoshita, IPS atau IPA?” “Aku masih belum memutuskannya.” “Tidak apa! Ya, ya. Aku paham sulitnya mengambil keputusan ituǃ Aku juga kesulitan. Jadi kamu unggul di bidang apa? IPA?" “...Bukan begitu...” sebenarnya Yukinoshita tidak terlihat marah, tapi jawabannya sangat dingin. Meguri tidak tahu bagaimana cara menjawabnya. Tangan Hayama berhenti bekerja, dan dia mengangkat kepalanya dari layar komputernya. "Kamu pandai pada bidang IPS juga, huh, Yukinoshita?” “Oh, benarkah?” kata Meguri, merasa lega melihat Hayama mengikuti percakapannya. Dipikir-pikir lagi, aku juga agak merasa bahwa Yukinoshita juga ahli di bidang IPS. Di angkatan kami, aku peringkat tiga di bahasa Jepang, sementara Hayama peringkat dua, dan Yukinoshita peringkat pertama. Kami tidak tergoyahkan di tiga besar, dan jika kami semua memilih jurusan IPS, kami mungkin juga akan menduduki peringkat atas di sana juga. Omong-omong, Yukinoshita juga banyak membaca, dan aku rasa dia juga banyak kecondongan ke arah IPS, setidaknya pandanganku seperti itu dari luar. “Aku masuk IPS, lho,” kata Meguri. “Kalau kamu tidak yakin mau pilih apa, tanya apa saja padakux!” “Haa… Terima kasih. Aku berterima kasih atas keprihatinanmu.” ''Sopan sekali'' atau pikirku begitu, tapi dia sedang menolaknya secara amat tidak langsung. Tapi Meguri sepertinya tidak menyadarinya. Dia terus mengoceh dengan agak semangat. "Ya, yaǃ Ohǃ Aku tidak terlalu tahu mengenai jurusan IPA, jadi aku tidak bisa menjawab tentang itu. Tapi Haru masuk jurusan IPA, jadi kurasa kamu bisa bertanya padanya.” “...Kamu benar.” Tiba-tiba, ekspresi Yukinoshita terlihat kelam. Aku ragu Yukinoshita akan pernah bertanya pada Haruno. Yukinoshita sebelumnya juga tidak banyak bicara, tapi setelah itu, dia tidak mengatakan apa-apa lagi. Suasananya menjadi hening, jadi Meguri juga berhenti berbicara dengan sendirinya. Setelah itu, satu-satunya suara yang terdengar di ruangan itu adalah suara ketikan komputr dan gemeresik dokumen, seperti kode Morse yang dilakukan dengan buruk. Di dalam keheningan tersebut, bahkan suatu ''ahem'' saja akan menarik perhatianmu. Bahkan suara batuk ringan seakan untuk mengecek keadaan suaranya membuat mataku berkeliling untuk mencari sumbernya. “...Ketua 2-F. Berkas permohonan pertunjukkanmu masih belum dikumpulkan." Dengan berkas di tangannya, Yukinoshita menghela pendek. Masih ada orang yang masih belum mengumpulkan berkas itu? Astaga. Siapa itu? ...Itu akuuuuǃ Rasa keterikatanku pada kelasku begitu lemah sampai aku sepenuhnya lupa. Tunggu dulu, bukankah Sagami bilang dia akan melakukannya? Yah, dia juga tidak menghadiri rapat komite belakangan ini, jadi aku tidak bisa menanyakannya. “...Maaf, aku akan menulisnya.” ''Aku bisa saja menunggu, tapi berkas itu mungkin tidak akan terkumpul, jadi aku tulis saja sendiri.'' “Baik... Kumpulkan itu hari ini.” Aku mengambil berkas itu dari Yukinoshita dan mulai menulis. ''Jumlah orang, nama perwakilan, nama registrasi, perlengkapan yang diperlukan, nama guru wali kelas... Ayolah, kenapa dia mau aku menggambar diagramnya juga? Kamu yakin kamu mau menantang pelukis sampah sepertiku ini?'' Aku membaca sekilas hal-hal lain yang perlu diisi. ''Ah-ha... Aku tidak tahu.'' Komitmenku untuk tidak berpartisipasi di dalam aktivitas kelasku telah membuahkan hasil. Tentu saja aku tidak tahu nama registrasi mereka, apalagi jumlah orang yang berpartisipasi di dalamnya. Tapi untuk saat seperti inilah ''dia'' ada di sini. Malah, cuma untuk saat seperti ini aku perlu dia. "Hayama, apa yang kuisi disini?" tanyaku padanya. Dia terlihat berpikir sejenak. "Maaf, aku tidak begitu tahu semua tentang itu." “Tidak masalah. Aku karang saja isinya.” “Uh, kamu tidak boleh begitu.” “...Aku bisa mendengarmu.” mata Yukinoshita tetap terkunci di depan layarnya, tapi suaranya sudah cukup sebagai peringatan. Hayama tersenyum masam. "Kurasa lebih cepat kalau kamu bertanya pada mereka yang ada di kelas." “Baiklah kalau begitu.” Aku mengambil berkas-berkas itu dan pergi ke kelas 2-F.
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information