Editing
Oregairu (Indonesia):Jilid 9 Bab 2
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
===2-3=== Dari mana kita datang dan kemana kita pergi?<ref>[http://en.wikipedia.org/wiki/Where_Do_We_Come_From%3F_What_Are_We%3F_Where_Are_We_Going%3F Where do we come from what are we doing?] </ref> Itu adalah sebuah konferensi dimana pemikiran itu tiba-tiba melintas dalam pikiranku. Dari manalah konferensi ini datang dan mau kemana konferensi ini? Konferensi itu akhirnya berakhir dengan tidak ada keputusan yang menyerupai kesimpulan. Tapi BRAINSTORMING umumnya sesuatu seperti itu. Sebuah diskusi umumnya sesuatu dimana kamu mengeluarkan beraneka ragam ide. Itu digelar dengan tujuan untuk membuat kemajuan. Dengan demikian, ternyata konferensi ini sendiri mungkin tidak begitu hampir se-tidak berguna itu. Ada satu hal yang sedikit menangkap perhatianku dan itu adalah bagaimana sebagian besar sarannya datang terutama dari SMA Kaihin Sogo. Walaupun hadir, SMA Sobu sebagian besar tidak mengatakan apapun. Yah, jika hal-hal tadi seperti “proklamasi yang sangat sadar<ref> Sangat sadar maksudnya suka mengujarkan apa yang sulit dipahami orang lain (biasanya istilah-istilah teknis) (Sok pintar)</ref>” itu terus menerus dilontarkan, maka menjadi gugup itu wajar. Bahkan sang ketua Isshiki tidak terlihat seperti dia juga akan mengatakan sesuatu. Dan berbicara mengenai Isshiki itu, dia kelihatannya sedang berbicara tanpa henti dengan ketua SMA Kaihin Sogo. Pada saat itu, aku tidak ada yang bisa dilakukan, jadi aku mengamati Isshiki dengan termenung-menung dari tempat yang sedikit jauh. Ketika aku melakukannya, Isshiki menyadari keberadaanku dan memotong percakapannya pada bagian yang pas dan mendekatiku. “Senpai, apa kamu mendapat gambaran yang bagus tentang apa yang sedang terjadi?” “Tidak sama sekali… Aku tidak memahami satu hal pun.” Isshiki mungkin sedang menanyakanku apakah aku mengerti apa yang didiskusikan dalam konferensi itu. Aku menyadari hal itu, tapi sayangnya, aku hanya bisa mengucapkan kalimat standar<!--placeholder--> karena itu akan aneh untuk mengatakan aku sebenarnya mengerti apa yang sedang terjadi. Menduga-duga bagaimana perasaanku dari ekspresiku, Isshiki membuat helaan pendek. “Aah, toh, mereka sedang mengatakan sekumpulan hal-hal sulit.” Yah, bukan kata-katanya itu sulit, tapi itu terlalu samar, membuatnya benar-benar sulit untuk dimengerti. Tapi perbedaan itu sepele bagi Isshiki selagi dia membuat suatu senyuman mencandukan.<!--poppy smile--> “Tapi ketika aku bilang “menaaaaabjubkan” dan “Aku sebaiknya berusaha keraaas juga!”, mereka benar-benar memandangku dengan serius. Setelah itu, aku hanya perlu membalas pesan-pesan dari waktu ke waktu dan seharusnya itu tidak akan ada masalah.” “Seseorang akan menikammu suatu hari…” Itu mungkin bukan sekarang, tapi pada suatu waktu dia akan benar-benar menderita dari balasan karmanya dan itu membuatku khawatir. Sungguh, pria yang tidak populer cenderung terlalu mudah diseret-seret<!--pulled along-->, jadi segala jenis tragedi malang akan bermunculan… Pria tidak populer cenderung anehnya polos dengan pikiran mesum<!--one track mind--> dan karena kejujuran ini, mereka cenderung dengan mudahnya salah paham. Apa-apaan? Memikirkannya lagi, pria tidak populer itu pria-pria yang benar-benar hebat! Kenapa mereka tidak populer? Sungguh misterius! Selagi aku memikirkan itu, Isshiki mengerang terlihat seakan sedang memikirkan sesuatu. “…Tapi senpai, kamu akan memberikan kesan itu kadang-kadang, kamu tahu? Seperti bagaimana kamu akan terlihat seperti kamu itu cerdas atau betapa kamu itu salah satu tipe-tipe terlampau sadar itu.” Dia membuat setengah senyuman selagi dia mengatakan itu. Persis setelah kata tipe-tipe terlampau sadar itu terdapat kata (lol) tertempel padanya… “Jangan kelompokkan aku dengan mereka. Aku bukan tipe orang yang terlampau sadar. Aku tipe orang yang terlampau sadar diri.” Tipe orang terlampau sadar (lol) adalah, yah, singkatnya orang-orang yang berusaha keras membuat orang lain terpesona dengan niatan untuk menunjukkan bahwa mereka sudah dewasa. Mereka adalah sekelompok anak-anak menjengkelkan<!--painful--> yang menggunakan istilah-istilah lingo<ref> bahasa khas/aneh </ref> bisnis dan manajemen yang paling sesuai untuk menunjukkan betapa cakapnya mereka dibandingkan dengan orang lain. Itu tidak begitu berbeda dari chuunibyou. Di sisi lain, tipe-tipe orang yang terlampau sadar diri itu hanyalah anak-anak menjengkelkan biasa. Itu tidak begitu berbeda dari kounibyou. “Haa, Aku benar-benar tidak mengerti.” Isshiki menjawab dengan letih. Yah, aku juga tidak mengerti. Tidak peduli yang manapun itu, fakta bahwa mereka berdua itu menjengkelkan untuk dilihat tidak berubah. “Omong-omong, sekarang setelah kita sudah memahami apa yang perlu kita lakukan, ayo kita memulainya?” Isshiki segera mempersembahkan setumpuk kertas. Oh, begitu. Jadi apa yang dia lakukan tadi itu bukan hanya percakapan ramah tamah, tapi dia sedang menanyakan detail tentang apa yang pihak kami, SMA Sobu, yang tidak mengajukan apa-apa selama konferensi itu, harus lakukan. Kadang-kadang, ada saat-saat dimana menggelar sebuah konferensi itu tidak ada artinya. Tidak ada hal penting yang diputuskan dalam konferensi karena sebagian besar akan diputuskan di balik layar oleh orang-orang lebih penting, yang merupakan kejadian biasa. Dia sendiri terutama bijak di area itu. Dia adalah gadis kelas sepuluh yang imut dan dia sedang diperlakukan dengan cukup baik. “Kamu sudah lumayan dekat dengan mereka.” “Mm. Yah, aku rasa begitu.” Isshiki meletakkan jari telunjuknya pada dagunya dan mengerang selagi dia memiringkan kepalanya. Dia kemudian menyerukan “aha” dengan suatu senyuman. “…Tunggu! Kamulah yang mengajariku itu, senpai. Bahwa gadis yang lebih muda yang ingin diajari itu imut.” “Aku tidak ingat mengajarimu itu…” Benar, aku memang mengajarinya bagaimana untuk memakai keuntungan dari manfaat dalam posisinya itu, tapi aku tidak ingat memberitahunya sesuatu sespesifik itu. Tidak, jika kamu akan menjelaskannya dengan cara Isshiki, maka itulah hasil yang muncul… Tidak bagus, apa aku tanpa sengaja melahirkan seorang monster? Ini pasti akan berakhir pada ''circle crash''<ref> Situasi dimana hubungan dalam suatu klub menjadi hancur karena berbagai masalah yang biasanya berhubungan dengan cinta. </ref>, huh… “Tapi, yah, kalau begitu kamu bisa cukup menyerahkan itu pada mereka. Kamu tidak benar-benar memerlukanku, bukan?” “Aah, um, sebenarnya itu…” Ketika aku bertanya, Isshiki melihat ke bawah, enggan untuk menjawab. Dia terlihat seperti dia ada sesuatu yang menguatirkannya selagi aku menunggunya untuk meneruskan. Tapi itu tidak pernah terjadi. Itu karena ada seseorang yang mengetuk ke atas meja kami. “Hei, Iroha-chan. Bisakah aku minta tolong kamu juga mengerjakan ini? Aku sudah mengurus bagian yang lebih besarnya. Orang yang muncul adalah ketua OSIS SMA Kaihin Sogo, Tamanawa. Itu kelihatannya dia ada beberapa tambahan pada isi percakapan yang mereka bicarakan tadi. Dia menyerahkan beberapa kertas print-out lagi pada Isshiki. “Ah, oooke!” Isshiki mengambilnya dengan sukarela. Tidak ada satupun tanda-tanda wajah murungnya tadi yang ditunjukkan. “Aku akan serahkan itu padamu. Jika ada sesuatu yang tidak kamu mengerti, cukup beritahu aku. Aku akan mengajarimu bagaimana cara mengerjakannya.” Tamanawa membuat senyuman menyegarkan selagi dia melambaikan tangannya dan meninggalkan tempat itu. Isshiki melambai balik dan melihatnya pergi. “Oke, kalau begitu ayo kita mulai mengerjakannya?” Dia berpaling kembali padaku, menyusun ulang print-out tambahannya, dan mulai menyerahkannya pada anggota OSIS lain di dekatnya. “Jadi dengan demikian, kerja kita adalah untuk mencatat dan menyusun notulen<ref> Catatan singkat mengenai jalannya rapat serta hal yang dibicarakan dan diputuskan</ref> konferensi itu. Oke, aku berharap bisa bekerja sama dengan kalian.” Meskipun dia berbicara pada mereka selagi dia membagikan pekerjaannya pada setiap orang, responnya lemah. Perbedaan dalam motivasinya begitu mengejutkan dibandingkan dengan OSIS mereka yang begitu hidup. Yah, toh, untuk bahkan sedikitpun merasa termotivasi terhadap suatu pekerjaan itu aneh. Tidak, logikanya sendiripun aneh. Tapi melihat bahwa pekerjaan kami hanya untuk membagi-bagi<!--break down--> apa yang diberikan pada kami oleh mereka, aku dapat mengerti kenapa OSIS kami tidak ingin berpartisipasi. Itu karena OSIS yang mereka bayangkan itu sepenuhnya berbeda dari kenyataannya sekarang ini. Aku juga mengambil beberapa print-out notulennya juga. Ada beberapa hal seperti rencana untuk masa depan dan suatu daftar topik. Kelihatannya pekerjaan kami untuk sekarang adalah berlatih membuat notulennya.<!--brush these up--> Kami semua mengerjakan pekerjaan kami tanpa bersuara. Selagi kami melakukannya, salah satu anggota OSIS dengan tenang berdiri dan menyerahkan selembar print-out pada Isshiki. “Ketua, apa ini bagus?” “Ah, biar aku lihat.” Isshiki dengan kertas itu di tangannya membuat ekspresi yang kurang lebih kaku. Laki-laki tersebut berbicara seakan dia ingin mengatakan sesuatu. “Aah, tentang ini…” “Ya…” “Tidak, dipikir lagi, tidak jadi…” Laki-laki yang terlihat cakap itu menelan kata-kata selanjutnya dan berpaling. Dia kemudian mengucapkan “terima kasih” dengan suara kecil dan kembali ke tempat duduknya. ketika aku mengikutinya dengan tatapanku sambil merasa heran apa aku pernah melihatnya sebelumnya, Isshiki menyadari hal ini dan memberitahuku dengan suara diam-diam. “Dia si wakil ketuanya.” Ketika dia memberitahuku, aku menyadarinya. Aah, anak kelas sebelas kurasa… Dipikir lagi, aku tidak tahu namanya, tapi aku rasa aku pernah melihatnya sebelumnya di lantai yang sama<ref> Maksudnya ketemu di sekitar kelasnya (lantai dua) </ref>. Jadi dia wakil ketua kami huh? Kamu mungkin bisa mengetahui nama ketuanya tapi itu tidak akan berlaku pada yang lain karena popularitas mereka tidak sesignifikan dia. Namun, angkatan yang sama denganku, huh? Itu menjelaskan kenapa Isshiki sedang bersikap sopan. Fumu. Cukup rumit, mesti kubilang. Bawahan yang usianya lebih tua membuatku sulit untuk bekerja bersama dia, tapi atasan yang lebih muda tidak akan membuatmu merasa tenang. Bahkan di tempat kerja paruh waktuku pada toko swalayan, itu benar-benar sulit untuk bekerja bersama pegawai baru yang berusia lebih tua… Kamu harus bersikap pengertian sambil mengajari pekerjaannya pada dia dan si dia juga akan merasa terganggu mengenai sesuatu. Bahkan bagi Isshiki yang dicintai orang yang lebih tua darinya karena kesusahan dengan sesuatu, terlihat tidak ada bedanya. “Kelihatannya agak sulit bagimu.” “Aah… Aku rasa aku tidak begitu disukai. Tapi selalu seperti itu pada awalnya. Kita akan terbiasa dengannya pada akhirnya, bukan?” Ekspresi Isshiki bergetar hanya untuk sejenak. Tapi dengan segera, dia membuat senyuman menantang selagi dia mengatakan itu. Yah, benar, semua orang dapat akur dengan baik pada awal-awalnya itu sulit. Biasanya tetap akan ada beberapa hal dan pendapat yang tidak akan saling disetujui mereka.<!--see eye to eye--> Namun, di sana terdapat kemungkinan untuk belajar dari hal itu.<!--growing--> Jika baru mulai dari awal sekali, maka ada hal-hal yang bisa kamu rubah. Setidaknya, kira-kira itu berbeda dari dikurung di suatu ruangan bersama-sama. “Senpai?” Ketika aku diajak bicara, aku segera mengangkat kepalaku. Ketika aku melakukannya, tampang kebingungan Isshiki selagi dia melihatiku ada di sana. Kelihatannya tanganku sudah berhenti bekerja. Aku segera kembali menulis untuk menghilangkan jeda aneh itu sambil berkata. “Namun, persisnya berapa lama kita akan terus melakukan ini?” “Aku rasa begitu… Sudah hampir waktunya bagi kita untuk pulang, kurasa.” Ketika Isshiki menjawabnya, aku melihat ke arah jam di dekat pintu masuk ruangan itu. Sudah hampir waktunya. Itu juga hampir waktunya bagi klub-klub untuk mulai pulang pula. Pintu di bawah jam itu kemudian terbuka. “Oh, bekerja keras.” Wanita berpakaian setelan dengan jas putih yang masuk dan berbicara itu Hiratsuka-sensei. Selagi dia menjentikkan rambut hitam panjangnya, dia mendekatiku sambil membuat suara dengan sepatu haknya. “Sensei.” Kenapa orang ini ada di sini…? Selagi aku berpikir sungguh misterius<!--mysteriously-->, Hiratsuka-sensei membuat helaan tidak puas. “Seperti biasa, ini adalah pekerjaan yang dipercayakan padaku lagi… Astaga<!--good grief-->. Diberikan semua pekerjaannya karena aku muda itu tentu menyusahkan.” Aku rasa begitu. Toh, sensei itu muda… Tanpa kusengajai, aku melihatinya dengan mata yang lembut. Ketika aku melakukannya, Hiratsuka-sensei melihat ke arah mataku juga. Entah di mana, di sana juga ada tanda-tanda kebaikan di dalamnya. “…Apa kamu sendirian Hikigaya? Dimana Yukinoshita dan Yuigahama?” Dari nadanya, dia menduga jika aku ada di sini, maka dua orang dari Klub Servis akan ada di sini juga. Aah, dipikir-pikir lagi, Isshiki ada menyebutkan bahwa Hiratsuka-sensei adalah orang yang memberitahunya untuk melakukan ini, bukan…? Dengan kata lain, permintaan Isshiki adalah sesuatu yang direncanakannya untuk membuat Klub Servis menerimanya. Dan benar, jika keadaannya seperti yang sebelumnya, maka permintaan ini pasti akan diterima oleh Klub Servis secara keseluruhan. Namun, itu berbeda sekarang. “Aah, tidak, aku sedang membantunya di sini sendiri<!-- as a personal favor-->.” Aku mengalihkan mataku kembali ke kertas print-out di tanganku. “Fumu…” Hiratsuka-sensei melihat ke arahku selagi aku bekerja dan tidak mengatakan apapun untuk sejenak. Aku tidak menjelaskan apapun lebih jauh lagi dan hanya menggerakkan tanganku. Satu-satunya hal yang kulakukan adalah menyalin kalimat-kalimat dan kata-kata tidak berarti ke kertas lain seperti robot. “…Yah, itu tidak apa-apa.” Hiratsuka-sensei membuat helaan singkat dan mengalihkan pandangannya antara diriku dan Isshiki. “Namun, Hikigaya dan Isshiki, huh…? Pasangan yang agak menarik.” “Ada apa dengan itu…?” Terperangkap bersama itu tidak begitu menarik bagi kami. Tapi Isshiki terlihat seakan dia berpikiran sama denganku selagi dia membuat wajah yang sedikit tidak puas selagi mengerang. Bukankah kamu sedang bertingkah sedikit jahat, Irohasu…? Hiratsuka-sensei melihat ke wajah kami dan tertawa geli. “Oh tidak, tidak ada apa-apa… Omong-omong, sudah hampir waktunya. Tinggalkan sisanya untuk lain hari dan pergi pulang. Pihak mereka kelihatannya juga melakukan itu.” Diberitahu hal itu, aku melihat sekilas dan orang-orang dari SMA Kaihin Sogo sudah bersiap-siap untuk pergi satu per satu. “Aku rasa begitu. Kenapa tidak kita bergegas pulang juga?” Ketika Isshiki mengatakan hal ini pada setiap anggota lain, setiap anggota mulai bersih-bersih. Isshiki kemudian memelankan suaranya mempertimbangkan keberadaan Hiratsuka-sensei. Dia berbisik pada telingaku dengan suara pelan. “Aku akan pergi makan dengan orang dari OSIS mereka dan pulang ke rumah setelah itu. Senpai, kamu boleh pulang ke rumah dulu.” Tidak ada pilihan untuk mengundangku, bukan…? Itu tentu membuatku lega<!--it's load off my chest-->. Dia tentu memahamiku dengan baik. “Oke, aku akan pergi pulang kalau begitu.” “Ya. Aku akan menantimu besok juga, senpai.” Isshiki membuat suatu bungkukan bodoh lagi selagi dia menjawab sambil melambaikan tangannya dengan pelan dan aku menuju ke arah pintu. Dan aku tidak lupa untuk menanyakan satu hal lagi. “Aah, benar. Itu tidak masalah untuk menganggap bahwa besok akan dimulai sekitaran jam tadi juga, bukan?” “Yah, itu standarnya.” “Begitu ya. Mengerti.” Waktunya mungkin ditentukan pada jam tertentu karena mereka mengantisipasi bahwa itu akan memakan sedikit waktu bagi murid SMA Kaihin Sogo untuk datang kemari. Kalau begitu, bagi kami khususnya, ada banyak waktu sebelum dimulai konferensinya. Selagi aku berpikir bagaimana aku akan menghabiskan waktu senggang yang anehnya melimpah itu, aku meninggalkan pusat komunitasnya. <br /> <center>× × ×</center> <br />
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information